Anda di halaman 1dari 7

TEBAK KATA / KALIMAT

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Ttugas Terstrukturm Mata Kuliah


Permainan Edukatif PAI dengan Dosen Pengampu ; Faizah Nur Atika, M.Pd

Disusun Oleh ;

1. Evalasefa Muktiyusrina ( 224110402113 )


2. Hilda Awalya Kamila Nur Kamila Hakim ( 224110402120 )
3. Laila Febri Wulandari ( 224110402122 )
4. Muhammad Nida Daffa ‘Ulhaq ( 224110402127 )
5. Ulil Azmi ( 224110402139 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2023
MENCARI KAWAN

A. Pendahuluan
Karakteristik siswa yang paling dasar yaitu senang bermain dan lebih suka
bergembira. Sehingga metode gaming seperti sangat cocok dengan karakter siswa
MTS/MA. Dalam kegiatan gaming harus ada kompetisi. Kompetisi di sini dibentuk
untuk berlomba antar kelompok, kegiatan gaming memiliki banyak manfaat bagi siswa
dalam bersosialisasi dan berpikir cepat. Penggunaan model yang sesuai dengan materi
dan karakteristik siswa dapat membuat siswa memiliki semangat dan minat belajar,
termotivasi, kreatif dalam pembelajaran, dan mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal. Dengan minat yang berasal dari dalam diri siswa yang merasa senang dan
tertarik dengan model yang diterapkan guru, siswa merasa rugi bila tidak mengikuti
pelajaran tersebut sehingga ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa
tersebut akan termotivasi untuk aktif dalam pelajaran dengan menjawab setiap
pertanyaan, sehingga hasil yang diperoleh akan optimal. Dalam merancang dan
menciptakan suasana yang diharapkan maka perlu menelaah dan memilah-milah
model-model pembelajaran yang ada yang sesuai dengan karakter siswa yang
bermacam-macam di kelas.

Permainan tersebut, salah satu karakter. Ketika seorang guru dalam


merencanakan suatu sekenario pembelajaran sudah menentukan strategi dan metode
pembelajaran, langkah selanjutnya yaitu menentukan model dan media pembelajaran.
Model pembelajaran yang dipilih harus sejalan dengan strategi dan metode yang sudah
ditentukan. Melihat ulasan tentang strategi dan metode pembelajaran yang tepat untuk
siswa MTS/MA, maka terdapat banyak model pembelajaran yang dapat memenuhi
kriteria sesuai strategi

dan metode tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan berdasarkan
permasalahan di atas, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
tebak kata yang merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan
kerjasama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran
ini juga efektif karena memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal, yang pada
gilirannya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tebak kata
adalah model pembelajaran yang menggunakan media suara
Jawaban teka - teki. Permainan tebak kata / kalimat dilaksanakan dengan cara
siswa menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Guru
mengajak siswa untuk bermain tebak kata mengambil 2 orang dari setiap kelompok,
lalu salah satu dari 2 orang tersebut ada yang bertugas untuk menebak dan
menyampaikan, yang bertugas menebak kita pakaikan headset agar tidak bisa
mendengar peserta didik yang bertugas untuk menyampaikan apa yang akan
disampaikan.

B. Permainan Edukatif Tebak Kata


Permainan edukatif tebak kata / kalimat merupakan permainan yang dibuat
bertujuan untuk membuat peserta didik tidak merasa monoton pada pembelajaran SKI
ini, dan juga permainan ini juga bisa digunakan untuk media menghafalkan nama-nama
Walisongo atau yang lainnya. Permainan edukatif tebak kata/kalimat ini bisa kita
terapkan pada jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau Madrasah Aliyah
(MA). Melalui permainan ini peserta didik dapat mengembangkan kemampuan daya
ingat seorang peserta didik agar dapat mengingat kembali pelajaran yang telah di
jelaskan oleh guru.

Permainan tebak kata / kalimat didesain untuk menguatkan ingatan/hafalan


peserta didik agar tidak begitu saja lupa dengan apa yang telah disampaikan guru. Nanti
pada saat permainan kita dapat mengambil 2 orang dari setiap kelompok, lalu salah satu
dari 2 orang tersebut ada yang bertugas untuk menebak dan menyampaikan, yang
bertugas menebak kita pakaikan headset agar tidak bisa mendengar peserta didik yang
bertugas untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan.

C. Jenjang Pendidikan dan Materi


Permainan Tebak Bibir ini dimainkan oleh peserta didik pada jenjang Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Peserta didik bisa mengaplikasikan permainan ini pada saat proses
pembelajaran. Sehingga peserta didik tidak merasa bosan saat pembelajaran sedang
berlangsung. Justru mereka akan merasa senang, karena biasanya peserta didik suka
dengan permainan. Materi yang ada dalam permainan ini yaitu mengenai Bab
Walisanga. Karena peserta didik banyak yang kurang memahami mengenai nama-nama
Walisanga, baik nama populer maupun aslinya, cara memainkannya dengan beberapa
orang maju kedepan lalu menebak gerak bibir yang membacakan nama Walisanga
dengan kalimat tambahan sebagai keseruan game tersebut.

D. Kajian Teori
Bermain merupakan salah satu kata yang cukup akrab di telinga kita, terutama
kita menjadi seorang guru, bagi guru PAUD, TK, SD sampai SLTA sederajat bermain
sering diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar, karena dunia anak adalah dunia
bermain. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan guru, sekolah dasar (SD),
guru sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) juga
mengintegrasikan kegiatan bermain dalam proses pembelajaran. Hal ini diyakini bisa
meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti rangkaian kegiatan
belajar mengajar. Bermain merupakan salah satu kebutuhan, terutama bagi anak. Ada
anggapan sebagian orang mengatakan bahwa bermain itu hanya buang-buang waktu,
padahal sebenarnya banyak keuntungan yang didapat oleh seorang anak dengan
bermain. Melalui bermain, anak dapat melakukan kordinasi otot kasar, bermacam cara
dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini seperti berlari, fokus konsentrasi
tinggi, berpikir cepat dan cermat, bekerja sama, ketangkasan, dan lain sebagainnya.
Bermain sambil belajar bisa disebut dengan permainan edukatif. Permainan edukatif
adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman
pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan
tradisional dan “modern” yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran (Adams,
1975). Informasi atau penanaman sikap tertentu, misalnya untuk memupuk semangat
kebersamaan dan kegotong royongan, termasuk dalam kategori permainan edukatif
karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif. Permaianan
edukatif ini juga permainan yang mendidik para peserta didik yang dilakukan dengan
menggunakan cara-cara atau metode-metode permainan yang sifatnya mendidik,
sehingga mengembangkan daya kreativitas dan kognitif, afektif dan psikomotorik
peserta didik.
Pada makalah ini kelompok kami membuat permainan edukatif tentang Tebak
Kata. Permainan ini merupakan permainan yang menggunakan gaya baru di zaman
modern. Karena menggunakan perangkat hardware tambahan.
Permainan Tebak kata merupakan permainan yang melatih fokus, mengasah
pengetahuan, chemistry antara peserta didik satu dengan yang lainnya . Nantinya
seorang siswa yang berhasil menebak nama dan kalimat tambahan pada Tebak Bibir
tersebut, seperti "Raden Said berperang melawan Kolonial". Jika siswa yang menebak
bibir siswa yang membacakan kalimat tersebut secara utuh maka ia menjadi berhasil
menuntaskan kalimat dari permainan Tebak Bibir dan bisa mendapatkan poin dari
kelompok lain.

E. Jalanya Game atau Permainan


1. Membuat kelompok
Dalam permainan ini kita pertama membuat grup atau kelompok dulu dengan
sistem hitung 1-4, setelah itu peserta didik di haruskan berkelompok dengan
kelompok yang sudah didapat.
2. Lalu setelah itu kita meminta setiap kelompok untuk 2 orang anak maju untuk
mengikuti permainan tebak bibir/mulut.
3. Lalu untuk permainan nya 2 peserta didik tersebut kita berikan masing-masing
tugasnya ada yang menyampaikan dan yang satunya untuk menebak apa yang
disampaikan teman nya, untuk yang menebak kita pakaikan headset/earphone agar
tidak bisa mendengar temannya yang menyampaikan kata-kata tersebut.

F. Persiapan Alat dan Bahan


1. Earphone
2. Kertas

(Sebagai lembar tulis kalimat yang diucapkan dan ditebak dalam permainan Tebak Kata)

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui
permainan tebak kata keterampilan berbicara peserta didik meningkat. Permainan tebak
kata/kalimat didesain untuk menguatkan ingatan/hafalan peserta didik agar tidak begitu
saja lupa dengan apa yang telah disampaikan guru. Nanti pada saat permainan kita dapat
mengambil 2 orang dari setiap kelompok, lalu salah satu dari 2 orang tersebut ada yang
bertugas untuk menebak dan menyampaikan, yang bertugas menebak kita pakaikan
headset agar tidak bisa mendengar peserta didik yang bertugas untuk menyampaikan
apa yang akan disampaikan. Aspek keterampilan berbicara yang dinilai meliputi:
pengucapan, penambahan kosakata dan pembentukan kalimat
Permainan tebak kata dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak, karena keterampilan
anak sangat perlu tingkatkan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain
dan menyampaikan yang akan disampaikan dengan baik serta dapat dipahami oleh
orang lain. berbicara adalah bentuk berbahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-
kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud karena berbicara merupakan bentuk
komunikasi yang paling efektif dan penggunaanya luas dan penting. Permainan tebak
kata dapat menjadikan anak berbicara sesuai dengan kartu tebak dan jawaban, sehingga
peserta didik memiliki pengalaman belajar, mampu mengucapkan kata dengan baik dan
juga pengetahuan dari permainan tebak kata.

H. Referensi
Suyadi . 2009 Permainan Edukatif yang Mencerdaskan. Yogyakarta: Power Books
(Ihdina)
Craft, Anna. 2003. Membangun Kreativitas Anak. Penerjemah M. Chairul Anam.
Jakarta: Inisiasi Press.
Khobir, A. (2009). Upaya mendidik anak melalui permainan edukatif. In Forum
Tarbiyah (Vol. 7, No. 2, pp. 197-208). Fakultas Tarbiyah IAIN Pekalongan.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran.
Jakarta: Kata Pena

Anda mungkin juga menyukai