Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Moral Agama Kristen


Moral dalam bahasa Latin disebut “mores”, kata ini dimengerti
sebagai moralitas, yaitu mengenai kesusilaan (mores) yang berasal dari
“mos” atau “moris” yang artinya kesusilaan atau kebiasaan baik yang
berlaku pada suatu kelompok tertentu; kedua adalah ajaran kesusilaan
yang dapat dipelajari secara sistematik.
Dalam Kristen, moralitas diartikan sebagai suatu upaya filosofi
untuk tetap dapat memelihara keberlangsungan hidup kemanusiaan itu
sendiri atau lebih mudahnya upaya untuk manusia membenarkan diri
tanpa Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat manusia yang
mempesonakan itu.
Dimulai dari kejatuhan Adam dan Hawa, dimana manusia memiliki
inisiatif atas keberdosaannya
Kejadian 3 : 7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka
tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara
dan membuat cawat.
Kejadian 3 : 8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN
Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk,
bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di
antara pohon-pohonan dalam taman.
Manusia menyembunyikan diri dari hadapan Allah
Kejadian 3 : 9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan
berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Manusia bersembunyi dalam keberdosaannya dan berargumen
denga Tuhan Allah karena takut akan kebenaran tuha Allah dan selalu
permisif atau selalu beralasan”exuse”.
Kejadian 3 : 10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa
Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang;
sebab itu aku bersembunyi."
Manusia merasa tidak bersalah, merasa semua ini salah Tuhan
Allah.
Kejadian 3 : 12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang
Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu
kepadaku, maka kumakan."
Manusia yang egosentris
Kejadian 4 : 9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel,
adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
Manusia yang cenderung menurunkan standar Allah.
Kejadian 4 : 13 Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih
besar dari pada yang dapat kutanggung.

3
4

Manusia angkuh terhadap kasih karunia Allah.


Kejadian 4 : 24 sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat,
maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat."
Kejadian 11 : 2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan
menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
Kejadian 11 : 3 Mereka berkata seorang kepada yang lain:
"Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata
itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat
Manusia yang cenderung memikirkan kebaikannya tanpa
melibatkan Tuhan Allah, melawan perintah Tuhan Allah
Kejadian 11 : 4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita
sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit,
dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

B. Pengertian Kewajiban dan Tanggung Jawab Manusia


Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh
rasa tanggung jawab.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia Tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Atau, sikap
menerima tugas dengan segala konsekuensinya, kemudian
melakukannya dengan setia.
Kata Alkitab tentang Tanggung Jawab, Menurut Bilangan
11:11, tanggung jawab berarti beban, sedangkan dalam ayat 14,
tanggung jawab berarti tugas. Gal.5:6 ”Sebab masing-masing
orang memikul tanggung jawab sendiri”.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung
jawab orang percaya adalah kewajiban, tugas, beban yang harus
ditanggung dan dijalankan dengan setia dalam kehidupan sehari-
hari.

C. Ciri Moral Agama Kristen


1. Inisiatif manusia atas keberdosaannya (Gen 3:7 : lalu mereka
menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.)
2. Bersembunyi dari keberdosaannya (Gen 3:10 : bersembunyilah
manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah)
3. Menyembunyikan diri dari TUHAN Allah (Gen 3:9: Tetapi TUHAN
Allah memanggil manusia)
4. Berargumen dengan TUHAN Allah (Gen 3:10 : ia menjawab: "Ketika
aku mendengar)
5. Takut terhadap kebenaran TUHAN Allah (Gen 3:10 : Engkau ada
dalam taman ini, aku menjadi takut)
5

6. Permisif atau selalu beralasan “excuse” (Gen 3:10 : karena aku


telanjang; sebab itu aku bersembunyi, dan maka kumakan)
7. Merasa tidak bersalah (Gen 3:12 : Perempuan yang Kautempatkan di
sisiku)
8. Merasa ini semua salah TUHAN Allah (Gen 3:12 : Perempuan yang
Kautempatkan di sisiku)
9. Egosentris (Gen 4:9 : Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?)
10. Cenderung menurunkan standar Allah (Gen 4:13 :"Hukumanku itu
lebih besar)
11. Angkuh terhadap kasih karunia (Gen 4:24 : maka Lamekh tujuh puluh
tujuh kali lipat)
12. Inisiatif kelompok manusia atau primodial, group-sentris (Gen
11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain )
13. Tidak mencari kehendak TUHAN Allah terlebih dahulu (Gen 11:4 Juga
kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita)
14. Untuk kebaikan manusia itu sendiri tanpa melibatkan TUHAN Allah
(Gen 11:4: supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi
15. Melawan perintah Tuhan Allah (Gen 11:4: supaya kita jangan terserak
ke seluruh bumi, bandingkan dengan Gen 1:28 Allah memberkati
mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi.")

D. Hal-Hal Yang Tidak Mendasari Moral Agama Kristen


E. Model-Model Moral Penyaringan Moral Agama Kristen
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Moral Agama Kristen
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian, perkembangan
internalisasi nilai-nilai terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang
dianggapnya sebagai model. Bagi para ahli psikoanalisis, perkembangan
moral dipandang sebagai proses internalisasi norma-norma masyarakat
dan dipandang sebagai kematangan dari sudut organik biologis. Menurut
psikoanalisis, moral dan nilai menyatu dalam konsep superego yang
dibentuk melalui jalan internalisasi larangan-larangan atau perintah-
perintah yang datang dari luar (khususnya orang tua) sedemikian rupa,
sehingga akhirnya terpencar dari dalam diri sendiri.karena itu,orang-orang
yang tidak mempunyai hubungan yang harmonis dengan orang tuanya di
masa kecil, kemungkinan besar tidak mampu mengembangkan super-ego
yang cukup kuat, sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering
melanggar norma masyarakat. Beberapa sikap orangtua yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan perkembangan moral anak, di
antaranya sebagai berikut.
1. Konsisten dalam mendidik anak dilarang
6

Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dan
melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu
tingkah laku anak yang dilarang oleh orangtua pada suatu waktu, harus
juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain.
2. Sikap orangtua dalam keluarga
Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap anak, sikap ayah
terhadap ibu, atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral
anak, yaitu melalui proses peniruan (imitasi). Sikap yang sebaiknya
dimiliki oleh orangtua adalah sikap kasih sayang, keterbukaan,
musyawarah (dialogis), dan konsisten.
3. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
Orangtua merupakan panutan (teladan) bagi anak, termasuk di
sini panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orangtua yang
menciptakan iklim religius, dengan cara membersihkan ajaran atau
bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan
mengalami perkembangan moral yang baik.
4. Sikap konsisten orangtua dalam menerapkan norma
Orangtua sebaiknya menjadi cintoh positif bagi anak – anaknya,
bukan hanya sekedar member contoh. Karena itu, orang-orang yang tak
mempunyai hubungan yang harmonis dengan orang taunya dimasa kecil,
kemungkinan besar tidak mampu mengembangkan superego yang cukup
kuat, sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering melanggar norma
masyarakat.
Teori-teori lain yang non psikoanalisi beranggapan bahwa
hubungan anak-orang tua bukan satu-satunya sarana pembentukan
moral. Para sosiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri mempunyai
peran penting dalam pembentukan moral.tingkah laku yang terkendali
disebabkan oleh adanya kontrol dari masyarakat itu sendiri yang
mempunyai sanksi-sanksi tersendiri buat pelanggar-pelanggarnya.
Didalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan
nilai-nilai hidup tertentu ternyata faktor lingkungan memegang pean
penting. Diantara segala unsur lingkungan sosial yang berpengaruh, yang
tampaknya sangat penting adalah unsur lingkungan berbentuk manusia
yng langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan
dari nila-nilai tertentu. Dalam hal ini lingkungan sosial berfundsi sebagai
pendidik dan pembina. Makin jelas sikap dan sifat lingkungan terhadap
nilai hidup tertentu dan moral makin kuat pula pengaruhnya untuk
membentuk atau meniadakan tingkah laku yang sesuai.
Dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-
nilai hidup terterntu, banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan
moral, diantaranya yaitu:
1. Faktor tingkat harmonisasi hubungan antara orang tua dan anak.
7

2. Faktor seberapa banyak model (orang-orang dewasa yang simpatik,


teman-teman, orang-orang yang terkenal dan hal-hal lain) yang
diidentifikasi oleh anak sebagai gambaran- gambaran ideal.
3. Faktor lingkungan memegang peranan penting. Diantara segala
segala unsur lingkungan social yang berpengaruh, yang tampaknya
sangat penting adalah unsur lingkungan berbentuk manusia yang
langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan
dari nilai-nilai tertentu.
4. Faktor selanjutnya yang memengaruhi perkembangan moral adalah
tingkat penalaran. Perkembangan moral yang sifatnya penalaran
menurut Kohlberg, dipengaruhi oleh perkembangan nalar
sebagaimana dikemukakan oleh piaget. Makin tinggi tingkat
penalaran seseorang menrut tahap-tahap perkembangan piaget,
makin tinggi pula tingkat moral seseorang.
5. Faktor Interaksi sosial dalam memberik kesepakatan pada anak untuk
mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui
masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang
lain.

G. Karakteristik cara memperbaiki cara moral manusia


8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa
moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki
oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi. Moral merupakan kondisi pikiran,
perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai
baik dan buruk.
B. Saran
Dalam hal-hal di atas yang telah kami terapkan tentang moralitas,
tiap-tiap orang harus dapat melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban
karena hormat terhadap hukum, sedangkan hukum itu sendiri tertulis
dalam hati manusia. Dengan kata lain, moralitas adalah tekad untuk
mengikuti apa yang dalam hati disadari sebagai kewajiban mutlak. Setiap
manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan
setiap moral dan moralitas masing-masing orang harus dapat di buktikan
ditiap-tiap kehidupan setiap manusia, agar manusia juga dapat memiliki
pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan
nilai-nilai baik.
9

DAFTAR PUSTAKA

Wiesye M.S. Nangoy, S.Th, M.Teol, Pendidikan Agama Kristen: Moralitas


(Tondano, 2012). Bab III. Hlm 56-61.

Lakoro Firdaus, S.Th. M.Si, dkk. Pendidikan Agama Kristen (Manado : Stigma
Xaksi, 2007)

J. Verkuyl. Etika Kristen bag. Umum (Jakarta: BPK Gunung Mulia 1993) Hlm 15-
17.
http://www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-moral-dan-etika-lengkap.html
http://www.apapengertianahli.com/2015/05/pengertian-moral-dan-pengertian-
etika-perbedaan.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-moral-dan-tahap.html

Anda mungkin juga menyukai