Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Masramah, S.Pd
Asal Institusi : SD Negeri 3 Jambu Hilir
Petunjuk: Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah, langkah
selanjutnya adalah menentukan akar penyebab masalah yang paling
mendekati konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya. Gunakan
petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam penentuan akar penyebab
masalah:

1. Berkonsultasi dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas


Sekolah/Rekan Sejawat dan pakar/pihak terkait:
 Diskusikan temuan Anda mengenai penyebab masalah
 Bagikan informasi tentang penyebab masalah yang telah Anda
identifikasi dan jelaskan konteks spesifik yang Anda hadapi.
 Tanyakan pendapat, saran, dan rekomendasi mereka dalam
menentukan akar penyebab masalah yang paling relevan.
2. Analisis dan Pertimbangan:
 Tinjau kembali data dan informasi yang telah Anda kumpulkan
selama eksplorasi penyebab masalah.
 Pertimbangkan konteks kelas/sekolah yang Anda hadapi dan
evaluasi akar penyebab masalah yang paling relevan untuk
situasi tersebut.
 Identifikasi akar penyebab masalah yang memiliki dampak
signifikan terhadap hasil pembelajaran atau tantangan yang
dihadapi oleh guru dalam tugas sehari-hari.
3. Penentuan Masalah dan Akar Penyebab:
 Pilih minimal 2 (dua) masalah yang paling sesuai dengan tugas
keseharian guru.
 Jelaskan akar penyebab dari setiap masalah yang dipilih secara
rinci.
 Tinjau kembali penelitian dan analisis Anda untuk memastikan
akar penyebab tersebut relevan dan memiliki potensi untuk
diatasi.

