Anda di halaman 1dari 46

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI

HURUF HIJAIYAH DI KELAS V PADA SDN 8 SALOBULO


KOTA PALOPO
Proposal Penelitian

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penelitian Pengembangan

Pada Program Studi Pendididkan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri Palopo

Diajukan Oleh

MUH.AFRIANASA
2102010090

Pembimbing :
Dr. Dodi Ilham, S.Ud., M.Pd.I.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PALOPO
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan bahasa yang sering digunakan oleh suku Arab dan

banyak digunakan di negara-negara Semenanjung Arab, seperti Arab Saudi, Iran, dan

Yaman, serta negara-negara lainnya. Dalam penulisannya, negara-negara di jazirah

Arab ini menggunakan huruf-huruf Hijaiyah sebagai abjadnya, berbeda dengan

Indonesia yang menggunakan alfabet Latin bukan bahasa Arab. Pemahaman tentang

huruf Hijaiyah sangat penting dalam pendidikan agama Islam karena menjadi dasar

untuk membaca Al-Qur'an dan memahami teks-teks keagamaan lainnya.1.

Al-Quran adalah kitab suci umat Islam, yang menjadi pedoman hidup untuk

seluruh umat Islam dalam menjalani kehidupannya di dunia. Oleh karena itu, setiap

muslim tanpa terkecuali harus mengetahui cara membaca, memahami dan

mengamalkan Al-Qur'an serta kehidupan sehari-hari. Membaca Al-Qur'an dengan

baik dan benar merupakan hal mendasar yang harus dikuasai setiap muslim. Agar

dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar, seseorang harus memahami kaidah

Makhraj (di mana setiap huruf muncul), sehingga setiap huruf yang dibaca dalam Al-

Qur'an terdengar baik dan benar. 2.

1
Nova Nur Kumalasari Sari,,Rancang Bangun Media Pengenalan Huruf Hijaiyah Untuk Anak
Usia Dini Berbasis Android. Jurnal Teknologi Informasi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Teknik
Informatika, 14(2,2020), 161-170. Jurnal Teknologi Informasi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi
Bidang Teknik Informatika (upr.ac.id)
Bedasarakan ayat di dalam QS. Muzzammil/73:4. tersebut sebagaimana

dalam tafsir Ibnu Katsir “Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan”, Intinya

adalah membaca Al-Qur'an dengan tartilla itu penting, yakni. perlahan-lahan Ini

karena membaca dengan kecepatan yang wajar membantu untuk memahami dan

merenungkan makna yang terkandung dalam bacaan. Ini juga bacaan Nabi

Muhammad SAW. Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Nabi SAW membaca Al-

Qur'an sangat lambat, sehingga bacaannya terasa lebih lama dibandingkan orang lain.

Bagi umat Islam di Indonesia, pentingnya menguasai huruf Hijaiyah tidak

berbeda dengan umat Islam di tempat lain. Padahal, penguasaan huruf Hijaiyah di

Indonesia masih perlu terus dikembangkan. Supriadi dan Rahmat mencatat bahwa

sejak akhir tahun 1980-an telah terjadi perkembangan khusus dalam penguasaan

tajwid Al-Qur'an setelah diperkenalkannya metode iqra kepada para guru Al-Qur'an,

yang turut melahirkan Al-Qur'an al-Qur'. sekolah dasar (SD). Selain ramai,

penjelasan Supriad dan Rahmati juga menunjukkan bahwa belajar membaca Al-

Qur'an harus dimulai sejak dini melalui pendekatan yang tepat. Kemampuan tersebut

tidak lepas dari kemampuan mengenal huruf Hijaiyah sejak dini. Perlu diketahui juga

bahwa aksara Hijaiyah menjadi tantangan tersendiri karena sangat berbeda dengan

aksara latin yang digunakan sebagai bahasa nasional Indonesia. Kesulitan perbedaan

juga muncul ketika anak terbiasa dengan aksen dan dialek yang sesuai dengan bahasa

2
Iman NurulFadli,, & Ishaq, U. M. Aplikasi Pengenalan Huruf dan Makharijul Huruf Hijaiyah
Dengan Augmented Reality Berbasis Android. Komputika: Jurnal Sistem Komputer, 8 (2,2019), 73-
79.Aplikasi Pengenalan Huruf dan Makharijul Huruf Hijaiyah Dengan Augmented Reality
Berbasis Android | Komputika : Jurnal Sistem Komputer (unikom.ac.id)
daerah yang mereka gunakan dalam komunikasi sehari-hari dengan orang-orang di

sekitarnya. Menurut Chaer dan Agustina, bahkan bahasa ibu sebagian besar anak

Indonesia adalah bahasa daerah mereka.3

Stimulasi yang tepat pada masa golden age anak sangat penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Keenam aspek perkembangan

tersebut, yaitu nilai-nilai agama dan moral, aspek linguistik, kognitif, fisik-motorik,

sosial-emosional dan seni, merupakan bidang-bidang yang harus diperhatikan dan

dikembangkan. Kerja sama antara orang tua dan guru sangat penting untuk kemajuan

anak. Orang tua dan guru haus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang

mendukung perkembangan anak di semua bidang tersebut. Dia juga tahu bagaimana

menggunakan teknologi dan media secara bijaksana sebagai alat dalam pembelajaran.

Namun perlu diingat bahwa penggunaan teknologi dan media harus disesuaikan

dengan kebutuhan dan usia anak. Penting untuk membatasi waktu yang dihabiskan

anak-anak di depan layar dan memilih konten yang sesuai dan mendidik. Aplikasi

multimedia yang dirancang khusus dapat menjadi sarana yang efektif untuk

merangsang perhatian dan minat belajar anak. Meskipun teknologi dapat menjadi alat

yang ampuh, tetap penting untuk memberikan pengalaman langsung kepada anak-

anak, mis. B. berinteraksi dengan orang lain, bermain di alam dan berpartisipasi

dalam kegiatan kreatif dan artistik. Singkatnya, penting bagi orang tua dan guru untuk

3
Nova Nur Kumalasari Sari,,Rancang Bangun Media Pengenalan Huruf Hijaiyah Untuk Anak
Usia Dini Berbasis Android. Jurnal Teknologi Informasi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Teknik
Informatika, 14(2,2020), 161-170. Jurnal Teknologi Informasi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi
Bidang Teknik Informatika (upr.ac.id)
memberikan insentif yang sesuai di semua bidang perkembangan anak di Zaman

Keemasan. Penggunaan teknologi dan media dapat menjadi alat yang ampuh dalam

pembelajaran bila digunakan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan anak. Namun,

di masa depan juga penting untuk menawarkan pengalaman langsung kepada anak-

anak untuk memastikan perkembangan yang seimbang.4

Berdasarkan observasi sementara yang dilakukan peneliti di SD 8

Salobulo ,Bara Kota Palopo pada tanggal 02 November 2023 ditemukan adanya

beberapa permasalahan, diantaranya Pengenalan Huruf Hijaiyah melalui media Audio

Visual sangat berpengaruh terhadap pengetahuan anak yg masih minim/kurang dalam

mengenal huruf-huruf Hijaiyah . Terlihat di dalam kelas, kebanyakan banyak yang

belum bisa menyebut huruf-huruf Hijaiyah. Dengan menggunakan pembelajaran

berbasis media AudioVisual ini, anak sangat senang sehinggah mudah menangkap

pelajaran. Dengan memperlihatkan gambar kartun yang berbicara menyebutkan

huruf-huruf Hijaiyah.5

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat kita ditarikksempiulan n bahwa

mengenalkan huruf Hijaiyah merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

mendidik anak agar dapat belajar agama dengan baik. Untuk mempelajari cara

membaca huruf Hijaiyah diperlukan strategi yang baik. Oleh karena itu pemilihan

metode atau sumber belajar yang tepat sangat membantu anak dalam membaca huruf

4
WawanGunawan. Pengembangan Aplikasi Berbasis Android Untuk Pengenalan Huruf
Hijaiyah. Jurnal Informatika, 6(1, 2019), 69-76.Gunawan | Jurnal Informatika (bsi.ac.id)
5
Berdasarkan hasil observasi di SD 8 SALOBULO Bara Kota Palopo
Hijaiya.6Peneliti berpendapat Pengenalan Huruf Hijaiyah melalui media AudioVisual

sangat berpengaruh terhadap anak yang sangat malas belajar dan kurang

memperhatikan guru di dalam kelas. Diperlukan pengembangan lingkungan belajar

dalam bentuk video untuk mengatasi kesulitan siswa. Dengan bantuan resource ini,

kendala yang muncul bisa diminimalisir.

Sesuai dengan kebutuhan siswa, peneliti mengembangkan media inovatif yang

sebelumnya tidak digunakan oleh guru yaitu. media pembelajaran berupa media audio

visual yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan di harapkan siswa

dapat memperhatikan pembelajaran dengan baik. Oleh sebab itu, peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan mengindentifikasi Upaya Meningkatkan

Kemampuan Pengenalan Huruf Hijaiyah Melalui Audio Visual di SDN 8 Salobulo

Kota Palopo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang dapat dikaji dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Hasil media Audio Visual pada materi Huruf Hijaiyah kelas V pada

SDN 8 Salobulo kota palopo?

2. Bagaimana Desain media Audio Visual Visual pada materi Huruf Hijaiyah kelas V

pada SDN 8 Salobulo kota palopo?

6
WawanGunawan. Pengembangan Aplikasi Berbasis Android Untuk Pengenalan Huruf
Hijaiyah. Jurnal Informatika, 6(1, 2019), 69-76.Gunawan | Jurnal Informatika (bsi.ac.id)
3. Bagaimana Validitas media Audio Visual Visual pada materi Huruf Hijaiyah kelas

V pada SDN 8 Salobulo kota palopo?

4. Bagaimana Kepraktisan media Audio Visual pada materi Huruf Hijaiyah di kelas

V pada SDN 8 Salobulo kota palopo?

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti bertujuan

untuk:

1. Mengetahui Hasil Analisis Kebutuhanmedia Audio Visual pada materi Huruf

Hijaiyahkelas V pada SDN 8 Salobulo kota palopo.!

2. Mengetahui Desain pengembangan media Audio Visual sebagai Media pada

materi Huruf Hijaiyahkelas V pada SDN 8 Salobulo kota palopo.!

3. Mengetahui Validitas media Audio Visual sebagai Media pada materi Huruf

HijaiyahIV di SDN 8 Salobulo.!

4. Mengetahui Kepraktisan media Audio Visual pada materi Huruf HijaiyahIV di

SDN 8 Salobulo.!

D. Manfaat Pengembangan

Manfaat yang diharapkan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoretis

Diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran dalam

mengembangkan media pembelajaran, terutama pengaplikasian media video animasi

pada materi Huruf Hijaiyah.

2. Manfaat praktis
a. Bagi pendidik, sebagai sarana dan referensi dalam penggunaan media

pembelajaran serta membantu pendidik mempermudah dalam menyampaikan

materi.

b. Bagi peserta didik, membantu untuk lebih mudah memahami materi yang ada

dengan menggunakan media video animasi.

c. Bagi sekolah, manfaat yang diperoleh oleh sekolah berupa pengetahuan mengenai

konsep yang baru dalam menerapkan pembelajaran yang menarik bagi siswa

sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk pengembangan yang akan dihasilkan berupa Media pembelajaran video

animasi siswa(i) kelas V pada SDN 8 Salobulo kota palopo. Produk yang dihasilkan

dari pengembangan media pembelajaran ini diharapkan memiliki spesifikasi sebagai

berikut :

1. Materi yang disampaikan adalah tentang permasalahan yang berkaitan dengan

Berbagai pekerjaan yang lebih difokuskan pada pembahasan materi

Berbagaipekerjaan.

2. Wujud fisik dari produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah berupa

file video animasiyang menggunakan karakter-karakter Islami pada tokoh.

Didalamnya berisi tentang pemahaman yang berkaitan dengan materi berbagai

jenis pekerjaan.
3. Desain media pembelajaran ini menggunakan video dengan desain semenarik

mungkin agar peserta didik lebih focus dan senang untuk belajar.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan media ini didasarkan pada beberapa asumsi dan keterbatasan sebagai

berikut :

1. Asumsi

a. Media Audio Visual dengan materi Berbagai pekerjaan ini mampu membuat

peserta didik untuk aktif didalam proses pembelajaran Tematik.

b. Media video animasi ini diharapkan dapat melatih konsentrasi siswa dan bias

focus untuk belajar.

2. Keterbatasan pengembangan

a. Media Audio Visual hanya dikembangkan pada materi berbagai pekerjaan.

b. Materi yang disajikan hanya materi berbagai pekerjaan.

c. Produk yang dihasilkan hanya dapat digunakan melalui LCD, Hendphone, leptop,

computer, dan tablet.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dari hasil penelusuran, penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan

dengan penilitian ini sebagai berikut:

1. Kajian yang ditulis oleh Desiana berjudul “Meningkatkan Bacaan Al-Quran Anak

Menggunakan Metode Iqro’ Plus Letter Map Tahun Ajaran 2012/2013 oleh

Wahidah Curup RA Ummat” memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur'an anak dengan menggunakan metode Iqro dan

kartu huruf. Tujuan peneliti untuk mendeskripsikan metode Iqro' menggunakan

kartu huruf untuk membangkitkan minat anak dalam membaca Al-Qur'an dan

meningkatkan pemahamannya dalam bidang membaca Al-Qur'an. Penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 31 anak kelas B1 di

Wahidah Curup RA Ummat.7

Penelitian ini menggunakan 2 siklus dan data dianalisis dengan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan anak mengenal huruf Hijaiyah,

membedakan huruf Hijaiyah dan melafalkan huruf Hijaiyah meningkat setelah

menggunakan metode Iqro dan kartu huruf. Dengan demikian, pembelajaran melalui

7
Desiana, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini Melalui
Penerapan Metode Iqro’ Plus Kartu Huruf Di Ra Ummatan Wahidah Curup Tahun Ajaran
2012/2013”, (PhD Thesis, Universitas Bengkulu, 2013).
metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'a anak.

Perbedan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah penelitian sebelumnya

menggunakan metode peta huruf Iqro'-Plus, sedangkan penelitian yang akan datang

menggunakan bahan ajar audio visual untuk pengenalan huruf Hijaiyah pada anak..

Namun, kedua penelitian tersebut memiliki kesamaan ketika mereka fokus pada

penerimaan anak-anak terhadap Huruf Hijaiyah.

Penelitian Desiana sangat berperan dalam memahami metode kartu Iqro'-Plus

untuk meningkatkan bacaan Al-Qur'a anak. Hasil penelitiannya dapat menjadi

referensi berharga untuk merancang penelitian dan pembelajaran yang efektif dalam

pengenalan karakter Hijaiyah melalui media audiovisual pada anak.

2. Kajian “Implementasi Membaca Al Quran Dengan Metode Iqro di RA Cut Mutia

Desa Dagang Kelambir Kecamatan Tanjung Morawa Tahun Pelajaran 2016/2017”

yang ditulis oleh Nur Trisnawat menunjkkan perbedaan dari penelitian yang

dilakukan, namun keduanya memberikan ilmu yang berharga untuk mempelajari

Al Quran. Kajian ini menitikberatkan pada pelaksanaan pembelajaran membaca Al

Quran dengan metode Iqro di RA Cut Mutia. Hasil penelitian ini menunjukkan

tiga pengamatan yaitu pelaksanaan pembelajaran sudah tertulis dalam Rencana

Aksi Harian (DAP), pelaksanaan sudah baik tetapi masih ada kesenjangan dan

evaluasi pembelajaran belum dilakukan dengan baik.8

8
Nur Trisnawati, “Implementasi Membaca Al-Qur’an Dengan Metode Iqro’ Di Ra Cut Mutia
Desa Dagang Kelambir Kecamatan Tanjung Morawa Tahun Pelajaran 2016/2017”, (PhD Thesis,
UIN Sumatera Utara Medan, 2017).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah penelitian

sebelumnya memfokuskan pada pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur’an

dengan metode Iqro, sedangkan penelitian sekarang memfokuskan pada upaya

peningkatan pengenalan terhadap Al-Qur’an. Huruf hijaiyah melalui media audio

visual. Selain itu, metode penelitian kualitatif digunakan pada penelitian sebelumnya

dan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) digunakan pada penelitian selanjutnya.

Meskipun terdapat perbedaan fokus penelitian dan metode penelitian, namun kedua

kajian tersebut menawarkan kontribusi yang berharga bagi kajian al-Qur'an.

Penelitian yang dilakukan Nur Trisnawat dapat menjadi referensi yang bermanfaat

untuk memahami penerapan metode Iqro dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan akan memberikan kontribusi bagi

pengembangan metode pemblajaran dengan menggunakan media audio visual.

Mengenalkan huruf Hijaiyah kepada anak kecil.

3. Dalam Kajian “Implementasi Membaca Al Quran Dengan Metode Iqro di RA Cut

Mutia Desa Dagang Kelambir Kecamatan Tanjung Morawa Tahun Pelajaran

2016/2017” yang ditulis oleh Nur Trisnawat menunjukkan perbedaan dari

penelitian yang dilakukan, namun kedunya memberikan ilmu yang berharga untuk

mempelajari Al Quran.Kajian ini berfokus pada pelaksanaan pembelajaran

membaca Al-Quran dengan metode Iqro di RA Cut Mutia. Hasil penelitian ini

menunjukkan tiga pengamatan yaitu pelaksanaan pembelajaran sudah tertulis

dalam Rencana Aksi Harian (DAP), pelaksanaan sudah baik tetapi masih ada

kesenjangan dan evaluasi pembelajaran belum dilakukan dengan baik. Perbedaan


penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah penelitian terdahulu lebih

menitikberatkan pada pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan

metode Iqro, sedangkan penelitian sekarang lebih melihat pada upaya peningkatan

pengenalan terhadap Al-Qur’an. Huruf hijaiyah melalui media audio visual. Selain

itu, metode penelitian kualitatif digunakan pada penelitan sebelumnya dan metode

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) digunakan pada penelitian selanjutnya.

Meskipun terdapat perbedaan fokus penelitian dan metode penelitian, namun

kedua kajian tersebut menawarkan kontribusi yang berharga bagi kajian al-Qur'an.

Penelitian yang dilakukan Nur Trisnawat dapat menjadi referensi yang bermanfaat

untuk memahami penerapan metode Iqro dalam pembelajaran membaca Al-

Qur’an, sedangkan penelitian yang akan dilakukan akan memberikan kontribusi

bagi pengembangan metode pembelajaran dengan menggunakan media audio

visual. Mengenalkan huruf Hijaiyah kepada anak kecil.9 Setelah dianalisis, semua

teori dan penelitian yang meneliti tentang hubungan video animasi dan huruf

hijaiyah terbukti animasi sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar

sebagai media pembelajaran di kelas. Begitu juga dengan pembelajaran huruf

hijayah terbukti efektif untuk digunakan dalam pembelajaran karena tampilan

animasi sangat menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat anak

sekaligus membantu guru dalam mempersingkat waktu. Maka dari itu terbukti

bahwa video animasi dapat mengenalkan huruf hijaiyah pada anak.

9
Syindi Novelia, Nur Hazizah, “Penggunaan Vidio Animasi dalam Mengenal dan Membaca
Huruf Hijaiyah”, (Jurnal: Pendidikan Tambusai, 2020), h. 1037-1048.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, penelitian in

akan membahas tentang bagaiaman upaya meningkatkan kemampuan pengenalan

huruf hijaiyah melalui audio visual Di SDN 8 SALOBULO Kota Palopo. ,

sedangkan, penelitian terdahulu menjelaskan tentang analisisbeberapa jurnal ilmah

dan buku yang menjelskan efesiennya mengunakan video animasi dalam

pembelajaran huruf hijaiyah anak. Perbedaan lainnya terletak pada metode peneltian

yang digunakan, pada penelitian ini akan pada metode penelitian PTK, pada

penelitian awal menggunakan metode penelitian kepustakaan, bahannya berasal dari

referensi jurnal ilmiah atau buku, teknik pengumpulan data dilakukan dengan

mengolah dan menganalisis sumber data yang ditemukan sesuai dengan percakapan

yang diteliti. .

B. Landasan Teori

1. Pengenalan Huruf Hijaiyah

a. Pengertian Huruf Hijaiyah

Huruf adalah unit terkecil dari bahasa yang berbagi makna. Dalam bahasa

Arab disebut huruf Hijaiyah, satuan bahasa terkecl yang memisahkan makna.

Menurut Rusdi Saska, huruf Arab (huruf Al-Qur’an) secara alphabetis atau urutan

abjadnya disebut huruf hijaiyah disingkat Rufyah yang dimulai dari Alif sampai Ya,

sebagai huruf dasar atau asli berjumlah 28 huruf. 10 Menurut Otory Surasman, huruf

Hijaiyah merupakan kunci dasar untuk membaca Al-Quran. Huruf Hijaiyah

digunakan sebagai ejaan dalam Al-Qur'an untuk menuliskan kata atau kalimat yang
10
Rusdi Saska, Metode Cash Cara Cepat Praktis Belajar Al-Qur’an ,(Pontianak:2005), h.2.
memiliki bentuk dan ciri tertentu serta memiliki tanda baca yang berbeda. .11 Saat kita

belajar membaca Al Quran, kita semua mengenal huruf Hijaiyah. Secara umum,

huruf Hijaiyah adalah huruf-huruf yang membentuk kata-kata Al-Qur'an. Jika ada

huruf abjad dalam bahasa Indonesia yang digunakan untuk membentuk kata yang

kemudian dapat digunakan untuk membntuk kalimat, maka huruf Hijaiyah juga

berperan sama dengan huruf abjad dalam bahasa Indonesia. Setiap ayat atau kata

yang terdapat dalam Al-Qur’an terdiri dari beberapa gabungan huruf hijiyah sehingga

menjadi ayat maupn kata. Setiap huruf yang diucapkan tentu mendapatkan pahala

yang berlipat ganda.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

“Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran) maka dia akan

mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh

semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif

satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.”(HR At-Tirmidzi).

Berdasarkan penjelasan 'Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah, keutamaan

hadits di atas diperuntukkan bagi orang yang membacanya di luar shalat meskipun

tidak dalam keadaan bersih. Meskipun didahulukan bagi orang yang membaca ayat-

ayat Alquran dalam shalat dan melakukannya sambil berdiri, pahalanya adalah 100

kebaikan. Jika kemudian dibacakan saat shalat, maka pahalanya adalah 50 kebaikan.

11
Otory Surasman, Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan Benar,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 28.
Untuk bacaan di luar shalat dan dalam keadaan suci, pahalanya 25 kebaikan.

Sesungguhnya Tuhan Yang Maha Esa melipatgandakan pahala atas kebaikan hamba-

hamba-Nya.

Tentu saja dalam pembelajaran Hurufhijaiyah, masing-masing metode atau

jalur berbeda-beda sesuai dengan kekhasan masing-masing metode yang

dikembangkan. Salah satu alasan utama pengenalan huruf Hijaiyah adalah

pembedaan huruf yang jelas. Ini disebut surat Makhraj. Untuk itu, berikut penjelasan

cara kerja Makhraj itu sendiri. Secara linguistik, Makhraj adalah tempat asal,

sedangkan istilah Makhraj berarti tempat asal huruf. Menurut Abdul Azis, huruf

Makhorijul adalah tempat munculnya huruf ketika diucapkan. Tempat keluarnya surat

terbagi menjadi tiga bagian yaitu tenggorokan (al-halq), lidah (al-lisan) dan kedua

bibir (asy-syafatain). .12

Adapun beberapa pembagian terkait dengan istilah pembagian makhraj

diantaranya:

1) Jahr, yaitu tertahannya nafas pada makhraj ketika melafalkan huruf karena

persentuhan/tempelan antara dua organ penutur sangat kuat di tempat tersebut

Makhraj. Huruf-hurufnya ada 18, yaitu : ‫قغعظطضزرذدجبءلمنوي‬

2) . Isti‟la, yaitu terangkatnya sebagian besar lidah ketika melafalkan huruf, terdiri

lima huruf yaitu:‫قغظطض‬

12
Abdul Azis, Pedoman Dauroh Al-Qur’an Kajian Ilmu Tajwid Disusun Secara Aplikatif.
(Jakarta: Markaz Al-Qur’an, 2010).
3) Ithbaq mengangkat pangkal lidah ke arah langit-langit lunak ketika melafalkan

huruf. Ithbaq mempunyai 4 huruf, yaitu : ‫ظطضص‬

4) Ishmat, adalah huruf yang agak berat dan tidak dapat dilafadzkan dengan cepat

karena makhrajnya jauh dari ujung lidah. Hurufnya sama dengan huruf ithbaq.

5) Syiddah, yaitu menahan suara sejenak pada makhraj kemudian melepaskan secara

tiba-tiba bersama udara, hurufnya adalah : ‫ط‬

6) Pertengahan, yaitu menyederhanakan suara ketika melafadzkan huruf, terdiri dari

5 huruf: ‫نملعر‬

7) Shafir adalah suara tambahan yang mirip suara siulan, hurufnya tiga yaitu : ‫سزص‬

8) Qalqalah yaitu terjadinya getaran sewaktu menuturkan huruf yang sukun, sehingga

terdengar semacam aspirasi suara yang kuat. Hurufnya 5 yaitu : ‫دجبطق‬

9) Layin, yaitu keluarnya suara dengan mudah dan memanjang, hurufnya 2, yaitu: ‫وي‬

10) Inhiraf, yaitu beralihnya suatu huruf setelah keluar dari makhrajnya kepada

makhraj huruf lain. Hurufnya ada 2 yakni : ‫لر‬

11) Takrir adalah bergetarnya ujung lidah ketika melafadzkan huruf yaitu 1 huruf : ‫ر‬

12) Tafasysyi, yaitu tersebarnya udara dalam mulut ketika melafalkan huruf, dan

hanya 1 huruf yakni : ‫ش‬. Istithalah adalah memanjangnya suara pada makhraj 1 huruf

yaitu 1 huruf : ‫ ض‬. Khafa, yaitu hilangnya sebagian huruf ketika melafalkannya,

hurufnya ada 3 yakni : ‫هوي‬. Gunnah, yaitu suara yang keluar dari rongga hidung

berupa gema yang ada pada huruf ‫ م‬dan ‫ ن‬bertasydid, tidak ada pengaruh lidah di

dalamnya. Dengan penjelasan di atas, jelaslah bagaimana dasar yang harus

diperhatikan oleh seorang guru dalam memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah,sebagai


dasar pemahaman terhadap baca tulis al- qur‟an. Dalam membaca al-qur’an ada

beberapa tanda baca yang harus diperhatikan yaitu:

a) Fatha

Tanda baca fathah sering disebut sebagai baris paling atas. Artinya garis

melewati huruf hijaiyyah. Misalnya:

Bila tanda baca Fathah di atas huruf "alif" dibaca A, bila tanda bacaFathah di atas

huruf "ba" dibaca BA. segera

b) Kasrah

Tanda baca kasrah sering disebut dengan garis. Artinya garis tersebut berada

di bawah huruf hijaiyyah. Misalnya:

Bila tanda baca kasrah di bawah huruf "alif" tertulis I, bila tanda baca kasrah di

bawah huruf "ba" tertulis BI dan seterusnya. .

c) Dhammah

Tanda baca Dhammah sering diletakkan di baris depan, artinya letaknya

berada di depan huruf Hijaiyah. Sebagai contoh, ketika tanda baca Dhammah

diletakkan di depan huruf "alif", maka dibaca "U". Ketika tanda baca Dhammah

diletakkan di depan huruf "ba", maka dibaca "BU", dan seterusnya.

Perlu diperhatikan bahwa dalam bahasa Indonesia, semua huruf Hijaiyah

tersebut disebut huruf konsonan, sedangkan vokal dari huruf-huruf tersebut ditandai

dengan perangkat yang disebut dengan harakat. Huruf merupakan tanda aksara dalam

tata tulis yang melambangkan bunyi bahasa. Huruf Hijaiyah merujuk pada huruf-
huruf Arab yang digunakan di Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan sekitarnya.

Huruf ini juga dikenal sebagai huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur'an,

sehingga dikenal oleh hampir seluruh dunia. Huruf Hijaiyah merupakan huruf yang

digunakan dalam Al-Qur'an dan ditulis dalam bahasa Arab.

Berdasarkan penjelasan mengenai huruf hijaiyah diatas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa huruf hijaiyah adalh huruf yang terdapat dalam Al-qur‟an dan

ditulis dengan huruf Arab yang terdiri dari dua puluh delapan hruf yang dimulai dari

huruf alif sampai ya.

b. Pembelajaran Pengenalan Huruf Hijaiyah

Tentunya tergantung dari karakteristik masing-masing metode yang akan

dikembangkan, terdapat metode atau cara belajar huruf Hijaiyah yang berbeda-beda.

Saat membaca huruf Hijaiyah, seseorang harus memperhatikan ketepatan

Makhrajnya. Ketepatan Makhraj dapat diukur dari apakah huruf Hijaiyah

disampaikan ke Makhraj. Setiap huruf Hijaiyah memiliki letak yang berbeda. Jadi

jika ingin mengucapkannya, diperlukan perhatian dan pengertian. Menurut Syaifullah

aspek membaca huruf Hijaiyah untuk anak adalah anak dapat menirukan guru dalam

membaca huruf Hijaiyah, mengetahui cara melafalkan huruf Hijaiyah, anak dapat
13
membaca huruf Hijaiyah tanpa tanda baca dan dapat menggunakan tanda baca.

Rambu-rambu itu bertuliskan Fathah, Kasrah dan Dhammah. Membaca rangkaian

huruf Hijaiyyah dengan huruf vokal Fathah, Kasrah dan Dhammah. Keputusan
13
Syaifullah, Penerapan Metode An-Nahdliyah dan Metode Iqro’ dalam Kemampuan
Membaca Al-Qur’an, (Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan.,2017), h. 141.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2013

tentang Standar Nasional Pendidikan Anak memberikan informasi tentang

kemampuan membaca dan perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun, yaitu:

Menyebutkan simbol huruf yang dikenal, mengenal bunyi huruf pertama dari nama-

nama benda di lingkungan, memberi nama kelompok gambar dengan bunyi/huruf

awal yang sama, memahami bunyi dan bentuk huruf, membaca dan menulis nama

diri. Pembelajaran bahasa siswa di kelas dilakukan melalui pengenalan huruf

Hijaiyah. Menurut Iqromah, pembelajaran bahasa untuk anak pertama-tama dimulai


14
dengan menilai kemampuan anak dalam memahami dan mengenal huruf Hijaiyah.

