Oleh:
RAI MUHAMMAD DZAKY
6211181022
NIM : 6211181022
Peminatan :-
Nama
Pembimbing I
Penguji
Penulis
PENDAHULUAN
Magang adalah kesempatan yang ditawarkan oleh pemberi kerja kepada calon
karyawan, yang disebut magang, untuk bekerja di perusahaan untuk jangka waktu
tertentu. Magang biasanya mahasiswa atau mahasiswa, dan sebagian besar magang
berlangsung antara satu bulan dan tiga bulan. Magang biasanya paruh waktu jika
ditawarkan selama semester universitas dan penuh waktu jika ditawarkan selama
periode liburan. Dengan penekanan kuat pada pelatihan, magang memberi siswa
pengalaman kehidupan nyata di tempat kerja dan bidang yang mereka harapkan
untuk dimasuki. Hal ini tidak hanya membantu memperoleh keterampilan kerja
yang penting dan memutuskan apakah karir yang mereka alami tepat untuk mereka,
tetapi juga memungkinkan untuk membuat kontak kerja yang berharga dan
bertindak sebagai batu loncatan penting untuk mengamankan pekerjaan dan
menaiki anak tangga pertama di dunia kerjaPelaksanaan kegiatan magang dianggap
sangat penting.
Dengan adanya keterkaitan tugas yang dimiliki oleh diretorat imigrasi dengan
Hubungan internasional yang selaku juga jurusan yang ditempuh oleh penulis oleh
karena itu saya membawa kesempatan ini untuk membawa laporan tersebut
berdasarkan bagaimana fungsi dan tugas yang ada pada Direktorat Imigrasi
Indonesia karena memiliki relevansi dan juga keterkaitan yang tinggi dengan subjek
dan juga jurusan yang ditempuh penulis.
1.2 Maksud dan Tujuan
1
U.S Citizenship and Immigration Service, “Origins of the Federal Immigration Service”,
https://www.uscis.gov/about-us/our-history/overview-of-ins-history/origins-of-the-federal-immigration-service.
Diakses pada 20 Agustus 2021
2
Ditjen Imigrasi Republik Indonesia, “Sejarah”, https://www.imigrasi.go.id/en/profil-sejarah-zaman-penjajahan/
.Diakses pada 20 Agustus 2021
merupakan kiriman dari Belanda (uitgezonden krachten). Semua posisi kunci
kantor imigrasi ada di tangan pejabat Belanda.
Kebijakan keimigrasian yang ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda
adalah politik pintu terbuka (opendeur politiek). Melalui kebijakan ini,
pemerintah Hindia Belanda membuka jalan yang seluas-luasnya bagi orang asing
untuk masuk, tinggal, dan menjadi warga negara Hindia Belanda. Tujuan utama
penerapan kebijakan keimigrasian “pintu terbuka” adalah untuk mendapatkan
sekutu dan investor dari berbagai negara dalam rangka pengembangan ekspor
komoditas perkebunan di wilayah Hindia Belanda. Selain itu, kehadiran orang
asing juga dapat dimanfaatkan untuk bersama-sama mengeksploitasi dan
menekan penduduk pribumi.
Meski terus berkembang (penambahan kantor imigrasi di berbagai daerah),
struktur organisasi dinas keimigrasian pemerintah Hindia Belanda relatif
sederhana. Hal ini diduga terkait dengan relatif kecilnya lalu lintas yang datang
dan berangkat dari dan/atau keluar negeri pada saat itu.
Hanya ada 3 (tiga) bidang keimigrasian yang ditangani pada masa pemerintahan
Hindia Belanda, yaitu:
A. bidang izin masuk dan tinggal orang
B. wilayah tempat tinggal orang asing
C. bidang kewarganegaraan.
Pada masa reformasi mengatur ketiga bidang tersebut, peraturan pemerintah
yang digunakan adalah Toelatings Besluit (1916); Toelatings Ordonnantie (1917);
dan Regelings Passport (1918).
Pada saat Indonesia mencapai era Republik Indonesia Serikat dengan wilayah
Indonesia yang terbatas pada saat itu dinas imigrasi produk Hindia Belanda
diserahterimakan kepada pemerintah Indonesia pada tanggal 26 Januari 1950.
Struktur organisasi dan tata kerja serta beberapa produk hukum pemerintah
Hindia Belanda terkait keimigrasian masih dipergunakan sepanjang tidak
bertentangan dengan kepentingan bangsa Indonesia.
Pada tanggal 3 November 1966 ditetapkan kebijakan tentang Struktur
Organisasi dan Pembagian Tugas Departemen, yang mengubah kelembagaan
Direktorat Imigrasi sebagai salah satu pelaksana utama Departemen Kehakiman
menjadi Direktorat Jenderal Imigrasi yang dipimpin oleh Direktur Jenderal
Imigrasi. Beban kerja yang semakin meningkat dan kebutuhan akan akurasi data,
mendorong Direktorat Jenderal Imigrasi untuk segera menerapkan sistem
komputerisasi di bidang imigrasi.
Krisis ekonomi 1997 telah mengakhiri periode panjang era Orde Baru dan
memasuki era reformasi. Aspirasi yang hidup dalam masyarakat, menginginkan
komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM), tegaknya
hukum dan keadilan, pemberantasan KKN, dan demokratisasi, tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance), transparansi, dan akuntabel terus
didengungkan, termasuk diantaranya tuntutan percepatan otonomi daerah.
Lonjakan perjalanan keluar atau masuk ke wilayah Indonesia tentu membutuhkan
sistem manajamen dan pelayanan yang semakin handal dan akurat.
2.2 Visi
2.3 Misi
1. Kepastian persyaratan
2. Kepastian biaya
3. Kepastian waktu penyelesaian
2.4 Tugas
3
Ditjen Imigrasi Indonesia, “Profil Visi-Misi” https://www.imigrasi.go.id/imigrasiv1/profil/visi-misi. Diakses
pada 20 Agustus 2021
4
Ibid.
5
Loc. Cit. Ditjen Imigrasi Republik Indonesia, https://www.imigrasi.go.id/imigrasiv1/profil/visi-misi
6
Ditjen Imigrasi Republik Indonesia, “Kedudukan, Tugas, dan Fungsi”, https://www.imigrasi.go.id/profil/tugas-
fungsi. Diakses pada 10 Agustus 2021
2.1 Wewenang
7
Rumah Detensi Imigrasi Pusat, “Tugas dan Fungsi Direktorat Kerjsa” ,
https://rudenimpusattanjungpinang.kemenkumham.go.id/en/profil/tugas-dan-fungsi/tugas-dan-fungsi-dirjen-imigrasi . pasal 548
diakses pada 20 Agustus 2021
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
2.2 Struktur
3.1 Profil
Pasal 650
Direktorat Kerja Sama Keimigrasian mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan
teknis dan supervisi serta evaluasi di bidang kerja sama keimigrasian
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Imigrasi
Pasal 651
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 650,
Direktorat Kerja Sama Keimigrasian mempunyai fungsi:8
penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang Kerja Sama
Keimigrasian;
penyiapan penyusunan standardisasi di bidang Kerja Sama
Keimigrasian;
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kerja sama
antarlembaga pemerintah dan lembaga nonpemerintah, kerja sama
organisasi internasional, kerja sama antarnegara, serta kerja sama
perwakilan asing dan bina perwakilan Republik Indonesia;
koordinasi dan pelaksanaan kerja sama di bidang keimigrasian
antarlembaga pemerintah dan lembaga nonpemerintah, kerja sama
organisasi internasional, kerja sama antarnegara, serta kerja sama
perwakilan asing dan bina perwakilan Republik Indonesia;
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang Kerja Sama
Keimigrasian;
pelaksanaan urusan tata usaha serta evaluasi dan penyusunan laporan
Direktorat Kerja Sama Keimigrasian.
8
Direktorat Jendral Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM RI, “Direktorat Kerjasama Keimigrasian”,
https://www.imigrasi.go.id/imigrasiv1/profil/tugas-fungsi . Diakses pada 20 Agustus 2021
Adapun kemudahan dan mobilitas dalam pelaksanaan tugas di
lapangan, Direktorat Jenderal Kerja Sama Keimigrasian memiliki Sub
direktorat kerja yakni sebagai berikut:9
Subdirektorat kerja sama keimigrasian antarlembaga.
Subdirektorat kerja sama keimigrasian dengan organisasi
internasional.
Subdirektorat kerja sama keimigrasian antarnegara.
Subdirektorat kerja sama keimigrasian perwakilan asing dan bina
perwakilan republik indonesia.
Subbagian tata usaha.
Berikut ini adalah penjelasan dari sub seksi dari direktorat Kerjasama
keimigrasian Indonesia
9
Kemenkumham. “Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomor 29 Tahun
2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia”
pasal 652 s.d pasal 669. Hal 185-189.
C. Sesuai dengan ruang lingkup dari kerjasama sebuah negara, apabila negara
Indonesia telah melakukan kerjasama dengan negara lain berarti kerjasama
yang dilakukan oIeh negara Indonesia adaIah kerjasama Internasional.
10
Dhiba Hana Farah, “Tinjauan Yuridis Terbentuknya Kerjasama Keimigrasian Oleh Direktorat Jendral
Imigrasi : Dasar hukum dan peranannya” Undang-Undang no. 24 tahun 2000. Hal 94
F. Subdirektorat kerja sama keimigrasian tata usaha, Direktorat Jendral
Imigrasi melalui Direktur Kerja sama tata usaha keimigrasian dalam rangka
memberikan kejelasan dan tertib administrasi di lingkungan Direktorat
Jendral Imigrasi telah mengeluarkan Standar Operasional dalam penyusunan
naskah perjanjian di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi yang
tercantum dalam SOP Penyusunan Naskah Perjanjian No. IMI-UM.01.01-
2375.11
3.3 Visi
3.4 Misi
11
Ibid. undang-undang no 65 tahun 2016. Hal 96
12
Loc. Cit. Ditjen Imigrasi Republik Indonesia, https://www.imigrasi.go.id/profil/visi-misi.
3.4 Tujuan
Dibalik fungsi dan tugas secara umum, Direktorat Jenderal Imigrasi sebagai
salah satu lembaga pemerintah di bawah naungan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia selalu melaksanakan kerjasama yang bersifat nasional
maupun internasional, dikarenakan ruang lingkup kewenangan Imigrasi tidak
hanya pada kepentingan warga negara Indonesia namun juga berkaitan dengan
Warga Negara Asing. Kerjasama di bidang keimigrasian antara kedua belah
pihak tentunya perlu memiliki dasar Cross-Border: Jurnal Kajian Perbatasan
Antarnegara, Diplomasi dan Hubungan Internasional, hukum yang kuat dalam
proses pembentukan dan produk kerjasama yang dihasilkan. Direktorat
Jenderal Imigrasi dalam melaksanakan kerjasama keimigrasian telah berdasar
kepada berbagai peraturan perundang-undangan yang memuat kerjasama
keimigrasian Indonesia.
3.5 Sasaran
13
BC Campus, “Teamwork in Workplace”
https://opentextbc.ca/organizationalbehavioropenstax/chapter/teamwork-in-the-workplace/ . diakses pada 20
Agustus 2021