Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

LAPORAN SHORT COURSE


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam


menempuh Mata Kuliah Magang

Oleh:
RAI MUHAMMAD DZAKY

6211181022

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAH
I 2021
LAPORAN PENGGANTI MAGANG

Nama Mahasiswa : Rai Muhammad Dzaky

NIM : 6211181022

Peminatan :-

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa laporan ini adalah benar

Nama
Pembimbing I

Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si …….………………..


NID. 412155478

Penguji

Mariane Olivia Delonova K, S.Sos., MA ...…….………………


NID. 412190782
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya yang
telah membuat saya dapat menyeselaikan laporan short couse ini dengan kemudahan dan
kelancara sebagai pengganti laporan kegiatan magang yang sedang dilakukan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan magang ini. Khususnya kepada :
1. Kepada Bapak Dr. Agus Subagyo, S.IP.,M.Si selaku dosen pembimbing
2. Kepada Bapak Dion Christasa Ariffin, S.IP selaku narasumber dan kaka
tingkat satu almamater yang telah bersedia memberikan informasi mengenai
instansi Direktorat Jenderal Imigrasi.
3. Kepada Panitia Magang HI UNJANI yang telah membuat acara ini berlangsung
dan memberikan instruksi serta kompensasi kepada mahasiswa hubungan
internasional Unjani Angkatan 2018
4. Kepada Orang tua kami yang telah mendukung secara penuh perkuliahan serta
berjalannya pengerjaan shortcourse ini
5. Seluruh rekan dan teman yang mau membantu satu sama lain dalam pengerjana laporan
Penulis menyadari bahwasannya laporan ini masih terdapat banyaknya kekurangan
dalam proses pengerjaan laporan dikarenakan penulis menerima hambatan atas pandemic
yang terjadi sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan magang dan tidak lupa bahwa
penulis masih dalam tahap pembelajaran dalam pembuatan laporan. Semoga laporan yang
sudah di susun ini dapat membagikan ilmu serta pengalaman yang penulis rasakan terhadap
penulis maupun bagi yang mengkaji laporan shortcourse ini dan juga untuk kedepannya.

Subang, 18 Agustus 2021

Penulis

Rai Muhammad Dzaky


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang

Magang adalah kesempatan yang ditawarkan oleh pemberi kerja kepada calon
karyawan, yang disebut magang, untuk bekerja di perusahaan untuk jangka waktu
tertentu. Magang biasanya mahasiswa atau mahasiswa, dan sebagian besar magang
berlangsung antara satu bulan dan tiga bulan. Magang biasanya paruh waktu jika
ditawarkan selama semester universitas dan penuh waktu jika ditawarkan selama
periode liburan. Dengan penekanan kuat pada pelatihan, magang memberi siswa
pengalaman kehidupan nyata di tempat kerja dan bidang yang mereka harapkan
untuk dimasuki. Hal ini tidak hanya membantu memperoleh keterampilan kerja
yang penting dan memutuskan apakah karir yang mereka alami tepat untuk mereka,
tetapi juga memungkinkan untuk membuat kontak kerja yang berharga dan
bertindak sebagai batu loncatan penting untuk mengamankan pekerjaan dan
menaiki anak tangga pertama di dunia kerjaPelaksanaan kegiatan magang dianggap
sangat penting.

Jurusan Hubungan Internasional Fisip Unjani mengadakan mata perkuliahan


tersebut debagai mata kuliah yang wajib dibawa atau dilakukan oleh mahasiswa,
mahasiswa sendiri diberikan sebuah kebebasan dimana mereka akan memilih dan
mencari tempat magangnya sendiri dan tentu saja hal ini disesuaikan dengan divisi
tempat magang yang akan ditempatinay tersebut yaitu menjadi bagian social,
perhubungan maupun dalam bidang Kerjasama. Tempat utama yang dijadikan
tujuan dalam pencarian magang ini adalah instansi, Lembaga dan organisasi
Internasional atau mahasiswapun membawa tempat magang yang sejalan dengan
jurusan hubungan internasional yaitu dengan mencari kedinasan dan Lembaga
pemerintahan. setiap tahunnya akan selalu diadakan, dengan tantangan pandemic
yang sedang terjadi ini Lembaga Fisip Unjani mencari sebuah strategi untuk
mengisi sebuah masalah yaitu banyaknya instansi yang sedang menutup dan juga
menolak para mahasiswanya yang berkesulitan mencari tempat magang tersebut.
Adanya shortcourse ini menjadi kan sebuah kompensasi dalam menjalankan
kegiatan magang tersebut. Shourcourse yang dijalani oleh penulis adalah
menelusuri bagaimana berjalannya dan tugas yang dilaksanakan oleh direktorat
imigrasi Indonesia yang dibawahi oleh Kementrian Hukum dan Ham. Sesuai
dengan UU No. 6 tahun 2011 Tentang Keimigrasian, secara garis besar Imigrasi
memiliki tugas dan fungsi yaitu:

