PENGUJIAN ORGANOLEPTIK
1. PENDAHULUAN
kesukaan dan kemauan untuk mempegunakan suatu produk. Uji Organoleptik atau
uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan menggunakan
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya 12 penerimaan terhadap
mutu dan kerusakan lainnya dari produk (Shfali Dhingra, Sudesh Jood. 2007).
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam uji organoleptik adalah adanya contoh
(sampel), adanya panelis, dan pernyataan respon yang jujur. Dalam penilaian bahan
pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat
indrawinya.Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan,
bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut
(Rifky. 2013)
2. TUJUAN
a. Bahan
4. PROSEDUR KERJA
Kode contoh
Spesifikasi Nilai
1 2 3 4 5
1 Kenampakan
• Utuh, bening bercahaya asli menurut jenis, antar ruas
9
kokoh
• Utuh, kurang bening, cahaya mulai pudar, berwarna asli,
8
antar ruas kokoh
• Utuh, kebeningan agak hilang, sedikit kusam, antar ruas
7
kurang kokoh
• Utuh, kebeningan hilang, kusam, warna agak merah
5
muda, sedikit noda hitam, antar ruas kurang kokoh
• Warna merah, noda hitam banyak, kulit mudah lepas dari
3
daging
• Warna merah sangat kusam, banyak sekali noda hitam 1
2 Bau
• Bau sangat segar spesifik jenis 9
• Bau segar spesifik jenis 8
• Bau spesifik jenis netral 7
• Mulai timbul bau indol 5
• Bau indol 3
• Bau indol kuat dan bau busuk 1
3 Tekstur
• Sangat elastis, kompak dan padat 9
• Elastis, kompak dan padat 8
• Kurang elastis, kompak dan padat 7
• Tidak elastis, tidak kompak dan tidak padat 5
• Agak lunak 3
• Lunak 1
43 dari 131
ACARA V
UJI AFEKTIF
(UJI RATING HEDONIK)
1. PENDAHULUAN
Uji afektif adalh uji yang digunakan untuk mengukur sikap subyektif panelis
terhadap suatu produk. Uji afektif ini ada 2 jenis yaitu uji afektif kualitatif dan uju
tentang atribut-atribut produk yang dilakukan melalui wawancara atau focus group
produk, kesukaan terhadap berbagai atribut produk dan mengukur atribut sensori
spesifik dari suatu produk. Uji kuantitatif adalah untuk menentukan respon
preferensi atau atribut sensori. Uji kuantitaitf ada 3 jenis yaitu Paired Preferance
Test (uji preperensi berpasangan), Uji Rating Hedonik dan Uji Rangking Hedonik.
2. TUJUAN
a. Alat
b. Bahan
mahasiswa)
4. PROSEDUR KERJA
Rasa
Kode Sampel
Penilaian
909 623 703
Amat sangat suka
Sangat suka
Suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Amat sangat tidak suka
Aroma
Kode Sampel
Penilaian
909 623 703
Amat sangat suka
Sangat suka
Suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Amat sangat tidak suka
Warna
Kode Sampel
Penilaian
909 623 703
Amat sangat suka
Sangat suka
Suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat tidak suka
Amat sangat tidak suka
ACARA VI
UJI AFEKTIF
(UJI RANGKING HEDONIK)
1. PENDAHULUAN
Uji afektif adalah uji yang digunakan untuk mengukur sikap subyektif
panelis terhadap suatu produk. Uji afektif ini ada 2 jenis yaitu uji afektif kualitatif
dan uju kuantitatif. Uji kulaitatif dilakukan untuk mengukur respon subyektif
panelis tentang atribut-atribut produk yang dilakukan melalui wawancara atau focus
group discussion. Uji ini diterapkan pada situasi menentukan kesukaan keseluruhan
produk, kesukaan terhadap berbagai atribut produk dan mengukur atribut sensori
spesifik dari suatu produk. Uji kuantitatif adalah untuk menentukan respon
preferensi atau atribut sensori. Uji kuantitaitf ada 3 jenis yaitu Paired Preferance
Test (uji preperensi berpasangan), Uji Rating Hedonik dan Uji Rangking Hedonik.
2. TUJUAN
a. Alat
b. Bahan
4. PROSEDUR KERJA
Produk :
Nama panelis :
Tanggan :
Instruksi :
Dihadapan anda terdapat 3 buah contoh yogurt. Anda diminta untuk mencicipi 3
buah sampel dibawah ini sesuai dengan urutan penyajian dari kiri ke kanan. Anda
boleh mencicip ulang setelah anda mencicip semua contoh. Kemudian berilah
penilaian pada tiap contoh mulai dari yang paling anda sukai (nilai 1) hinga yang
paling kurang anda sukai (nilai 3) atau member urutan peneilai terhadap sampel
melakukan pengujian
1. PENDAHULUAN
Uji scoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-
benar tahu mengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring sering digunakan
untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan,
(Kartika et al., 1988). Uji skoring merupakan uji dimana panelis diminta untuk
menilai penampilan sampel berdasarkan intensitas atribut atau sifat yang dinilai.
skala angka satu sebagai nilai terendah dan angka tujuh sebagai nilai tertinggi. Skala
angka dan spesifikasi ini dicantumkan dalam scoresheet. Panelis harus paham benar
Uji skoring termasuk dalam jenis uji skalar dalam evaluasi sensori. Pada uji
skalar penelis diminta menyatakan besaran kesan yang diperolehnya. Besaran ini
dapat dinyatakan dalam bentuk besaran skalar atau dalam bentuk skala numerik.
Besaran skalar digambarkan dalam: pertama, bentuk garis lurus berarah dengan
pembagian skala dengan jarak yang sama. Kedua, pita skalar yaitu dengan
degradasi yang mengarah (seperti contoh degradasi warna dari sangat putih sampai
menunjukkan skor dari atribut mutu yang diuji. Dengan demikian uji skoring
merupakan jenis pengujian skalar yang dinyatakan dalam skala numerik (Susiwi,
2009). Menurut Stone dan Joel (2004), uji skoring juga dapat digunakan untuk
mengetahui besarnya perbedaan kualitas diantara beberapa produk sejenis dengan
memberikan penilaian atau skor terhadap sifat tertentu dari suatu produk.
2. Tujuan
a. Alat
b. Bahan
4. Prosedur
Kode contoh
Spesifikasi Nilai
1 2 3 4 5
1 Kenampakan
• Utuh, rapi, bersih, homogen, ketebalan rata, warna
9
orange cerah,
• Utuh, kurang rapi, bersih, homogen, ketebalan rata,
8
warna orange cerah.
• Utuh, kurang rapi, bersih, ketebalan kurang rata, kurang
7
homogen, warna orange agak cerah.
• Utuh, rapi, bersih, kurang homogen, ketebalan tidak rata,
6
warna orange kurang cerah.
• Utuh, rapi, kurang bersih, ketebalan tidak rata, kurang
5
homogen, warna orange kusam.
• Utuh, kurang rapi, tidak bersih, ketebalan tidak rata, tidak
3
homogen, warna orange kusam.
• Utuh, tidak rapi, tidak bersih, ketebalan tidak rata, tidak
1
homogen, warna orange kusam.
2 Bau
• Udang cukup kuat. 9
• Udang kurang kuat. 8
• Udang sedikit. 7
• Udang sedikit sekali, sedikit bau apek. 6
• Udang tidak ada, bau apek. 5
• Udang tidak ada, apek dan sedikit bau tengik. 3
• Udang tidak ada, bau tengik dan tengik. 1
3 Rasa (sesudah digoreng)
• Gurih, rasa udang cukup dominan. 9
• Gurih, rasa udang sedikit berkurang. 8
• Gurih, rasa penyedap rasa udang sedikit. 7
• Gurih, rasa penyedap dominan, rasa udang sedikit. 5
• Gurih, rasa penyedap dominan, tidak ada rasa udang. 3
• Tidak gurih, rasa penyedap dominan, tidak ada rasa
1
udang.
4 Tekstur
• Kering sangat getas. 9
• Kering, getas. 7
• Kering, agak getas. 5
• Kurang kering, tidak getas. 3
• Lembab, tidak getas. 1
5 Jamur
• Tidak ada. 9
• Ada. 1
35 dari 131