Anda di halaman 1dari 7

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah


Nama : SUNARYO, S.Pd
Kelas : B
Unit Kerja : SD N Cabean 1 Demak

Hasil eksplorasi penyebab Analisis akar penyebab


No. Akar penyebab masalah
masalah masalah
1 Setelah dilakukan analisis Dari hasil eksplorasi penyebab masalah Rendahnya minat dan
eksplorasi penyebab masalah maka dapat ditelusuri bahwa akar penyebab motivasi belajar siswa
penyebab munculnya masalah masalah adalah : disebabkan oleh model
rendahnya minat dan motivasi 1. Media pembelajaran yang pembelajaran yang diterapkan
belajar siswa adalah: digunakan di kelas kurang menarik di kelas kurang menarik
1. Model pembelajaran yang sehingga kurang menarik. Media sehingga kurang mampu
diterapkan di kelas kurang pembelajaran ini sekaligus meningkatkan motivasi belajar
menarik sehingga kurang mengelompokkan eksplorasi peserta didik.
mampu meningkatkan penyebab masalah nomer [7] Model pembelajaran
motivasi belajar peserta didik. 2. Model pembelajaran yang yang menarik dan inovatif dapat
2. Media pembelajaran yang diterapkan dikelas kurang menarik mengajak siswa untuk berpikir
digunakan di kelas kurang sehingga kurang mampu kritis baik dalam kondisi
menarik. meningkatkan motivasi belajar sebagai seorang individu
3. Siswa kurang memahami peserta didik. Model pembelajaran maupun saat dalam kondisi
koneksi materi yang dipelajari ini sekaligus mengelompokkan berkelompok. Model
dengan skill kompetensi eksplorasi penyebab masalah pembelajaran ini melibatkan
kejuruan yang dipakai nomer [3, 4, 5] permasalahan dari lingkungan
kedepan dalam kehidupan 3. Kondisi keluarga yang kurang nyata. Sehingga kemampuan
nyata memperhatikan aktifitas belajar berpikir kritis tadi adalah dapat
4. Perhatian guru terhadap siswa. digunakan untuk mengatasi
peserta didik kurang permasalahan tertentu. dalam
maksimal. mengatasi permasalahan
5. Penerapan GSM (Gerakan hendaknya dilakukan secara ber
Sekolah Menyenangkan) di makna, relevan, dan kontekstual
sekolah kurang optimal Hubungan teman sekelas
6. Kondisi keluarga yang dan lingkungan yang kurang
kurang memperhatikan mendukung kegiatan belajar
aktifitas belajar siswa. juga menjadi akar penyebab
7. Hubungan teman sekelas dan masalah. Masalah ini bisa
lingkungan yang kurang diselesaikan dengan
mendukung kegiatan belajar penggunaan media
pembelajaran yang menarik
sehingga anak bisa fokus
terhadap materi pembelajaran.
Selain itu kondisi
keluarga yang kurang
memperhatikan aktifitas belajar
siswa juga menjadi akar
penyebab masalah.
2 Setelah dilakukan analisis Dari hasil eksplorasi penyebab masalah Penguasaan literasi dan
eksplorasi penyebab masalah maka dapat ditelusuri bahwa akar penyebab numerasi siswa masih rendah
penguasaan literasi dan numerasi masalah adalah : disebakan penggunaan buku
siswa masih rendah disebabkan 1. Penggunaan buku ajar yang belum ajar yang belum tepat.
oleh : tepat. Penggunaan buku ajar Buku ajar yang
1. Peserta didik tidak terbiasa sekaligus mengelompokkan digunakan oleh siswa
berpikir kritis serta tidak eksplorasi penyebab masalah seyogyanya memiliki
terbiasa melakukan latihan nomer [1, 3, 5] karakteriktik sebagai berikut:
soal literasi dan numerasi. 2. Guru kurang berinovasi dalam (1) diberikan kegiatan warming
2. Penggunaan buku ajar yang mengembangkan pembelajaran di up (pemanasan), artinya pada
belum tepat, miskonsepsi kelas sehingga siswa memiliki pola setiap topik pembahasan akan
siswa serta pembelajaran yang pikir berfikir kritis dan problem diawali dengan beberapa
tidak kontekstual solving. Kondisi ini bisa diatas pertanyaan yang menarik dan
menantang siswa untuk berpikir
3. Budaya membaca peserta dengan penerapan model dan fokus terhadap materi yang
didik masih rendah pembelajaran yang tepat di kelas. akan dipelajari, (2) materi yang
4. Guru kurang berinovasi dalam diberikan dengan
mengembangkan mempertimbangkan koneksi
pembelajaran sehingga anak fisika dengan masalah nyata,
memiliki pola pikir berfikir yaitu berupa contoh-contoh
kritis dan problem solving nyata dalam kehidupan sehari-
5. Anak anak cenderung hafal hari yang bertujuan
rumus, namun tidak memaknai mengarahkan siswa kepada
arti, fungsi rumus tersebut dan konsep yang diajarkan, (3)
penggunaannya dalam masalah yang disajikan bersifat
kehidupan aplikatif yang memungkinkan
siswa untuk menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari, (4) pada
setiap masalah yang diberikan
disediakan kolom untuk
mencurahkan ide-idenya yang
muncul pada saat
menyelesaikan masalah atau
bisa juga disebut teknik
mencurahkan ide, (5) pada
bagian akhir setiap topik
terdapat refleksi berupa
pertanyaan-pertanyaan yang
berguna mengajak siswa untuk
merangkum apa yang telah
mereka pelajari, (6) pada bagian
akhir buku siswa terdapat uji
kompetensi yang berisi soal-
soal untuk melatih kemampuan
