Anda di halaman 1dari 49

Universal Design for Learning dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Bahasa Arab di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi

Disusun Oleh:

Jurnita (1810204013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa yang ada diseluruh dunia ini ada berbagai macam, bisa dikatakan
amatlah banyak dan bervariasi, diantaranya yaitu bahasa Arab. Sejarah masuknya
bahasa Arab ke Indonesia dibarengi dengan menyebarnya ajaran agama Islam ke
wilayah nusantara. Diketahui pada abad ke-13M. Perkembangan bahasa Arab di
Indonesia hanya digunakan oleh penduduk untuk motif keagamaan, seperti halnya
untuk memahami teks-teks keagamaan dan untuk mempelajari agama. Pada saat
itu bahasa Arab hanya berkembang di lingkungan pesantren, masjid, dan
madrasah-madrasah yang mempelajari bahasa Arab, mirisnya sangat banyak
kalangan yang belum memahami bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang
multimedia, yang bisa dipakai untuk berbagai tujuan selain untuk memahami teks-
teks keagamaan. (Nana 2012:20) .1

Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang di gunakan sebagai pengantar


pelajaran serta terdapat chiri khas yang tidak dimiliki bahasa laindalam berbagai
aspek. Terutama pada masyarakat Indonesia bahasa Arab bukan hanya bahasa
asing tetapi juga melibatkan konteks keagamaan yang terdapat pada firman-firman
Allah SWT dalam Al-Qur‟an, dan hadist-hadist serta hasil karya ulama-ulama.
Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur‟an, dengan demikian bahasa Arab sangat
dibutuhkan oleh semua umat Islam untuk membaca dan memahami isi Al-Qur‟an
serta mengetahui bagaimana perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam Al-
Qur‟an serta hukum-hukum syariah lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam
surah Asy-Syu‟ara ayat 192-195:

َ‫) َعهَى قَ ْهبِ َك ِنتَ ُكونَ ِمه‬391( ُ‫وح األ ِميه‬ ُّ ‫) وز َل بِ ِه‬391( َ‫َوإِوَّهُ نَتَىزي ُم َر ِّب ا ْن َعانَ ِميه‬
ُ ‫انز‬
)391-391:‫ (اشعزاء‬.)391( ‫ان َع َزبِ ٍّي ُمبِي ٍه‬
ٍ ‫س‬َ ِ‫) بِه‬391( َ‫ا ْن ُم ْى ِذ ِريه‬

1
Nuha, 2012, Metodelogi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, hlm.20
Artinya : “Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
seluruh alam, yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu
(Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan
bahasa Arab yang jelas” 2

Bahasa Arab yang dikenal sebagai bahasa asing bagi masyarakat memiliki
peranan penting khususnya khususnya masyarakat Indonesia. Sebagian besar dari
masyarakat Indonesia merupakan penganut agama Islam, penggunaan bahasa
Arab dalam kehidupan sehari-hari terdapat dalam kitab Al-Qur‟an. Bahasa Arab
dan bahasa Al-Qur‟an merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, di dalam Al-Quran penulisannya menggunakan bahasa Arab, hal itu
merupakan hal mutlak dalam belajar Al-Qur‟an yang harus dikuasai. Di lembaga-
lembaga pendidikan Islam seperti Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah,
bahasa Arab telah menjadi elemen penting pokok pengajaran bahasa asing,
disamping bahasa Inggris.3

Sebagai pendidik profesional dengan tugas pokok mendidik, mangajar,


membimbing, melatih, menilai, mengarahkan, dan mengevaluasi wajib seorang
guru mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. UU No. 14 tahun
2005 tentang guru, dan dijelaskan dalam bab 20 bahwa pendidik tidak hanya
berkewajiban untuk memahami dan menguasai materi yan diajarakan akan tetapi
diharuskan untuk menguasai teknologi yang digunakan dalam proses belajar
tersebut, dengan adanya teknologi membuat proses pembelajaran lebih
menyenangkan dan menarik. Penggunan media yang baik dan tepat dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dalam belajar.4

Menurut Floric & Ninkovic (Mujiono,2018) setiap individu merupakan


pribadi yang unik. Keunikan yang melekat pada masing-masing pribadi
menyebabkan timbulnya perbedaan antara individu. Perbedaan ini tidak lantas
menjadikan perdebatan atau bahkan permusuhan karena keberagaman yang
2
Kementerian Agama RI, 2014, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponogoro), hlm. 375
3
Slameto, 2010, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm.02
4
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Guru dalam Martinis Yamin,
Profesionalisasi Guru & Imlementasi KTSP, hlm. 203
disebabkan dari keunikan setiap individu merupakan hal yang wajar dan memang
demikian adanya. Pendidikan menurut Floric & Ninkovic merupakan titik acuan
yang bisa membantu setiap individu untuk menjadi warga negara yang baik dan
mengerti pentingnya hubungan sosial dengan individu yang lain dengan cara
menghargai keberagaman yang ada.5

Menurut pendapat Nasution (2003) yang mengungkapkan bahwa “setiap


metode mengajar bergantung pada cara atau gaya siswa belajar, pribadinya serta
kesanggupannya”. Dengan demikian, guru dalam mengajar hendaknya
memperhatikan gaya belajar atau “learning style” siswa yang beragam. 6

Ada tiga jenis gaya belajar (DePorter, 2000), yaitu: (1) gaya belajar visual;
(2) gaya belajar auditorial; dan (3) gaya belajar kinestetik. Siswa dengan gaya
belajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, siswa auditorial belajar
melalui apa yang mereka dengar dan siswa kinestetik belajar melalui gerak dan
sentuhan. Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat membantu siswa
belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa sehingga prestasi belajar
siswa dapat tumbuh dengan baik melalui pembelajaran yang sesuai dengan gaya
belajarnya.7

Salah satu kerangka kerja menurut Meyer & Rose (Mujiono,2018) untuk
menangani keragaman semua siswa dan menciptakan kurikulum yang fleksibel
yang mendukung akses, partisipasi, dan kemajuan bagi semua peserta didik adalah
Universal Design for Learning. UDL adalah perencanaan pembelajaran dan
kerangka penyampaian yang dimaksudkan untuk meningkatkan akses bermakna
dan mengurangi hambatan belajar bagi siswa dengan kebutuhan belajar yang
beragam. Sebagai kerangka kerja untuk menciptakan kurikulum yang fleksibel,
yang dalam pengaturan berbasis standar termasuk tujuan instruksional, metode,

5
Mujiiono, 2018, Pengembangan Pembelajaran Sistem Blended Berbasis Universal Design for
Learning untuk Kelas Inklusif, Jurnal Pendidikan, Vol. 3, No. 6, Bln Juni, Thn 2018, Hal 758—763. hlm. 758
6
Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
7
DePorter, B., & Reardon, M., & Singer-Nourie, S. (1999). Quantum Teaching: Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan oleh Ari Nilandri. 2000. Bandung: Kaifa.
penilaian, dan bahan. UDL mengambil keuntungan dari teknologi inovatif untuk
mengakomodasi perbedaan peserta didik.8

Pembelajaran yang menggabungkan kelas klasikal dengan teknologi


informasi menggunakan internet berfungsi untuk menfasilitasi belajar peserta
didik secara mandiri dan kolaboratif yang dikemukakan Crawford & Jenkins,.
Penggabungan ini biasa dikenal dengan istilah sistem blended. Dalam laporan
Konsorsium Sloan di Amerika Serikat mendefinisikan pembelajaran sistem
blended sebagai pembelajaran di mana proporsi materi yang disampaikan secara
online adalah 30% sampai 79%, sisanya mereka melakukan pembelajaran secara
tradisional. Sementara definisi untuk sistem blended bermacam-macam dan
beragam, ada kemungkinan menggabungkan pembelajaran tradisional dan
pembelajaran online dengan teknologi yang inovatif secara langsung dan
bersamaan di dalam kelas (Mujiono,2018).9

Berdasarkan uraian diatas, penelitian memandang perlunya sebuah inovasi


pembelajaran yang mampu mengatasi kegagalan peserta didik dalam belajar yaitu
dengan menggunakan Universal Design for Learning terlebih untuk pembelajaran
bahasa Arab yang merupakan bukan bahasa pertama mereka. Bahasa Arab yang
asing bagi mereka membuat mereka sulit memahami, banyaknya kegagalan anak
dalam menyerap informasi serta perbedaan yang unik pada anak baik itu
perbedaan latar belakang, perbedaan sosial ekonomi, dan terutama perbedaan gaya
belajar mereka. Maka dari itu perlu kiranya dilakukan penerapan pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi internet untuk memfasilitasi peserta didik yang
beragam, menggabungkan pembelajaran tradisional dan online memanfaatkan
teknologi dengan mengikuti prinsip-prinsip Universal Design for Learning (UDL)
untuk digunakan di kelas inklusif dengan peserta didik yang beragam sehingga
membuat anak lebih mudah memahami pembelajaran bahasa Arab.

8
Mujiiono, 2018, Pengembangan Pembelajaran Sistem Blended Berbasis Universal Design for
Learning untuk Kelas Inklusif, hlm. 759
9
Ibid, 759
Jadi dari beberapa alasan diatas maka penulis ingin meneliti sebuah
penelitian ilmiah yang berjudul “Universal Design for Learning dan
Penerapannya dalam Pembelajaran Bahasa Arab MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran bahasa Arab di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi?


2. Bagaimana penerapan pembelajaran bahasa Arab dengan Universal
Design for Learning di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi?
3. Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa Arab dengan Universal
Design for Learning di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Bagaimana pembelajaran bahasa Arab di MTs Al-


Mujahidin Ciptodadi?
2. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan pembelajaran bahasa Arab
dengan Universal Design for Learning di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi?
3. Untuk mengetahui Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa Arab
dengan Universal Design for Learning di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
pembelajaran bahasa Arab yang menggunakan metode Universal Design
for Learning.
2. Secara Praktisi
Untuk pemberian informasi bahwa pembelajaran bahasa Arab dapat
menggunakan metode Universal Design for Learning dan dapat
memberikan pengetahuan mengenai metode dalam pembelajaran bahasa
Arab.

E. Tinjauan Pustaka
Adapun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu:
1. Penelitian Dwitya Sobat Ady Dharma (2019) yang berjudul “Analisis
Kualitas Rencana Program Pembelajaran Berbasis Universal Design for
Learning pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”. Hasil penelitian
Dwitya menyimpulkan bahwa kualitas RPP 1 tergolong baik dengan skor
71,15%m RPP 2 tergolong sangat baik dengan skor 86,61%, RPP 3
berkualias 96,15% tergolong sangat baik, dan kualitas RPP 4 memiliki skor
76,92% tergolong sangat baik pula. Secara umum keempat RPP tersebut
telah sesuai dan mengikuti kaidah dan prinsip UDL, yaitu
mempertimbangkan represention, action, & expression dan engagement.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis ialah
terletak pada metode yang digunakan yaitu metode Universal Design for
Learning dalam penelitian keduanya, sedangkan perbedaannya terdapat
mata pelajaran yang akan diteliti dan perbedaan terdapat pada metode
penelitiannya. Penulis akan menggunakan metode penelitian mix method
sedangkan penelitian tersebut menganalisis fenomena yang sedang terjadi.
2. Penelitian Mujiono (2018) yang berjudul ”Pengembangan Pembelajaran
Sistem Blended Berbasis Universal Design for Learning untuk Kelas
Inklusi”. Mujiono menyimpulkan bahwa Hasil validasi dan efektivitas
pengembangan pembelajaran sistem blended berbasis Universal Design for
Learning (UDL) untuk kelas inklusif ini telah menunjukkan bahwa produk
yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alternatif cara untuk memfasilitasi
proses pembelajaran beragam jenis karakter dan kebutuhan mahasiswa.
Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian penulis ialah
metode yang digunakan ialah Universal Design for Learning. Kemudian
perbedaannya terletak pada objek yang akan diteliti, penelitian Mujiono
meneliti untuk kelas inklusif sedangkan penulis akan meneliti dengan objek
penerapan pada keterampilan berbicara di Madrasah. Perbedaan yang lain
ialah pada metode penelitianya, Mujiono ingin mengembangan
pembelajaran sistem blended berbasis Universal Design for Learning
(UDL) untuk kelas inklusif sedangkan penulis ingin menerapkan metode
Universal Design for Learning pada pembelajaran bahasa Arab.
3. Penelitian Ranti Novianti (2021) yang berjudul “Pembelajaran Berbasis
Universal Design For Learning Di Kelas Sekolah Dasar Inklusif Universal
Design For Learning Based Learning In Inclusive Elementary School
Class”. Ranti Novianti menyimpulkan bahwa solusi untuk mengatasi
permasalahan keberagaman karakteristik peserta didik yang ada di sekolah
inklusif adalah dengan menerapkan konsep universal design for learning.
Dalam pengertiannya universal design for learning yaitu konsep
pembelajaran yang mengacu pada suatu proses dimana kurikulum
(yaitu,tujuan, metode, bahan, dan penilaian) dirancang secara sengaja dan
sistematis dari awal untuk mengatasi perbedaan individual. Berdasarkan
kajian literatur bahwa konsep universal design for learning mampu
membantu mengatasi kebutuhan peserta didik dengan menyarankan tujuan,
metode, bahan yang fl eksibel, dan penilaian yang memberdayakan siswa
untuk memenuhi kebutuhan yang beragam.

Persamaan dari penelitian tersebut dengan penelitian penulis ialah


metode yang digunakan ialah Universal Design for Learning. Kemudian
perbedaannya terletak pada objek yang akan diteliti peserta didik yang
berada di sekolah dasar guna untuk menciptakan pembelajaran yang
inklusif.
4. Skripsi Siti Hardianti (2021), yang berjudul “Pengaruh Metode Sam‟iyyah
Wasyafawiyah untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Iman Kota Jambi”. Pada penelitian ini Siti Hardianti
menyimpulkan bahwa penerapan metode sam‟iyyah wasyafawiyah
memperoleh nilai rata-rata hasil te kemampuan berbicara bahasa Arab pada
siswa kelas sembilan madrasah tsanawiyah Nurul Iman kota Jambi
berjumlah 32 siswa tanpa menggunakan metode Sam‟iyyah wasyafawiyah
yaitu diperoleh nilai rata-rata hasil tes Kemampuan berbicara bahasa arab
sebesar 53,44 sedangkan Kemampuan berbicara bahasa Arab pada siswa
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman kota Jambi yang berjumlah 32
siswa dengan penerapan metode Sam‟iyyah wasyafawiyah yaitu diperoleh
nilai rata-rata hasil tes Kemampuan berbicara bahasa arab sebesar 32,33.
berdasarkan perhitungan mengunakan Paired Samples t test, diperoleh
t=20,33, df =45 dan sig. (0 tailed) =2,222 < 2,24, artinya nilai signifikan
lebih kecil dari taraf kesalahan atau Ho ditolak Hα diterima.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti ialah
metode penelitian yang digunakan yaitu mix method dan keterampilan yang
akan menjadi objek penelitiannya, sedangkan perbedaannya pada metode
yang digunakan dalam meningkatkan keterampilan berbicara.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Bahasa Arab
Menurut DEPDIKNAS pembelajaran ialah suatu proses komunikasi antara
pendidik dengan peserta didik berupa sumber belajar pada lingkungan belajar
10
baik itu lingkungan pendidikan formal atau non-formal. Pengertian lain
mengatakan bahwa pembelajaran ialah usaha yang untuk membelajarkan
siswa. Sehingga dapat dipahami bahwa pembelajaran ialah upaya pendidik
dalam interaksi dengan peserta didik guna membelajarkan peserta didik
sehingga peserta didik dapat mempelajari sesuatu dengan efektif dan efisien.
Pengajaran bahasa ibu lebih mudah dikarenakan terjadi secara alamiah
melaui interaksi orang tua dan lingkungannya di kehidupan sehari-sehari.
Namun berbeda dengan pangajaran bahasa asing, bahasa yang jarang
digunakan bahkan tidak pernah sebelumnya, sehingga struktur dan kosa kata
kalimatnya belum dikenal. Oleh karena itu, pengajaran bahasa asing
membutuhkan waktu yang banyak serta latihan sehingga bahasa asing bisa
diterapkan di lingkungan masyarakat serta terbiasa dalam menggunakannya,
demikian pula dengan bahasa Arab.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa
Arab ialah upaya interaksi belajar bahasa Arab yang dilakukan oleh pendidik
terhadap peserta didik supaya peserta didik dapat memahami bahasa Arab
dengan efektif dan efisien.

B. Universal Design for Learning


1. Pengertian Universal Design for Learning
Pada dasarnya, UDL adalah sebuah konsep pendidikan atau
pendekatan untuk merancang metode pembelajaran, bahan ajar, kegiatan
pembelajaran, dan prosedur evaluasi dalam upaya untuk membantu
individu dengan “perbedaan besar dalam kemampuan mereka untuk
melihat, mendengar, berbicara, bergerak, membaca, menulis, memahami

10
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20.
bahasa, hadir, mengatur, terlibat, dan mengingat” (Orkwis dalam (Beny
Hari Firmansyah:2016)).11 UDL memberikan akses yang sama terhadap
pembelajaran, tidak hanya akses yang sama terhadap informasi. Hal ini
memungkinkan peserta didik untuk memilih metode yang paling tepat
untuk mengakses informasi sementara guru memantau proses
pembelajaran (Ohio State University Partnership Grant, dalam (Beny Hari
Firmansyah:2016)).12
UDL adalah perencanaan pembelajaran dan kerangka penyampaian
yangdimaksudkan untuk meningkatkan akses bermakna dan mengurangi
hambatan belajar bagi siswa dengan kebutuhan belajar yang beragam
(Maya, Cecelia & Sean; dalam (Beny Hari Firmansyah:2016)). UDL
sebagai desain pembelajaran material dan aktivitas untuk mengikuti tujuan
pembelajaran sebagai capaian individu dengan taraf mengikuti tujuan
pembelajaran sebagai capaian individu dengan taraf perbedaan di dalam
kemampuannya untuk melihat, mendengar, berbicara, berbuat, membaca,
menulis, memahami bahasa, kehadiran, mengorganisasikan,
keterlibatannya dan keanggotaan di dalam kelompoknya.13
Menurut Beny Hari Firmansyah, UDL dapat menggabungkan
penggunaan bahan digital dan diimplementasikan dalam berbagai
pengaturan pendidikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa bahanbahan
digital, seperti pidato otomatis untuk teks, memberikan pembelajaran yang
kuat mendukung di kelas yang dirancang secara universal.14

2. Prinsip-Prinsip Universal Design for Learning


Kerangka dasar UDL berasal dari gagasan tentang perkembangan
otak yang didesain untuk menghasilkan produk untuk dipakai oleh semua
pembelajar dengan berbagai kondisi, melibatkan kreativitas sehingga

11
Beny Hari Firmansyah. 2016. Prosiding Inovasi Pendidikan di Era Big Data dan Aspek
Psikologinya. Program Studi Teknologi Pembelajaran dan Psikologi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Negeri Malang: Malang. Hlm. 61
12
Ibid. Hlm. 16
13
Ibid. Hlm. 16
14
Ibid. Hlm. 16
memberikan beragam cara kepada siswa untuk memperoleh informasi
mengekspresikan hasil kerja, dan meningkatkan keterlibatan (Ediburn,
Gauthier (Dwitya; 2017)).15
UDL ini memiliki tiga prinsip, yaitu (1) representasi yang
memberikan beragam cara untuk mengakses informasi dan pengetahuan;
(2) Prinsip ekspresi yang mengakomodasi berbagai alternatif kepada
pembelajar untuk mendemontrasikan apa yang ia ketahui, dan (3) Prinsip
keterlibatan yang mengacu pada beberapa cara merekrut, mempertahankan
usaha, ketekunan siswa dan self-regulation siswa (Dwitya;2017).16
Center for Applied Special Technology (CAST) menjelaskan
kerangka UDL melalui tiga prinsip berikut:
1). Multiple Means of Engagement
Menyediakan berbagai cara keterlibatan untuk mendukung
pembelajaran afektif . Yaitu; mengapa kita belajar, bagaimana melibatkan
peserta didik untuk merangsang melihat atau memotivasi dengan
mempertimbangkan bagaimana melibatkan peserta didik guna merangsang
minat dan memotivasi dalam belajar melalui kegiatan seperti pembelajaran
kolaboratif, permainan dan simulasi, nyata dan virtual.
2). Multiple Means of Representation
Menyediakan berbagai sarana yang representatif untuk mendukung
cara kita memberikan makna pada pembelajaran (menyediakan konten
melalui berbagai cara, seperti diskusi, bacaan, teks digital, dan presentasi
multimedia).
3). Multiple Means of Action & Expression
Menyediakan berbagai cara yaitu berupa tindakan dan ekspresi
sebagai upaya dalam mendukung cara belajar yang strategis (yaitu,
bagaimana kita belajar): Memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan pemahaman mereka dalam berbagai cara seperti

15
Dwitya Sobat Ady Dharma. Analisis Kualitas Rencana Program Pembelajaran Berbasis
Universal Design For Learning Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Ilmiah Kependidikan,
Volume XIII, Nomor 1, September 2019. Hlm. 17
16
Ibid. Hlm. 17
melalui tes atau makalah, melalui seni, presentasi multimedia, dan
rekaman digital.
Keberhasilan pengimplementasian UDL ini tidak dapat dipisahkan
dari peranan penting guru dalam merancang RPP. Guru seharusnya dapat
mengembangkan komponen pembelajaran dengan inovatif yang meliputi
tujuan, metode, materi, dan penilaian yang disesuaikan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku afektif siswa (Arslan, (Dwitya;
2017)).17

3. Metode Mengajar Universal Design for Learning


Center of Applied Special Technology (CAST), yang didanai oleh
Kantor Program Pendidikan Khusus (OSEP), di Departemen Pendidikan
Amerika Serikat, telah menyusun tiga set metode pengajaran yang luas
yang mendukung masing-masing dari tiga prinsip UDL. Metode mengajar
ini menarik pengetahuan tentang kualitas media digital dan bagaimana
pengakuan, strategis, dan jaringan afektif beroperasi (Beny Hari
Firmansyah; 2016).18
Rose dan Mayer (Beny Hari Firmansyah, 2016) menjabarkan
metode pengajaran UDL sebagai berikut:19
a. Untuk mendukung beragam pengakuan jaringan:
 Menyediakan beberapa contoh;
 Sorot fitur penting;
 Menyediakan beberapa media dan format; dan
 Dukungan konteks latar belakang.
b. Untuk mendukung beragam strategis jaringan:
 Memberikan model yang fleksibel kinerja terampil;
 Memberikan kesempatan untuk berlatih dengan dukungan;
 Menyediakan berkelanjutan, umpan balik yang relevan; dan

17
Ibid. Hlm. 18
18
Op.cit. Beny Hari Firmansyah. Hlm. 62
19
Ibid. Hlm. 62
 Menawarkan kesempatan yang fleksibel untuk menunjukkan
keterampilan.
c. Untuk mendukung beragam afektif jaringan:
 Menawarkan pilihan konteks dan alat;
 Menawarkan tingkat disesuaikan tantangan;
 Menawarkan pilihan belajar konten; dan
 Menawarkan pilihan hadiah.

4. Panduan Pembelajaran Universal Design for Learning


Panduan Praktis pembelajaran berbasis Universal Design For
Learning sebagai berikut (Ranti Novianti;2020):20
a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama yaitu menetapkan tujuan agar memudahkan guru
dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada
siswa. Meskipun tujuan sudah tampak jelas, guru perlu memahami apa
yang siswa inginkan untuk pembelajaran dan aspek tujuan yang harus
diketahui dan dipegang untuk semua siswa. Dalam menetapkan tujuan
ada beberapa indikator yaitu:
(a) menetapkan konteks tujuan pembelajaran, memberikan informasi
latar belakang mengenai konten dan pembahasan untuk pembelajaran; (b)
menyelaraskan dengan standar tujuan dikelas untuk memastikan bahwa
semua siswa memiliki akses ke kurikulum Universal Design For
Learning.
b. Menganalisis Status Kurikulum di Kelas
Guru mengumpulkan informasi dasar tentang metode yang
digunakan saat pembelajaran, penilaian dan bahan ajar, serta pemahaman
tentang keberagaman siswa di kelas. Hal ini perlu diketahui bahwa guru
tidak hanya berfokus kepada seorang siswa ketika merancang

20
Ranti Novianti. Pembelajaran Berbasis Universal Design For Learning Di Kelas Sekolah Dasar
InklusifUniversal Design For Learning Based Learning In Inclusive Elementary School Class. Media
Nusantara Vol. XVIII No. 2 - Mei - Agustus 2021. Hlm. 149-150
pembelajaran, melainkan memahami bahwa setiap kelas terdapat
berbagai macam karakteristik. Untuk indikatornya yaitu: (a)
mengidentifikasi beberapa yang saat ini digunakan metode, bahan ajar,
dan penilaian dan bahan lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran;
(b) mengidentifikasi hambatan siswa dikelas; (c) mengidentifikasi
hambatan dalam kurikulum yang mencegah akses, partisipasi, dan
kemajuan hambatan kurikulum.
c. Menerapkan Pembelajaran Berbasis Universal Design For Learning
Penerapan universal design for learning dilengkapi dengan tujuan
kurikulum yang jelas dan pemahaman tentang metode yang digunakan
saat ini, penilaian, bahan, profil kelas, dan hambatan potensial dalam
kurikulum, menerapkan 3 prinsip universal design for learning dalam
pembelajaran, pada tahap ini ada beberapa indikator yaitu: (a)
mengidentifikasi metode, penilaian, dan bahan-bahan yang sejajar
dengan prinsip universal design for learning dan tujuan pembelajaran,
menghilangkan keberagaman dikelas, dan menghilangkan hambatan
potensial; (b) menulis pembelajaran berbasis universal design for
learning atau perencanaan; (c) mengumpulkan dan mengorganisir bahan
yang mendukung pembelajaran universal design for learning dalam
persiapan untuk mengajar pembelajaran.
d. Mengajarkan Pembelajaran Berbasis Universal Design For Learning
Impelementasikan pembelajaran berbasis universal design for
learning di dalam kelas, disarankan kepada pengajar pengguna
kurikulum tersebut,terdapat guru pendidikan reguler dan pendidikan
khusus. Pembelajaran atau kurikulum universal design for learning
untuk meminimalisir hambatan dalam pembelajaran. Dengan cara ini
pembelajaran lebih melibatkan banyak siswa dan membantu setiap siswa
menjadi lebih maju. Jika pembelajaran ini sukses dan bisa dipakai untuk
semua siswa, guru memulai pada pembelajaran yang berbeda, tetapi jika
perlu direvisi, guru mengulang kembali pembelajaran untuk diperbaiki
agar dapat diakses untuk semua peserta didik.
5. Gaya Belajar
Tidak ada satu metode mengajar pun yang cocok untuk semua
pebelajar, karena metode mengajar yang ditentukan haruslah melalui
proses pertimbangan atas cara belajar atau gaya belajar para
pembelajarnya. Masing-masing siswa mempunyai cara belajar yang
berbeda-beda.
Gaya belajar menurut Brown merupakan cara bagaimana seseorang
menerima dan memproses informasi dalam pembelajaran. Menurut
Nasution menyatakan bahwa gaya belajar adalah cara yang konsisten yang
dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi,
cara mengingat, berpikir dan memecahkan soal atau permasalahan. Setiap
siswa tidak hanya cenderung pada satu gaya belajar, mereka juga
memanfaatkan kombinasi gaya belajar tertentu yang memberikan mereka
bakat dan kekurangan alami tertentu, menurut Markova.21
Menurut DePorter menyebutkan masing-masing dari gaya belajar
sebagai berikut:22
1. Visual
Gaya belajar ini mengakses citra visual yang diciptakan maupun
diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambar
menonjol dalam gaya belajar ini. siswa yang sangat visual mungkin
bercirikan sebagai berikut:
- Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan
-Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada
dibacakan
- Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, menangkap
detail dan mengingat apa yang dilihat.
2. Auditorial

21
Beny Hari Firmansyah, Universal Design for Learning sebagai Sarana untuk Memfasilitasi
Perbedaan Gaya Belajar Peserta Didik dalam Belajar, Universitas Negeri Malang Inovasi Pendidikan Di Era
Big Data dan Aspek PSIKOKO LOGOGINYA. Hlm. 63
22
Ibid. Hlm. 64
Gaya belajar ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang
diciptakan maupun diingat. Music, nada, irama, rima, dialog
internal dan suara menonjol dalam gaya belajar ini. Siswa yang
sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut:
- Perhatiannya mudah terpecah
- Berbicara dengan pola berirama
-Belajar dengan cara mendengarkan dan menggerakkan
bibir/bersuara saat membaca
- Merdialog secara internal dan eksternal
3. Kinestetik
Gaya belajar ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang
diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan
emosional dan kenyamanan fisik menonjol dalam gaya belajar ini.
Siswa yang sangat kinestetik ini dapat dicirikan sebagai berikut:
- Menyentuh orang, berdiri berdekatan dan banyak bergerak
- Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membeca,
menanggapi secara fisik
- Mengingat sambil berjalan dan melihat.
Gaya belajar memiliki beberapa fungsi yaitu dalam setting pembelajaran
klasikal, gaya belajar pebelajar akan menentukan metode dan prosedur mengajar
pembelajar, dan dalam setting pembelajaran individual gaya belajar menentukan
cara belajar yang berbeda pula. Perbedaan tersebut menunjukkan perbedaan cara
termudah seorang pebelajar dalam hal menyerap informasi, mengatur dan
mengolahnya. Dengan kata lain, gaya belajar perlu diketahui baik oleh pebelajar
atau pembelajar, agar mereka sama-sama mengetahui tentang cara termudah untuk
menerima informasi, mengolah, menimpan dan memunculkannya kembali saat
diperlukan.23

23
Ibid. Hlm. 64
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Tempat yang dipilih oleh peneliti untuk penelitian ini ilalah berada di MTs
Al-Mujahidin beralamatkan di jalan Pasar, Desa Citodadi, Kecamatan
Sukakarya, Kabupaten Musi Rawas. Peneliti memilih MTs Al-Mujahidin ini
disebabkan oleh metode yang diterapkan pada pembelajaran bahasa Arab di
madrasah tersebut masih seperti umumnya, metode yang digunakan adalah
metode yang monoton sehingga peserta didik bosan dalam belajara bahasa
Arab dan alasan lainnya ialah beragamnya gaya belajar peserta didik salah
satunya di MTs Al-Mujahidin tersebut. Jadi, peneliti akan mengenalkan
kemudian menerapkan metode inovatif lainnya yaitu metode Universal Design
for Learning dalam pembelajaran bahasa Arab.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan
kualitatif serta kuantitatif. Pendekatan ini dilaksanakan secara berentetan,
dimana pada sesi awal penelitian memakai pendekatan kualitatif serta pada sesi
kedua pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif berfungsi untuk
menciptakan hipotesis pada permasalahan tertentu serta pendekatan kuantitatif
berperan umtuk memenuhi informasi kualitatif dengan informasi kuantitatif,
mengukur penemuan serta menguji hipotesis pada populasi yang lebih luas.
Hipotesis yang diuji merupakan hasil penemuan kualitatif, serta butir-butir
instumen juga dibesarkan dari hasil penelitian, bukan dari rujukan. Jadi
pendekatan kualitatif bermanfaat buat menciptakan hipotesis serta tata cara
kuantitatif digunakan buat meyakinkan hipotesis tersebut pada ilustrasi yang
lebih luas.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif
atau lebih dikenal dengan mix method. Menurut Cresweel mendefinisiskan
tentang mixed methods research adalah: “is an appoach to inquiry that
combines or associated both qualitative forms of research. It invelvos
philoosophical assumptions the use of quantiative and qualitative approaches,
and the mixing of both approached in a study” Metode penelitian kombinasi
ialah penggabungan atau kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif. Hal tersebut mencakup landasan filosofis, penggunaan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang mengkombinasikan kedua
pendekatan tersebut dalam penelitian (Sugiono;2017).24
Pendapat lain pula dikemukakan oleh Sugiono Metode penelitian
kombinasi ialah penggabungan antara metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif, dalam satu penelitian menggunakan kedua metode penelitian
tersebut tang disebut dengan metode penelitian kombinasi.25
Jenis penelitian ini peneliti menggunakan sequential explanatory design,
yang dimana pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dilakukan dua tahap,
yang lebih menekankan metode kuantitatif. Tahap pertama adalah
mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif kemudian disususl oleh
pengumpulan data serta menganalisis data kualitatif yang diperoleh
berdasarkan hasil awal data kualitatif.
Serta data kuantitatif dikumpulkan guna mengukur keefektivitasan
penggunaan metode Universal Design for Learning dalam meningkatkan
keterampilan berbicaram dengan mengadakan tes analisis data kuantitatif. Data
kualitatif ginunakan untuk menjabarkan bagaimana proses pembelajaran
sebelum dan sesudah menggunakan metode Universal Design for Learning.

C. Defenisi Operasional Variabel


Sejalan dengan judul penelitian ini yaitu “Universal Design for Learning
dan Penerapannya di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi” maka definisi operasional
variabel yang perlu dijabarkan ialah penerapan metode yang peneliti gunakan
dalam pembelajaran yaitu Universal Design for Learning. Kemudian buku
yang digunakan untuk pembelajaran bahasa Arab menggunakan UDL ini

24
Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung:ALFABETA. Hlm. 404
25
Ibid. Hlm. 404
menyesuaikan yang ada di sekolah tersebut dikarenakan lebih memfokuskan
kepada desain pembelajaran yang digunakan.
Dalam penelitian ini variabel bebas atau variabel X yaitu Universal Design
for Learning dan variabel terikat atau Y yaitu keterampilan berbicara. Jadi,
dalam penelitian ini lebih menakankan pada keterampilan berbicara dalam
pembelajaran bahasa Arab digunakan untuk mengukur efektivitas keterampilan
berbicara.

D. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan daerah generalisasi yang terdiri atas obyek/
subyek yang memiliki mutu serta ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
26
untuk dipelajari serta setelah itu ditarik kesimpulannya. Didalam
penelitian dibedakan antara populasi secara umum dengan populasi target.
Populasi terget merupakan populasi yang jadi sasaran keberlakukan
kesimpulan penelitian. Dengan ini populasi penelitian peneliti merupakan
segala siswa MTs Al- Mujahidin Ciptodadi.
Sampel merupakan bagian dari jumlah serta ciri yang dipunyai
oleh populasi tersebut.27 Karena terdapat keterbatasan waktu hingga
digunakanlah sampel untuk melanjutkan penelitian yang diambil dari
populasi itu. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan
memakai sampling pursosive, teknik ini digunakan dalam memilah
ilustrasi secara spesial bersumber pada tujuan penelitian. Hingga sampel
dalam penelitian ini merupakan partisipan didik kelas sembilan MTs Al-
Mujahidin Ciptodadi.
Dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan di terapkan
pembelajaran bahasa Arab menggunakan Universal Design for Learning,
sedangkan kelas kontrol tidak diterapkannya Universal Design for
Learning dalam pembelajaran bahasa Arab.

26
Ibid. Hlm. 119
27
Ibid. Hlm. 120
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyususnan dan
penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasis digunakan untuk mengamati kegiatan ktivitas proses
belajar mengajar sepanjang pelajaran bahasa Arab berlangsung di MTs Al-
Mujahidin Ciptodadi, kegiatan persekolahan dan untuk mengenali faktor-
faktor pendukung ataupun penghambat dalam memakai metode universal
design for learning dalam pembelajaran bahasa Arab.
2. Tes
Pretest dan postest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
berbicara siswa sebelum dan setelah mengajarkan pembelajaran bahasa
Arab manggunakan metode universal design for learning di kelas tujuh MTs
Al-Mujahidin Ciptodadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest
dan postest diberikan bersamaan kepada kelas eksperimen dan pada kelas
kontrol. Sedangkan treatmen, berupa pembelajaran bahasa Arab
menggunakan metode universal design for learning hanya terapkan pada
kelas eksperimen. Hasil dari pretest dan postest dari kelas eksperimen dan
kontrol kemudian dibandingkan dengan melakukan pengukuran.
3. Wawancara
Sesuai dengan jenis penelitian lapangan, maka metode wawancara
menjadi metode yang sesuai dalam pengumpulan datanya. Wawancara
dianggap sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penyelidikan.
Dengan teknik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung, luwes dan
fleksibel serta terbuka sehingga informasi yang didapat lebih 10 banyak dan
luas. Metode ini digunakan untuk mencari data yang terkait dengan latar
belakang, tujuan, prioritas, respon siswa, proses belajar mengajar, serta
faktor pendukung dan faktor penghambat terkait penggunaan metode
universal design for learning di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi.

4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik dalam mencari data mengenai hal
atau variabel berupa catatan transkip, buku, rapot dan sebagainya.
Dokumentasi ini sangat membantu dalam proses penelitian, hal ini erat
hubungannya dengan pembahasan penelitian. Hal tersebut dimaksudkan
untuk melengkapi dan memperkuat data hasil observasi dan wawancara
yang diperlukan dalam penelitian.

F. Teknik Analisis Data


1. Pengkajian Instrumen
Instrumen yang baik dan benar adalah yang memenuhi syarat yaitu
valid dan reliabel.
a. Validitas
Validitas yang dipenuh dalam penelitian ini adalah validitas (content
valid), penggunaan validitas ini adalah dengan cara mengukur tes sesuai
dengan domain dan tujuan tertentu yang sama dengan isi
pelajaran yang telah diberikan dikelas.
b. Reabilitas
Apabila instrumen dikatakan valid, maka tahap berikutnya
adalah menguji reabilitas instrumen untuk menunjukkan kestabilan dalam
mengukur. Rumus yang digunakan dalam uji reabilitas adalah rumus
Alpha Cronbach.
Perhitungan reabilitas dilakukan dengan komputer uji kehandalan
dengan menggunakan Rumus Alpha. Tingkat reabilitas soal dilihat
apabila nilai alpha suatu butir >0,6. Untuk memudahkan dalam analisa
data dan perhitungan matematis, peneliti menggunakan bantuan
perangkat lunak yaitu software SPSS versi 22.
2. Teknik Analisis
Data Kuantitatif Pengkajian statistik dapat dilaksanakan apabila
memenuhi asumsiasumsi atau landasan-landasan teori yang mendasar,
apabila asumsi tersebut tidak dipenuhi maka kesimpulan dari
perhitungannya tidak berlaku, karena menyimpang dari apa yang
seharusnya28. Dengan demikian penggunaan uji tes “t” hanya berlaku
untuk data-data yang memenuhi syarat, yaitu dia harus berdistribusi
normal dan sampelnya homogen. Untuk itu sebelum data danalisis, diuji
terlebih dahulu dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas
data.
a. Uji Normalitas Rumus yang digunakan untuk uji normalitas adalah
rumus kolmogrovsmirnov dan shapiro- wilk dengan menggunakan
SPSS 22. Dengan asumsi sebagai berikut:
1) Jika nila sig > 0,05 maka data berdistirbusi normal
2) Jika nila sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas Untuk menguji homogenitas ini dapat dilakukan


dengan uji F. Adapun rumus yang digunakan adalah analisis varian,
dengan analisis SPSS 22 dengan asumsi berkut:
1) Apabila Fh > 0,05 maka variannya adalah homogen
2) Apabila Fh < 0,05 maka varainnya adalah tidak homogen

Setelah data terbukti normal dan homogen, selanjutnya data akan


dianalsis. Untuk menganalsis data dan menginterprestasikan data yang
diperoleh dari sampel digunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan perhitungan statistik analisis dengan tumus t “tes” dengan
analsis data SPSS 22.
Dasar penentuan uji t „‟tes” berdasarkan nilai signifikansi (2-failed)
yang mengukur ada tidaknya perbedaan rata-rata pada subjek yang dujikan .

28
Nana Sudjana. Analisis dan Desain Eksperimen (Bandung: Sinar Baru) hlm. 50.
1. Nilai signifikans (2-failed) > 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
rata-rata antara subjek penelitian.
2. Nilai signifikansi (2-failed) < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan
ratarata antar subjek penelitian. Berikut langkah-langkah dalam melakukan
uji t “tes” spss yang peneliti terapkan : Analyze > Compare Means >
IndependentSample T Test. Kemudian memilih variabel yang diuji pada
kotak Test Variabel (s), kemudian memilih Grouping Variabel, kemudian
tentukan dua jenis kelompok pada Define Groups kemudian klik ok.

Dari nilai t˳ (tes observasi) yang diperoleh dari hasil perhitungan


diatas, kemudian dinterprestaskan dengan menggunakan tabel “t” (tabel
harga kritik “t”) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika t˳ sama dengan atau lebih besar dari daripada harga titik “t” yang
tercantum dalam tabel (diberi lambarng t) (sig) < 0,05 maka H yang
menyatakan “adanya perbedaan mean dari kedua kelompok” ditolak.
Berarti tidak terdapat perbedaan signifikan diantara kelompok tersebut.

b. Jika t˳ sama dengan atau lebih kecil dari pada harga titik “t” yang
tercantum dalam tabel (ber lambang t) atau (sig) , maka H yang
menyatakan “adanya perbedaan mean dari kedua kelompok” diterima.
Berarti terdapat perbedaan signifikan dantara kelompok tersebut.
Kemudian adanya uji N gen ini digunakan untuk mengetahui
seberapa efektivitasnya pembelajaran bahasa Arab menggunakan
Universal Design for Learning.

3. Teknik Analisis Data Kualitatif


a. Reduksi Data
Mereduksi data merupakan memilih hal-hal yang pokok dan penting
karena pada penelitian ini menggunakan penelitian sequental explanatory,
maka untuk fokus pereduksian datanya yaitu pada hasil pembuktian hipotesis
pada data kuantitatif, yaitu adanya efektivitas pembelajaran menggunakan
metode UDL yang telah diterapkan pada kelas eksperimen.
b. Penyajian Data
Setelah melakukan pereduksian data, langkah selanjutnya adalah
menyajikan data yang diambil dari reduksi data sebelumnya. Menarik
kesimpulan dari verifikasi langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah
menarik kesimpulan yang terdapat dalam penelitian di MTs Al-Mujahiddin
Ciptodadi, yaitu adanya kesimpulan bahwa terdapat efektivitas terhadap
pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode UDL, setelah diterapkannya
penggunaan metode UDL yang dapat dianalisis dan dibandingkan sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen, serta adanya
perbedaan hasil antara kelas eksperimen yang diberkan perlakuan dengan
kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

G. Sistematika Penulisan
BAB I: Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan tinjauan pustaka.
BAB II: Menguraikan tentang landasan teori mengenai masalah-masalah
yang akan dikaji, meliputi pembelajaran bahasa Arab, metode pembelajaran
bahasa Arab, metode UDL, keterampilan berbicara.
BAB III: Mengemukakan tentang tempat dan waktu, metode dan
pendekatan, defenisi operasional variabel, populasi dan sampel.
BAB IV: Memuat hasil penelitian yang terangkum dalam anailsis data
yang meliputi efekitfitas pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode
UDL.
BAB V : Merupakan bab akhir yang meliputi kesimpulan dari penelitian
serta saran dan kata penutup.
DAFTAR PUSTAKA

DePorter, B., & Reardon, M., & Singer-Nourie, S. (1999). Quantum


Teaching:Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Terjemahan oleh Ari Nilandri. 2000. Bandung: Kaif

Dharma Dwitya Sobat Ady. Analisis Kualitas Rencana Program Pembelajaran


Berbasis Universal Design For Learning Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jurnal Ilmiah Kependidikan, Volume XIII, Nomor 1,
September 2019.

Firmansyah Beni H. 2016. Prosiding Inovasi Pendidikan di Era Big Data dan
Aspek Psikologinya. Program Studi Teknologi Pembelajaran dan
Psikologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Malang: Malang.

Kementerian Agama RI, 2014, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung:


Diponogoro.

Mujiiono, 2018, Pengembangan Pembelajaran Sistem Blended Berbasis


Universal Design for Learning untuk Kelas Inklusif. Jurnal Pendidikan,
Vol. 3, No. 6, Bln Juni, Thn 2018, Hal 758—763.

Nasra L Agel.2021. Penerapan Strategi Al-Ta'bir Al-Mushawwar Dalam


Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Arab Dan Maharatul Kalam. „A
Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab. Volume 10 , No. 1, Juni 2021, 88-
115.

Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.


Jakarta: Bumi Aksara.

Novianti Ranti. Pembelajaran Berbasis Universal Design For Learning Di Kelas


Sekolah Dasar InklusifUniversal Design For Learning Based Learning In
Inclusive Elementary School Class. Media Nusantara Vol. XVIII No. 2 -
Mei - Agustus 2021.
Nuha U, 2012. Metodelogi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab.
Yogyakarta: DIVA Press.

Ramma Kamil. 2015. Pengantar Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.


Banjarmasin: IAIN Antasari Press.

Slameto, 2010, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka


Cipta.

Sudjana Nana. Analisis dan Desain Eksperimen.Bandung: Sinar Baru.

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: ALFABETA.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Guru dalam Martinis
Yamin, Profesionalisasi Guru & Imlementasi KTSP.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada pembahasan bab ini merupakan analisis peneliti sebagai jawaban dari
permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, yaitu untuk menganalisis data yang telah terkumpul, data
yang didapat melalui observasi , wawancara, test dan dokumentasi yang telah
peneliti lakukan. Kemudian peneliti menganalisis semua data tersebut dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan secara rinci data
yang sudah diperoleh oleh peneliti sehingga dapat dijadikan suatu kesimpulan
penelitian. Penelitian ini dianalisis oleh peneliti dengan menggabungkan hasil
wawancara dan observasi yang diperoleh di lapangan yaitu di MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi khususnya di kelas delapan. Untuk penelitian ini, yang menjadi
informan yaitu guru pelajaran bahasa Arab dan siswa di MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi.

Pada bab ini peneliti juga menguraikan hasil data yang diperoleh di lapangan,
selanjutnya data yang telah didapat oleh peneliti akan direkapulasi dan analisis,
sehingga dengan adanya analisis ini diharapkan akan menjawab permasalahan
yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya.

A. Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi


Pembelajaran bahasa Arab di Mts Al-Muhajirin Ciptodadi sesuai
dengan hasil wawancara yaitu menggunakan buku yang telah disediakan
oleh kemenag kabupaten dan metode yang digunakan cenderung
mendengarkan untuk siswanya serta siswa hanya menyalin arti yang telah
di cari oleh guru pelajaran bahasa Arab. Hal ini selaras dengan hasil
wawancara dengan Ustadzah Suhartini yaitu “Biasanya siswa disini
belajar dengan mendengarkan saya membacakan arti-arti dari setiap kosa
kata, kemudian membacanya bersama-sama. Mereka difokuskan untuk
belajar memahami arti kosa kata”
Pelajaran bahasa Arab di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi ini dapat
dikatakan kurang diminati siswa disebabkan beberapa alasan, yang
pertama yaitu siswa yang latar belakang pendidikan sebelumnya tidak
mempelajari bahasa Arab sehingga membuat mereka merasa asing dengan
pelajaran bahasa Arab, yang kedua yaitu banyak siswa yang mengambil
keputusan untuk bersekolah di MTs Al-Mujahidin dikarenakan kurangnya
ekonomi orang tua mereka, kebanyakan anak yang orang tuanya berpunya
akan menyekolahkan akaknya di Sekolah Menengah Pertama sehingga
pengetahuan mereka tentang bahasa Arab juga minim, yang ketiga banyak
siswa yang belum bisa mengaji sehingga pemahaman tentang bahasa Arab
amat sangat asing,yang keempat yaitu dari metode yang guru gunakan saat
dikelas, seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Suhartini dalam
wawancara bahwa siswa hanya diperintahkan untuk mencatat arti-arti yang
sudah di cari oleh guru sehingga anak hanya menyalin arti yang telah guru
cari. Hal ini juga selaras dengan hasil wawancara dengan salah satu siswa
bernama Fijannati Aliyah mengatakan “kami biasanya mencatat arti yang
sudah diberikan oleh ibu guru, kemudian membacanya bersama-sama
namun kami tidak diperintahkan untuk menuliskan kedepan dan
menghafalkannya sehingga kosa kata yang kami kuasasi hanya sedikit dan
menulis pula tidak terlalu bisa, media juga yang digunakan hanya papan
tulis, bahan ajarnya hanya buku cetak dan kamus”..

Menurut observasi awal yang dilakukan pada 20 April 2022 di Mts


Al-Mujahidin Ciptodadi khususnya di kelas delapan, guru menjelaskan
menurut kebutuhan siswa “biasanya kami belajar sesuai kebutuhan siswa,
seharusnya siswa yang lebih aktif student of centered namun dikarenakan
siswa yang banyak belum memehami pelajaran bahasa Arab sehingga
guru yang lebih aktif teacher of centered, hal inilah yang membuat guru
harus aktif dalam mengalihkan perhatian siswa sehingga siswa dapat
belajar dengan baik, kemudian metode yang digunakan juga lebih kepada
ceramah jarang diskusi” ujar ustadzah Suhartini.
Mengenai perbedaan gaya belajar anak guru hanya memperhatikan
saja “untuk anak yang pendiam biasanya lebih pintar dibandingkan anak
yangbanyak bicara jadi hanya kami perhatikan saja,tidak ada hal yang
khusus untuk membuat mereka aktif berbicara namun mereka paham
maksud dari materi yang dijelaskan:” ujar ustadzah Suhartini. Namun, hal
ini harus diberikan perhatian khusus, sebab bagi anak yang berbeda-beda
gaya belajar mempunyai media dan cara yang berbeda dalam
menanganinya. Hal ini juga selaras dengan pendapat siswa kurangnya
praktek berbicara juga menjadi faktor utama pula dalam ketertinggalan
siswa dalam berbicara bahasa Arab, “kami biasanya hanya menulis tulisan
yang ada di papan tulis dan untuk prakter berbicara jarang dilakukan
oleh guru sehingga untuk berbicara kami masih kaku, inilah kenapa kami
terkadang banya diam dalam kelas” ujar Fijannati

Pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode Universal Design


for Learning bertujuan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan
materi kepada siswa, dan diharapkan dapat mempermudah siswa dalam
memahami materi yang diberikan guru. Saat menerapkan cara belajar
dengan metode ini terasa lebih menyenangkan dan mengembangkan
semangat belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ustadzah Suhartini


salah satu guru bahasa Arab kelas tujuh di Mts Al-Mujahidin Ciptodadi
bahwa untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
diserahkan kepada guru yang bersangkutan disebabkan RPP mengikuti
arahan dari madrasah “untuk penyusan RPP biasanya kami mengikuti
arahan dari madrasah, dan mengikuti bahan ajar yang digunakan dari
kemenag, namun dikarenakan buku yang diiberikan dari kemenag kurang
dipahami siswa terkadang kami menggunakan buku dari penerbit lainnya”
ujar ustadzah Suhartini.
Penyususnan materi pembelajaran bahasa Arab “kita sesuaikan
dengan kurikulum, berbeda sumber bahan ajar namun kurikulum yang
digunakan sama sehingga sesuai” tanggap ustadzah Suhartini.

Namun, terkadang guru tidaklah mengikuti RPP yang telah


diberikan mereka menyesuaikan dengan kebutuhan siswa saat berada di
kelas. Guru juga hanya menggunakan satu bahan ajar saja, hal tersebut
membuat siswa merasa bosan dan terkadang mengantuk saat guru
menjelaskan materi pelajaran. Namun, pengolahan kelas juga dilakukan
guru guna untuk memfokuskan siswa saat belajar “biasanya kami alihkan
fokus mereka ke sholawat ketika mereka mulai bosan dengan pelajaran,
setelahnya mereka mulai belajar kembali”.

Pembelajaran bahasa Arab di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi


menggunkan metode ceramah dan berfokus kepada guru dibandingkan
siswa menggunakan buku paket yang sudah biasa dilakukan dan kurang
menarik perhatian siswa, sehingga siswa merasa bosan ketika belajar dan
banyak tidak memahami maksud dari materi yang dijelaskan oleh guru,
mengenai penerapan metode terbaru dalam penyampaian materi pelajaran
bahasa Arab diterima baik oleh guru bahasa Arab “saya senang jika ada
metode yang dapat dilakukan untuk membangkitkan fokus, semangat,
motivasi siswa untuk belajar dan dapat dipahami mereka dengan baik dan
Insyaa Allah akan saya terapkan juga” ujar ustadzah Suhartini.

Hal ini dapat dilihat pada hasil pretest dikelas kontrol dan kelas
eksperimen yang berlangsung pada tanggal 20 april 2022.
Tabel.1 Hasil Pretest Kelas Kontrol

No. Nama Nilai Pretest Keterangan


1 Arum Umifa 40 Tidak Tuntas
2 Bayu Santibi 50 Tidak Tuntas
3 Citra Lestari 50 Tidak Tuntas
4 Derly Agusti 44 Tidak Tuntas
5 Doni Mahpura 35 Tidak Tuntas
6 Fifi Dwi Refita 57 Tidak Tuntas
7 Fiko Dimas Saputra 45 Tidak Tuntas
8 Januar Setiawan 43 Tidak Tuntas
9 Lati Dwi sari 42 Tidak Tuntas
10 Novita Sari 45 Tidak Tuntas
11 Putra Ramadhon 51 Tidak Tuntas
12 Rahmadhani 46 Tidak Tuntas
13 Risma Asmaranti 52 Tidak Tuntas
14 Sariyono 40 Tidak Tuntas
15 Zakia Mecca Salsabila 42 Tidak Tuntas
Rata-rata 45,4666

Tabel 2. Hasil Pretest Kelas Eksperimen

No. Nama Nilai Pretest Keterangan


1 Afdhal Ridwan 55 Tidak Tuntas
2 Aldi Septo Ramadhan 40 Tidak Tuntas
3 Anas Mahrup Febrianto 35 Tidak Tuntas
4 Andika Arga Saputra 31 Tidak Tuntas
5 Anggara Fedrosa 70 Tuntas
6 Arnardo Fallestio 50 Tidak Tuntas
7 Arohman Muslimin 55 Tidak Tuntas
8 Celsi Aprilia 52 Tidak Tuntas
9 Desyana Marsela 58 Tidak Tuntas
10 Elsa Dwi Lestari 45 Tidak Tuntas
11 Fijannati Aliya 40 Tidak Tuntas
12 Nega Novita Sari 54 Tidak Tuntas
13 Puji Istiqomah 50 Tidak Tuntas
14 Vera Levia Julyana 30 Tidak Tuntas
15 Zahra Nurani 40 Tidak Tuntas
Rata-Rata 47,00

Berdasarkan hasil pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di


atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa masih dapat
dkatakan dikategori rendah.adapun aspek yang dinilai oleh pada test ialah
penilaian jumlah kosakata yang siswa ucapkan, qowa‟id yang digunakan,
intonasi dan lahjah, kepastian jawaban yang diberikan dan yang penting
ialah berani berpendapat. Secara keseluruhan, ternyata mereka sudah
berani mengemukakan pendapat. Akan tetapi pengucapan dalam kosa kata
Arab banyak yang belum pas, dan penempatan qowaid sesuai dengan
domhir yang digunakan. Dengan begitu dapat dikatakan keahlian mereka
dalam berbicara bahasa Arab masih sangat rendah.

Maka setelah dilakukannya observasi, wawancara dan pemberian soal


pretest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen, dilanjutkan dengan
penerapan pembelajaran kalam menggunakan metode Universal design for
learning oleh peneliti.

B. Pembelajaran Bahasa Arab setelah Menggunakan Metode Universal


Design for Learning di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi

Kemampuan siswa di Mts Al-Mujahidin Ciptodadi dalam


memahami pembelajaran bahasa Arab yang dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajaran apabila dalam pembelajaran tersebut guru mengaplikasikan
metode, dengan menerapkan metode pembelajaran tersebut guru akan
menerapkan metode yang cenderung lebih baru dalam dunia pendidikan.

Pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode Universal Design


for Learning dimulai dengan pembuatan RPP, media yang digunakan, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi,kemudian
siswadibagi menjadi beberapa kelompok yang di dalamnya terdapat salah
satu siswa yang memahami materi.

1. Perencanaan
Sebelum dilakukannya penelitian, peneliti terlebih dahulu
menyusun perencanaaan atas dasar sebagai berikut:
Pengamatan peneliti untuk pretest dilakukan pada tanggal
20 april 2022, terbukti nilai yang diperoleh dari tes tersebut
kecil atau dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini
disebabkan matode yang digunakan kuranglah manarik guna
dapat mendukung suksenya proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
test, dan dokumentasi untuk mendapatkan data tentang proses
pembelajaran bahasa Arab sebelum diterapkannya metode
Universal Design for Learning di Mts Al-Mujahidin Ciptodadi.
Dengan diterapkannya metode ini dalam proses pembelajaran
bahasa Arab dengan tujuan mendapatkan perubahan dalam
berbicara bahasa Arab siswa kelas delapan.
Secara rinci perencanaan yang dilakukan oleh peneliti
dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a) Menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam
perancanaan
b) Menyiapkan sumber belajar
c) Membuat dan menyusun soal untuk mengetahui hasil
pembelajaran siswa.
Penelitian postest dilakukan pada hari jum‟at tanggal 22
April 2022 pada jam pelajaran kedua. Dengan bahan yang
diperlukan dan dengan tujuan untuk melihat peningkatan
berbahasa Arab siswa dengan penilaian secara kualitas dan
kuantitas. Secara kualitas dilihat dari keaktifan siswa,
semangat siswa, antusias siswa, pemahaman siswa dalam
menjawab soal tes dan keterampilan berbicara siswa.
Sedangkan secara kuantitas diukur dari hasil tes. Diakhir
pelajaran peneliti memberikan soal tes dengan materi yang
telah dijelaskan kepada siswa, tes ini diberikan untuk
mengukur peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam
berbahasa Arab dengan metode Universal Design for
Learning.

2. Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 april 2022 dengan
waktu pelaksanaan selama 2x45 menit. Sebelum penelitian
dilakukan, peneliti juga mengajar di kelas delapan beberapa
pertemuan guna untuk pelaksanaan metode Universal Design
for Learning.. Penelitian dilakukan dikelas 8.a dan 8c yang
masing-masing kelas terdiri dari 15 siswa. Kelas 8.a adalah
kelas ekperimen dan kelas 8c adalah kelas kontrol. Sebelum
penerepan metode yang akan digunakan, peneliti terlebih
dahulu melakukan pretes terhadap kedua kelas tersebut. Dari
hasil pretest kedua kelas tersebut didapati bahwa siswa masih
takut-takut dalam menjawab pertanyaan, dan bingung
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, lahjah dan
qowaid yang digunakan dirasa kurang pas serta kosa kata yang
dipilih terbilang sedikit. Oeh sebab itu, pembelajaran diawali
dengan apresiasi, dengan mengucapkan salam kepada siswa,
berdoa sebelum memulai pelajaran, menanyakan keadaan
siswa, memberi motivasi dalam belajar kepada siswa dan
mengabsen kehadiran siswa.
Beralih ke inti kegiatan, guru menanyakan materi yang
telah dipelajari sebelumnya kepada siswa, hanya terdapat
beberapa siswa saja yang menjawab pertanyaan tersebut, siswa
lainnya banyak yang lupa tentang materi yang telah dipejari
sebelumnya. Setelahnya, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dilanjut guru menjelaskan
proses atau langkah-langkah pembelajaran dengan Universal
Design for Learning, kemudian guru menerangkan konsep atau
permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa. Dalam
penerepan metode ini siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok, di dalam satu kelompok akan di tunjuk satu anggota
ahli kemudian anggota ahli tersebut menyampaikan
pemahaman mereka mengenai materi yang dipelajari, saat
itulah mereka saling berdiskusi untuk waktu yang telah
ditentukan. Setelah itu peneliti bertanya kepada anak yang aktif
secara langsung mengenai pemahaman yang mereka dapat
setelah diskusi, bagi anak yang lebih pasif akan di perintahklan
untuk mencatat kesalahan siswa lainnya kemudian siswa
tersebut diharuskan berbicara untuk mengemukakan pendapat
yang menurutnya banar. Dengan begitu anak ikut aktif dikelas
dan dapat mengutarakan pendapatnya serta berani berbicara.

3. Pengamatanm
Saat pembelajaran berlangsung, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran bahasa Arab kepada siswa, tanggapan siswa
tentang penjelasan tersebut hanya mengangguk dan tidak
memberikan respon antusias. Namun, ketika guru mulai
menjelaskan metode Universal Design for Learning siswa
mulai antusias mendengarkan dan ingin segera memulainya,
terlebih anak yang gaya belajarnya dengan berbeda-beda
menjadikan mereka ingin mengetahui seperti apa metode
tersebut. Anak yang diam, ceria dan gaya belajar mereka yang
berbeda tersebut dapat di pusatkan kesatu kegiatan belajar, dan
pembelajaran berlangsung dengan antusis siswa.
Selama kegiatan belajar selesai dan diadakan test siswa
menjawab soal secara langsung guna mengukur adanya
peningkatan keterampilan berbicara mereka setelah
menggunakan metode Universal Design for Learning.

Pada tahap selanjutnya, peneliti juga mengukur tingkat


keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
kemampuan berbicara yang telah diberikan dengan menguji
masing-masing peserta didik menggunakan posttest yang telah
disusun oleh peneliti sebelumnya yang pembahasannya tidak
keluar dari apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Adapun
aspek penilaian yang dinilai oleh peneliti adalah jumlah
kosakata yang disebutkan, qowa‟id yang diucapkan, intonasi
dan lahjah yang dipakai, kepastian jawaban dan kemampuan
berani berpendapat.

Tabel 3. Hasil Postest Kelas Eksperimen

No Nama Nilai Keterangan


Pos
Test
1. Afdhal Ridwan Lulus
97
2. Aldi Septo Ramadhan Lulus
90
3. Anas Mahrup Febrianto Lulus
89
4. Andika Arga Saputra Lulus
87
5. Anggara Fedrosa Lulus
90
6. Arnardo Fallestio Lulus
95
7. Arohman Muslimin Lulus
95
8. Celsi Aprilia Lulus
92
9. Desyana Marsela Lulus
90
10. Elsa Dwi Lestari Lulus
90
11. Fijannati Aliya Lulus
90
12. Nega Novita Sari Lulus
93
13. Puji Istiqomah Lulus
90
14. Vera Levia Julyana Lulus
84
15. Zahra Nurani Lulus
90

Selain kelas eksperimen, kelas kontrol juga dilakukan


posttest namun kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dari
penerapan metode Universal Design for Learning seperti kelas
eksperimen. Namun, hal tersebut tidak menjadi permasalahan
disebabkan hasil posttest dari kelas kontrol hanya menjadi tolak
ukur selisih dengan hasil yang didapat oleh kelas eksperimen.

Tabel 4. Hasil Postest Kelas Kontrol

No. Nama Nilai Keterangan


PosTest
1. Arum Umifa 58 Tidak Lulus
2. Bayu Santibi 70 Lulus
3. Citra Lestari 70 Lulus
4. Derly Agusti 58 Tidak Lulus
5. Doni Mahpura 55 Tidak Lulus
6. Fifi Dwi Refita 72 Lulus
7. Fiko Dimas Saputra 55 Tidak Lulus
8. Januar Setiawan 65 Tidak Lulus
9. Lati Dwi sari 57 Tidak Lulus
10. Novita Sari 57 Tidak Lulus
11. Putra Ramadhon 60 Tidak Lulus
12. Rahmadhani 60 Tidak Lulus
13. Risma Asmaranti 70 Lulus
14. Sariyono 50 Tidak Lulus
15. Zakia Mecca Nur Salsabila 53 Tidak Lulus

4. Refleksi
Berdasarkan data yang didapat, pelaksanaan pembelajaran
bahasa Arab berjalan lancar, setelah menggunakan metode
Universal Design for Learning pada pembelajaran bahasa Arab
terdapat perubahan peningkatan keterampilan berbicara siswa,
hal tersebut dapat dilihat dari antusias siswa dalam menjawab
secara langsung tes yang diberikan peneliti. Hasil dari
pembelajaran ini secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Peneliti menggunakan metode yang dapat meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas delapan
b. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi
c. Siswa bersemangat saat melakukan proses belajar
d. Aktif dalam keterlibatan memecahkan masalah saat proses
pembelajaran berlangsung.
e. Siswa menjawab soal tes dengan semangat dan terdapat
perubahan dari segi ketarmpilan berbicara siswa.

Pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode


Universal Design for Learning telah dilakukan dengan sangat
baik dalam perumusan dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Metode Universal Design for Learning dapat dikatakan
sesuai dengan karakteristik siswa, walaupun metode ini cukup
asing bagi siswa. Sedangkan untuk kesesuaian materi yang
disampaikan dalam pembelajaran menggunakan metode ini,
sebab perbedaan gaya belajar siswa dipadukan dengan
keterlibatan siswa dalam berfikir membuat mereka dapat
memahami materi yang dipahami terlebih pada keterampilan
berbicara bahasa Arab siswa.
Dalam kesesuaian alokasi waktu sudah sesuai akan tetapi
metode ini cukup memakan waktu karena baru diterapkan di
sekolah tersebut. Apabila ingin mendapatkan hal yang maksimal
guru harus pandai membagi waktu dalam menyampaikan materi
dengan memperhatikan gaya belajar dan keterlibatan siswa itu
sendiri. Dan untuk kesesuaian penilaian dengan materi sudah
baik sebab materi yang digunakan untuk tes sesuai pelajaran
yang mereka pelajari.
Maka presentase pencapaian pembelajaran bahasa Arab
menggunakan metode Universal Design for Learning yaitu 83%
baik dan 17% cukup baik maka dinyatakan metode ini valid dan
dapat digunakan dengan sedikit revisi.

C. Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab dengan Metode Universal


Design for Learning
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kelas kontrol
dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Data yang akan
digunakan adalah data pre test dan post test dikedua kelas. Data yang
dihasilkan akan digunakan sebagai syarat pengujian analisis hasil
belajar materi kalam. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS tipe 22 dengan teknik Kolmogrov-smirnov dan
Shapiro-wilk. Data hasil keterampilan berbicara pretest dan postest
dikelas kontrol dan kelas eksperimen
Dengan patokan sebagai berikut:
1) Jika nilai sig > 0,05 maka data berdistribusi normal
2) Jika nilai sig< 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Untuk hasil belajar Pre-test dan Post-test peserta didik dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil uji normalitas


Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Hasil Nilai Siswa Pretest Eksperimen ,140 15 ,200 ,959 15 ,681
Postest Eksperimen ,264 15 ,006 ,918 15 ,178
*
Pretest Kontrol ,133 15 ,200 ,974 15 ,917
Postest Kontrol ,205 15 ,091 ,905 15 ,114
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang telah


dihasilkan melalui pretest dan postest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal, dikarenakan data yang dihasilkan
pada pretest di kelas eksperimen nilai sig sebesar 0,681 yang dalam
hal ini lebih besar dari 0,05 maka pretest pada kelas eksperimen
berdistribusi normal. Begitu pula dengan hasil postest di kelas
eksperimen nilai sig sebesar 0,178 lebih besar dari 0,05 sehingga
berdistribusi normal. Setelah itu, untuk pretest dikelas kontrol sebesar
nilai sig 0,917 lebih besar dari 0,05 sehingga berdistribusi dengan
normal. Selain itu adapula postest dikelas kontrol yang nilai sig nya
sebesar 0,114 lebih besar dari 0,05 sehingga berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Pada uji homogenitas, landasan pengambilan keputusan
berdasarkan hasil dari uji homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 pada bagian based
on mean, maka data dinyatakan homogen.
2) Jika nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05 pada bagian based
on mean, maka data dinyatakan tidak homogen.
Hasil uji homogenitas dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil uji homogenitas pretest


Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.


Hasil Nilai Siswa Based on Mean 1,009 1 28 ,324
Based on Median ,609 1 28 ,442
Based on Median and with
,609 1 26,591 ,442
adjusted df
Based on trimmed mean ,939 1 28 ,341

Berdasarkan hasil output tersebut nilai signifikansi berdasarkan


nilai rata-rata adalah 0,324 dan lebih besar dari 0,05, maka hasil uji
homogenitas pretest tersebut dapat dikatakan homogen.

Tabel 7. Uji homegenitas postest


Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.


Hasil Nilai Siswa Based on Mean ,003 1 28 ,954
Based on Median ,005 1 28 ,943
Based on Median and with
,005 1 27,680 ,943
adjusted df
Based on trimmed mean ,000 1 28 ,991

Berdasarkan hasil output tersebut nilai signifikansi berdasarkan


nilai rata-rata adalah 0,954 dan lebih besar dari 0,05, maka hasil uji
homogenitas pretest tersebut dapat dikatakan homogen.

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji independent
t test dikarenakan sample yang dipilih bukan dari satu kelompok
melainkan kelompok yang berbeda.
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah:
1. Ho : Tidak ada peningkatan dari proses dan hasil belajar peserta
didik sebelum menerapkan metode universal design for learning
dalam pembelajaran bahasa Arab papa keterampilan berbicara di
MTs Al-Mujahidin Ciptodadi.
2. Ha : Adanya peningkatan dr proses hasil belajar siswa sebelum
menerapkan metode universal design for learning dalam
pembelajaran bahasa Arab papa keterampilan berbicara di MTs Al-
Mujahidin Ciptodadi.
Dengan penentuan hasilnya berdasarkan ketentuan nilai
signifikansi (sig) (2-tailed) t pada tingkat α (0,05) sebagai berikut:
1. Apabila nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka dinyatakan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Apabila nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka dinyatakan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
Berikut ini hasil dari independent t test :

Tabel 8. Hasil uji hipotesis

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
F Sig. T df tailed) Difference Difference Lower Upper
Hasil Equal
Nilai variances 10,211 ,964 15,105 28 ,000 30,133 1,995 26,047 34,220
Siswa assumed
Equal
variances
15,105 19,776 ,000 30,133 1,995 25,969 34,298
not
assumed

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


Hasil Nilai Siswa Eksperimen 15 90,80 3,256 ,841
Kontrol 15 60,67 7,007 1,809

Berdasarkan output uji hipotesis diatas dapat diketahui sig.


Levene's Test for Equality of Variances adalah sebesar 0,964 lebih besar
dari 0,05 maka dapat diartikan bahwa Levene's Test for Equality of
Variances data varian antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah
homogeny sama. Kemudian dilihat dari nilai sig. (2-tailed) yaitu 0,000
lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan adanya perbedaan rata-
rata hasil nilai belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
adapun rata-rata pada kelas eskperimen adalah 90,80 dan pada kelas
kontrol 60,67. Maka dapat diartikan terdapat perkembangan pelejaran
bahasa arab dalam keterampilan berbicara di MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi di kelas eksperimen.

4. Uji N-Gain

Uji N-Gain dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas


penggunaan dari sebuah treatment atau perlakuan dalam penelitian ini,
maka peneliti akan melanjutkan uji N-Gain. Pengujian ini dilakukan
dengan cara melihat selisih antara nilai pretest dan postest. Adapun acuan
dalam penelitian menggunakan uji N-Gain ini adalah sebagai berikut:

Jika g > 0,7 Tinggi

0,3 <=g 0,7 Sedang


3 < 0,3 Rendah

Adapun kategori tafsiran efektivitas N-Gain, yaitu :

< 40 Tidak efektif

40-55 Kurang efektif

46-76 Cukup efektif

>76 Efektif

Tabel 9. Hasil N-Gain kelas eksperimen dan kontrol

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error


NGain_Persen Eksperimen Mean 82,3614 1,73760
95% Confidence Interval for Lower Bound 78,6075
Mean
Upper Bound 86,1152

5% Trimmed Mean 82,6238

Median 83,2051

Variance 42,269

Std. Deviation 6,50149

Minimum 66,67

Maximum 93,33

Range 26,67

Interquartile Range 6,52

Skewness -,717 ,597


Kurtosis 1,820 1,154
Kontrol Mean 31,6169 4,00905
95% Confidence Interval for Lower Bound 23,0718
Mean
Upper Bound 40,1620
5% Trimmed Mean 29,5743

Median 27,9630

Variance 257,160

Std. Deviation 16,03620

Minimum 16,67

Maximum 83,33

Range 66,67

Interquartile Range 18,64

Skewness 2,371 ,564


Kurtosis 7,318 1,091

Berdasarkan tebel hasil N-gain diatas, bahwa N-gain persen mean


untuk kelas eksperimen adalah sebesar 83% dengan nilai N-gain
persen minimal sebesar 67% dan maksimal sebesar 94%. Sedangkan
untuk kelas kontrol sendiri N-gain persen mean sebesar 32% dengan
nilai minimum 17% dan maksimum 84%.

Jika ditinjau dari kaidah N-Gain, maka nilai rata-rata yang dimiliki
oleh kelas eksperimen yaitu sebesar 83% dinilai EFEKTIF dalam
meningkatkan pembelajaran bahasa Arab dalam keterampilan
berbicara siswa di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi. Sedangkan metode
yang digunakan pada kelas kontrol tidak efektif dalam meningkatkan
pembelajaran bahasa Arab dalam keterampilan berbicara siswa.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan
pembehasan yang telah dijabarkan maka adapun kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran bahasa Arab di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi sebelum
menggunakan metode universal design for learning adalah tujuan
utamanya hanya mampu membuat siswa memahami bahasa Arab
dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dalam proses
pembelajarannya, pembalajaran bahasa Arab hanya memfokuskan
kepada mufrodat dan peserta didik mempraktekkan secara langsung
apa yang telah mereka pelari. Hal ini membuat peserta didik menjadi
pasif dikarenakan mereka hanya difokuskan mencatat dan
mendengarkan tidak di tugaskan menghafal dan mempaktekkan secara
langsung. Siswa tidak diajarkan bagaimana mengungkapkan
ungkapan-ungkapan sesuai lahjah dan intonasi yang benar, dan
mempraktekkaan secara langsung percakapan sehari-hari. Siswa
banyak didapati tidak bersemangat dalam proses pembelajaran, hal ini
dikarenakan metode dan cara yang digunakan oleh guru masih
monoton dan biasa saja, seperti menjelaskan secara singkat terkait
pembelajaran tanpa meminta siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran yang dipelajari dan aktif dikelas, tidak adanya paraktek
secara langsung, menyebutkan arti tanpa menjelaskan secara
menyeluruh, tidak adanya tugas siswa untuk mencari arti mufrodat
yang sedang di pelari, siswa hanya menerima catatan yang telah
disiapkan guru, hal inilah yang membuat siswa pasif dan tidak
memahami pelajaran yang sedang dipelari serta bosan dalam
mempelajarinya dan kemudian siswa malas-malasan untuk mengikuti
pembelajaran. Bersamaan dengan itu, materi yang digunakan juga
berpedoman pada buku yang diberikan oleh pihak sekolah yang mana
sebaiknya juga dapat diselingi dengan sumber belajar lainnya
sehingga siswa lebih tertarik dan lebih banyaknya wawasan siswa dan
membuat siswa tidak bermalas-malasan dalam mempelajarinya.
2. Penerapan pembelajaran bahasa Arab dalam keterampilan berbicara
dengan metode universal design for learning di MTs Al-Mujahidin
Ciptodadi dimulai dengan langkah-langkah pembelajaran. Adapun
hasil dari pretest dan postest yang dilakukan menunjukkan
pembelajaran bahasa Arab dalam kemampuan berbicara siswa masih
sangat memprihatinkan didapati siswa masih takut untuk berpendapat,
lahjah yang diguanakan masih kurang, serta qowaid yang harusnya
mereka mampu merealisasikannya secara langsung karena mereka
sudah hafal beberapa mufrodat yang hendak diajarkan peneliti malah
didapati sebaliknya siswa tidak terlalu bisa saat penerapannya secara
langsung mengingat penelitian ini fokus kepada kemampuan berbicara
yang mana tes dilakukan secara lisan dan bukan tertulis.
Oleh karena itu, dalam proses pelaksanaan penerapan pembelajaran
behasa Arab dalam maharatul kalam dengan metode universal design
for learning dimana siswa yang berbeda gaya belajar dan keaktifan
dikelas dapat medemonstarikan maharatul kalam dengan baik secara
langsung, dengan mengajak siswa menstimulasi mengapa mereka
harus mempelajarinya, relevansi dalam kehidupan mereka,
memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan atau
mengekspresikan apa yang telah mereka pelari. Dengan prinsip
universal design for learning, menyediakan berbagai cara keterlibatan
untuk mendukung pembelajaran afektif, melibatkan peserta didik guna
merangsang minat dan motivasi belajar, menyediakan berbagai sarana
untuk mendukung memberikan makna pada pembelajaran dengan cara
seperti diskusi dan presentasi, melibatkan sekeluruhan siswa,
memberikan kesempatan siswa menunjukkan pemahaman mereka.
Dengan begitu perbedaan yang terdapat pada siswa dapat di atasi dan
mereka dapat belajar bahasa Arab dalam keterampilan berbicara
dengan baik.
3. Efektivitas penerapan pembelajaran bahasa Arab dalam keterampilan
berbicara dengan metode universal design for learning di MTs Al-
Mujahidin Ciptodadi dapat dinyatakan meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
mendapatkan perlakukan (treatment). Lalu juga bisa dilihat dari hasil
uji t yang menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000 yang
artinya lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan tedapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima.
Kemudian pada saat penerapan pembelajaran bahasa Arab dalam
keterampilan berbicara dengan metode universal design for learning
di MTs Al-Mujahidin Ciptodadi, para siswa terlihat sangat
bersemangat dan antusias serta sangat aktif dalam kegiatan berdiskusi,
siswa berani mengungkapkan pendapat mengenai materi yang
dipelajari. Selain itu, siswa juga sangat bersemangat pada saat diminta
untuk berbicara didepan baik itua anak yang aktif ataupun pasif,
mereka diminta menyampaikan pendapat mereka, disisi lain siswa
yang duduk diminta untuk mencatat kesalahan temannya kemudian
siswa tersebut diminta untuk memberikan pendapat dan memberikan
jawaban yang benar menurutnya serta didampingi guru dalam proses
diskusi. Oleh karena itu, dari hal tersebut dapat dilihat bahwa adanya
efektivitas pada penerapan metode universal design for learning
terhadap siswa.

Anda mungkin juga menyukai