Disusun Oleh:
Jurnita (1810204013)
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa yang ada diseluruh dunia ini ada berbagai macam, bisa dikatakan
amatlah banyak dan bervariasi, diantaranya yaitu bahasa Arab. Sejarah masuknya
bahasa Arab ke Indonesia dibarengi dengan menyebarnya ajaran agama Islam ke
wilayah nusantara. Diketahui pada abad ke-13M. Perkembangan bahasa Arab di
Indonesia hanya digunakan oleh penduduk untuk motif keagamaan, seperti halnya
untuk memahami teks-teks keagamaan dan untuk mempelajari agama. Pada saat
itu bahasa Arab hanya berkembang di lingkungan pesantren, masjid, dan
madrasah-madrasah yang mempelajari bahasa Arab, mirisnya sangat banyak
kalangan yang belum memahami bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang
multimedia, yang bisa dipakai untuk berbagai tujuan selain untuk memahami teks-
teks keagamaan. (Nana 2012:20) .1
َ) َعهَى قَ ْهبِ َك ِنتَ ُكونَ ِمه391( ُوح األ ِميه ُّ ) وز َل بِ ِه391( ََوإِوَّهُ نَتَىزي ُم َر ِّب ا ْن َعانَ ِميه
ُ انز
)391-391: (اشعزاء.)391( ان َع َزبِ ٍّي ُمبِي ٍه
ٍ سَ ِ) بِه391( َا ْن ُم ْى ِذ ِريه
1
Nuha, 2012, Metodelogi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, hlm.20
Artinya : “Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
seluruh alam, yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu
(Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan
bahasa Arab yang jelas” 2
Bahasa Arab yang dikenal sebagai bahasa asing bagi masyarakat memiliki
peranan penting khususnya khususnya masyarakat Indonesia. Sebagian besar dari
masyarakat Indonesia merupakan penganut agama Islam, penggunaan bahasa
Arab dalam kehidupan sehari-hari terdapat dalam kitab Al-Qur‟an. Bahasa Arab
dan bahasa Al-Qur‟an merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, di dalam Al-Quran penulisannya menggunakan bahasa Arab, hal itu
merupakan hal mutlak dalam belajar Al-Qur‟an yang harus dikuasai. Di lembaga-
lembaga pendidikan Islam seperti Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah,
bahasa Arab telah menjadi elemen penting pokok pengajaran bahasa asing,
disamping bahasa Inggris.3
Ada tiga jenis gaya belajar (DePorter, 2000), yaitu: (1) gaya belajar visual;
(2) gaya belajar auditorial; dan (3) gaya belajar kinestetik. Siswa dengan gaya
belajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, siswa auditorial belajar
melalui apa yang mereka dengar dan siswa kinestetik belajar melalui gerak dan
sentuhan. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat membantu siswa
belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa sehingga prestasi belajar
siswa dapat tumbuh dengan baik melalui pembelajaran yang sesuai dengan gaya
belajarnya.7
Salah satu kerangka kerja menurut Meyer & Rose (Mujiono,2018) untuk
menangani keragaman semua siswa dan menciptakan kurikulum yang fleksibel
yang mendukung akses, partisipasi, dan kemajuan bagi semua peserta didik adalah
Universal Design for Learning. UDL adalah perencanaan pembelajaran dan
kerangka penyampaian yang dimaksudkan untuk meningkatkan akses bermakna
dan mengurangi hambatan belajar bagi siswa dengan kebutuhan belajar yang
beragam. Sebagai kerangka kerja untuk menciptakan kurikulum yang fleksibel,
yang dalam pengaturan berbasis standar termasuk tujuan instruksional, metode,
5
Mujiiono, 2018, Pengembangan Pembelajaran Sistem Blended Berbasis Universal Design for
Learning untuk Kelas Inklusif, Jurnal Pendidikan, Vol. 3, No. 6, Bln Juni, Thn 2018, Hal 758—763. hlm. 758
6
Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
7
DePorter, B., & Reardon, M., & Singer-Nourie, S. (1999). Quantum Teaching: Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan oleh Ari Nilandri. 2000. Bandung: Kaifa.
penilaian, dan bahan. UDL mengambil keuntungan dari teknologi inovatif untuk
mengakomodasi perbedaan peserta didik.8
8
Mujiiono, 2018, Pengembangan Pembelajaran Sistem Blended Berbasis Universal Design for
Learning untuk Kelas Inklusif, hlm. 759
9
Ibid, 759
Jadi dari beberapa alasan diatas maka penulis ingin meneliti sebuah
penelitian ilmiah yang berjudul “Universal Design for Learning dan
Penerapannya dalam Pembelajaran Bahasa Arab MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pembelajaran bahasa Arab yang menggunakan metode Universal Design
for Learning.
2. Secara Praktisi
Untuk pemberian informasi bahwa pembelajaran bahasa Arab dapat
menggunakan metode Universal Design for Learning dan dapat
memberikan pengetahuan mengenai metode dalam pembelajaran bahasa
Arab.
E. Tinjauan Pustaka
Adapun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu:
1. Penelitian Dwitya Sobat Ady Dharma (2019) yang berjudul “Analisis
Kualitas Rencana Program Pembelajaran Berbasis Universal Design for
Learning pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”. Hasil penelitian
Dwitya menyimpulkan bahwa kualitas RPP 1 tergolong baik dengan skor
71,15%m RPP 2 tergolong sangat baik dengan skor 86,61%, RPP 3
berkualias 96,15% tergolong sangat baik, dan kualitas RPP 4 memiliki skor
76,92% tergolong sangat baik pula. Secara umum keempat RPP tersebut
telah sesuai dan mengikuti kaidah dan prinsip UDL, yaitu
mempertimbangkan represention, action, & expression dan engagement.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis ialah
terletak pada metode yang digunakan yaitu metode Universal Design for
Learning dalam penelitian keduanya, sedangkan perbedaannya terdapat
mata pelajaran yang akan diteliti dan perbedaan terdapat pada metode
penelitiannya. Penulis akan menggunakan metode penelitian mix method
sedangkan penelitian tersebut menganalisis fenomena yang sedang terjadi.
2. Penelitian Mujiono (2018) yang berjudul ”Pengembangan Pembelajaran
Sistem Blended Berbasis Universal Design for Learning untuk Kelas
Inklusi”. Mujiono menyimpulkan bahwa Hasil validasi dan efektivitas
pengembangan pembelajaran sistem blended berbasis Universal Design for
Learning (UDL) untuk kelas inklusif ini telah menunjukkan bahwa produk
yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alternatif cara untuk memfasilitasi
proses pembelajaran beragam jenis karakter dan kebutuhan mahasiswa.
Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian penulis ialah
metode yang digunakan ialah Universal Design for Learning. Kemudian
perbedaannya terletak pada objek yang akan diteliti, penelitian Mujiono
meneliti untuk kelas inklusif sedangkan penulis akan meneliti dengan objek
penerapan pada keterampilan berbicara di Madrasah. Perbedaan yang lain
ialah pada metode penelitianya, Mujiono ingin mengembangan
pembelajaran sistem blended berbasis Universal Design for Learning
(UDL) untuk kelas inklusif sedangkan penulis ingin menerapkan metode
Universal Design for Learning pada pembelajaran bahasa Arab.
3. Penelitian Ranti Novianti (2021) yang berjudul “Pembelajaran Berbasis
Universal Design For Learning Di Kelas Sekolah Dasar Inklusif Universal
Design For Learning Based Learning In Inclusive Elementary School
Class”. Ranti Novianti menyimpulkan bahwa solusi untuk mengatasi
permasalahan keberagaman karakteristik peserta didik yang ada di sekolah
inklusif adalah dengan menerapkan konsep universal design for learning.
Dalam pengertiannya universal design for learning yaitu konsep
pembelajaran yang mengacu pada suatu proses dimana kurikulum
(yaitu,tujuan, metode, bahan, dan penilaian) dirancang secara sengaja dan
sistematis dari awal untuk mengatasi perbedaan individual. Berdasarkan
kajian literatur bahwa konsep universal design for learning mampu
membantu mengatasi kebutuhan peserta didik dengan menyarankan tujuan,
metode, bahan yang fl eksibel, dan penilaian yang memberdayakan siswa
untuk memenuhi kebutuhan yang beragam.
10
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20.
bahasa, hadir, mengatur, terlibat, dan mengingat” (Orkwis dalam (Beny
Hari Firmansyah:2016)).11 UDL memberikan akses yang sama terhadap
pembelajaran, tidak hanya akses yang sama terhadap informasi. Hal ini
memungkinkan peserta didik untuk memilih metode yang paling tepat
untuk mengakses informasi sementara guru memantau proses
pembelajaran (Ohio State University Partnership Grant, dalam (Beny Hari
Firmansyah:2016)).12
UDL adalah perencanaan pembelajaran dan kerangka penyampaian
yangdimaksudkan untuk meningkatkan akses bermakna dan mengurangi
hambatan belajar bagi siswa dengan kebutuhan belajar yang beragam
(Maya, Cecelia & Sean; dalam (Beny Hari Firmansyah:2016)). UDL
sebagai desain pembelajaran material dan aktivitas untuk mengikuti tujuan
pembelajaran sebagai capaian individu dengan taraf mengikuti tujuan
pembelajaran sebagai capaian individu dengan taraf perbedaan di dalam
kemampuannya untuk melihat, mendengar, berbicara, berbuat, membaca,
menulis, memahami bahasa, kehadiran, mengorganisasikan,
keterlibatannya dan keanggotaan di dalam kelompoknya.13
Menurut Beny Hari Firmansyah, UDL dapat menggabungkan
penggunaan bahan digital dan diimplementasikan dalam berbagai
pengaturan pendidikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa bahanbahan
digital, seperti pidato otomatis untuk teks, memberikan pembelajaran yang
kuat mendukung di kelas yang dirancang secara universal.14
11
Beny Hari Firmansyah. 2016. Prosiding Inovasi Pendidikan di Era Big Data dan Aspek
Psikologinya. Program Studi Teknologi Pembelajaran dan Psikologi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Negeri Malang: Malang. Hlm. 61
12
Ibid. Hlm. 16
13
Ibid. Hlm. 16
14
Ibid. Hlm. 16
memberikan beragam cara kepada siswa untuk memperoleh informasi
mengekspresikan hasil kerja, dan meningkatkan keterlibatan (Ediburn,
Gauthier (Dwitya; 2017)).15
UDL ini memiliki tiga prinsip, yaitu (1) representasi yang
memberikan beragam cara untuk mengakses informasi dan pengetahuan;
(2) Prinsip ekspresi yang mengakomodasi berbagai alternatif kepada
pembelajar untuk mendemontrasikan apa yang ia ketahui, dan (3) Prinsip
keterlibatan yang mengacu pada beberapa cara merekrut, mempertahankan
usaha, ketekunan siswa dan self-regulation siswa (Dwitya;2017).16
Center for Applied Special Technology (CAST) menjelaskan
kerangka UDL melalui tiga prinsip berikut:
1). Multiple Means of Engagement
Menyediakan berbagai cara keterlibatan untuk mendukung
pembelajaran afektif . Yaitu; mengapa kita belajar, bagaimana melibatkan
peserta didik untuk merangsang melihat atau memotivasi dengan
mempertimbangkan bagaimana melibatkan peserta didik guna merangsang
minat dan memotivasi dalam belajar melalui kegiatan seperti pembelajaran
kolaboratif, permainan dan simulasi, nyata dan virtual.
2). Multiple Means of Representation
Menyediakan berbagai sarana yang representatif untuk mendukung
cara kita memberikan makna pada pembelajaran (menyediakan konten
melalui berbagai cara, seperti diskusi, bacaan, teks digital, dan presentasi
multimedia).
3). Multiple Means of Action & Expression
Menyediakan berbagai cara yaitu berupa tindakan dan ekspresi
sebagai upaya dalam mendukung cara belajar yang strategis (yaitu,
bagaimana kita belajar): Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan pemahaman mereka dalam berbagai cara seperti
15
Dwitya Sobat Ady Dharma. Analisis Kualitas Rencana Program Pembelajaran Berbasis
Universal Design For Learning Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Ilmiah Kependidikan,
Volume XIII, Nomor 1, September 2019. Hlm. 17
16
Ibid. Hlm. 17
melalui tes atau makalah, melalui seni, presentasi multimedia, dan
rekaman digital.
Keberhasilan pengimplementasian UDL ini tidak dapat dipisahkan
dari peranan penting guru dalam merancang RPP. Guru seharusnya dapat
mengembangkan komponen pembelajaran dengan inovatif yang meliputi
tujuan, metode, materi, dan penilaian yang disesuaikan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku afektif siswa (Arslan, (Dwitya;
2017)).17
17
Ibid. Hlm. 18
18
Op.cit. Beny Hari Firmansyah. Hlm. 62
19
Ibid. Hlm. 62
Menawarkan kesempatan yang fleksibel untuk menunjukkan
keterampilan.
c. Untuk mendukung beragam afektif jaringan:
Menawarkan pilihan konteks dan alat;
Menawarkan tingkat disesuaikan tantangan;
Menawarkan pilihan belajar konten; dan
Menawarkan pilihan hadiah.
20
Ranti Novianti. Pembelajaran Berbasis Universal Design For Learning Di Kelas Sekolah Dasar
InklusifUniversal Design For Learning Based Learning In Inclusive Elementary School Class. Media
Nusantara Vol. XVIII No. 2 - Mei - Agustus 2021. Hlm. 149-150
pembelajaran, melainkan memahami bahwa setiap kelas terdapat
berbagai macam karakteristik. Untuk indikatornya yaitu: (a)
mengidentifikasi beberapa yang saat ini digunakan metode, bahan ajar,
dan penilaian dan bahan lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran;
(b) mengidentifikasi hambatan siswa dikelas; (c) mengidentifikasi
hambatan dalam kurikulum yang mencegah akses, partisipasi, dan
kemajuan hambatan kurikulum.
c. Menerapkan Pembelajaran Berbasis Universal Design For Learning
Penerapan universal design for learning dilengkapi dengan tujuan
kurikulum yang jelas dan pemahaman tentang metode yang digunakan
saat ini, penilaian, bahan, profil kelas, dan hambatan potensial dalam
kurikulum, menerapkan 3 prinsip universal design for learning dalam
pembelajaran, pada tahap ini ada beberapa indikator yaitu: (a)
mengidentifikasi metode, penilaian, dan bahan-bahan yang sejajar
dengan prinsip universal design for learning dan tujuan pembelajaran,
menghilangkan keberagaman dikelas, dan menghilangkan hambatan
potensial; (b) menulis pembelajaran berbasis universal design for
learning atau perencanaan; (c) mengumpulkan dan mengorganisir bahan
yang mendukung pembelajaran universal design for learning dalam
persiapan untuk mengajar pembelajaran.
d. Mengajarkan Pembelajaran Berbasis Universal Design For Learning
Impelementasikan pembelajaran berbasis universal design for
learning di dalam kelas, disarankan kepada pengajar pengguna
kurikulum tersebut,terdapat guru pendidikan reguler dan pendidikan
khusus. Pembelajaran atau kurikulum universal design for learning
untuk meminimalisir hambatan dalam pembelajaran. Dengan cara ini
pembelajaran lebih melibatkan banyak siswa dan membantu setiap siswa
menjadi lebih maju. Jika pembelajaran ini sukses dan bisa dipakai untuk
semua siswa, guru memulai pada pembelajaran yang berbeda, tetapi jika
perlu direvisi, guru mengulang kembali pembelajaran untuk diperbaiki
agar dapat diakses untuk semua peserta didik.
5. Gaya Belajar
Tidak ada satu metode mengajar pun yang cocok untuk semua
pebelajar, karena metode mengajar yang ditentukan haruslah melalui
proses pertimbangan atas cara belajar atau gaya belajar para
pembelajarnya. Masing-masing siswa mempunyai cara belajar yang
berbeda-beda.
Gaya belajar menurut Brown merupakan cara bagaimana seseorang
menerima dan memproses informasi dalam pembelajaran. Menurut
Nasution menyatakan bahwa gaya belajar adalah cara yang konsisten yang
dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi,
cara mengingat, berpikir dan memecahkan soal atau permasalahan. Setiap
siswa tidak hanya cenderung pada satu gaya belajar, mereka juga
memanfaatkan kombinasi gaya belajar tertentu yang memberikan mereka
bakat dan kekurangan alami tertentu, menurut Markova.21
Menurut DePorter menyebutkan masing-masing dari gaya belajar
sebagai berikut:22
1. Visual
Gaya belajar ini mengakses citra visual yang diciptakan maupun
diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambar
menonjol dalam gaya belajar ini. siswa yang sangat visual mungkin
bercirikan sebagai berikut:
- Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan
-Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada
dibacakan
- Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, menangkap
detail dan mengingat apa yang dilihat.
2. Auditorial
21
Beny Hari Firmansyah, Universal Design for Learning sebagai Sarana untuk Memfasilitasi
Perbedaan Gaya Belajar Peserta Didik dalam Belajar, Universitas Negeri Malang Inovasi Pendidikan Di Era
Big Data dan Aspek PSIKOKO LOGOGINYA. Hlm. 63
22
Ibid. Hlm. 64
Gaya belajar ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang
diciptakan maupun diingat. Music, nada, irama, rima, dialog
internal dan suara menonjol dalam gaya belajar ini. Siswa yang
sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut:
- Perhatiannya mudah terpecah
- Berbicara dengan pola berirama
-Belajar dengan cara mendengarkan dan menggerakkan
bibir/bersuara saat membaca
- Merdialog secara internal dan eksternal
3. Kinestetik
Gaya belajar ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang
diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan
emosional dan kenyamanan fisik menonjol dalam gaya belajar ini.
Siswa yang sangat kinestetik ini dapat dicirikan sebagai berikut:
- Menyentuh orang, berdiri berdekatan dan banyak bergerak
- Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membeca,
menanggapi secara fisik
- Mengingat sambil berjalan dan melihat.
Gaya belajar memiliki beberapa fungsi yaitu dalam setting pembelajaran
klasikal, gaya belajar pebelajar akan menentukan metode dan prosedur mengajar
pembelajar, dan dalam setting pembelajaran individual gaya belajar menentukan
cara belajar yang berbeda pula. Perbedaan tersebut menunjukkan perbedaan cara
termudah seorang pebelajar dalam hal menyerap informasi, mengatur dan
mengolahnya. Dengan kata lain, gaya belajar perlu diketahui baik oleh pebelajar
atau pembelajar, agar mereka sama-sama mengetahui tentang cara termudah untuk
menerima informasi, mengolah, menimpan dan memunculkannya kembali saat
diperlukan.23
23
Ibid. Hlm. 64
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Tempat yang dipilih oleh peneliti untuk penelitian ini ilalah berada di MTs
Al-Mujahidin beralamatkan di jalan Pasar, Desa Citodadi, Kecamatan
Sukakarya, Kabupaten Musi Rawas. Peneliti memilih MTs Al-Mujahidin ini
disebabkan oleh metode yang diterapkan pada pembelajaran bahasa Arab di
madrasah tersebut masih seperti umumnya, metode yang digunakan adalah
metode yang monoton sehingga peserta didik bosan dalam belajara bahasa
Arab dan alasan lainnya ialah beragamnya gaya belajar peserta didik salah
satunya di MTs Al-Mujahidin tersebut. Jadi, peneliti akan mengenalkan
kemudian menerapkan metode inovatif lainnya yaitu metode Universal Design
for Learning dalam pembelajaran bahasa Arab.
24
Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung:ALFABETA. Hlm. 404
25
Ibid. Hlm. 404
menyesuaikan yang ada di sekolah tersebut dikarenakan lebih memfokuskan
kepada desain pembelajaran yang digunakan.
Dalam penelitian ini variabel bebas atau variabel X yaitu Universal Design
for Learning dan variabel terikat atau Y yaitu keterampilan berbicara. Jadi,
dalam penelitian ini lebih menakankan pada keterampilan berbicara dalam
pembelajaran bahasa Arab digunakan untuk mengukur efektivitas keterampilan
berbicara.
26
Ibid. Hlm. 119
27
Ibid. Hlm. 120
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyususnan dan
penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasis digunakan untuk mengamati kegiatan ktivitas proses
belajar mengajar sepanjang pelajaran bahasa Arab berlangsung di MTs Al-
Mujahidin Ciptodadi, kegiatan persekolahan dan untuk mengenali faktor-
faktor pendukung ataupun penghambat dalam memakai metode universal
design for learning dalam pembelajaran bahasa Arab.
2. Tes
Pretest dan postest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
berbicara siswa sebelum dan setelah mengajarkan pembelajaran bahasa
Arab manggunakan metode universal design for learning di kelas tujuh MTs
Al-Mujahidin Ciptodadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest
dan postest diberikan bersamaan kepada kelas eksperimen dan pada kelas
kontrol. Sedangkan treatmen, berupa pembelajaran bahasa Arab
menggunakan metode universal design for learning hanya terapkan pada
kelas eksperimen. Hasil dari pretest dan postest dari kelas eksperimen dan
kontrol kemudian dibandingkan dengan melakukan pengukuran.
3. Wawancara
Sesuai dengan jenis penelitian lapangan, maka metode wawancara
menjadi metode yang sesuai dalam pengumpulan datanya. Wawancara
dianggap sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penyelidikan.
Dengan teknik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung, luwes dan
fleksibel serta terbuka sehingga informasi yang didapat lebih 10 banyak dan
luas. Metode ini digunakan untuk mencari data yang terkait dengan latar
belakang, tujuan, prioritas, respon siswa, proses belajar mengajar, serta
faktor pendukung dan faktor penghambat terkait penggunaan metode
universal design for learning di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik dalam mencari data mengenai hal
atau variabel berupa catatan transkip, buku, rapot dan sebagainya.
Dokumentasi ini sangat membantu dalam proses penelitian, hal ini erat
hubungannya dengan pembahasan penelitian. Hal tersebut dimaksudkan
untuk melengkapi dan memperkuat data hasil observasi dan wawancara
yang diperlukan dalam penelitian.
28
Nana Sudjana. Analisis dan Desain Eksperimen (Bandung: Sinar Baru) hlm. 50.
1. Nilai signifikans (2-failed) > 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
rata-rata antara subjek penelitian.
2. Nilai signifikansi (2-failed) < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan
ratarata antar subjek penelitian. Berikut langkah-langkah dalam melakukan
uji t “tes” spss yang peneliti terapkan : Analyze > Compare Means >
IndependentSample T Test. Kemudian memilih variabel yang diuji pada
kotak Test Variabel (s), kemudian memilih Grouping Variabel, kemudian
tentukan dua jenis kelompok pada Define Groups kemudian klik ok.
b. Jika t˳ sama dengan atau lebih kecil dari pada harga titik “t” yang
tercantum dalam tabel (ber lambang t) atau (sig) , maka H yang
menyatakan “adanya perbedaan mean dari kedua kelompok” diterima.
Berarti terdapat perbedaan signifikan dantara kelompok tersebut.
Kemudian adanya uji N gen ini digunakan untuk mengetahui
seberapa efektivitasnya pembelajaran bahasa Arab menggunakan
Universal Design for Learning.
G. Sistematika Penulisan
BAB I: Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan tinjauan pustaka.
BAB II: Menguraikan tentang landasan teori mengenai masalah-masalah
yang akan dikaji, meliputi pembelajaran bahasa Arab, metode pembelajaran
bahasa Arab, metode UDL, keterampilan berbicara.
BAB III: Mengemukakan tentang tempat dan waktu, metode dan
pendekatan, defenisi operasional variabel, populasi dan sampel.
BAB IV: Memuat hasil penelitian yang terangkum dalam anailsis data
yang meliputi efekitfitas pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode
UDL.
BAB V : Merupakan bab akhir yang meliputi kesimpulan dari penelitian
serta saran dan kata penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah Beni H. 2016. Prosiding Inovasi Pendidikan di Era Big Data dan
Aspek Psikologinya. Program Studi Teknologi Pembelajaran dan
Psikologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Malang: Malang.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Guru dalam Martinis
Yamin, Profesionalisasi Guru & Imlementasi KTSP.
Pada pembahasan bab ini merupakan analisis peneliti sebagai jawaban dari
permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, yaitu untuk menganalisis data yang telah terkumpul, data
yang didapat melalui observasi , wawancara, test dan dokumentasi yang telah
peneliti lakukan. Kemudian peneliti menganalisis semua data tersebut dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan secara rinci data
yang sudah diperoleh oleh peneliti sehingga dapat dijadikan suatu kesimpulan
penelitian. Penelitian ini dianalisis oleh peneliti dengan menggabungkan hasil
wawancara dan observasi yang diperoleh di lapangan yaitu di MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi khususnya di kelas delapan. Untuk penelitian ini, yang menjadi
informan yaitu guru pelajaran bahasa Arab dan siswa di MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi.
Pada bab ini peneliti juga menguraikan hasil data yang diperoleh di lapangan,
selanjutnya data yang telah didapat oleh peneliti akan direkapulasi dan analisis,
sehingga dengan adanya analisis ini diharapkan akan menjawab permasalahan
yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya.
Hal ini dapat dilihat pada hasil pretest dikelas kontrol dan kelas
eksperimen yang berlangsung pada tanggal 20 april 2022.
Tabel.1 Hasil Pretest Kelas Kontrol
1. Perencanaan
Sebelum dilakukannya penelitian, peneliti terlebih dahulu
menyusun perencanaaan atas dasar sebagai berikut:
Pengamatan peneliti untuk pretest dilakukan pada tanggal
20 april 2022, terbukti nilai yang diperoleh dari tes tersebut
kecil atau dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini
disebabkan matode yang digunakan kuranglah manarik guna
dapat mendukung suksenya proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
test, dan dokumentasi untuk mendapatkan data tentang proses
pembelajaran bahasa Arab sebelum diterapkannya metode
Universal Design for Learning di Mts Al-Mujahidin Ciptodadi.
Dengan diterapkannya metode ini dalam proses pembelajaran
bahasa Arab dengan tujuan mendapatkan perubahan dalam
berbicara bahasa Arab siswa kelas delapan.
Secara rinci perencanaan yang dilakukan oleh peneliti
dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a) Menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam
perancanaan
b) Menyiapkan sumber belajar
c) Membuat dan menyusun soal untuk mengetahui hasil
pembelajaran siswa.
Penelitian postest dilakukan pada hari jum‟at tanggal 22
April 2022 pada jam pelajaran kedua. Dengan bahan yang
diperlukan dan dengan tujuan untuk melihat peningkatan
berbahasa Arab siswa dengan penilaian secara kualitas dan
kuantitas. Secara kualitas dilihat dari keaktifan siswa,
semangat siswa, antusias siswa, pemahaman siswa dalam
menjawab soal tes dan keterampilan berbicara siswa.
Sedangkan secara kuantitas diukur dari hasil tes. Diakhir
pelajaran peneliti memberikan soal tes dengan materi yang
telah dijelaskan kepada siswa, tes ini diberikan untuk
mengukur peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam
berbahasa Arab dengan metode Universal Design for
Learning.
2. Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 april 2022 dengan
waktu pelaksanaan selama 2x45 menit. Sebelum penelitian
dilakukan, peneliti juga mengajar di kelas delapan beberapa
pertemuan guna untuk pelaksanaan metode Universal Design
for Learning.. Penelitian dilakukan dikelas 8.a dan 8c yang
masing-masing kelas terdiri dari 15 siswa. Kelas 8.a adalah
kelas ekperimen dan kelas 8c adalah kelas kontrol. Sebelum
penerepan metode yang akan digunakan, peneliti terlebih
dahulu melakukan pretes terhadap kedua kelas tersebut. Dari
hasil pretest kedua kelas tersebut didapati bahwa siswa masih
takut-takut dalam menjawab pertanyaan, dan bingung
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, lahjah dan
qowaid yang digunakan dirasa kurang pas serta kosa kata yang
dipilih terbilang sedikit. Oeh sebab itu, pembelajaran diawali
dengan apresiasi, dengan mengucapkan salam kepada siswa,
berdoa sebelum memulai pelajaran, menanyakan keadaan
siswa, memberi motivasi dalam belajar kepada siswa dan
mengabsen kehadiran siswa.
Beralih ke inti kegiatan, guru menanyakan materi yang
telah dipelajari sebelumnya kepada siswa, hanya terdapat
beberapa siswa saja yang menjawab pertanyaan tersebut, siswa
lainnya banyak yang lupa tentang materi yang telah dipejari
sebelumnya. Setelahnya, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dilanjut guru menjelaskan
proses atau langkah-langkah pembelajaran dengan Universal
Design for Learning, kemudian guru menerangkan konsep atau
permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa. Dalam
penerepan metode ini siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok, di dalam satu kelompok akan di tunjuk satu anggota
ahli kemudian anggota ahli tersebut menyampaikan
pemahaman mereka mengenai materi yang dipelajari, saat
itulah mereka saling berdiskusi untuk waktu yang telah
ditentukan. Setelah itu peneliti bertanya kepada anak yang aktif
secara langsung mengenai pemahaman yang mereka dapat
setelah diskusi, bagi anak yang lebih pasif akan di perintahklan
untuk mencatat kesalahan siswa lainnya kemudian siswa
tersebut diharuskan berbicara untuk mengemukakan pendapat
yang menurutnya banar. Dengan begitu anak ikut aktif dikelas
dan dapat mengutarakan pendapatnya serta berani berbicara.
3. Pengamatanm
Saat pembelajaran berlangsung, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran bahasa Arab kepada siswa, tanggapan siswa
tentang penjelasan tersebut hanya mengangguk dan tidak
memberikan respon antusias. Namun, ketika guru mulai
menjelaskan metode Universal Design for Learning siswa
mulai antusias mendengarkan dan ingin segera memulainya,
terlebih anak yang gaya belajarnya dengan berbeda-beda
menjadikan mereka ingin mengetahui seperti apa metode
tersebut. Anak yang diam, ceria dan gaya belajar mereka yang
berbeda tersebut dapat di pusatkan kesatu kegiatan belajar, dan
pembelajaran berlangsung dengan antusis siswa.
Selama kegiatan belajar selesai dan diadakan test siswa
menjawab soal secara langsung guna mengukur adanya
peningkatan keterampilan berbicara mereka setelah
menggunakan metode Universal Design for Learning.
4. Refleksi
Berdasarkan data yang didapat, pelaksanaan pembelajaran
bahasa Arab berjalan lancar, setelah menggunakan metode
Universal Design for Learning pada pembelajaran bahasa Arab
terdapat perubahan peningkatan keterampilan berbicara siswa,
hal tersebut dapat dilihat dari antusias siswa dalam menjawab
secara langsung tes yang diberikan peneliti. Hasil dari
pembelajaran ini secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Peneliti menggunakan metode yang dapat meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas delapan
b. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi
c. Siswa bersemangat saat melakukan proses belajar
d. Aktif dalam keterlibatan memecahkan masalah saat proses
pembelajaran berlangsung.
e. Siswa menjawab soal tes dengan semangat dan terdapat
perubahan dari segi ketarmpilan berbicara siswa.
Untuk hasil belajar Pre-test dan Post-test peserta didik dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji independent
t test dikarenakan sample yang dipilih bukan dari satu kelompok
melainkan kelompok yang berbeda.
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah:
1. Ho : Tidak ada peningkatan dari proses dan hasil belajar peserta
didik sebelum menerapkan metode universal design for learning
dalam pembelajaran bahasa Arab papa keterampilan berbicara di
MTs Al-Mujahidin Ciptodadi.
2. Ha : Adanya peningkatan dr proses hasil belajar siswa sebelum
menerapkan metode universal design for learning dalam
pembelajaran bahasa Arab papa keterampilan berbicara di MTs Al-
Mujahidin Ciptodadi.
Dengan penentuan hasilnya berdasarkan ketentuan nilai
signifikansi (sig) (2-tailed) t pada tingkat α (0,05) sebagai berikut:
1. Apabila nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka dinyatakan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Apabila nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka dinyatakan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
Berikut ini hasil dari independent t test :
Group Statistics
4. Uji N-Gain
>76 Efektif
Descriptives
Median 83,2051
Variance 42,269
Minimum 66,67
Maximum 93,33
Range 26,67
Median 27,9630
Variance 257,160
Minimum 16,67
Maximum 83,33
Range 66,67
Jika ditinjau dari kaidah N-Gain, maka nilai rata-rata yang dimiliki
oleh kelas eksperimen yaitu sebesar 83% dinilai EFEKTIF dalam
meningkatkan pembelajaran bahasa Arab dalam keterampilan
berbicara siswa di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi. Sedangkan metode
yang digunakan pada kelas kontrol tidak efektif dalam meningkatkan
pembelajaran bahasa Arab dalam keterampilan berbicara siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan
pembehasan yang telah dijabarkan maka adapun kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran bahasa Arab di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi sebelum
menggunakan metode universal design for learning adalah tujuan
utamanya hanya mampu membuat siswa memahami bahasa Arab
dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dalam proses
pembelajarannya, pembalajaran bahasa Arab hanya memfokuskan
kepada mufrodat dan peserta didik mempraktekkan secara langsung
apa yang telah mereka pelari. Hal ini membuat peserta didik menjadi
pasif dikarenakan mereka hanya difokuskan mencatat dan
mendengarkan tidak di tugaskan menghafal dan mempaktekkan secara
langsung. Siswa tidak diajarkan bagaimana mengungkapkan
ungkapan-ungkapan sesuai lahjah dan intonasi yang benar, dan
mempraktekkaan secara langsung percakapan sehari-hari. Siswa
banyak didapati tidak bersemangat dalam proses pembelajaran, hal ini
dikarenakan metode dan cara yang digunakan oleh guru masih
monoton dan biasa saja, seperti menjelaskan secara singkat terkait
pembelajaran tanpa meminta siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran yang dipelajari dan aktif dikelas, tidak adanya paraktek
secara langsung, menyebutkan arti tanpa menjelaskan secara
menyeluruh, tidak adanya tugas siswa untuk mencari arti mufrodat
yang sedang di pelari, siswa hanya menerima catatan yang telah
disiapkan guru, hal inilah yang membuat siswa pasif dan tidak
memahami pelajaran yang sedang dipelari serta bosan dalam
mempelajarinya dan kemudian siswa malas-malasan untuk mengikuti
pembelajaran. Bersamaan dengan itu, materi yang digunakan juga
berpedoman pada buku yang diberikan oleh pihak sekolah yang mana
sebaiknya juga dapat diselingi dengan sumber belajar lainnya
sehingga siswa lebih tertarik dan lebih banyaknya wawasan siswa dan
membuat siswa tidak bermalas-malasan dalam mempelajarinya.
2. Penerapan pembelajaran bahasa Arab dalam keterampilan berbicara
dengan metode universal design for learning di MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi dimulai dengan langkah-langkah pembelajaran. Adapun
hasil dari pretest dan postest yang dilakukan menunjukkan
pembelajaran bahasa Arab dalam kemampuan berbicara siswa masih
sangat memprihatinkan didapati siswa masih takut untuk berpendapat,
lahjah yang diguanakan masih kurang, serta qowaid yang harusnya
mereka mampu merealisasikannya secara langsung karena mereka
sudah hafal beberapa mufrodat yang hendak diajarkan peneliti malah
didapati sebaliknya siswa tidak terlalu bisa saat penerapannya secara
langsung mengingat penelitian ini fokus kepada kemampuan berbicara
yang mana tes dilakukan secara lisan dan bukan tertulis.
Oleh karena itu, dalam proses pelaksanaan penerapan pembelajaran
behasa Arab dalam maharatul kalam dengan metode universal design
for learning dimana siswa yang berbeda gaya belajar dan keaktifan
dikelas dapat medemonstarikan maharatul kalam dengan baik secara
langsung, dengan mengajak siswa menstimulasi mengapa mereka
harus mempelajarinya, relevansi dalam kehidupan mereka,
memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan atau
mengekspresikan apa yang telah mereka pelari. Dengan prinsip
universal design for learning, menyediakan berbagai cara keterlibatan
untuk mendukung pembelajaran afektif, melibatkan peserta didik guna
merangsang minat dan motivasi belajar, menyediakan berbagai sarana
untuk mendukung memberikan makna pada pembelajaran dengan cara
seperti diskusi dan presentasi, melibatkan sekeluruhan siswa,
memberikan kesempatan siswa menunjukkan pemahaman mereka.
Dengan begitu perbedaan yang terdapat pada siswa dapat di atasi dan
mereka dapat belajar bahasa Arab dalam keterampilan berbicara
dengan baik.
3. Efektivitas penerapan pembelajaran bahasa Arab dalam keterampilan
berbicara dengan metode universal design for learning di MTs Al-
Mujahidin Ciptodadi dapat dinyatakan meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
mendapatkan perlakukan (treatment). Lalu juga bisa dilihat dari hasil
uji t yang menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000 yang
artinya lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan tedapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima.
Kemudian pada saat penerapan pembelajaran bahasa Arab dalam
keterampilan berbicara dengan metode universal design for learning
di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi, para siswa terlihat sangat
bersemangat dan antusias serta sangat aktif dalam kegiatan berdiskusi,
siswa berani mengungkapkan pendapat mengenai materi yang
dipelajari. Selain itu, siswa juga sangat bersemangat pada saat diminta
untuk berbicara didepan baik itua anak yang aktif ataupun pasif,
mereka diminta menyampaikan pendapat mereka, disisi lain siswa
yang duduk diminta untuk mencatat kesalahan temannya kemudian
siswa tersebut diminta untuk memberikan pendapat dan memberikan
jawaban yang benar menurutnya serta didampingi guru dalam proses
diskusi. Oleh karena itu, dari hal tersebut dapat dilihat bahwa adanya
efektivitas pada penerapan metode universal design for learning
terhadap siswa.