Anda di halaman 1dari 26

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD DALAM

PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI BERMAIN PUTARAN


KATA PADA ANAK BERUSIA DINI
Oleh:
Deby Nur Alifa Mustar (21.03.00.005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


STAI ALHIKMAH JAKARTA SELATAN
2023
2

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami masih diberikan kesempatan untuk terus belajar untuk mengkaji ilmu
– ilmuNya yang luar biasa. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
wawasan mengenai penelitian saya, dengan judul “EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA
FLASHCARD DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI BERMAIN
PUTARAN KATA PADA ANAK BERUSIA DINI”.
Dengan penelitian ini kami mengharapkan bagi pembacanya mampu untuk
memahami , kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,agar
bisa menjadi lebih baik lagi, dan kami juga berharap makalah ini dapat memberi informasi
yang berguna bagi pembacanya dan khususnya kami sebagai peneliti.

Jakarta, 27 Januari 2023

Penulis

BAB I

1
3

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa inggris menjadi bahasa internasional di dunia. Dalam pembelajaran bahasa
inggris ini banyak disekolah memasuki pelajaran tersebut bertujuan untuk dasar mengetahui
kosakata dasar dalam bahasa inggris dari lingkungan sekitar. Namun, banyak peserta didik
yang sulit untuk belajar cepat mengerti dan memahami arti dari bahasa inggris khususnya
untuk sekolah TK/RA. Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasarannya adalah anak didik dan memiliki karakter penting
untuk peserta didik dalam memilih sumber belajar dan menyediakan serta menerapkan media
yang sesuai dengan materi yang disajikan. Pemilihan media pembelajaran adalah bagian dari
pengembangan pembelajaran dimana yang merupakan salah satu komponen yang tidak
terlepas dari komponen pembelajaran lain dalam sistem pembelajaran, Pemilihan media
merupakan keputusan yang menarik dan menentukan terhadap ketetapan jenis media yang
akan digunakan yang selanjutnya sangat mempengaruhi efektivitas dan efesiensi proses
pembelajaran.

Pendidikan Anak Usia Dini terdapat tiga bentuk, yakni pendidikan formal, pendidikan
non formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur
sebagai pembinaan dan perkembangan anak berusia empat tahun sampai enam tahun
dilaksanakan melalui Taman Kanak-Kanak, Raudhatul Athfal, dan bentuk lainnya. Taman
Kanak-kanak biasa disebut pendidikan Pra-sekolah perlu mendapatkan perhatian yang
sungguh-sungguh dari seluruh sistem pelaksana pendidikan. Jika pada tahap dasar anak ini
anak telah dibekali dengan dengan bimbingan dan pengajaran yang tepat, maka tahap
selanjutnya akan relatif mudah. Oleh karena itu,

1
2

pendidikan di Taman Kanak-kanak harus dapat memberikan dasar tentang berbagai aspek
kehidupan yang dikembangkan anak dimasa yang akan datang. Peserta didik rata-rata
berumur 5-6 tahun. Pada usia ini, anak berada pada tahap Pra-operasional. Anak mulai
menunjukan proses berpikir yang jelas. Ia mulai mengenali beberapa simbol dan tanda
termasuk bahasa dan gambar.1

Pengusaan bahasa anak pada tahap ini sudah sistematis, anak sudah mampu
melakukan permainan simbol, imitasi (baik langsung), serta mampu mengantisipasi keadaan
yang akan datang. Namun, cara berpikir anak dalam tahap inni masih bersifat egosentris atau
terpusat dan anak belum mampu berpikir terbalik atau irreversibel. 2Peraturan Pemeritah
Republik Indonesia nomor 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Pra-sekolah Bab I pasal 1 ayat
(1) dan (2), menyatakan pendidikan Pra-sekolah adalah pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga
sebelum memasuki pendidikan dasar.

Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan Pra-sekolah yang


disediakan bagi anak berusia 4-6 tahun, dengan lama pendidikan 1-2 tahun. Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak
Bab II pasal 3 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa pendidikan TK bertujuan membantu
meletakkan dasar kearah perkembangan, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkunngannya dan untuk
petumbuhan srta perkembangan selanjutnya.

Dalam membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan pengetahuan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) disesuaikan dengan usia

dan tingkat kenalaran anak didik. Sementara itu maeri yang diajarkan di TK (Program
Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak) meliputi pendidikan moral, agama, disiplin,
kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, perasaan atau emosi, keterampilan, dan
pendidikan jasmani.