a. Mengatur perizinan WNI untuk keluar dari wilayah Indonesia.

b. Mengatur perizinan WNA untuk masuk ke wilayah Indonesia.

c. Penegakan hukum dan pelaksanaan pengawasan dokumen keimigrasian.

d. Mengatur visa berikut perpanjang dan penutupan sesuai keperluan.

e. Mengadakan karantina bagi WNA yang bermasalah sebelum dipulangkan.

f. Membantu proses perumusan kebijakan negara terutama di bidang kerja


sama internasional.

g. Mengadakan pelayanan informasi dan komunikasi seputar keimigrasian.

Dengan adanya keterkaitan tugas yang dimiliki oleh diretorat imigrasi dengan
Hubungan internasional yang selaku juga jurusan yang ditempuh oleh penulis oleh
karena itu saya membawa kesempatan ini untuk membawa laporan tersebut
berdasarkan bagaimana fungsi dan tugas yang ada pada Direktorat Imigrasi
Indonesia karena memiliki relevansi dan juga keterkaitan yang tinggi dengan subjek
dan juga jurusan yang ditempuh penulis.
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui dan berpartisipasi secara langsung dunia kerja yang


nyata.
2. Untuk memperluas jejaring relasi mahasiswa dalam dunia kerja.
3. Untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja sebagai
mahasiswa.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk memenuhi syarat lulusnya mata kuliah di Semester 6 yaitu


magang/on job training .
2. Untuk memenuhi syarat dalam pengerjaan akhir sebagai sebuah syarat
kelulusan .

1.3 Manfaat Magang

Adapun manfaat magang yang diperoleh selama kegiatan berlangsung, diantara


lain:

1. Mendapatkan gambaran tentang pengenalan lingkungan kerja secara umum.

2. Melatih keterampilan praktis selama bertugas di instansi terkait atau mengetahui


fungsi dan tugas dari instansi yang dituju.

3. Memberikan pengalaman selama magang atau shortcourse berlangsung

4. Mendapatkan ilmu yang berharga ketika terjun ke lapangan dalam praktek


keilmuan dalam kerja lapangan.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan dilaksanakan secara daring dengan mengikuti pelaksanaan kegiatan


Short Course yang difasilitasi oleh Jurusan bagi mahasiswa yang tidak
mendapatkan tempat magang atau terhambat akibat adanya penerapan kebijakan
PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) oleh pemerintah pusat.

1.5 Metode Pengumpulan Data Laporan Magang


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan
melalui wawancara dengan narasumber yang sedang bertugas/bekerja pada divisi
Kerjasama di Direktorat Imigrasi

1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang


Demi mempermudah pembahasan dan pemahamam laporan ini, maka
pembahasan dalam laporan magang ini disusun secara sistematis merujuk pada
Buku Panduan Magang HI Unjani. Seluruh pembahasan dijabarkan dalam lima
bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Latar belakang magang, Maksud dan tujuan magang,
Manfaat magang, Tempat dan waktu pelaksanaan magang, Metode pengumpulan
data laporang pengganti magang, dan Sistematika penulisan laporan pengganti
magang.
BAB II : PROFIL DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
Bab ini akan menjelaskan terkait nama instansi atau lembaga yang menjadi
tempat magang meliputi Sejarah, Visi Misi, Tugas, Wewenang dan Struktur dari
lembaga atau instasi yang bersangkutan.
BAB III : BIDANG KERJASAMA DIREKTORAT JENDRAL IMIGRASI
Bab ini akan membahas informasi tentang nama bidang yang penulis
telusuri fungsi dan tugas dan kerja oprasional sebagai bagian dari Direktorat
Jendral Imigrasi
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini, penulis membahas mengenai kesimpulan dari apa yang
sudah didapatkan oleh penulis dalam laporan ini secara keseluruhan, serta
masukan berupa saran yang penulis berikan terkait pelaksanaan kegiatan
pengganti magang short course dengan berbagai sasaran tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
BAB II

PROFIL DIREKTORAT JENDERAL


IMIGRASI

Gambar 2.1 Logo Imigrasi


2.1 Sejarah

Istilah imigrasi diciptakan pada abad ke-17, mengacu pada pergerakan


populasi non-perang antara negara-negara berkembang. Ketika orang melintasi
batas negara selama migrasi mereka, mereka disebut migran atau imigran dari
perspektif negara tujuan. Sebaliknya, dari perspektif negara tempat mereka
pergi, mereka disebut emigran atau migran keluar1.
Kekayaan sumber daya alam, khususnya sebagai penghasil komoditas
perkebunan yang diperdagangkan di pasar dunia, membuat wilayah Indonesia
yang sebagian besar dikuasai oleh Hindia Belanda menarik berbagai negara asing
untuk ikut mengembangkan bisnis perdagangan komoditas perkebunan. Dalam
rangka mengatur arus kedatangan orang asing ke Hindia Belanda, pemerintah
kolonial pada tahun 1913 mendirikan kantor Sekretaris Komisi Imigrasi dan
karena tugas dan fungsinya terus berkembang, pada tahun 1921 kantor sekretaris
imigrasi komisi diubah menjadi imigrasi dients (layanan imigrasi)2.
Dinas keimigrasian pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda berada
di bawah Direktur Yustisi, yang struktur organisasinya melihat pembentukan
panitia-panitia seperti permohonan visa dan divisi-divisi lain yang diperlukan.
Korps ambtenaar berimigrasi diperluas. Personil yang berpengalaman dan
berpendidikan tinggi dipekerjakan di pusat tersebut. Tak sedikit di antaranya

1
U.S Citizenship and Immigration Service, “Origins of the Federal Immigration Service”,
https://www.uscis.gov/about-us/our-history/overview-of-ins-history/origins-of-the-federal-immigration-service.
Diakses pada 20 Agustus 2021
2
Ditjen Imigrasi Republik Indonesia, “Sejarah”, https://www.imigrasi.go.id/en/profil-sejarah-zaman-penjajahan/
.Diakses pada 20 Agustus 2021
merupakan kiriman dari Belanda (uitgezonden krachten). Semua posisi kunci
kantor imigrasi ada di tangan pejabat Belanda.
Kebijakan keimigrasian yang ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda
adalah politik pintu terbuka (opendeur politiek). Melalui kebijakan ini,
pemerintah Hindia Belanda membuka jalan yang seluas-luasnya bagi orang asing
untuk masuk, tinggal, dan menjadi warga negara Hindia Belanda. Tujuan utama
penerapan kebijakan keimigrasian “pintu terbuka” adalah untuk mendapatkan
sekutu dan investor dari berbagai negara dalam rangka pengembangan ekspor
komoditas perkebunan di wilayah Hindia Belanda. Selain itu, kehadiran orang
asing juga dapat dimanfaatkan untuk bersama-sama mengeksploitasi dan
menekan penduduk pribumi.
Meski terus berkembang (penambahan kantor imigrasi di berbagai daerah),
struktur organisasi dinas keimigrasian pemerintah Hindia Belanda relatif
sederhana. Hal ini diduga terkait dengan relatif kecilnya lalu lintas yang datang
dan berangkat dari dan/atau keluar negeri pada saat itu.
Hanya ada 3 (tiga) bidang keimigrasian yang ditangani pada masa pemerintahan
Hindia Belanda, yaitu:
A. bidang izin masuk dan tinggal orang
B. wilayah tempat tinggal orang asing
C. bidang kewarganegaraan.
Pada masa reformasi mengatur ketiga bidang tersebut, peraturan pemerintah
yang digunakan adalah Toelatings Besluit (1916); Toelatings Ordonnantie (1917);
dan Regelings Passport (1918).
Pada saat Indonesia mencapai era Republik Indonesia Serikat dengan wilayah
Indonesia yang terbatas pada saat itu dinas imigrasi produk Hindia Belanda
diserahterimakan kepada pemerintah Indonesia pada tanggal 26 Januari 1950.
Struktur organisasi dan tata kerja serta beberapa produk hukum pemerintah
Hindia Belanda terkait keimigrasian masih dipergunakan sepanjang tidak
bertentangan dengan kepentingan bangsa Indonesia.
Pada tanggal 3 November 1966 ditetapkan kebijakan tentang Struktur
Organisasi dan Pembagian Tugas Departemen, yang mengubah kelembagaan
Direktorat Imigrasi sebagai salah satu pelaksana utama Departemen Kehakiman
menjadi Direktorat Jenderal Imigrasi yang dipimpin oleh Direktur Jenderal
Imigrasi. Beban kerja yang semakin meningkat dan kebutuhan akan akurasi data,
mendorong Direktorat Jenderal Imigrasi untuk segera menerapkan sistem
komputerisasi di bidang imigrasi.
Krisis ekonomi 1997 telah mengakhiri periode panjang era Orde Baru dan
memasuki era reformasi. Aspirasi yang hidup dalam masyarakat, menginginkan
komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM), tegaknya
hukum dan keadilan, pemberantasan KKN, dan demokratisasi, tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), transparansi, dan akuntabel terus
didengungkan, termasuk diantaranya tuntutan percepatan otonomi daerah.
Lonjakan perjalanan keluar atau masuk ke wilayah Indonesia tentu membutuhkan
sistem manajamen dan pelayanan yang semakin handal dan akurat.
2.2 Visi

Sebagai Unit Pelaksana dari Kementerian Hukum dan Ham, Direktorat


Jenderal Imigrasi memiliki satu visi, yaitu :

1. Masyarakat memperoleh kepastian hukum3

2.3 Misi

Dalam Memperkuat peran maupun tugas, Direktorat Jenderal Imigrasi


memiliki misi sebagai berikut :

1. Melindungi Hak Asasi Manusia4


Untuk mewujudkan misi Direktorat Jenderal Imigrasi sendiri
memberikan jaminan pelayanan bagi masyarakat Indonesia yakni: 5

1. Kepastian persyaratan
2. Kepastian biaya
3. Kepastian waktu penyelesaian

2.4 Tugas

Direktorat Jenderal Imigrasi dibawah Kementerian Hukum dan Ham


yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal Imigrasi memiliki tugas dalam
mengelola pengawasan lalu lintas antar negara dan memberikan pelayanan
dalam menunjang keperluan masyarakat Indonesia maupun warga negara
asing yang sedang berada di teritorial Indonesia. hal tersebut sejalan dengan
pasal 548 Keimigrasian, Tugas Direktorat Jenderal Imigrasi:6
1. menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3
Ditjen Imigrasi Indonesia, “Profil Visi-Misi” https://www.imigrasi.go.id/imigrasiv1/profil/visi-misi. Diakses
pada 20 Agustus 2021
4
Ibid.
5
Loc. Cit. Ditjen Imigrasi Republik Indonesia, https://www.imigrasi.go.id/imigrasiv1/profil/visi-misi
6
Ditjen Imigrasi Republik Indonesia, “Kedudukan, Tugas, dan Fungsi”, https://www.imigrasi.go.id/profil/tugas-
fungsi. Diakses pada 10 Agustus 2021
2.1 Wewenang

Direktorat Jenderal Imigrasi memiliki kewenangan dalam menerbitkan


izin paspor bagi masyarakat Indonesia, memberikan izin tinggal di
Indonesia bagi Warga Negara Asing, mengawasi dan memberikan
pelayanan lalu lintas internasional bagi masyarakat Indonesia dan Warga
Negara Asing dan juga mengetahui serta mengatur dalam izin masuk
maupun keluar negara yang berfungsi sebagai kunci dalam sebuah pintu.
Ditjen Imigrasi memiliki tupoksi yang sudah terkandung dalam undang-
undang negara yaitu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 548, Direktorat Jenderal Imigrasi menyelenggarakan
fungsi :7

1. perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum dan keamanan


keimigrasian, pelayanan dan fasilitas keimigrasian, perlintasan negara
dan kerja sama luar negeri keimigrasian, dan teknologi informasi
keimigrasian;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang penegakan hukum dan keamanan
keimigrasian, pelayanan dan fasilitas keimigrasian, perlintasan negara
dan kerja sama luar negeri keimigrasian, dan teknologi informasi
keimigrasian;
3. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penegakan
hukum dan keamanan keimigrasian, pelayanan dan fasilitas
keimigrasian, perlintasan negara dan kerja sama luar negeri
keimigrasian, dan teknologi informasi keimigrasian;
4. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
penegakan hukum dan keamanan keimigrasian, pelayanan dan fasilitas
keimigrasian, perlintasan negara dan kerja sama luar negeri
keimigrasian, dan teknologi informasi keimigrasian;
5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jendral Imigrasi;

7
Rumah Detensi Imigrasi Pusat, “Tugas dan Fungsi Direktorat Kerjsa” ,
https://rudenimpusattanjungpinang.kemenkumham.go.id/en/profil/tugas-dan-fungsi/tugas-dan-fungsi-dirjen-imigrasi . pasal 548
diakses pada 20 Agustus 2021
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri

2.2 Struktur

Secara administrasi, Direktorat Jenderal Imigrasi terbagi atas


beberapa bagian, Struktur Organisasi di Kantor Pusat meliputi 1 (satu)
unit eselon I dan 7 (tujuh) unit eselon II yakni Sekretariat Direktorat
Jenderal Imigrasi, Direkrorat Lalu Lintas Keimigrasian, Direktorat Izin
Tinggal Keimigrasian, Direktorat Intelijen Keimigrasian, Direktorat
Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Direktorat Kerja sama
Keimigrasian, dan Direktorat Sistem & Teknologi Informasi
Keimigrasian. Kantor Imigrasi yang terbagi atas beberapa tingkatan yakni
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus, Kantor Imigrasi Kelas I, Kantor Imigrasi
Kelas II, dan Kantor Imigrasi Kelas III. Serta, Rumah Detensi Imigrasi.
Pembagian struktur ini telah dirancang untuk mempermudah tugas dan
fungsi dari pelaksanaan imigrasi sendiri sesuai perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Gambar 2.2. Struktur Direktorat Jendral Imigrasi Indonesia kelas I

Gambar 2.3. Struktur Direktorat Jendral Imigrasi Indonesia kelas


II
Gambar 2.4. Struktur Direktorat Jendral Imigrasi Indonesia kelas
III
BAB III
DIREKTORAT KERJA SAMA
KEIMIGRASIAN

3.1 Profil

Tempat : Ditjen Kerja Sama Keimigrasian

Direktorat : Direktorat Jenderal Imigrasi

Alamat : Ex. Sentra Mulia Jalan Haji R. Rasuna Said No.Kav X-

6, 8 RT.16/RW.4, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi,

Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12940

Kementrian : Hukum dan HAM


Divisi : Subdirektorat Kerjasama Keimigrasian Antar Negara

Bidang Kerja : Seksi Kerja sama keimigrasian Multilateral terlibat


dalam memperkuat hubungan kerja sama antara Indonesia dan negara
sahabat bersama di forum besar internasional. memperkuat hubungan
kerja sama antara Indonesia dan negara sahabat bersama di forum
besar internasional.
Direktorat Jenderal Kerja Sama Keimigrasian yang disebut sebagai
DITJENKERKIM adalah bagian dari unit pelaksana tugas dan fungsi
Direktorat Jenderal Imigrasi dipimpin oleh Direktur Kerja Sama, saat ini
dijabat oleh Bapak Agus Widjaja. Perjalanan DITJENKERKIM
mengalami proses panjang pergantian nama yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan instansi keimigrasian menunjang
perannya, pada tahun 2000 DITJENKERKIM pertama kali didirikan
dibawah lingkungan kerja Direktorat Jenderal Imigrasi dengan nama
Direktorat Kerja Sama Luar Negeri. Selanjutnya di tahun 2005, berganti
nama kembali menjadi Direktorat Lintas Batas dan Kerja Sama Luar
Negeri Keimigrasian. Menginjak tahun 2011, sesuai perintah perubahan
nomenklatur oleh direksi petinggi dan Kemenkumham maka resmi
Direktorat Jenderal Kerja Sama Imigrasi dikukuhkan.

3.2 Tugas dan Fungsi Direktorat Kerja Sama Keimigrasian

Pasal 650
Direktorat Kerja Sama Keimigrasian mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan supervisi serta evaluasi di bidang kerja sama keimigrasian
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Imigrasi
Pasal 651
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 650,
Direktorat Kerja Sama Keimigrasian mempunyai fungsi:8
 penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang Kerja Sama
Keimigrasian;
 penyiapan penyusunan standardisasi di bidang Kerja Sama
Keimigrasian;
 pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kerja sama
antarlembaga pemerintah dan lembaga nonpemerintah, kerja sama
organisasi internasional, kerja sama antarnegara, serta kerja sama
perwakilan asing dan bina perwakilan Republik Indonesia;
 koordinasi dan pelaksanaan kerja sama di bidang keimigrasian
antarlembaga pemerintah dan lembaga nonpemerintah, kerja sama
organisasi internasional, kerja sama antarnegara, serta kerja sama
perwakilan asing dan bina perwakilan Republik Indonesia;
 pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang Kerja Sama
Keimigrasian;
 pelaksanaan urusan tata usaha serta evaluasi dan penyusunan laporan
Direktorat Kerja Sama Keimigrasian.

8
Direktorat Jendral Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM RI, “Direktorat Kerjasama Keimigrasian”,
https://www.imigrasi.go.id/imigrasiv1/profil/tugas-fungsi . Diakses pada 20 Agustus 2021
Adapun kemudahan dan mobilitas dalam pelaksanaan tugas di
lapangan, Direktorat Jenderal Kerja Sama Keimigrasian memiliki Sub
direktorat kerja yakni sebagai berikut:9
 Subdirektorat kerja sama keimigrasian antarlembaga.
 Subdirektorat kerja sama keimigrasian dengan organisasi
internasional.
 Subdirektorat kerja sama keimigrasian antarnegara.
 Subdirektorat kerja sama keimigrasian perwakilan asing dan bina
perwakilan republik indonesia.
 Subbagian tata usaha.

Berikut ini adalah penjelasan dari sub seksi dari direktorat Kerjasama
keimigrasian Indonesia

A. Subdirektorat kerja sama keimigrasian antar lembaga memiliki sebuah


tugas berupa melaksanakan kegiatan penyusunan perjanjian kerja sama
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memiliki
fungsi penyiapan perumusan dan koordinasi kebijakan, serta pelaksanaan
kebijakan dalam rangka penyusunan perjanjian Kerjasama.
B. Subdirektorat kerja sama keimigrasian antar negara memiliki sebuah tugas
yaitu perlintasan masuk atau keIuar orang yang terjadi di wiIayah Indonesia
dan juga pengawasan dalam rangka menjaga kokohnya kedauIatan negara.
dengan pengertian tersebut. Kerjasama yang dilakukan negara Indonesia
dengan negara lain bertujuan untuk menutup kekurangan dan mendapatkan
keuntungan dari Kerjasama yang dilakukan. Begitu juga negara lain yang
bekerjasama dengan Indonesia.

9
Kemenkumham. “Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomor 29 Tahun
2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia”
pasal 652 s.d pasal 669. Hal 185-189.
C. Sesuai dengan ruang lingkup dari kerjasama sebuah negara, apabila negara
Indonesia telah melakukan kerjasama dengan negara lain berarti kerjasama
yang dilakukan oIeh negara Indonesia adaIah kerjasama Internasional.

D. Subdirektorat kerja sama keimigrasian dengan Organisasi Internasinal


Adapun dalam hal perjanjian kerjasama keimigrasian dilaksanakan dengan
negara lain maka menggunakan dasar hukum yakni Undang-Undang No 37
tahun 1999 tentang Hubungan luar negeri10. Dalam undang-undang ini pada
bagian pertimbangan disebutkan bahwa pelaksanaan hubungan luar negeri
harus didasari dengan asas kesamaan derajat, menghormati dan
menguntungkan, dan tidak saling mencampuri urusan dalam negeri dari
negara lain. Selanjutnya Pemerintah Indonesia melaksanakan kerja sama
dengan berbagai organisasi baik regional maupun internasional dan
Pelaksanaan kegiatan hubungan luar negeri baik regional maupun
internasional melalui forum bilateral atau multilateral berdasarkan prinsip
politik luar negeri yang bebas dan aktif.

E. Subdirektorat kerja sama keimigrasian perwakilan asing dan bina


perwakilan republik indonesia. Dengan adanya direktorat ini telah menjadi
bukti bahwa Imigrasi menaruh perhatian yang cukup tinggi dalam
pelaksanaan kerja sama. Hal tersebut juga tercermin dari masing-masing
subdirektorat yang hampir mencakup keseluruhan elemen subjek kerja
sama. Baik kerjasama dari dalam negeri maupun luar, dari lembaga swasta
maupun pemerintahan, bahkan dengan perwakilan asing Indonesia.

10
Dhiba Hana Farah, “Tinjauan Yuridis Terbentuknya Kerjasama Keimigrasian Oleh Direktorat Jendral
Imigrasi : Dasar hukum dan peranannya” Undang-Undang no. 24 tahun 2000. Hal 94
F. Subdirektorat kerja sama keimigrasian tata usaha, Direktorat Jendral
Imigrasi melalui Direktur Kerja sama tata usaha keimigrasian dalam rangka
memberikan kejelasan dan tertib administrasi di lingkungan Direktorat
Jendral Imigrasi telah mengeluarkan Standar Operasional dalam penyusunan
naskah perjanjian di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi yang
tercantum dalam SOP Penyusunan Naskah Perjanjian No. IMI-UM.01.01-
2375.11

3.3 Visi

Sebagai direktorat yang menginduk kepada pusat, Direktorat Jenderal


Kerja Sama Keimigrasian sama seperti visi dari Ditjen Imigrasi yakni :

1. Masyarakat memperoleh kepastian hukum12

3.4 Misi

Direktorat Jenderal Kerja Sama Keimigrasian dalam menunjang tugas,


fungsi, maupun tanggungjawabnya sebagaimana satu misi dengan kantor
pusat Ditjen Imigrasi yakni melindungi kepentingan hak asasi manusia
baik dari Warga Negara Indonesia maupun asing sesuai asas keadilan dan
kemanusiaan.

11
Ibid. undang-undang no 65 tahun 2016. Hal 96
12
Loc. Cit. Ditjen Imigrasi Republik Indonesia, https://www.imigrasi.go.id/profil/visi-misi.
3.4 Tujuan

Dibalik fungsi dan tugas secara umum, Direktorat Jenderal Imigrasi sebagai
salah satu lembaga pemerintah di bawah naungan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia selalu melaksanakan kerjasama yang bersifat nasional
maupun internasional, dikarenakan ruang lingkup kewenangan Imigrasi tidak
hanya pada kepentingan warga negara Indonesia namun juga berkaitan dengan
Warga Negara Asing. Kerjasama di bidang keimigrasian antara kedua belah
pihak tentunya perlu memiliki dasar Cross-Border: Jurnal Kajian Perbatasan
Antarnegara, Diplomasi dan Hubungan Internasional, hukum yang kuat dalam
proses pembentukan dan produk kerjasama yang dihasilkan. Direktorat
Jenderal Imigrasi dalam melaksanakan kerjasama keimigrasian telah berdasar
kepada berbagai peraturan perundang-undangan yang memuat kerjasama
keimigrasian Indonesia.

3.5 Sasaran

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Direktorat Jenderal Kerja Sama


Keimigrasian berupaya memberikan pelayanan terbaik dan persiapan secara
maksimal menunjang kepentingan nasional Indonesia di kancah internasional.
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN PENGGANTI MAGANG
SHORT COURSE

4.1 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan short course dilaksanakan secara online/daring yang


merupakan fasilitas atau sebgai sebuah kompensasi bagai para mahasiswa
Hubungan Internasional Fisip Unjani Angkatan 2018 yang mendapatkan
hambatan dalam pencarian atau mendapatkan tempat magang tepat pada
waktunya dikarenakan oleh pandemic yang sedang terjadi dan membuat
terhambatnya proses magang tersebut. Penulis berfokus pada instansi
yang menjadi salah satu narasumber dalam pelaksanaan short course ini
yaitu adalah Direktorat Jendral Imigrasi pada bidang/seksi kerja sama
yang dibawakan oleh salah satu narasumber, acara ini berlangsung selama
satu hari dan memakan waktu tiga jam melalui meeting converence yaitu
zoom meeting.

4.2 Hasil Laporan Pengganti Magang Short Course

Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2021 dengan


berbagai rangkaian acara seperti pembukaan acara yang dibawakan oleh
Bapak Dekan Fisip Unjani, acara ini dibawakan oleh tiga narasumber
dengan tiga sumber instansi yang berbeda yang menjadi mahasiswa yang
mengikuti acara tersebut memiliki banyak wawasan dan juga banyak
pilihan dalam memilih focus yang diinginkan sebagaimana nantinya akan
dijadikan sebuah laporan atas wawasan dan juga informasi yang sudah
didapatkan dari acara tersebut. Intansi tersebut adalah Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Luar Negeri Republik
Indonesia, dan Direktorat Jenderal Imigrasi.
Gambar 4.2.1 Gambar Kegiatan Short Course

Seperti yang tadi sudah dikatakan bahwa Penulis membawa focus


terhadap instansi tertentu yaitu dengan membawa focus terhadap instansi
Ditjen Imigrasi Indonesia yang dibawakan oleh narasumber Bapak Dion
Christasa Ariffin, S.IP yang membawakan infromasi seputar Ditjen
Imigrasi Indonesia dengan sanagat baik yang juga membawakan
banyaknya informasi yang dapat menjadikan sebuah cacatan atas
bagaimana intansi tersebut memiliki banyak pekerjaan dan juga bagaimana
instansi itu sendiri bergerak. Penulis sendiri berawal dengan pemikiran
yang masih awam terhadap instansi tersebut.

Beliau tentu saja memulai dengan adanya penjelasan dimana Ditjen


Imigrasi sendiri memiliki structural yang berbeda dan memiliki banyaknya
cabang secara internal seperti terdapatnya seksi dan bidang-bidang didalam
imigrasi itu sendiri. Dengan mengetahui hal ini tentu saja memutuskan
instansi tersebut menjadi sumber dari laporan yang akan saya buat
dikarenakan adanya keterhubungan yang tinggi didalam Ditjen Imigrasi
akan tetapi tidak dibawahi oleh Kementrian Luar negeri sementara saya
sebagai orang awam berfikir bahwa pekerjaan kedua pihak memiliki
banyaknya kesamaan anatara satu sama lain.
Dalam penjelasannya juga ditambahkan ilmu-ilmu yang dapat harus
dimiliki saat sedang bekerja salah satunya adalah bekerja dalam Sebuah
tim yang memiliki tujuan khusus yang diwujudkannya, memiliki peran
kepemimpinan bersama, dan memiliki tanggung jawab individu dan timbal
balik. Tim berdiskusi, membuat keputusan, dan melakukan kerja nyata
bersama, dan mereka mengukur kinerja mereka dengan menilai produk
kerja kolektif mereka. Referensi Kebijaksanaan Tim. Hal ini sangat
berbeda dengan kelompok kerja klasik dalam suatu organisasi yang di
dalamnya terdapat pemimpin yang terfokus, akuntabilitas individu dan
produk kerja, serta tujuan kelompok yang sama dengan misi organisasi
yang lebih luas. Pekerjaan dalam sebuah instansi sebenarnya adalah
kelompok kerja yang lebih besar yang mengambil bagian dari misi
organisasi yang lebih luas13. Mereka diorganisir di bawah seorang
pemimpin, dan keefektifannya diukur dari pengaruhnya terhadap orang
lain atau bisa dikatakan sebagai team work dengan sebuah orientasi hasil

13
BC Campus, “Teamwork in Workplace”
https://opentextbc.ca/organizationalbehavioropenstax/chapter/teamwork-in-the-workplace/ . diakses pada 20
Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai