Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN TEKNIS

KEGIATAN PENGUMPULAN LIMBAH B3

PUSKESMAS
WIRALAGA MULYA

DINAS KESAHATAN
KABUPATEN MESUJI

JL PENGARAN MUHAMMAD ALI


DESA WIRALAGA I KECAMATAN MESUJI
KABUPATEN MESUJI
I. Kajian Teknis Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (LB3) Puskesmas Wiralaga

II. Pendahuluan (disesuiakan isinya)


Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap
pelayanannya menghasilkan limbah medis B3 dalam jumlah yang tidak sedikit.
Dengan adanya kebijakan pengelolaan limbah medis B3 maka diharapkan bagi
setiap puskesmas dapat menerapkan kegiatan pengelolaan limbah medis B3 yang
sesuai dan terpadu berdasarkan Peraturan Pemerintah No 22 tahun 2021 agar
tidak menimbulkan kerugian terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

Menurut PP 22 Tahun 2021 pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan


penetapan, pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan dan
pengolahan limbah B3. Berdasarkan karakteristiknya Limbah Medis B3
Puskesmas merupakan limbah Infeksius. Berdasarkan sumbernya Limbah Medis
B3 Puskesmas yaitu Sumber spesifik umum diantaranya Limbah infeksius, Produk
farmasi kadarluasa, Bahan kimia kadarluasa, Peralatan laboratorium
terkontaminasi B3 dan Peralatan medis mengandung logam berat seperti merkuri,
cadmium dan sejenisnya.

Limbah padat yang dihasilkan oleh Puskesmas berdasarkan karakteristik


dan ketentuan pengelolaannya secara garis besar dibagi menjadi dua bagaian
yaitu limbah padat medis (selanjutnya disebut limbah B3) dan limbah padat non
medis (domestik). Dalam rangka mencapai fungsi Puskesmas yang ramah dengan
permasalahan kesehatan lingkungan, salah satu standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan Puskesmas sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Repubik Indonesia No.1428/MENKES/SK/XII/2006 setiap Puskesmas harus
memiliki sarana dan fasilitas sanitasi diantaranya pengelolaan limbah medis pada
(limbah B3).

Tujuan Pengelolaan Limbah medis B3 sebagai berikut: (disesuiakan isinya)


1. Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar
Puskesmas dari penyebaran infeksi dan cidera.
2. Mengurangi jumlah dan potensi bahaya limbah medis padat
3. Mencegah penggunaan yang salah dan penyalahgunaan limbah medis padat
4. Terciptanya kondisi lingkungan tempat kerja yang bersih, indah, nyaman dan
sehat
III. Muatatan Kajian Persetujuan teknis di bidang Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3

A. Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu (disesuiakan isinya)

a. Puskesmas Wiralaga berdiri pada tahun 2008 dan mulai beroperasi pada
tahun 2010, dengan luas lahan yang digunakan 3.750 m2, status lahan
hibah dan luas bangunan 595 m2
b. Kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan berupa :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Pelayanan Kesehatan lingkungan.
3. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
4. Pelayanan Kesehatan ibu anak & KB.
5. Pelayanan gizi.
6. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas)
7. Pelayanan kesehatan lansia.
c. Kapasitas ruangan yang dimiliki oleh puskesmas adalah :
d. Alur Pelayanan kesehatan mulai dari Pasien Datang – Ambil Antrian di
Pendaftaran – Menunggu Panggilan Pendaftaran – Menunggu Panggilan
Poli Tujuan – Jika Puskesmas bisa melayani maka akan dilayani jika
tidak maka akan dirujuk ke Rumah sakit – Pasien yang dirujuk diberikan
Cap Klaim – Pulang, Pasien yang sudah dilayani jika pasien umum maka
ke kasir jika ada kartu jaminan maka langsung cap klaim – jika ada obat
maka ke Apotek ( obat) jika tidak langsung pulang.
e. Puskesmas Wirlaga memiliki ….. Tenaga kesehatan yang terdiri dari …
Dokter…. Perawat…. Bidan…. Gizi….. Sanitirian
f. Sumber limbah Bahan Berbahaya dan Beracun berasal dari kegiatan
operasional Puskesmas Wiralaga;
g. Sumber, jenis, karakteristik dan kode limbah yang akan disimpan
sebagai berikut :
No Jenis Limbah B3 Jumlah (Kg)/bulan
1 Pelumas/oli bekas ±5
2 limbah elektronik (lampu TL Bekas) ± 0,5
3 Baterai/aki bekas ± 5,0
4 Kemasan bekas tinta kantor (catrigde) ± 0,1
5 kain majun terkontaminasi ±1
6 Filter oli bekas ±1
7 Limbah Medis padat infeksius (Masker, ±6
sarung tangan, jarum suntik, ampul, vial,
botol infuse, dll)
8 Drum (Kemasan) Bekas Oli ± 1,5
B. Tempat Penyimpanan LB3 (disesuiakan isinya)
Kegiatan penyimpanan LB3 wajib memenuhi ketentuan :
1. Tata cara penyimpanan :
a. Tempat penyimpanan LB3
- lokasi penyimpanan LB3
1. Nama Lokasi Kegiatan : Puskesmas Wiralaga
2. Letak dan Titik : LS: 04°01.726” BT: 105°09.530”.
Koordinat TPS
3. Luas Lokasi Bangunan : 8,3 m x 4 m
TPS

