Anda di halaman 1dari 8

NAMA : CHINTYA EGLESYES

NIM : 4213131054
KELAS : PSPK 21B
TR KIMIA LOGAM HAL 328
1. Tuliskan persamaan reaksi :
• Logam zink + bromin cair
Zn(s) + Br2(l) → ZnBr2(s)
• Padatan zink karbonat dipanaskan
ZnCO3(s) → ZnO(s) + CO2(g)
• Larutan ion zink (II) + larutan ammonia
Zn(aq)2+ +2NH3(aq) → [Zn(NH3)2](aq)2+
• Padatan zink karbonat dipanaskan
ZnCO3(s) → ZnO(s) + CO2(g)
• Padatan raksa (II) sulfide dipanaskan diudara
HgS(s) + O2(g) → Hg(l) + SO2(g)
• Larutan raksa (II) klorida + larutan timah (II) klorida
HgCl2(aq)+SnCl2(aq)→Hg(l)+SnCl4(aq)

2. Jelaskan secara ringkas mengapa logam zink, cadmium, dan raksa.Tidak termasuk
golongan logam – logam transisi, demikian juga tidak termasuk logam – logam alkali
tanah!
Jawab : Logam zinc (Zn), cadmium (Cd), dan mercury (Hg) memiliki sifat-sifat khusus yang
membuatnya tidak termasuk dalam golongan logam alkali tanah atau logam transisi. Berikut adalah
penjelasan singkatnya:
1. Zink (Zn):
• Zink termasuk dalam golongan logam seng (golongan 12) pada tabel periodik.
• Meskipun termasuk dalam logam transisi, zinc seringkali ditempatkan terpisah
karena memiliki sifat-sifat yang lebih mirip dengan logam alkali tanah.
• Zinc cenderung membentuk ion Zn2+ dengan kehilangan dua elektron dari kulit
terluar.
2. Cadmium (Cd):
• Cadmium juga termasuk dalam golongan 12 pada tabel periodik dan seringkali
dianggap sebagai bagian dari golongan logam transisi.
• Sifat kimia dan fisika cadmium seringkali mirip dengan zinc.
• Cadmium dapat membentuk ion Cd2+ dengan kehilangan dua elektron dari kulit
terluar.
3. Mercury (Hg):
• Mercury memiliki sifat-sifat yang sangat unik, terutama karena ia berada dalam
bentuk cair pada suhu kamar.
• Mercury umumnya tidak ditempatkan dalam golongan logam alkali tanah atau
logam transisi.
• Meskipun berada dalam golongan 12, mercury memiliki sifat-sifat khas logam
transisi.
Dengan demikian, meskipun zinc, cadmium, dan mercury termasuk dalam logam transisi, sifat-
sifat khusus mereka membuatnya tidak termasuk dalam golongan logam alkali tanah atau
logam transisi secara klasik. Zink dan cadmium seringkali dianggap sebagai logam transisi
yang memiliki kemiripan dengan logam alkali tanah, sedangkan mercury menonjol karena
wujud cairnya pada suhu kamar.

