Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA GUNUNG API

MONITORING GUNUNG MERAPI DENGAN METODE SEISMIK

KELOMPOK 3
1. Alang Khansa Raditya (19/445604/PA/19428)
2. Arta Aprilia Sri Astuti (19/445605/PA/19429)
3. Devi Lugita Sari (19/442426/PA/19175)
4. Dimas Arya Krisna Putra (19/445606/PA/19430)
5. Eva Isti Gosefani (19/440060/PA/19049)

Asisten Acara :
Iva Dora Alvioanita, S.Si.

Dosen Pengampu
Drs. Imam Suyanto, M.Si.

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki total 127 gunung api aktif
dengan 4 tingkat aktivitas gunung api, yaitu Level I (Normal), Level II (Waspada), dan
Level III (Siaga), dan Level IV (Awas). Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api
aktif di Indonesia yang cukup aktif dalam menunjukkan aktivitasnya. Secara geografis,
Gunung Merapi terletak pada koordinat 7°32,5’ LS 110°26,5’ BT dengan elevasi puncak
2,78 km dan berada di tengah pulau Jawa serta membatasi provinsi Jawa Tengah (Klaten,
Boyolali, dan Magelang) dengan provinsi DIY (Sleman).
Gunung Merapi berjenis stratovolcano karena bentuk kerucut dihasilkan dari
letusan. Komposisi magma pada Gunung Merapi berupa magma basaltik andesit dengan
kandungan silika berkisar 52-25%. Jenis erupsi pada gunung api dikontrol oleh
keberadaan gas dan kandungan silika. Karena kandungan magma pada Gunung Merapi
separuhnya tersusun atas silika, maka erupsi pada Gunung Merapi relatif eksplosif.
Pemantauan terhadap Gunung Merapi dilakukan untuk meminimalisir dampak
dari erupsi Gunung Merapi mengingat letaknya berada di dekat aktivitas manusia.
Aktivitas di dalam tubuh gunung api dapat diketahui menggunakan pengamatan visual
maupun pengamatan instrumentatif. Pengamatan visual dilakukan dengan mengamati
semua aktivitas gunung api yang terlihat pada permukaan menggunakan mata telanjang
Sedangkan pengamatan instrumentatif dilakukan dengan alat bantu seperti seismograf
dan pengukur deformasi.
Peningkatan aktivitas gunung api akan terlihat ketika akan menjelang erupsi.
Apabila dapur magma terisi penuh maka gunung api akan mengalami erupsi. Pergerakan
magma yang mengisi dapur magma dapat diketahui dengan menggunakan metode
geofisika. Salah satu dari metode ini adalah metode seismik yang memanfaatkan aktivitas
seismik pada gunung api yang disebabkan oleh pergerakan magma. Ketika magma
bergerak dan menekan bidang yang lemah, maka akan bidang tersebut patahan dan
menghasilkan gempa Vulkano-Tektonik (VT). Selain itu, juga terdapat gempa guguran,
gempa low frequency (LF), gempa tremor, gempa multiphase yang muncul akibat
dinamika dalam gunung api.

B. Tujuan
1. Mengetahui penerapan metode geofisika dalam pemantauan gunung api khususnya
penerapan metode seismik untuk Gunung Merapi.
2. Menentukan tipe gempa pada Gunung Merapi dari gelombang seismik.
3. Menentukan episenter dan hiposenter dari gempa VT Gunung Merapi menggunakan
metode Geiger.
BAB II
METODE

Dalam Praktikum kali ini, dilakukan untuk menentukan Hiposenter dan Episenter Gempa
Vulkanik Tektonik di Gunung Merapi yang digunakan untuk monitoring aktivitas Gunung
Merapi. Definisi dari Episenter adalah titik di atas permukaan bumi secara vertikal berada di atas
sumber gempa atau proyeksi lokasi gempa di permukaan, sedangkan Hiposenter adalah titik
sumber gempa di kedalaman tertentu. Adapun metode yang digunakan untuk menentukan
hiposenter dan episenter gempa gunung merapi menggunakan Metode Geiger.
Metode Geiger yaitu metode yang memerlukan informasi waktu terjadinya gempa,
picking gelombang P dan S pada gempa yang terjadi, dan informasi waktu tiba gelombang P dan
gelombang S dari minimal 3 stasiun yang ada. Metode Geiger mengandaikan bumi sebagai
medium horizontal berlapis.