Gambar 1. Titik Koordinat TPS LB3 (Lampirkan dokumentasi pemasangan titik


koordinat LB3 pada TPS LB3)
Gambar 2. Desain Bangunan TPS LB3 (disesuiakan isinya)
C. Tata Cara Pengemasan Dan Pemberian Symbol Serta Pelabelan Limbah B3

Tata Cara Pengemasan, Pemberian Simbol, Pelabelan dan Penyimpanan


Limbah B3 harus sesuai dengan :
a. Keputusan kepala Bapedal Nomor : 1 Tahun 1995 tentang Tata Cara
dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah B3.
b. Peraturan Menteri Lingkungan hidup & Kehutanan Nomor : 14 Tahun
2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3

1. Standar Kemasan Limbah B3

Gambar 1. Kemasan untuk penyimpanan limbah b3. A. Kemasan drum


penyimpanan limbah B3 cair. B. Kemasan drum untuk limbah B3 padat

2. Standar Penyusunan di Pallet

Gambar 2. Pola penyimpanan kemasan drum di atas pallet dengan jarak


minimum antar blok

3. Standar Penyusunan Limbah B3 Sesuai Karakteristiknya


Gambar 3. Penyimpanan kemasan limbah B3 dengan menggunakan rak

/
D. Tata Cara Penyimpanan Limbah B3 Dan Spesifikasi Teknis Peralatan Penyimpanan
Limbah B3

1. Tata Cara penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

1. Pengemasan Limbah B3 diatur sebagai berikut :


1.1. Limbah berbentuk cair harus dikemas dalam Botol, Jery can atau Drum
yang memiliki tutup.
2.1. Limbah berbentuk padat dikemas Karung/Jumbo bag, Box, atau
kemasan lain yang sesuai.
3.1. Setiap kemasan diberi Label dan Simbol yang sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing.
2. Penempatan Limbah B3 pada TPS Limbah B3 diatur sebagai berikut :
Semua limbah B3 yang dihasilkan disimpan pada TPS LB3 sesuai dengan
rak/blok yang ditentukan
3. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengangkutan dan
pengelolaan limbah B3 lebih lanjut yang mempunyai izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk pengangkutan
limbah B3 dari TPS paling lama sesuai dengan batas waktu penyimpanan
yang diberikan dalam izin .
4. Batas waktu penyimpanan di tempat penyimpanan sementara mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Waktu penyimpanan
a. 90 (sembilan puluh) hari sejak LB3 dihasilkan sebesar 50 kg per hari
atau lebih;
b. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak LB3 dihasilkan kurang dari 50 kg
per hari untuk LB3 kategori I;
c. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak LB3 dihasilkan kurang dari
50 kg per hari untuk LB3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik, sumber
spesifik umum, dan dari sumber spesifik khusus;
3. Tata cara penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Limbah B3 yang dihasilkan oleh bagian-bagian diserahkan ke bagian
Environment.
2. Bagian mengisi Form Serah Terima Limbah B3 KE TPS, tentang nama
Limbah B3, Jumlah yang diserahkan, dan keterangan Limbah B3.
3. Setelah form serah terima diisi lengkap oleh bagian penghasil limbah B3
dan diterima oleh bagian Environment, maka Bagian Environment
melalui petugas Cleaning Service akan mengkoordinasikan serah terima
limbah B3 dari bagian penghasil ketempat Penyimpanan Sementara (TPS)
Limbah B3.
4. Bagian penghasil menyerahkan limbah B3 secara langsung ke TPS
Limbah B3 pada siang hari dan pada hari kerja Non Shift Senin - Jum'at,
jam 09.00 s/d 16.00 WIB, dan penyerahan diluar ketentuan ini di
kordinasikan terlebih dahulu dengan Bagian Environment.
5. Pengemasan Limbah B3 diatur sebagai berikut :
a) Limbah berbentuk cair harus dikemas dalam Botol, Jery can atau
Drum yang memiliki tutup.
b) Limbah berbentuk padat dikemas Karung/Jumbo bag, Box, Plastik
atau kemasan lain yang sesuai.
c) Setiap kemasan diberi Label dan Simbol yang sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing.
d) Limbah Patologis disimpan dalam lemari pendingin sebelum
dilakukan pengelolaan akhir
6. Penempatan Limbah B3 pada TPS Limbah B3 diatur sebagai berikut :
Semua limbah B3 yang dihasilkan disimpan pada TPS LB3 sesuai dengan.
rak/blok yang ditentukan
7. Bagian Environment, melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk
pengangkutan dan pengelolaan limbah B3 lebih lanjut yang mempunyai
izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk
pengangkutan limbah B3 dari TPS paling lama sesuai dengan batas
waktu penyimpanan yang diberikan dalam izin.
8. Bagian Environment mencatat setiap keluar masuknya Limbah B3 pada
TPS Limbah B3, kedalam Neraca Limbah B3 untuk dilaporkan kepada
Instansi terkait.
9. Batas waktu penyimpanan di tempat penyimpanan sementara mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. Setiap pengiriman Limbah B3 kepada Vendor Pengelola harus disertai
bukti manifest. Setelah pengangkutan, penghasil diberikan bukti
manifest salinan 3 warna hijau, dan setelah limbah B3 selesai dikirim ke
pengelola, penghasil diberikan bukti manifest salinan 7 warna ungu