3. Bandingkan kesamaan/perbedaan sifat – sifat (a) zink dengan magnesium dan (b) zink
dengan aluminium!
Jawab :
(a) Kesamaan dan Perbedaan antara Zinc (Zn) dan Magnesium (Mg):
Kesamaan:
1. Keadaan Oksidasi: Keduanya dapat membentuk ion positif dengan kehilangan elektron,
dengan magnesium umumnya membentuk ion Mg2+, dan zinc membentuk ion Zn2+.
2. Sifat Logam: Keduanya adalah logam yang relatif ringan, memiliki konduktivitas listrik
yang baik, dan bersifat malleable (dapat ditempa) dan ductile (dapat ditarik).
Perbedaan:
1. Reaktivitas dengan Air: Magnesium reaktif terhadap oksigen dalam udara dan
membentuk lapisan oksida tipis di permukaannya, sementara zinc kurang reaktif dan
membentuk lapisan pelindung yang lebih tebal, melindungi logam dari korosi lebih baik.
2. Reaktivitas dengan Asam: Magnesium bereaksi dengan lebih aktif terhadap asam
dibandingkan zinc. Magnesium bereaksi dengan asam klorida atau asam sulfat, sementara
zinc lebih lambat bereaksi.
3. Kepadatan: Magnesium memiliki kepadatan yang lebih rendah dibandingkan zinc.
Magnesium memiliki kepadatan sekitar 1.738 g/cm³, sedangkan zinc memiliki kepadatan
sekitar 7.14 g/cm³.
(b) Kesamaan dan Perbedaan antara Zinc (Zn) dan Aluminium (Al):
Kesamaan:
1. Keadaan Oksidasi: Keduanya dapat membentuk ion positif, dengan zink membentuk ion
Zn2+ dan aluminium membentuk ion Al3+.
2. Korosi: Keduanya membentuk lapisan oksida yang melindungi permukaannya dari korosi.
Zinc membentuk lapisan oksida ZnO, sementara aluminium membentuk lapisan oksida
3Al2O3.
Perbedaan:
1. Berat Jenis: Aluminium memiliki berat jenis yang lebih rendah dibandingkan zink.
Aluminium memiliki berat jenis sekitar 2.70 g/cm³, sementara zink memiliki berat jenis
sekitar 7.14 g/cm³.
2. Reaktivitas dengan Air: Aluminium membentuk lapisan oksida yang sangat kuat dan
tahan korosi, sehingga kurang reaktif terhadap udara daripada zinc.
3. Pembentukan Ion: Aluminium memiliki kecenderungan untuk membentuk ion Al3+,
sedangkan zinc membentuk ion Zn2+.
4. Pemrosesan: Aluminium lebih mudah diproses karena memiliki titik leleh yang lebih
rendah (sekitar 660.3°C), sementara zinc memiliki titik leleh yang lebih tinggi (sekitar
419.5°C).

4. Raksa (II) iodide tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan kalium iodide. Jelaskan!
Jawab :
1. Kelarutan dalam air: Raksa (II) iodida, HgI2, memiliki sifat ionik yang kuat. Saat
dilarutkan dalam air, molekul-molekul raksa (II) iodida terurai menjadi ion-ionnya.
Interaksi antara ion-ion ini dan molekul air menentukan kelarutan senyawa tersebut.
Raksa(II) iodida tidak larut dalam air karena interaksi antara ion-ion raksa(II) iodida dan
molekul air tidak cukup kuat untuk mengatasi gaya tarik antar-ion dalam senyawa ionik
tersebut.
2. Kelarutan dalam kalium iodida: Kalium iodida, KI, juga adalah senyawa ionik yang
mengandung ion kalium (K+) dan ion iodida (I-). Ketika raksa (II) iodida dilarutkan dalam
larutan kalium iodida, terjadi pertukaran ion antara raksa (II) iodida dan kalium iodida.
Mekanisme ini dapat dijelaskan melalui prinsip kesetimbangan ion. Ion-ion raksa (II)
iodida dapat tergantikan oleh ion-ion kalium dan iodida dari larutan kalium iodida,
membentuk senyawa kompleks baru yang lebih larut dalam air.
Persamaan reaksi yang mungkin terjadi adalah:
HgI2(s) + 2KI(aq) →HgI42−(aq) + 2K+(aq)
Senyawa kompleks HgI42− yang terbentuk lebih larut dalam air dibandingkan dengan raksa(II)
iodida, sehingga kelarutan keseluruhan meningkat. Ini disebabkan oleh sifat kompleks yang
lebih polar dan interaksi yang lebih kuat antara ion-ion kompleks dengan molekul air
dibandingkan dengan ion-ion raksa(II) iodida.
Jadi, kesimpulannya adalah bahwa dalam larutan kalium iodida, raksa(II) iodida berinteraksi
dengan ion-ion kalium iodida membentuk senyawa kompleks yang lebih larut, sementara
raksa(II) iodida sendiri tidak larut dalam air karena interaksi ioniknya yang kurang kuat dengan
molekul air.

