Anda di halaman 1dari 15

Fenomena Budaya Viral sebagai Bentuk Komunikasi Baru di

Kalangan Remaja Kota Tangerang


(Studi Deskriptif Kualitatif pada Bentuk Komunikasi Baru di Kalangan
Remaja Kota Tangerang)

Ratih Komala Dewi


(2070201198)
Public Relation B

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN 2022/2023
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Objek & Subjek Penelitian


3.1.1 Deskripsi Objek
Objek penelitian merupakan hal yang menjadi titik perhatian dari suatu
penelitian. Titik perhatian tersebut berupa subtansi atau materi yang diteliti atau
dipecahkan permasalahannya menggunakan teori-teori yang bersangkutan yaitu
teori pemberdayaan masyarakat , nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Menurut Sugiyono (2008, p. 38) pengertian objek penelitian adalah
sebagai berikut : “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Objek dari penelitian ini adalah semua aspek kehidupan kalangan remaja
Kota Tangerang yang dilihat dari nilai-nilai budaya yang ditanamkan. Dengan
lebih spesifik lagi pada gambaran tentang fenomena-fenomena yang ada pada
masyarakat Kota Tangerang. Alasan memilih objek adalah sebagai sumber data
dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kehidupan kalangan remaja Kota Tangerang untuk mendapatkan fenomena
budaya viral masyarakat Tangerang. Sumber data pada penelitian ini adalah
Sumber data lisan dan sumber data tertulis. Data lisan diperoleh dari masyarakat
adat yang terlibat langsung yang mengikuti pola kehidupan tersebut, dan juga dari
para tokoh masyarakat yang mengetahui sejarah tradisi. Adapun data tertulis
diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh pemerintah di wilayah
penelitian seperti profil Kota Tangerang. Sumber data tersebut dimanfaatkan
untuk mendapatkan objek dalam penelitian ini yang berupa aktivitas masyarakat
terhadap fenomena budaya viral Kota Tangerang.
3.1.2 Subjek Penelitian
Moleong (2010:132) mendiskripsikan Subjek Penelitian sebagai informan, yang
artinya orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi tempat penelitian. Sejalan dengan definisi tersebut, Moeliono (1993:862)
mendeskripsikan subjek penelitian sebagai orang diamati sebagai sasaran penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti mendeskrisikan subjek penelitiannya adalah
masyarakat kalangan remaja Kota Tangerang sebagai pelaku terkait fenomena budaya
viral sebagai bentuk komunikasi baru di Kota Tangerang yang merupakan sasaran
pengamatan atau informan pada penelitian yang diadakan oleh peneliti.
Spradley (2007:68) mengidentifikasikan lima persyaratan minimal untuk memilih
informan dengan baik, yaitu bahwa informan yang baik adalah informan yang
terenkulturasi penuh dengan kebudayaannya, terlibat secara langsung dalam peristiwa
kebudayaan yang diteliti, mengetahui secara detail mengenai suasana kebudayaan
yang tidak dikenal etnografer, mempunyai cukup waktu untuk berpartisipasi dalam
penelitian; dan informan yang selalu menggunakan bahasa mereka untuk
menggambarkan berbagai kejadian dan tindakan dengan cara yang hampir tanpa
analisis mengenai arti atau signifikansi dari kejadian dan tindakan itu.
Sumber data pada penelitian ini adalah Sumber data lisan dan sumber data
tertulis. Data lisan diperoleh dari kalangan remaja Kota Tangerang yang terlibat
langsung yang mengikuti pola kehidupan tersebut.. Adapun data tertulis diperoleh
dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh pemerintah di wilayah penelitian seperti
profil Kota Tangerang dan dokumentasi yang berupa gambar dan video, juga
beberapa arsip pemerintahan Kota Tangerang.
Informan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah beberapa masyarakat
kalangan remaja Kota Tangerang yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai
tradisi yang mereka lakukan yaitu pemuda sebanyak 5 orang.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat penelitian dilaksanakan di Kota Tangerang Provinsi Banten dan berada di
sisi utara Pulau Jawa. Alasan peneliti memilih Kota Tangerang sebagai tempat penelitian
dikarenakan matoritas masyarakatnya yang menggunakan media sosial. Secara
astronomis, kota ini terletak 106°33'–106°44' BT dan 6°05'–6°15 LS. Kota Tangerang
mempunyai luas sebesar ±153,9 km². Kota ini berbatasan dengan Kabupaten
Tangerang di sebelah Barat dan Utara, dengan Kota Tangerang Selatan di sisi Selatan,
dan dengan DKI Jakarta di sebelah Timur. Sungai Cisadane yang melintasi Kota
Tangerang. Kota Tangerang dilintasi oleh salah satu sungai terbesar di barat Pulau Jawa
yaitu Sungai Cisadane. Sungai ini merupakan bagian dari identitas Kota Tangerang yang
tak dapat dipisahkan. Hulu sungai ini terletak di lereng Gunung Salak dan Gunung
Pangrango, Bogor.

