Anda di halaman 1dari 6

Drama 1

Pemilihan Ketua Kelas


Musyawarah
Pemilihan Ketua Kelas VII F
Penokohan :
Meri : Tekun
Putra : Baik
Rian : Sabar, kreatif
Giha : Tegas
Dw Dalem : Baik
Deasy : Baik
Arya” : Baik, cuek

Suasana yang ramai menyelimuti kelas VII F, kelas yang belum adanya ketua
kelas semakin membuat kelas tersebut berantakan dan tidak ada yang mengurus. Pada
pagi ini Giha seorang siswa yang tidak suka kebisingan, dan kelas yang kumuh
berkeinginan untuk melaksanakan musyawarah kelas untuk pemilihan perangkat kelas.
Giha : (memasuki ruangan), “teman-teman, maaf mengganggu sebentar,
tidakkah teman-teman merasa terganggu dengan kondisi kelas kita yang kumuh dah
berantakan seperti ini”?
Arya : (muka melotot kearah Giha) “eh!!! Giha, emangnya siapa peduli sama
kelas yang seperti ini, yang penting kan kita belajar, bukannya begitu teman-teman”?
(menunjuk kea rah Rian dan Putra).
Rian & Putra : (Terdiam) “Hmmm…”
Meri : “Arya kamu tidak boleh berbicara seperti itu”!(melihat Arya).
Deasy : “Iya Giha, aku juga merasa terganggu dengan kondisi kelas kita yang
seperti ini. Membuat suasana belajar tidak kondusif”.
Giha : “Temen-temen semuanya, bagaimana kalau kita mengadakan pemilihan
perangkat kelas, seperti : ketua kelas, sekretaris, dan bendahara kelas. Dengan demikian
kita bisa bersama-sama mengkoordinir kelas VII F agar lebih bersih dan sehat”.
Putra : “Aku setuju dengan pendapatnya Giha, bagaimana teman-teman kalian
setuju untuk melaksanakan pemilihan perangkat kelas”?
Rian : “Aku setuju banget pastinya Putra, tapi bagaimana caranya ya”?
Dw Dalem : “Temen-temen aku punya ide nih!, bagaimana kalau kita melakukan
musyawarah dengan mufakat saja”?
Arya : “Oke, aku setuju dengan pendapat sahabatku Dw Dalem”. (memeluk Dw
Dalem sambil mengangkat alisnya).
Dw Dalem : “Apaan sih, lebai deh kamu Arya”! (tersenyum)
Meri : “Nah,sekarang kita mulai saja musyawarah kelasnya, tapi sebelumnya
mari kita mulai dengan mengaturkan panganjali umat, agar musyawarah kita pada hari ini
berjalan dengan lanjar dan tanpa ada halangan”.
Semuanya : “Om Swastyastu”
Giha : “Baiklah teman-teman saya disini akan memimpin musyawarah pada har
ini, agar musyawarah ini berjalan dengan baik, saya minta tolong kepada teman-teman
tidak emosi dalam jalannya musyawarah”.
Arya : “Ayo teman-teman kalian mau milih siapa menjadi perangkat kelas”!
Putra : “Bagaimana kalau Giha menjadi ketua kelas, Deasy menjadi Sekretaris,
dan Arya menjadi bendahara kelas. Bagamaina teman-teman setuju dengan pendapatku”?
Deasy : “Maaf Putra, aku kurang setuju kalau menjadi sekretaris kelas, soalnya
aku tidak terlalu lancar menulis dan membaca”(wajah murung).
Rian : “Kalau begitu, Meri saja kita pilih menjadi sekretaris kelas VII F ? Meri
kan cekatan dan lumayan bagus tulisannya”? (melihat ke wajah Meri)
Dw.Dalem, Deasy, Giha, Arya : “Kita setuju!!!”
Putra, Rian : “Kita juga setuju, hehehe!!”
Meri : “Baik teman-teman saya bersedia menjadi sekretaris kelas, lalu
bagaimana dengan ketua kelas dan bendaharanya?”
Rian : “Aduh kalau masalah ketua kelas kita tunjuk Giha saja, kan Giha
orangnya tegas, dan peduli dengan kelas kita. Tapi aku kurang setuju dengan pendapatnya
Putra kalau Arya ditunjuk sebagai bendahara kelas, karena Arya itu orangnya pikun dan
boros, salah-salah uang kas di belanjain”.
Deasy : “Kalau begitu kita pilih Dw Dalem sebagai bendaharanya, setuju teman-
teman?”
Semuanya : “Setuju!!!”
Giha : “Baik teman-teman, saya setuju di jadikan ketua kelas, tetapi saya perlu
wakil untuk membantu saya dalam mengemban tugas ini,siapa kiranya yang teman-teman
sepakati menjadi wakil saya?”
Meri : “Rian saja Giha, Rian orangnya kreatif dan sabar di pantas jadi
pendampingmu, bagaimana teman-teman?”
Semuanya : “Setuju!!!”
Putra : “Oke, sekarang kita simpulkan hasil musyawarah pada hari ini,
Ketua kelas : Giha Pradnyamena
Wakil : Rian Andika
Sekretaris : Meriiasih
Bendahara : Dw Gd Dalem”
Giha : “Bagaimana teman-teman setuju dengan mufakat pada hari ini?”
Semuanya : “Setuju!!!”
Dw Dalem : “Teman-teman semuanya, hari ini perangkat kelas sudah terpilih, saya
harap teman-teman sekalian tidak akan sewenang-wenang dengan perangkat kelas,
karena merekalah yang akan mengkoordinir kita, agar kita semua menjadi tertib”.
Semuanya : “Oke Dw Dalem…”
Giha : “Baiklah teman-teman, karena mufakat sudah kita dapatkan, mari kita
tutup musyawarah ini dengan mengaturkan parama santih..”
Semuanya : “Om Santih Santih Santih Om”

