PENELITIAN KELOMPOK
TIM PENELITI
Zohra Yasin, S.Ag, M.HI
Damhuri, M.Ag
Abdullah, M.Pd
Alhamdulillah, adalah kata paling tepat peneliti haturkan, karena atas rahmat
karunia dan taufiq Allah swt., sehingga laporan penelitian ini dapat peneliti
selesaikan. Shalawat dan salam peneliti haturkan kepada Nabi Muhammad saw.
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman, amin.
Laporan penelitian ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan terhadap
mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo, diharapkan dapat menambah
referensi sekaligus sebagai alat evaluasi kemampuan mahasiswa dalam mengarang
dalam bahasa Arab dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab di
IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Analisis terhadap kompetensi mahasiswa dipandang perlu untuk dilakukan
secara berkala, untuk menjadi informasi dan masukan bagi program studi pendidikan
Bahasa Arab khususnya dan IAIN Sultan Amai umumnya dalam upaya peningkatan
mutu lulusan, khususnya pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab.
Akhirnya, peneliti terbuka menerima saran dan kritikan dari semua pihak
demi penyempurnaan penelitian ini dan penelitian yang memiliki topik yang serupa
pada masa akan datang. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Lembaga
Penelitian atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan penelitian ini.
Demikian pula ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut
memberikan sumbangsing pemikiran demi penyelesaian penelitian dan laporan ini.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya
di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan dan di lingkungan IAIN Sultan
Amai Gorontalo secara umum.
Gorontalo, September 2015
Tim Peneliti
ii
ABSTRAK
Zohra Yasin, S.Ag., M.HI, Damhuri, M.Ag, dan Abdullah, M.Pd: Analisis
Bentuk-bentuk Kesalahan dalam Ta’bir Mushawwar Mahasiswa Semester III
Program Studi Pendididikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Sultan Amai Gorontalo. Laporan Penelitian. Gorontalo: Lembaga Penelitian
IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan data empirik tentang
bentuk-bentuk kesalahan mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2015.
Peneltian ini menggunakan metode studi dokumen dengan pendekatan kualitatif
dengan karakteristik deskriptif dan alamiah, karena data yang dianalisis dan diolah apa
adanya tanpa memberikan perlakuan. Jenis data dalam penelitian ini adalah dokumen hasil
pekerjaan mahasiswa dalam mengarang dalam bahasa Arab.Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan membaca berulang-ulang hasil pekerjaan mengarang mahasiswa
semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan dalam hasil pekerjaan mengarang
mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo, mencakup semua tataran kebahasaan, meliputi:
kesalahan dalam tataran kata, frasa, kalusa, dan kalimat. Bentuk kesalahan dalam tataran
kosa kata adalah terjadinya pengguguran sebuah huruf atau lebih, penambahan huruf,
pertukaran huruf dengan huruf yang memiliki bunyi yang mirip dan makhraj yang
berdekatan. Sementara itu, kesalahan dalam tataran frasa dan klausa meliputi kesalahan
dalam merangkai frasa washfi dan frasa idhafi. Adapun kesalahan pada tataran kalimat
adalah adanya kalimat yang tidak gramatikal, terjadinya interferensi yang sangat kuat
terhadap bahasa daerah dan bahasa Indonesia, serta adanya ketidakterbacaan dalam kalimat.
iv
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1
B. Permasalahan Penelitian …………………………………………... 6
C. Fokus Penelitian ….………………………………………....……… 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………... 7
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Singkat Program Studi Pendidikan Bahasa Arab………… 28
B. Hasil Penelitian ………………………………………………….…… 29
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………….… 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 59
B. Implikasi Penelitian ……………………………………………. …… 60
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….………………………. 62
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Cet. I; Jogjakarta: DIVA
Press, 2012), h. 44.
2
Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: Syamil al-Qur’an, 2007), h.
255.
1
2
3
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h.83.
4
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Edisi I, Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persda, 1997), h. 1.
3
Hal tersebut berarti bahwa belajar adalah suatu usaha berdasarkan kesadaran untuk
melakukan perubahan pada diri pembelajar. Pada sisi lain, lahirnya kesadaran untuk
merubah diri dalam berbagai aspeknya, mengandung suatu indikasi bahwa orang
yang belajar tersebut, sadar tentang kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Oleh
sebab itu, terjadinya kesalahan-kesalahan dalam proses belajar merupakan hal yang
lumrah dan berada dalam koridor yang dapat ditolerir.
Hubungan antara pengajaran bahasa dengan kesalahan berbahasa, ibarat
hubungan antara air dan ikan. Sebagaimana halnya ikan yang hanya dapat hidup dan
ada di dalam air, maka demikian pula halnya kesalahan berbahasa sering terjadi dan
terdapat dalam pengajaran bahasa. Dalam hubungannya dengan hal tersebut, maka
dalam proses pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing, kesalahan-kesalahan
yang dibuat oleh pembelajar, bukanlah merupakan sebuah fenomena yang perlu
diherankan.