Table 2.1 Jadwal Penelitian


No Jadwal Kegiatan Mei 2023 Juni 2023 Juli 2023
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Proposal Penelitian
2. Pengajuan Judul
3. Penyusunan Proposal
4. Pelaksanaan Penelitian
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
7. Penyusunan Laporan
8. Revisi Proposal

3.3 Metode Penelitian


Menurut Sugiyono (2008, p. 1) dalam bukunya mengemukakan bahwa metode
penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan tertentu. Sedangkan Arikunto (2006, p. 160) berpendapat bahwa metode penelitian
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Mohammad Nazir (2003, p. 44) mengemukakan bahwa memilih metode penelitian, maka
peneliti akan mendapatkan panduan tentang urutan-urutan bagaimana penelitian
dilakukan.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas
(Sugiyono, 2005, p. 21). Dimana Sumaryadi & Pah (2010, p. 475) mengemukakan
metode deskriptif yaitu sebuah usaha mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan
fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti secara sistematis, faktual, dan
akurat, dengan menggabungkan pendekatan metodologis yang bersifat analisis kualitatif
dan kuantitatif melalui pendekatan komprehensif. Metode ini dipilih karena tujuan
studinya untuk mengumpulkan fakta yang disertai penafsiran.
Tahap pengumpulan data dilakukan secara primer maupun sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui survey lapangan secara langsung
dengan menggunakan teknik kuesioner, wawancara dan observasi kepada pengelola,
wisatawan dan juga masyarakat Kota Tangerang. Pengumpulan data primer dilakukan
untuk memperoleh informasi mengenai pengembangan yang sudah dilakukan
sebelumnya.
Tahap pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka ataupun studi
literatur sebagai bagian dari pemahaman konsep yang layak dalam penelitian fenomena
budaya viral sebagai bentuk komunikasi baru di kalangan remaja Kota Tangerang.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dimana
metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian yaitu masyarakat setempat.
Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah pendekatan secara kualitatif.
Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada makna dan nilai yang akan diteliti.
Penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui makna yang tersembunyi, memahami
interaksi sosial, mengembangkan suatu teori, memastikan kebenaran data yang sudah ada
atau mengembangkan data selanjutnya dan juga meneliti sejarah perkembangan. Tujuan
utama penelitian kualitatif adalah membuat fakta mudah dipahami (understandable)
dalam situasi tertentu. Seperti definisi menurut kualitatif yang dikemukakan oleh
Cresswell (2002, p. 15) dimana pendekatan kualitatif diarahkan agar peneliti membuat
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden
dan melakukan studi pada situasi yang alam.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2011: 224) bahwa “Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data”. Penelitian pada intinya yaitu bertujuan untuk mendapatkan
data yang sesuai serta dapat memenuhi standard data yang ditetapkan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kondisi
lapangan serta kebutuhan dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu menggunakan teknik observasi (pengamatan), catatan lapangan,
wawancara, studi dokumentasi dan triangulasi. Dalam penelitian ini terdapat beberapa
karakteristik yang ditinjilkan: pertama, peneliti bertindak sebagai alat peneliti utama (key
instrument) dengan melakukan wawancara sendiri kepada para informan dan
pengumpulan bahan yang berkaitan dengan objek penelitian dan peneliti terlibat aktif
dalam proses penelitian. Kedua, mencatat data-data dengan rinci yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti. Ketiga, melakukan triangulasi atau konfirmasi data.
Sedangkan studi literature yaitu menggunakan buku-buku yang relevan dengan
penelitian ini, antara lain: buku-buku yang menulis penelitian tentang fenomena budaya
viral sebagai bentuk komunikasi baru di kalangan remaja Kota Tangerang.
Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang aktual melalui
pencatatan seluruh peristiwa yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung melalui
penelitian di lapangan. Dimana kualitas sebuah penelitian hakikatnya didasarkan pada
kualitas dan kelengkapan data yang didapatkan dari lapangan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yakni ; pengumpulan data primer
dan data sekunder.
3.6.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil survei, observasi,
wawancara, atau angket yang disebarkan untuk mengetahui dan mendapatkan data
menyangkut pengetahuan, pandangan, pengetahuan dan tanggapan responden. Data
primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni yang asli
informasi dari tangan pertama atau responden (Wardiyanta dalam Nurchalis, 2011, p.
36). Adapun sumber data yang diperoleh secara langsung dari responden penelitian
meliputi tanggapan wisatawan terhadap faktor-faktor internal pemasaran, tanggapan-
tanggapan pemerintah terhadap faktor-faktor eksternal pemasaran. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan daftar pertanyaan yang bertujuan mengetahui
pendapat responden mengenai daya tarik wisata kuliner di rumah makan Nasi
Bancakan.
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu. Sebagaimana menurut Moleong (2010: 186) “wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara bebas
karena peneliti telah mengetahui secara pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh, yaitu fenomena budaya viral sebagai bentuk komunikasi baru di
kalangan remaja Kota Tangerang.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara mendalam yang
sering disebut menggali informasi lebih dalam atau probing, sehingga
diperoleh jawaban yang labih khusus dan tepat. Apabila jawaban responden
kurang meyakinkan, maka perlu ditanyakan keterangan lebih lanjut, dan
kalimat yang disampaikan pun harus bersifat netral. Probing ini termasuk
salah satu bagian yang paling sulit dalam wawancara.
Wawancara mendalam merupakan wawancara pribadi, langsung, dan tidak
terstruktur dengan seorang subjek yang diselidiki oleh pewawancara yang
sangat terampil untuk menemukan latar belakang motivasi, kayakinan, sikap,
dan perasaan subjek terhadap satu topik.
Aspek-aspek wawancara mendalam yang direncanakan adalah tujuan-
tujuan, pertanyaan-pertanyaan, setting, dan reaksi terhadap
permasalahanpermasalahan khusus. Perencanaan semacam itu bisa
memberikan kesiapan bagi si pewawancara untuk semua kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin muncul dalam proses wawancara. (Robert Kahn
dan Charles Channel, 2003). Peneliti melakukan wawancara untuk
mendapatkan informasi atau untuk memberikan informasi. Akan tetapi,
menganggap bahwa hubungan antar pewawancara dan orang yang
diwawancarai sama pentingnya dalam kebanyakan situasi. Bahkan, sifat dasar
hubungan tersebut bisa menentukan apakah informasi tertentu telah
disampaikan selama wawancara atau tidak. (Dr. Nurul Murtadho, 1992).
 Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur (structured interview) digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya
pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
 Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak berstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pegumpul datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian terstruktur. Jadi peneliti ini menggunakan pedoman wawancara.
Sebelum terjun kelapangan peneliti terlebih dahulu mempersiapkan secara
matang wawancara yang akan digunakan. Selain itu peneliti juga
menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur yakni menggunakan satu
atau dua pertanyaan pokok yang muncul secara spontan selama proses
penelitian. Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan untuk mengetahui lebih
dalam terkait keterangan yang belum diketahui oleh peneliti.
Perkembangan hasil wawancara dilakukan secara langsung pada saat
wawancara berlangsung. Untuk mempertajam kebenaran data, peneliti
menggunakan alat Bantu elektronik dan alat tulis yang sebelumnya telah
disepakati penggunaannya dengan informan. Hasil rekaman melalui alat Bantu
tersebut selanjutnya ditranskripkan setelah wawancara selesai, untuk
melengkapi data yang telah dicatat selama wawancara berlangsung. Jadi
wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari
personal yang terkait dengan penelitian ini, seperti dengan Waka kurikulum,
guru Aqidah Akhlak dan murid.
2. Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat
situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian daya
tarik wisata kuliner yang meliputi pengamatan kondisi restoran, minat
wisatawan dan potensi wisata yang ada. Pengamatan dilakukan secara bebas
dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar
pengamatan, check-list, catatan kejadian maupun dari literature mengenai
kegiatan dan minat wisata kuliner.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu,
perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut.
 Partisipan
Observasi partisipatif adalah metode di mana peneliti terlibat dalam kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber
data penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang tampak.
 Non-Partisipan
Observasi non partisipan adalah proses pengamatan yang melibatkan
kegiatan pengamatan terhadap partisipan tanpa berpartisipasi secara aktif,
