PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
NIM: 191032058
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.
Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah METODE PENULISAN KARYA
ILMIAH.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ramsul Hasan, Pengaruh Bi’ah Al-‘Arabiyah Terhadap keterampilan Berbicara Bahasa Arab
Santriwati Pesantren Al-Amanah Liabuku Kota Baubau, Jurnal Diskursus Islam. Vol. 7. No. 2,
Agustus 2019,hlm. 187
2
Muhammad Nur Khalimuddin, Problematika Pembelajaran Kala>m dalam Pembelajaran
Bahasa Arab SMK Muhammadiyah di Yogyakarta, (Tesis, Program Studi PI, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2016), h. 7.
1
terkait materi, dan menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana
terkait materi al-kalam.
Kebutuhan kepada bahasa Arab pada zaman sekarang tidak kalah pentingnya
dengan bahasa asing lainnya karena ia juga sudah menjadi bahasa Internasional.
Sehingga kemahiran berbahasa baik lisan maupun tulisan sangat dibutuhkan, seperti
untuk hubungan diplomatik antara dua negara baik di bidang politik, social,
keagamaan dan juga di bidang bisnis ekonomi. Di sisi lain juga dibutuhkan untuk
melanjutkan jenjang –pendidikan keislaman ke negara Timur Tengah bagi para para
pelajar dari berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. 3
Pengajaran bahasa Arab di Indonesia sudah dillaksanakan pada tiap jenjang
pendidikan baik agama dan pendidikan umum. Namun belum memberikann hasil
yang maksimal terutama untuk target kemahiran berbicara sebagaimana halnya yang
dilihat sekarang. Sebagai contoh di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Sultan
Amai Gorontalo. Belum terlihat di kalangan mahasantri dan mahasantriwati
berkomunikasi menggunakan bahasa Arab aktif, kecuali pada kegiatan-kegiatan yang
harus mengharuskan untuk berbicara bahasa Arab. Seperti kegiatan Bi’ah Arabiyah.
Berbicara khusus tentang lingkungan bahasa maka tidak lepas dari dua istilah
iktisaabullughah dan bi’ah lughawwiyah. Kedua istilah ini dikenal dalam pengajaran
bahasa asing dan antara keduanya saling terkait. Untuk mengembangkan maharatul
kalam dalam lingkungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Sultan Amai Gorontalo, maka
diperlukan satu kegiatan yang dapat mempermudah Mahasantri untuk melatih al-
kalam. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan bi’ah lughawiyah dalam lingkup
Arabiyah yaitu bi’ah arabiyah. Menurut peneliti hal ini perlu dibahas dan
ditindaklanjuti, agar bisa mengetahui bagaimana pengaruh bi’ah Arabiyah dalam
pengembangan maharatul kalam di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Sultan Amai Gorontalo.
2
1. Bagaimana Pelaksanaan Pengembangan Maharatul Kalam melalui Bi’ah
Arabiyah di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Sultan Amai Gorontalo?
2. Adakah pengaruh yang didapat para mahasantri maupun mahasantriwati dalam
kegiatan pengembangan Maharatul Kalam melalui Bi’ah Arabiyah?
BAB II
3
KAJIAN TEORI
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 589.
5
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24.
6
Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung : Pustaka
Setia,2013), h. 125.
4
Keterampilan berbicara merupakan komponen yang sangat penting disbanding
beberapa keterampilan lainnya, dalam keterampilan ini seseorang dituntut untuk
mengungkapkan sesuatu secara spontan, sehingga dibituhkan kebiasaan dan kosakata
yang cukup.
Jadi, yang dimaksud dengan pengembangan maharah al-Kalam disini adalah
proses, cara untuk menjadikan kemampuan mengungkapkan atau mengekspresikan
pikiran seseorang dengan bahasa Arab kepada mitra bicara agar lebih baik dari yang
sebelumnya.
5
d) Memulai dengan kosakata (mufrodat) yang mudah
e) Memfokuskan pada bagian keterampilan-keterampilan berbicara
f) Memperbanyak latihan-latihan, seperti latihan membedakan pengucapan
bunyi, latihan mengungkapkan ide-ide, dan sebagainya.
