Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

PERCOBAAN IV.A
KECEPATAN REAKSI PEROKSIDISULFAT
DAN IODIDA

Nama : Muhammad Ariq Faishal


NIM : F24190039

Program Studi : Teknologi Pangan

Kelompok : 5 – P1

BAGIAN KIMIA FISIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Kecepatan Reaksi Peroksidisulfat dan
Iodida

Hari : Rabu NILAI PARAF


Tanggal : 10 Maret 2021
Asisten : Dewi Sekar Wulan
PJP : Ibu Armi Wulanawati

I. HASIL PERCOBAAN
Tabel Data kecepatan reaksi peroksidisulfat dan iodida
Waktu [S2O82-] [I-] 1/waktu
Tabung I Tabung II
(detik) (M) (M) (detik)
Sistem
S2O8 2- H2O I - H2O
(ml) (ml) (ml) (ml)
1 5,0 0,0 5,0 — 7,22 0,0091 0,045 0,1385
5,0 —
2 4,5 0,5 7,54 0,0081 0,045 0,1326
5,0 —
3 4,0 1,0 8,25 0,0072 0,045 0,1212
5,0 —
4 3,5 1,5 8,32 0,0063 0,045 0,1201
5,0 —
5 3,0 2,0 9,90 0,0054 0,045 0,1010
5,0 —
6 2,5 2,5 11,19 0,0045 0,045 0,0893
5,0 —
7 2,0 3,0 17,83 0,0036 0,045 0,0560
5,0 —
8 1,5 3,5 18,47 0,0027 0,045 0,0541
5,0 —
9 1,0 4,0 32,34 0,0018 0,045 0,0309
5,0 —
10 0,5 4,5 54,65 0,0009 0,045 0,0183
5,0 — 5,0
11 0,0 5,65 0,0091 0,0454 0,1769
5,0 —
12 4,5 0,5 6,16 0,0091 0,0409 0,1623
5,0 —
13 4,0 1,0 6,36 0,0091 0,0363 0,1572
5,0 —
14 3,5 1,5 7,93 0,0091 0,0318 0,1261
5,0 —
15 3,0 2,0 8,48 0,0091 0,0272 0,1179
5,0 —
16 2,5 2,5 11,97 0,0091 0,0227 0,0835
5,0 —
17 2,0 3,0 13,56 0,0091 0,0182 0,0737
5,0 —
18 1,5 3,5 13,80 0,0091 0,0136 0,0725
5,0 —
19 1,0 4,0 21,32 0,0091 0,0091 0,0469
5,0 —
20 0,5 4,5 37,47 0,0091 0,0045 0,0267

Laporan Praktikum Kimia 2


Fisik
Suhu : 26,00 °C
Volume larutan kanji : 0,50 mL
Volume larutan tiosulfat : 0,50 mL
Volume total campuran : 11,00 mL
Molaritas awal peroksidisulfat : 0,02 M
Molaritas awal ion iodida : 0,10 M

Reaksi : S2O82- + 2I- → 2SO42- + I2


I2 + 2SO → 2I + S4O62-
Indikator : amilum
Perubahan warna : tidak berwarna → biru

Contoh perhitungan (sistem 1)


¿¿¿ = ¿¿¿
0,02 M ×5,0 mL
=
11,00 mL
= 0,00909 M
= 0,0091 M

¿¿ = ¿¿
0,10 M ×5,0 mL
=
11,00 mL
= 0,045 M
0.01
0.01
0.01
KOsentrasi S2O82- (M)

0.01
0.01 f(x) = − 0 x + 0.01
0.01 R² = 0.67
0
0
0
0
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (s)

Gambar 1 Kurva hubungan konsentrasi S2O82- dan waktu pada orde 0


0
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
-1
-2

ln[S2O82-] (M)
-3
-4
-5
f(x) = − 0.05 x − 4.69
-6 R² = 0.91
-7
-8
Waktu (s)

Gambar 2 Kurva hubungan ln[S2O82- ] dan waktu pada orde 1

1200
1000 f(x) = 20.17 x − 29.14
1/[S2O82-] (M)

R² = 0.99
800
600
400
200
0
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
Waktu (s)

Gambar 3 Kurva hubungan 1/[S2O82- ] dan waktu pada orde 2

0.05
0.05
0.04
Konsentrasi I- (M)

0.04
0.03 f(x) = − 0 x + 0.04
0.03 R² = 0.71
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (s)

Gambar 4 Kurva hubungan konsentrasi I- dan waktu pada orde 0


0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-1

-2
ln[I-] (M)
-3
f(x) = − 0.07 x − 2.93
-4 R² = 0.93
-5

-6
Waktu (s)

Gambar 5 Kurva hubungan ln[I- ] dan waktu pada orde 1

250

200 f(x) = 6.26 x − 18.36


R² = 0.99
150
1/[I-] (M)

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (s)

Gambar 6 Kurva hubungan 1/[I- ] dan waktu pada orde 2

II. PERHITUNGAN

Persamaan kecepatan

reaksi
x

−d ¿ ¿ = kecepatan =k[S2 O 82−¿ ¿ ¿[ I x ¿3

II.1 Ordo Reaksi terhadap [S2O 82-] x


[I-] = tetap
1
t 2 v2
= = k 2¿ ¿ ¿ ¿ ¿
1 v1
t1
1
t2
= k ❑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿…….k1= k2
1
t1
0,1326
= k ¿¿¿¿¿
0,1385 ❑
x
0,1326 0,0081
=
0,1385 0,0091x
0,0081 x
(0,0091 )
= 0,9574
0,8901x = 0,9674
x ~ 1

II.2 Ordo Reaksi terhadap [I-] y

[S2O82-] = tetap
1
t 2 v2
= = k 2¿ ¿ ¿ ¿ ¿
1 v1
t1
1
t2
= k ❑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿…….¿ ¿ = ¿ ¿1 2
1
t1
0,1326
= ¿¿¿¿
0,1385
y
0,1326 [ 0,045 ]
=
0,1385 [ 0,045 ] y
0,045 y
( 0,045
y
) = 0,9574
1 = 0,9674
y ~1

II.3 Ordo Reaksi Total


Orde total reaksi =x+y
=1+1=2
II.4 Tetapan Laju Reaksi k
Sistem 1
V1 = k[S2O82-]x [I-]y
1
= k[S2O82-]1 [I-]1
t
0,1385 = k [0,0091]1 [0,045]1
k = 0,003 L2 mol-2 s-1

III. PEMBAHASAN
Laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan banyaknya reaksi kimia berlangsung per
satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan
tiap detik reaksi (sitasi). Laju reaksi dipengaruhi oleh temperature reaksi dan konsentrasi
reaktan (sitasi). KOnsentrasi reaktan berbanding lurus dengan laju reaksi. Semakin besar
konsentrasi reaktan maka akan semakin banyak jumlah partikel dalam suatu zat sehingga
partikel-partikel yang saling bertumbukan akan semakin banyak dan reaksi berlangsung lebih
cepat. Orde reaksi merupakan banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi. Analisa kinetika didasarkan oada kinetika orde 0, orde 1, dan orde 2, Suatu
reaksi dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya llaju reaksi tidak dipengaruhi oleh
perubahan konsentrasi pereaksinya. Reaksi orde satu adalah suatu reaksi yang kecepatannya
bergantung hanya pada salah satu zat yang bereaksi atau sebanding dengan sala satu pangkat
reaktannya. Reaksi orde dua adalah reaksi yang kecepatannya berbanding lurus dengan hasil
kali konsentrasi dua reaktannya atau berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi salah
satu reaktannya (sitasi).
Reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah 2J- + S2O8-2 => I2 (aq) + 2SO42- Reaksi ini
sebenarnya memerlukan tumbukan dari tiga ion tetaoi kemungkinan ini sangat kecil.
Berdasarkan hasil percobaan, dapat digambarkan dua model grafik yang menggambarkan
hubungan antara konsentrasi perosidisulfat dan keceaptan reaksi serta konsentrasi iodeida
dengan kecepatan reaksi. Hasil ini juga dapat diperoleh persamaan laju reaksi, orde dan
konstanta laju reaksi . Sistem AB menggunakan larutan A dan B dengan mempertahankan
konsentrasi I-. data-data yang didapatkan diwakilkan oleh sebuah gari persamaan linier
dengan gradien negatif. Semakin besar konsentrasi S2O8-2, kecepatan reaksi akan menjadi
cepat . Konsentrasi besar diebabkan oleh jumlah volume yang besar juga. Sistem CD
menggunakan larutan C dan D dengan mempertahankan konsentrasi S2O8-2 . Semakin rendah
konsenterasi I-, laju reaksi menjadi lebih ambat, Angka yang didapatkan konstan.
Fungsi perlakuan larutan Na2S2O8 digunakan untuk mengikat ion yang berlebih dalam
KI. Larutan K2S2O8 berfungsi sebagai oksidator yang berfungsi untuk membentuk iod dari
amilase, dimana ion iod yang berebih jika dilanjutkanuntuk diikat oleh Na 2S2O8 . Larutan KI
digunakn sebagai reaktan yang akan berikatan dengan amilum menjadi warna biru,
menandakan berakhirnya reaksi karena S2O82- telah habis terpakai. Perubahan larutan kanji
sebagai indicator untuk amiumnya, Untuk menandai terjadinya perubahan warna. Faktor
kesalahan yang terjadi adalah pengukuran yang kurang teliti, kelalain pratikan ketika
menekan stopwatch dan penuangan kurang tepat.

IV. KESIMPULAN
Kecepatan reaksi dapat dipengaruhi oleh variasi konsentrasi pereaksi, semakin tinggi
konsentrasi pereaksim laju reaksi semakin cepat semakin tinggi konsentrasi iodide, ketika
bereaksi akan mengasilkan warna biru yang lebih pekat.

V. PERTANYAAN

1. Dikatakan bahwa jumlah mol [S2O8 2-] yang direaksikan sangat kecil dibandingkan
dengan jumlah mol [S2O8 2-] yang ada pada awal sehingga konsentrasi [S2O8 2-] dapat
dianggap tetap. Hitung kesalahan dalam perkiraan itu.
Vawal S2O8 2- = 5 mL [S2O8 2-] = 0,02 N
Vakhir S2O8 2- = 0,5 mL
mmol
mol S2O8 2- awal = 5 mL x 0,02 =0,1 mmol
mL
mol S2O8 2- akhir = 0,05 mmol−¿

%Kesalahan = 100 %− ( 0,00975


0,01
x 100 % )=2,5 %

2. Percobaan ini diambil dari suatu textbook kimia, akan tetapi ada kelemahan di dalamnya,
yaitu suatu pengaruh pada kecepatan yang diabaikan penulisannya. Dimanakah
kelemahan itu dan berdasarkan pengertian anda tentang teori kecepatan reaksi, maka
hitunglah pengaruhnya
Kelemahan dalam percobaan ini yaitu tidak mempertimbangkan suhu sebagai salah satu
faktor yang memperngaruhi kecepatan reaksi. Kecepatan reaksi selain dipengaruhi oleh
konsentrasi juga dipengaruhi oleh suhu berdasarkan persamaan Arrhenius.
VI. PUSTAKA ACUAN
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

PERCOBAAN IV.B
PERSAMAAN ARRHENIUS DAN
ENERGI AKTIVASI

Nama : Muhammad Ariq Faishal


NIM : F24190039

Program Studi : Teknologi Pangan

Kelompok : 5 – P1
BAGIAN KIMIA FISIK
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Persamaan Arrhenius dan Energi
Aktivasi

Hari : Rabu NILAI PARAF


Tanggal : 3 Maret 2021
Asisten : Putri Sabrina
PJP : Ibu Armi Wulanawati

I. HASIL PERCOBAAN

Tabel 1 Data hasil percobaan Persamaan Arrhenius dan Energi Aktivasi


Suhu rata-rata Waktu Reaksi T 1/T Ln 1/waktu
(detik) (K) (K-1) (detik-1)
(C)
5,0 224 278,00 3,597 × 10-3 -5,41165
15,5 114 288,50 3,335 × 10-3 -4,73620
33,1 91 306,10 3,266 × 10-3 -4,51086

-4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

-4.2

-4.4

-4.6 f(x) = − 2681.8 x + 4.23


R² = 1
-4.8

-5

-5.2

-5.4

-5.6

Gambar 1 Kurva Hubungan 1/T dan ln 1/waktu

Laporan Praktikum Kimia 2


Fisik
II. PERHITUNGAN

II.1 Energi Aktivasi (kJ/mol)


Berdasarkan Gambar 1 kurva hubungan 1/T dan ln 1/t, didapatkan fungsi regresi linear
y= -2581,8x + 4,2301 dengan R2= 0,9981, maka:

Ea 1
ln A = ln A - x
R T

−Ea
b =
R
Ea = -b x R
= -(-2681,8) x 8,314
= 22.296,49 J/mol

II.2 Faktor Frekuensi  A


ln A =a
ln A
e = eA
A = eA
= e 4,2301
= 68,7241

III. PEMBAHASAN
Persamaan Arrhenius menyebutkan hubungan antara laju reaksi dengan
temperature untuk reaksi kimia. Persamaan Arrhenius dapat ditulis dalam persamaan
k=Koe (-E/RT). Energi aktivasi adala energi yang diperlukan sebagai energi minimum
agar suatu reaksi dapat berlangsung (sitasi). Kator-faktor yang mempengaruhi energi
aktivasi adalah suhu, faktor frekuensi dan katalis.
Persamaan Arrhenius dan energi aktivasi dapat ditentukan dengan melakukan
percobaaan reaksi iodide dan peroksidisulfat. Reaksi ini dilakukan dengan perlakuan
suhu yaitu suhu dingin, suhu panas dan suhu ruang. Energi aktivasi dibutuhkan dalam
memulai sebuah reaksi. Energi aktivasi yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah
22.296,49 kJ/mol. Laju reaksi bertambah seiring kenaikan suhu sesuai tabel 1.
Pereaksi yang digunakan dalam percobaan ini adalah KI, K 2S2O8. dan Na2S2O3.
Fungsi penambahan indikator

IV. KESIMPULAN
Salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan laju reaksi adalah suhu, semakin
tinggi suhu, laju reaksi meadi lebih cepat. Energi aktivasi adalah energi yang dibutuhkan
dalam melakuakan reaksi. Energi aktivasi dapat ditentukan dari persamaan Arrhenius.
V. PERTANYAAN
Bila reaksi di atas dilakukan pada suhu di atas 40C, ternyata akan terdapat
penyimpangan dari persamaa Arhennius. Berikan alasan yang mungkin menyebabkan
penyimpangan di atas!
Bila reaksi dalam praktikum dilakukan pada suhu di atas 40℃, amilum/kanji akan
rusak. Kerusakan pada amilum/kanji yang berperan sebagai indikator menyebabkan
warna biru akan lama terbentuk atau bahkan tidak terbentuk sama sekali karena ion iodida
yang terbentuk dari perubahan yodium tidak dapat terdeteksi dengan baik. Penyimpangan
pada pengamatan waktu dan persamaan arhennius dapat terjadi jika indikator ini rusak.

VI. PUSTAKA ACUAN

Anda mungkin juga menyukai