Setelah anda mempelajari pada sub bab ini anda diharapkan akan memiliki
kemampuan untuk :
1. Mengetahui mutu serat kapas
2. Melaksanakan proses persiapan pembuatan benang
3. Melakukan pencampuran serat
4. Menjelaskan urutan proses pemintalan kapas
A. BAHAN BAKU
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang yaitu serat, baik yang
berasal berasal dari serat alam maupun serat buatan. Sebagai bahan baku dalam
pembuatan benang, maka serat-serat tersebut harus memiliki karakteristik tertentu
untuk bisa diproses dalam pemintalan. Kemampuan serat untuk bisa dipintal tanpa
mengalami kesulitan dengan mutu benang yang baik biasa disebut spinning ability.
Persyaratan serat sehingga memiliki kemampuan untuk dipintal (spinning
ability) diantaranya adalah:
1) Serat harus cukup panjang
2) Serat harus cukup halus
3) Serat harus cukup kuat dan
4) Gesekan permukaan serat harus memadai.
Bahan baku yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah serat kapas. Mutu
dari serat kapas secara tradisional dinyatakan dengan grade dan staple yang
ditentukan oleh cotton classers yang terlatih dengan baik. Pengukuran-pengukuran
secara laboratoris telah dikembangkan untuk memperoleh informasi tambahan
tentang mutu. Dengan adanya bermacam-macam jenis kapas dan varitas kapas,
maka kapas juga mempunyai bermacam-macam kwalitas kapas yang dipengaruhi
oleh daerah tempat tumbuh, cara penanaman, iklim dan lain-lain. Pembagian
kwalitas kapas tersebut lazim disebut grading kapas. Grade ini menunjang mutu
kapas, dan juga menentukan harga kapas. Grade ditentukan oleh warna, kotoran
dan preparation.
Warna akan menentukan kenampakan dari benangnya, kotoran akan
menambah jumlah limbah, mengganggu kelancaran proses dan mempengaruhi
grade benang yang dihasilkan, sedang preparation dapat menimbulkan kerusakan
pada serat. Oleh karena itu grade kapas perlu diketahui. Untuk mengetahui grade
kapas tersebut dapat dilakukan secara visual dengan membandingkan contoh kapas
105 Rayon 110
tersebut dengan suatu standard grade box. Selain grade ada faktor mutu serat yang
sangat berpengaruh terhadap mutu produk dan sejauhmana kehalusan benang
yang bisa dipintal dari suatu serat yang harus diketahui, faktor mutu tersebut
adalah panjang serat.
Dengan mengetahui panjang serat maka dapat direncanakan kehalusan
benang yang bisa dicapai oleh serat tersebut, selain itu data panjang serat sangat
berpengaruh terhadap penyetingan mesin-mesin pemintalan yang digunakan untuk
mengolah serat tersebut. Jika panjang serat tidak diketahui maka seting pada mesin
tidak akan bisa mendukung panjang serat yang diolah, pada akhirnya kelancaran
proses akan terganggu, dan mutu benang yang dihasilkan tidak akan baik.
Dilihat dari panjang seratnya. Jenis serat kapas dapat dikelompokkan menjadi :
- Serat kapas panjang, termasuk pada golongan ini adalah serat dari Mesir.
- Serat kapas medium, termasuk pada golongan ini adalah serat dari Amerika.
- Serat kapas pendek, termasuk pada golongan ini adalah serat dari India.
B. PROSES PERSIAPAN
Untuk memudahkan pengerjaan, persiapan yang baik perlu dilakukan
khususnya mengenai pergudangan. Pergudangan ini meliputi :
C. PENCAMPURAN SERAT
Dalam proses pencampuran serat, ada dua macam istilah yang sering
diartikan sama tetapi sebenarnya masing-masing mempunyai pengertian yang
berbeda yaitu Blending dan Mixing. Perbedaan pengertian istilah tersebut
berdasarkan jenis atau macam serat yang akan dicampur.
1. Blending
Blending adalah pencampuran antara dua jenis serat atau lebih yang sifat-
sifat dan atau harganya berbeda, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil benang
dengan mutu dan harga yang diinginkan. Misalnya kita akan membuat benang
campuran antara serat polyester dan serat kapas dengan perbandingan 65 %
Polyester dan 35 % kapas, maka sebelum proses dikerjakan kita sudah dapat
meramalkan benang campuran yang akan dihasilkan diharapkan akan mempunyai
sifat-sifat antara lain :
a. Lebih kuat
b. Lebih rata
c. Tahan kusut dan lain-lain
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam blending ini antara lain adalah :
a. Panjang serat
b. Kehalusan serat
c. Kekuatan dan mulur serat
d. Persentase perbandingan
Jadi yang diartikan dengan blending dalam pemintalan ialah pencampuran dua
macam serat atau lebih dengan memperhatikan persyaratan diatas untuk diolah
menjadi benang dengan hasil yang dapat diramalkan sebelumnya dan kalau
dikemudian hari akan membuat benang semacam itu dapat dengan mudah
dilaksanakan. Blending yang dilakukan di pabrik pemintalan di Indonesia biasanya
antara :
- Serat poliester dengan serat kapas
- Serat poliester dengan serat rayon
- Serat kapas dengan serat buatan lainnya.
lainnya antara serat polyester dan serat kapas. Panjang serat, jumlah kotoran yang
berbeda seharusnya memerlukan setting dan tingkat pembukaan yang berbeda-
beda. Serat-serat yang berat jenisnya lebih kecil kemungkinan besar akan terhisap
lebih dahulu dibandingkan dengan seratserat yang berat jenisnya lebih besar,
sehingga blending yang diharapkan mungkin tidak dapat tercapai. Demikian pula
terhadap sifat-sifat fisik dan mekanis lainnya perlu diperhatikan.
Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
berbagai macam perbedaan sifat-sifat serat, maka sukar sekali untuk menentukan
kondisi pengolahan yang sesuai, misalnya besarnya setting dan pukulan, kekuatan
hisapan udara, kelembaban dan sebagainya. Dengan demikian blending pada mesin
blowing biasanya hanya dilakukan apabila terdapat beberapa persamaan sifat dari
serat-serat yang dicampurkan, misalnya serat polyester dan serat rayon.
Blending pada mesin drawing biasanya dilakukan dengan cara mengatur
perbandingan rangkapan dan susunan sliver yang disuapkan pada mesin drawing
passage pertama. Dengan cara tersebut, maka Persentase campuran yang
diinginkan dapat dicapai.
Perbandingan Persentase campuran yang lazim digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Macam-Macam Perbandingan Persentase Campuran
No. Macam campuran serat Perbandingan persentase campuran
1. Polyester / kapas 65 % / 35 %
2. Polyester / rayon 65 % / 35 %
3. Kapas / rayon 80 % / 20 %
4. Polyacrilic / kapas 55 % / 45 %
5. Polyester / wol 55 % / 45 %
6. Kapas / kapas Tidak tertentu
2. Mixing
Tujuan dari mixing di pemintalan ialah untuk mengurangi ketidakrataan hasil
benangnya. Mixing biasanya dilakukan terhadap serat-serat yang sejenis. Biasanya
kapas yang datang, walaupun spesifikasi telah ditetapkan dalam pemintalan, namun
dalam kenyataannya sukar dipenuhi, mungkin disebabkan jumlah persediaan sangat
terbatas.
Adakalanya walaupun grade dan panjang staple sama dalam spesifikasinya,
namun karena berasal dari berbagai daerah yang kondisinya tidak sama, maka
dimungkinkan adanya perbedaan sifat antar kapas. Agar hasil produksi benang yang
berasal dari kapas-kapas tersebut dapat dijamin kesamaannya, maka perlu
dilakukan mixing.
Dari berbagai macam cara tersebut diatas, yang banyak digunakan ialah
pencampuran selama penyuapan. Pada cara ini, biasanya disediakan ± 24 bal kapas
yang disusun sekeliling feed lattice dari mesin pembuka (Hopper Bale Breaker).
Kemudian dari setiap bal kapas diambil segumpal demi segumpal dengan tangan
dan ditaruh diatas feed lattice, selanjutnya terus masuk kedalam mesin Hopper Bale
Breaker.
Walaupun antar blending dan mixing pada hakekatnya mengandung
pengertian yang berbeda, dalam pengertian sehari-hari sering dicampur adukkan.
Blending sering diberi pengertian apabila percampuran dilakukan terhadap jenis
serat yang berbeda, sedang percampuran beberapa macam serat kapas untuk
tujuan-tujuan tertentu dipatal-patal di Indonesia seringkali digunakan istilah mixing.
Blowing
Carding
Drawing I
Drawing II
Roving
Spinning
Winding
Bal Kapas
Blowing
Carding
Pre Drawing
Super Lap
Combing
Drawing I
Drawing II
Roving
Spinning
Winding
E. TEST FORMATIF
Setelah anda mempelajari pada sub bab ini anda diharapkan akan memiliki
kemampuan untuk :
1. Mengetahui unit-unit mesin pemintalan untuk serat kapas
2. Memahami susunan mesin-mesin pemintalan untuk serat kapas
3. Menjelaskan fungsi-fungsi dari mesin blowing, carding, combing,
drawing, flyer, ring spinning dan open end
4. Menjelaskan mekanisme kerja mesin blowing, carding, combing,
drawing, flyer, ring spinning dan open end
A. MESIN BLOWING
Bahan baku blowing berupa bal serat, masing-masing diambil segumpal
demi segumpal dengan tangan dan disuapkan kedalam penyuap. Serat-serat yang
dikemas secara padat, perlu dibuka sehingga serat-serat yang ada didalamnya
terurai dan terbuka. Dengan terurainya serat-serat tersebut maka serat-serat bahan
baku akan mudah untuk dibersihkan. Mengingat hal tersebut maka proses utama
yang terjadi pada blowing adalah proses pembukaan dan pembersihan serat.
Proses-proses tersebut sangat dibutuhkan dalam menjamin kelancaran dan mutu
produksi pada proses selanjutnya dalam pemintalan.
Walaupun proses pembukaan dan pembersihan hanya sekitar 5 – 10 % dari
total biaya pemintalan benang, tetapi hal ini sangat berpengaruh secara tidak
langsung terhadap besarnya bahan baku yang hilang dan mutu benang yang
diproduksi pada pemintalan.
Selain proses pembukaan dan pembersihan dalam proses blowing juga
terjadi proses pencampuran yang biasa disebut dengan blending. Proses
pencampuran pada blowing dilakukan untuk mencampur bagian-bagian serat yang
memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga memiliki sifat yang homogen.
Serat yang berada diatas bagian bal perlu dicampur dengan serat yang berada
dibawah bal, dan juga untuk posisi-posisi yang lainnya.
Blowing lines untuk serat alam menggunakan 2 buah mixer (5 dan 7) dan 2
buah opener cleaner (6). Susunan seperti ini digunakan untuk mengolah serat-
serat alam seperti kapas.
Keterangan:
1. Susunan bal serat bahan baku 6. Fine opener (Opener + Cleaner)
2. Bale opener otomatis (Blendomat) 8. Pembersih debu (deduster)
4. Pemisah logam (metal separator) 9. Mesin Carding
5. Multi mixer
Blowing lines untuk serat buatan lebih pendek, pada susunan ini terdapat
pemisah logam (4) untuk memisahkan logam dari serat-serat yang mungkin
terbawa pada saat serat dibuat, sedangkan pencampuran, pembukaan, dan
pembersihan lebih sedikit jika dibandingkan dengan Blowing lines untuk serat
buatan.
2
114 Rayon 110
pembersihan. Mesin ini terdiri dari rol-rol penyuap, rol-rol pemukul, mote knifes
(pisau pembersih), dan peralatan listrik statis tegangan tinggi. Elemen-elemen
utama tersebut disusun terstruktur membentuk sistem pembersihan bahan baku
yang efisien sehingga kotoran yang melekat pada bahan baku yang berupa debu
dan kotoran lainnya dapat terlepas dengan tanpa merusak serat yang sedang
diproses.
1 2 3 4 5 6
6 7
Rol ini terdiri dari dua buah dan dipasang sebagai rol pemukul yang kedua dan
ketiga dengan fungsi sebagai pembuka, pembersih debu, dan pelurus serat-
serat yang diproses.
5) Mote Knife
Mote knife pada mesin ini terdiri dari dari delapan buah yang dipasang di bawah
rol-rol pemukul. Dibawah rol pemukul pertama dipasang 4 buah mote knife, dan
dibawah rol pemukul kedua dan ketiga masing-masing 2 buah. Fungsi utama
mote knife adalah untuk memisahkan antara kotoran dengan serat yang
terlepas. Pada mesin ini, celah antara mote knife dengan rol pemukul serta
kemiringannya dapat diatur sesuai dengan bahan baku yang diolah.
6) Peralatan Listrik Statis Tegangan Tinggi
Peralatan ini dipasang diantara pemukul kesatu dan kedua dan diantara
pemukul kedua dan ketiga. Peralatan ini berfungsi untuk membantu dalam
meluruskan serat dengan memanfaatkan gaya magnetic pada listrik statis, selain
itu peralatan ini juga membantu gumpalan serat bergerak dengan lancar tanpa
masalah.
7) Pengumpul Debu dan Kotoran
Debu dan kotoran yang terpisahkan dari serat oleh mote knife dikumpulkan
dalam tempat pengumpul dan dihudap keluar dari mesin oleh kipas penghisap
debu dan kotoran.
Bahan baku yang didistribusikan oleh saluran bahan baku utama masuk ke
saluran sistem ini dan langsung disuapkan kepada rol pembuka (8) oleh satu pasang
rol penyuap (6) . Pada tahap ini bahan baku mengalami pembukaan dan
pembersihan dari debu-debu yang masih terkandung pada bahan baku. Setelah
mengalami pembukaan, bahan baku langsung disalurkan pada kolom bahan baku
(11), pada kolom bahan baku ini terdapat photo cell (10) yang akan mengatur tinggi
permukaan bahan baku dengan cara mengontrol putaran rol pemasukan bahan
baku untuk rol pembukaan (14). Kolom bahan baku yang terbentuk selanjutnya
119 Rayon 110
akan memasuki mesin carding melalui tiga rol penyuap (12) yang digerakan
langsung oleh mesin carding menuju rol penyuap di mesin carding (13).
B. MESIN CARDING
Mesin Carding adalah mesin yang mengubah bentuk lap menjadi sliver. Lap
hasil mesin Blowing masih berupa gumpalan-gumpalan kapas yang mengandung
serat-serat pendek dan kotoran. Gumpalan-gumpalan kapas tersebut masih perlu
dibuka dan dibersihkan lebih lanjut pada mesin Carding.
Sistem penyuapan bahan baku terhadap mesin carding telah mengalami
perkembangan dari mulai sistem lap feeding hingga sistem chute feed. Dengan
pengembangan sistem penyuapan bahan baku ini kelancaran proses, tingkat
produktifitas, dan mutu produk bisa ditingkatkan.
1. Fungsi Carding
Proses yang terjadi pada mesin carding memliki fungsi secara umum adalah
untuk membuka serat secara individu, membersihkan, dan membentuk sliver
carding. Secara rinci fungsi mesin carding adalah :
a. Membuka gumpalan serat lebih lanjut
b. Membersihkan kotoran-kotoran serat (impurities) dan debu yang masih
terdapat didalam gumpalan kapas
c. Menguraikan neps
d. Mengurangi/menghilangkan serat pendek
e. Mengorientasikan serat searah sumbu sliver
f. Membentuk sliver.
Pada instalasi modern seperti yang ditunjukan pada gambar 6.3, bahan baku
didistribusikan melalui saluran bahan baku dari proses blowing (1) menuju mesin
carding melalui sistem penyuapan chute feed pada mesin carding. Bahan baku yang
terbentuk pada sistem chute feed ini langsung disuapkan melalui rol penyuap pada
feeder hopper menuju landasan penyuap yang secara perlahan mendorong lapisan
serat menuju daerah taker-in (2).
Bagian dari lapisan bahan baku dari rol penyuap harus tersisir dan terbuka
menjadi individu-individu serat yang terbuka oleh taker-in, serat-serat ini melewati
peralatan grid bar dan dipindahkan pada silinder utama (3). Pada saat serat-serat
melalui mote knife, grid bar, dan daerah carding action, sebagian besar kotoran
yang terkandung dalam serat akan jatuh ke bawah melewati grid bar dan terkumpul
pada saluran limbah. Kapas yang terbawa oleh taker-in, kemudian dibawa ke depan
sampai bertemu dengan permukaan silinder utama (3) yang bergerak lebih cepat.
Karena arah jarum-jarum pada permukaan silinder searah dengan jarum-jarum dari
taker-in yang bergerak lebih lambat, maka serat-serat yang berada di permukaan rol
pengambil akan dipindahkan ke permukaan silinder dan terus dibawa ke atas dan
berada diantara permukaan silinder dan top flat (4), disinilah terjadi carding action.
Kecepatan silinder jauh lebih besar daripada kecepatan flat dan
kedudukannya saling berhadapan. Hal ini mengakibatkan lapisan kapas yang
121 Rayon 110
terdapat di antara kedua permukaan tersebut akan tergaruk dan terurai. Serat-serat
pendek beserta kotoran-kotorannya akan menempel pada jarum-jarum flat. Oleh
sisir flat, lapisan kapas digaruk hingga lepas dari jarum-jarum flat.
Serat kapas yang menempel pada jarum-jarum pada permukaan silinder
terus dibawa ke bawah sampai titik singgung dengan permukaan doffer(5). Doffer
mengubah serat-serat yang dibawa oleh silinder menjadi lapisan serat (web), hal in
terjadi karena kecepatan doffer lebih lambat dibandingkan kecepatan silinder.
Peralatan pengambil web (doffer stripper) mengambil web dari doffer dan
mengubahnya dari bentuk web menjadi sliver kemudian mengantarkannya kepada
calender rol (6) yang akan menekan sliver tersebut sehingga memiliki diameter
tertentu. Dari calendar roll, sliver yang terbentuk masuk kepada coiler (7) yang akan
menyimpannya dalam can.
Lambat
Cepat
Lambat
Cepat
4. Perhitungan
Mesin carding konvensional biasanya digerakan oleh hanya satu motor,
motor ini menggerakan secara langsung taker-in, silinder utama, dan bagian-bagian
mesin yang lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sabuk
penggerak (belt) dan gigi-gigi penghubung. Pada mesin carding modern yang
berkecepatan tinggi penggerak mesin tidak hanya mengandalkan satu motor, tetapi
telah dilengkapi dengan beberapa motor penggerak sehingga masing-masing bagian
pada mesin carding digerakan tersendiri oleh satu motor, hal ini sangat
menguntungkan dalam menyeting mesin.
Dengan suatu mekanisme gearing dan belt tertentu mesin carding dapat
berjalan dengan baik memenuhi tujuan proses carding. Struktur gearing pada
mesin carding didesain sedemikian rupa sehingga kecepatan masing-masing bagian
mesin sesuai dengan perhitungan-perhitungan mengenai regangan mekanik dan
regangan nyata yang harus terjadi pada proses carding.
123 Rayon 110
Kecepatankelilingdoffer
RM
Kecepatankelilingrol penyuap
100
RN RM
100 %L
dimana: RN : Regangan Nyata
RM : Regangan Mekanik
L : Limbah
453,6 40
1 lb lap hank 0,00131
16,45 x1000 840
Dari Regangan Nyata, dapat dihitung Regangan Mekaniknya. Bila mesin Carding
mempunyai limbar sebesar 5 %, maka :
(100 % Limbah)
RM RN
100
(100 5)
RM 113,74 108,05
100
c. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi mesin carding dapat ditentukan dengan mengetahui
kecepatan permukaan doffer dan nomor sliver yang dihasilkannya. Kecepatan
permukaan doffer mesin carding dapat dihitung dengan melihat gearing diagram
dari mesin tersebut, bentuk penampang doffer adalah lingkaran, maka untuk
menentukan kecepatan permukaannya sangat tergantung pada rpm dan diameter
doffer tersebut. Kecepatan permukaan doffer dalam perhitungan produksi
menunjukkan panjang sliver yang dihasilkan oleh mesin carding dalam satuan waktu
tertentu.
Sliver yang dihasilkan mesin carding memiliki nomor tertentu, nomor ini
menunjukan berat per satuan panjang dari sliver tersebut. Dengan mengetahui
nomor sliver carding dan besarnya kecepatan permukaan doffer maka kapasitas
produksi mesin carding dapat dihitung dengan satuan berat per satuan waktu.
Dalam setiap proses produksi selalu ada ketidaksesuaian antara perhitungan
produksi dengan produksi sebenarnya. Selisih antara perhitungan dan produksi
nyata ini disebut faktor effisiensi. Hal ini terjadi karena dalam prosduksi masalah-
masalah pasti terjadi seperti putus sliver, slip, dan lain sebagainya.