Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SANITASI LINGKUNGAN

KELAS :B

NAMA : BAYU FERMI BANGUN

NIM : 205060407111023

NO URUT :3

SEPTIC TANK UNTUK SANITASI LAYAK

Sanitasi merupakan salah satu bagian dari penyehatan lingkungan yaitu upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat untuk mencegah terjadinya suatu permasalahan
lingkungan dan terjadinya kesakitan yang mengancam kelangsungan hidup. Sanitasi adalah
sebuah perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup dengan bersih dan bermaksud
untuk mencegah manusia bersentuhan secara langsung dengan bahan kotor dan berbahaya
yang mana perilaku ini menjadi usaha yang diharapkan bisa menjaga serta meningkatkan
kesehatan manusia. Jadi, dengan kata lain pengertian dari sanitasi ini merupakan upaya yang
dilakukan demi menjamin dan mewujudkan kondisi yang sudah memenuhi syarat kesehatan
(Rocket, 2017).

Selain itu, ada beberapa pengertian sanitasi menurut para ahli yang diantaranya adalah
menurut Hopkins bahwa sanitasi merupakan cara pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang berpengaruh pada lingkungan. Tak jauh berbeda, Azrul Anwar mengatakan
bahwa sanitasi merupakan cara pengawasan oleh masyarakat terhadap faktor-faktor lingkungan
yang mungkin berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia juga dikatakan bahwa sanitasi adalah usaha dalam membina serta menciptakan suatu
kondisi yang baik dalam bidang kesehatan, terutama untuk kesehatan masyarakat.

Sanitasi layak merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Sanitasi yang layak
berkaitan langsung dengan kesehatan dan penentu kualitas hidup masyarakat. Menurut laporan
Badan Pusat Statistik (BPS), persentase rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses
terhadap sanitasi layak sebesar 80,92% pada 2022.Berdasarkan wilayahnya, Yogyakarta
menjadi provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak tertinggi,
yakni 96,21%. Posisinya diikuti oleh Bali dengan persentase rumah tangga yang memiliki
akses sanitasi layak sebesar 95,94%. Sebanyak 92,79% rumah tangga di Jakarta juga telah
memiliki akses sanitasi layak. Kemudian, proporsi rumah tangga yang memiliki akses sanitasi
layak di Sulawesi Selatan dan Bangka Belitung masing-masing sebesar 92,24% dan 91,63%.
Adapun, Papua menjadi provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi
layak terendah, yakni 40,34%. Di atasnya ada Sumatera Barat dan Papua Barat dengan
persentase masing-masing sebesar 69,27% dan 73,52%.

Akses sanitasi layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
fasilitas tersebut digunakan oleh rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain
tertentu, dilengkapi dengan kloset jenis leher angsa, serta tempat pembuangan akhir tinja
berupa tangki septik atau IPAL. Sedangkan, akses sanitasi aman adalah fasilitas sanitasi yang
dimiliki oleh rumah tangga, yang terhubung dengan septic tank. Akses sanitasi yang masuk
kategori aman ini umumnya disedot rutin satu kali selama 3-5 tahun dan dibuang ke instalasi
pengolah tinja atau IPLT.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2014 tentang


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, setiap jamban perlu dilengkapi dengan fasilitas septic tank.
Adapun septic tank adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai tempat penampungan
limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat kotoran manusia akan tertinggal dalam
tangki septik. Sedangkan bagian cairnya keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui
bidang atau sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter
untuk mengelola cairan itu.

Berdasarkan SNI 2398:2017, definisi dari tangki septik yaitu suatu ruangan kedap air
terdiri dari satu/beberapa kompartemen yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah
rumah tangga dengan kecepatan aliran yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk
terjadi pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan kesempatan untuk penguraian
bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk bahan-bahan larut air dan gas.
Dijelaskan pula bahwa tangki septik harus kedap air. Selain itu tangki septik perlu memiliki
lubang kontrol, vantilasi, pipa masuk-keluar serta harus dikuras isinya untuk dibuang dengan
truk tinja secara reguler. Limbah dari tangki septik itu dikirim ke Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT). Tangki septik memiliki bagian penampungan dan pengolahan air limbah dengan
kecepatan aliran lambat. Tujuannya adalah memberikan kesempatan pengendapan benda padat
agar terjadi penguraian menjadi bahan larut air dan gas. Air yang keluar dari tangki septik harus
dialirkan ke tempat pengolahan lanjutan yang bisa berupa:

1. Sistem penyaringan dengan up flow filter pada daerah air tanah tinggi;
2. Bidang resapan, sumur resapan pada daerah air tanah rendah;
3. Taman sanita pada daerah air tanah rendah dan air tanah tinggi

SNI 2398:2017 pun mengatur jarak minimal yang aman antara lokasi tempat pengolahan septic
tanc dengan sumur dan bangunan. Detail ketentuannya adalah sebagai berikut:

1. Jarak minimal sumur resapan septic tank dengan sumur air bersih adalah 10 meter,
dengan bangunan atau rumah 1,5 meter, dan dengan sumur resapan air hujan 5 meter.
2. Jarak minimal up flow filter septic tank dengan sumur air bersih, bangunan/rumah, dan
sumur resapan air hujan, masing-masing adalah 1,5 meter.
3. Jarak minimal Taman Sanita septic tank dengan sumur air bersih, bangunan/rumah, dan
sumur resapan air hujan, masing-masing adalah 1,5 meter.

Sedangkan bentuk dan ukuran tangki septik berdasarkan ketentuan SNI 2398:2017 adalah
sebagaimana perincian di bawah ini:

1. Septic tank berbentuk segi empat dengan perbandingan panjang dan lebar 2:1 sampai
3:1. Minimal, lebar Septic tank 0,75 meter, panjang 1,5 meter, dan tingginya 1,5 meter,
termasuk ambang batas 0,3 meter.
2. Volume atau ukuran septic tank harus sesuai dengan jumlah pemakai.
3. Ketentuan ukuran septic tank jenis tercampur (tinja bercampur dengan limbah rumah
tangga), berdasarkan jumlah pemakai:
• Jumlah pemakai 5 orang: volume 2,1 meter kubik (panjang 1,6 m, lebar 0,8 m
dan tinggi 1,6 m)
• Jumlah pemakai 10 orang: volume 3,9 meter kubik (panjang 2,1 m, lebar 1,0 m
dan tinggi 1,8 m)
• Jumlah pemakai 15 orang: volume 5,8 meter kubik (panjang 2,5 m, lebar 1,3 m
dan tinggi 1,8 m)
• Jumlah pemakai 20 orang: volume 7,8 meter kubik (panjang 2,8 m, lebar 1,4 m
dan tinggi 2 m)
• Jumlah pemakai 50 orang: volume 19,4 meter kubik (panjang 4,4 m, lebar 2,2
m dan tinggi 2 m)
4. Ketentuan ukuran septic tank jenis terpisah (khusus tinja dan urin), berdasarkan jumlah
pemakai:
• Jumlah pemakai 10 orang: volume 1,66 meter kubik (panjang 1,6 m, lebar 0,8
m dan tinggi 1,3 m)
• Jumlah pemakai 15 orang: volume 2,5 meter kubik (panjang 1,8 m, lebar 1,0 m
dan tinggi 1,4 m)
• Jumlah pemakai 20 orang: volume 2,9 meter kubik (panjang 2,1 m, lebar 1,0 m
dan tinggi 1,4 m)
• Jumlah pemakai 50 orang: volume 5,2 meter kubik (panjang 3,2 m, lebar 1,6 m
dan tinggi 1,7 m)
Gambar 1. Tangki Septik dengan Satu Kompartemen dan Dua Kompartemen

(Sumber : SNI 2398:2017(Tata cara perencanaan tangki septik dengan pengolahan lanjutan (sumur resapan,
bidang resapan, up flow filter, kolam sanita)))
Dalam rangka menuju akses sanitasi aman, pembangunan tangki septik yang sesuai
dengan standar sangat penting untuk diperhatikan. Pemilihan jenis tangki septik baik secara
konvensional maupun pabrikasi dapat menyesuaikan lingkungan dan kondisi masyarakat.
Keberadaan tangki septik yang memenuhi standar sangat penting untuk mencegah penularan
penyakit, pencemaran air dan pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu kesadaran akan
pentingnya tangki septik yang sesuai standar dan pelaksanaan penyedotan lumpur tinja
terjadwal harus mulai diterapkan oleh kita.

Anda mungkin juga menyukai