Anak-anak dikenalkan dengan huruf-huruf langka agar bacaan anak lebih lancar.

Agar anak dapat membaca dengan baik, melatih indra pendengarannya dapat

merangsang anak untuk mendengar bunyi huruf dan kata dari benda, serta melatih

indera penglihatannya terhadap bentuk huruf dan benda. Untuk meningkatkan

kemampuan anak mengenal huruf Hijaiyah, guru diharapkan menggunakan strategi

pembelajaran. Salah satu bentuk strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

audio visual.

Membaca rangkaian huruf hijaiyyah berharakat fathah, kasrah, dan dhammah

maka dari teori tersebut peneliti membuat atau menyusun indikator mengenal huruf

hijaiyah anak yaitu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1Indikator Mengenal Huruf Hijaiyah Anak


14
Iqromah, F, “identifikasi kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah di TK Se-
Kecematan Samigaluh Kulon Progo”, (Pendidikan Guru PAUD S-1, 2018), h. 11-24.
No Indikator Sub Indikator
1. Menunjukkan Huruf Anak dapat/mampu menunjukkan huruf
Hijaiyah hijaiyah dengan Benar
2. Menyebutkan Huruf Anak dapat/mampu menyebutkan huruf
Hijaiyah hijaiyah dengan benar
3. Menuliskan Huruf Anak dapat/mampu menuliskan huruf
Hijaiyah hijaiyah dengan benar

2. Audio Visual

a. Pengertian Audio Visual

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup

penting. Karena dalam kegitan tersebut ketidak jelasan bahn yang disampaikan dapat

membatu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang

disampaikan kepada anak didik dapat disderhanakan dengan bantuan media. Media

audio visual adalah salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran.15 Menurut Wina Sanjaya, audio visal adalah jenis media yang

mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat seperti

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. 16 Berdasarkan

kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa audio visual adalah media yang

memliki unsur suara dan gambar yang digunakan sebagai perantara dalam

15
Sintia, dkk, “Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Dengan Nenggunakan
Media Audio Visual Pada Anak Kelompok B di PIAUD Sabulussalam Kota Banda Aceh”, (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa, 2021).
16
Wina Sanjaya, “Media Komunikasi Pembelajaran”, (2014).
menyampaikan pesan-pesan dari bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

b. Langkah-langkah Penggunaan Audio Visual

Sebagai media audio visual untuk mendukung proses pembelajaran di dalam

kelas, adapun langkah-langkah penggunaan media dengan vidio ini adalah:

1) Anak-anak dikenalkan dengan huruf-huruf langka, agar bacaan anak lebih lancar.

Agar anak dapat membaca dengan baik, melatih indra pendengarannya dapat

merangsang anak untuk mendengar bunyi huruf dan kata dari benda, serta melatih

indera penglihatannya terhadap bentuk huruf dan benda. Untuk meningkatkan

kemampuan anak mengenal huruf Hijaiyah, guru diharapkan menggunakan

strategi pembelajaran. Salah satu bentuk strategi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah audio visual.

2) Persiapan untuk kelas. Dalam hal ini, siswa terlebih dahulu melakukan persiapan

dengan menjelaskan secara singkat isi video dan menjelaskan poin-poin apa saja

yang harus diperhatikan saat menonton video.

3) Tahap demonstrasi, berupa video game, dengan mempertimbangkan

kesempurnaan peralatan yang digunakan (speaker, proyektor dan proyektor) dan

guru harus memperhatikan intensitas cahaya ruangan, karena penelitian ini

dilakukan. di luar, namun jika mengikuti pembelajaran daring atau daring, video

akan di streaming ke siswa melalui Classroom, sehingga siswa dapat melihat

langsung video tersebut di handphone/laptopnya. .


4) Kegiatan tindak lanjut berupa tanya jawab untuk mengetahui seberapa besar

pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, bila perlu menulis karangan

tentang apa yang telah dilihatnya. .17

c. Fungsi Media Audio Visual

Media bekerja dengan baik untuk mengatasi kebosanan pada siswa, karena

pembelajaran dengan bantuan media dinilai sangat efektif dan dapat menimbulkan

semangat untuk mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Arsyad, ada 4 fungsi

audio visua lyaitu:18

1) Fungsi Atensi. Di sini media audio visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang

berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi

pelajaran.

2) Fungsi afektif. Di sini media visual dapat terliht dari tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar atau membaca teks yang bergambar, misalnya informasi yang

menyangkut masalah social atau ras.

3) Fungsi kognitif. Di sini media visual terliht dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian

tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung

dalam gambar.

17
Sisna Hardiyanti, “Peningkatan Kemampuan Anak Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui
Media Audio Visual di Kelas B1 AisyiyahBustanul Athfal II Tuamampua Kecematan Pangkajene
Kabupeten Pangkep”, (2022), h. 18.
18
Arsyad, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.).
4) fungsi kompensasi. Hasil penelitian media pengajaran menunjukkan bahwa media

visual yang memberikan konteks untuk memahami teks juga membantu siswa

disleksia untuk mengatur dan mengingat informasi dalam teks. Selain itu, media

audio visual juga memiliki fungsi dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai

berikut:19

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidk terlalu bersift verbalistis ( dalam bentuk

kata-kata tertulis atau lisan belaka )

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya; (1) Objek

yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau

model, (2) Objek yang kecil dibantu dengan proyektr mikro, film bingkai, film

atau gambar, (3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu

dengan timelapse atau high-speed photography, (4) Kejadian atau peristiwa yang

terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai,

foto maupun secara verbal, (5) Objk yang terlalu kompleks (misalnya mesin-

mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain, dan (6) Konsep

yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat

divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.

c) Penggunaan media audio-visual secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap

pasif anak didik. Dalam hal ini media audio-visual berguna untuk ; (1)

Menimbulkan kegairahan belajar, (2) Memungkinkan interaksi yang lebih

19
Sadiman, dkk, “Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan pemanfaatannya”,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), h. 17-18.
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataannya, (3)

Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan

minatnya.

d) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan yang

ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan

bilamana semua nya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila lata

belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi

dengan media audio-visual, yaitu dengan kemampuannya dalam; (1)

Memberikan perangsang yang sama, (2) Mempersamakan pengalaman, dan (3)

Menimbulkan persepsi yang sama

d. Kelebihan dan Kelemahan Audio Visual

1) Kelebihan audio visual

a) Bahan pengajaran akan lebih jlas maknanya sehingga dapat lebih difahami

oleh pAra siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran

lebih baik.

b) Pelajaran menjadi lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi lisan melalui

kata-kata guru. Agar siswa tidak bosan dan guru tidak kekurangan tenaga

terutama pada saat guru mengajar untuk setiap pelajaran. Siswa lebih

banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan

uraian guru, tetapi juga aktivitas mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, dan lain-lain.


c) Pelajaran lebih menarik perhatian siswa dan dengan demikian dapat

meningkatkan motivasi belajar

d) Pelajaran menarik lebih banyak perhatian dari siswa dan dengan demikian

meningkatkan motivasi untuk belajar

2) Kelemahan audio visual

a) Media audio yang lebih banyak menggunakan nada dan kosakata hanya

dapat dipahami oleh pendengar dengan kosakata dan kelancaran yang

baik.

b) Penyampaian materi melalui media audio menciptakan khalayak verbal.

c) Detail dari item yang disajikan tidak dapat ditampilkan secara penuh.

