Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Flywheel, Volume 9, Nomor 2, September 2018 ISSN : 1979-5858

Pengaruh Kekasaran Pemesinan Terhadap


Kerusakan Permukaan Rol Pada Proses Pembuatan
Cooper Rod Dengan Metode Hot Roll
Eko Edy Susanto, , Budiyanto
Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang

Abstrak

Salah satu kerusakan pada produk copper rod disebabkan oleh kerusakan pada rol dan
bentuk kerusakannya terdapat pada permukaannya. Tahapan pembuatan rol meliputi
pemesinan,dan selanjutnya untuk pengerolan panas copper rod .
Penelitian dilakukan terhadap bahan yang digunakan untuk rol, proses pemesinan,
proses pengerolan panas copper rod dan pengujian laboratorium terhadap rol yang rusak.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui berapa kekasaran permukaan rol yang digunakan
untuk pengerolan panas copper rod dan yang menyebabkan kerusakan pada permukaan rol.
Pengujian kerusakan rol dimulai dari bahan rol, tingkat kehalusan permukaan rol hasil
pemesinan, jenis dan penyebab kerusakan permukaan rol setelah digunakan untuk pengerolan
hot working sampai rol rusak. Penyebab kerusakan rol akibat pengerolan panas setelah
diketahui maka penyebab kerusakan tersebut bisa diminimalkan, sehingga umur pakai rol
dapat ditingkatkan

Kata kunci: Bahan , Pemesinan Rol, Pengerolan , Hot Working, Kerusakan.

PENDAHULUAN kehalusan permukaan sangat halus (ΔΔΔ).


Pemesinan untuk menghasilkan permukaan yang
Produksi copper rod dapat dilakukan sangat halus diperlukan mesin bubut yang
dengan sistem konvensional dan sistem mempunyai speksifikasi tinggi dan operator yang
Continous Casting. Sistem konvensional untuk handal. Speksifikasi pada mesin bubut yang
proses pengerolan dalam memproduksi copper digunakan harus mempunyai tingkat putaran
rod dilakukan dengan cara memanaskan lebih yang tinggi sehingga mampu mencapai V yang
dahulu batangan tembaga (wire bars) di dapur tinggi dan daya mesinnya yang kuat. Karena
pemanas pada temperatur 880 - 925° C. mesin bubut untuk proses pemesinan yang
Sistem Continous Casting pada pembulatan mampu mencapai tingkat kehalusan sangat halus
wire rod dapat menghasilakan wire rod yang (ΔΔΔ) di bengkel pengerjaan sangat sulit maka
panjang tanpa terputus, tembaga cair dari dapur hasilnya baru bisa mencapai tingkat kehalusan
peleburan dengan berkelanjutan dituangkan halus (ΔΔ). Dengan demikian tingakat kehalusan
kedalam mesin cetak untuk dibentuk menjadi permukaan rol tidak sesuai dengan perencanaan
cast bar dan seterusnya dilakukan pengerolan pembuatan rol. Kehalusan pada permukaan rol
panas untuk dijadikan produk copper rod. yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
Pembentukan cooper rod yang dilakukan akan menyebabkan awal dari kerusakan rol dan
oleh roll dan reduksinya dilakukan tahap demi kerusakan pada permukaan benda yang di rol.
tahap pada batangan tembaga yang panas sampai Mutu produk copper rod akan ditentukan
ukuran diameter yang dikehendaki. didalam proses peleburan bahan bakunya,
Bahan rol untuk proses pengerolan panas continuous casting dan pengerolan panas, maka
menggunakan bahan baja H13 dan terjadinya cacat-cacat pada copper rod salah
pembentukannya menjadi konstruksi rol satunya disebabkan adanya penyimpangan pada
dilakukan dengan pemesinan pada tingkat proses rol atau kerusakan yang terjadi pada rol
Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 9 Nomor 2, September 2018
30
Jurnal Flywheel, Volume 9, Nomor 2, September 2018 ISSN : 1979-5858

berupa retak-retak atau pecah dan lubang-lubang


kecil pada permukaannya
Proses Pemesinan.
Pada proses pemesinan ada tiga variabel
proses yang ditetapkan harganya yaitu untuk
kedalaman pemotongan a (mm), gerak makan f
(mm/rev) dan kecepatan potong V (m/min),
untuk menghasilkan produk sesuai dengan
geometri dan toleransi yang diminta. Urutan
proses pelaksanaan menentukan jenis mesin
Gambar 2 : Pengaruh kecepatan potong terhadap
perkakas dan pahat (material pahat dengan
kekasaran permukaan.
material benda kerja, geometri pahat disesuaikan
dengan kondisi proses yang direncanakan). Material pahat sangat besar pengaruhnya
Usaha untuk mendapatkan geram yang tinggi terhadap hasil pemotongan permukaan benda
agar dapat tercapai dengan ara menaikkan tiga kerja, sebab keausan pada mata pahat akan
variabel gerak makan lalu kecepatan potong. merubah bentuk mata pahat sehingga permukaan
Pemilihan pahat terutama pada radius potong benda kerja akan menjadi kasar. Satu jenis
ujung pahat akan menentukan kekasaran atau material pahat mungkin hanya cocok untuk
kehalusan permukaan benda kerja. kondisi pemotongan tertentu. Untuk kondisi
Pemakaian pahat yang sudah aus juga dapat pemotongan yang lain memerlukan jenis pahat
menyebabkan kekasaran pada permukaan benda potong yanglain. Untuk mendapatkan kondisi
kerja pemotongan yang optimum perlu memilih jenis
material yang tepat.
Proses pengerolan.
Proses pembuatan copper rol dengan pengerolan
panas, memerlukan material rol yang tahan untuk
temperatur tinggi, keausan dan tidak mudah
berubah bentuk. Baja H13 merupakan baja
Gambar 1 : Permukaan potong mesin bubut chromium hot work steels yang sesuai digunakan
dengan built-up edge untuk bahan rol pada pengerolan panas
pembuatan copper rod.
Kecepatan pemotongan juga akan Komposisi baja H13 dapat meningkatkan
mempengaruhi kekasaran permukaan, dari hasil keliatan pada pengerasan sebesar 40 – 55 Hrc dan
perubahan variasi kecepatan pemotongan maka dapat meningkatkan atau memperbaiki daya
untuk kecepatan pemotongan 125 – 220 m/min tahan oksidasi pada suhu diatas 800°C.
tingkat kekasarannya rendah. Pemilihan
kecepatan potong dibawah 125 m/min akan
mendapatkan permukaan potong yang kasar
dengan demikian semakin kecil kecepatan
potong, semakin kasar permukaan benda kerja.

Gambar 3 : Daerah reduksi rol

Pendinginan rol pada waktu untuk pengerolan


panas copper rol menggunakan campuran air
dengan 2-2,5% soluble oil secara terus-menerus
disekitar rol dan sebagian mengenai copper rod,

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 9 Nomor 2, September 2018


31
Jurnal Flywheel, Volume 9, Nomor 2, September 2018 ISSN : 1979-5858

sekaligus berfungsi sebagai pelumas karena sebelumnya dari rol yang digunakan untuk
adanya gesekan copper rod dengan permukaan pengerolan panas copper rod .
rol 1. Data dokumentasi berupa gambar teknik
untuk rol berisi informasi dimensi dan tingkat
kehalusan permukaan rol, yang digunakan
Kerusakan permukaan pada pengerolan untuk pedoman pada proses pemesinan.
pabas
2. Data spesifikasi bahan rol .
Sifat material dari rol yang dipergunakan
Tabel 1 : Bahan rol baja H13.
untuk pengerolan panas, bisa berubah karena
HB Komposisi (%)
dipengaruhi oleh temperatur, gaya yang terjadi
C Cr Mo Mn Si V
dan kondisi pada waktu pengerolan.
185 0,37 5, 1,40 0,40 1, 1,
Kegagalan rol untuk proses pengerolan panas
3 0 0
copper rol banyak dipengaruhi oleh kondisi
pengoperasiannya terutama tempertur kontak
Bahan untuk rol menggunakan bahan atau
antara temperatur copper rod dengan rol.
material baja H13 dan kekerasanya masih standar
Pengaruh temperatur pada permukaan rol akan
yaitu 185 HB. kandungan unsur Cr= 5,30% dan
mempengaruhi umur rol maka komponen mesin kandungan V=1,0% maka baja H13 termasuk
jika mendapatkan tekanan dan gesekan pada baja krom yang tahan untuk kerja panas. Dengan
temperatur tinggi akan menyebabkan thermal kekerasaan standar terssebut, diperlukan untuk
fatigue cracking (membentuk keretakan kecil mempermudah proses pemesinan, jika
pada permukaan karena pengaruh panas). diperlukan kekerasan yang lebih tinggi maka
dapat dilakukan perlaakuan panas pada bahan rol
METODOLOGI tersebut.

Dalam melaksanakan pengumpulan data 3. Pengumpulan data dengan metode


digunakan beberapa metode dan rencana observasi
penelitian, sehingga langkah-langkah yang akan
dilakukan dapat berjalan secara sistematis. Data observasi diperoleh dari pengamatan
Penelitian ini menggunakan skala laboratorium langsung melelui pengamatan meliputi:
dengan menggunakan peralatan yang dapat a. Data pengamatan pemesinan
mendukung untuk memperolah data-data. b. Data pengamatan perlakuan panas
c. Data pengamatan proses pengerolan
Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data d. Data pengamatan kerusakan rol.
Metode pengumpulan data jika digunakan Data yang diperoleh melalui observasi berupa
dengan tepat, akan mendapatkan data yang dapat data kwantitatif maupun data kualitatif, seperti
membuktikan suatu kebenaran ilmiah, adapun berikut:
metode pengumpulan data untuk menganalisa a. Data pengamatan pemesinan
kegagalan rol, sebagai berikut : Pelaksanaan pemesinan pembuatan rol,
a. Pengumpulan data dengan metode dikerjakan dengan menggunakan mesin bor
dokumentasi (drilling machine), messin bubut dan juga mesin
b. Pengumpulan data dengan metode observasi frais, tetapi yang berhubungan dengan kegagalan
c. Pengumpulan data dengan pengujian atau kerusakan rol bukan dari jenis mesin yang
laboratorium digunakan, maupun langkah-langkah pemesinan,
tetapi hasil pemesinannya. Hasil pemesinan yang
Pengumpulan data dengan metode berkaitan dengan kerusakan rol adalah tingkat
dokumentasi kekerasan permukaan, hasil dari pemotonngan
Data dokumentasi digunakan untuk pemesinan. Pengamatan untuk proses pemesinan
mengetahui historis pengerjaan dan perlakuan yang menghasilkan tingkat kekerasan akibat
pemotongan, sebagai berikut:

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 9 Nomor 2, September 2018


32
Jurnal Flywheel, Volume 9, Nomor 2, September 2018 ISSN : 1979-5858

1. Pahat yang digunakan jenis karbida standar


ISO-P tipe 220408-PF untuk pemotongan
baja hot work tool steel.

Gambar 5 (a): alur pemotongan dengan


menggunakan pahat potong ISO-P tipe 220408-
PF (pembesaran 100x)
Gambar 4 : Pahaat potong ISO-P tipe 220408-
PF