Gambar 1.1 Metode Geiger Penentuan Hiposenter dan Episenter

Metode Geiger pada praktikum ini menggunakan piranti lunak Geiger’s Method with
Adaptive Damping (GAD) yang merupakan metode penentuan hiposenter tunggal, yakni
menghitung waktu residual yaitu selisih antara waktu pengamatan (observed time) dan waktu
perhitungan (calculated time). Menurut Madrinovella dkk (2012), hasil penentuan lokasi
hiposenter menggunakan metode GAD lebih banyak yang sesuai dengan data keadaan geologi
(lebih dekat dengan sumber, yaitu sesar dan gunung api) dibandingkan dengan menggunakan
metode tiga lingkaran.
Data yang digunakan yaitu data gempa jenis Volcano Tectonic (VT) dari 6 stasiun yaitu
stasiun pengamatan Gerawah. Klatakan, Pasunglondon, Gunung Ijo, Deles, dan Labuhan selama
14 hari, dari tanggal 15-28 Oktober 2019. Data yang disiapkan adalah data waktu tiba gelombang
P dan S yang sebelumnya telah dipicking dengan aplikasi seisgram2k, data lokasi stasiun
pengamatan, dan data kecepatan. Adapun untuk data model struktur kecepatan gelombang 1-D
menggunakan referensi berikut:
Tabel 1.1 Model kecepatan 1D

Ketiga data tersebut disimpan dalam format .dat dan disimpan dalam satu folder yang
sama dengan software GAD yang nantinya akan langsung mengolah data tersebut hingga muncul
hasil hiposenter gempa. Lalu bisa digunakan untuk membuat peta penampang hiposenternya.
BAB III
DATA

A. Peta Visual Gunung Merapi

Gambar 3.1. Peta Visual 3D Gunung Merapi

Gambar 3.2 Peta Visual 2D dari atas Gunung Merapi


B. Informasi Stasiun

Tabel 3.1. Koordinat Stasiun Pengamatan dan Puncak Gunung Merapi


Koordinat
Nama Stasiun Kode Stasiun Elevasi (mdpl)
Easting Northing

Deles DEL 440650.32 9164178,45 1478

Gerawah GRA 439486.49 9168543,75 2048

Gunung Ijo IJO 440891.87 9165118,32 2039

Klatakan KLA 437358.67 9167362,53 1920

Labuhan LAB 438774.31 9164636,97 1846

Pasunglodon PUS 439764.61 9166702,27 2700

Puncak 438865.9 9166360,19 2780


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perhitungan Episenter dan Hiposenter Gempa VT Gunung Merapi

No X Y Z

4 702560 9336789 29.316

5 757896 9543237 23.22

6 537958 9176379 14.216

7 754428 8892475 39.961

8 186918 9424750 21.519

9 312356 9277891 148.668

10 467406 9845366 -0.534

11 438400 9751515 -0.276

12 770046 8450184 22.928

13 438360 9144184 6.044

14 793790 9018906 -3.003

15

16

17

18
B. Peta Episenter Gempa VT Gunung Merapi

C. Penampang Vertikal Hiposenter


DAFTAR PUSTAKA

Asisten Praktikum Fisika Gunung Api.2022. Monitoring Gunung Api-Metode Seismik Penentuan
Lokasi Sumber Gempa VT. Program studi Geofisika Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Garini,S dkk.(2014). Relokasi Hiposenter Gempa Bumi di Sulawesi Tengah dengan Menggunakan
Metode geiger dan Coupled Velocity Hypocenter. Journal of Physics,3(1),107-112. Diakses pada
26 Mei 2022.

Noviana,M.(2019).Penentuan Hiposenter dan Episenter Gempa Vulkano-Tektonik GUnung api


dengan Menggunakan Metode Geiger. Institut Teknologi Sumatera. Diakses pada 26 Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai