UJI ORGANOLEPTIK
Ruang pencicip/
lab uji
1
Penyajian sampel
Penyajian contoh harus memperhatikan estetika dan beberapa hal
• Suhu
– Contoh harus disajikan pada suhu yang seragam, suhu dimana contoh tersbuut
biasa dikonsumsi.
• Ukuran
– Contoh untuk uji organoleptik juga harus disajikan dengan ukuran seragam.
Untuk contoh padatan dapat disajikan dalam bentuk kubus, segiempat atau
menurut bentuk asli contoh. Untuk contoh air dapat disajikan contoh
berukuran 5-15 ml dan tergantung pada jenis contohnya.
• Kode
– Penamaan contoh harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis
tidak dapat menebak isi contoh tersebut berdasarkan penamaannya. 3 huruf
berbeda atau 3 angka berbeda (tidak boleh berurutan)
• Jumlah contoh
– Tergantung jenis dan sifat bahan, serta waktu
Different Test
Uji Pembedaan
2
Uji beda segitiga
3
• Pada Uji Duo-trio panelis diminta untuk
mengenali contoh yang berbeda atau contoh
yang sama dengan contoh baku.
• Panelis harus mengenal contoh baku terlebih
dahulu dan kemudian memilih salah satu dari dua
contoh yang lain yang sama dengan contoh baku
dan ditandai dengan angka 0.
Skor Sheet
Paired Comparison Test
4
Skor Sheet
Triangle Test
Contoh lain :
5
Different Test
Uji Pembedaan Pasangan Jamak
6
• Biasa dinamakan uji “A’ dan “bukan A”
• Menggolongkan suatu sampel dengan sampel
lainnya
• Kedua sampel tidak ada perbedaan nyata kecuali
untuk kriteria yang diuji
• Cara penyajian
A 803 475
Kuesioner
Nama panelis : …………………………………….
Tanggal pengujian : ……………………………………
Jenis sampel : Susu
Instruksi : setelah mengenali sampel baku A, tentukan sampel
mana yang termasuk golongan A dan bukan golongan A. Beri
tanda pada kolom yang dipilih
Kode Penilaian
sampel Golongan A bukan A
803
475
7
Data uji rangsangan tunggal
A B
8
? ?
• Mana contoh = A
• Mana contoh = B
• Peluang =½
• Uji ini cocok untuk membedakan bau / sifat bau
komoditi
9
1
• Peluang :
contoh
• Contoh mana yang paling berbeda ?
• Mana yang paling berbeda tingkat
kemanisannya
PASANGAN JAMAK
(MULTIPLE PAIRS)
• Disajikan sekelompok contoh a & b secara
acak
• Penyajian satu per satu / simultan
• Panelis menentukan mana sampel A mana
sampel B
10
MANA A ?
A B B A
MANA B ?
B A A B
Uji kesukaan
/ Hedonic Test
• Uji kesukaan juga disebut uji hedonik.
• Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan
atau sebaliknya (ketidaksukaan).
• Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam
hal “ suka “ dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat
suka, sangat suka, suka, agak suka.
• Sebaliknya jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala
hedonik seperti tidak suka dan sangat tidak suka, bisa juga netral,
yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka (neither like nor dislike)
11
• Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan dalam
memberikan penilaian panelis tidak mengulang-ulang
penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang
disajikan. Sehingga untuk satu panelis yang tidak
terlatih, sebaiknya contoh disajikan satu per satu
hingga panelis tidak akan membanding-bandingkan
satu contoh dengan lainnya.
12
• Rentangan skala hedonik berkisar dari ekstrim baik sampai ke
ekstrim jelek. Skala hedonik pada uji mutu hedonik sesuai
dengan tingkat mutu hedonik.
• Jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan
mutu yang diinginkan dan sensitivitas antar skala.
• Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan
berarah dua.
• Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data
penilaiaan dapat ditransformasi dalam skala numerik dan
selanjutnya dapat dianalisis statistik untuk interprestasinya
KESUKAAN
• 1 SANGAT SUKA SEKALI
• 2 SANGAT SUKA
• 3 SUKA
• 4 AGAK SUKA
• 5 NETRAL
• 6 AGAK TIDAK SUKA
• 7 TIDAK SUKA
• 8 SANGAT TIDAK SUKA
• 9 SANGAT TIDAK SUKA SEKALI
13
WARNA
STRAWBERRY
• 1 MERAH MUDA
•2
•3
•4
• 5 MERAH TUA
RASA PERMEN
14
Jenis Kesalahan selama
pengujian indrawi
• Expectation error
Terjadi karena panelis telah menerima informasi tentang pengujian. oleh karena itu sebaiknya panel diberikan informasi
yang mendetail tentang pengujian dan sample diberi kode 3 digit agar tidak dapat dikenali oleh panelis.
• Convergen error
Panelis cenderung memberikan penilaian lebih baik atau lebih buruk apabila didahului pemberian sample yang lebih baik
atau lebih buruk.
• Stimulus error
Terjadi karena penampakan sample yang tidak seragam sehingga panel ragu-ragu dalam memberikan penilaian.
• Logical error
Mirip dengan stimulus error, dimana panelis memberikan penilaiannya berdasarkan karakteristik tertentu menurut
logikanya. Karakteristik tersebut akan berhubungan dengan karakteristik lainnya.
• Efek kontras
Pemberian sample yang berkualitas lebih baik sebelum sample lainnya mengakibatkan penilaian panelis terhadap sample yang berikutnya
lebih rendah. Panelis cenderung memberi mutu rata-rata
• Motivasi
Respon dari seorang panelis akan mempengaruhi persepsi sensorinya. Oleh karena itu penggunaan panelis yang terbaik (termotivasi) dengan
pengujian akan memberikan hasil yang lebih baik
• Sugesti
Respon dari seoarang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya. Oleh karena itu pengujian dilakukan secara individu
• Posisi bias
Dalam beberapa uji terutama uji segitiga. Gejala ini terjadi akibat kecilnya perbedaan antar sampel sehingga panelis cenderung memilih
sampel yang ditengah sebagai sampel paling berbeda
15