Anda di halaman 1dari 7

Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Vol. 3, No.2, Desember 2021, hal. 60-66


ISSN: 2721-3404

Model Pembelajaran Homeschooling di Era Pandemi Covid-19


sebagai Pendidikan Alternatif
Risma Almia1, Irfai Fathurohman2
Universitas Muhammadiyah Surakarta1
Universitas Muria Kudus2

Artikel info Abstrak


Article history: Latar belakang yang diangkat dalam penelitian ini ialah pendidikan
alternatif dengan model pembelajaran homeshooling di era pandemi
Submit: 15 September 2021 Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini. Tujuannya untuk
Revisi: 20 Oktober 2021 mengetahui bagaimana model homeschooling jika diterapkan
Diterima: 25 November 2021 sebagai pengganti kegiatan di sekolah menjadi pendidikan alternatif
bagi peserta didik. Metode yang digunakan peneliti yaitu deksriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan
Kata kunci: triangulasi data (observasi, dokumentasi, dan studi pustaka), dengan
Sekolah di rumah subjek siswa dan objek pembelajaran homeschooling. Analisis data
Homeschooling yang digunakan dengan metode tiga tahap (reduksi data, display,
dan verifikasi data). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa anak
Pendidikan alternatif
cenderung lebih menyukai model pembelajaran di rumah dibanding
Relevansi pembelajaran di sekolah karena dilakukan dengan dalam jaringan. Pembelajaran
homeschooling di kalangan masyarakat memang masih tergolong
awam belum cukup terkenal. Sehingga hal ini membuat peneliti
untuk mengembangkan model ini yang diterapkan pada siswa kelas
XII SMA karena terkena imbas dari pandemi yang mengharuskan
belajar dari rumah. Sehingga didapatkan manfaat belajar sistem at
home yaitu meningkatkan sikap mandiri, kecerdasan, kedisiplinan,
dan kreatif terhadap anak didik dalam mengembangkan minat dan
bakat tanpa rasa malu.

Corresponding Author:
Nama: Risma Almia
Afiliasi: Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail: a310180170@student.ums.ac.id

Pendahuluan suasana belajar agar siswa aktif mengembangkan


Pendidikan menjadi sangat penting bagi seseorang potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan,
karena masalah yang dibahas memiliki sesuatu yang pengendalian diri, intelektual, karakter, dan
tidak berujung, sebab pendidikan merupakan suatu keterampilan.
proses tiada akhir dan ada perasaan pendidikan Realitas yang ditunjukan dari proses pendidikan di
sepanjang hidup (long life education). Itu sebabnya sekolah formal belum mampu menciptakan keadaan
proses dalam pendidikan diharapkan dapat berjalan yang menyenangkan, aman, nyaman, serta
lancar, optimal, dan berkualitas. Sedangkan inti dari menggairahkan peserta didik untuk mengembangkan
proses tersebut ialah pembelajaran dalam konteks minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya secara
sekolah sesuai dengan Undang-Undang Republik optimal (Muhtadi dalam (Nurfaidah, 2020). Metode
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem yang diterapkan pada sekolah formal untuk sesama
Pendidikan Nasional bahwa pendidikan merupakan anak didik cenderung sama, namun mereka tentunya
suatu upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan memiliki perbedaan dan karakteristik yang beragam.

Doi: 10.23917/bppp.v4i2.19417
60 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: 2721-3404

Secara logika guru tidak mungkin memperhatikan belajarnya dapat memanfaatkan fasilitas yang ada,
lebih dekat minat bakat anak secara individual. Jadi, seperti perpustakaan, taman, pameran, mall, dan lain
sistem pola pembelajaran yang ada harus diikuti anak sebagainya yang termasuk dalam fasilitas sekolah,
didik sekalipun mereka tidak berminat atau berbakat. umum, dan bisnis. Selain itu, sekolah mandiri juga
Hal inilah yang membuat anak didik berpendapat dapat menggunakan guru privat, tutor, serta sumber
bahwa proses pembelajaran hanya sebagai beban belajar dari internet maupun teknologi yang
bukan menjadi media untuk membantu berkembang sebagai sarana belajar yang dapat
menumbuhkan potensi yang dimiliki secara digunakan.
maksimal. Pada era pandemi saat ini penggunaan teknologi
Sebagai upaya untuk menciptakan inovasi bidang berbasis internet sangat dibutuhkan karena tidak
pendidikan, maka muncullah pendidikan alternatif dibatasi oleh jarak dan waktu yang membuat
dengan berbagai macam bentuk, salah satunya ialah pembelajaran dapat dilakukan kapan dan dimana saja.
homeschooling. Bagi orang tua yang khawatir Maka dari itu, hal ini sangat mendukung bagi model
terhadap fenomena proses belajar di sekolah formal belajar homeschooling. Bagi para anak didik internet
dan peduli perkembangan anak, maka ini dapat memiliki pengaruh positif atau negatif, disinilah
menjembatani permasalahan yang ada. peran pendidik untuk meminimalisir penggunaan
Homeschooling menjadi alternatif lain untuk internet dalam proses pembelajaran agar terlaksana
menjauhi pengaruh lingkungan sekolah yang secara efektif. Pembelajaran efektif adalah proses
mungkin dihadapi oleh anak didik pada umunya, belajar yang menggunakan teknologi informasi dan
seperti pergaulan bebas, merokok, tawuran, dan lain komunikasi sebagai alat bantu (Hanum dalam
sebagainya. Sehingga di kemudian waktu memicu (Ismawati & Prasetyo, 2021).
berkembangnya tren homeschooling sebagai Selama pandemi Covid-19, selain teknologi yang
pendidikan alternatif masa kini. digunakan peran orang tua juga sangat penting untuk
Homeschooling sendiri sering disebut sebagai membimbing dan mengawasi anak didik selama
sekolah rumah atau mandiri yang memiliki model proses belajar secara mandiri. Sehingga orang tua
pembelajaran yang variatif dengan menghadirkan beralih menjadi tutor dan menciptakan tempat belajar
sistem pendidikan yang memberi kesempatan kepada yang nyaman di rumah. Menurut Ngalim Purwanto
anak untuk mengembangkan kelebihan potensinya. dalam (Herawati, 2021) orang tua adalah pendidik
Alternatif pendidikan seperti homeschooling ini perlu sejati, karena memegang tanggung jawab dan
dimaknai sebagai solusi untuk membebaskan anak berkewajiban melindungi, menjamin, dan
dari praktik pengekangan terhadap hak tumbuh memberikan kehidupan yang semestinya terutama
kembangnya di sekolah formal (Mulyadi dalam dalam bidang pendidikan. Jadi tidak banyak dari
(Sukerti, 2017). orang tua yang kurang untuk meluangkan waktunya
Pendidikan alternatif memiliki banyak fungsi, menjadi tutor bagi anak.
antara lain dapat menjadi pengganti jalur sekolah bagi
masyarakat yang tidak bisa mengikuti sekolah formal;
menambah pengetahuan dan kemampuan yang belum Metode
diperoleh dari sekolah formal; serta untuk Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
melengkapi kekurangan yang belum dimiliki pada kualitatif deskriptif yang merupakan metode
saat belajar di sekolah formal (Purnamasari dalam pengumpulan data pada suatu fenomena dengan
(Hasmira, 2021). Selain itu penerapan sekolah tujuan menafsirkan suatu latar alamiah dan peneliti
mandiri ini juga meningkatkan kecerdasan anak didik sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
karena merasa mendapat apa yang tidak di dapat pada dengan triangulasi, sedangkan analisis bersifat
sekolah formal, yaitu kecerdasan kinestetik tubuh, induktif dengan hasil lebih menekankan pada makna.
keterampilan angka dan penalaran secara logis, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui model
menggunakan kata baik lisan maupun tulis, serta pembelajaran homeschooling sebagai ranah
membuat visualisasi secara akurat (Dr. Howard dalam pendidikan alternatif di masa pandemi Covid-19.
(Indarwati & Amriana, 2020). Subjek penelitian ini ialah anak didik, sementara
Pendidikan alternatif dengan bentuk model objek pada penelitian ini yakni pembelajaran
sekolah rumah atau mandiri ini dapat menumbuhkan homeschooling. Teknik pengumpulan data
rasa keinginan belajar dan karakter moral pada anak. menggunakan teknik triangulasi dengan metode
Anak sepenuhnya mendapatkan hak untuk melakukan observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis
proses pembelajaran sehingga akan terdorong untuk data pada penelitian ini menggunakan metode analisis
belajar disiplin, bertanggung jawab, dan percaya diri dari Miles and Huberman (Sadikin A dan Hamidah A,
dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Berbeda 2020 dalam (Ariyani, Hibatullah, & Sari, 2020) yang
dengan sekolah formal, homeschooling dalam proses
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. 3, No.2, Desember 2021, hal. 60-66
ISSN: 2721-3404

meliputi tiga tahap, yaitu tahap reduksi data, display, meliputi pondok pesantren, kursus, dan taman
serta penarikan dan verifikasi data. bermain anak-anak.
4. Sistem pendidikan yang dilakukan di rumah dengan
bimbingan orang tua atau keluarga secara langsung
tetapi masih mengikuti aturan yang ada disebut
Hasil dan Pembahasan Homeschooling.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba
A. Konsep Homeschooling sebagai mengembangkan lagi jenis pendidikan alternatif dengan
Pendidikan Alternatif sistem pendidikan di rumah atau homeschooling. Istilah
Pendidikan dikatakan sebagai suatu pengalaman ini mungkin tidak terkenal di kalangan masyarakat
belajar yang secara langsung diikuti oleh masyarakat Indonesia. Sekolah di rumah ternyata memiliki beragam
selama hidupnya. Kelangsungan hidup untuk istilah, diantaranya “home education”, atau “homebased
menyiapkan masa depan yang gagal merupakan suatu learning” dengan arti yang sama (Yayah dalam (Afiat,
ketidaksuksesan dalam dunia pendidikan (Jamali dalam 2019). Sistem ini menggunakan model dimana keluarga
(Ila, Ahmadi, & Dwi, 2020). Menurut Undang-undang atau orang tua berperan sangat penting sebagai pengganti
Dasar 1945 pendidikan menjadi hak setiap warga negara guru di sekolah dan bertanggungjawab terhadap proses
guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menjadi belajar anak didik.
pondasi bagi anak didik dengan usaha yang dilakukan Munculnya homeschooling dilatar belakangi oleh
untuk belajar, berbagi ilmu pengetahuan serta pernyataan dari Amerika pada tahun 1970an yang
membiasakan nilai-nilai budaya. Selain itu nilai-nilai menjelaskan bahwa muncul rasa tidak percaya orang tua
karakter juga diajarkan di sekolah (Purnomo et al., 2021; akan pendidikan sekolah formal pada saat itu.
Purnomo & Wahyudi, 2020; Restiyanti et al., 2021). Ketidakpercayaan ini disebabkan oleh moral dan
Dalam sejarah perkembangan manusia mungkin mereka religiositas (Rantikasari, 2021), sehingga sebagian orang
tidak mengikuti pendidikan secara formal, melainkan tua di Amerika menyekolahkan anak-anaknya dengan
belajar dari pengalaman. Berbeda dengan peradaban model homeschooling. Selain Amerika, belakangan ini
manusia sekarang, suatu masyarakat dapat dikatakan banyak negara lain yang mengikuti model belajar di
maju apabila menyiapkan sumber daya manusia untuk rumah salah satunya Kanada.
menentukan berdirinya sektor pendidikan. Masyarakat Indonesia akhir-akhir ini mulai terbiasa
Jalur pendidikan saat ini terbagi menjadi tiga, yaitu dengan istilah homeschooling yang selalu dikaitkan
jalur pendidikan formal, informal dan non-formal. dengan para selebriti atau orang tua yang sibuk dengan
Perbedaan dari ketiga jalur pendidikan tersebut dapat pekerjaannya. Padahal, homeschooling tidak selalu
dilihat dari proses belajarnya. Pendidikan formal dengan diperankan oleh orang tua yang terkenal. Sekolah di
proses yang terstruktur dan berjenjang, sedangkan non- rumah ini sebenarnya bisa diikuti oleh semua orang tua
formal proses yang didapat dari luar pendidikan formal tanpa terkecuali dan akan berhasil bagi mereka yang
tetapi secara terstruktur. Lain halnya dengan pendidikan berkomitmen serta memegang teguh prinsip
informal, proses pembelajarannya berasal dari keluarga kedisiplinan. Tidak hanya itu bimbingan dan
dan lingkungan sekitar yang disebut sebagai pendidikan pengawasan orang tua juga menjadi hal yang prioritas
alternatif. Secara garis besar pendidikan alternatif saat mengikuti proses belajar model homeschooling.
mempunyai sifat individu, orang tua atau keluarga, dan Menurut Edy dalam (Heryani, 2017) homeschooling
minat serta pengalaman anak didik. adalah aktivitas belajar di rumah, tetapi bukan berarti
Jery Mintz dalam (Muslimat, Homeschooling memindahkan kurikulum sekolah formal ke rumah.
Sebagai Pendidikan Alternatif Proses Belajar Mengajar Homeschooling juga merupakan salah satu bentuk
Dalam Pendidikan, 2016) membagi pendidikan alternatif pendidikan alternatif yang dapat dijangkau oleh semua
menjadi beberapa bentuk, antara lain: pihak, memberikan kebebasan proses belajar dan waktu
1. Lembaga pendidikan yang dibiayai negara untuk yang cocok bagi anak didik. Selain itu, homeschooling
melaksanakan pembelajaran dan proses belajar dapat dikatakan sebagai pendidikan yang terselenggara
berbeda dengan program reguler tetapi masih penuh oleh orang tua dengan komitmen dan tanggung
terikat aturan baku yang ditetapkan disebut sekolah jawab yang maksimal (Dedi, Mursidin, & Suriadi, 2021).
publik pilihan (Public Choice). Penyebutan sekolah di rumah untuk homeschooling ini
2. Sekolah yang diperuntukan bagi anak didik yang merupakan model pendidikan alternatif yang ramai
bermasalah disebut dengan Student at Risk. dibicarakan oleh kalangan pengamat pendidikan dan
3. Pendidikan swasta dengan beragam bentuk, jenis, masyarakat khususnya orang tua. Menurut Sumardiono
serta program dengan bercirikan agama; dalam (Ariefianto, 2017) salah satu praktisi
keterampilan fungsional; dan anak usia didik homeschooling menyatakan bahwa prinsip pendidikan
ini adalah keluarga yang bertanggungjawab atas