dimana pilihan ini digunakan untuk memahami suatu fenomena dengan
memasuki komunitas atau sistem sosial yang terlibat, sambil tetap terpisah
dari aktivitas yang diamati.
3.6.2 Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang bersumber bibliografis dan dokumentasi
yaitu data yang berasal dari bahan kepustakaan, baik berupa ensiklopedi, buku, artikel
karya ilmiah dan data yangditerbitkan oleh lembaga pemerintah diperoleh dari sumber
tidak langsung yang telah ada atau data yang diperoleh dari dokumen dan arsip resmi
(Moleong, 2010, p. 159). Sumber data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, baik
yang sudah diolah maupun belum, yang menunjang penelitian. Data sekunder dalam
penelitian ini meliputi: jumlah kunjungan ke rumah makan Nasi Bancakan, jumlah
wisatawan ke kota Bandung serta dokumen-dokumen dan teori-teori dari berbagai
pustaka yang digunakan sebagai panduan dalam penelitian ini.
 Dokumentasi
Sasaran dokumentasi pada penelitian ini adalah seluruh objek dan subjek
penelitian dan aktifitas atau kegiatan masyarakat yang penting dan
berhubungan dengan masyarakat terkait fenomena budaya viral sebagai
bentuk komunikasi baru di kalangan remaja Kota Tangerang.
Metode dokumentasi merupakan salah satu jenis metode yang sering
digunakan dalam metodologi penelitian sosial yang berkaitan dengan teknik
pengumpulan datanya. Terutama sekali metode ini banyak digunakan dalam
lingkup kajian sejarah. Namun sekarang ini studi dokumen banyak digunakan
oleh lapangan ilmu sosial lainnya dalam metodologi penelitiannya, karena
sebagian besar fakta dan data sosial banyak tersimpan dalam bahan-bahan
yang berbentuk dokumenter.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber
manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi
ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen,
foto dan bahan statistik. Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini berupa data kongkrit yang berupa catatan, foto, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumentasi
yang dikumpulkan oleh peneliti menjadi suatu sumber data dalam setiap
langkah penelitian.
 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dengan bermacam
material yang terdapat diruang kepustakaan seperti buku, koran, majalah,
naskah, dokumentasi dan sebagainya yang relevan dengan penelitian. Menurut
Sugiyono, studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain
yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi
sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam
melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari
literatur-literatur Ilmiah.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman.
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:246) mengemukakan bahwa:
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis
data yaitu data reduction, data display dan data conclusion drawing/ Verification.
Dalam aktifitas penelitian ini analisis data dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus, sehingga data yang diperlukan didapat dengan
sempurna.
3.5.1 Reduksi Data
Sugiyono (2011: 247) mengemukakan bahwa:
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
Data reduksi merupakan langkah awal yang dilakukan pada saat pengumpulan
data di lapangan. Peneliti merangkum, memilih, dan memfokuskan penelitian ini
proses pemberdayaan masyarakat dengan harapan data yang diperlukan dapat
diperoleh dengan mudah dan terarah.
3.5.2 Display Data
Langkah selanjutnya dalam analisis data yaitu penyajian data (data display). Data
dispalay ini bersifat informatif yaitu memberikan pemahaman secara detail. Penyajian
data dilakukan setelah melakukan analisis reduksi data yang disajikan dalam bentuk
uraian singkat atau bagan dengan teks yang bersifat naratif untuk memudahkan
penyajian data yang terjadi dengan harapan data tersebut dapat difahami dengan
mudah oleh peneliti dalam mengungkapkan penyajian data yang telah didapat dari
hasil instrumen penelitian yang telah digunakan. Data yang diperoleh mengenai
model pemberdayaan masyarakat ini disajikan peneliti dengan cara memisahkan
indikator yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan bahasan yang diungkapkan
dapat tersusun dengan baik dan terarah.
3.5.3 Conclusion Dawing/Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dari analisis data ini adalah Conclusion drawing/penarikan
kesimpulan. Peneliti melakukan Conclusion drawing/ verification terhadap data yang
telah diperoleh dan disajikan mengenai model pemberdayaan masyarakat dalam
mempertahankan kearifan lokal pada peserta pelatihan kewirausahaan. Penarikan
kesimpulan ini berada di bab akhir yang disertai saran dan rekomendasi pada
permasalahan tersebut.

3.6 Validasi / Teknik Keabsahan Data


Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk
menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak
ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan
penelitian kualitatif (Moleong, 2007:320).
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan
benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability,
dependability, dan confirmability (Sugiyono, 2007:270).
3.6.1 Triangulasi
Triangulasi merupakan proses pengumpulan data yang secara umum berfungsi
sebagai penguji kredibilitas data yang paling umum digunakan oleh peneliti kualitatif.
Menurut Sugiyono (2011: 241) mengatakan bahwa “Triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Berdasarkan pendapat tersebut,
peneliti memutuskan menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi ini dengan
tujuan data yang dikumpulkan mengenai model pemberdayaan masyarakat desa untuk
mencapai desa mandiri ini sehingga dapat teruji kredibilitasnya.
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution,
2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan
untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut
Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran
peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.
Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi
diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.
Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.
Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam penelitian kualitatif (Patton,1987:331). Adapun untuk mencapai kepercayaan
itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
Sementara itu, dalam catatan Tedi Cahyono dilengkapi bahwa dalam riset
kualitatif triangulasi merupakan proses yang harus dilalui oleh seorang peneliti
disamping proses lainnya, dimana proses ini menentukan aspek validitas
informasi yang diperoleh untuk kemudian disusun dalam suatu 41 penelitian.
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lain. Model triangulasi diajukan untuk menghilangkan dikotomi antara
pendekatan kualitatif dan kuantitatif sehingga benar-benar ditemukan teori yang
tepat.
Daftar Pustaka

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.


Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung: ALFABETA)
Afdhol, A. M, dkk. 2011. “Subjek dan Objek Penelitian”:1
Ivanovich Agusta. “Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif.”: 10.
Michael Quinn Patton. 2009. “Metode Evaluasi Kualitatif”. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Miles dan Huberman. 1992. “Analisis Data Kualitatif”. Jakarta: UI Press.
Moleong, S. 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Abdullah, Vicky Ridwan. (2012). Pengertian Penelitian Deskriptif. Medan: Sofmedia.
Bachri, B. S. (2010). "Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif". Teknologi Pendidikan, 10, 46–62.
http://www.scribd.com/doc/18003036/Data-Sekunder-Dan-Primer.
http://www.infoskripsi.com/Tip-Trik/Instrumen-dan-Teknik-PengumpulanData.html.
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-
penelitiandeskriptif.html.

Anda mungkin juga menyukai