Oleh
DIANE CHRISTIANA
NIM : 857114488
B. Bidang Kajian
C. Pendahuluan
2
TK yang tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai tempat bermain yang menyenangkan
bagi anak.
Pada dasarnya, membelajarkan persiapan membaca dan menulis di TK dapat saja
dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra-skolastik atau pra-
akademik. Pembelajaran persiapan membaca dan menulis di TK hendaknya dapat
diberikan secara terpadu dalam program pengembangan kemampuan dasar, dalam hal ini
bidang pengembangan berbahasa dan motorik.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek
perkembangan membaca dan menulis ini dapat disusun berbagai bentuk kegiatan
pembelajaran membaca dan menulis bagi anak TK.
Berdasarkan Kompetensi membaca di tingkat pendidikan dasar merupakan salah
satu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Membaca merupakan awal dan
dasar dari kemampuan seseorang. Apabila kemampuan membaca rendah dapat
dipastikan bahwa kemampuan yang lain juga rendah, tidak mungkin memiliki
kemampuan matemetik yang tinggi.
Secara umum, upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada diri
siswa masih mengalami beberapa kendala yakni karena mahalnya bahan bacaan seperti
buku, Koran dan majalah. Di samping itu, khususnya tayangan film asing ke dalam
bahasa Indonesia. Merupakan salah satu penghambat untuk mengembangkan kebiasaan
membaca. Sesungguhnya yang paling penting adalah kemudahan mendapatkan bahan
bacaan dan timbul keniatan pada diri seseorang akan pentingnya membaca.
Pada hakikatnya pendidikan anak TK adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak TK merupakan
salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan
dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik (halus dan kasar),
kecerdasan jamak (multiple intelegence), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai dengan
keunikan dan perumbuhan anak TK, Penyelenggaraan Pendidikan TK disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangan yang dilaului oleh anak TK.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
3
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
UU Sisdiknas (2003) pada pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa pendidikan anak
TK/ Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Karakteristik tujuan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak memiliki lima bidang
pengembangan yaitu: (1) pengembangan sikap dan nilai, (2) pengembangan bahasa, (3)
pengembangan kognitif (4) pengembangan fisik dan motorik, dan (5) pengembangan
seni. Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, guru dapat menggunakan strategi /
metode pembelajaran yang memungkinkan anak dapat mengembangkan keterampilan
berbicara, mendengar, membaca dan menulis.
Bersarkan karakteristik dan aspek pengembangan kebahasaan, pada usia TK
kemampuan anak masih terbatas dalam memahami bahasa dari pandangan orang lain.
Akselerasi perkembangan bahasa anak terjadi sebagai hasil perkembangan fungsi
simbolis Hetherington (dalam Moeslichatoen, 1999: 18). Jika pengembangan simbol
bahasa telah berkembang, maka hal ini memungkinkan anak memperluas kemampuan
memecahkan persoalan yang dihadapi dan memungkinkan anak belajar dari sesuatu
yang telah dibacanya. Semakin banyak dan sering anak membaca maka semakin
berkembang pula keterampilan memahami kata. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
apabila para ahli menyimpulkan, membaca merupakan dasar dari pada keterampilan
bahasa lainnya Tarigan (dalam Tarigan 1987: 48)
Pentingnya pemahaman terhadap suatu kata dalam interaksi komunikatif
memang sangat nyata. Untuk dapat terlibat dalam suatu komunikasi, seseorang harus
mampu memahami dan mereaksi apa yang baru saja dikatakan dan didengar.
Konsekwensinya pembelajaran perlu melatih keterampilan membaca. Membaca adalah
kemampuan memperluas cakrawala pengetahuan kita . Dengan mahir membaca akan
timbul keinginan menemukan bacaan , memahami dan menafsirkan apa yang dibaca.
(Fawzia Aswin .H,1999).
Untuk mencapai kegiatan membaca tersebut diperlukan metode yang tepat.
Metode bermain merupakan salah satu metode yang banyak di pergunakan di Taman
Kanak-Kanak. Metode bermain merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
4
menyenangkan karena anak mendapat pengalaman langsung yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak TK.
Dengan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang
pembelajaran kemampuan membaca dengan Metode Bermain. Penelitian ini penulis
tuangkan dalam bentuk Proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Membaca dengan Metode Bermain pada Siswa Kelompok A
di TK UNITY SCHOOL Kecamatan Bekasi Selatan Semester I Tahun Pelajaran
2022/2023”.
3. Hipotensis
5
E. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Guna meningkatkan kemampuan membaca pada siswa kelompok A di TK UNITY
SCHOOL Kecamatan Bekasi Selatan Tahun Pelajaran 2022/2023.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan siswa dapat menumbuh kembangkan kemampuan membaca mejadi
sebuah minat, kegemaran, dan kebiasaan positif baik di sekolah, di keluarga
maupun di lingkungan masyarakat.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Memberikan motivasi dan dorongan untuk kemampuan membaca baca pada
anak.
b. Dengan kemampuan membaca pemahaman, siswa dapat berperan aktif dan
bertanggung jawab dalam mengembangkan kemajuan belajar mereka sendiri.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kognitif, efektif dan psikomotorik dalam
konteks pembelajaran.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Sebagai fasilitator, guru dapat menggunakan berbagai macam teknik, metode,
dan pendekatan dalam pembelajaran membaca.
b. Dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang bersifat dinamis dan
menyenangkan.
c. Mengevaluasi hasil akhir pembelajaran dengan upaya membina,
membimbing dan mengarahkan siswa agar terampil dalam membaca
pemahaman secara baik, benar, efektif dan efisisen.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar.
b. Meningkatakan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi belajar siswa
dan prestasi kinerja guru.
6
G. Kajian Pustaka
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang
usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari
tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses
evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri.
Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai
tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan
interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan
hidupnya.
7
periode ini tidak terlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan
berbahasa untuk periode selanjutnya.
Erik H. Erikson (Helms & Turner, 1994:64) memandang periode usia 4-6
tahun sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk
mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari
apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari
lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa, dan daya
kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang
selalu menolong, memberi nasehat, dan membantu mengerjakan sesuatu padahal
anak dapat melakukannya sendiri, menurut Erikson dapat membuat anak tidak
mendapatkan kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan.
8
4. Metode Bermaian Anak TK
Motivasi Intrinsik tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak.
Pengaruh positif tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk
dilakukan. Bukan dilakukan sambil lalu, tingkah laku itu bukan dilakukan sambil
lalu. Cara/tujuan, cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Kelenturan,
bermain itu perilaku yang lentur
Fungsi bermain bagi anak TK. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang
dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.
Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.
Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng. Untuk
melepaskan dorongan yang tidak dapat diterima. Untuk kilas balik pesan-pesan
yang biasa dilakukan. Mencerminkan pertumbuhan. Untuk mengembangkan sosial
anak. Beberapa fungsi bermain :
Mempertahankan keseimbangan
Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari
Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang.
Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari..
Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari.
Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah.
Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain.
9
4. Bertanding atau berolahraga.
(http://yatna234.blogspot.com/2008/11/penggunaan-dan-pengertian-metode-
bagi.html, diakses 31 Oktober 2023 )
a. Kemampuan Mendengar
10
1) Menunjuk, menyebut, dan memperagakan gerakan-gerakan sederhana, misalnya
duduk, jongkok, berlari, makan, menangis, dan sebagainya.
2) Bercerita tentang kejadian di sekitarnya secara sederhana.
3) Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri 4-6 gambar.
4) Menyebut sebanyak-banyaknya nama benda, binatang, dan tanaman yang
mempunyai bentuk, warna atau menurut ciri-ciri tertentu.
5) Menyebutkan sebanyak-banyaknya kegunaan dari suatu benda.
6) Menceritakan gambar yang telah disediakan.
7) Bercerita tentang gambar yang telah dibuat sendiri.
8) Mengenai kata-kata yang menunjukkan posisi di dalam, di luar, di atas, di bawah.
9) Menghubungkan gambar/benda dengan kata.
10) Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambang-kannya.
c. Kemampuan Berbicara (Berkomunikasi)
11
d. Membaca Gambar
12
Penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal yang berlaku di TK UNITY SCHOOL
terutama yang berkaitan dengan bidang pengembangan bahasa.
d) Metode dan Desai Penelitian
1) Metode penelitian
Penelitian yang penulis lakukan bercorak penelitian tindakan kelas, metode yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif sejalan
dengan pendapat Atar Semi (1990: 23) yang mengatakan bahwa “Penelitian kualitatif
dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka, tetapi mengutamakan
hubungan antar konsep yang sedang dikaji secara empiris”. Hal ini sejalan pula
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (1991: 195) menegaskan bahwa
“Dalam penelitian kualitatif, data digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-
pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan”. Dasar pertimbangan lain
digunakannya metode deskriptif kualitatif ini adalah seperti pendapat yang dikatakan
Moleong (2004: 5) sebagai berikut:
“Pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda, kedua motode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dan responden, ketiga metode ini lebih peka dan lebih
dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap nilai yang dihadapi”.
Selain itu, dalam penelitian kualitatif juga perlu dipertimbangkan pendapat yang
dikemukakan oleh Bog dan Taylor (Moleong, 2004: 3) menyatakan sebagai berikut:
“Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang
dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai
bagian dari suatu keutuhan”.
2) Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan mengacu pada bentuk desain bercorak
Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), sehingga model penelitian
yang digunakan adalah model daur (siklus) yang mencakup empat komponen, yaitu:
rencana (pleanning), observasi (observation, tindakan (action) dan refleksi
(reflection). Rancangan penelitian seperti tergambar dari bagan berikut ini.
13
Perencanaan
Pengmatan
Perencanaan
Pengamatan
14
Tahap 3: Pengamatan (Observation)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat atau
observer. Pengamatan ini tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan,
pengamatan dilakukan pada waktu tindakan berlangsung.
Tahap 4: Refleksi (Reflection)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia menjadi pemantulan. Kegiatan refleksi inisangat tepat dilakukan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
peneliti untuk mendiskusikan implementasi kekurangan atau kelebihan pembelajaran
yang telah selesai dilaksanakan dan merencanakan rancangan tindakan selanjutnya.
Bagian di atas dapat memperjelas bagaimana prosedur pelaksanaan penelitian
dalam upaya memecahkan permasalahan. Untuk mengatasi setiap permasalahan yang
muncuul atau mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, guru harus selalu membuat
perencanaan pembelajaran terlebih dahulu, baru kemudian pelaksanaan tindakan sebagai
implementasi perencanaan tersebut. Pelaksanaan tindakan selalu disertai dengan
pengamatan, baik oleh pelaku itu sendiri maupun oleh observer lain. Dalam hal ini
observer yang dimaksud juga boleh siswa, rekan guru, kepala sekolah atau yang lainnya.
Observasi dilakukan sebagai upaya mengumpulkan data. Observer berperan melihat,
mendengar dan mencatat segala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung,
baik dengan atau tanpa menggunakan alat bantu pengamatan. Observer hendaknya tidak
menyalahkan tetapi bersigat mendukung, bukan menilai dan setelah diperoleh data
sesegera mungkin dilakukan diskusi balikan.
Dalam pelaksanaan diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil pengamatan
maupun dari tes akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan secara sistematik dan
rasional serta dengan teknik tri-angulasi akan diperoleh suatu kesimpulan. Kegiatan
tersebut merupakan kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama-sama untuk
mengetahui hal-hal mana yang harus dipertahankan dan hal-hal mana yang masih harus
ditingkatkan atau ditinggalkan.
Jika kegiatan yang disebut refleksi ini dilakukan dengan benar telah melibatkan
semua yang terkait, maka kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan tindakan akan selalu
bermuara pada hasil dari suatu tindakan yaitu penyusunan perencanaan dan tindakan
perbaikan berikutnya.
15
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas(PTK). Tiap siklus meliputi 4
tahap yaituperencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari tiap siklus ini
diamati kualitas proses pembelajaran yang terdiri dari aktifitas siswa dan guru, serta
hasil belajar siswa yang diukur dari hasil test.
3. Metode Analisa Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, dihitung nilai rata-rata kelas
dan yang disajikan dalam bentuk tabulasi frekuensi, diagram batang. Analisis trend
(analisis perkembangan) digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan
membaca siswa dalam bentuk hasil tes baik tulis maupun lisan.
I. JADWAL PENELITIAN
Oktober-November 2022
No. Kegiatan
Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II
(18-23Oktober) (25-30 Oktober) (1-6 Nopember) (8-13 Nopember)
1. Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Pengolahan data
4 Pembuatan
laporan
16
J. PERSONALIA
Peneliti Observer
KARLIA TASMIN,S.Pd
17
K. DAFTAR PUSTAKA
18