6
Latihan percakapan ini terutama mengambil topik tentang kehidupan sehari-
hari atau kegiatan yang dekat dengan kehidupan siswa. Dalam kegiatan ini juga
diajarkan beberapa macam ucapan selamat (tahiyyāt), ungkapan basa-basi, dan
lain-lain. Setiap pendekatan atau metode memberikan penekanan kepada teknik
atau model tertentu di antara model-model tersebut adalah: tanya jawab,
menghafalkan model dialog, percakapan terpimpin, dan percakapan bebas.
4) Bercerita
Bercerita mungkin salah satu kegiatan yang menyenangkan, namun
terkadang ada peserta didik yang merasa terbebani karena tidak mempunyai
gambaran apa yang akan diceritakan. Oleh karena itu pendidik hendaknya
membantu siswa dalam menemukan topic cerita yang sesuai.
5) Diskusi
Diskusi juga salah satu cara untuk mengasah keterampilan berbicara bahasa
Arab, ada beberapa model diskusi yang bisa diterapkan, seperti diskusi kelas,
dua kelompok berhadapan, diskusi kelompok, diskusi panel, dan lain-lain.
Disini guru bisa membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, kemudian
menyuruh setiap kelompok untuk mendiskusikan sebuah teks bahasa Arab dan
menginstruksikan siswa menggunakan bahasa Arab dalam berdiskusi.
6) Wawancara
Wawancara juga bisa dijadikan strategi untuk mengajarkan keterampilan
berbicara. Wawancara bisa dilakukan dengan tamu, teman sekelas, dan bisa
juga dengan guru pengampu mata pelajaran atau materi pembelajaran bahasa
Arab.
7) Drama
Drama merupakan kegiatan yang mengandung unsur kreativitas seseorang,
karena menyenangkan. Disini guru memilih siswa-siswa tertentu untuk bermain
drama dan siswa yang lain sebagai penonton, ini akan bermanfaat melatih aspek
reseptif (mendengarkan dan memahami) siswa.
8) Berpidato
7
Pidato merupakan salah satu sarana atau bentuk pembelajaran bahasa Arab
yang telah lama diptaktekkan di berbagai pesantren, madrasah, maupun
sekolah-sekolah umum, dan hasilnya sangat baik untuk menambah
perbendaharaan kata dan menunjang kemahiran berbicara siswa. Maka dari itu
hendaknya guru bahasaArab di seklolah-sekolah mengadakan lomba pidato
bahasa Arab yang mungkin diadakan pada peringatan hari-hari besar Islam dan
sebagainya.
8
i. Tamtsiliyyah
Strategi ini adalah sebuah aktivitas yang membutuhkan kemampuan anak
didik dalam mengekspresikan dialek bahasa Arab fusha dengan fasih dan sesuai
makhrajnya, di samping dalam mengeksplorasikan kemampuannya dalam
bermain peran.
ii. Ta’bir Mushawwar
Tahapan ini bertujuan agar anak didik dapat menirukan alur cerita guru
dengan cepat. Melalui bantuan media gambar, anak didik dapat membahasakan
materi ajar dari persepsi yang ia bisa tangkap dari uraian guru melalui bahasanya
sendiri.
iii. Ya’ab Daur al-Mudarris
Ini adalah tahapan yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi langsung
baik dari kelas atupun dari individual anak didik. Starategi ini memberi
kesempatan kepada setiap anak didik untuk dapat berperan sebagai guru bagi
kawan-kawannya.
iv. Jidal Fa’aal
Tema kontroversial adalah media berharga yang dapat menyulut motivasi
belajar dan kedalaman pemikiran anak didik dalam menghadirkan argumentasi
pengaut pendapatnya, meski mungkin bertentangan dengan keyakinannya 7
9
Kata Bi’ah berasal dari bahasa Arab بيئةyang berarti lingkungan. Menurut
Ngalim Purwanto, lingkungan (environment) adalah meliputi semua kondisi dalam
dunia ini yang dalam cara-cara tertentu dapat mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan, atau life proccess. Sedangkan menurut Tanlain, pada
dasarnya lingkungan mencakup tempat atau lingkungan fisik (keadaan iklim, keadaan
tanah, keadaan alam, dsb), kebudayaan (warisan budaya tertentu, bahasa, seni, ilmu
pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan, dsb), serta kelompok hidup bersama atau
lingkungan sosial atau masyarakat (keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan,
dsb).8
Jadi yang dimaksud dengan Bi’ah Arabiyah atau lingkungan berbahasa Arab
adalah suatu lingkungan yang diwanai dengan aktivitas berbahasa Arab. Untuk
mempelajari bahasa Arab akan berhasil bila didukung lingkungan yang memadai.
