Metode uji sensori 1. Metode Pentahapan berjenjang (partially staggered design) 2. Metode Ross 3. Metode JND (just noticeable difference) Pentahapan berjenjang (partially staggered design) • Metoda analisa yang digunakan adalah menyerupai uji skor (atau uji skala) dengan skor 1 sampai dengan 7, dimana pemberian skor dilakukan setelah membandingkan contoh dengan standar. • Metoda ini dapat diterapkan untuk penyimpanan ASLT (ASS) maupun ESS. Jika digunakan pendekatan ASS atau ASLT, maka produk disimpan pada 3 temperatur yang berbeda, sedangkan untuk ESS maka produk disimpan pada suhu ruang. • Panelis yang digunakan dapat panelis terlatih maupun panel konsumen. Jika digunakan panelis terlatih maka dibutuhkan sekitar 5 sampai 8 panelis, sedangkan jika digunakan panel konsumen, maka digunakan minimal 45 panel konsumen. Metode Ross (Ross, et al., 1985) • Percobaan Ross et al. (1985), termasuk dalam metoda ESS, oleh karena itu memerlukan waktu yang lama. Meskipun demikian, jika diterapkan pada produk yang pengemasnya bukan tipe kaleng, maka interval sampling dapat dipercepat. Prosedur: • Pengujian dilakukan pada suhu kamar oleh 36 panelis tidak terlatih yang dipilih secara n militer maupun sipil, atau modifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan 5 – 8 panel terlatih • Panelis diminta memberi skor hedonik antara 1 (tidak suka) sampai 9 (sangat suka), (jika panelis melakukan uji tanpa diberi standar) atau skor hedonik 1 (sama dengan standar) sampai 9 (sangat berbeda dengan standar) jika digunakan standar • Batas kadaluwarsa ditetapkan pada skor rata-rata 5 • Penyajian data dilakukan dengan menghitung rata-rata skor, seperti pada contoh 1 (partially staggered design) yang kemudian dihubungkan dengan waktu kadaluwarsa menggunakan garis regresi. UJI JND (JUST NOTICEABLE DIFFERENCE) PADA PENETAPAN HQL (HIGH QUALITY LIFE) • Produk yang ditentukan waktu kadaluwarsanya menggunakan metoda ini biasanya dinyatakan sebagai HQL (High quality life) di dalam literatur • HQL memberikan waktu kadaluwarsa yang relatif sangat singkat • HQL didefenisikan sebagai waktu dari sejak selesai diproduksi hingga dirasakan (dideteksi secara sensori) adanya perubahan - perubahan yang menyimpang UJI JND (JUST NOTICEABLE DIFFERENCE) PADA PENETAPAN HQL (HIGH QUALITY LIFE) • Penentuan HQL dilakukan menggunakan uji organoleptik khususnya uji pembeda, dimana batas kadaluwarsanya dilakukan melalui penentuan titik Just Noticeable Difference (JND) • JND adalah titik (waktu) dimana suatu perbedaan mutu dapat dideteksi oleh panelis terlatih • Perbedaan mutu yang dimaksud adalah perbedaan mutu secara umum (Singh 1994) • menurut Symons (1994) perbedaan mutu yang dideteksi biasanya adalah faktor mutu yang termasuk termolabil (sensitif terhadap fluktuasi temperatur) seperti: perubahan warna, perubahan flavor, perubahan tekstur (pengerasan) dan ketengikan. UJI JND (JUST NOTICEABLE DIFFERENCE) PADA PENETAPAN HQL (HIGH QUALITY LIFE) • Sampel yang disimpan (pada 3 temperatur berbeda jika penyimpanan ASLT). selanjutnya disampling pada interval pengambilan contoh yang telah ditentukan. Sampel kemudian disajikan kepada panelis sesuai prosedur penyajian uji segitiga, yaitu dua sampel yang sama dan satu sampel yang berbeda. Dua sampel yang sama adalah sampel yang telah disimpan, sedangkan sampel yang berbeda adalah sampel standar yang masih baru dan segar. Panelis diminta membedakan mana yang sampel berbeda. Jika diterapkan pada penyimpanan ESS, maka cukup pada suhu ruang. Panelis kemudian diminta menentukan mana sampel yang berbeda. UJI JND (JUST NOTICEABLE DIFFERENCE) PADA PENETAPAN HQL (HIGH QUALITY LIFE) • Untuk dapat mengatakan bahwa produk benar-benar telah kadaluwarsa maka digunakan tabel uji segitiga untuk mengambil keputusan. Pada tabel ditunjukkan bahwa untuk penggunaan sejumlah n=47 panelis, diperlukan sebanyak 22, 24 dan 27 jawaban benar untuk masing-masing tingkat signifikansi 5 %, 1% dan 0.1. • sebaiknya dipilih yang paling sensitive, yaitu yang paling cepat terjadinya perbedaan.