Prinsip Taman Kanak-kanak adalah bermain, dimana bermain merupakan dunia anak
dan bukan hanya sekedar memberikan kesenangan, akan tetapi juga memberikan manfaat

1
Suyanto, Asep Jihad, strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas Guru di Era Global, (jakarta:
Erlangga, 2013), hal.274
2
Eliza
2

yang sangat besar bagi anak. Lewat kegiatan bermain yang positif, anak bisa menggunakan
otot tubuhnya, menstimulasi penginderaan, menjelajahi dunia sekiar, dan mengenali
lingkungan tempat mereka tinggal termasuk mengenali dirinya sendiri. Kemampuan anak
semakin terlatih, begitu pula dengan kemampuan kognitif dan kemampuannya untuk
bersosialisasi. Dalam bahasa sederhana, bermain akan mengasah kecerdasannya. Metode
sentra dan lingkaran merupakan salah satu metode pembelajaran dalam pendidikan anak usia
dini yang mengedepankan konsep bermain dengan anak sehingga pertumbuhan dan
perkembangannya optimal selama ini Taman Kanak-kanak di definisikan sebagai tempat
untuk mempersiapkan anak-anak memasuki masa sekolahyang dimulai di jenjang sekolah
dasar.

Pelajaran membaca, menulis, dan berhitung tidak diperkenankan ditingkat taman


kanak-kanak, kecuali hanya pengenalan huruf-huruf dan angka-angka, itupun dilakukan
setelah anak-anank memasuki TK B. Dewasa ini tampak kecenderungan pendidikan di TK
menginnginkan anak belajar hal akademis secepat mungkin sebagai tuntutan orang tua
modern yang menginginkan anaknya lebih maju dengan persiapan lebih dini. Biasanya
pelajaran akademis diajarkan dikelas 1 SD, seperti menulis, membaca, dan Matematika,
bahkan juga Bahasa Inggris, sekarang sudah diberikan di Taman Kanak-kanak walaupun
tidak dipersyaratkan dalam kurikulumnya (Rosalina, 2008)

Pentingnya mengajarkan bahasa Inggris bagi pertumbuhan anak di masa modern


seperti ini, pendidik sebisa mungkin membangun semangat anak agar memiliki minat dalam
belajar bahasa Inggris. Oleh karena itu pendidik harus lebih inovatif dan kreatif dalam
membuat metode pembelajaran. Melihat karakteristik pembelajaran anak usia dini adalah
dengan cara bermain, maka penulis menggunakan media flashcard dan pengajaran bahasa
inggris melalui bermain putaran kata pada anak usia dini sehingga anak tertarik untuk belajar
kosa katanya. Dengan kegiatan tersebut pendidik dapat dengan mudah menyampaikan
pembelajaran kosa kata bahasa Inggris kepada anak, serta memudahkan juga dalam
menghafalkan kosa kata bahasa Inggris. Berdasarkan Peraturan Pemerintah serta pendapat
Padmonodewo , penulis melakukan usaha kegiatan pembelajaran yang dilakukan di TK
Kegiatan tersebut dibatasi pada usaha meletakkan dasar-dasar kesanggupan belajar membaca,
berhitung, dan menulis yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan yaitu dengan cara
bermain putaran kata untuk mengenalkan kosa kata dalam bahasa Inggris. Begitu pentingnya
bahasa Inggris bagi pertumbuhan anak di masa modern seperti ini, guru sebisa mungkin
membangun semangat anak agar memiliki minat dalam belajar bahasa Inggris. Oleh karena
2

itu guru harus lebih inovatif dalam membuat metode pembelajaran. Melihat karakteristik
pembelajaran anak usia

dini adalah dengan bermain, maka penulis menggunakan media flashcard lalu bermain
metode bermain putaran kata bahasa Inggris kepada anak sehingga anak tertarik untuk belajar
kosa katanya. Dalam kegiatan tersebut guru dapat dengan mudah menyampaikan
pembelajaran kosa kata bahasa Inggris kepada anak, serta memudahkan juga dalam
menghafalkan kosa kata bahasa Inggris.

Sebagai manapun adanya tugas orang ta memberikan sarana bermain dan belajar, oleh
karena itu perlu dikembangkan konsep “bermain sambil belajar”. Tugas orang tua atau
pendidik adalah menyediakan jenis permainan yang sesuai dengan usia anak. Agar
perkembangan anak optimal, dan diperlukan sesuatu alat permainan edukatif (APE) saat ini
sudah tersedia berbagai APE yang dapat dengan mudah dipasaran seperti lilin, kertas warna,
puzzle, dan balok kontruksi yang dapat melaih keterampilan motorik, kecepatan, kecermatan,
dan ketepatan tinggi. Salah satu sarana belajar yang disajikan dengan metode bermain adalah
education flashcard. Education, flashcards merupakan kartu-kartu bergambar yang dilengkapi
kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glen Doman, seorag doter ahli bedah otak dari
Philadelphia, Pennysylvania.

Media Flashcard media pembelajaran berbasis visual dan menggunakan gambar


media flashcard berguna untuk anak usia dini agar mudah memahami bahasa inggris dengan
gambar menggunakan flashcard pembelajaran bahasa inggris. Flashcard digunakan untuk

pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan membuat permainan, lagu, gambar, dan
aktivitas menyenangkan lainnya. Pada dasarkan permainan flashcard bisa digunakan untuk
mengenal aneka ragam gambar-gambar dan sambil memberitahukan apa yang ada digambar
tersebut, mengemukakan bahwa flashcard biasanya berisi kata-kata, gambar atau
kombinasinya, dan dapat digunakan untuk memahami materi dalam mata pelajaran moral
pada umumnya dan bahasa pada khususnya.3

Manfaat dari media pembelajaran flashcard antara lain: (a) memvisualisasikan konsep
yang ingin disampaikan kepada siswa, (b) metode

3
Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992: 30)
2

mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-
kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, (c) siswa dapat
lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memerankan dan lain-
lain, (d) sebagai petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang di
inginkan. Jadi salah satu dari beberapa pendapat di atas untuk pendidik lebih mudah
mencapai tujuan belajar untuk Anak Usia Dini pendidik perlu alat bantu seperti kartu
bergambar yaitu Flashcard, menggunakan flashcard bisa dikreasikan dimasukan dalam
bermain putaran kata.4

Dalam belajar menggunakan flashcard dapat digunakan untuk permainan


menggunakan kartu tersebut seperti menyusun gambar sesuai kategori atau bermain putaran
kata. Bermain putaran kata adalah permainan yang sangat mengasyikkan. Dalam bermain
anak, juga tidak akan merasa bosan karena bermain putaran kata ini yang dipentingkan adalah
kesenangan hati. Dengan tidak disadari, dalam bermain bahasa Inggris, anak menyerap
dengan sendirinya kosa kata bahasa Inggris tanpa harus memaksa anak. Bermain itu sendiri
adalah suatu metode bermain untuk meningkatkan kosa kata bahasa Inggris anak untuk
kegiatan pendidikan di TK/RA. Kegiatan ini dilakukan oleh pendidik kepada anak didiknya
untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan menarik. Putaran Kata adalah sebuah
permainan yang terbuat dari kardus atau triplek yang berbentuk lingkaran/persegi yang
berisikan gambar yang menggunakan flashcard beserta kosa kata bahasa Inggrisnya
kemudian ditengahnya terdapat kayu yang dapat diputar sesuai keinginan. Setelah kayu
tersebut berhenti pada satu gambar, kemudian anak

di suruh untuk menyebutkan gambar tersebut serta di suruh melafalkan kosa kata bahasa
Inggrisnya dengan benar.

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa media visual seperti flashcard sambil
bermain putar kata memiliki dua dimensi yaitu secara dilihat dan diamati. Media flashcard
dapat digunakan dalam setiap tema dalam pembelajaran maupun kegiatan anak, peneliti
beranggapan bahwa media tersebut dapat meningkatkan kemampuan anak untuk memahami
lebih teliti dan meningkatkan kemampuan bercerita dengan banyaknya kosakata yang
didapatkan. Dari uraian diatas, peneliti merasa perlu adanya penelitian tetang ”Efektivitas

4
Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad 2013:28)
2

penggunaan media flashcard dan pengajaran bahasa Inggris melalui bermain putaran kata
pada anak usia 5-6 tahun”.

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan masalah diatas
sebagai berikut :
1. Penggunaan media kartu bergambar (flashcard) dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2. Terciptanya proses belajar yang lancar sewaktu pembelajaran sedang berlangsung.
3. Permainan anak-anak cenderung menggunakan alat dan bahan yang sudah jadi.
4. Kurangnya krativitas anak dalam berimajinasi untuk membuat kreasi bentuk pola-pola
ataupun bentukan lainnya.
B. Pembatasan Masalah
Proposal ini hanya membahas pada adanya hubungan yang positif dan signifikan
antara media flashcard dalam bermain putaran kata untuk anak usia 5-6 tahun.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis diatas, rumusan masalah yang ada adalah “Apakah media
flashcard sambil bermain putaran kata menjadi pembelajaran yang efektif?”

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengetahui pengaruh permain flashcard bahasa inggris
melalui bermain putaran kata terhadap kemampuan meningkatkan kemampuan anak
berbicara bahasa inggris dan menguasai kosakata bahasa inggris pada anak Pra-sekolah.
Apabila ternyata dalam penelitian ini terbukti, maka dapat digunakan sebagai pembelajaran
bahasa inggris anak usia dini.

E. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberi kontribusi dalam pengembangan keilmuan, terutama bidang psikologi
pendidikan dengan memberikan data hasil penelitian ilmiah mengenai pengaruh Flash
Card.
2. Jika hasil penelitian ini terbukti membaca metode Flashcard ini dapat digunakan
sebagai media bermain sambil bermain putaran kata menambah kosa kata dalam
bahasa inggris.
BAB II

LANDASASAN TEORI

A. Media Flash Card


1. Pengertian Media Flash Card
Kata media berasal dari bahasa latin medius yag secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Mengenai batasan media Gerlach dan
Ely sebagaimana dikutip Arsyad mengemukakan bahwa, media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi sehingga siswa mampun memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, media dalam proses belajar
mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
memproses dan menyusun kembali informasi baik yang bersifat visual maupun
verbal.
Azhar arsyad (2011: 119-120), mengemukakan bahwa flashcard adalah
kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda symbol yang mengingatkan
dan menentukan siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.
Flashcard biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar
kecilnya kelas yang dapat dihadapi. Flashcard berisi gambar-gambar benda-
benda, binatang, dan sebagainya yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk
mengenali konsep. Media flashcard tergolong dalam media berbasis visual.
Media berbasis visual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat atau kelebihan dan kelemahan Flash Card


Azhar Arsyad ( 2013: 102-108) mengemukakan beberapa kelebihan flashcard,
antara lain:
1) mudah dibawa kemana-mana: dengan ukuran yang kecil. flashcard dapat
disimpan di tas bahkan di saku, sehingga tidak membutukkan ruang yang
luas, dapat digunakan di mana saja, di kelas ataupun di luar kelas,

7
2) praktis: dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media flash card
sangat praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki
keahlian khusus, media ini tidak perlu juga membutuhkan listrik. Jika akan
menggunakan kita tinggal menyusun gambar sesuai keinginan kita, pastikan
posisi gambarnya tidak terbalik, dan jika sudah digunakan tinggal disimpan
kembali dengan cara diikat atau menggunakan kotak khusus supaya tidak
tercecer,
3) menyenangkan: media flashcard dalam penggunaannya bisa melalui
permainan. Misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari namanama
tertentu tetrtentu dari flash card,
4) mudah diingat: karakter media flashcard adalah menyajikan pesan-pesan
pendek, ide pada setiap kartu yang disajikan. Sajian pendek akan
memudahkan siswa untuk mengingat pesanpesan atau ide tersebut.

Manfaat dari media pembelajaran flashcard menurut Sudjana & Rivai


(dalam Azhar Arsyad 2013:28) antara lain:

1) memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa,

2) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi


verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga,
3) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain,
4) sebagai petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang
diinginkan.
3. Uraian di atas merupakan kelebihan media flashcard, sedangkan Wina
Sanjaya (2008: 214) kelemahan media flashcard adalah
1) anak hanya mengetahui dan memahami kata dan gambar hanya sebatas kata
dan gambar yang ada pada media flashcard,
2) hanya menekankan persepsi indra mata,
3) ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
4. Ciri-ciri flashcard

7
Dari pengertian flashcard, maka dapat disimpulkan bahwa flashcard
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
b. Flashcard merupakan kartu bergambar efektif.
c. Mempunyai 2 sisi depan dan belakang.
d. Sederhana dan mudah membuatnya.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran Bahasa Inggris pada anak
usia dini
1. Faktor internal

1) Tingkat usia dini anak berpengaruh terhadap keerhasilan belajar dalam


pengusaan kosakata. Dalam pemilihan materi ajar dipilih dengan tingkat
anak usia.
2) Kemampuan anak secara baik atau secara kesiapan atau mental juga
mempengaruhi belajar bahasa inggris. Perkembangan wicara dan bahasa
diperlukan ketika anak hendak mengucapkan sebuah kata. Ketika anak
belum mampu berbicara dengan baik, maka akan mengalami kesulitan
dalam pegucapan bahasa.
2. Faktor internal
Menurut suyanto (2008: 21) faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa
inggris pada anak usia dini, antara lain:
1) Keluarga. Faktor keluarga meliputi latar belakang keluarga dan bahasa ibu.
2) Sekolah. Faktor sekolah meliputi bahasa ajar, media pembelajaran, dan
interaksi sosial5
C. Media Putaran Kata
Putaran berarti gerakan berputar, alat untuk mrmutar atau sesuatu yang diputar.
Sedangkan kata adalah apa yang dilahirkan dengan ucapan, ujar, bicara (suharso
dan retnoningsih, 2009). Jadi berdasarkan penjelasan tentang definisi media, dapa
disimpulkan bahwa media putaran kata adalah saran atau perantara alat untuk
komunikasi dalam belajar-mengajar khususnya untuk pembelajaran kosakata
bahasa inggris bagi anak usia dini, dengan cara diputar dan tercantum beberapa
gambar dan huruf untuk dimainkan, yang dapat merangsang anak untuk aktif
berbicara, mendengarkan dan

5
Suyanto. ibid, h.21.

7
berinteraksi. Permainan yang dapat dimainkan anak dalam proses peningkatan
kemampuan bahasa anak melalui pengenalan huruf dengan gambar. Sebelum anak
melakukan permainan terlebih dahulu guru memberikan konsep lisan dengan
tulisan atau yang mengembangkannya supaya kegiatan pengenalan huruf lebih
menyenangkan dan bermakna bagi anak pada setiap membaca awal, guru harus
mengenalkan huruf tersebut pada anak dalam bentuk kata-kata beserta gambar.
Kemudian guru mengenalkan bagian-bagian huruf yang terdapat pada kata.
Permainan yang sangat mengasyikkan. Dalam bermain anak, juga tidak akan
merasa bosan karena putaran kata ini yang dipentingkan adalah kesenangan hati.
Dengan tidak disadari, dalam bermain bahasa Inggris, anak menyerap dengan
sendirinya kosa kata bahsa Inggris tanpa harus memaksa anak . Bermain Putaran
Kata itu sendiri adalah suatu metode bermain untuk meningkatkan kosa kata bahasa
Inggris anak untuk kegiatan pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Kegiatan ini
dilakukan oleh guru kepada anak didiknya untuk menyampaikan materi
pembelajaran dengan menarik. Putaran Kata adalah sebuah permainan yang terbuat
dari kardus atau triplek yang berbentuk lingkaran/persegi yang berisikan
bermacam-macam gambar beserta kosa kata bahasa Inggrisnya kemudian
ditengahnya terdapat kayu yang dapat diputar sesuai keinginan. Setelah kayu
tersebut berhenti pada satu gambar, kemudian anak di suruh untuk menyebutkan
gambar tersebut serta di suruh melafalkan kosa kata bahasa Inggrisnya dengan
benar.
Bentuk kegiatan pembelajaran ini dengan menggunakan media flashcard dan
sambil bermain putaran kata bahasa inggris dikatakan lebih efektif untuk diterapkan
pada anak usia dini. Beberapa studi

yang membuktikannya antara lain hasil penelitian oleh Liya Zulianingsih (2020)
hampir potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara
cepat dan hebat. Oleh karena itu, agar stimulasi dan pembelajaran, khususnya
kegiatan pembelajaran dengan suasana bermain anak lebih efektif berkembang
sesuai yang diharapkan.
D. Kerangka berpikir
Kerangka pemikiran menjadi sebuah penjelasan dalam menghubungkan antara
satu model kerangka pemikiran dengan model kerangka pemikiran lainnya dalan

7
sebuah penelitian. Berdasarkan konsep yang telah diutarakan sebelumnya, bahwa
kosakata bahasa inggris media flashcard sambil bermain putaran kata. Atas dasar
itulah, agar dapat menjelaskan penelitian ini dengan sistematis diperlukan suatu
kerangka pemikiran yang daat memberi gambaran pemasalahan pada penelitian ini

