Anda di halaman 1dari 7

NAMA : BILQIS NUR QUROTUAINI

KELAS : 9B
ABSEN : 06

IDENTITAS BUKU

JUDUL : Moga Bunda Disayang Allah


PENULIS : Tere Liye
TEBAL BUKU : 306
PENERBIT : Republika Penerbit (PT Pustaka Abdi Bangsa)
TAHUN TERBIT : 2006

SINOPSIS
Novel Moga Bunda Disayang Allah Bercerita tentang Melati
bocah berusia 6 tahun yang awalnya dia sangat periang dan lucu,
melati mulai buta dan tuli sejak dia berusia 3 tahun. Selama 3
tahun ini dunia melati gelap. Dia tidak memiliki akses untuk bisa
mengenal dunia dan seisinya. Mata, telinga dan semua tertutup
baginya

UNSUR INTRINSIK
TEMA :
Tema yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
adalah kehilangan indera penglihatan dan pendengaran tidak
lantas menjadikan seseorang itu lemah, berusaha adalah kunci
keberhasilannya. Awalnya melati adalah seorang anak yg normal,
sangat menggemaskan, lucu, sama periangnya dengan anak-anak
yang baru berusia 3 tahun. Tuhan berkehendak lain, Melati harus
mengalami kebutaan dan lebih parahnya lagi ia juga harus
kehilangan indera pendengarannya hingga ia berusia 6 tahun. 3
tahun yg dijalani oleh Melati dalam kegelapan, kesunyian membuat
aksesnya kedunia sekitar terputus.
TOKOH DAN PENOKOHAN :
-Melati : Tokoh utama dalam novel moga bunda disayang Allah. Ia
adalah sosok anak yg periang, lucu, dan suka bercanda.
Disebabkan melati kehilangan indera penglihatan dan
pendengarannya, maka akses kedunia sekitar pun terputus hal
tersebut membuat melati menjadi keras kepala. Berikut disajikan
petikan yg menggambarkan penokohan Melati:
•Sifat periang, lucu, dan suka bercanda :
“Bunda, bangun! Sudah pagi….” Melati berseru sambil melompat
riang ke atas ranjang ukuran king-size.Tertawa (Tere liye, 2006;4)

“Bunda, bangun! Bunda kesiangan, nih!” Jahil Melati menarik


selimut bundanya. Berteriak lagi. Tertawa lagi. Merangkak lebih
dekat. Mengeluarkan sehelai bulu ayam yang diperolehnya kemarin
dari Mang Jeje, tukang kebun. Jahil! (Tere liye, 2006;5)

“Bunda, mikir apa?” Melati menyeringai. Memutus lamunan (Tere


liye, 2006;6)
•Sifat keras kepala :
“BAA…. MA…. AAA….” Berteriak lagi. Melati memukul-mukul meja
dekat ranjang. Menarik gagang telepon. Melemparnya
sembarangan. Rambut ikalnya bergoyang-goyang. Baju tidurnya
berantakan. Tangannya seperti moncong tapir yang mencari-cari
semut di dalam lobang pohon, bergerak-gerak, menjalar tidak
terjendali. ( Tere liye, 2006;14)
-BUNDA :
Bunda adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati. Tokoh bunda
sangat keibuan. Ia merawat melati dengan penuh kasih sayang dan
kesabaran. Tokoh bunda adalah salah satu tokoh dominan, dan
merupakan tokoh protagonis yang sangat sabar, tabah,
penyayang, dan tulus. Berikut disajikan petikan yang
menggambarkan penokohan Bunda :
•Sifat sabar dan tabah :
“Kau sudah bangun, sayang?” Bunda bertanya lemah, berusaha
tersenyum, meski seluruh dunia tahu senyuman itu percuma. (Tere
liye, 2006; 14)