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik dalam berbahasa,
sangat terkait dengan beberapa faktor. Salah satu faktor yang sangat dominan adalah
karena bahasa yang dipelajarinya merupakan bahasa kedua setelah bahasa ibu atau
bahasa asing.5 Hal tersebut membawa pengertian bahwa orang yang belajar bahasa
Arab sebagai bahasa asing, pernah memiliki pengalaman bahasa lain seperti bahasa
ibu atau bahasa nasional. Pengalaman seseorang dalam hal pengalaman bahasa,
mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Seseorang yang hanya belajar satu bahasa
5
Bambang Yudi Cahyono membedakan antara bahasa kedua dan bahasa asing. Menurutnya,
bahasa kedua adalah bahasa yang dipelajari setelah bahasa ibu (bahasa pertama dikuasai), sedangkan
bahasa asing adalah bahasa yang dipelajari setelah bahasa kedua.Sebagai contoh, bahasa Inggris bagi
warga Malaysia, Filifina dan Singapura merupakan bahasa kedua, tetapi di Indonesia merupakan
bahasa asing, karena kebanyakan warga Indonesia terlebih dahulu belajar bahasa Indonesia setelah
bahasa ibu. Setelah itu baru belajar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Lihat Bambang Yudi
Cahyono, Kristal-Kristal Ilmu Bahasa ( Cet. I ; Surabaya : Airlangga University Press, 1995), h. 308.
4
sejak kecil, tentu akan mempunyai kebiasaan berpikir yang terikat oleh kebiasaan
menggunakan bahasa yang diketahuinya.6
Meskipun demikian, para pakar linguistik dan guru bahasa sependapat bahwa
kesalahan berbahasa, sangat mengganggu pencapaian tujuan dari pengajaran bahasa.
Bahkan ada statemen yang bernada ekstrem mengatakan bahwa “kesalahan
berbahasa yang dibuat oleh siswa, menandakan bahwa pengajaran bahasa tersebut
tidak berhasil atau gagal”. Oleh sebab itu, kesalahan berbahasa yang sering dibuat
oleh siswa harus dikurangi, dan kalau perlu dihapuskan sama sekali.7
Untuk mencapai harapan tersebut di atas, maka seluk beluk kesalahan
berbahasa pembelajar, harus dikaji secara mendalam. Hasil dari pengkajian tersebut
sangat bermanfaat untuk evaluasi dan penyusunan materi serta strategi pengajaran
yang akan diterapkan dalam kelas.8
Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing, tidak sepi dari fenomena
tersebut di atas dan mempunyai kesamaan dengan pengajaran bahasa asing lainnya.
Keluhan-keluhan para guru pengajar bahasa Arab tentang kesalahan-kesalahan yang
sering dibuat oleh siswa, terdengar nyaring di amana-mana. Kesalahan-kesalahan
tersebut sering diatributkan sepenuhnya kepada si pembelajar. Oleh sebab itu,
fenomena-fenomena yang bersifat kasuistik tersebut, harus mendapat perhatian
serius para tenaga pengajar bahasa. Perhatian yang dimaksudkan ialah mengadakan
analisis terhadap aspek-aspek kesalahan, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta
cara mengatasinya.
6
Departemen Agama R.I, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi
Agama/IAIN (Jakarta : Proyek Pengembangan Sistim Pendidikan Agama, 1975), h. 129.
7
Hendry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (Cet.
X ; Bandung : Penerbit Angkasa, 1988), h. 67.
8
Ibid., h. 69.
5
kesulitan belajar bahasa Arab adalah faktor psikologis yaitu minat, motivasi dan
tidak percaya diri.
Sehubungan dengan upaya perbaikan pembelajaran, khususnya yang
terkait dengan kemampuan mahasiswa dalam menulis dalam bahasa Arab, maka
terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap bentuk-bentuk kesalahan mahasiswa
dalam menulis, baik yang terkait dengan kesalahan penulisan, pemilihan kata,
perangkaian kalimat, maupun penerapan kaidah-kaidah kebahasaan dalam proses
menulis. Identifikasi masalah-masalah kesulitan mahasiswa dalam menulis tersebut
selanjutnya dapat dijadika rekomendasi dalam perbaikan pembelajaran pada Program
Studi Pendidikan Bahasa Arab, khususnya yang terkait dengan keterampilan
menulis.
B. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan
penelitian adalah “bagaimana bentuk-bentuk kesalahan mahasiswa semester III
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Sultan Amai Gorontalo dalam ta’bir al-mushawwar, baik dalam tataran kata,frasa,
klausa, maupun dalam tataran kalimat?
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah analisis bentuk-bentuk kesalahan mahasiswa
semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo dalam Ta’bir Mushawwar. Analisis ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kesalahan tersebut dalam
berbagai tataran kebahasaan dan mendeskripsikannya dalam bentuk laporan
penelitian.
7
2. Manfaat penelitian:
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat:
1. Untuk dijadikan sebagai dasar dalam upaya perbaikan pembelajaran bahasa
Arab pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.
2. Untuk memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi para dosen
pengajar bahasa Arab untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi
pembelajaran pada rumpun mata kuliah bahasa Arab.
3. Manfaat bagi lembaga, sebagai motivasi untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi II, Cet. III ;
Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 940.
2
Hendry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Cet.
X ; Bandung : Penerbit Angkasa, 1988), h. 29.
8
9
lain, kebudayaan, dan suasana), dengan jalur mana (lisan atau tulisan), media apa
(tatap muka, telepon, surat, kawat, buku, koran, dan sebagainya), dan dalam
peristiwa apa (bercakap-cakap, ceramah, upacara, laporan, lamaran kerja, pernyataan
cinta dan sebagainya). Sementara ukuran kedua berkaitan dengan aturan kebahasaan
yang dikenal dengan istilah tatabahasa.
Dengan demikian bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang sesuai
dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan
kebahasaannya. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktror-faktor penentu
berkomunikasi bukanlah bahasa yang baik. Bahasa yang menyimpang dari kaidah
bahasa jelas pula bukan bahasa yang benar.
Kesimpulannya, kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa, secara lisan
maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi dan
kaidah bahasa. Kesalahan berbahasa itu dikaitkan dengan kaidah bahasa atau tata
bahasa saja. Karena itu kesalahan berbahasa didefinisikan berdasarkan
penyimpangan kaidah bahasa. Kesalahan berbahasa adalah pengguanan bahasa yang
menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Penyimpangan
kaidah bahasa dapat disebabkan oleh kekeliruan dalam menerapkan kaidah bahasa.
Di samping itu, pakar linguistik membedakan antara kesalahan (error) dan
kekeliruan (mistake). Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh keterbatasan
dalam mengingat sesuatu atau kelupaan, sehingga menyebabkan kekeliruan dalam
melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat dan
sebagainya. Kekeliruan sifatnya berbentuk acak dalam pengertian, dapat terjadi pada
semua tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri oleh siswa
jika ia mawas dan memusatkan perhatian. Siswa sebenarnya sudah mengetahui
sistem linguistik yang dipelajarinya, akan tetapi karena suatu hal, sehingga ia lupa.3
3
Hendry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, h.
75.
10
4
Hendry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, h.
76.
11
baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. Para guru dan orang
tua yang sekian lama bersabar terhadap kesalahan berbahasa murid dan anak-anak
mereka, pada akhirnya tiba pada suatu kesimpulan bahwa berbuat kesalahan
merupakan suatu bagian belajar yang tak terhindarkan. Seorang guru tidak perlu
merasa risih dan menghindar dari kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam
proses pembelajaran, tetapi justru harus menghadapinya dengan besar hati dan
secara kreatif memperbaiki kesalahan mereka. Suatu hal yang harus disadari, bahwa
orang tidak dapat belajar berbahasa tanpa pertama kali berbuat kesalahan-kesalahan
secara sistematis.5
Kesadaran akan hal tersebut di atas, selanjutnya akan mengundang
pertanyaan, untuk apa mengadakan telaah atau analisis kesalahan berbahasa pada
pelajar, jika kenyataan seperti itu merupakan hal yang bersifat alamiah?. Bagi
seorang tenaga edukasi, jawaban dari pertanyaan tersebut mempunyai arti yang
sangat besar, karena jawaban tersebut akan dijadikan titik berangkat dalam
mengadakan perbaikan-perbaikan dan inovasi-inovasi pembelajaran secara
berencana.
Menurut Henry Guntur Tarigan dan Jago Tarigan, menelaah kesalahan
berbahasa para pelajar, mengandung dua maksud utama yaitu:
1. Untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan dalam membuat atau
menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakekat belajar mengajar.
2. Untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan para
pengembang kurikulum, bagian mana dari bahasa sasaran yang sukar
diproduksi oleh para pembelajar secara baik dan benar, serta tipe kesalahan
5
Hendry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, h.
141-142.
12
6
Hendry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, h.
142.
7
Hendry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, h.
142.
8
Jos Daniel Parera, Lingusitik Edukasional, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 143.
13
1. Mengumpulkan data
2. Mengidentifikasikan kesalahan
3. Mengklasifikasikan kesalahan
4. Menjelaskan frekuensi kesalahan
5. Mengoreksi kesalahan.
Sementara menurut Parera,9 analisis kesalahan dapat dilakukan dengan
langkah-langkah:
1. Pengumpulan data,
2. Identifikasi kesalahan, baik secara khusus maupun umum,
3. Klasifikasi atau pengelompokan kesalahan,
4. Pernyataan tentang frekuensi tipe kesalahan,
5. Identifikasi lingkup tipe kesalahan, dan
6. Usaha perbaikan.
Dari paparan di atas diartikan analisis kesalahan berbahasa adalah suatu
prosedur kerja yang biasa digunakan peneliti atau guru bahasa yang meliputi
kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang
terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan
kesalahan itu dan mengevaluasi taraf kesalahan, serta melakukan perbaikan.
Secara lebih detail, metode analisis kesalahan berbahasa itu dilakukan dengan
mengumpulkan sampel kesalahan yang diperbuat siswa baik dalam karangan atau
bentuk lainnya secara cermat dan detail. Kesalahan berbahasa yang sudah terkumpul
ini dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, mengklasifikasikan kesalahan berbahasa itu berdasarkan tataran
kebahasaan misalnya kesalahan bidang fonologi, morfologi, sintaksis, wacana atau
semantik.
9
Jos Daniel Parera, h. 145.
14
E. Zaenal Arifin dan Farid hadi, 1001 Kesalahan Berbahasa, (Edisi II, Cet. II ; Jakarta:
10
11
Jos Daniel Parera, h. 86- 89.