1. Media Flashcard
media dalam proses belajar mengajar
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, Penelitian yang relevan
atau elektronis untuk memproses dan 1.Azizah Mahasiswa Fakuktas
menyusun kembali informasi baik yang Ilmu Pendidikan Sekolah Tinggi
Pentingnya belajar
Agama Islam (STAI) Al-Hikmah
bersifat visual maupun verbal. kosakata bahasa inggris
Jakarta dengan judul ”upaya
2. Media putaran kata anak usia dini.
peningkatan kemampuan kosakata
dimainkan anak dalam proses peningkatan bahasa inggris melalui media
kartu gambar pada siswa
kemampuan bahasa anak melalui pengenalan kelompok B RA MUMTAZA
huruf dengan gambar. Sebelum anak ISLAMIC SCHOOL semester II
tahun ajaran 2019/2020 .”
melakukan permainan terlebih dahulu guru
2.
memberikan konsep lisan dengan tulisan atau
yang mengembangkannya supaya kegiatan
pengenalan huruf lebih menyenangkan dan
bermakna bagi anak pada setiap membaca
awal, guru harus mengenalkan huruf tersebut
pada anak dalam bentuk kata-kata beserta

gambar.
Hubungan Media flashcard
sambil bermain putaran kata
meningkatkan kosakata bahasa
inggris pada usia dini.

Manfaat media flashcard sambil bermain putaran kata

1. Untuk meningkatkan konsentarsi anak.

2. Anak dapat mengusai kosakata baru dalam bahasa


inggris. 7

3. Tingkat kebahasaan yang meningkat.

4. meningkatkan wawasan kosakata baru.


Gambar 2.1
Kerangka berpikir

E. Hipotesis penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memiliki hipotesis bahwa media flashcard dalam
pelajaran bahasa inggris sambil bermain putaran kata sangat efektif untuk anak
usia dini.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK ISLAM ASSALAM, Jati Luhur Bekasi Selatan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama bulan November 2022 sampai Agustus
2023. Jumlah anak dalam penelitian ini adalah 27 anak dan kesemuanya siswa
kelompok B TK ISLAM ASSALAM, Jati Luhur Bekasi Selatan.
Tabel 3.1
No Keterangan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1 Penelitian
Pendahuan
2 Menyusun
Proposal
3 Seminar Proposal
4 Penyusunan
Instrumen
5 Uji Coba
Instrumen
6 Pengambilan Data
7 Tabulasi dan
Aanalisis Data
8 Menyusun laporan
penelitian
9 Ujian Munaqosah
10 Revisi/Perbaikan

Jadwal Waktu Penelitian

13
14

A. Metode Dan Desain Penelitian


1. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan
mengambil seluruh populasi sebagai sampel. Menurut Singarimbun dan Effendy
menyatakan bahwa “Survei adalah penelitian yang mengambil keseluruhan populasi
sebagai sampel dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang
pokok dan secara umum menggunakan metode statistik “. 6
Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu untuk
mengetahui sebarapa besar hubungan media playdough terhadap kreativitas anak usia
dini. Jenis penelitian kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesisnya.
Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan data
yang dinyatakan dalam bentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variable
mandiri baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variable yang satu dan yang lainnya.
Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono adalah sebagai berikut: Metode
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

6
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D.(Bandung : Alfabeta, 2010),
h.35
15

Penelitian ini bersifat deskriptif eksplanatori yang bertujuan untuk


menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara variabel
satu dengan variabel yang lain.7
2. Desain Penelitian
Desain Penelitian adalah rencana yang disusun oleh peneliti sebagai panduan
atau dasar dalam melakukan kegiatan penelitian. Desain penelitian merancang pola
pikir yang menunjukkan variable yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis data yang akan
digunakan.
Berdasarkan uraian yang telah ditentukan sebelumnya, desain dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Bebas(X) Variabel Terikat (Y)


Media Flash Card Bermain Putaran Kata

Ɛ
Keterangan:
Variabel Bebas (X) : Media Flash Card
Variabel Terikat (Y) : Bermain Putaran Kata

Ɛ : Faktor lain

7
Sugiono, Metode Penelitian Aministrasi.(Bandung : Alfabeta,2010), Cet 3. h.113
16

B. Populasi dan Sampling


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri dari objek dan subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh orang tua/wali murid siswa kelas di TK ISLAM ASSALAM, Jati Luhur
Bekasi Selatan yang berjumlah 27orang.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek-objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”8. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas di TK ISLAM ASSALAM, Jati Luhur Bekasi Selatan yang
berjumlah 27orang.
2. Sampling
Di dalam penelitian pengambilan sampel harus di lakukan sedemikian rupa
sehingga sampel yang di ambil dapat mewakili keseluruhan populasi. Pengertian
sampel menurut Sugiono adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang di miliki
populasi tersebut.9
Tehnik penarikan sampel yang akan digunakan oleh penulis adalah sampel
jenuh yaitu penentuan sampel dengan menggunakan seluruh populasi sebagai obyek
penelitian maka sampel yang diambil adalah 27 orang.10

8
Ibid, h. 297
9
Ibid, h. 90
10
Ibid, h. 100
17

C. Tehnik Pengumpulan Data


Sehubungan dengan metode penelitian dalam pengumpulan datainformasi yang
diambil dari berbagai buku-buku literatur lain dan bahan-bahan yang digunakan untuk
menyusun skripsi ini. Penulis menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Metode Kepustakaan
Merupakan suatau metode penelitian dalam pengumpulan data dan informasi
yang diambil dari berbagai buku-buku literatur lain dan dari bahan pustaka lain yang
berkaitan erat dengan pokok permasalahan untuk mempelajari pengertian-pengertian
dan definisi-definisi yang berhubungan dengan topik yang dibahas agar dapat diambil
kesimpulan.
2. Metode Lapangan
Pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan langsung melakukan
penelitian objek yang akan diteliti di RA Al Ikhlas Duren Tiga Pancoran, sehingga
data atau informasi dapat diyakini kebenarannya. Metode ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu, sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang profil sekolah TK
ISLAM ASSALAM guna memperoleh data tentang nama-nama siswa yang akan
menjadi sampel penelitian, serta mendapatkan data tentang nilai tes siswa

b. Observasi
Yaitu pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada objek
permasalahan penelitian guna mendapat data yang dibutuhkan.
18

c. Angket
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data
sebagai bahan skripsi dengan jalan penyebaran kuesioner.
D. Pengolahan Data
Ada beberapa teknik pengolahan data yang digunakan dalam penenlitian ini,
yaitu:
1. Editing
Yaitu teknik pengolahan data dengan meneliti dan mengoreksi semua jawaban
responden sesuai dengan kuesionernya. Dengan demikian data yang diperoleh akan
menjadi lebih akurat.
2. Coding dan Scoring
Yaitu teknik mengolah data dengan cara pemberian kode 1-5 terhadap tiap-tiap
jawaban responden dan sekaligus memberikan nilai atau skor dari jawaban tersebut
yaitu:
1) untuk jawaban sangat setuju diberi skor 5
2) untuk jawaban setuju diberi skor 4
3) untuk jawaban ragu-ragu diberi skor 3
4) untuk jawaban tidak setuju diberi skor 2
5) untuk jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
3. Tabulating
Yaitu teknik pengolahan data dengan cara membuat tabel dan sekaligus menyusun
skor jawaban tersebut dalam tabel-tabel sesuai dengan kebutuhannya.
4. Presentase
Yaitu teknik pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan prosentase
perhitungan dari jumlah responden.
19

E. Instrumen Penelitian
Uji validitas dan reliabilitas adalah alat ukur yang dilakukan untuk memastikan
instrumen tersebut merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Validitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dan mengukur apa yang diukur.
Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran terhadap aspek yang sama atau disebut juga internal.
Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel terhadap
instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan
data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi istrumen
yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan
reliabel.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner. Bentuk


item kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah item kuesioner tertutup
dimana pertanyaan yang dicantumkan telah disesuaikan peneliti. Sedangkan skala yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsiseseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Di dalampenelitian yang berjudul “EFEKTIFITAS PENGGUNAAN
MEDIA FLASHCARD DALAM PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI
BERMAIN PUTARAN KATA PADA ANAK BERUSIA DINI” ini terdapat dua
instrument yang perlu di buat yaitu:
20

1. Instrumen untuk mengukur media flash card


2. Instrumen untuk mengukur bermain putaran kata
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Penelitian
Variabel Indikator No. Pertayaan
Mengekpresikan diri 1,2,3,4
Media Flash
Kemampuan imajinasi 5,6,7,8
card
Koordinasi mata dan tangan 9,10,11,12
Menemukan atau menciptakan 13,14,15,16
Bermain
Baru atau orsinil 17,18,19,20
Putaran Kata
Berguna atau bernilai 21,22,23,24

F. Tehnik Analisi Data


Dalam prosesnya, setelah penulis melakukan pengumpulan data dan mengolah
data tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menganalisisnya. Data yang diperoleh
dalam bentuk skala ordinal selanjutnya dibuat skoring yang kemudian digambarkan
melalui penggunaan Tabel Distribusi Frekuensi untuk keperluan menganalisis data.
1. Teknik Korelasi Product Moment11
Teknik ini digunakan untuk mengetahui dan mengukur ada dan tidaknya
nilai hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
n( ∑ xy )−( ∑ x )(∑ y )
rxy=
√ {n ∑ x −( ∑ x ) }{n ∑ y −(∑ y ) }
2 2 2 2

Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi
y = Variabel Dependen
x = Variabel Indenpenden

11
Ibid, hal. 248
21

n = Besarnya sampel

Pada hakekatnya koefisien korelasi r terdapat nilai dari nol (0 =


menunjukkan tidak ada korelasi) sampai satu (1 = menunjukkan adanya korelasi),
dengan ketentuan :
Bila r = 0, maka tidak ada korelasi variabel independen
dengan variabel dependen
Bila r > 0, maka variabel independen dengan variabel
dependen berkorelasi positif
Bila r < 0, maka variabel independen dengan variabel
dependen berkorelasi negatif

2. Uji Signifikan Korelasi Product Moment Sugiyono12


Uji ini dimaksudkan untuk mendukung lebih nyata pernyataan hasil analisa
korelasi diperlukan uji signifikan korelasi product moment (t hitung), dimaksudkan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
variabel dependen dengan variabel independen, dengan rumus :
r √ n−2
t=
√ 1−r2
Keterangan :
DK (Derajat Kebebasan) = n – 2
Taraf kesalahan () = 5 % (0.05)
T = t hitung /test
r = korelasi pearson product moment
n = jumlah anggota sampel

12
Ibid, hal 250
22

ketentuan :
Bila t hitung > t tabel, maka Ho ………………… Ditolak
Ha ………………... Diterima
Bila t hitung < t tabel, maka Ho ………………... Diterima
Ha …………………. Ditolak

Selanjutnya hasil perhitungan korelasi antara variabel itu dikonsultasikan


dengan tabel di bawah ini :
TABEL 3.2
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.0 - 0.199 Sangat Rendah
0.20 - 0.399 Rendah
0.40 - 0.599 Sedang
0.60 - 0.799 Kuat
0.80 - 1.000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2009 : 250)

3. Uji Koefisien Determinasi (kd)


Untuk mengetahui kontribusi atau besarnya Hubungan Media Playdugh (x)
terhadap Kreativitas Anak (y), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100%
H. Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis berisi hasil-hasil perhitungan dengan menggunakan teknik
analisis statistik tertentu. Hipotesis statistik merupakan temuan dan tujuan yang ingin
dicapai dalam suatu penelitian kuantitatif. 13

Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubunganyang signifikan antara Penggunaan Media


Playdaugh Terhadap Kreativitas pada anak kelompok B di RA Al-
Ikhlas Duren Tiga Jakarta Selatan.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara Penggunaan Media


Playdaugh Terhadap Kreativitas pada anak Kelompok B di RA
13
Ibid, h. 96
22

Al-Ikhlas Duren Tiga Jakarta Selatan.


DAFTAR PUSTAKA
Betha P., Rosalina Deskriptif Peran Guru Taman Kanak-kanak dalam Mengembangkan
Keterampilan Sosial Siswa TK, (2008).
Kasihani K.E Suyanto, English for young Learner Melejitkan Potensi Anak Melalui
English Class yang Fun, Asyik, dan Menarik, (Jakarta : Bumi Aksara, 20070, hlm 109.
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D.(Bandung :
Alfabeta, 2010), h.35
Sugiono, Metode Penelitian Aministrasi.(Bandung : Alfabeta,2010), Cet 3. h.113
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, hlm. 95
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, hlm. 95
Suyanto, Asep Jihad, strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas Guru di Era Global,
(jakarta: Erlangga, 2013), hal.274
https://media.neliti.com/media/publications/156877-ID-peningkatan-kemampuan-
membaca-anak-melal.pdf

Anda mungkin juga menyukai