PENDAHULUAN
2.1 Alat
Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu, Gunting, penggaris, tabung
reaksi, pinset, timbangan analitik.
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu, Plastik HDPE, Plastik PP,
Plastik PE, 10% NaOH, minyak goreng, 1% larutan sabun, 10% asam sitrat, H202,
alkohol 70%
2.3 Pelaksaan
1. Disiapkan plastik HDPE, PP, dan PE .
2. Disiapkan berbagai larutan H2O2, NaOH, asam sitrat, minyak goreng, sabun,
dan minyak goreng dalam tabung reaksi.
3. Gunting plastik dengan ukuran 4 cm x 4 cm.
4. Timbang setiap potongan plastik sebagai berat awal.
5. Masing-masing plastik yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
6. Beri label setiap tabung kemudian disimpan selama 2 hari.
7. Cuci dengan air mengalir setiap plastik yang direndam tersebut .
8. Timbang berat akhir plastik setelah setiap plastik dibersihkan dari sisa bahan
perendam.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel1.Data Hasil Perhitungan Berat Awal dan Berat Akhir Plastik PP
Berat (gr) Rata-
Pelarut Ulangan Selisih Keterangan
Awal Akhir rata
Asam 1 0.0226 0.0281 - 0.0008 Terjadi penurunan
0.00055
Sitrat 2 0.0192 0.0189 - 0.0003 berat
1 0.0209 0.0196 - 0.0013 Terjadi penurunan
NaOH 0.00105
2 0.0212 0.0204 - 0.0008 berat
Minyak 1 0.0230 0.0232 + 0.0002 Terjadi kenaikan
0.0003
Goreng 2 0.0132 0.0136 + 0.0004 berat
1 0.0152 0.0151 - 0.0001 Terjadi penurunan
Sabun 0.0002 berat
2 0.0147 0.0144 - 0.0003
Tabel3.Data Hasil Perhitungan Berat Awal dan Berat Akhir Plastik HDPE
Berat (gr) Rata-
Pelarut Ulangan Selisih Keterangan
Awal Akhir rata
Asam 1 0.0111 0.0106 - 0.0005 Terjadi penurunan
0.0006
Sitrat 2 0.0112 0.0105 - 0.0007 berat
1 0.0119 0.0116 - 0.0003 Terjadi penurunan
NaOH 0.00035
2 0.0099 0.0095 - 0.0004 berat
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah di dapatkan bahwa penggunaan kemasan bahan
plastik didapatkan beberapa jenis kemasan yang diamati seperti plastik ps, plastik
hdpe, plastik pe , dan plsatik p5, dan jenis kemasan yang dilakukan ada yang
mengalami peningkatan dan penurunan berat pada kemasan. Hal ini dikarenakan sifat
kimia pada kemasan dapat berpindah ke dalam produk tersebut. Seperti yang dialami
pada plastik hdpe dengan penggunaan larutan minyak goreng yang mengalami
penurunan berat yang menandakan sifat kimia pada plastik diserap oleh produk
tersebut.
(Menurut Agustina, 2014) Kerusakan produk karena kontaminasi bahan kimia
dalam kemasan adalah masalah serius dalam industri pengemasan makanan.
Kontaminasi bahan kimia kemasan dapat terjadi jika bahan kimia yang digunakan
dalam produksi atau pencetakan kemasan bocor atau berpindah ke dalam produk
makanan. Ini dapat mengakibatkan kerusakan produk dan bahkan bahaya bagi
kesehatan konsumen. Dampak dari kontaminasi bahan kimia kemasan dapat sangat
bervariasi tergantung pada jenis bahan kimia dan seberapa besar jumlahnya yang
terlibat. Dalam beberapa kasus, konsumsi makanan yang terkontaminasi bahan kimia
tertentu dapat membahayakan kesehatan manusia, terutama jika bahan kimia tersebut
memiliki efek negatif pada sistem endokrin atau meracuni.
(Menurut Karuniastuti, 2013) Kontaminasi bahan pangan oleh bahan kimia
dalam kemasan plastik dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan dan kualitas
produk seperti [bahaya Kesehatan: Jika bahan kimia dalam kemasan plastik adalah
zat yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia (seperti Bisphenol A atau
BPA), konsumsi makanan yang terkontaminasi dapat membahayakan kesehatan.
BPA, sebagai contoh, telah dikaitkan dengan gangguan endokrin dan masalah
kesehatan lainnya]. [Perubahan Rasa dan Aroma: Kontaminasi bahan kimia dari
kemasan plastik dapat mengubah rasa dan aroma produk makanan. Ini dapat
mengakibatkan produk terasa tidak enak atau bahkan tidak dapat dikonsumsi].
[Perubahan Kualitas Produk: Bahan kimia kemasan yang terkontaminasi dapat
merusak kualitas produk secara umum. Ini termasuk perubahan tekstur, warna, atau
konsistensi produk yang dapat membuatnya tidak sesuai dengan standar atau harapan
konsumen]. [Pemendekan Umur Simpan: Kontaminasi bahan kimia kemasan plastik
dapat mempercepat degradasi produk, sehingga memendekkan umur simpannya. Ini
dapat mengakibatkan pemborosan pangan dan kerugian finansial bagi produsen dan
konsumen]. Dan [Dampak Lingkungan: Bahan kimia yang bocor dari kemasan plastik
dapat mencemari lingkungan jika plastik tersebut tidak dikelola dengan benar. Ini
dapat menyebabkan masalah lingkungan seperti polusi plastik di lautan atau
kerusakan ekosistem].
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa jenis bahan pengemas
yang digunakan oleh produk pangan secara umum dapat diketahui bahan pengemas
yang dapat terkontaminasi pada produk adalah semua kemasan yang telah diuji dan
dipraktekkan. Penting untuk dicatat bahwa dampak kontaminasi bahan kimia
kemasan plastik dapat bervariasi tergantung pada jenis bahan kimia yang terlibat,
seberapa besar jumlahnya, dan jenis makanan yang terkontaminasi. Oleh karena itu,
keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi keamanan makanan sangat penting untuk
meminimalkan risiko kontaminasi dari kemasan plastik.
4.2 Saran
1. Dalam praktikum ini mahasiswa harus lebih cermat untuk mengetahui bahan
kemasan pada produk.
2. Setelah dilakukannya praktikum mahasiswa harus dapat menjelaskan bahan
pengemas yang harus dihindari oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, T. (2014). Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan Dan Dampaknya Pada
Kesehatan. TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana Dan Boga, 1(1).