12
Ibnu Rawandhy N. Hula dan Damhuri, Bahasa Arab Untuk Para Pemula, (Cet. II;
Gorontalo, 2010), h. 136.
16
Pada contoh di atas, tampak terjadi kesalahan karena adaya penambahan alif
lam ta’rif pada idhfah yang semestinya digugurkan. Memang betul bahwa maf’ul bih
boleh saja berbentu ma’rifah. Akan tetapi terdapat kaidah lain, bahwa isim yang
didhafahkan (disandarkan) kepada kata lain atau kata ganti, maka alif lam ta’rif
harus digugurkan. Namun dalam proses pembelajaran, kasus-kasus seperti di atas
tidak jarang dijumpai, khususnya bagi para pembelajar bahasa Arab tingkat pemula.
13
Fuad Ni’mah, Mulakhkhash Qawaid al-Lugah al-Arabiyyah, Juz II, (Cet. IX; Beirut: Dar
al-Tsaqafah al-Islamiyah, t.th.), h. 16.
17
14
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Thuruq Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah, (Cet. I; Mishr:
Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1979), h. 247.
19
15
H. Tayyar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab
(Edisi I, Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 199-200.
20
16
Hendry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, op. cit., h. 188-189; Bandingkan dengan Fahmi
Ali Yunus et.al., Asasiyat Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah wa al-Tarbiyah al-Diniyah, (al-Qahirah: Dar
al-Tsaqafah, 1981),h. 264-265.
21
B. Ta’bir al-Mushawwar
1. Pengertian Ta’bir Mushawwar
Istilah ta’bir sering disamakan dengan Insya’. Istilah ta’bi>r didefinisikan
sebagai sarana komunikasi antara individu dan masyarakat dengan mengungkapkan
apa yang terdapat dalam pikiran dan perasaan.17 Ta’bir terbagi dua, yaitu: ta’bi>r
syafahi (ekspresi lisan) dan ta’bir kita<biy (ekspresi tulisan). Kedua jenis ta’bir
tersebut merupakan sarana untuk menyampaikan informasi, baik secara lisan
maupun tertulis. Istilah ta’bir sebagai sebuah mata kuliah diartikan sebagai sarana
untuk membiasakan mahasiswa mengungkapkan pikiran dengan bahasa yang baik
dan benar. Di samping tujuan itu, ta’bir juga bertujuan untuk meningkatkan
kuantitas kosa kata dan membiasakan mereka untuk merangkai pikiran.18 Sering
juga didefinisikan sebagai kegiatan pembelajaran yang terencana yang dilaksanakan
sesuai dengan langkah-langkah sistematis yang bertujuan untuk mengantar
mahasiswa mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman sehari-hari,
baik secara lisan maupun secara tertulis dengan menggunakan bahasa yang benar
berdasarkan kerangkan berpikir tertentu.19
Sementara itu, Ra>tib Qasim ’A<syu>r dan Muhammad Fuad al-Hawa>midah
mengemukakan definisi sebagai kegiatan sastrawi dan sosial yang merupakan cara
pengungkapan pikiran, perasaan, dan keinginan seseorang dengan bahasa yang benar
dan deskripsi yang indah.20
17
Wazarat al-Tarbiyat wa al-Ta’li>m, al-Ta’bi>r al-Kita>bi>y Baina al-Nazhariyat wa al-Tathbi<q,
(al-Ida>rat al-Tarbawiyah: Isra>i>l, t.th.), h. 2.
Mu>sa Ibrahim al-Turbasi>y, Dira>sa>t fi> Asa>li>b Tadri>s al-Lugah al-‘Arabiyah, (al-Najf al-
18
‘Arabiyah Baina al-Nazhariyat wa al-Tathbi>q, (t,tp: Da>r al-Masi>rah li al-Nasyri wa al-Tawzi>’ wa al-
Thiba’ah, 2003), h. 199.
22
2. Klasifikasi Ta’bir
Ta’bir dari segi bentuknya dikelompokkan menjadi dua, yaitu: ta’bir syafahi>
(ekpresi lisan) dan ta’bir tahri>ri>y (ekspresi tertulis).21 Ta’bir syafahi> adalah bertujuan
agar mahasiswa mengungkapkan pikiran tanpa menulisnya. Keterampilan ini
dipandang sebagai bagian yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa dan
penggunaannya. Adapun ta’bir tahriri>y merupakan sarana komunikasi antara
individu dengan orang lain yang dipisahkan oleh jarak waktu dan tempat. Sarananya
adalah kalimat tertulis dengan gaya bahasa yang indah, serasi, teliti dalam memilih
diksi, merangkai kata-kata, dan menghubungkan satu sama lain.
Di antara bentuk ta’bir syafawi>y, adalah:
1. Ekspresi bebas
2. Mendeskripsikan gambar
3. Mengekspresikan alur pikiran yang telah dibaca.
4. Menggunakan kisah dalam mengungkapkan pikiran
5. Ekspresi mahasiswa tentang kehidupan mereka sehar-hari, baik di lingkungan
kampus maupun di luar kampus.
21
Mu>sa Ibrahim al-Turbasi>y, h. 67.
23
22
I<nas ‘Abd al-Maji>d Lathi>f dan Mi>sa>’ Muhammad Kari<m Ahmad, “Dha’fu Kita>bat al-Ta’bi>r
‘Inda Tha>liba>t Ma’a>hid I’da>d al-Mu’allima>t, http://www.iasj.net/iasj?func=fulltext&aId=55986,
diakses tanggal 10 September 2015.
23
Hana>n Shubhi ‘Azi<z, Atsar Ikma>l al-Qishshat fi< Tahshi>l al-Ta’bi<r al-Tahriri> fi al-Marhalat
al-Ibtidaiyyah, “Tesis”, Fakultas Tarbiyah Universitas Bagdad, tahun 1994, h. 19-23.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan merupakan cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan menjelaskan
suatu fenomena yang berhubungan erat dengan tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan
dalam analisis ini adalah pendekakatn kualitatif. Pendekatan kualitatif menyarankan bahwa
analisis yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada. Dalam hal ini, fakta
yang dimaksudkan adalah hasil pekerjaan pada ta’bir mushawwar mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab Semester III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai
Gorontalo tahun 2015.
B. Jenis Data
Data yang merupakan hasil pekerjaan dari tugas mata kuliah ta’bir mushawwar
mahasiswa Program Studi {Pendidikan bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Sultan Amai Gorontalo semester III merupakan sebuah data yang berbentuk dokumen. Data
inilah yang akan ditelaah dan dikaji untuk menemukan bentuk-bentuk kesalahan dalam semua
tataran kebahasaan. Dengan demikian, analisis ini berjenis studi dokumen. Studi dokumen
digunakan untuk mengkaji bentuk-bentuk kesalahan mahasiswa dalam mengungkapkan ide
mereka yang dituangkan dalam bentuk teks tertulis berdasarkan gambar yang telah dipilih untuk
dideskripsikan. Pada penelitian ini, penulis memilih salah satu tema dari materi ta’bir
mushawwar, yakni terkait dengan hari raya Idul Adha.
Analisis ini mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, bersifat deskriptif. Artinya,
analisis ini bermaksud mendeskripsikan bentuk kesalahan-kesalahan dalam karangan mahasiswa
dengan tanpa memberikan perlakuan dalam bentuk apa pun pada sumber data. Analisis ini
bersifat deskriptif, karena analisis terhadap kesalahan-kesalahan penyusunan kalimat pada
24
25
sumber data. Kedua, analisis ini bersifat alamiah. Maksudnya, analisis ini dilakuakan dalam
situasi yang alami dan wajar. Di sini penulis hanya mencatat data seperti apakah ada
bentuk kesalahan penyusunan kalimat dalam ta’bir mushawwar mahasiwa semester III Program
Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai
Gorontalo tahun 2015. Analisis ini bersifat induktif, artinya analisis ini tidak bermaksud
mengkaji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Namun, analisis ini dimaksudkan untuk
menarik keimpulan dengan berdasarkan data yang diambil dari hasil ta’bir mushawwar
mahasiwa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2015.
3. Pengumpulan Data
a) Data dan Sumber Data Analisis
Data analisis ini adalah karangan mahasiwa semester III Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2015.
Kesalahan dalam karangan tersebut adalah kesalahan pada tataran kata, frasa, klausa, dan
kalimat. Selanjutnya dalam analisis ini, sumber data berasal dari hasil karangan dan deskripsi
gambar dari mahasiwa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo. Data tersebut diambil dari hasil pekerjaan
dan penugasan mahasiswa dalam mengarang dengan mendeskripsikan gambar yang telah
diberikan.
b) Teknik Pengambilan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
teknik membaca berulang-ulang dan pencatatan. Membaca berulang-ulang maksudnya
mengamati dan mencatat dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini
kesalahan-kesalahan kata, frasa, klausa, dan kalimat pada hasil karangan mahasiwa semester III
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan
Amai Gorontalo tahun 2015.
c) Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumplan data dalam analisis ini dilakukan sepanjang analisis berlangsung
dan dilakukan secara terus-menerus atau sistematis dari awal sampai akhir analisis. Kegiatan
pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca berulang-ulang atau memperhatikan
kalimat-kalimat yang ada pada ta’bir hasil pekerjaan mahasiwa semester III Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Jika terdapat kesalahan dalam penyusunan kalimat dalam karangan tersebut, dicatat atau disalin
pada kartu catatan.
27
d) Analisis Data
Data yang telah diambil kemudian dilakukan analisis secara sistematis. Data tersebut
dicatat atau disalin dalam hal kesalahan penyusunan dan penulisan, mulai dari tataran kata, frasa,
klausa, sampai kepada tataran kalimat. Data kesalahan kemudian ditulis kembali atau disalin
pada bagian pembahasan untuk dianalisis. Prosedur analisis tersebut berdasarkan pada rumusan
masalah dan tujuan yang telah ditetapkan dalam analisis ini, sebagaimana yang dikemukakan
pada bagian pendahuluan. Data-data tersebut akan dipaparkan dan dianalisis secara berurutan.
Analisis tersebut meliputi: kesalahan dalam tararan kata, frasa, klausa, dan kalimat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
28
29
Pada tahun 2009, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab pertama kali
melaksanakan wisuda sarjana, dengan 3 (tiga) orang wisudawan, sementara satu
orang tidak berhasil menyelesaikan studi tepat waktu. Dalam perjalanannya,
mahasiswa baru Program Studi Pendidikan Bahasa Arab mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Sampai tahun 2015, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan telah meluluskan 101 mahasiswa.
Dalam menjalankan kegiatan akademik di Program Studi Pendidikan Bahasa
Arab, sejak berdirinya sampai sekarang telah dipimpin oleh 3 (tiga) orang ketua
Program Studi. Program Studi PBA pada awal berdirinya, dipimpin diketuai oleh
Ibnu Rawandhy N. Hula, M.A, dari tahun 2005 – 2008. Setelah itu, Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab diketuai oleh Ibu Zohra Yasin, dari tahun 2008 – 2015.
Selanjutnya, pada tahun 2015, Program Studi PBA diketuai oleh Damhuri, M.Ag.
B. Hasil Penelitian
Penelitian tentang bentuk-bentuk kesalahan berbahasa dalam ta’bir
al-mushawwar pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo dilakukan
melalui studi dokumen hasil pekerjaan deskripsi gambar (ta’bir al-mushawwar).
Adapun materi yang dipilih sebagai data adalah tema tentang Idul Adha, yang
dideskripsikan oleh mahasiswa dalam bentuk karangan tentang Hari Raya Idul Adha.
Mahasiswa dalam hal ini diberikan kebebasan untuk mengembangkan ide tentang
konsep yang akan dituangkan dalam hubungannya dengan hari raya Idul Adha.
Adapun data tentang bentuk-bentuk kesalahan mahasiswa dalam karangan
tersebut, yang telah diklasifikasikan sebagai berikut:
30
مא
مא مא
! א
#$ א
"#& א
! ل
()$ א
! *א *א
/01 /.2ْ31
45 6 457 6
31
86 896
!> 1 % =? 1
אنA אنB
C 6
D D EF
N O PQ#
RR Q Hא RR مH
S א
T?? FU T H? F U
Q Oא مOא
/, /.2ْ3
G)X GAR1
32
RY RI31
(&Zא م א ($ Zא م א
[ C (V\ C (V\
Gd I 8 e GH א8e
] 5E ] زE
Q B 1F N 5B 1F
/01 /231
i 1 i _1
j, &< j, <
(k l_א
(7 , < (7 K <F
33
6 (d F \ F 6 (d F l F
^ $ o p G,d F ^ $ o p :?1F
א א* א
2. Tataran Frasa
a. Idhafah
BENTUK KESALAHAN PENULISAN YANG
PENULISAN MAHASISWA BENAR
jJאg j g
34
Q Z] א Q E]
?1 @ א8 E ?1 r 8 E
b. Shifah Maushuf
BENTUK KESALAHAN PENULISAN YANG
PENULISAN MAHASISWA BENAR
] J אNE i KF t Z אg ] J אNE G , אt Z אg
c. idhafah
BENTUK KESALAHAN PENULISAN YANG
PENULISAN MAHASISWA BENAR
M? J אg M? g
lS *] א lS 6 ]
א مאg مאg
M? J אyz M? yz
3. Tataran Klausa
BENTUK KESALAHAN PENULISAN YANG
PENULISAN MAHASISWA BENAR
36
, ]6 , אyz ] 6
(V\1 ( (V\8
] J ] אK U Qv ] J אyz ] 6 Qv
D T6 ]6
D /`?Bא ]V`?Bא
"V T6 1 yz T6 1
j TE ]V K j ]V K
] #? א ] #? ن אF
(EF D (EF (1 EF
1ن 1 81
| 8A g lS r Qv | 8A lS @?1 Qv
4. Tataran Kalimat
BENTUK KESALAHAN PENULISAN YANG
PENULISAN MAHASISWA BENAR
37
(d F (d .F TE "#$ א
] J م אEF (L ] V6 ] J م אEF ] V6
L r yz % > 1 L @אg%> 1
] yz T6 N• Qv ] J אyz T6 1 Qv
38
V7 TE 8 ?‚ 8?V7 TE 8 ?6א
] ^:1F ] J ^ א:1F
א
مא
مא مא
2) Pengurangan Huruf
42
3) Penambahan huruf
Selain kesalahan dalam bentuk pengurangan huruf, juga dijumpai kesalahan
dari segi penambahan huruf dari yang sebenarnya. Kasus seperti ini antara lain
dijumpai pada kata-kata berikut:
44
huruf akhirnya, sehingga terkesan seolah-olah ada huruf hamzah sukun pada
akhirnya.
Bentuk jamak dalam bahasa Arab, khususnya jamak taksir merupakan salah
satu masalah bagi pembelajar bahasa Arab di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
bentuk jamak taksir memiliki bentuk yang tidak beraturan. Oleh sebab itu, seorang
pembelajar pemula sering kesulitan dalam membuat bentuk jamak taksir, khususnya
jika belum pernah mendengar atau membaca bentuk jamak dari kata tertentu dalam
bahasa Arab.
Kesalahan seperti pada data temuan di atas, karena bentuk jamak dari kata
“Š <” mengalami perubahan bentuk, dengan adanya penambahan huruf (ziya>dah)
dari jumlah huruf pada bentuk tunggalnya.
Penggantian huruf
! א "#$ ْא
hamzah dengan ‘ain,
huruf dhad dengan dal,
dan pengguguran ya
mamdudah di akhir kata.
Penambahan huruf alif
! *א *א
dan penggantian ta
marbuthah dengan huruf
ha.
Penggantian huruf kaf
%K אL M2 אL
dengan qaf, dan huruf ha
dengan h}a.
Penggantian huruf tha
T?? FU T H? F U
dengan ta dan
pengguguran huruf ya
sebelum huruf terakhir.
Penggantian huruf tha
/? א VْH א
dengan ta, dan
pengguguran ta
marbuthah di akhir kata.
Penggantian huruf
/, /.2ْ3
hamzah dengan ‘ain, dan
huruf kaf dengan qaf.
Penggantian huruf
B> א B= ? אWא
hamzah dengan ‘ain, dan
pengguguran huruf alif.
Yang dimaksud dengan kesalahan ganda dalam hal ini adalah bahwa dalam
penulisan sebuah kata, terdapat lebih dari satu bentuk kesalahan di dalamnya. Pada
data di atas, terdapat beberapa bentuk penulisan kata dalam hasil pekerjaan ta’bir
mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2015.
Pada penulisan אyang dimaksudkan adalah “ ”א. Kesalahan pada
penulisan kata tersebut antara lain, tidak adanya huruf hamzah pada awal kata dan
adanya penggantian huruf ‘ain dengan huruf ya. Sementara itu, pada penulisan kata
“! ”אterdapat tiga bentuk kesalahan, meliputi: penggantian huruf hamzah dengan
47
‘ain, penggantian huruf dhad dengan dal, dan pengguguran huruf ya mamdudah di
akhir kata.
Pada penulisan kata “ * ”אmenjadi “! *”א. Kesalahan yang terjadi pada
penambahan huruf alif, dan penggantian ta marbuthah dengan huruf ha. Pada
penulisan kata %K אL teradapat penggantian huruf kaf dengan qaf, dan huruf ha den
gan h}a. Pada penulisan T?? FU terdapat kesalahan karena terjadi penggantian huruf
tha dengan ta dan pengguguran huruf ya sebelum huruf terakhir. Pada penulisan /? א
Terjadi kesalahan dengan adanya penggantian huruf tha dengan ta, dan pengguguran
ta marbuthah di akhir kata. Pada penulisan kata /., terdapat kesalahan, yaitu
adanya penggantian huruf hamzah dengan ‘ain, dan huruf kaf dengan qaf. Demikian
pula pada penulisan kata B> אterjadi kesalahan pada adanya penggantian huruf
hamzah dengan ‘ain, dan pengguguran huruf alif.
Berdasarkan analisis tersebut, tampak bahwa penggantian-penggantian yang
ada, terjadi pada huruf-huruf yang memiliki bunyi yang mirip atau memiliki
kedekatan dari segi makhraj. Sementara penambahan dan pengurangan huruf, terjadi
pada kesalahan dalam mempersepsikan letak penekanan pada pengucapan masing-
masing kata.
6 (d F \ F 6 (d F D A k
^ $ o p G,d F ^ $ o p :?1F
א א* א
dalam bahasa Arab tidak akrab digunakan istilah tersebut. Orang Arab lebih akrab
menggunakan istilah “TK ”وuntuk mengungkapkan makna hari terjadinya sebuah
peristiwa.
Q Z] א Q E]
?1 @ א8 E ?1 r 8 E
M? J אg M? g
lS *] א lS 6 ]
א مאg مאg
] J ] אK U Qv ] J אyz ] 6 Qv
D T6 ]6
D /`?Bא ]V`?Bא
53
"V T6 1 yz T6 1
j TE ]V K j ]V K
] #? א ] #? ن אF
(EF D (EF (1 EF
1ن 1 81
| 8A g lS r Qv | 8A lS @?1 Qv
BENTUK KESALAHAN
PENULISAN YANG BENAR
PENULISAN MAHASISWA
1ن 1 81
Kesalahan pada contoh kasus di atas adalah tidak adanya personifikasi pada
“SنF” yang menunjukkan siapa yang melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu, ungkapan
yang benar adalah: “ 1 81 ” dan “ 0`1 81 ”.
berikutnya.
Kalimat ini tidak gramatikal,
JVE ل 1F ( ;E لF 1F
sebab pelakunya adalah “ 1F”
sementara kata kerja yang
digunakan adalah untuk orang
ketiga tunggal.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan dan analisis data penelitian,
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis terhadap hasil pekerjaan mahasiswa semester III Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan
Amai Gorontalo Tahun 2015 pada mata kuliah Insya Mushawwar,
menunjukkan bahwa kemampuan menulis (maharat al-kita>bah) mahasiswa
sangat rendah. Hal ini ditunjukkan oleh terjadinya banyak kesalahan dalam
hasil karangan mereka, pada semua tataran kebahasaan.
2. Bentuk-bentuk kesalahan pada tataran kosa kata memiliki bebera bentuk,
yaitu:
a) Kesalahan dalam penulisan kata, dan bentuk-bentuknya seperti:
menggugurkan salah satu huruf pada kata, khususnya huruf-huruf mad,
seperti alif dan ya; penambahan huruf dari jumlah huruf aslinya,
khususnya huruf alif dan ya; mempertukarkan huruf-huruf yang memiliki
kemiripan bunyi, seperti huruf hamzah dengan ‘ain, huruf kaf dengan
qaf, huruf dzal dengan jim, sin dengan syin, dal dengan dadh, huruf tha
dengan ta, h{a dengan ha, dan kesalahan lebih dari satu huruf dalam
sebuah kata.
b) Kesalahan dalam pemilihan kata, sehingga sering kata yang memiliki
makna umum digunakan secara khusus dan sebaliknya, sehingga makna
kata dalam kalimat tidak jelas, dan maksud kalimat tidak tercapai.
59
60
3. Kesalahan dalam bentuk frasa dan klausa memiliki beberapa bentuk, seperti:
a) Kesalahan dalam merangkai frasa idhafi, khususnya dalam penggunaan
alif lam takrif yang sering diletakkan pada mudhaf atau sebaliknya,
mudhaf ilaih tidak berbentuk isim makrifah. Selain itu, sering terjadi
penyamarataan kaidah, sehingga mudhaf ilaih yang merupakan isim ‘alam
sering dibubuhi alif lam, pada hal isim ‘alam sudah makrifah dengan
sendirinya, sehingga tidak perlu dimakrifahkan dengan menambahkan alif
lam.
b) Kesalahan dalam menyusun frasa washfi. Bentuk kesalahan, baik
ketidakserasian antara jensi muzakkar atau jenis muannats pada struktur
shifah maushuf, ketidak serasian dari segi nakirah atau makrifah, dan
terkadang struktur shifah masuhuf disusun seperti bentuk idhafah dari
segi pembubuhan takrif.
4. Kesalahan pada tataran kalimat, secara umum menampilkan sejumlah
kalimat yang tidak gramatikal. Ketidakgramatikalan antara lain adanya fi’il
yang tidak ada fail, atau ada fa’il tanpa fi’il, penyusunan kalimat dengan
mengikuti pola kalimat bahasa Indonesia, atau bahkan sering tampak adanya
interferensi dari dialek lokal, serta adanya kalimat yang tidak memenuhi
syarat keterbacaan
B. Implikasi Penelitian
Pembelajaran bahasa Arab pada program studi pendidikan bahasa Arab
memang sedikit berat dibandingkan dengan pembelajaran bahasa Arab pada jurusan
non pendidikan bahasa Arab. Hal ini karena di samping harus membelajarkan
metode pempelajaran bahasa Arab, dan pada waktu bersamaan harus mengajarkan
empat keterampilan berbahasa secara bersamaan sebagai bekal bagi mahasiswa
61
untuk menjadi guru bahasa Arab. Menjadi guru bahasa Arab dengan penguasaan
metode dan strategi yang memadai tidak cukup tanpa penguasaan konten materi
yang akan diajarkan sebagai guru bahasa Arab.
Kelemahan-kelemahan mahasiswa sebagaimana tergambar dalam hasil
penelitian mengharuskan adanya kemauan semua pihak untuk merumuskan kembali
segala hal yang tekait dengan pembelajaran bahasa Arab untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai guru bahasa Arab. Masalah pertama yang perlu
dibenahi adalah sistem yang mendukung pembelajaran bahasa Arab, sarana dan
prasarana pembelajaran bahasa Arab, media, metode, dan strategi pembelajaran
bahasa Arab harus lebih ditingkatkan. Yang tidak kurang pentingnya adalah
perlunya rumusan baru kurikulum program studi pendidikan bahasa Arab yang
memberikan kesempatan luas kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman
belajar lebih luas, baik yang sifatnya mandiri maupun terstruktur.
Kelemahan mahasiswa yang sangat menonjol pada unsur terkecil bahasa,
yaitu kosa kata, menunjukkan lemahnya sistem dan kurikulum pembelajaran bahasa
Arab pada program studi pendidikan bahasa Arab. Hal ini diperburuk dengan sangat
variatifnya latar belakang pendidikan input mahasiswa program studi pendidikan
bahasa Arab, sehingga menyulitkan untuk memilih strategi yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan semua mahasiswa PBA. Mahasiswa yang berlatar belakang
pendidikan SMA, SMK, Madrasah, Pesantren, menyatu dalam satu kelas
pembelajaran, sehingga para dosen kesulitan untuk menemukan format pembelajaran
yang memenuhi tuntutan semua pihak.
62
DAFTAR PUSTAKA
Nuha, Ulin, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. I; Jogjakarta:
DIVA Press, 2012.
Parera, Jos Daniel, Lingusitik Edukasional, Jakarta: Erlangga, 1997.
Tarigan, Hendry Guntur dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa (Cet. X ; Bandung : Penerbit Angkasa, 1988.
Al-Turbasi>y, Mu>sa Ibrahim, Dira>sa>t fi> Asa>li>b Tadri>s al-Lugah al-‘Arabiyah, al-Najf
al-Asyraf: Mathba’at al-A<da>b, 1971.
Wazarat al-Tarbiyat wa al-Ta’li>m, al-Ta’bi>r al-Kita>bi>y Baina al-Nazhariyat wa al-
Tathbi<q, al-Ida>rat al-Tarbawiyah: Isra>i>l, t.th.
Yunus, Fahmi Ali et.al., Asasiyat Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah wa al-Tarbiyah al-
Diniyah, al-Qahirah: Dar al-Tsaqafah, 1981.
Yusuf, H. Tayyar dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab, Edisi I, Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.