Dengan adanya lingkungan yang baik, maka pembelajaran dinilai lebih berhasil
maksimal.
8
Ibid;
9
Nuryani, Bi’ah Arabiyah dan Pengembangan Maharah Al-Kalam di Perguruan Tinggi
Islam.Jurnal Lingua Scientia, No. 1, Vo. 3. Juni 2011, hlm. 38
10
2.1.8 Peran Bi’ah Arabiyah
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa lingkungan itu dapat mempengaruhi
keberhasilan peserta didik dalamproses belajar mengajar. Maka hal ini menunjukkan
bahwa keadaan lingkungan bahasa teramat penting bagi seorang peserta didik yang
belajar bahasa untuk bisa berhasil dalam belajar bahasa Arab (Bi’ah Arabiyah).
Lingkungan memainkan peran penting dalam proses pendidikan. Dalam
pendidikan pesantren/ Ma’had dengan sistem asramanya dengantepat dapat disebut
sebagai adanya suatu kesadaran mengenai beberapa pentingnya peran lingkungan
dalam proses belajar.
11
diwajibkan untuk menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa yang mereka
gunakan untuk melakukan percakapan antara satu dengan yang lainnya.
Adapun jika terdapat mahasantri maupun mahasantriwati yang
menggunakan bahasa selain bahasa Arab pada hari tersebut, maka akan
mendapatkan hukuman dari musrif/ah (pengurus Asrama) yang berada di
masing-masing asrama yang ada di Ma’had Al-Jamiah IAIN Sultan Amai
Gorontalo.
Berbicara mengenai hari berbahasa yang dilakukan di Ma’had Al-Jamiah
IAIN Sultan Amai Gorontalo merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
menimbulkan suasana ataupun lingkungan berbahasa sebagai cara untuk
melatih dan membiasakan para mahasantri dan mahasantriwati untuk bisa
berbicara menggunakan bahasa Arab. Dengan kata lain, kegiatan hari
berbahasa ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan Maharah al-
kalam (keterampilan Berbicara) yang dimiliki oleh mahasantri dan
mahasantriwati Ma’had Al-Jamiah IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Sebelum kegiatan hari berbahasa dilaksanakan, terlebih dahulu para
mahasantri dan mahasantriwati akan dibekali beberapa hafalan Al-Mufrodat
(kosa kata bahasa Arab) sebagai bahan yang akan mereka gunakan ketika
melakukan percakapan antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, mahasantri
dan mahasantriwati juga akan dibekali beberapa Al-Hiwar (percakapan bahasa
Arab) yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan mereka selama berada di
Ma’had Al-Jamiah IAIN Sultan Amai Gorontalo sesuai dengan teknik dalam
maharah al-Kalam.
12
Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu, seperti
orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
10
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang didapat oleh para mahasantri
maupun mahasantriwati dalam kegiatan pengembangan maharatul kalam belalui bi’ah
arabiyah ini adalah dapat mempercepat tingka pemerolehan bahasa Arab yang kini
dianggap sebagai problem mendasar yang kerap menghambat kemampuan berbahasa
pada diri pelajar dalam suatu lembaga pendidikan. Karena faktor yang paling penting
untuk memperoleh bahasa tersebut dengan faktor lingkungan.
Yaitu seorang pembelajar menerjunkan dirinya ke dalam lingkungan pengguna
bahasa yang sedang dia pelajari, dalam hal ini bahasa Arab. Menurut Dr. Shalih, siapa
yang berada pada lingkungan bahasa yang sedang dia pelajari, ia dapat diibaratkan
sebagai 50 (lima) puluh guru mengajari 1 (satu) murid yang sudah pasti akan sangat
efisien dan efektif dalam akselerasi belajar bahas, dalam hal ini bahasa Arab.
13
Setelah melihat perbandingan antara beberapa skripsi dan jurnal ditemukan
beberapa perbandingan : beragam tahapan yang dilakukan oleh setiap sekolah untuk
melatih maharah al-Kalam, meski tak menutup kemungkinan terdapat permasalahn
yang sama antara skripsi dan jurnal : Kurangnya Motivasi dan Minat Peserta Didik
dalam Pembelajaran Maharah al-kalam.
BAB III
METODE PENELITIAN
14
gejala, peristiwa, dan kejadian saat memusatkan perhatian kepada masalah aktual, dan
menganalisis objek penelitian untuk mengetahui sekaligus menggambarkan kejadian
dan peristiwa individual atau kelompok tertentu yang dialami oleh subjek penelitian,
baik dari segi perilaku, persepsi, dan bahasa.11
peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap langsung dengan subyek penelitian.
12
Tujuan utama penelitian deskriptif ialah menggambarkan sifat suatu keadaan
penelitian tersebut.
11
Aan Prabowo dan Heriyanto, Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) oleh
Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang, Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 2, No. 2, 2013,
h. 5.
12
Sayifuddin, “Pembelajaran Maha>rah al-Kala>m Berbasis Pengembangan Penguasaan
Mufradat Siswa Kelas X Putra MA Unggulan Al-Imdad Pandak Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”,
(Skripsi, Jurusan PBA, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013,) h. 23.
13
Fakhrur Rahman, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah di
Kota Langsa”, h. 41
15
peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama dengan informan di lapangan,
bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
Menurut Moleong apabila peneliti lebih lama dilapangan, maka ia akan
membatasi; (1) Gangguan dari dampak peneliti pada konteks (2) Kekeliruan peneliti
(3) Mengonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau
pengaruh sesaat.14
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi verbal yang bersifat
bebas antar antara peneliti dan subyek peneliti. Dalam hal ini peneliti dapat
menanyakan apa saja dalam bentuk lisan dan jawabannya dalam bentuk lisan juga,
jawaban subyek peneliti akan menjadi sumber data bagi peneliti.15
14
Burhan Bungin, “Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial lainnya”, (Cet. 8, PT. Adhitya Andrebina Agung: Jakarta, 2015), h. 263.
15
M. Ilmi dan Nadiyah, Problematika Guru pada Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 10 Banjar, Darris: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 2, No. 2,
16
Peneliti mewawancarai Pembina Asrama mengenai Kegiatan yang memiliki
kaitan dengan bahasa Arab untuk mengetahui sejauh mana keterampilan berbicara
dengan bahasa Arab yang dimiliki oleh para mahasantri dan mahasantriwati Ma’had
Menurut Suharsimi Arikunto sumber data adalah subyek dari mana data itu
berasal.
a. Data Primer
informan (sumber informasi). Adapun subyek dalam penelitian ini yaitu; kepala
kemudian guru mata pelajaran bahasa Arab yang mengajar di sekolah juga sebagian
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah ucapan-ucapan dan tindakan-
tindakan dari subjek yang diteliti. Sumber data primer tersebut diperoleh dengan
b. Data Sekunder
2019, h. 104
16
Lenni Suriyanti, “Pengaruh Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa dan Keterampilan
Mengajar Guru terhadap Maharatul Qiraah Siswa Kelas VIII Mtsn 4 Bulukumba”, (Tesis, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018), h. 86
17
Data sekunder ini berupa dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan
geografis, data prestasi, serta dokumen yang diperlukan untuk menjawab fokus
pandangan tersebut, data sekunder yang dicari adalah dokumen-dokumen yang terkait
dengan demografis, sarana prasarana ma’had dan dokumen yang terkait dengan fokus
mengatakan, yaitu proses mencari dan mengumpulkan data dari teknik pengumpulan
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan dari sumber data sesuai tema yang
Setelah data terkumpul, peneliti memilih materi yang akan dipakai atau tidak. Hal
2. Penyajian data
17
Roikhatul Jannah, “Peran Kepala Madrasah sebagai Supervisor dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Babadan Ngajum Malang”, (Skripsi,
Jurusan PGMI, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2013), h. 73.
18
Nirmala Fildza Farkhana, “Pembelajaran Maharah Kalam Siswa Kelas Unggulan di Mtsn
2 Banjarnegara Tahun Pelajaran 2016/2017”, h. 13.
18
Penyajian data adalah menemukan makna dari data-data yang diperoleh
Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan mencari jawaban dari rumusan
masalah. Oleh karena itu, keakuratan hasil materi sangat diperlukan oleh peneliti
Verifikasi dilakukan oleh peneliti setelah mendapatkan data baik dari hasil
Dalam tahap ini peneliti sudah mulai menarik kesimpulan terhadap segala
diskusi dengan teman sejawat, upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
19
Sumasno Hadi, Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif Pada Skripsi, ULM.
Banjarmasin, Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid: 22, No. 1, 2016, h. 75.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
serta analisis data maka kesimpula data dari penelitian saya yang berjudul “Pengaruh
20
komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Yang
Arab dengan benar menurut pakar bahasa itu. Keterampilan berbicara dapat
Arab. Keterampilan ini dapat berupa percakapan, diskusi, cerita ataupun pidato.
bahwa pelaksanaan kegiatan hari berbahasa ini dilakukan setiap hari Jum’at,
untuk menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa yang mereka gunakan untuk
adalah dapat mempercepat tingka pemerolehan bahasa Arab yang kini dianggap
pada diri pelajar dalam suatu lembaga pendidikan. Karena faktor yang paling
4.2 Saran
Dari hasil penelitian ini penulis memberikan saran-saran berdasarkan apa yang
telah penulis ketahui terhadap upaya perkembangan Maharatul kalam melalui Bi’ah
21
1. Bahwa dengan adanya pengembangan maharatul kalam melalui Bi’ah arabiyah
tersebut hendaknya dapat menjadi salah satu cara ya untuk melatih keterampilan
hendaknya lebih ditambah lagi hari dari kegiatan tersebut. Agar keterampilan
DAFTAR PUSTAKA
22
Hasan,Ramsul, Pengaruh Bi’ah Al-‘Arabiyah Terhadap keterampilan Berbicara
Bahasa Arab Santriwati Pesantren Al-Amanah Liabuku Kota Baubau, Jurnal
Diskursus Islam. Vol. 7. No. 2, Agustus 2019
Hamid Hamdani, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, Bandung : Pustaka
Setia,2013
Heriyanto dan Aan Prabowo Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) oleh
Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang, Jurnal Ilmu
Perpustakaan, Vol. 2, No. 2, 2013.
Jannah, Roikhatul “Peran Kepala Madrasah sebagai Supervisor dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda
Babadan Ngajum Malang”,Skripsi, Jurusan PGMI, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2013.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002.
Majid, Abdul Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Nadiyah dan M. Ilmi Problematika Guru pada Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas
VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri 10 Banjar, Darris: Jurnal Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 2, No. 2, 2019.
Nuryani, Bi’ah Arabiyah dan Pengembangan Maharah Al-Kalam di Perguruan
Tinggi Islam.Jurnal Lingua Scientia, No. 1, Vo. 3. Juni 2011
Nur Khalimuddin ,Muhammad. Problematika Pembelajaran Kala>m dalam
Pembelajaran Bahasa Arab SMK Muhammadiyah di Yogyakarta,Tesis,
Program Studi PI, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
2016
Rahman, Fakhrur “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah di Kota Langsa”.
Syarifuddin dan Muthmainnah, Strategi Pembelajaran Maharah Al-Kalam di
Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (LPBA) Ocean Pare Kediri, Studi Arab:
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol. 5, No. 1, 2014.
23
Sayifuddin, “Pembelajaran Maha>rah al-Kala>m Berbasis Pengembangan
Penguasaan Mufradat Siswa Kelas X Putra MA Unggulan Al-Imdad Pandak
Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”, Skripsi, Jurusan PBA, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013.
Suriyanti, Lenni “Pengaruh Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa dan
Keterampilan Mengajar Guru terhadap Maharatul Qiraah Siswa Kelas VIII
Mtsn 4 Bulukumba”, Tesis, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
2018
Taubah,Miftchul Menciptakan Bi’ah ‘Arabiyah di Lingkungan Universitas yang
Multikultural. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. No. 2. Vol. 8,Desember 2017
24