Pastikan untuk mencatat informasi yang diperoleh dalam lembar kerja dan
gunakan sebagai panduan dalam langkah-langkah berikutnya untuk
menemukan solusi bagi masalah yang telah diidentifikasi
Masalah
Hasil eksplorasi
Analisis akar penyebab terpilih yang
No penyebab Akar penyebab masalah
masalah (data pendukung) akan
masalah
diselesaikan
1 1. 40% peserta Motivasi belajar peserta Berdasarkan akar penyebab 1. Rendahnya
didik kelas IV didik yang rendah pada masalah ditentukan analisis aktivitas
SD Negeri 3 mata pelajaran akar penyebab masalah dan hasil
Jambu Hilir matematika materi utama yaitu : belajar
memiliki pecahan di kelas IV SD Guru belum melakukan Peserta
Motivasi belajar Negeri 3 Jambu Hilir di pembelajaran dengan model didik kelas
yang rendah sebabkan : dan metode yang tepat serta IV SD
pada mata 1. Belum maksimalnya menarik yang sesuai dengan Negeri 3
pelajaran upaya guru dalam pembelajaran matematika Jambu Hilir
matematika menciptakan pada materi ajar pecahan. dalam
materi pecahan. semangat belajar Hasil analisisnya sebagai pembelajar
Di sebabkan : peserta didik. berikut : an
1. Peserta didik 2. Guru belum 1. Peserta didik yang matematika
terlihat bosan melakukan mengalami rendahnya pada materi
saat pembelajaran dengan keinginan/dorongan dan pecahan.
pembelajaran model dan metode ketertarikan dalam
karena metode yang tepat dan belajar karena bosan 2. Guru
pembelajaran menarik yang sesuai dengan cara belum
yang diterapkan dengan pembelajaran pembelajaran yang maksimal
guru kurang matematika pada monoton, yaitu peserta dalam
menarik. materi ajar operasi didik hanya menerapka
2. Matematika pecahan. mendengarkan dan n metode
seringkali mencatat. Selain itu juga dan model
dianggap dengan adanya indikator yang tepat
pelajaran yang yang mempengaruhi dalam
sulit oleh rendahnya motivasi pembelajar
beberapa belajar siswa seperti an
peserta didik. siswa sulit memahami matematika
3. Latar belakang materi pelajaran, siswa pada materi
peserta didik kurang konsentrasi, pecahan di
baik keluarga siswa kurang aktif, sikap kelas IV SD
maupun dan kebiasaan belajar Negeri 3
lingkungan siswa belajar dalam Jambu
sekitar yang kelas. Hilir.
kurang 2. Menurut hasil penelitian yang di
menciptakan lakukan Asep Suratman (2019)
semangat yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis TIK
belajar. Terhadap Hasil Belajar
4. Peserta didik Matematika dan Motivasi Belajar
terbiasa hanya Matematika Siswa” mengatakan
menunggu bahwa pentingya penggunaan
penjelasan dari media yang tepat dalam
guru saja pembelajaran matematika dalam
sehingga upaya meningkatkan motivasi dan
enggan hasil belajar matematika.
Matematika merupakan mata
mengexplore pelajaran yang bersifat abstrak,
pengetahuan sehingga dituntut kemampuan
tambahan dari guru untuk dapat mengupayakan
luar. metode yang tepat dan sesuai
5. Upaya guru dengan tingkat perkembangan
dalam mental siswa. Untuk itu
menciptakan diperlukan model dan media
pembelajaran yang tepat untuk
semangat
membantu siswa dalam
belajar peserta mencapai pengetahuannya,
didik masih media pembelajaran yang
kurang. menarik bagi siswa dan
6. Guru belum memotivasi siswa untuk belajar
melakukan matematika.
pembelajaran
dengan model
yang tepat dan Sumber :
beragam. file:///C:/Users/Admin/
Downloads/4828-14716-
4-PB.pdf
2 30 % peserta didik Peserta didik kelas IV SD Berdasarkan akar penyebab
kelas IV SD Negeri Negeri 3 Jambu Hilir masalah ditentukan
3 Jambu Hilir kesulitan mendapatkan analisis akar penyebab
masalah utama yaitu:
kesulitan nilai yang baik dalam
Pembelajaran matematika
mendapatkan nilai pembelajaran pada materi ajar pecahan di
yang baik dalam matematika pada materi kelas IV SD Negeri 3 Jambu
pembelajaran pecahan disebabkan Hilir yang masih berpusat
matematika pada 1. Guru jarang pada guru.
materi Bab 1 memberikan soal-soal Hasil analisisnya sebagai
pecahan latihan yang berkaitan berikut :
dengan materi
disebabkan :
pelajaran. 1. Keberhasilan proses
1. Peserta didik 2. Pembelajaran belajar diukur dari
hanya matematika pada keberhasilan peserta
mengandalkan materi ajar pecahan di didik yang mengikuti
lingkungan kelas IV SD Negeri 3 kegiatan pembelajaran
sekolah sebagai Jambu Hilir yang tersebut. Keberhasilan
media utama masih berpusat pada tersebut dapat diamati
pembelajaran guru. dari beberapa sisi yaitu
2. Faktor dari sisi tingkat
kemajuan pemahaman, tingkat
teknologi penguasaan dan
dimana peserta banyaknya soal yang
didik terlalu mampu dikerjakan
asyik bermain dengan benar, makin
gawai sehingga tinggi pemahaman dan
lupa mengulang penguasaan siswa dalam
pembelajaran suatu pembelajaran dan
dirumah. makin banyak soal yang
3. Beberapa mampu dikerjakan
peserta didik dengan benar
kurang fokus diharapkan semakin
pada saat tinggi tingkat
pembelajaran keberhasilan
berlangsung. pembelajaran tersebut.
4. Guru jarang Sumber :
memberikan http://eprints.ums.ac.id/
soal-soal yang 52933/
berkaitan
dengan Menurut jurnal milik Biman
pecahan. (2021) yang berjudul “
5. Peserta didik Meningkatakn kemampuan
kesulitan dalam menyeselesaikan soal
menyelesaikan matematika bentuk cerita
pecahan karena melalui metode latihan soal pada
siswa kelas VI SD Negeri
belum
Bandar” mengatakan : Melalui
menguasai metode latihan maka siswa akan
konsep dasar terbiasa dalam mengerjakan soal
pecahan. matematika berbentuk soal soal
6. Pembelajaran latihan, karena dengan sudah
yang masih terbiasa maka siswa akan tertarik
berpusat pada dan menyenanginya sehingga
guru. akan mambuat siswa menjadi
menggemari pelajaran
Matematika.

Menurut Ivan Pavlov (1849-


1936) dalam Sanjaya (2013:118)
“pengkondisian ini harus
dilakukan secara berulang-ulang
sehingga membentuk tingkah laku
tertentu”. Oleh sebab itu, maka
diperlukan teknik yang dapat
membantu dengan melatih siswa
untuk memahami langkah-
langkah pengerjaan soal soal
latihan dengan benar sehingga
siswa akan mudah
mengerjakannya dan mengetahui
jawaban yang diminta dari
pertanyaan soal tersebut.

3. (Menurut Gage dan Berliner


(2022) mengatakan bahwa
pengajar harus memiliki 4 fungsi,
salah satunya adalah
menggairahkan siswa. Dalam
kegiatan rutin di kelas sehari-hari
pengajar harus berusaha
menghindari hal-hal yang
monoton dan membosankan.
Tidak didominasi dengan
kegiatan ceramah atau
pembelajaran yang berpusat
kepada guru. Sumber
:https://jim.usk.ac.id/p
gsd/article/view/7736/3
350

3 Guru belum begitu Guru belum begitu Berdasarkan hasil analisis


memahami memahami karakteristik ditentukan akar penyebab
karakteristik dari utama masalah tersebut
dari model-model
model-model adalah :
pembelajaran pembelajaran inovatif Guru enggan menggunakan
inovatif disebabkan oleh : model dan metode
disebabkan : 1. Guru enggan pembelajaran yang inovatif
1.Guru masih menggunakan model disebabkan merasa lebih
beranggapan dan metode mudah dan praktis dengan
model pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran inovatif disebabkan pembelajaran klasik.
klasik lebih merasa lebih mudah Hasil analisisnya sebagai
praktis. dan praktis dengan berikut :
2.Guru kurang menggunakan model 1. Menurut Umar Mansyur dalam
memiliki pembelajaran klasik. peneliitiannya yang
kepercayaan diri 2. Guru kurang berjudul “Pembelajaran
dan keinginan memiliki kepercayaan Inovatif Bahasa
untuk diri dan keinginan Indonesia di SD”
mengimplementsi untuk mengatakan bahwa
kan Pembelajaran inovatif
pembelajaran mengimplementsikan dapat diartikan sebagai
inovatif. pembelajaran inovatif. pembelajaran yang
3.Guru enggan dirancang oleh guru, yang
untuk mengikuti sifatnya baru, tidak
pelatihan dan seperti yang biasanya
seminar tentang dilakukan, dan bertujuan
model-model untuk menfasilitasi siswa
pembelajaran dalam membangun
yang inovatif dan pengetahuan sendiri
kreatif. dalam rangka proses
perubahan perilaku ke
arah yang lebih baik,
sesuai dengan potensi
dan perbedaan yang
dimiliki siswa.

Menurut Surachman
(2018) Kebanyakan
proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh
guru adalah
pembelajaran
konvensional
(tradisional) yaitu
menggunakan metode
ceramah, Tanya jawab
dan pemberian tugas
yang disebabkan
persepsi guru yang
beranggapan bahwa
lebih mudah
menerapkan
pembelajaran bersifat
konvensional
,pendekatan metode ini
kurang mampu menarik
minat siswa sehinggga
mengakibatkan
rendahnya kemampuan
penalaran siswa.
(https://jurnal.usk.ac.i
d/PEAR/article/view/7
524/6192)

2. Menurut Hasmiana Hasan


dalam jurnalnya yang
berjudul ” Kendala yang
Dihadapi guru Dalam
Proses Belajar Mengajar
Matematika di SD
Negeri Gani Kabupaten
Aceh Besar”
mengatakan guru
kurang memiliki
kepercayaan diri dan
keinginan untuk
mengimplementasikan
pembelajaran inovatif
merupakan faktor utama
guru belum maksimal
mengimplementasikan
model-model
pembelajaran inovatif.
Guru harus lebih
percaya diri dan
mencoba
mengimplementasikan
pembelajaran inovatif
walaupun dengan waktu
yang terbatas. Untuk bisa
meningkatkan
kepercayaan diri harus
banyak membaca dan
banyak mencoba.
Kebanyakan proses
pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru
adalah pembelajaran
konvensional (tradisional)
yaitu menggunakan
metode ceramah, Tanya
jawab dan pemberian
tugas. Pendekatan metode
ini kurang mampu
menarik minat siswa
sehinggga mengakibatkan
rendahnya kemampuan
penalaran siswa.
Sumber:
https://jurnal.usk.ac.id/P
EAR/article/view/7524/61
92)

4 Guru belum Guru belum memahami Berdasarkan hasil analisis


memahami secara secara utuh tentang ditentukan akar penyebab
utuh tentang HOTS sehingga kurang utama masalah tersebut
HOTS sehingga mampu merancang dan adalah :
kurang mampu melaksanakan Guru tidak menguasai
merancang dan pembelajaran berbasis konsep dan manfaat
melaksanakan HOTS di sebabkan : pembelajaran HOTS
pembelajaran Guru belum mencari merupakan penyebab utama
berbasis HOTS di informasi dan menggali pemahaman tentang HOTS
sebabkan : tentang pembelajaran masih kurang. Akibatnya
1. Peserta didik HOTS sehingga masih tidak mampu merancang
belum mampu melaksanakan dan melaksanakan
menggunakan pembelajaran berbasis pembelajaran HOTS,
pengetahuan LOTS dan MOTS. begitupula dengan membuat
mereka untuk soal level HOTS. Karena
diterapkan berada di zona nyaman guru
kedalam situasi tidak cukup
yang baru. mengembangkan dirinya
2. Guru belum untuk menggali berbagai
mencari informasi tentang
informasi dan pembelajaran HOTS. Karena
menggali tidak memahami konsep
tentang pembelajaran HOTS maka
pembelajaran guru kurang mengetahui
berbasis HOTS. manfaat pembelajaran
3. Guru jarang HOTS untuk peserta didik
memberikan sehingga masih
contoh soal menggunakan pembelajaran
yang berbasis LOTS dan MOTS.
HOTS dan Sumber :
terbiasa https://www.scribd.com/do
mengerjakan cument/585344167/LK-1-3-
soal bertipe Penentuan-Penyebab-
LOTS dan MOTS Masalah-Putri-Martya-C-P
karena
menganggap
siswa belum
mampu.
4. Guru jarang
mengikuti
pelatihan
tentang cara
merancang dan
melaksanakan
pembelajaran
berbasis HOTS.
5 Belum Belum maksimalnya Setelah dianalisis akar
maksimalnya pemanfaatan TIK di SD penyebab masalah terkait
pemanfaatan TIK Negeri 3 Jambu Hilir Guru guru masih belum
di SD Negeri 3 dalam pembelajaran terampil
Jambu Hilir dalam disebabkan: dalam memanfaatkan
pembelajaran 1. Guru masih belum media pembelajaran adalah :
disebabkan: terampil dalam Guru belum mahir dalam
1. Guru masih membuat media membuat media
belum terampil pembelajaran pembelajaran berbasis IT.
dalam berbasis IT. Media pembelajaran
menggunakan merupakan salah satu
teknologi sarana penyalur pesan dan
karena informasi belajar. Media
wawasan guru pembelajaran yang
masih minim dirancang secara baik,
mengenai sangat membantu peserta
kegunaan didik dalam mencerna dan
teknologi memahami materi pelajaran.
dalam Perkembangan teknologi
pembelajaran. informasi di era globalisasi
2. Kreativitas dan informasi saat ini,
guru dalam memacu perkembangan
memanfaatkan media pembelajaran
teknologi semakin majupula.
belum optimal Penggunaan Teknologi
3. Kemauan dan Informasi sebagai media
semangat pembelajaran sudah
untuk merupakan suatu tuntutan.
mengubah Walaupun perancangan
paradigma media berbasis IT
pembelajaran memerlukan keahlian
abad 21 masih khusus, bukan berarti media
kurang. tersebut dihindari
4. Penggunaan dan ditinggalkan.
media TIK Pembelajaran menjadi lebih
yang belum menarik dan interaktif
maksimal dengan Penggunaan media
seperti pembelajaran berupa foto
membuat PPT ataupun video, dapat
dan video menarik perhatian siswa
pembelajaran bila dibandingkan dengan
penjelasan secara deskripsi
secara lisan. Guru dapat
menciptakan berbagai
kegiatan yang variatif dan
mengaktifkan siswa melalui
foto ataupun gambar obyek
yang dibahas. Penggunaan
media pembelajaran yang
dirancang sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa
dapat menimbulkan sikap
positif siswa terhadap
proses belajar mengajar.
Sumber :
https://aksiguru.com/2022/
09/05/lk-1-3-penentuan-
penyebab-masalah/

Anda mungkin juga menyukai