e. Jenis-jenis Media Audio Visual

Media jenis ini memiliki sifat yang lebih baik karena mengandung dua jenis

media, yaitu: 1) Audio visual gerak, yaitu media yang mewakili unsur audio dan

gambar bergerak. . Menurut Syaiful Bahri Djamarah, seperti film suara dan video

cassete. 2) Audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam

seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara, dan 20 cetak suara.20

1) Film bersuara,

Film yang dimaksud disini adalah film sebagai alat bantu audiovisual untuk

pengajaran, informasi dan penyuluhan. Banyak hal yang bisa dijelaskan melalui film,

antara lain proses dalam tubuh kita atau di alam, peristiwa alam, gaya hidup,

20
Syaiful Bahri Djamarah, “Starategi Belajar Mengajar”, (Renika Cipta, 2013), h. 125.
keterampilan mengajar, kisah hidup zaman dahulu, dll. Film merupakan salah satu

alat yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Dengan bantuan film, siswa dapat

menyelesaikan pengalaman dasar, membangkitkan inspirasi baru, menarik perhatian,

menjelaskan masalah abstrak dengan menunjukkan penggunaan objek yang

sebenarnya. Menurut Azhar Arsyad, film bergerak cepat dan silih berganti untuk

memberikan gambaran visual yang berkesinambungan.21

2) Slide Show Powerpoint

Microsoft PowerPoint adalah bagian dari perangkat lunak Microsoft. Jadi

kalau kita install software ini, ada software powerpoint. Pengoperasian dan

tampilannya lebih menarik, dan dapat diintegrasikan dengan program lain, seperti

Word, Excel, Access, dll, termasuk video, gambar, dan foto. Jadi, Microsoft Power

Point adalah perangkat lunak yang membantu menyusun presentasi yang efektif,

profesional, dan juga sederhana dengan cara yang membuatnya lebih menarik. Dalam

proses pembelajaran, materi yang akan dibagikan dapat disusun secara sistematis,

ringkas dan jelas dengan cara menuliskan pokok-pokok materi tersebut sehingga

siswa dapat dengan mudah menerima dan mengingatnya dengan menggunakan

program komputer Microsoft Power Point. , yang kemudian dapat dilihat dengan

slide di komputer dan proyektor LCD.

3) Video

21
Azhar Arsyad, “Media Pembelajaran”, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), h. 50.
Selain film, video merupakan jenis media audiovisual. Banyak di antaranya

dirancang untuk tujuan pendidikan dan biasanya dikemas dalam format VCD.

Menurut Purwat, video adalah sarana penyampaian pesan yang bersifat faktual atau

fiktif, informatif, edukatif atau informatif. Video adalah alat yang sangat efektif untuk

mendukung pembelajaran baik untuk penjelasan kelompok maupun individu. Selain

itu penggunaan media video menawarkan keuntungan yaitu ukuran layar video yang

fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan. Video merupakan materi pendidikan non

cetak yang kaya akan informasi dan dapat langsung dikomunikasikan. Video

menambahkan dimensi baru dalam pembelajaran. Penggunaan video dapat

memudahkan guru dalam menyampaikan isi pembelajaran, dapat memudahkan siswa

dalam mengingat materi, dan pembelajaran dapat lebih beragam. Komputer

Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi

yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan

perhitungan sederhana dan rumit. disamping itu, komputer dapat merekam,

menganalisis, dan memberi reaksi kepada respon yang di input oleh pemakai atau

siswa. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media film bersuara

merupakan media yang dilengkapi gambar dan suara yang dapat diterima oleh yang

melihatnya dengan baik, media video merupakan media berupa rekaman gambar dan

suara yang terdapat pada televisi atau video tape recorder.

4) LCD Proyektor
LCD digunakan untuk memproyeksikan komputer atau LCD alat optik dan

elektronik. Menurut Hujair, sistem optiknya yang efisien yang menghasilkan cahaya

amat terang tanpa mematikan lampu ruangan, sehungga dapat memproyeksikan

tulisan, gambar yang dapat dipancarkan dengan baik ke layar. Proyektor LCD

merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan unyuk menampilkan video,

gambar, atau data dari komputer pada layar atau sesuatu dengan permukaan datar

seperti tembok, dan lain sebagainya. keuntungan menggunakan LCD Projector mudah

digunakan, interaksi masal, menjaga fokus audiens. Teknologi LCD ini sebenarnya

sangat membantu dalam proses pembelajaran karena memudahkan semua pihak, baik

pengajar maupun pendidik. dengan uraian diatas dapat dipahami bahwa fungsi atau

kegunaan dari media pengajaran adalah sebagai alat untuk memperjelas penyampaian

pesan agar tidak lisan, dapat pula mengatasi sikap pasif anak didik dalam mengikuti

pelajaran, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan daya indra, dapat

menggunakan media pengajaran yang tepat dan bervariasi untuk membantu guru

mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pelajaran.

LCD digunakan untuk memonitor komputer atau LCD perangkat optik dan

elektronik. Menurut Hujair, sistem optik yang efisien dapat menghasilkan cahaya

yang sangat terang tanpa harus mengatur bola lampu ruangan, sehingga dapat

menampilkan teks dan gambar yang dapat dipindahkan dengan mudah. LCD

proyektor adalah jenis proyektor yang paling umum digunakan untuk menampilkan

video, gambar, atau data yang dihasilkan komputer pada permukaan atau objek lain
dengan permukaan yang dapat ditembus oleh data, seperti buku, antara lain. Manfaat

menggunakan teknologi Proyektor LCD mencakup kemudahan penggunaan, interaksi

bebas masalah, dan fokus audio yang lebih baik. Teknologi LCD dalam hal ini jelas

sangat membantu dalam proses pembelajaran karena memudahkan pekerjaan semua

orang, baik siswa maupun guru. Dengan keterangan di atas dapat diketahui bahwa

tujuan media pendidikan adalah untuk memberikan pesan-pesan tertulis kepada anak

agar tidak diucapkan. Ini juga dapat digunakan untuk menyampaikan perisai

pelindung anak.

C. Karangka Pikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori yang telah dipaparkan serta

melihat kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi yang ada dilapangan, maka

peneliti akan melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran video

animasi pada materi Huruf Hijaiyah. Penelitian ini akan menggunakan model 4D,

adapun tahap-tahap penggembangan meliputi : Define (pendefinisian), Design

(perancangan), Develop (pengembangan), Dissemination (penyebaran).22Pengembang

an media ini bertujuan untuk menciptakan variasi baru pada pembelajaran tematik

khususnya pada materi berbagai pekerjaan ku serta dapat meningkatkan semangat

belajar siswa pada saat proses pembelajaran. Media pembelajaran audio visual yang

berbasis animasi adalah salah satu pemilihan media pembelajaran yang cocok

22
34-44 sya’bania, N., Anwar, M., & Wijaya, M, (2020). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Video animasi dengan model pembelajaran inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan Motivasi
dan hasil Belajar Peserta didik,. 4 (2), ‘No Title’, 4.1 (2020), 34–44.
digunakan pada saat pembelajaran dikelas. Produk ini memiliki kelebihan yang

mampu menyediakan materi yang terlihat lebih menarik, mudah dan sederhana, dapat

menyajikan informasi yang lebih dengan ilustrasi audio maupun visual.


Analisis kebutuhan

Guru Siswa

Merancang produk menggunakan aplikasi Multi Media

Media audio visual pada materi huruf hijaiyah kelas V SDN 8 Salobulo
kota palopo

Validasi Ahli

Ahli Materi Ahli Media

Produk Media Pembelajaran video animasi pada materi huruf hijaiyah kelas
V SDN 8 Salobulo kota palopo

Revisi produk

Uji kepraktisan

Penyebaran

Gambar 2.1 Karangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan

research and development t(R&D) yaitu metode penelitian yang menghasilkan

produk baru melalui proses pengembangan. 23 Prosedur pengembangan dengan

menggunakan 4D yang terdiri dari empat tahapan antara lain Define (Pendefinisan),

Desaign (perancangan), Develop (pengembangan), dan Dissemination (penyebaran).

Peneliti menggunakan model 4D karena model penelitian dan pengembangan ini

lebih lengkap dan rasional dan model ini memiliki aktivitas system secara terprogram

untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang terkait dengan karakteristik peserta

didik.24

Analisis

Design

Development

Dissemination

23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2013), 297.
24
P Sabrinatami, Z., & Wika rinawati, M, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi
Stop Motion Pembuatan Kue Dari Tepung Beras Pada Mata Pelajaran Kue Indonesia Di Smk N 4
Yogyakarta’, 2, 1–9.
Gambar 3.1 Tahap model 4D

Produk yang dihasilkan pada penelitian ini berupa video animasi yang telah

dirancang sendiri oleh peneliti yang bertujuan untuk digunakan sebagai alat bantu

pendidik dan untuk siswa yang belajar sendidri dirumah ataupun belajar disekolah.25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian R&D ini dilakukan di SDN 8 Salobulo Kelurahan Balandai

Kecamatan Bara Kota Palopo.

1. Waktu Penelitian

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam deskripsi lokasi penelitian ini akan

dilaksanaan di SDN 8 SALOBULO. Penelitian ini dirancang akan dilaksanakan pada

waktu 3 bulan mendatang pada November 2023 hingga Januari 2024.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD di SDN 8

Salobulo pada materi Huruf Hijaiyah. Sedangkan Objek penelitian ini adalah media

pembelajaran video animasi yang akan dikembangkan oleh peneliti.

D. Prosedur Pengembangan

25
Rochimah, S.‘Pengembangan Media Pembelajaran berbentuk Video Animasi pada pokok
bahasan keliling dan Luas Segitiga Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di Kelas V SD
Sumberagung Peterogan Jombang (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negri Maulana Malik
Ibrahim’, 2019
Prosedur penelitian pengembangan memaparkan langkah-langkah procedural

yang ditempuh oleh peneliti dalam pembuatan media pembelajaran video animasi

pada materi Huruf Hijaiyah. Penelitian pengembangan ini dilakukan ada beberapa

tahap. prosedur penelitian pengembangan media video animasi yang di tempuh yaitu

sebagai berikut :

1. Tahap penelitian pendahuluan

Tahap penelitian ini dilakukan dengan mengadaptasi langkah-langkah model

4D yang terdiri dari lima tahapan yaitu :

a. Define (analisis), tahap analisis ini yaitu pengumpulan data yang terkait dengan

masalah yang terjadi dalam pembelajaran kemudian mencari solusi untuk

memecahkan masalah melalui analisis sesuai kebutuhan permasalahan.

Permasalahan yang ditemukan dari penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan

semangat belajar dan ketertarikan siswa dengan mengembangkan media video

animasi.

b. Design, (desain), tahap ini merupakan tahap merancang media pembalajaran yang

akan digunakan. Kegiatan ini adalah proses pembuatan materi dan naskah media.

c. Development, (pengembangan), berisi tentang rancangan produk. Pada tahap ini

telah disediakan kerangka konseptual media video animasi.

d. Dessimination, (Penyebaran), yaitu tahapan untuk mengetahui kevalidan dan

keprakisan produk yang dikembangkan. Tahap ini adalah tahap uji kevalidan oleh

ahli media, ahli matri, dan guru sebagai praktisi terhadap kelayakan produk. Hasil

penilaian dari validator digunakan sebagai acuan dalam menyempurnakan produk.


Uji kepraktisan dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan serta kemenarikan

media melalui angket respon siswa.

2. Tahap Pengembangan produk awal

1. Analisis Kebutuhan :

- Tinjau kebutuhan pengguna dan tujuan pembelajaran huruf Hijaiyah.

- Identifikasi elemen-elemen kunci yang perlu disertakan dalam media audio visual.

2. Perancangan Konseptual :

- Buat desain konseptual media audio visual dengan mempertimbangkan antarmuka

pengguna, struktur konten, dan elemen visual.

- Tentukan gaya visual yang sesuai dengan audiens target.

3. Pengembangan Storyboard :

- Buat storyboard yang merinci urutan konten dan interaksi dalam media.

- Gambarkan skenario penggunaan untuk memahami alur pembelajaran.

4. Pembuatan Konten :

- Produksi elemen-elemen konten, termasuk animasi, gambar, dan suara.

- Pastikan kualitas tinggi untuk mempertahankan ketertarikan peserta didik.

5. Integrasi Teknologi :
- Implementasikan teknologi yang mendukung media audio visual.

- Pastikan kesesuaian dengan platform pembelajaran yang akan digunakan.

6. Pengembangan Prototipe :

- Bangun prototipe awal berdasarkan desain dan storyboard.

- Fokus pada fungsionalitas dasar dan representasi visual.

7. Pengujian Internal Awal :

- Lakukan pengujian internal untuk mengidentifikasi bug dan masalah teknis.

- Pastikan konsistensi antara desain dan implementasi.

8. Evaluasi Format dan Presentasi :

- Tinjau format presentasi, ukuran layar, dan kejelasan visual.

- Pastikan materi disajikan dengan cara yang mudah dipahami.

9. Pengoptimalan Kinerj a:

- Perbaiki performa media audio visual, termasuk kecepatan muat dan respons.

- Pastikan ketersediaan dan keterjangkauan bagi pengguna.

10. Feedback Awal Pengguna :

- Dapatkan masukan awal dari pengguna uji atau kelompok pengajar.


- Revisi prototipe berdasarkan umpan balik tersebut.

11. Uji Fungsionalitas :

- Lakukan uji fungsional untuk memastikan bahwa semua fitur beroperasi dengan

benar.

- Identifikasi dan perbaiki masalah teknis yang mungkin muncul.

12. Pembenahan Prototipe :

- Perbaiki dan perbarui prototipe sesuai dengan hasil pengujian.

- Pastikan kualitas dan konsistensi desain.

3. Tahap Uji Coba

Video animasi yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dulu,

melainkan harus dibuat terlebih dahulu untuk menjadi satu video, dan video tersebut

akan di uji coba.

4. Pembuatan Produk Akhir

1. Analisis Kebutuhan:

- Identifikasi tujuan utama produk dan target audiens.

- Tentukan kebutuhan spesifik terkait materi audio visual huruf Hijaiyah.

2. Perencanaan:

- Rancang konsep produk dengan fokus pada pendekatan visual dan audio yang

efektif.
- Tentukan struktur pembelajaran dan alur cerita yang sesuai.

3. Pengumpulan Materi:

- Kumpulkan informasi dan materi terkait huruf Hijaiyah.

- Pilih sumber daya audio visual yang mendukung pembelajaran.

4. Pembuatan Konten:

- Buat skrip untuk audio visual sesuai dengan konsep yang telah direncanakan.

- Hasilkan materi visual seperti gambar, grafik, dan animasi.

5. Produksi Audio:

- Rekam atau hasilkan suara yang jelas dan menarik untuk mendukung

pembelajaran huruf Hijaiyah.

6. Integrasi Konten:

- Gabungkan elemen-elemen visual dan audio ke dalam produk akhir.

- Pastikan keselarasan antara materi visual dan suara.

7. Uji Coba:

- Uji coba produk pada kelompok target untuk mengevaluasi efektivitasnya.

- Perbaiki dan sesuaikan berdasarkan umpan balik yang diterima.

8. Revisi:

- Lakukan revisi berdasarkan hasil uji coba dan umpan balik.

- Pastikan kesempurnaan dan akurasi materi huruf Hijaiyah.

9. Pengembangan Lanjutan:

- Lihat kemungkinan pengembangan lanjutan berdasarkan evaluasi dan

perkembangan teknologi.
10. Publikasi:

- Rilis produk akhir ke target audiens.

- Pastikan ketersediaan produk di platform yang sesuai.

11. Evaluasi:

- Pantau kinerja produk setelah publikasi.

- Lakukan evaluasi berkala dan perbarui sesuai kebutuhan.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah bagian terpenting dalam penelitian. Data yang valid

dan lengkap sangat menentukan kualitas penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik angket (kuesioner), wawancara, observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan

mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.

Observasi adalah suatu kegiatan untuk mencari data yang dapat digunakan untuk

memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.26

Observasi sebagai pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan tehnik lain, yaitu wawancara dan angket (kuesioner). Kalau

wawancara dan angket selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

tebatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Teknik pengumpulan data

dengan observasi digunakan bila penelitian berkenan dengan perilaku manusia,


26
Cahyani, FD, Idris,i., & jalal, M. (2021). Pengembangan media pembelajaran video animasi
pada mata pelajaran matematika kelas V madrasah ibtidayah negri 4 muaro jambi (disertasi Doktor,
UIN Sultan Thaha saifuddin jambi).
proses kerja, gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu

besar.Observasi ini dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan informasi-informasi

tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk penelitian yang akan peneliti lakukan. Pada

kesempatan ini peneliti akan melakukan observasi sebagai penilaian proses, untuk

mengetahui apakah media yang dikembangkan dapat meningkatkan semangat siswa

kelas Vdi SDN 8 Salobulo.

b. Wawancara

Wawancara berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh

pewawancara kepada narasumber. Adapun pertanyaan yang diberikan tidak

terstruktur sehingga narasumber dapat lebih mudah memahami pertanyaan yang

diajukan serta narasumber lebih santai saat menjawab pertanyaan.

c. Angket (kuesioner)

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis terhadap

responden untuk dijawab. Angket dalam penelitian ini untuk digunakan untuk

pengumpulan data mengenai kelayakan penggunaan media video animasi yang akan

diberikan pada ahli media, ahli materi, ahli pembelajaran, dan peserta didik kelas

Vsebagai subjek uji coba.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat pengukur data tertulis atau fakta tentang fakta-fakta

yang dijadikan sebagai bukti penelitian dokumentasi penelitian ini beberapa foto
proses pembelajaran yang berlangsung yang bertujuan data analisis kebutuhan serta

dokumentasi berlangsungnya uji coba produk.

F. Tehnik Analisi Data

Teknik analisis data digunakan untuk mendapakan produk media pembelajaran

berupa video animasi yang berkualitas dan memenuhi aspek kevalidan. Analisis data

merupakan kegiatan yang dilakukan setelah seluruh data dikumpulkan. Teknik

analisis data dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Data kualitatif

Teknik ini dilakukan untuk mengolah data hasil dari review ahli materi, ahli

media, dan dosen pembimbing.teknik analisis data ini dilakukan dengan

mengelompokkan informasi dari data-data kualitatif yang berupa masukan,

tanggapan, kritik, dan saran perbaikan pada angket hasil wawancara. Hasil dari

analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan.

2. Data kuantitatif

Teknik ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui lembar

validasi dan angket praktikalitas.

a. Teknik analisis data validitas

Teknik analisis data validitas yaitu dari tabulasi oleh tiga validator yang kompoten

mengenai kesesuaian materi dan media dalam produk yang dikembangkan, dicari

presentasinya dengan rumus :

skor per item


P =∑ ×100 %
skor maksimum
Keterangan :

P : presentase

ƩX : jumblah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh poin

Ʃⅹⅰ:jumlah skor tertinggi X jumblah item X jumblah responden

Kemudian dicari presentase kriteria kelayakan/kevalidan. Adapun kriteria

validasi yang di gunakan dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Table 3.2 kriteria penilaian uji validitas ahli

Interval Tingkat kelayakan/kevalidan

81– 100 Sangat valid

61 – 80 Valid

41 – 60 Cukup valid

21– 40 Kurang valid

0–20 Tidak valid

b. Teknik analisis data praktikalitas

Teknik analisis data praktikalitas yaitu hasil dari ributasi oleh siswa dicari

presentasinya dengan rumus :


skor per item
P =∑ ×100 %
skor maksimum

Berdasarkan hasil presentase kemudia dikategorikan tabel berikut :

Table 3.3 kriteria penilaian kategori praktisan instrument media pembelajaran

Presentase (%) Kategori

0– 20 Tidak praktis

21 –40 Kurang praktis

41 – 60 Cukup prakris

61– 80 Praktis

81–100 Sangat praktis


DAFTAR PUSTAKA
Al, M I, and Hikmah Sepatan, ‘Pengembangan Media Audio Visual Pada
Pembelajaran Matematika Di Kelas 1’, 3.April (2021), 149–65
Andriani, Eneng Yuli, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Dan
Hasil Belajar Di Sekolah Dasar’, 509 (2019)
Annisa, Leni Arbaatin, and Zaka Hadikusuma Ramadan, ‘Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Video Animasi Pada Tema 7 Subtema 3 Untuk Siswa
Kelas IV SDN 104 Pekanbaru’, 5 (2021), 4790–94
Cahyani, Fitriani Dwi, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas V Madrasah Ibtidayah Negeri 4 Muaro
Jambi’, 2021, 6
Fitria Dewi, S. Lestari, ‘Pengembangan Media Video Animasi Materi Sifat Sifat
Cahaya Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar and Others, “Jurnal Basicedu”, 5.4
(2021), 2530–40.’, 5.4 (2021), 2530–40
Hendracipta, Nana, and Aan Subhan Pamungkas, ‘Pengembangan Media
Pembelajaran Video Animasi Hands Move Dengan Konteks Lingkungan Pada
Mata Pelajaran IPS’, 1, 2019, 34–48.’, 1, 2019, 34–48
Isran Rasyid Karo-Karo S, Rohani, ‘Manfaat Media Dalam Pembelajaran’, VII, No. 1
(2018), 91–96
Luh, Ni, Dinda Ajeng, Nyoman Sugihartini, and I Gede Partha Sindu,
‘Pengembangan Media Pembelajaran Animasi 2D Pada Mata Pelajaran Fisika
Kelas X Di SMA Negri 1 Sawan’, 10 (2021), 111–22
nn jorochimah, S. (2019)., ‘Pengembangan Media Pembelajaran Berbentuk Video
Animasi Pada Pokok Bahasan Keliling Dan Luas Segitiga Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Di Kelas IV SD Sumberagung Peterogan Jombang
(Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim’, 2019
Permata, Gita, and Puspita Hapsari, ‘Hapsari, G. P. P., & Zulherman, Z. (2021).
Pengembangan Media Video Animasi Berbasis Aplikasi Canva Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa. “Jurnal Basicedu”, 5.4,
2384–94.’, 5.4 (2021), 2384–94
Sabrinatami, Z., & Wika rinawati, M, P, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Video
Animasi Stop Motion Pembuatan Kue Dari Tepung Beras Pada Mata Pelajaran
Kue Indonesia Di Smk N 4 Yogyakarta’, 2, 1–9
Sari, Dwi Nur Indah, Pengembangan Video Animasi Sebagai Media Pembelajaran
Tematik Tingkat SD/MI, 2021
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2013)
sya’bania, N., Anwar, M., & Wijaya, M, (2020). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Video animasi dengan model pembelajaran inkuiri Terbimbing untuk
meningkatkan Motivasi dan hasil Belajar Peserta didik,. 4 (2), 34-44, ‘No Title’,
4.1 (2020), 34–44
Teni Nurrita, ‘Kata Kunci :Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa’, Jurnal Misykat, 03.01 (2018), 171
<https://media.neliti.com/media/publications/271164-pengembangan-media-
pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf>

Anda mungkin juga menyukai