berpikir kreatif siswa yang dapat
dikerjakan di sekolah maupun di
rumah.
Guru kurang berinovasi
dalam mengembangkan
pembelajaran di kelas sehingga
siswa memiliki pola pikir
berfikir kritis dan problem
solving. Kondisi ini bisa diatas
dengan penerapan model
pembelajaran yang tepat di
kelas. Penjelasan urgensi model
pembelajaran sebagaimana
analisis akar penyebab masalah
nomer [1]
3 Setelah dilakukan analisis Dari hasil eksplorasi penyebab masalah Sebagian besar peserta
eksplorasi penyebab masalah maka dapat ditelusuri bahwa akar penyebab didik mengalami kesulitan
sebagian besar peserta didik masalah adalah : belajar fisika, sehingga prestasi/
mengalami kesulitan belajar fisika, 1. Media pembelajaran yang hasil belajar prestasi siswa
sehingga prestasi/ hasil belajar digunakan di kelas kurang menarik rendah disebakan oleh model
prestasi siswa rendah disebakan sehingga kurang menarik. Media dan media pembelajaran yang
oleh : pembelajaran ini sekaligus diterapkan kurang inovatif
1. Media pembelajaran yang mengelompokkan eksplorasi untuk meningkatkan hasil
digunakan di kelas kurang penyebab masalah nomer [1, 3, 5] belajar peserta didik. Penerapan
menarik sehingga kurang 2. Model pembelajaran yang model pembelajaran yang sesuai
menarik diterapkan kurang inovatif untuk dalam pembelajaran fisika
2. Kurang memperhatikan meningkatkan hasil belajar peserta mampu meningkatkan hasil
penjelasan guru di kelas. Hal didik. Model pembelajaran ini belajar fisika peserta didik
ini ditunjukkan dengan adanya sekaligus mengelompokkan karena dengan model
gangguan dalam pembelajaran eksplorasi penyebab masalah pembelajaran ini siswa dapat
sehingga peserta didik susah nomer [1, 3, 5] menemukan pengetahuan
konsentrasi dan tidak fokus 3. Kurangnya kemampuan barunya sehingga akan lebih
3. Model pembelajaran yang perhitungan matematis siswa mudah memahami konsep
diterapkan kurang inovatif sehingga fisika terkesan banyak materinya yang akan berdampak
untuk meningkatkan hasil rumus yang sulit dan sussah meningkatkan hasil belajarnya.
belajar peserta didik dipahami Media pembelajaran yang
4. Motivasi peserta didik tepat dapat menjelaskan materi
terhadap pembelajaran belum pembelajaran dengan urutan
maksimal. Hal ini ditunjukkan yang sistematis dan membantu
dengan tidak diulang/ jarang dalam penyajian materi yang
dipelajari lagi materi yang menarik untuk meningkatkan
didapatkan dari sekolah ketika kualitas pembelajaran, motivasi
siswa di rumah dan minat belajara siswa
5. Kurangnya kemampuan sehingga siswa dapat berpikir
perhitungan matematis siswa dan menganalisis materi
sehingga fisika terkesan pelajaran yang diberikan oleh
banyak rumus yang sulit dan guru dengan baik
susah dipahami Media pembelajaran juga
6. Siswa kurang terlibat dalam dapat menciptakan situasi
proses pembelajaran dan belajar yang menyenangkan ,
keaktifan kelas sebagian besar memahami materi pelajaran
didominasi oleh guru dengan mudah sehingga siswa
dapat mengerti dan memahami
pelajaran, membantu
konsentrasi belajar siswa
meningkatkan motivasi belajar
siswa karena perhatian siswa
terhadap pelajaran dapat
meningkat.
4 Setelah dilakukan Analisis Dari hasil eksplorasi penyebab masalah Beberapa orang tua
eksplorasi penyebab masalah maka dapat ditelusuri bahwa akar penyebab kurang memberikan perhatian
beberapa orang tua kurang masalah adalah : terhadap perkembangan belajar
memberikan perhatian terhadap 1. Kesibukan orang tua. Hal ini ini anaknya disebakan kesibukan
perkembangan belajar anaknya sekaligus mengelompokkan orang tua, kurang harmonisnya
disebakan oleh : eksplorasi penyebab masalah situasi keluarga serta kondisi
1. Kesibukan orang tua dan nomer [3, 4, 5] ekonomi yang kurang
kurang harmonisnya situasi 2. Kurang harmonisnya situasi mendukung. Akar penyebab
keluarga keluarga. Hal ini ini sekaligus masalah ini tidak dapat
2. Broken home mengelompokkan eksplorasi diselesaikan dalam proses
3. Kondisi ekonomi yang kurang penyebab masalah nomer [5, 6] pembelajaran, namun tetap
mendukung 3. Kondisi ekonomi yang kurang memberikan pengaruh terhadap
4. Kurangnya kesadaran orang mendukung. hasil belajar siswa.
tua terhadap pendidikan Peran orang tua dalam
5. Ketidakpercayaan dan meningkatkan prestasi belajar
ketidaknyamanan anak anak di sekolah sangatlah besar.
terhadap orang tua. Orang tua yang tidak
6. Siswa ingin melepaskan diri memperhatikan pendidikan
dan menemukan jati diri anaknya, misalnya mereka acuh
tak acuh terhadap proses belajar
anaknya, tidak memperhatikan
sama sekali akan kepentingan
dan kebutuhan anaknya dalam
belajar, tidak mengatur waktu
belajarnya, tidak menyediakan
atau melengkapi alat belajar,
tidak mau tahu bagaimana
kemajuan belajar anaknya,
kesulitan-kesulitan yang
dialami anaknya dalam belajar
dan lain-lain dapat
menyebabkan anak kurang atau
bahkan tidak berhasil dalam
belajarnya.

5 Setelah dilakukan analisis Dari hasil eksplorasi penyebab masalah Penerapan model
eksplorasi penyebab masalah maka dapat ditelusuri bahwa akar penyebab pembelajaran yang inovatif
penerapan model pembelajaran masalah adalah : belum optimal disebakan oleh
yang inovatif belum optimal 1. Guru terbiasa menggunakan satu guru terbiasa menggunakan
disebakan oleh : model pembelajaran pada semua satu model pembelajaran pada
1. Guru kurang bisa jenjang kelas, sehingga terkesan semua jenjang kelas, sehingga
menentukan model monoton. Kondisi ini sekaligus terkesan monoton. Kondisi ini
pembelajaran inovatif yang mengelompokkan eksplorasi bisa diatas dengan penerapan
tepat sesuai dengan penyebab masalah nomer [2, 3] model pembelajaran yang
karakteristik. 2. Kurangnya penggunaan teknologi inovatif di kelas. Penjelasan
2. Guru terbiasa menggunakan di kelas, pengelola dan penguasaan urgensi model pembelajaran
satu model pembelajaran pada kelas sehingga siswa tidak aktif sebagaimana analisis akar
semua jenjang kelas, dalam pembelajaran penyebab masalah nomer [1]
sehingga terkesan monoton. 3. Guru kurang mendapatkan Kurangnya penggunaan
3. Guru kurang memahami pelatihan mengenai pemanfaatan teknologi di kelas, pengelola
dengan baik sintaks dan model-model pembelajaran dan penguasaan kelas sehingga
langkah pembelajaran inovatif inovatif siswa tidak aktif dalam
sehingga kurang motivasi pembelajaran. Kondisi ini bisa
menerapkannya dalam diatasi dengan model
pembelajaran pembelajaran berbasis IT.
4. Kurangnya penggunaan Penjelasan urgensi model
teknologi di kelas, pengelola pembelajaran berbasis IT
dan penguasaan kelas sebagaimana analisis akar
sehingga siswa tidak aktif penyebab masalah nomer [7]
dalam pembelajaran Guru kurang
5. Guru kurang mendapatkan mendapatkan pelatihan
pelatihan mengenai mengenai pemanfaatan model-
pemanfaatan model-model model pembelajaran inovatif.
pembelajaran inovatif Hal dapat diatasi dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan
IT di luar kelas sebagaimana
analisis akar penyebab masalah
nomer [7]
6 Setelah dilakukan analisis Dari hasil eksplorasi penyebab masalah Kurangnya kemampuan
eksplorasi penyebab masalah maka dapat ditelusuri bahwa akar penyebab siswa untuk mengerjakan soal
kurangnya kemampuan siswa masalah adalah : latihan HOTS dalam
untuk mengerjakan soal latihan 1. Sumber belajar yang ada belum pembelajaran disebakan oleh
HOTS dalam pembelajaran mendukung peserta didik untuk sumber belajar dan LKPD yang
disebakan oleh : pembelajaran berbasis HOTS. ada belum mendukung peserta
1. Sumber belajar yang ada 2. Model pembelajaran yang didik untuk pembelajaran
belum mendukung peserta diterapkan dikelas kurang menarik berbasis HOTS. Urgensi
didik untuk pembelajaran sehingga kurang mampu penggunaan LKPD berbasis
berbasis HOTS meningkatkan motivasi belajar HOTS antara lain : merangsang
2. Lembar Kerja Peserta Didik peserta didik. Model pembelajaran kemauan siswa dalam belajar
(LKPD) belum berbasis HOTS ini sekaligus mengelompokkan karena media yang ditawarkan
3. Kemampuan guru dalam eksplorasi penyebab masalah memunculkan rasa penasaran,
mengembangkan strategi/ nomer [3, 4] mendorong rasa senang kerena
menampilkan konsep yang tidak
model pembelajaran berbasis 3. Lembar Kerja Peserta Didik bisa diamati langsung dengan
HOTS masih rendah (LKPD) belum berbasis HOTS media lain, membantu siswa
4. Guru kurang mengarahkan dan menemukan konsep sains
memotivasi siswa untuk sehingga media ini menjadi
mengasah kemampuan penghubung antara pengetahuan
berpikir kritis, kreatif, analitis, awal siswa, merangsang
dan evaluatif kemauan siswa dalam belajar
karena media yang ditawarkan
bukan jawaban dari obyek
pengamatan melainkan hanya
petunjuk pelaksanaan saja
sehingga siswa mengalami
proses menemukan sendiri,
mendorong kemandirian siswa
karena masing-masing siswa
diberi kesempatan untuk
melakukan reinforcement
berupa kemampuan berpikir
kritis.

7 Setelah dilakukan Analisis Dari hasil eksplorasi penyebab masalah Pemanfaatan teknologi
eksplorasi penyebab masalah maka dapat ditelusuri bahwa akar penyebab informasi (TIK) dalam
pemanfaatan teknologi informasi masalah adalah : pembelajaran kurang optimal
(TIK) dalam pembelajaran kurang 1. Kurang terbiasa dalam penggunaan disebakan oleh kurang terbiasa
optimal disebakan oleh : TIK dalam pembelajaran. Hal ini dalam penggunaan TIK dalam
1. Rendahnya kemampuan guru sekaligus mengelompokkan pembelajaran. Kondisi ini bisa
dalam penguasaan TIK dalam eksplorasi penyebab masalah diatasi dengan model
pembelajaran nomer [1, 3, 5]. pembelajaran dengan
2. Kurang terbiasa dalam 2. Guru dan siswa kurang mengintegrasikan IT. Integrasi
penggunaan TIK dalam mendapatkan kesempatan dalam IT dalam pembelajaran dapat
pembelajaran pelatihan TIK. menyediakan akses terbuka
3. Guru dan siswa kurang terhadap materi/ sumber belajar
memahami fungsi, peranan dan informasi interaktif lainnya.
dan manfaat TIK dalam Proses internalisasi nilai
pembelajaran dalam pembelajaran TIK dapat
4. Guru dan siswa kurang ditranformasikan dengan
mendapatkan kesempatan melakukan pembudayaan di
dalam pelatihan TIK lingkungan sekolah dengan
5. Keterbatasan waktu KBM. mengintegrasikan pendidikan
Sedangkan untuk penggunaan nilai dalam bahan ajar sehingga
TIK membutuhkan waktu pembiasaan, penugasan, dan
untuk pemasangannya keteladanan menjadi bagian
yang integral, holistik, yang
secara terus menerus menjadi
bagian yang dipelajari,
dipahami, diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Guru dan siswa kurang
mendapatkan kesempatan dalam
pelatihan TIK dapat diatasi
dengan mengikuti pelatihan-
pelatihan IT di luar kelas.
Misalnya Pelatihan Digital
talent dari Kementerian
Komunikasi dan Informatika,
Pelatihan PEMBATIK
(Pembelajaran berbasis TIK).
PEMBATIK merupakan
program peningkatan
kompetensi TIK guru yang
mengacu pada kerangka kerja
peningkatan kompetensi TIK
Guru UNESCO. Standar
kompetensi TIK ini terdiri dari 4
level, yaitu level literasi,
implementasi, kreasi, dan
berbagi & berkolaborasi (4i
leveling).

Anda mungkin juga menyukai