2. Set-up pada mesin untuk penghalusan


permukaan rol yaitu permukaan yang
berhubungan langsung dengan copper rod, Gambar 5 (b): kekasaran permukaan dari
menggunakan mesin bubut dengan kecepatan gambar 9 (a) rata-rata kekasaran 12 mikron
potong V=125 m/mm, gerak makan f= 0,2 (Pembesaran 100x)
mm/rev, kedalaman potong untuk
pengkasaran pemotongan a= 1,0 mm dan
putaran spindel 1000 rpm.
3. Proses pemotongaan dengan menggunakan
pahat karbida ISO-P tipe 2204008-PF denga
set-up tersebut diatas mengahsilkan
kekasaran permukaan dan angka
kekerasannya + 10 : 12 mikrometer atau rata-
rata kekasaran permukaannya 12,5
mikrometer. Penggantian pahat potong rata- Gambar 5 (c): bentuk lembah dan bukit
rata setiap + 15 menit untuk diapaki sekali kekasaran permukaan dari Gambar 9 (b)
pemotongan. pembesaran 500x)
4. Hasil pemotongan menyebabkan keretakan
pada permukaan dan daerah retakan
menyebar lebih dari satu tempat .
5. Jenis pendingin yang digunakan yaitu
campuran air dengan 10% soluble oil proses
pendinginan dilakukan selama proses
pemotongan.
6. Pemesinan dengan gerinda hanya dilakukan
untuk menghilangkan lapisan kerak pada rol Gambar 5 (d): retak permukaan aakibat
setelah perlakuan panas. pemotongan pemesinan dari Gambar 5 (b)
(pembesaran 500x)

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 9 Nomor 2, September 2018


33
Jurnal Flywheel, Volume 9, Nomor 2, September 2018 ISSN : 1979-5858

(reject) karena rusak pada permukaan rol


sebesar + 201,75 mm. Jika ukuran diameter
rol setelah reject, lebih kecil 201,75 mm
maka diganti dengan rol baru.
Waktu putaran rol dari titik B kembali ke titik
B selama + 3 detik dengan demikian waktu
reduksi dari titik A sampai titik B
membutuhkan waktu selama 0,25 detik dan
Gambar 9 (e): Microcracking pada
panjang reduksinya diukur pada tembereng A
permukaan karena pemesinan (dari
ke B + 47,36 mm
pandangan atas Gambar 9 (d) pembesaran
500x)
.
b. Data pengamatan proses pengerolan
copper rod
Kegagaaln rolterjadi akibat proses
pengerolan panas copper rod oleh sebab itu
perlu diamati antara lain:
Temperatur copper rod pada waktu direduksi
diantara rol atas dan rol bawah untuk rol
sebesar + 705 0C (pengukurannya dengan Gambar 7 : Pengerolan cooper rod dengan
Portable Radiation Thermometer Type: IR- proses panas
AH tercata 67-740 0C). Diameter rol luar
Data pengamatan kerusakan
203,75 mm, putaran rol 0,22 m/detdan
a. Kerusakan berbentuk retakan
diameter permukaan rol 181,1 mm maka lama Retakaan rol merupakan retakan kombinasi
dan panjangnya singgungan antara arah melintang (B) dan arah memanjang
permukaaan rol dan copper rod bisa diamati, (A). Retakan bentuk arah melintang yaang
sebagai berikut: mengakibatkan rol patah menjadi satu atau
dua bagiaan dan patahaan melintang terjadi
lebih dari satu tempat. Retakan arah
memanjang pada rol masih berhubungan
dengan retakan arah melintang jadi dengan
demikian dua raha retakan tersebut saling
terkait.
Gambar 6 : Daerah reduksi rol

Tabel 2 : Ketetapan rol


Nom Diame Diame Kekera Mater
or ter ter san ial
rol max min
mm mm
1H 203,75 201,8 50-52 TIRA

Ketetapan yang dikeluarkan merupakan Gambar 8 : Bentuk retakan rol, retakan A


standar yang diperlukan untuk rol , dimana arah memanjang retakaan B arah
batasan diameter untuk rol baru maksimum + melintang.
203,75 mm dan batas diameter minimum
yang diijinkan jika ada pemesanan ulang

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 9 Nomor 2, September 2018


34
Jurnal Flywheel, Volume 9, Nomor 2, September 2018 ISSN : 1979-5858

c. Kerusakan permukaan rol bersamaan dengan masa pemakaian rol


Pada diberi tanda (A) terlihat bahwa tersebut.
awal retaakaan terjadi pada permukaan
rol yang berhubungan langsung dengan
copper rod saat proses pengerolan panas PEMBAHASAN
copper rod terjadi
1 Pemakaian bahan baja H13 untuk rol .
Berdasarkan standar AISI untuk cetakan
temperatur tinggi bahan tembaga panas
menggunakan baja H13, dimana baja H13
merupakan baja chromium hot work steels
dengan komposisi sesuai sebagai bahan rol
untuk proses pengerolan panas copper rod
sudah memenuhi syarat karena memenuhi
Gambar 9 : Kerusakan permukaan rol berupa
standar AISI.
lubang-lubang kecil (B) dan garis retaan (A). (a)
Ketentuan untuk rol yang digunakan
gaambar diperbesar 32x, (b) merupakan
mempunyai kekerasan 50 sampai 52 HRc,
pembesaran dari kolom gambar (a) 55x, (c)
dan hasil pengujian sampel baja H13 setelah
merupakan pembesaran dari kolom gambar (b)
mendapatkan perlakuan panas sesuai
150x.
ketentuan untuk rol, yang mendapatkan
kekerasan rata-rata 51 HRc. Jadi dengan
d. Metalurgi rol yang rusak
demikian kelebihan dan kekurangan unsur
Pada bidang patah rol tampak pada daerah
panduan untuk baja H13 diatas masih dalam
awal terjadinya retak sampai patah
batas dapat diterima karena masih
seluruhnya, alur aliran retakan merambat
memenuhi kekerasan rol.
dengan cepat dengan demikian jenis
2. Prosedur pemesinan
patahannya termasuk patah karena rapuh..
Langkah-langkah penyetelan ( set-up ) pada
Jika ditinjau dari titik-titik pengujian
mesin bubut sebelum melakukan
strukturmikro pada penampang patahan rol
pemesinan, harus disesuaikan dengan
tersebut terbaca bahwa keadaan
perencanan yang memerlukan kehalusan
strukturmikro tidak homogen lagi dengan
permukaan rol simbol ΔΔΔ ( sangat halus ),
demikian angka kekerasan bahan juga tidak
maka prosedur pengaturan kedalaman
merata, untuk satu bahan tersebut.
pemotongan, gerak makan dan kecepatan
potong mesin disesuaikan dengan Standard
Operating Prosedure (SOP) pemesinan,
sebagai berikut :
a. Pemilihan pahat potong ISO-P tipe
220408-PF untuk pemotongan baja H13
setara dengan jenis baja ASSAB 8407-
2M dan bajaX24CrMoV15 ( DIN ) ,
Gambar 10 : Awal retakan dipermukaan rol maka pahat ISO-P tipe 220408-PF
sudah sesuai untuk pemotongan dengan
Retak pada permukaan rol biasanya kedalaman potong a = 1mm.
didahului oleh mikro pada permukaan rol b. Pengaturan gerak makan f = 0.2 m/rev
karena adanya tekanan dan temperatur pada mesin dengan pemakaian pahat
tinggi pada saat terjadi proses pengerolan potong ISO-P tipe 220408-PF maka
panas copper rod atau akibat pemesinan. pemilihan gerak makan f = 0,2 m/rev
Retakan mikro dipermukaan rol akan terus sudah sesuai penggunaannya karena
merambat kedalam, ke kiri atau ke kanan batasan f = 0,1-0,35 mm/rev. Untuk
Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 9 Nomor 2, September 2018
35
Jurnal Flywheel, Volume 9, Nomor 2, September 2018 ISSN : 1979-5858

mendapatkan tingkat kehalusan V ) berdasarkan penggunaan pahat potong


permukaan simbol ΔΔΔ ( sangat halus ) ISO-P tipe 220408-PF sebagai berikut :
dengan parameter kehalusan 3 μm maka
pemilihan gerak makan f = 0,2 m/rev Tabel 3 : Perbandingan set-up pemesinan
tidak sesuai karena belum menghasilkan pemotongan baja H13 dengan pahat potong
kehalusan permukaan sesuai gambar ISO-P tipe 220408-PF
kerja ( yaitu simbol ΔΔΔ) untuk
menghasilkan tingkat kehalusan Set-up
Set-up
permukaan sesuai simbol ΔΔΔ ( sangat pemesina
pemesina
n pada
halus ), dengan kekasaran permukaan 3 n
N yang
μm yang benar dipilih f = 0,1 m/rev, o
Parameter
dilakuka
menurut
menurut Rumus 2.2 dan dengan SOP
n untuk
pemesina
menggunakan pahat potong ISO-P tipe pemesina
n
220408-PF. Dengan demikian n
klasifikasi pahat potong termasuk ISO- 1 Kedalama a = 1 mm a = 1 mm
P 10-30 lihat Tabel 8 yang digunakan n
Pemotong
untuk pemotongan baja H13 dengan
an
kedalam potong a = 1 mm dan gerak 2 Gerak f = 0,2 f = 0,1
makan f = 0.1 m/rev. Pemakana m/rev m/rev
c. Pengaturan kecepatan potong V = 125 n
m/min pada mesin bubut dengan 3 Kecepatan V = 125 V = 310
pemakaian pahat potong ISO-P 220408- Potong m/min m/min
PF maka pemilihan kecepatan potong V = 4 Daya Ncm = Ncm =
mesin 1,83 KW 2,7 KW
125 m/min dengan gerak makan f = 0,2
m/rev tersebut tidak sesuai untuk
Dari set-up pemesinan berdasarkan
digunakan pemotongan baja H13. Untuk
Standard Operating Prosedure (SOP)
pemotongan baja H13 dengan gerak
pemesinan dapat menghasilkan pemotongan
pemakanan f = 0,1 m/rev menurut Rumus
permukaan rol lebih halus dari kekasaran
2.3 diperoleh kecepatan potong V = 310
permukaan 12 μm atau diberi simbol tingkat
m/min. Pengaturan kecepatan potong V =
kekasaran ѿ sesuai dengan ISO-N8 menjadi
310 m/min untuk pemotongan baja H13
ISO-N6 tingkat kekasaran simbol ΔΔΔ
dengan kekerasan 185 HB sudah sesuai .
(sangat halus). Pemilihan putaran spindel
d. Daya pemotongan untuk set-up mesin
1000 rpm untuk gerak pemakanan f = 0.2
bubut dengan kedalaman pemotongan a =
m/rev tidak sesuai, maka untuk putaran
1 mm, gerak makan f = 0,2 m/rev dan V =
spindel tersebut sesuai untuk gerak
125 m/min, daya pemotongannya sebesar
pemakanan f = 0.1 m/min .
Ncm = 1,83 KW. Daya pemotongan
menurut Standard Operating Prosedure (
KESIMPULAN DAN SARAN.
SOP ) pemesinan dengan kedalaman
pemotongan a = 1 mm, gerak makan f =
Kesimpulan.
0,1 m/rev dan kecepatan potong V = 310
Data-data yang diperoleh dari penelitian,
m/min daya pemotongannya sebesar Ncm
disusun, diolah dan dibahas untuk mendapatkan
= 2,7 KW. Perhitungan daya pemotongan
kesimpulan, sebagai berikut :
menurut Rumus 24, aman dipakai.
1. Pemakaian baja H13 untuk bahan rol sudah
e. Perbandingan set-up pemesinan untuk
memenuhi ketentuan batasan teknik, terutama
pemotongan yang optimal dengan
prosentase kandungan unsur pada komposisi
pengaturan pada kedalaman potong ( a ),
kimia dan pencapaian kekerasannya setelah
gerak makan ( f ) dan kecepatan potong (
dilakukan perlakuan panas.
Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 9 Nomor 2, September 2018
36
Jurnal Flywheel, Volume 9, Nomor 2, September 2018 ISSN : 1979-5858

2. Langkah-langkah penyetelan a = 1 mm, f = Materials, Volume 2, ASM International, Ohio,


0,2 m/rev dan V = 125 m/min pada mesin 1992, halaman 244-345.
bubut, yang digunakan untuk memotong baja Heinz P. Block, Machinery Failure Analysis and
H13 sebagai bahan rol dengan pahat potong Troubleshooting, Gulf Publishing Company,
jenis ISO type P 220408-PF, ternyata belum Tokyo, 1991.
mampu menghasilkan kehalusan simbol ΔΔΔ M. H. Kamdar, Liquid Metal Embrittlement,
dan juga mengakibatkan retakan halus pada ASM Handbook Failure Analysis and
permukaan rol. Prevention, Volume 11, ASM International,
Ohio, 1993, halaman 225-238.
Saran-saran Kapajian S, Manufacturing Enginering and
1. Untuk mengurangi kegagalan / kerusakan rol Technologi, Addison Wesley Publishing CO,
yang digunakan pada pengerolan panas 1984.
copper rod, perlu mengganti material baja Kazuo Nakayama, Basic Understanding Of
untuk bahan rol yang mempunyai Cutting and Grinding Technologies,
karakteristik ketahanan terhadap kelelahan Procedings Machine Tool Technology and
panas yang tinggi, tahan pada temperatur application, Bandung Institute of
tinggi dan kekerasannya sangat baik ( 52-55 Technology, Indonesia, 1984.
HRc ). Otto J. Tassi, Non Ferrous Wire Handbook,
2. Langkah-langkah penyetelan mesin bubut Addison Wesley International, Volume 1,
pada kedalaman potong a = 1 mm, gerak 1981.
makan f = 0,1 m/rev, kecepatan potong V = Robinson, Olin Corporation, Propertis Of
310 m/min dengan menggunakan pahat Wrought Copper and Copper Alloys, ASM
potong karbida jenis ISO type P 220408-PF Handbook Propertis and Selection :
untuk memotong baja H13, dapat Nonferrous Alloys and Special-Purpose
menghasilkan tingkat kekasaran permukaan Taufic Rochim, Proses Pemesinan, Institut
rol simbol ΔΔΔ (halus sekali). Teknologi Bandung, 1985.
Stepen D. Antolovich, Fatigue Failure, ASM
Handbook Failure Analysis and Prevention,
DAFTAR PUSTAKA
Volume 11, ASM International, Ohio, 1993,
Alan M. Bayer, Wrought Tool Steels, Metals halaman 102-135.
Handbook, Properties and Selection : Irons, Sujana W., Widi K.A. Compared of Surface
Steels and High-Performance Alloys, Roughness Nitride Layers Formed on Carbon
Volume 1, ASM International, Ohio, 1993, and Low Alloy Steel, International journal of
halaman 757-759. Engineering Research and Science (IJOER)
Alfred Jahr, Innovation in Rolling Mill Guides, Vol 2 Issue 6, 2016
Metallurgical Pland and Technologi Sujana W., Widi, K. A., Karakterisasi lapisan
International, Volume 19, 1996. Retak Mikro Permukaan Hard Chrome hasil
Budi Yuwono, Quality Improvement of Copper Perlakuan Nitridisasi, Seminar Nasional
Rod Production for Magnet Wire Teknologi (Senatek), Januari 2015
Application, Wire Journal, 1995. Thelning Erick, Steel and Heat Treatment,
George E. Dieter, Metalurgi Mekanik, Jointly Owned by Butterworek & CO,
terjemahan Sriati Djaprie, jilid 2, Penerbit London, 1984.
Erlangga, Jakarta, 1988. Vander Voort G, F, History Of Factrografi, ASM
Gordon W. Powell, Identification of Typer of Handbook Factrografi, Volume 12, ASM
Failures, ASM Handbook Failure Analysis International, Ohio, 1993, halaman 1-11.
and Prevention, Volume 11, ASM
International, Ohio, 1993, halaman 75-103.

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 9 Nomor 2, September 2018


37

Anda mungkin juga menyukai