Akhirnya, perangkat kelas VIIF sudah terpilih, Giha dan teman-temannya akan
memimpin teman-temannya dalam kegiatan kelas. Kelas VIIF pun sekarang terlihat lebih
bersih dan suasana belajar yang penuh semangat.

Kesimpulan :
Sudah semestinya dalam setiap kelas ada perangkat kelas, karena setiap kegiatan dalam
kelas jika tidak ada yang mengkoordinir kelas tersebut maka hal-hal yang negative akan
terjadi seperti keributan dalam kelas, dan kelas yang kumuh karena tidak ada piket
kebersihan. Dari cuplikan drama di atas yang mencerminkan sebuah musyawarah dalam
kelas, untuk pemilihan perangkat kelas, agar suasana kelas lebih kondusif dan siswa
belajar dengan gembira penuh semangat.

Drama 2

PEMILIHAN KETUA RT

NARATOR :Di sebuah lingkungan perumahan, tepatnya di lingkungan RT 5 ,Pak


Fatur akan mengadakan pemiliham ketua RT yang baru, karena masa jabatan Pak Fatur
sebagai ketua RT yang lama akan segera berakhir. Maka dari itu Pak Fatur yang masih
menjabat menjadi ketua RT mengumpulkan beberapa perwakilan warganya di gedung
Balai Pertemuan Masyarakat (Bapermas).

Pak Fatur: “Assalamualaikumu Wr.Wb Allhamdulillah pada kesempatan kali ini, kita
semua dapat berkumpul untuk membahas pemilihan ketua RT yang baru. Seperti yang
saudara-saudara ketahui, saya akan segera lengser dan mengakhiri masa jabatan saya
sebagai ketua RT. Langsung saja, adakah yang mempunyai usul untuk rencana pemilihan
ketua RT yang baru?”

Bu athy: “Pak, kandidat yang akan kita pilih sebagai ketua RT yang baru siapa
saja?” (sambil mengacungkan tangannya)

Pak Fatur: “Kita butuh pemimpin yang siap memimpin kita, jadi siapa yang bersedia
menjadi ketua RT?”

Bu ragiel: “Jika diperbolehkan, saya siap menjadi ketua RT yang baru” (sambil
mengacungkan tangannya)

NARATOR : Suara Bu ragiel memecah keheningan dalam suasana rapat yang


mayoritasnya dipenuhi laki-laki. Bu ragiel adalah orang pertama sekaligus wanita
pertama yang mencalonkan diri menjadi ketua RT.

Pak Fatur: “Tentu boleh. Sekarang kan jaman emansipasi wanita jadi sah-sah saja jika
ibu siap menjadi pemimpin baru kami”

Bu athy: “Lalu siapa lagi yang akan menjadi pemimpin kami?”

NARATOR : Semua warga mendadak hening dan saling bertatap muka, karena
diantara mereka tidak ada lagi yang siap menjadi ketua RT. Semua warga saling tunjuk-
menunjuk. Lagi-lagi ada suara seseorang yang memecah keheningan

Pak Vegas: “Pak Insya Allah saya siap menjadi kandidat ketua RT yang baru”
Pak Fatur: “Sekarang kita punya 2 kandidat. Apa itu cukup?”

Bu Ike: Cukup, Pak! Kapan pemilihan ketua RT diadakan?”


“lalu apa tidak sebaiknya para kandidat mengkampanyekan diri mereka terlebih dahulu
dan menyampaikan visi-misinya?”
Pak Fatur: “Kita akan agendakan kampanyenya seminggu dari hari ini dan pemilihan
ketua RTnya 2 minggu dari hari ini. Setuju?”

Semua warga: “Setuju!”

NARATOR : Suatu hari di detik-detik hari menuju kampanye, Pak Vegas


berbincang-bincang dengan Pak Fatur. Namun obrolannya itu agak sedikit ditutup-tutupi

Pak Vegas: “Pak ini terima sedikit pemberian dari saya” (sambil memberikan secarik
amplop putih yang berisikan uang)

Pak Fatur: “Wah tertima kasih, tapi untuk apa ini?”

Pak Vegas: “Yah Bapak.. seperti tidak tahu maksud saya saja. Ini kan cara yang biasa
dipakai pejabat-pejabat besar supaya menang di pemilu”

Pak Fatur: “Maksudnya, anda menyuap saya?”

Pak Vegas: “Ya mungkin kasarnya seperti itu”

Pak Fatur: “Astagfirullah, bapak tidak paham? Negara kita ini negara demokrasi,
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat dan menggunakan prinsip-prinsip
tertentu. Dengan cara anda menyuap saya, anda tidak melanggar prinsip demokrasi yang
diantaranya adanya jaminan HAM dan pemilu yang jurdil. Maaf saya tidak bisa
menerima pemberian anda”

Pak Vegas: “Ayolah, Pak. Saya mohon”

Pak Fatur: “Maaf saya pergi duluan, ada urusan lain”

NARATOR :Pak Fatur segera meninggalkan Pak Vegas yang memaksanya. Hari
demi hari, tibalah saatnya para kandidat ketua RT yang baru mengkampanyekan diri
mereka dan menyampaikan visi-misinya. Semua warga berkumpul di gedung Bapermas.

Bu Ike: “Assalamualaikum, saya Bu Ikedisini menggantikan Pak Fatur yang


berhalangan hadir karena tuntutan pekerjaannya ke luar kota. Bagaimana jika kita
langsung saja menyaksikan kampanye dari kandidat dari ketua RT yang baru dan
penyampaian visi-misinya. Setuju?”

Semua warga: “Setuju!”


Bu Ike: “Pertama dari Bu ragiel terlebih dahulu. Kepada Bu ragiel, tempat dan
waktu kami persilahkan”

Bu ragiel: “Assalamualaikum. Nama saya Pragiel italia visi-misi saya untuk


menjadi ketua RT yang pertama memajukan setiap warga yg ada di lingkungan RT kita
ini, kedua saya ingin meningkatkan perekonomian warga sini dgn cara membuka lahan
pekerjaan baru, Ketiga saya akan meningkatkan keamanan lingkungan RT ini dengan
pembangunan pos kamling dan siskamling secara bergiliran, keempat saya akan
membuatsaluran air baru dan memperlebar sungai agar tidak terjadi banjir.sekian visi dan
misi saya,atas perhatianx sy ucapkan trimakasih

Bu Ike: terimakasih kepada ibu ragiel sekarang kita lanjutkan dengan mendengar visi
misi dari bapak vegas
.

Pak Vegas: “Assalamualaikum. Nama saya Vegas Prakoso S.E. Ayo semuanya pilih
saya jadi ketua RT yang baru. Saya akan memajukan RT sini dengan cara apapun asalkan
kalian memilih saya menjadi ketua RT”

NARATOR : Semua warga saling berbisik mengenai visi-misi dan kampanye Pak
Vegas yang tidak meyakinkan untuk menjadi ketua RT. Termasuk Bu Ike dan Bu athy
berbisik kebingungan dengan visi-misi yang disampaikan Pak Vegas.

Bu athy: “Bu, kok saya nggak yakin ya kalo Pak Vegas memang benar-benar mau
jadi ketua RT”

Bu Ike: “Iya ya? Penyampaian visi-misinya saja seperti itu. Bagaimana mau
memimpin warga kita”

NARATOR : Akhirnya acara kampanye dan penyampaian visi-misi selesai


dilaksanakan. Hari demi hari, waktu demi waktu berjalan. Tibalah acara puncak yang
ditunggu-tunggu yaitu pemilihan ketua RT yang baru.Semua warga berkumpul di
Bapermas yang digunakan sebagai Tempat Pemungutan Suara (TPS). Mereka bergiliran
mencoblos dan menggunakan hak pilihnya untuk memilih ketua RT yang baru dibalik
bilik. Sesudah mencoblos, semua warga memasukan kertas kandidat ketua RT yang sudah
mereka coblos kedalam box dan mencelupkan kelingkingnya ke tinta sebagai tanda telah
menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan ketua RT yang baru.Selesai pemilihan ketua
RT, Para panitia segera menjumlahkan hasil sumbangan suara para warga. 1 Minggu
kemudian, diadakan pertemuan lagi di Bapermas untuk memberikan pengumuman siapa
yang menjadi ketua RT baru.

Pak Fatur: “Assalamualaikum. Tidak terasa saya akan segera lengser dari jabatan ini.
Pertama-tama saya mohon maaf apabila pada masa jabatan saya terjadi suatu kekurangan.
Saya juga mohon maaf, pada kesempatan ini saya tidak bisa berlama-lama disini karna
ada urusan mendadak yang harus segera diselesaikan. Jadi pertemuan ini saya serahkan
kepada Bu athy”

Bu athy: “Terima kasih Pak RT atas kepercayaannya untuk menyerahkan acara ini
kepada saya. Baiklah langsung saja kita ketahui bersama-sama ketua RT kita yang baru.
Siapa Bu Ike?”
Bu Ike: “Sesuai laporan yang kami terima dari panitia. Yang menjadi ketua RT yang
baru adalah….. Bu ragiel. Selamat kepada Bu ragiel atas tanggung jawab yang segera
diembannya ini. Semoga Bu ragiel dapat memimpin, membina, dan memajukan warga
kita ini. Mungkin ada sedikit sambutan dari ibu?”

Bu ragiel: “Saya banyak-banyak terima kasih kepada Allah dan semua warga yang
telah memilih saya. Insya Allah saya akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya”

Bu athy: “Baiklah kita tutup saja acara ini. Terima kasih atas perhatian dan
partisipasinya Wassalamualaikum”

NARATOR : Acara tersebut telah selesai dibubarkan. Semua warga menuju rumahnya
masing-masing, namun Pak Vegas menemui Pak Fatur.

Pak Vegas: “Andai saja waktu itu bapak mau menerima uang saya. Pasti saya jadi
ketua RT dan memajukan warga sini”

Pak Fatur: “Hehe maaf, Pak. Hasil yang buruk berawal dari niat yang buruk. Niat
bapak sudah mau menyuap saya saja sudah tidak baik, bagaimana hasilnya?”

NARATOR :Seminggu kemudian diadakan pertemuan antara bu ragiel dan warga

Bu ragiel : bapak-bapak dan ibu-ibu sebentar lagi akan ada lomba kebersihan antar RT
untuk memperingati HUT RI dan akan di adakan gotong royong pada hari jum.at untuk
membersihkan jalan-jalan di desa ini sedangkan yang ibu-ibu memasak untuk makanan
bapak-bapakk yang bekerja

warga ; pak apa sebaiknya hari minggu saja , karena pada hari minggu libur jadi orang-
orang libur kerja ,jika hari jum.at orang-orang banyak yang bekerja

Bu ragiel: iya baiklah itu usul yang bagus , oke gotong royong akan di adakan pada hari
minggu

NARATOR : pada hari minggu kegiatan gotong royong di RT 5 berjalan dengan baik
sesuai rencana dengan di dampingi oleh ibu Athy sebagai ketua RT yang baru,
Seminggu kemudian diumumkan hasil lomba kebersihan antar RT dan RT 5 menjadi
juara lomba kebersihan

Anda mungkin juga menyukai