Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEUNUDDON
Jln. Pante Breuh-Ulee Rubek Desa Tanjong Pineung Kec. Seunuddon Kode Pos 24393
Email. puskesmasseunuddon@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang belum merata terutama dalam hal pemerataan prasarana
dan fasilitas penunjang bagi stakeholder kesehatan yang ada di daerah maka diperlukan
tindakan rujukan dari stakeholder kesehatan yang memiliki fasilitas kurang ke stakeholder
yang memiliki sarana lebih maju
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu: tingkat pertama,
kedua dan ketiga. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan terjadi keterbatasan dalam
pelayanan sehingga dilakukan rujukan ke tingkat fasilitas pelayanan kesehatan selanjutnya.
Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal. Rujukan vertikal merupakan
rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan. Rujukan horizontal merupakan
rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan.

B.Tujuan Pedoman

Tujuan pedoman ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan Umum
Mengetahui dan memetakan segala aspek-aspek sistem rujukan yang mencakup sarana
prasarana dan pelaksanaan rujukan yang ada di UPTD Puskesmas Seunuddon untuk kemudian
dielaborasi dan diintegrasikan sejalan dengan pelaksanaan sistem rujukan yang sesuai dengan
Sistem Kesehatan Nasional.

C. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang pelaksanaan rujuan di UPTD Puskesmas Seunuddon
b. Mengetahui tentang prosedur sistem rujukan yang berlangsung di UPTD Puskesmas
Seunuddon
c. Mengetahui tentang kelengkapan sarana prasarana dalam kaitan pelaksanaan rujukan
yang berlangsung di Puskesmas Seunuddon
d. Mengetahui tentang pemanfaatan sumber daya yang terdapat di Puskesmas dalam
kaitan pelaksanaan rujukan yang berlangsung di Puskesmas Seunuddon
C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua penyelengara pelayanan klinis baik itu staf
medis (dokter/dokter gigi), paramedis (perawat, bidan).

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman rujukan ini adalah rawat jalan tingkat pertama.
Rawat jalan tingkat pertama ini meliputi pelayanan kesehatan perorangan di Puskesmas
Seunuddon mencakup pelayanan umum, gigi dan mulut, kegawatdaruratan serta kebidanan.

E.Batasan Operasional
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk memberikan
informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan dapat
berwujud alat bukti, nilai-nilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi rujukan adalah tempat
materi tersebut ditemukan.
Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horizontal. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai
kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Ketentuan rujukan
berjenjang ini dikecualikan pada keadaaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan
kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A.Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di pelayanan klinis puskesmas adalah :
1. Tenaga Medis (dokter/dokter gigi)
Tenaga medis yang ada di pelayanaan klinis adalah tenaga medis yang
bersertifikat,dan berkompeten di bidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan
kedokteran umum sebagai dokter umum atau lulus dari pendidikan kedokteran gigi
sebagai dokter gigi.
2. Tenaga Perawat atau perawat gigi
Untuk menunjang pelayanan klinis di puskesmas Seunuddon harus di dukung oleh
tenaga perawat yang memiliki keterampilan, pendidikan dan pelatihan yang
mendukung dalam pelayanan klinis.
3. Tenaga Bidan
Untuk menunjang pelayanan klinis di puskesmas harus di dukung oleh tenaga
bidan yang memiliki keterampilan, pendidikan dan pelatihan yang mendukung
dalam pelayanan klinis.

B.Distribusi Ketenagaan
NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH
1 Dokter umum
2 Dokter gigi
3 Perawat
4 Perawat gigi
5 Bidan

C.Jadwal Kegiatan
Puskesmas Seunuddon melakukan pelayanan setiap hari senin sampai dengan sabtu. Jam
buka loket pelayanan Puskesmas Seunuddon yaitu:
o Senin-Kamis : 08.00 - 12.00 WIB
o Jumat : 08.00 – 10.00 WIB
o Sabtu : 08.00 – 11.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Meliputi ruang tindakan dan ruang pelayanan umum dan persalinan sebagai ruangan untuk
persiapan pasien yang akan dirujuk,

RUANG PERIKSA RUANG TINDAKAN


RUANG PERSALINAN

RUANG
PELAYANAN UMUM

B. Standar Fasilitas
Fasilitas rujukan rawat jalan berupa komputer, printer, kertas untuk rujukan.

Fasilitas ambulans beserta isinya untuk rujukan emergensi.


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A.Lingkup Kegiatan
Rujukan di Puskesmas Seunuddon terbagi menjadi 2, yaitu rujukan nonemergensi dan
rujukan emergensi. Rujukan nonemergensi terbagi menjadi rujukan eksternal dan rujukan
internal. Rujukan eksternal adalah rujukan keluar dari Puskesmas yang bersifat horizontal atau
vertikal. Horizontal adalah rujukan sesama tingkatan Puskesmas sedangkan vertical adalah
rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut seperti Rumah Sakit.
Rujukan internal adalah rujukan antar unit layanan di Puskesmas.
Lingkup kegiatan rujukan Puskesmas Seunuddon, yaitu:
1. Rujukan nonemergensi rawat jalan terdiri dari rujukan BPJS
2. Rujukan gawat darurat atau emergensi.

B.Metode
Rujukan ini menggunakan metode rujukan vertikal dan horizontal.
Rujukan horizontal dilakukan setara antar Puskesmas di Wilayah Seunuddon berupa rujukan
program Puskesmas atau rujukan laboratorium untuk pemeriksaan darah kimia klinik serta
urine.
Rujukan horizontal dilakukan ke Fasilitas kesehatan layanan lanjut atau sekunder.
Rujukan berupa rawat jalan ke Poli Rumah Sakit di RSUD Cut Meutia yang telah ditentukan
oleh Sistem Rujukan JKN.
Rujukan gawat darurat terdapat pengecualian dalam hal rujukan berjenjang. Dapat
dilakukan ke seluruh Rumah Sakit di RSUD Cut Meutia

C.Langkah Kegiatan
Rujukan Non emergensi
Rujukan eksternal
1. Dokter menentukan pasien dirujuk.
2. Petugas memberi penjelasan atau informasi kepada pasien/keluarganya atas alasan
rujukan, fasilitas rujukan yang dituju, kapan rujukan akan dilakukan.
3. Petugas memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa unit
pelayanan tujuan dapat menerima pasien, dengan melihat jadwal pelayanan di rumah
sakit/klinik.
4. Petugas membuat surat rujukan.
5. Petugas membuat surat rujukan memuat identitas pasien dan diagnosis pasien untuk
pasien JKN.
6. Petugas membuat resume klinis pasien tentang kondisi pasien, prosedur dan tindakan
yang telah dilakukan serta kebutuhan pasien akan tindak lanjut untuk pasien umum.
7. Petugas membuat catatan di rekam medis.
8. Petugas memberikan surat rujukan kepada pasien sesuai poliklinik di rumah
sakit/klinik yang bisa menangani.

Rujukan internal
1. Dokter menentukan pasien dirujuk interna.
2. Petugas menuliskan keterangan di rekam medis bahwa pasien akan dirujuk ke
ruangan yang bersangkutan.
3. Petugas merujuk ke ruangan lain yang terkait dengan keluhan lain dari pasien
tersebut.
4. Petugas ruangan bersangkutan mengantar rekam medis ke ruangan yang akan dituju.

Rujukan emergensi
1. Dokter menentukan pasien dirujuk.
2. Petugas melakukan pertolongan pertama dan atau melakukan tindakan stabilisasi
keadaan umum pasien sebelum dirujuk.
3. Petugas memberi penjelasan atau informasi kepada pasien/keluarganya atas alasan
rujukan, fasilitas rujukan yang dituju, kapan rujukan akan dilakukan.
4. Petugas menghubungi ke tempat rujukan untuk meminta konfirmasi dan memastikan
kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan tujuan rujukan.
5. Petugas membuat surat rujukan.
6. Petugas membuat resume klinis pasien tentang kondisi pasien, prosedur dan tindakan
yang telah dilakukan serta kebutuhan pasien akan tindak lanjut.
7. Petugas melakukan pencatatan pada buku register rujukan.
8. Petugas menyiapkan alat, ambulans dan perawat pendamping.
9. Perawat pendamping melakukan monitoring pasien dan memastikan stabilitas pasien
dipertahankan selama perjalanan ke tempat rujukan.
10. Perawat pendamping pasien menyerahkan surat rujukan dan melakukan serah terima
pasien kepada petugas (dokter/paramedis) di tempat rujukan.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan rujukan berdasarkan unit terkait, berupa form
rujukan BPJS, Form rujukan umum, surat persetujuan rujukan, ceklist persiapan pasien
rujukan, lembar monitoring selama rujukan serta umpan balik dari FKRTL.
Untuk rujukan ekternal vertikal ke rumah sakit dengan BPJS

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN / PASIEN

Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Sasaran keselamatan pasien dalam proses rujukan meliputi
1. Identifikasi pasien dengan benar.
Identifikasi ini sesuai dengan identitas pasien yang mau dirujuk.
2. Komunikasi yang efektif
Komunikasi meliputi proses pemberian informasi diagnosis penyakit pasien, alasan dan
tujuan dirujuk, risiko penyakit, transportasi rujukan serta risiko atau penyulit selama
perjalanan.
3. Pengurangan risiko infeksi akibat perawatan kesehatan dengan menggunakan APD
sesuai standar dengan penyakit yang diderita pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Sarana pelayanan wajib memberikan jaminan keamanan kesehatan baik bagi tenaga
kesehatan baik bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat yang dilayani. Penyebaran penyakit
menular telah meningkatkan kekhawatiran masyarakat maupun petugas kesehatan dalam
beberapa dekade terakhir akibat munculnya infeksi mematikan seperti infeksi HIV dan HBV.
Untuk melindungi operator dan pasien, maka operator harus memakai alat pelindung diri
(APD). APD adalah pakaian khusus atau alat yang digunakan petugas untuk melindungi diri dari
luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik
yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan lainnya (Occupational Safety
and Health Administration).
Dalam proses rujukan terutama rujukan emergensi, petugas medis harus terlindungi, baik
dari paparan penyakit maupun paparan fisik.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dilakukan dengan analisis risiko saat terjadinya proses rujukan
seperti:
1. Kemungkinan terjadi kesalahan identifikasi pasien
2. Tidak ada komunikasi mengenai proses rujukan antara dokter dengan pasien atau
keluarga pasiennya sehingga terjadi kesalahan seperti tujuan rujukan pasien pada
kasus rawat jalan
3. Terjadi nya paparan risiko infeksi pada petugas kesehatan dari pasien karena
ketidaktepatan penggunaan APD.

Kinerja pelaksanaan rujukan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan


indikator daftar tilik SOP pelayanan Klinis dan Audit Internal secara periodik.
BAB IX
PENUTUP

Rujukan pasien merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan
Puskesmas Seunuddon. Dalam proses tersebut saat penting adanya pedoman pelaksanaannya,
sehingga pelayanan kesehatan dapat terlaksana secara berkesinambungan dan bermutu.

Anda mungkin juga menyukai