“.... Aku juga tidak tahu kenapa datang pagi ini. setiap hari
mengirimkan surat-surat itu. Aku tidak tahu. Yang aku tahu, kami
sudah tiba dibatasnya. Sudah hampir berputus asa. Jadi, apa pun
kemungkinan yang tersedia, meski itu hanya seujung kuku akan
kami coba. Aku tifak tahu kenapa harus berharap padamu,
Anakku….” ( Tere Liye, 2006; 83)

Berjuanglah, Anakku! Bunda mohon. Jangan menyerah! Bunda


berbisik senyap. Tertunduk. (Tere liye, 2006; 83)

•Sifat penyayang dan tulus :


“Melati sekarang setiap hari kerjanya hanya marah, berteriak-teriak.
Melempar apa saja yang dipegangnya. Memukul. Menjambak. Apa
saja, tidak peduli apa pun itu….”Bunda menggigit bibir, memaksa
matanya agar tidak menangis. (Tere liye, 2006; 35)

“Sayang…. Ja-ngan—” Bunda sambil tersenyum, berusaha


menahan gerakan tangan putrinya yang berusaha mengangkat
keramik lainnya, lebih besar dari yang tadi. (Tere liye, 2006; 185)
-TUAN HK :
Tuan HK yg merupakan ayah dari Melati. Ia adalah sosok yang
menyayangi keluarganya, tegas, pekerja keras, dan juga
pengusaha yang sukses. Berikut disajikan petikan yang
menggambarkan penokohan Tuan HK:
•Sifat Tegas :
“APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah gala
mendekati karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadi
beruban. Otot-ototnya boleh jafi sudah dimakan usia tengah baya.
Tapi pagi ini ia tidak akan segan-segan berkelahi dengan tamu
yang tak tau untung ini. Baru lima menit di ruang makannya, berani
sekali membanting putrinya duduk. (Tere Liye, 2006; 103)
•Sifat penyayang :
“Tidak usah, Yang! Malam ini kau istirahat saja, biar aku yang
menyiapkan keperluanku sendiri!” Tuan HK tersenyum, memberi
tanda agar istrinya tetap berbaring di ranjang. (tere liye, 2006; 45)
•Sifat pekerja keras :
“Aku dua minggu lagi ke Frankurt, Yang! Agak lama. Ada banyak
yang harus dikerjakan di sana. Mungkin dua atau tiga minggu –”
Tuan HK dia sejenak, menatap lembut istrinya, “Mempelajari
banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” ( tere liye, 2006; 46)
-SALAMAH :
Salamah digambarkan sebagai seorang pembantu yang setia
terhadap majikannya. Salamah memiliki sifat protagonis juga di
gambarkan sebagai seorang pembantu yang pelupa. Berikut
disajikan petikan yang menggambarkan penokohan salamah :
•Sifat pelupa
“Aduh, maaf! Seharusnya Salamah letakkan gelasnya ditempat
yang lebih tinggi! Aduh, Salamah lupa lagi….” Salamah mendekat
rusuh, berusaha membereskan sisa “keributan.” (tere liye, 2006; 15)
•Sifat setia
“Apa Melati…. apa Melati akan sembuh, Pak Guru?” Karang
menghela napas. Terdiam. Berpikir. Lantas menggeleng pelan.
Muka salamah seketika kecewa. Raut wajahnya terlipat tiga. (tere
liye, 2006; 260)
-MANG JEJE :
Merupakan tokoh yang menjadi tukang kebun keluarga Tuan HK.
Mang Jeje sangat bertanggung jawab kepada keluarga Tuan HK.
Berikut disajikan petikan yang menggambarkan Mang jeje:
“Mamang sekarang tahu kenapa harus menggunting rumput ini
setiap minggu…. Dulu Pak Guru, kan, pernah bilang, ‘Percuma kau
memotong rumput halaman ini hanya untuk menunggunya tumbuh
lagi, kemudian memotongnya lagi!’ Suara itu semakin bergetar (tere
liye, 2006; 285)
“Tiga tahun lamanya buat apa coba Mamang memotong rumput
ini, membuatnya indah setiap hati. Hari ini Mamang bisa melihat
Melati berlarian diatasnta. Rasanya bahagia sekali. Bahkan
Mamang tidak peduli kalau harus disuruh memotong rumput ini
tanpa henti, sepanjang Melati bisa bermain diatas….” Mang Jeje
menyeka ujung-ujung matanya. (tere liye, 2006; 286)
-DOKTER RYAN :
Tokoh Dokter Ryan merupakan sosok ayah dari Kinasih.
Sosoknya juga hanya sekali muncul dalam cerita. Sosoknya
digambarkan sebagai seorang pengagum, bertanggung jawab
penuh aras keluarganya. Terbukti dengan Kinasih yang merupakan
anaknya juga menjadi seorang Dokter. Berikut disajikan petikan
yang menggambarkan Dokter Ryan :
“Untuk ukuran seseorang yang tidak memiliki pendidikan akademis
mendidik anak-anak, kay benar-benar hebat, Karang! Aku
tersanjung bisa bertemu denganmu.” Dokter Ryan tersenyum. (tere
liey, 2006; 290)

-KINASIH :
Sosok gadis yang ramah, lemah, lembut, dan penyayang.
Berikut disajikan petikan yang menggambarkan kinasih :
“Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman bacaan
meninggalkan anak-anak, meninggalkannya….” Kinasih menggigit
bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkan aku. (tere liye,
2006; 216)
-SUSTER TYA :
Suster tya adalah perawat Melati sebelum Melati bertemu
dengan Karang. Ia sangat lembut merawat melati. Berikut disajikan
petikan yg menggambarkan suster tya :
“Ayo, Melati…. Pakai tangan bagus! Suster Tya sekali lagi berusaha
membantu melati. memegang tangan melati, berusaha mengajari
cara menyuap yang baik. Ia perawat baru, jadi tidak mengerti
aturan mainnya. (tere liye, 2006; 56)
-IBU-IBU GENDUT :
Ibu-ibu gendut adalah seseorang yang membesarkan Karang.
Karang selalu diajarkan oleh suaminya yang membuka rumah
singgah. Sosoknya digambarkan sebagai seseorang yang sangat
lembut, dan penuh kasih sayang, dan penyabar, dan ia juga
berperan penting dalam merubah sifat dan sikap Karang
-Karang :
ALUR :
Alur cerita dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere
Liye. Menunjukkan alur maju mundur atau campuran. Di awal cerita
diceritakan Di Suatu kota terdapat sebuah keluarga kaya raya.
Yaitu, keluarga HK. Mereka mempunyai seorang anak yang cantik,
bola matanya hitam legam seperti buah leci, rambutnya
bergelombang seperti ombak. Namanya Melati, Melati yang
awalnya adalah seorang anak yang periang dan selalau ingin tau
banyak hal. Kemudian terjadi kecelakaan sehingga melati harus
menjadi buta, tuli dan kesulitan berbicara. Semakin hari Melati
tidak dapat di kendalikan melati selalu berteriak-teriak dan
melempar apapun yang ia pegang
LATAR :
latar waktu :
latar tempat :
latar suasana :
SUDUT PANDANG :
AMANAT :
-“Keinginannya Lah yang membuatnya bisa berlari. Aku hanya
bercerita tentang banyak hal. Membuatnya mengerti tentang
makna berusaha. Proses belajar. Mimpi-mimpi. Cita-cita….”ucap
karang (Tere liye, 2006;236) yah dari kata-kata ini dapat ditarik
kesimpulannya kalau dengan usaha semua yang tak mungkin akan
memiliki kesempatan berubah menjadi mungkin, bukan?

UNSUR EKSTRINSIK
LATAR BELAKANG PENULIS :

Anda mungkin juga menyukai