Doi: 10.23917/bppp.v4i2.19417
62 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: 2721-3404

pendidikan anaknya dengan media rumah sebagai basis Teruntuk orang tua yang memilih model
pendidikannya. homeschooling ini menjadi jalan untuk memperoleh
Sedangkan menurut (Ismail,2016) dan (Amini, keseimbangan dalam membentuk komunitas belajar.
Subekti, & Pertiwi, 2020) homeschooling merupakan Keberadaan kelompok ini dianggap sebagai persatuan
suatu alternatif pendidikan yang luwes dan tidak pendidikan non formal yang memiliki hak melakukan
berdoktrin dalam proses belajar. Pendidikan yang luwes pendidikan. Prinsip yang dipegang teguh bagi keluarga
berarti proses pembelajaran yang gampang diatur serta homeschooling adalah penyelenggaraan belajar dengan
sesuai dengan lingkungan sekitar. Sedangkan pendidikan sistem terbuka. Artinya pendidikan yang dilaksanakan
tidak berdoktrin artinya tanpa terpaku oleh aturan-aturan mungkin akan berpindah jalur baik formal maupun
selayaknya anak sekolah pada umumnya, salah satunya informal.
aktif bertanya yang menjadi modal utama untuk Bagi anak didik dengan sisitem homeschooling
mendapatkan nilai. Homeschooling menempatkan anak tentunya mendapat kurikulum dan bahan ajar yang
didik sebagai prioritas utama melalui pendekatan berbeda dari sekolah pada umumnya. Hal inilah yang
pendidikan dengan cara at home. menjadi pembeda bagi sekolah formal dan informal.
Berdasarkan beberapa pengertian homeschooling Homeschooling memberikan acuan yang jelas bahwa
menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa bukan “anak untuk kurikulum” melainkan “kurikulum
homeschooling merupakan model pendidikan dengan untuk anak” dengan desain yang menyesuaikan kondisi
proses pembelajarannya yang dilakukan di rumah anak. Berikut kurikulum yang dapat digunakan untuk
dengan pengawasan orang tua atau keluarga sebagai belajar model homeschooling (Dedi, Mursidin, &
pendidikan alternatif, menyesuaikan lingkungan sekitar Suriadi, 2021), antara lain:
serta menggunakan pendekatan secara at home tanpa 1. Kurikulum tradisional dimana hanya menggunakan
terikat aturan sekolah pada umumnya. sumber buku untuk setiap mata pelajaran. Jadi tidak
ada kaitan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran
B. Sistem Pembelajaran Homeschooling lainnya. Kurikulum ini seperti yang diajarkan pada
Kegiatan belajar mengajar saat ini memang
sekolah biasa dan menjadi pilihan bagi orang tua
dilaksanakan di rumah karena adanya pandemi Covid-
19. Dari pihak sekolah menetapkan pembelajaran apabila memilih model homeschooling.
dilakukan secara daring dengan basis online. Hal ini 2. Kurikulum klasikal (classical education) yang
sangat memerlukan faktor penunjang yang menarik memiliki tiga tahap yaitu mencari dan
seperti pola mengajar yang variasi dan menyenangkan, mengumpulkan informasi, menganalisis informasi
lingkungan rumah yang kondusif, serta media yang
dengan penalaran, serta mematangkan kemampuan
memadai (Sudjana dalam (Ali, 2020). Selain karena
pandemi Covid-19 masyarakat memiliki pandangan anak didik. Kurikulum ini diperuntukkan bagi
terhadap eksistensi sekolah dari pengalaman serta kasus pengajar yang merasa gagal dalam proses belajar
gagalnya kegiatan belajar mengajar. Sekolah dinilai dengan sisitem modern.
tidak adil dalam mendidik antar anak, membedakan anak 3. Kurikulum Charlotte Mason yang mengajarkan
yang memiliki kekurangan, dan memandang bullying ( kepada anak seni pembelajaran dengan lembut agar
(Purnamasari, Suyata, & Dwiningrum, 2017). Orang tua memiliki sikap mengenali diri sendiri, disiplin,
dalam hal ini perlu mencari pendidikan alternatif guna
tanggung jawab, dan tujuan hidup.
mengontrol tingkat ilmu pengetahuan anak walaupun
kegiatan sekolah belum berjalan dengan normal. Maka 4. Kurikulum studi unit dengan proses pembelajaran
dari itu, salah satu pendidikan alternatif selain belajar pada mata pelajaran tertentu. Orang tua memiliki
daring sebagai batu sandungan agar anak tetap bisa keinginan dan rasa antusias untuk mengajarkan apa
belajar ialah menerapkan model pembelajaran yang disukai oleh anak. Tetapi kurikulum ini hanya
homeschooling. sebagai tambahan untuk meningkatkan wawasan
Istilah homeschooling dewasa ini memang masih
pengetahuan anak dan tidak menjadi kurikulum
baru bagi pendidikan di Indonesia. Jika ditelusuri lebih
jauh ternyata homeschooling bukan sesuatu yang benar- prioritas.
benar baru apabila dilihat dari model, persepsi, dan 5. Kurikulum ecletic, berbeda dengan kurikulum
praktik penyelanggarannya. Banyak masyarakat yang lainnya dan memiliki sebutan ‘gado-gado’ artinya
membentuk tim pengajar homeschooling untuk dalam melakukan proses belajar tiap mata pelajaran
mengembangkan jenis model belajar ini. Komunitas ini menggunakan pendekatan yang berbeda. Misalnya
merupakan gabungan dari beberapa orang untuk
pendekatan pembelajaran terpadu untuk Bahasa
mengajar secara homeschooling, menyusun silabus dan
bahan ajar, menentukan kegiatan pokok belajar serta Indonesia, pendekatan saintifik untuk Matematika,
jadwal pembelajaran. dan sebagainya.
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. 3, No.2, Desember 2021, hal. 60-66
ISSN: 2721-3404

Setiap kurikulum dalam homeschooling memang hal yang menarik (Putro dalam (Dewadi, 2021). Oleh
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. sebab itu, adanya proses sosial harus terjalin antara
Tugas orang tua lah untuk memilih kurikulum seperti apa pendidik dengan siswa.
yang cocok bagi anaknya. Kurikulum yang penting ialah Kerja sama yang terjadi akan lebih mudah
sesuai dengan kebutuhan anak baik bakat, minat, menciptakan pembaruan apabila interaksi sosial bersifat
keterampilan, maupun gaya belajar. positif. Suatu proses yang saling berhubungan antara
Mulyadi dalam (Heryani, 2017) mengemukakan manusia satu dengan manusia lainnya yang memiliki
berdasakan penerapannya homeschooling dibagi aspek dinamis pada kehidupan bermasyarakat disebut
menjadi 3 jenis, yaitu: proses sosial. Contoh proses tersebut ialah interaksi
1. Tunggal ialah sekolah yang diperankan oleh orang tua sosial dalam kehidupan sehari-hari yang berlangsung
tanpa melibatkan siapa pun dengan tujuan yang bisa secara terus-menerus.
diketahui orang lain. Selain itu karena tempat tinggal Peran orang tua tidak kalah penting dari dua
pembahasan di atas. Dikatakan penting karena setiap
yang tidak mungkin berhubungan dengan komunitas
orang tua memiliki dasar pemikiran sebagai berikut:
homescholing lainnya. - Kelemahan atau kelebihan anak hanya orang tua
2. Majemuk adalah homeschooling dengan kegiatan yang lebih tau dari siapa pun.
sementara yang dilaksanakan dua orang atau lebih - Tingkat keberhasilan atau kegagalan dapat diatasi
keluarga tetapi kegiatan pokok tetap dilakukan. dengan solusi yang diberikan oleh keluarga.
Alasannya karena kebutuhan yang ada lebih nyaman - Orang tua menjadi salah satu tempat dari semua
bekerja sama dengan keluarga sendiri. keluh kesah.
- Suka duka anak hanya bisa dipresentasikan kepada
3. Komunitas homeschooling, bisa dikatakan sebagai
orang tua tanpa rasa malu.
gabungan beberapa homeschooling untuk merumuskan - Hanya orang tua yang lebih memahami apa
perangkat pembelajaran baik silabus maupun keinginan sang anak.
kurikulum yang akan digunakan. Menjadi guru homeschooling tentunya mempunyai
Berbeda dengan Edy dalam (Heryani, 2017) ia syarat yang harus dipenuhi, yaitu belajar bukan pada
membagi sistem homeschooling menjadi personal tingkat pendidikan formal, bukan berasal dari sertifikat
homeschooling, tutorial, dan komunitas. Dengan guru profesional, melainkan memiliki kemampuan
menerapkan sistem homeschooling tersebut membuat untuk membimbing, mengawasi, dan menanamkan
proses belajar mengajar lebih berdampak positif, karena nilai-nilai karakter serta motivasi belajar kepada anak
peserta didik akan merasa senang dengan suasana yang (Azizah & Shopiyah, 2020).
diciptakan menimbulkan karakter kreatif, mandiri, serta Menurut Afiat dalam (Amini, Subekti, & Pertiwi,
lebih percaya diri menunjukkan karyanya kepada orang 2020) homeschooling mempunyai ciri-ciri antara lain:
lain. Seorang guru hanya berperan sebagai pendamping 1. Pendidikan yang paling utama ialah lebih
bagi anak didik yang cenderung memiliki kebutuhan menekankan pada karakter yang terbentuk,
untuk meningkatkan bakat dan potensi secara maksimal, pengembangan minat dan bakat.
dan mampu menyediakan sarana prasarana belajar. 2. Proses belajar dilakukan secara mandiri baik
C. Implementasi Pembelajaran Model dengan tutor, orang tua, maupun komunitas yang
terbentuk.
Homeschooling 3. Orang tua harus bisa berperan ganda baik sebagai
Berjalan atau tidaknya suatu pembelajaran dapat
guru, motivator maupun fasilitator bagi anak.
dilihat dari lingkungan tempat proses belajar. Seorang
4. Adanya tutor yang bekerja sebagai pembimbing
anak akan mengalami gangguan terhadap tumbuh
untuk minat, bakat, dan materi yang disukai anak.
kembangnya untuk menyerap pendidikan. Hal ini
5. Proses pembelajaran dapat dilakukan dimana dan
dipengaruhi kondisi lingkungan yang bersih atau kotor,
kapan saja tanpa ada ikatan waktu yang menentu.
tersedianya tempat belajar yang luas, terbebas dari
6. Penentuan jam belajar tiap pertemuan dapat
polusi, jauh dari keramaian, serta aman. Sehingga tempat
berdiskusi dengan menyesuaikan kegiatan anak
belajar bagi anak tidak bisa dikesampingkan begitu saja
lainnya.
melihat pengaruh lingkungan yang begitu kuat terhadap
7. Pendekatan yang digunakan lebih kepada personal
hasil belajar siswa. Selain lingkungan, interaksi sosial
tanpa ada paksaan.
yang terjalin juga membuat pengaruh terhadap daya
8. Kesempatan yang diberikan kepada anak selalu
serap anak dalam mengikuti pembelajaran. Belajar
terkait dengan minat, bakat serta materi untuk
dengan sistem berada di dalam kelas akan menimbulkan
dikuasai secara penuh.
kebosanan bagi anak, apalagi siswa akan semangat untuk
9. Penilaian akhir akan dilaksanakan apabila anak
berinteraksi dengan guru dan berdiskusi mengenai hal-
sudah siap.

Doi: 10.23917/bppp.v4i2.19417
64 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: 2721-3404

Pelaksanaan model belajar homeschooling tentunya memudahkan membimbing belajarnya. Tutor atau
memiliki tingkat keberhasilan yang dipengaruhi oleh pengajar dengan mudahnya menyusun kurikulum
beberapa faktor yaitu pengajar yang berperan sebagai sederhana yang menyesuaikan kondisi anak, berdiskusi
penguasa kurikulum yang akan digunakan dalam proses terkait waktu setiap pertemuanya, serta tidak
pembelajaran, siswa dengan tugas membagi waktunya menghalangi kegiatan lainnya. Bagi sang anak model
antara bermain, belajar serta kegiatan lainnya, dan orang belajat at home sungguh menyenangkan karena meraka
tua ialah peran yang sangat penting karena berpengaruh dapat saling bertukar pikiran dengan pendidik, materi
besar mendorong dan memberi dukungan kepada anak. yang dipelajari juga tidak rumit dibanding dengan
Bagi orang tua tentunya jika memilih model belajar sekolah pada umumnya, mempunyai rasa percaya diri
homeschooling ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi, untuk mengembangkan minat dan bakatnya, serta
antara lain secara penuh sabar menghadapi suasana hati memiliki lingkungan yang positif. Anak akan jauh lebih
anak, menjadi pendengar yang baik, adanya komitmen nyaman apabila pembelajaran yang dilaksanakan tidak
belajar bersama anak, kreatif dan cepat tanggap, selalu dianggap sebagai beban dan tidak membosankan. Karena
mencari informasi terkait kurikulum di dunia model homeschooling ini bisa dilakukan dimana dan
pendidikan, juga daya tarik untuk mengetahui kapan saja, sehingga anak merasa lebih senang untuk
kemampuan dan bakat anak. belajar. Jauh lebih baik lagi apabila lingkungan sekitar
Dalam menerapkan model belajar di rumah tentunya dengan faktor yang positif akan membuat anak memilki
memiliki tahapan yang harus dilakukan yang meliputi karakter yang diharapkan. Dengan model pembelajaran
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. ini anak akan lebih meningkatkan kemandirian,
Perencanaan atau planning merupakan suatu usaha untuk kecerdasan, kedisiplinan, sikap tanggung jawang, serta
menyusun kegiatan apa saja yang akan dilakukan kreatif dibanding dengan siswa sekolah pada umumnya.
bersama orang lain maupun anggota komunitas agar
tujuan pembelajaran tercapai. Perencanaan memiliki
fungsi sebagai rencana yang mencakup program, proyek, Daftar Pustaka
atau kegiatan (Djuju Sudjana dalam (Khairunnisa &
Kessi, 2020). Pelaksanaan dikatakan sebagai langkah Afiat, Z. (2019). Homeschooling Pendidikan Aletrnatif
selanjutnya dari hasil perencanaan, sedangkan evaluasi Di Indonesia. Jurnal Visipena, 50-65.
adalah tahapan terakhir berupa penilaian untuk melihat Ali, F. A. 2020. Sistem Homeschooling sebagai
bagaimana perkembangan anak dalam mengikuti Penunjang Efektivitas Pembelajaran selama
kegiatan belajar. Menurut Sujana dalam (Hidayati, Pandemi Covid-19. Buletin Pengembangan
Taqwa, & Suhendi, 2018) proses dalam pembelajaran Perangkat Pembelajaran, 38-47.
merupakan tindakan yang akan dilakukan, Amini, A. D., Subekti, E., & Pertiwi, R. K. (2020).
mengkoordinasi pengajar, sehingga tujuan dan capaian Implementasi Model Pendidikan Alternatif dalam
pembelajaran terarah dengan sistematis dan jelas. Pembelajaran dengan Homeschooling. Buletin
Para pendidik homeschooling selalu menyiapkan Pengembangan Perangkat Pembelajaran, 1-7.
terkait bentuk pembelajaran yang akan dilakukan dengan Ariefianto, L. (2017). Homeschooling: Persepsi, Latar
tujuan menumbuhkan sikap keterampilan berpikir kritis. Belakang, dan Problematikanya (Studi Kasus Pada
Keterampilan ini dapat dikembangkan melalui Peserta Didik di Homeschooling Kabupaten
pendekatan inkuiri berbasis laboratorium (Rahmati, Jember). Edukasi, 21-26.
dkk., 2017), pembelajaran problem solving (Anwar, Ariyani, I. E., Hibatullah, N. L., & Sari, D. A. (2020).
dkk., 2017), belajar dengan metode menulis (Quitadamo Implementasi Online Learning Model (OLM)
& Kurtz, 2007), serta pembelajaran kontekstual sebagai Peningkatan Mutu Pembelajaran di Era
(Bustami, dkk., 2018) dalam (Putri, Pursitasari, & New Normal. Buletin Perangkat Pembelajaran,
Rubini, 2020).. 17-28.
Azizah, M. N., & Shopiyah, S. (2020). Peran
Pembelajaran Homeschooling dalam Membentuk
Kecerdasan Intrapersonal (Studi di Fikar School
Simpulan Rempoa, Tangerang Selatan). Jurnal Qiro'ah, 1-
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa 16.
kelas XII SMA bahwa model pembelajaran Dedi, Mursidin, & Suriadi. (2021). Homeschooling di
homeschooling memiliki manfaat bagi orang tua, Masa Pademi: Sebuah Tinjauan dalam Pendidikan
pengajar, dan peserta didik. Orang tua dengan kesibukan Islam. Jurnal Madaniyah, 163-180.
pekerjaan tentunya sangat membantu dan juga tidak Dewadi, F. M. (2021). Sistem Homeschooling dalam
khawatir anaknya belajar atau tidak, karena secara tidak Inovasi Pendidikan di Era Revolusi Industri 5.0.
langsung mengawasi anak meski lewat seorang tutor. Jurnal Informatika dan Teknologi Pendidikan, 51-
Begitu juga bagi orang tua yang di rumah saja akan 81.
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. 3, No.2, Desember 2021, hal. 60-66
ISSN: 2721-3404

Hasmira, M. H.(2021). Komunikasi Pendidikan Anak di sebagai Alternatif Pendidikan bagi Anak (Kajian
Tengah Pandemi: Homeschooling Sebagai Teoritis dan Praktis). Primagraha, 59-65.
Alternatif Pilihan Orang Tua Setelah Sekolah Purnamasari, I., Suyata, & Dwiningrum, S. I. (2017).
Formal. Jurnal Ranah Komunikasi, 20-29. Homeschooling dalam Masyarakat: Studi
Herawati, N. S. (2021). Peran Orang Tua sebagai Etnografi Pendidikan. Jurnal Pembangunan
Homeschooler dalam Proses Pembelajaran Anak Pendidikan, 14-31.
di Rumah Selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Putri, C. D., Pursitasari, I. D., & Rubini, B. (2020).
At Tadbir, 42-52. Problem Based Learning Terintegrasi STEM di
Heryani, R. D. (2017). Homeschooling sebagai Sekolah Era Pandemi Covid-19 untuk Meningkatkan
Alternatif Ramah Anak. Research and Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. JIPI, 193-
Development Journal of Education, 145-152. 204.
Hidayati, Taqwa, R., & Suhendi, D. (2018). Peran Orang Rantikasari.( 2021). Tren Baru Homeshcooling Islam di
Tua di Homeschooling Primagama Palembang. Indonesia Era Pandemi. Maktabatun: Jurnal
Jurnal Empirika, 153-166. Perpustakaan dan Informasi, 15-26.
Ila, F., Ahmadi, A. K., & Dwi, S. R. (2020). Sukerti, D. (2017). Model Pembelajaran Homeschooling
Homeschooling sebagai Pendidikan Alternatif di sebagai Pendidikan Alternatif (Studi Kasus di
Era Modern (Studi Kasus Homeschooling Kabupaten Gorontalo). Jurnal Riset dan
Mayantara Kota Malang). Jurnal Publicio, 1-12. Pengembangan Ilmu Pengetahuan, 8-15.
Indarwati, S., & Amriana. (2020). Implementasi Model Purnomo, E., & Wahyudi, A. B. (2020). Nilai Pendidikan
Homeschooling dalam Upaya Membentuk Karakter dalam Ungkapan Hikmah di SD se-
Kemandirian Anak (Studi Fenomologi di Karesidenan Surakarta dan Pemanfaatannya di
Homeschooling Group Mutiara Umat Surabaya). Masa Pandemi. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan,
Edusiana, 14-27. Sosial, Dan Agama, 12(2), 183–193.
Ismawati, D., & Prasetyo, I. (2021). Efektivitas https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i2.561
Pembelajaran Menggunakan Video Zoom Cloud Purnomo, E., Wahyudi, A. B., & Sawitri. (2021). Nilai
Meeting pada Anak Usia Dini Era Pandemi Covid- Kemandirian dalam Wacana Ungkapan Hikmah di
19. Jurnal Obsesi, 665-675. SD Sekaresidenan Surakarta. Jurnal Pendidikan,
Khairunnisa, A., & Kessi, M. T. (2020). Efektivitas 30(1), 73–80.
Model Pembelajaran Homeschooling dalam Restiyanti, D., Purnomo, E., Wahyudi, A. B., & Sifudin,
Mengembangkan Kemandirian Belajar Anak pada Fakhrur, M. (2021). Menggali Nilai Karakter
PKBM Al Jauhar. Jurnal Obor Penmas, 263-269. dalam Ungkapan Hikmah di Sekolah Dasar Se-
Muslimat, A. (2016). Homeschooling sebagai Karesidenan Surakarta. Jurnal Fundadikdas, 4(3),
Pendidikan Alternatif Proses Belajar Mengajar 241–255.
dalam Pendidikan. Jurnal Studi Gender dan Anak,
93-101.
Nurfaidah, S. S. (2020). Memahami Homeschooling

Doi: 10.23917/bppp.v4i2.19417

Anda mungkin juga menyukai