5. Jelaskan susunan baterai NiCad dan cara pengisian kembali!


Jawab : Baterai NiCad (Nikel Kadmium) merupakan jenis baterai isi ulang (rechargeable battery) yang
menggunakan nikel oksida hidroksida sebagai katoda, kadmium sebagai anoda, dan larutan kalium
hidroksida sebagai elektrolit. Berikut adalah penjelasan susunan dan cara pengisian kembali (charging)
baterai NiCad:
Susunan Baterai NiCad:
1. Katoda (Positive Electrode): Terbuat dari nikel oksida hidroksida (NiOOH). Pada saat
baterai dalam keadaan depletes (habis daya), katoda mengalami reduksi selama proses
penggunaan.
2. Anoda (Negative Electrode): Terbuat dari kadmium (Cd). Pada saat baterai dalam
keadaan depletes, anoda mengalami oksidasi selama proses penggunaan.
3. Elektrolit: Biasanya menggunakan larutan kalium hidroksida (KOH). Elektrolit berperan
sebagai medium konduktif yang memungkinkan pergerakan ion antara katoda dan anoda
selama reaksi elektrokimia.
4. Separator: Memisahkan katoda dan anoda untuk mencegah kontak langsung yang dapat
menyebabkan korsleting.
5. Casing: Terbuat dari bahan non-konduktif yang aman dan tahan terhadap korosi.
Cara Pengisian Kembali Baterai NiCad:
Proses pengisian kembali baterai NiCad melibatkan reaksi elektrokimia yang membalikkan
proses yang terjadi selama penggunaan baterai. Berikut langkah-langkahnya:
1. Penghubung (Connection): Baterai NiCad dihubungkan ke sumber daya listrik melalui
charger yang dirancang khusus untuk baterai ini.
2. Proses Pengisian (Charging Process): Selama pengisian, arus listrik mengalir melalui
baterai dari katoda ke anoda. Reaksi elektrokimia terjadi di kedua elektroda:
Katoda (Charge) : NiOOH+OH−→ Ni(OH)2 + O2− + e−
Anoda (Charge) : Cd + 2OH−→ Cd(OH)2 + 2e−
Selama reaksi ini, ion hidroksida (OH−) diproduksi pada katoda, sementara ion hidroksida
diurai pada anoda.
3. Kontrol Pengisian (Charge Control): Pengisian kembali biasanya dikendalikan oleh
suatu mekanisme yang memantau tegangan dan suhu baterai. Begitu baterai mencapai
tingkat pengisian yang optimal, proses pengisian akan dihentikan untuk mencegah
overcharging yang dapat merusak baterai.
Baterai NiCad memiliki siklus pengisian dan pengosongan yang baik, tetapi perlu diingat untuk
tidak terlalu sering atau terlalu lama mengisi baterai, karena dapat mempengaruhi umur pakai
baterai dan menyebabkan fenomena yang dikenal sebagai "memory effect."

6. Jelaskan salah satu proses pengawetan buku dengan bahan pengawet dari senyawa zink!
Jawab : Salah satu proses pengawetan buku yang menggunakan bahan pengawet dari senyawa zink
adalah dengan menggunakan senyawa Zink Oxide (ZnO) atau senyawa lain yang mengandung zink.
Zink oxide adalah senyawa yang memiliki sifat antimikroba, antijamur, dan antijamak.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses pengawetan buku dengan menggunakan
senyawa zink:
1. Persiapan Bahan:
• Zink Oxide: Dapat digunakan dalam bentuk serbuk halus. Zink oxide dapat
ditempatkan dalam wadah-wadah yang dapat ditempelkan atau ditempatkan di
sekitar buku.
• Alternatif: Selain zink oxide, senyawa zinc lainnya seperti zink stearate atau zink
pyrithione juga dapat digunakan untuk tujuan pengawetan.
2. Pengecekan Kelembaban:
• Sebelum penggunaan bahan pengawet, penting untuk memastikan bahwa buku dan
lingkungan penyimpanannya relatif kering. Kelembaban yang tinggi dapat
menyebabkan pertumbuhan jamur dan mempercepat degradasi buku.
3. Aplikasi Bahan Pengawet:
• Zink oxide dapat diterapkan langsung pada bagian luar buku atau tempat
penyimpanannya. Serbuk Zink oxide dapat ditempatkan di dalam kantong kain atau
kantong kasa yang ditempatkan di sekitar buku.
• Alternatif: Dalam beberapa kasus, senyawa zink dapat dicampurkan dengan bahan
pengawet lain, seperti silica gel, untuk menciptakan lingkungan yang lebih kering.
4. Efek Antijamur dan Antimikroba:
• Senyawa Zink Oxide memiliki sifat antijamur dan antimikroba yang dapat
membantu mencegah pertumbuhan jamur atau mikroorganisme lain pada buku.
• Zink Oxide juga dapat memberikan perlindungan terhadap serangga atau hama
yang dapat merusak buku.
5. Pemantauan dan Pemeliharaan:
• Proses pengawetan buku dengan bahan pengawet zink memerlukan pemantauan
secara teratur. Jika kondisi buku atau lingkungan penyimpanannya berubah, perlu
diambil tindakan tambahan atau penggantian bahan pengawet.
• Bahan pengawet dapat perlu diganti atau ditambahkan kembali dari waktu ke
waktu, tergantung pada tingkat penggunaan dan kondisi penyimpanan.
7. Tuliskan persamaan reaksi yang menunjukkan sifat amfoterik logam zink :
a. Zn(s) + H3O)+(aq) + H2O(l) →
Jawab : Zn(s) + 2H3O+(aq) → Zn2+(aq) + 3H2O(l) + H2(g)
b. Zn(s) + OH-(aq) + H2O(l) →
Jawab : Zn(s) + 2OH−(aq) + 2H2O(l) → [Zn(OH)4]2− (aq)+ H2(g)
8. Tulis persamaan reaksi untuk sifat – sifat senyawa raksa berikut :
a. HgCl2(aq) + SnCl2(aq) → Hg2Cl2(s) + SnCl4(aq)
b. Hg2Cl2(s) + SnCl2(aq) → Hg(l) + SnCl4(aq)
c. Hgl2(s) + KI(aq) → [HgI4]2−(aq)+2K+(aq)

9. Jelaskan mengapa reaksi antara ion raksa (I), Hg22+ dengan ion sulfide S2- membentuk
endapan raksa (II) sulfida!
Jawab :
Reaksi antara ion merkuri(I) (Hg22+) dengan ion sulfida (S2−) membentuk endapan merkuri(II)
sulfida (HgS). Ini dapat dijelaskan oleh prinsip dasar reaksi kimia dan termodinamika.
Persamaan reaksi ini adalah sebagai berikut:
Hg22+ + S2− →HgS(s)
Penjelasan:
1. Reaksi Redoks:
• Pada awalnya, ion merkuri(I) (Hg22+) adalah ion dengan muatan positif +2, dan ion
sulfida (S2−) adalah ion dengan muatan negatif -2.
• Selama reaksi, ion merkuri (I) mengalami oksidasi, kehilangan dua elektron
menjadi merkuri(II) (Hg2+).
• Ion sulfida mengalami reduksi, menerima dua elektron untuk membentuk sulfida
(S2−).
• Reaksi keseluruhan menunjukkan transfer elektron dari merkuri (I) ke sulfida.
2. Pembentukan Endapan:
• Setelah terjadi transfer elektron, ion merkuri(II) (Hg2+) dan ion sulfida (S2−)
membentuk senyawa ionik padat, yaitu merkuri(II) sulfida (HgS).
• Endapan ini terbentuk karena kedua ion telah bereaksi secara kimiawi dan
membentuk senyawa yang memiliki kelarutan yang rendah dalam air.
3. Kelarutan Rendah:
• Merkuri(II) sulfida memiliki kelarutan yang rendah dalam air, sehingga senyawa
ini cenderung membentuk endapan padat ketika kedua ion bereaksi.
• Endapan ini dapat ditemukan sebagai partikel padat (endapan) yang muncul dalam
larutan reaksi.
Jadi, reaksi antara ion merkuri(I) (Hg22+) dengan ion sulfida (S2−) menghasilkan endapan
merkuri(II) sulfida (HgS) karena terjadi reaksi redoks dan senyawa hasilnya memiliki kelarutan
yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai