Prambon)
Puja dan puji syukur, kehadirat Allah yang Maha Pengampun, yang sayang-Nya tak terukur,
meskipun tadi pagi, cuma sarapan bubur, hanya kita saja yang tak pernah bersyukur.
Sholawat dan salam kepada habibbullah, si jantung hati aminah, intan mutiara dari kota mekah,
seorang revolusioner, yang merupakan, the best of the best man, dialah nabiyyullah
Muhammad Saw.
Allah Swt. telah memberi kita baaanyak sekali nikmat, dimana, kita bisa melihat indahnya alam
dunia ini, dengan mata kita sendiri.
Kita bisa mendengar suara adzan, dan suara tartil al-Qur’an, dengan telinga kita sendiri.
Kita bisa memegang benda apapun, dengan tangan kita sendiri.
Kita bisa merasakan rasa lembut, halus, dengan kulit kita sendiri.
Kita bisa memberi salam, dan memberikan senyuman, dengan mulut kita sendiri.
Kita bisa merasakan rasa pahit, asin, dengan lidah kita sendiri.
Kita bisa melangkah, dengan kaki kita sendiri, tentunya, melangkah ke jalan yang benar.
Kita bahkan, bisa merasakan rasa galau, gundah, senang, sedih, dengan hati kita sendiri.
Namun, baanyak manusia, yang menyalah gunakan nikmat yang diberi Allah Swt.
Allah berfirman, dalam surah al-Baqarah, ayat 152, yang berbunyi:
A’udzubillahi minassyaithonirrojim, bismillahirrohmanirrohim.
“Fadzkuruuni, adzkurukum, wasykuruli, walaa takfuruun.”
Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya, Aku akan ingat pula kepadamu, dan janganlah kamu,
mengingkari nikmat-Ku.
Allah yang Maha bijaksana, telah memperingtkan kepada kita, agar selalu mensyukuri nikmat-
Nya. Jika tidak, Allah akan melaknat kepada kita, dengan cara apapun, bagaimanapun..., dan
kapanpun....
Allah juga berfirman, dalam surah Ibrahim, ayat 7, yang berbunyi:
A’udzubillahi minassyaithonirrojim, bismillahirrohmanirrohim.
“Lain Syakartum la’aziidannakum, wala in kafartum, inna ‘adzaabi lasyadiid.”
Sesungguhnya, jika kamu mensyukuri nikmat-Ku, maka, Aku akan menambah nikmatmu.
Jika kamu, mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya, azabku sangatlah pedih.
Allahumma sholli ‘ala Muhammad..
Banyak masyarakat kita salah memahami, apa itu rezeki.
Banyak yang beranggapan bahwa, rezeki itu adalah sesuatu yang berwujud uang, gaji yang
besar, banyaknya tabungan di bank, banyaknya aset yang kita miliki, seperti kendaraan,
properti, dan berbagai hal lainnya. Intinya, mereka berfikir bahwa rezeki itu hanyalah harta.
Justru, yang harus kita waspadai adalah, ketika kita hidup serba berkecukupan, penuh dengan
kemudahan dan kesenangan , akan membuat kita condong bersikap kufur, sombong, angkuh dan
justru lupa diri untuk bersyukur kepada Allah Swt.
Demikianlah yang dapat Rafa sampaikan, semoga, bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Wabillaahi taufiq wal hidayah, wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.