4. Pengemasan Limbah B3
Penyimpanan LB3 wajib memenuhi ketentuan persyaratan kemasan.
1. Pengemasan dapat menggunakan drum, jumbo bag, tangki
intermediated bulk container (IBC), kontainer, dan/atau kemasan lain
sesuai dengan karakteristik LB3;
2. Kemasan LB3 wajib dilekatkan simbol dan label LB3;
3. Penyimpanan kemasan LB3 dapat ditumpuk berdasarkan jenis
kemasan, jarak antara tumpukan kemasan dengan atap paling rendah
1 (satu) meter, disimpan dengan sistem blok;
4. LB3 dikemas sesuai dengan jenis, karakteristik, dan/atau
kompatibilitasnya;
5. Mempertimbangkan terjadinya pengembangan volume LB3,
pembentukan gas, atau terjadinya kenaikan tekanan;
6. LB3 dari sumber spesifik khusus berupa abu terbang (fly ash) debu
besi/baja, gipsum, kapur (CaCO3), dan copper slag dilakukan
pencegahan disperse LB3 melalui penutupan dengan bahan terpal
kedap air atau bahan sejenis yng kedap air, dan dilakukan penyiraman
secara berkala.

E. Pemantauan dan pelaporan


1. Pemantauan dan pengawasan terhadap kegiatan penyimpanan LB3;
2. Pemeriksaan kemasan LB3;
3. Pencatatan LB3 yang masuk dan keluar dari tempat penyimpanan (jenis,
karakteristik, dan waktu);
4. Pembuatan neraca LB3 (sumber, jenis, karakteristik, jumlah/volume LB3
yang dihasilkan, jumlah/volume LB3 yang diserahkan kepada pihak
ketiga);
5. Dokumen pencatatan LB3 wajib dilaporkan kepala pejabat penerbit
Persetujuan Lingkungan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan;
6. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengangkutan dan
pengelolaan limbah B3 lebih lanjut yang mempunyai izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk pengangkutan limbah B3 dari
TPS paling lama sesuai dengan batas waktu penyimpanan yang diberikan
dalam izin.
F. Internalisasi Biaya Lingkungan Hidup (disesuiakan isinya)

Keterangan
No Rincian Penggunaan Biaya/Tahun %Investasi Peruntukan
Biaya

A Total Pembangunan TPS LB3 Pembangunan


Fisik TPS LB3
dan Penunjang

B Operasional & Pemeliharaan/Bulan

Operasional
B.1 Biaya Pengoperasian al TPS LB3
TPS LB3
(Biaya
Kerjasama dan
Operasional
Lain)

C Tanggap darurat/Tahun Dana tanggap


darurat jika
terjadi keadaan
Darurat

D Pengembangan Teknologi Biaya


perbaikan
TPS LB3,
salurandll
E Pengembangan SDM Biaya pelatihan
untuk SDM
LB3
TOTAL

G. Sistem Tanggap Darurat Berupa Dokumen Program Kedaruratan Penyimpanan


Limbah B3

1. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dan kotak obat P3K untuk petugas
yang menangani limbah B3
2. Memasang alarm untuk mendeteksi adanya kebakaran yang terhubung
langsung dengan petugas jaga (Emergency Call) yang akan
menginformasikan keadaan darurat kepada Ketua Tim Tanggup darurat
dan menyediakan APAR untuk pemadaman kebakaran.
3. Membuat bak penampungan ceceran limbah B3 dengan kemiringan 1%
untuk menampung tumpahan limbah B3.
4. Membuat sistem drainase untuk mencegah adanya air hujan masuk
kedalam bangunan TPS yang berpotensi membuat limbah B3 keluar
bangunan TPS.
5. Petugas jaga selaku Emergency Call menerima, mencatatat dan
menyampaikan kepada ketua Tim Tanggap Darurat.
6. Ketua Tim Tanggap Darurat memimpin tindakan penanggulangan keadaan
darurat (tumpahan, banjir/kerendahan air atau kebakaran) bersama
Anggota Tim Tanggap Darurat.
7. Ketua Tim mengevaluasi tindakan penanggulangan keadaan darurat
(tumpahan, Banjir/kerendahan air atau kebakaran) bersama anggota Tim
tanggap Darurat.
8. Ketua Tim Tanggap Darurat melaporkan tindakan penanggulangan
keadaan darurat (tumpahan, banjir/kerendahan air atau kebakaran)
bersama anggota Tim Tanggap Darurat kepada Pemimpin Perusahaan.

Gambar 5. Peralatan Tanggap Darurat (Lengkapi dengan gambar peralatan


tanggap darurat yang dimiliki)

Gambar 6. Flow chat penanganan Limbah B3 (disesuiakan isinya)


H. Kewajiban Pemenuhan Kajian Teknis Penyimpanan Limbah B3

Penanggung jawab Kegiatan mempunyai kewajiban :


1. Mematuhi jenis limbah bahan berbahaya dan beracun yang disimpan serta
limbah B3 lainnya yang dihasilkan dari kegiatan produksi;
2. Tidak menyimpan dan menerima limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3), dari pihak dan/atau sumber lain;
3. Jika menyimpan jenis limbah bahan berbahaya dan beracun diluar huruf a,
maka penanggung jawab kegiatan wajib melaporkan atau konsultasi ke
Kementerian Negara Lingkungan Hidup;
4. Memasang Label dan simbol kemasan disesuaikan dengan jenis dan
karakteristik limbah bahan berbahaya dan beracun;
5. Melaksanakan segala ketentuan tentang tata cara dan persyaratan teknis
mengenai penyimpanan limbah B3 seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 Tentang Penyimpanan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
6. Memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peratutan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol
dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun;
7. Melaksanakan tata cara penyimpanan :
a. Mengatur semua limbah bahan berbahaya dan beracun yang disimpan
sesuai jenis, karakteristik, pada tempat yang sudah ditentukan;
b. Menghindari tumpahan, ceceran dari jenis-jenis limbah bahan berbahaya
dan beracun yang disimpan khususnya yang mudah terbakar atau
meledak, dan prosedur housekeeping yang baik harus dilaksanakan.
8. Mencatat jumlah limbah bahan berbahaya dan beracun yang keluar dan
masuk tempat penyimpanan sesuai jenis dan jumlah volumenya ke dalam
formulir Neraca Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
9. Menyimpan limbah bahan berbahaya dan beracun wajib diupayakan sebagai
berikut :
a. Langsung diangkut atau dibawa oleh perusahaan pengumpul dan/atau
ke fasilitas pengolahan, yang telah mempunyai izin dari Kementerian
Negara Lingkungan Hidup;
b. Dilakukan upaya 3R (Reuse, Recycle, Recovery) untuk keperluan sendiri,
sesuai sifat dan karakteristik limbah tersebut dengan mengacu pada
peraturan yang berlaku;
c. Dimanfaatkan oleh pihak lain sebagai bahan baku dan pendukung
kegiatan industri tertentu, yang telah mempunyai izin pemanfaatan dari
Kementerian Negara Lingkungan Hidup;
10. Apabila limbah B3 ada penambahan jenis atau tidak sesuai dengan izin
penyimpanan, maka pihak penanggung jawab usaha/kegiatan dapat
mengajukan izin penyimpanan sementara limbah B3 yang baru.

SOP Sistem Tanggap Darurat

Gambar 7. SOP Sistem Tanggap Darurat (disesuiakan isinya)


I. Tenaga kerja yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang pengelolaan Limbah
B3

Telah memiliki tenaga kerja yang memiliki kompetensi di bidang pengelolaan


LB3 disertai bukti berupa sertifikat kompetensi.

Gambar 8. sertifikat kompetensi di bidang Penyimpanan Limbah B3


(Lampirkan Petugas yang memiliki sertifkat kompetensi)

III. Penutup

Demikian kajian teknis Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

(LB3) untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KEPALA PUSKESMAS,

[NAMA LENGKAP]
Pangkat/Gol
NIP.

Anda mungkin juga menyukai