Dwi Lestari P,
Emulsi
Emulsi Tujuan khusus topik
emulsi
Tipe emulsi
Emulsifikasi
Formulasi emulsi
Pembuatan emulsi
04 Stabilitas emulsi
- industri kosmetika - industri cat - etc
industri farmasi - industri makanan minuman
Susu : emulsi alami (lemak terdispersi dalam
air) dengan kasein (suatu protein) sebagai
emugator
Emulsion in market
05
06
more in emulsions
07
seconds
cutting oil
to years
depending on application
Definisi
09
Emulsi
sistem dispersi dari minimal dua fase
cair yang tidak dapat bercampur atau
hanya tercampur sebagian
salah satu fase cairan terdispersi dalam bentuk droplet
(faseterdispersi) di dalam cairan lainnya (fase pendispersi)
11 W/O/W
Tipe emulsi
Emulsi air dalam minyak dalam Emulsi dalam minyak dalam air
air dalam minyak
Tampilan emulsi
Macroemulsion: > 400 nm : white
Rasio fase
(komposisi relatif
minyak dan air)
Fase dengan konsentrasi lebih
besar : fase kontinyu TETAPI
jenis emulgator lah yang paling
menentukan
Urutan pencampuran
Bentuk
sediaan Semisolida
emulsi
Cold cream : W/O
Ukuran droplet
emulsi
<0.5 mm
0.5 - 1.5 mm
1.5 - 3 mm
> 3 mm
Tipe emulsi
dan
stabilitasnya
Uji konduktivitas
i tipe
emulsi
Identifikas
Tekstur
Uji
konduktivitas
Uji kelarutan
zat warna dengan pewarna amaranth
Formulasi emulsi
Emulsi yang stabil minimal
mengandung 3 komponen
fase terdispersi
medium pendispersi
emulgator (emulsifying
agents)
bahan aditif
dua cairan tak bercampur
AKTIVITAS PERMUKAAN
DALAM EMULSI
pengemulsi
bercampur (air-minyak) :
Surfaktan Þmembentuklapisan
film monomolekuler
Mekanisme
kerja bahan 2. Membentuk lapisan pelindung di sekitar
globul terdispersi dengn membentuk
pengemulsi
lapisan film antarmuka → mencegah
koalesensi fase terdispersi : Polimer
Mekanisme
kerja bahan 3. Partikel padat terbagi halus diadsorpsi di
sekitar glubul dan menghasilkan
pengemulsi
penghalang partikulat yang mencegah
collision dan koalesensi : Padatan
anorganik terbagi halus.
Bahan pengemulsi: surfaktan
Bahan pengemulsi: surfaktan
Bahan pengemulsi alami: tumbuhan,
hewan, turunan semisintetik
Bahan pengemulsi partikel terbagi halus
Senyawa anorganik dalam bentuk terbagi halus yang dapat diadsorpsi pada
antarmuka air-minyak membentuk lapisan film koheren
Bahan pengemulsi tambahan
HLB
(hydrohilic – lipophilic balance
Pengemulsi lebih hidrofilik →lebih larut air → O/W 4 -6: pengemulsi W/O
Pengemulsi lipofilik → kurang larut air → W/O
Keseimbangan tepat → efektif → terkonsentrasi pada 7 - 9: bahan pembasah
antarmuka O dan W
8 - 18: pengemulsi O/W
13 – 15 : detergen
10 – 18 : bahan penglarut
45 Pembuatan
emulsi
SEDIAAN EMULSI CAIR YANG IDEAL
pengocokan ringan
Pembuatan emulsi
Pemilihan bahan
pengemulsi
Rx Mineral oil 50 mL
Span 60 q.s
Tween 40 q.s
Cherry syrup 40 mL
Aqua dest.q.s ad. 120 mL
PERHITUNGAN
EMULGATOR NON-IONIK
1.Sediaan untuk penggunaan internal -----> harus
emulsi O/W
a. Cara ALJABAR:
HLB = ft (HLBt) + fs (HLBs);
ft = fraksi berat Tween; fs = fraksi berat Span
HLBt = HLB Tween; HLBs = HLB Span
HLB = total HLB yang dibutuhkan
ft + fs = 1, maka ft = 1 - fs
PERHITUNGAN
EMULGATOR NON-IONIK
ft + fs = 1, maka ft = 1 - fs
12 = (1 - fs )(15,6) + fs (4,7)
10,9 fs = 3,6
Berat Span 60 yang digunakan (total emulgator 6g) => 0,33 x 6 g = 1,98 g
Emulsi eksternal
METODE TRITURASI
2. METODE GOM KERING
Metode botol : Minyak atau air dikocok dengan baik bersama sejumlah gom
Air ditambahkan dalam porsi kecil sambil dikocok secara konstan setiap ada
es.
pengawetan dalam emulsi
–SANGAT PENTING : oleh karena mo sangat mudah berkembang biak pada lingkungan banyak air, apalagi juga tdp KH,
protein, steroid
–Perubahan rasa, warna, gas, hidrolisis, perubahan pH, dan pemecahan emulsi
–Pengawet : sangat larut air, koefisien partise lemak/air rendah, bakterisid, noniritan,nonsensitizing, nontoksik, inert,
stabil pada rentang pH dan suhu yang lebar, spektrum antibakteri, antijamur dan antiragi yang lebar
–ESTER PARAHIDROKSIBENZOAT : metil,propil,butil paraben; ASAM ORGANIK ; asam askorbat, asam benzoat,
•Emulsi minyak mineral, minyak tumbuhandan lemak hewanÞ perubahanoksidatif(tengik, rusakoleh karenaefek
•ANTIOKSIDAN : zat yang memiliki afinitasyg tinggi thd O2 sehingga dapatberkompetisi denganzat labil dalamformulasi
untukberikatan dg O2
•Antioksidan ideal : nontoksik, nonirritan, effektif padakonsentrasi rendah, larut dalam medium dan stabil, tidakberbau
•Contoh : alkilgalat sepertietil, propilatau dodesilgalat, butylatedhydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT)
Stabilitas emulsi
1.STABILITAS FISIK
–Menjaga fase terdispersi dalam bentuk droplet halus dan kemudahan redispersi
–Emulsi secara alami adalah tidak stabil secara fisik, maka harus dijamin paling tidak dalam rentang waktu penggunaan
sediaan stabil
2.STABILITAS KIMIA
3.STABILITAS MIKROBIOLOGI
–Seluruh emulsi membutuhkan pengawet antimikroba : fase air merupakan medium pertumbuhan mikroorganisme.