Anda di halaman 1dari 18

PENTINGNYA PENDIDIKAN BAHASA ARAB DALAM MEMBENTUK

MORAL GENERASI ULUL AL-BAAB

Oleh :
Arta Laras Angelina (2625/811.065)
Nada Salsabyla (2528/349.063)

Pembimbing :
Anas Turmudzi

SMK TELEKOMUNIKASI DARUL ULUM JOMBANG


2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul " PENTINGNYA PENDIDIKAN BAHASA ARAB DALAM
MEMBENTUK MORAL GENERASI ULUL AL-BAAB ". Atas dukungan moral yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih,
Kepada :
1. SMK TELEKOMUNIKASI Daruk Ulum Jombang
2. Bapak Anas Turmudzi selaku pembimbing
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.
Jombang, 1 September 2016
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Cover ..........................................................................................................

Kata Pengantar ..........................................................................................................

Daftar Isi ... ................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................

1.1 Latar Belakang .................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................

4
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................

2.1 Standar Kompetensi Pendidikan Bahasa Arab ................................................


2.2 Metode Pengajaran Bahasa Arab .....................................................................
2.3 Konsep Moral Dalam Bahasa Arab .................................................................

7
8
8

BAB III METODE PENULISAN .............................................................................

11

3.1 Literatur ...........................................................................................................


3.2 Diskusi .............................................................................................................
3.3 Deskripsi ..........................................................................................................

11
11
11

BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................................

12

4.1 Pendidikan Bahasa Arab dan Moral Generasi Ulul Al-Baab ..........................
4.2 Pentingnya Pendidikan Bahasa Arab Bagi Generasi Islami ............................
4.3 Pelajar Idola adalah Generasi Ulul Al-Baab ....................................................
4.4 Ciri-Ciri generasi Ulul Al-Baab .......................................................................

12
13
14
15

BAB V PENUTUP ....................................................................................................

17

5.1 Kesimpulan ......................................................................................................


5.2 Saran ................................................................................................................

17
17

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara,
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003; 1).
Sementara John Dewey dalam Tjiptojoewono (1981), mengemukakan bahwa
pendidikan adalah suatu proses, di mana pendidikan diartikan sebagai tuntutan terhadap
proses pertumbuhan dan proses sosialisasi dari anak, (Siyono, 2004 : 10).
Bahasa merupakan suatu sistem symbol yang memiliki makna, dan makna adalah arti
yang mengacu pada suatu fakta dan realita. Artinya tidak akan terwujud suatu bahasa yang
hanya merupakan serangkaian bunyi yang tidak bermakna. Karena bermakna itulah maka
simbol itu sendiri disebut bahasa, (Mujib, 2010 : 2).
Dalam Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2012 disebutkan
bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, social, dan emosional peserta didik dan menunjang
keberhasilan dalam mempelajari setiap materi yang diajarkan, (Panitia Sertifikasi Guru
Rayon 114 Universitas Universitas Negeri Surabaya, 2012 : 2).
Bahasa Arab adalah sebuah bahasa semitif yang muncul dari daerah yang sekarang
termasuk wilayah Arab Saudi, yang dipelajari tidak hanya oleh penduduk di wilayah Arab
Saudi saja, tetapi juga di wilayah Negara lain di dunia.
Bahasa Arab adalah bahasa Al-quran, kata lain bahasa agama Islam yang digunakan
lebih dari dua milyar penduduk muslim di seluruh dunia, karena berdasarkan data tahun
2013; Penduduk dunia mencapai 7.021.836.029 dan dari jumlah itu penduduk muslim
mencapai 2.1 milyar atau menjadi yang terbesar nomor satu dunia, mengalahkan Katolik
dan protestan yang hanya mencapai 2 milyar, (Abdul Sahar Yasin, 2015: 173).
Moralitas adalah suatu komitmen kolektif yang bersifat formal maupun informal yang
menentukan ukuran baik-buruk dalam tatanan hubungan antar manusia. Kriteria ini pada
dasarnya bersumber dari esensi naluri dan cita rasa suatu kelompok manusia, (Emha
Ainun Nadjib, 2013 : 155).
4

Ketika moralitas dibawah ke tingkat aplikasi, ia sangat bergantung pada individuindividu. Karenanya, bicara tentang moralitas anak bangsa, maka pandangan Emha Ainun
Nadjib, dapat dijadikan pegangan atau rujukan.
Pada prakteknya, ukuran moralitas ini bisa bergeser-geser, mengendor atau
mencampur aduk, disebabkan terjadinya pergaulan antar kelompok masyarakat yang
dalam dunia modern ini sudah makin maju, merapat interaksinya. Perkembangan nilainilai moral makin menjadi majemuk, saling melengkapi, mempengaruhi atau mungkin
menghilangkan, antara satu dengan lainnya, (Emha Ainun Nadjib, 2013 : 155).
Generasi ulul al-baab adalah orang yang selalu ingat Allah pada setiap waktu,
memikirkan penciptaan langit dan bumi, dan selalu mengembangkan teknologi agar
ciptaan Allah itu memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan, (Imam Suprayogo,
2014 : 169).
Untuk membentuk generasi muslim yang ulul al-baab maka aktivitas pendidikan
melalui eksistensi lembaga pesantren mutlak diperlukan. Sebagaimana Prof. Dr. Mujamil
Qomar, (2007 : 42) menyatakan, upaya pengelolaan maupun ppengembangan lembaga
pendidikan islam merupakan keniscayaan dan beban kolektif bagi para penentu kebijakan
pendidikan islam. Mereka memiliki kewajiban untuk merumuskan strategi dan
mempraktekkannya guna memajukan pendidikan islam.
Berdasarkan uraian singkat di atas maka dapat ditarik benang merahnya adalah
pendidikan bahasa arab sangat urgent atau penting bagi generasi muda, karena bahasa
Arab selain bahasa pergaulan antar sesama umat muslim, lebih penting dari itu adalah
bahasa Arab termasuk bahasa Al-Quran, karenanya ajaran agama yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, nilai moral
sudah ada di dalamnya.
Ketika pendidikan bahasa arab sudah berjalan secara efektif dan tepat sasaran, baik di
sekolah berbasis agama islam maupun di sekolah umum, maka bukan tidak mungkin,
generasi muda islam akan menjadi generasi ulul al-baab sebagaimana yang diharapkan
oleh bapak Prof. Imam Suprayogo, dalam bukunya bertajuk; Menghidupkan Jiwa Ilmu
yang diterbitkan PT. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia, 2014.
Generasi ulul al-baab adalah generasi unggul karena mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, juga memiliki keimanan yang baik dengan senantiasa
mengingat Allah dan segala ciptaan-Nya yang dikelola untuk kemanfaatan umat manusia.

1.2.Rumusan Masalah
1. Urgentkah Pendidikan Bahasa Arab dalam membentuk moral generasi anak bangsa?
2. Apakah pendidikan bahasa Arab dapat membentuk moral generasi muda yang ulul albaab?
3. Bagaimana ciri-ciri moral generasi muda yang ulul al-baab?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan pentingnya pendidikan bahasa Arab bagi generasi islami
2. Mendeskripsikan metode pembelajaran bahasa Arab yang efektif
3. Untuk mengetahui manfaat bahasa Arab dan hubungannya dengan Al-Quran
4. Untuk mengetahui hubungan bahasa Arab dengan upaya membangun generasi ulul albaab.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Standar Kompetensi Pendidikan Bahasa Arab


Berbicara tentang pendidikan maka kita sedang berbicara tentang pendidik dan peserta
didik. Pendidik adalah guru dan peserta didik adalah siswa-siswi. Secara keilmuan
pendidikan dibagi tiga bagian yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal.
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
formal, mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi. Khusus
lembaga pendidikan di bawah nauangan Departemen Agama Republik Indonesia seprti
Madrasyah Ibtidaiyyah, Madrasah Sanawilayah, Madrasah Aliyah, sampai Perguruan
Tinggi Islam.
Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab
di Madrasah sudah diatur sedemikian baik. Untuk kelas X, tema materi pelajaran adalah
perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, dan pelajaran. Sementara di kelas XI lebih
menguatkan pada materi remaja dan kesehatan, fasilitas umum, serta pariwisata.
Sedangkan di kelas XII, tema materi pelajaran meliputi hari-hari besar Islam, kisah-kisah
Islami, serta kebudayaan dan tokoh-tokoh Islam.
Sementara standar pendidikan Bahasa Arab meliputi empat kecakapan berbahasa,
yakni menyimak (istima), berbicara (kalam), membaca (Qiraah, dan menulis (qitabah).
Pada upaya peserta didik agar dapat menyimak, berbicara, membaca dan menulis, sudah
ditentukan standar yang sesuai kompetensi. Tujuan menyimak adalah agar peserta didik
dapat memahami informasi lisan berbentuk paparan atau dialog. Sementara standar
kompetensi berbicara mencakup, mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk
paparan atau atau dialog tentang remaja dan kesehatan. Begitu pula dengan kompetensi
membaca meliputi, memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog, dan standar
kompetensi menulis meliputi, mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk
paparan atau dialog tentang remaja dan kesehatan.
Kompetensi dasar yang diharapkan dari menyimak adalah mengidentifikasi bunyi,
ujaran, menangkap makna dan gagasan atau ide dari berbagai bentuk wacana lisan.

Sedangkan kompetensi dasar yang diharapkan setelah latihan berbicara dalam bahasa
Arab adalah menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat,
melakukan dialog sesuai konteks. Begitu pula dengan kompetensi menulis memiliki
standar yaitu menulis kata, frase, dengan huruf, ejaan dan tanda baca secara baik dan
benar, (Hasan Syaefullah, 2012 : IX).

2.2 Metode Pengajaran Bahasa Arab


Metode pengajaran adalah suatu teknik atau cara yang digunakan seorang pengajar
untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Berhasil tidaknya suatu pengajaran,
sangat bergantung pada cara guru memilih metode mengajar yang tepat dan efektif,
(Siyono, 2004 : 19).
Metode pengajaran bahasa Arab yang efektif tentu mengacu pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai
pendidik, tidak hanya dituntut melaksanakan rutinitas mengajar semata, tetapi lebih
penting adalah menjadikan siswa-siswi sebagai subyek belajar yang lebih aktif.
Karenanya metode pengajaran yang diterapkan dalam pendidikan Bahasa Arab adalah
bagaimana guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Siswa sebagai peserta didik diperlakukan sebagai subyek dan dioptimalkan untuk
mendengar, menyimak, membaca, dan menulis. Pada tingkat kognitif, diharapkan siswa
lebih memperdalam penguasaan bahasa Arab dengan cara menghafal setiap kata dan
makna sehingga pada tingkat berbicara atau dialog, siswa menjadi lebih berani
menyampaikan pendapat atau pandangan dengan menggunakan bahasa Arab. Salah satu
metode yang efektif dalam belajar Bahasa Arab adalah metode diskusi atau dialog,
karenanya guru harus memperhatikan metode yang tepat guna mencapai hasil yang
maksimal dalam proses belajar mengajar Bahasa Arab.

2.3 Konsep Moral Dalam Bahasa Arab


` Kita tidak dapat membantah atau hendak menolak realitas bahwa hubungan antara
bahasa arab dengan moral tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
Konsep moral dalam bahasa Arab sudah sangat jelas yaitu isi ayat suci Al-Quran ditulis
dengan bahasa Arab, hadist-hadist nabi pun ditulis dengan bahasa Arab, shalat kita umat
Islam menggunakan Bahasa Arab, doa-doa dalam shalat pun menggunakan bahasa Arab,
karenanya konsep Moral Dalam bahasa Arab adalah konsep yang bersifat final.
8

Muhibuddin, (2010) memberi argumentasi bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa


Arab karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya
lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Karenanya lanjut Muhibuddin, kitab yang
paling mulia (Al-Quran) diturunkan kepada Rasul yang paling mulia (Muhammad saw)
dengan bahasa yang paling mulia yaitu bahasa Arab, melalui perantara malaikat yang
paling mulia (jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia di
atas muka bumi yaitu tanah Arab, serta pada awal turunnya pun pada bulan yang paling
mulia yaitu bulan Ramadhan, sehingga Al-Quran menjadi sempurna dari segala isi,
(Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Surat Yusuf).
Konsep moral dalam bahasa Arab sangat jelas yaitu hadist nabi yang artinya;
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, (HR. Bukhari).
Selain itu, anjuran untuk berbuat baik dengan cara tolong menolong terhadap sesama
dalam mengerjakan kebagusan sebagaimana Allah berfirman; .Dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya, (QS. Al-Maidah: 2).\
Sebagai pengayaan teoritik, pendidikan nilai dan moral dalam bahasa Arab sangat kuat
dan mengandung kebenaran wahyu yang kita yakini bersama. Pada perspektif kajian
moral secara umum, (Lickona, 1992 : 50-51) mengartikan watak atau karakter sesuai
sesuai dengan pandangan filosof Michael Novak (1992) bahwa watak adalah suatu
perpaduan yang harmonis dari berbagai kebajikan yang tertuang dalam keagamaan,
sastra, pandangan kaum cerdik-pandai dan manusia pada umumnya sepanjang zaman.
Lichona (1992 : 51) dalam modul PLPG (2012 : 12) menempatkan karakter atau
watak ke dalam tiga unsure yang saling berkaitan yakni moral knowing, moral feeling,
and moral behavior atau konsep moral, rasa dan sikap moral dan perilaku moral.Bila buah
pemikiran Lichona tersebut kita kaitkan dengan pendidikan Bahasa Arab maka relevansi
konsep moral dalam bahasa Arab sangat kuat karena kita meyakini ajaran agama Islam
adalah ajaran kebagusan dan menolak ketidakbagusan.
Kebagusan dan ketidak bagusan hanya dapat diukur melalui konsep perilaku atau kata
lain dari perbuatan. Perilaku hanya dapat diukur dengan konsep moral yaitu antara
pemikiran, perkataan, dan perbuatan sama persis. Bukan seperti yang acapkali
ditunjukkan oleh para politisi di negeri ini yaitu antara perkataan dan perbuatan tidak
sama persis. Mereka lebih suka mengumbar janji pada saat kampanye, selepas itu tidak
9

mereka penuhi. Ini adalah contoh yang tidak terpuji, karenanya secara moral dapat
dikatakan ingkar janji.
Konsep moral dalam bahasa Arab sebagaimana Rasulullah bersabda; Manusia paling
baik adalah paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain, (HR.ad-Daraquthni
dan dihasankan oleh al-Albani), dalam Abdul Sahar Yasin, 2015 : 50). Dalam hadist di
atas, Rasulullah menggunakan kalimat, orang yang paling baik adalah paling banyak
member manfaat bagi orang lain. Kalimat ini mengandung makna bahwa manusia
sebagai makhluk individu, makhluk social, dan makhluk religious, diperintahkan untuk
melakukan aktivitas kebajikan yang bernilai baik untuk orang lain. Ukuran baik-buruk
sudah sangat jelas yaitu Firman Allah dan hadist nabi. Semuanya menggunakan bahasa
arab, karenanya konsep moral dalam bahasa Arab, wajib kita pelajari dan berusaha
memahami sehingga memudahkan kita di dalam melaksanakan shalat, aktivitas
keagamaan, dan aktivitas sosial kemasyarakatan dengan tidak melanggar norma ajaran
agama Islam. Karena islam adalah agama kehormatan yang menempatkan manusia sama
di mata Tuhan.

10

BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Literatur
Dalam penulisan karya ilmiah remaja ini metode yang digunakan adalah metode
kajian pustaka yang diawali dengan upaya mencari dan mengumpulkan sumber atau
literatur pendukung yang berkaitan dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan
penulisan.
3.2 Diskusi
Sebelum menentukan judul dan setalah menentukan judul, diskusi kelompok mutlak
perlu untuk menyamakan visi dan misi penulisan karya ilmiah remaja ini. Karena kami
sadar bahwa karya ini adalah karya bersama, karenanya kami selalu menerapkan metode
diskusi dalam merumuskan setiap materi yang akan kami sajikan dalam tulisan karya
ilmiah remaja ini.
3.3 Deskripsi
Setelah membaca dan menghayati isi buku literatur, kemudian kami mendeskripsikan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dibukukan maupun pendapat sejumlah tookoh
yang dipandang memiliki kapasitas keilmuan yang sudah melahirkan sejumlah karya.

11

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pendidikan Bahasa Arab dan Moral Generasi Ulul Al-Baab


Pendidikan Bahasa Arab memegang peranan penting dalam upaya menciptakan
generasi muslim yang ulul al-baab, karena generasi ulul al-baab sebagaimana dijelaskan
oleh Prof. Imam Suprayogo adalah orang yang selalu ingat Allah pada setiap waktu ,
memikirkan penciptaan langit dan bumi, dan selalu mengembangkan teknologi agar
ciptaan Allah itu memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan, (Imam Suprayogo,
2014 : 169)
Kewajiban menuntut ilmu bagi umat muslim sebagaimana Rasulullah SAW bersabda
Tuntutlah ilmu meskipun jauh ke negeri china. Di dalam Al-Quran Allah SWT juga
menyebutkan tentang keutamaan orang-orang yang berilmu bagaimana firmannya Allah
akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat (QS. Al-Mujadalah : 11.
Kaitan pendidikan dalam islam tentu tidak lepas dari pembahasan mengenai Bahasa
arab, karena sumber utama agama islam yaitu Al-Quran dan Hadits, keduanya
menggunakan Bahasa arab.
Kitab suci Al-Quran dan Hadits keduanya menggunakan Bahasa arab, karena penting
dan mutlak bagi kaum muslim untuk mempelajari Bahasa arab. Sebab untuk memahami
hukum-hukum dari syariat islam dengan baik tanpa menyimpang dari makna yang ada
dalam Al-Quran dan Hadits. Tentang pentingnya belajar Bahasa arab, sahabat nabi,
Umar bin Khattab ra berkata Belajarlah Bahasa arab, karena sesungguhnya Bahasa arab
itu adalah bagian dari agama kalian.
Bahasa arab dan Al-Quran merupakan dua unsur yang sama dengan dua sisi mata
uang, ia tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Allah SWT secara tegas berfirman Dan
demikianlah kami wahyukan (Al-Quran) kepadamu dalam Bahasa arab (QS. Asysyuro : 7)
Pada bagian lain Allah swt secara tegas berkalam Sesungguhnya kami menurunkan
berupa Al-Quran dengan berbahasa arab , agar kamu memahaminya, (QS. Yusuf : 2)
Untuk dapat memahami ajaran agama islam yang tersurat dalam Al-Quran , maka
perlu mempelajari Bahasa arab. Sebab tanpa mempelajari Bahasa arab, kita tidak akan
12

bisa membaca al-quran dengan baik dan benar, implikasinya sangat jelas yaitu tidak bisa
memahami hokum-hukum shalat,zakat dan tata cara doa.
Kaitan Bahasa arab dan moral atau budi pekertipun sangat jelas karena Bahasa Arab
adalaha Bahasa Al-Quran dan hadis maka didalamnya mengandung unsur ajaran akhlak
dan moral bagi pemeluk agama islam.
Untuk dapat memahami hokum shalat, zakat, doa dan amalan-amalan ibadah lainnya,
maka kaum muslim wajib mengenal dan memahami isi Al-Quran yang didalamnya
ditulis menggunakan Bahasa Arab. Jadi hubungan Bahasa Arab dengan moral sangat
jelas dan tegas , karena Al-Quran adalah kitab suci yang berisikan ajaran kebagusan
tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta, hubungan manusia dengan manusia
dan hubungan manusia dengan alam semesta.

4.2 Pentingnya Pendidikan Bahasa Arab Bagi Generasi Islami


Generasi muda adalah generasi penerus tongkat estafet generasi sebelumnya. Masa
depan agama, bangsa dan Negara ada ditangan generasi muda. (Hasan el-Qudsy, 2011
:250). Generasi muda adalah generasi harapan, generasi fajar zaman baru, kata Khalil
Gibran dalam bukunya bertajuk; Di depan mahligai keindahan.
Pada konteks membumikan Bahasa Arab di ladang sanubari generasi muda menjadi
penting dan mutlak karena dengan memahami Bahasa Arab maka generasi muda islam
tidak mudah diombang ambingkan oleh keadaan apapun. Pemahaman ilmu Agama
menjadi filter dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi penerang jalan.
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah berkata : Sesungguhnya ketika Allah menurunkan
Kitab-nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan AlHikmah (As-Sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan
Bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam
kecuali dengan Bahasa Arab. Keterbiasaan berkomunikasi dengan Bahasa Arab
mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syiar-syiar
agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan
Anshar dalam keseluruhan perkara mereka , (Iqtidha Shiratil Mustaqim, dalam Drs. Hadi
Rahmat , MA.; 2013:4)
Kata menirukan generasi awal mengandung makna mengikuti generasi pendahulu
yang telah berjuang di jalan Allah untuk melakukan syiar agama Islam. Karenanya

13

generasi muda wajib mempelajari Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Quran dan lebih
memahami ajaran agama Islam.

4.3 Pelajar Idola adalah Generasi Ulul al-baab


Setiap manusia yang diciptakan oleh Allah telah diberi misi dan tanggung jawab
masing-masing untuk meneruskan kehidupan di atas muka bumi ini, di mana setiap tugas
dan tanggung jawab merupakan amanah yang harus dilaksanakan sebaik mungkin.
Termasuk di dalamnya adalah memastikan terciptanya generasi muslim yang beriman ,
bertakwa dan berkualitas.
Tentunya menjalankan amanah dibutuhkan keseriuasan, keteguhan hati, dan semangat
yang tak kenal putus asa. Rasulullah bersabda Seberat-berat agama ialah memelihara
amanah, bahkan tidak ada shalat dan zakat baginya (tidak diterima) (HR.al-bazzar)
Fenomena yang memprihatinkan yang terjadi dewasa ini, aspek akhlak dan moral
anak-anak sangat memprihatinkan. Hasan el-Qudsy (2011: 253) mengatakan , banyak
aspek akhlak dan moral anak-anak yang memprihatinkan. Masalah aurat yang serba
terbuka, kelahiran anak diluar nikah, pergaulan bebas, narkoba, serta budaya pornografi
dan pornoaksi.
Semua itu, lanjut Hasan el-Qudsy , menunjukkan lemahnya pendidikan agama dan
kendornya ikatan akidah dan akhlak pada diri anak, di samping sulitnya anak mendapat
suri tauladan yang benar dari lingkungannya. Kecemasan yang dirasakan Hasan el-Qudsy
diatas, tentu menjadi cambuk bagi pelajar, generasi muslim untuk mampu menjawab
kecemasan dengan menjadi pelajar idola generasi ulul al-baab.
Generasi islami yang takut berbuay dosa, gemar berbuat kebajikan , dan cinta akan
kemajuan yang bersandar pada ajaran suci, ajaran islam , wahyu Allah SWT dan sunnah
Rasul utusan Allah.
Potret pelajar idola generasi ulul al-baab adalah mereka yang menempatkan keimanan
dan ketakwaan lebih tinggi dari apapun , setelah itu baru ilmu pengetahuan umum. Hasan
el-Qudsy mengingatkan kita dengan meminta untuk menengok pendidikan yang dilakukan
Luqman kepada anaknya , sebagaimana dijelaskan dalam AL-Quran , yaitu mencakup
asas pendidikan tauhid, akhlak (norma dan etika) , shalat (ibadah), pendidikan amar
makruf nahi mungkar (kepekaan social), bersikap tabah dalam menghadapi kehidupan
masyarakat (interaksi social).

14

Pokok-pokok pendidikan dasar ini, lanjut Hasan el-Qudsy, harus menjadi focus insane
generasi muda muslim. Jika ini sudah dilaksanakan maka pelajar idola generasi ulul albaab sebagaimana diharapkan Prof Imam Suprayogo benar-benar terwujud.

4.4 Ciri-Ciri generasi Ulul Al-Baab


Dalam kaca mata islam, belajar bukan saja untuk menghilangkan kebodohan, tetapi
lebih didasari pemahaman bahwa belajar adalah hak dan kewajiban bagi setiap insan.
Belajar merupakan tuntutan agama sebelum menjadi tuntutan kehidupan. Keberadaannya
menjadi ibadah yang sangat mulia disisi Allah Swt. Karenanya ilmu yang harus dipelajari
pertama adalah ilmu yang mengatur tentang hubungan antara hamba dengan Tuhannya
(ibadah).
Maka cukup beralasan, Prof. Imam Supragoyo menempatkan mereka yang selalu ingat
Allah pada setiap waktu, memikirkan penciptaan langit dan bumi, dan selalu
mengembangkan teknologi agar ciptaan Allah itu memberi manfaat sebesar-besarnya
bagi kehidupan, digolongkan ke dalam generasi ulul al-baab.
Sementara ciri-ciri pelajar idola menurut Hasan el-Qudsy (2011 :257) adalah :
Pertama pandai pasang niat dalam segala aktivitasnya. Ia belajar mengerjakan PR,
olahraga, kursus bahasa, tidak lupa meluruskan niat. Ia sadar dalam aktivitas apapun kalu
tanpa niat, tentu tidak ada gunanya. Dalam sebuah hadis disebutkan Semua amalan
dianggap sah apabila disertai niat yang benar (HR. Bukhari-Muslim)
Kedua, Cerdas pasang target. Keberhasilan seseorang akan cepat tercapai apabila ia
mampu dan cerdas memasang target dalam hidupnya. Gambaran orang yang tidak punya
target dalam hidupnya adalah seperti orang yang mau pergi ke suatu tempat, namun tidak
punya target tujuan yang hendak dicapai.
Ketiga, Menjadi yang terbaik. Agama kita selalu mengajarkan kita agar menjadi yang
terbaik dalam Al-Quran, Allah Swt menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam
kebaikan (QS. Al-Muminun : 61).
Keempat,

Pandai

memanfaatkan

kesempatan.

Pelajar

idola

harus

mampu

memanfaatkan kesempatan yang ada. Ia sadar betul bahwa Allah masih memberikan
kesempatan padanya untuk belajar. Ia tau bahwa tidak semua orang diberi Allah
kesempatan mengenyam pendidikan sekolah.

15

Kelima, Cita-cita yang tinggi. Semua orang mempunyai cita-cita, namun tidak semua
orang memiliki cita-cita yang tinggi. Pelajar idola menempatkan cita-cita yang tinggi dan
mampu membedakan Antara cita-cita dan angan-angan.
Demikian ciri-ciri pelajar Idola generasi ulul al-baab. Generasi yang senantiasa ingat
Allah pada setiap waktu, memikirkan penciptaan langit dan bumi, dan selalu
mengembangkan teknologi agar ciptaan Allah memberi manfaat sebesar-besarnya bagi
kehidupan.

16

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Bahasa arab adalah Bahasa Al-Quran sekaligus Bahasa Agama , karenanya wajib
hukumnya untuk di pelajari.
2. Mempelajari Bahasa Arab berarti mempelajari ajaran agama Islam, karenanya
pendidikan Bahasa Arab menjadi penting dan mutlak
3. Pendidikan bahasa Arab memegang peranan penting dalam upaya menciptakan
generasi muslim yang ulul al-baab, karenanya pelajar muslim wajib memahami isi
kitab suci Al-Quran dan hal itu dapat terwujud kalau memahami Bahasa Arab
4. Generasi Ulul al-baab adalah orang yang selalu ingat kepada Allah setiap waktu,
memikirkan penciptaan langit dan bumi, dan selalu mengembangkan teknologi agar
ciptaan Allah itu memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan.
5. Dengan memahami bahasa Arab yang baik maka dapat dipastikan bahwa mereka
memiliki moral yang baik, karena sumber ajaran tentang moral ada dalam Al-Quran
dan hadits nabi.

5.2 Saran
1. Kepada pelajar muslim agar tidak menyia-nyiakan kesempatan belajar, termasuk
didalamnya mempelajari bahasa Arab lewat pendidikan bahasa Arab.
2. Kepada pemerintah agar upaya penumbuhan budi pekerti anak sekolah maka
pendidikan agama disekolah umum lebih diperhatikan, termasuk perhatian
pemerintah didalam hal pendidikan Bahasa Arab supaya dimasukkan kedalam
kurikulum, sama seperti bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
3. Kepada orang tua supaya mendorong putra-purinya untuk belajar bahasa arab sejak
usia dini.
4. Kepada masyarakat supaya mendorong dan mendukung upaya membumikan bahasa
arab diladang sanubari setiap insan generasi muda muslim Indonesia.
5. Kepada lembaga pesantren dan lembaga pendidikan agama islam supaya terus
berbenah diri dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran bahasa arab kepada
santri-santriwatinya.
17

DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, Bandung, Gema Risalah.
2. Elfi Nimmah Hamidah Hanum & Abdul Sahar Yasin. World Hijab Days. 2015.
Amanda Press. Jombang.
3. Emha Ainun Nadjib. Indonesia Bagian Dari Desa Saya. 2013. PT Kompas Media
Nusantara. Jakarta.
4. Hasan Syaefullah. Ayo Fasih berbahasa Arab. 2012. Airlangga. Surabaya.
5. Hasan el-Qudsy. Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun. 2011. Solo.
6. Mahmud Muhammad Al-Jauhari & Muhammad Abdul Hakin Khayyal. Membangun
Keluarga Islami. 2000. Amzah. Jakarta.
7. Mujammil Qomar. Pendidikan Islam. 2009. PT Gelora Aksara Pratama Airlangga.
Surabaya.
8. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. 2012. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 114.
Universitas Airlangga. Surabaya.
9. Siyono WM. Modul Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. Program Extention. 2004.
STKIP PGRI Jombang.
10. Imam Suprayogo, Prof. Menghidupkan Jiwa Ilmu. 2013. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai