Anda di halaman 1dari 16

BENTENG VAN DEN BOSCH, NGAWI:

Temuan Artefaktual Sebagai Cerminan


Alat-alat Kebutuhan Sehari-hari

FORT VAN DEN BOSCH, NGAWI:


Findings Artefaktual For Reflection
Tools Everyday Needs

Muhammad Chawari
Balai Arkeologi Yogyakarta
mchawari@gmail.com

ABSTRACT
Research in Fort Van den Bosch in Ngawi, East Java Province brings about data on
aspects of the buildings and artifacts that accompany it. Regarding the artifacts a number of
fragments of pottery, metal, ceramics, glass, animal bones, and shells have been found. They were
objects of everyday appliances, except for bones and shells. Those artefacts could show the
activities of the fort’s inhabitants in the past.

Key words: Ngawi, Fortr, Van den Bosch, and Artefaktual.

ABSTRAK
Penelitian di Benteng Van den Bosch di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur
menghasilkan data baik tentang aspek bangunan benteng maupun artefak yang menyertainya.
Khusus mengenai temuan artefak, telah ditemukan sejumlah fragmen gerabah, fragmen logam,
fragmen keramik asing, fragmen kaca, fragmen tulang, dan fragmen kerang. Fragmen-fragmen
tersebut berasal dari benda-benda peralatan sehari-hari, kecuali fragmen tulang dan fragmen
kerang. Dengan mempelajari temuan artefaktual diharapkan gambaran tentang aktivitas para
penghuni benteng di masa lampau dapat diketahui.

Kata kunci: Ngawi, Benteng, Van den Bosch, dan Artefaktual.

Tanggal masuk : 17 Mei 2016


Tanggal diterima : 31 Oktober 2016

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Temuan Artefaktual 195


Sebagai Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-Hari (Muhammad Chawari)
PENDAHULUAN lokal. Benteng ini dilengkapi
beberapa komponen pendukung
Secara administratif Benteng yaitu: bangunan pengintaian, parit
Van den Bosch terletak di Kelurahan keliling, tanggul keliling, jembatan
Pelem, Kecamatan Ngawi Kota, angkat, dan bastion. Selanjutnya
Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa disebutkan bahwa benteng ini
Timur. Ngawi merupakan salah satu berada di tepi pertemuan Sungai
kabupaten di Provinsi Jawa Timur Bengawan Solo dan Sungai Madiun
dan dianggap penting pada (Sumarno, 1990: 119 – 121).
jamannya. Pentingnya Ngawi di Selanjutnya pada tahun 1996
masa lalu dapat diketahui dengan Balai Arkeologi Yogyakarta pernah
adanya tinggalan fisik yang berupa mengadakan penelitian yang
bangunan, terutama bangunan dilakukan melalui survei yaitu
tinggalan Belanda. Salah satunya Sarana Pertahanan Kolonial di
adalah Benteng Van den Bosch. Kabupaten Ngawi, Kabupaten
Benteng ini sudah pernah ditulis Bangkalan, dan Kabupaten
sebagai skripsi di Jurusan Arkeologi, Situbondo, Provinsi Jawa Timur
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas (Tahap IV). Dalam penelitian

Sumber. Google Earth


Gambar 1. Peta keberadaan Benteng Van den Bosch
terhadap Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun
Gadjah Mada oleh Aris Sumarno tersebut tidak hanya benteng
tahun 1990 dengan judul “Benteng pertahanan Belanda saja yang
Pendem Belanda Abad XIX Di didata, akan tetapi juga kompleks
Kabupaten Ngawi, Tinjauan makam Belanda. Secara
Terhadap Arsitektur dan Pemilihan keseluruhan benteng Van den Bosch
Lokasi”. Disebutkan dalam skripsi berdenah empat persegi panjang.
tersebut bahwa benteng ini tidak Terdapat pintu masuk utama yang
seluruhnya berarsitektur Eropa, terletak di sisi barat daya. Benteng
tetapi bercampur dengan arsitektur ini dikelilingi oleh tanggul buatan dari

196 Berkala Arkeologi Vol.36 Edisi No.2 November 2016: 195-210


tanah yang lebih tinggi dari pada yang bersifat non-monumental atau
benteng itu sendiri. Di luar tanggul artefaktual yang ada di situs ini.
buatan tersebut terdapat parit Penelitian ini bertujuan untuk
keliling yang dilengkapi dengan satu mengetahui dan melihat gambaran
jembatan angkat yang terdapat di awal tentang kehidupan para
depan pintu masuk utama (Abbas, penghuni benteng Van den Bosch.
1996/1997: 5).
Benteng Van den Bosch juga METODE PENELITIAN
pernah menjadi salah satu objek
dalam pembuatan tesis bersama Survei dan ekskavasi
beberapa benteng lain di Jawa oleh dilakukan dalam penelitian ini untuk
Novida Abbas pada tahun 2001 mendapatkan data fisik yang bersifat
dengan judul “Dutch Forts of Java, A monumental dan non-monumental.
Locational Study”. Disebutkan Data monumental berupa bangunan
bahwa benteng ini terletak sekitar beserta unsur-unsurnya, sementara
2,5 km timur laut kota Ngawi. data non-monumental terdiri atas
Benteng ini dibangun pada tahun berbagai tinggalan benda yang
1839 di atas tanah seluas 12 ha, berupa sisa-sisa aktivitas masa
setelah Perang Diponegoro berakhir. lampau. Kedua data tersebut penting
Belanda membangun benteng Van untuk mengetahui aktivitas penghuni
den Bosch di sudut timur laut kota benteng di masa lampau. Penelitian
untuk mengawasi lalu lintas air yang ini bersifat deskriptif dengan
melewati Sungai Madiun dan Sungai penalaran induktif. Metode ini
Bengawan Solo (Abbas: 2001: 55). dimaksudkan untuk memberikan
Benteng Van den Bosch gambaran umum terhadap data
yang didirikan delapan tahun setelah arkeologi yang diperoleh.
perang Diponegoro berakhir
dibangun untuk memenuhi HASIL PENELITIAN
kebutuhan Belanda yang antara lain
berkaitan dengan masalah ekonomi. a. Survei Lapangan
Setelah kemerdekaan, benteng ini Seluruh tinggalan yang
dipakai oleh Bataliyon ARMED 12 disurvei secara administratif terletak
KOSTRAD Ngawi, dan sejak tahun di Desa Pelem, Kecamatan Ngawi,
2011 diserahkan kepada Pemerintah dan terdiri atas:
Daerah Kabupaten Ngawi. Berarti
sejak itu penelitian arkeologis dapat 1. Bangunan Societeit
dilakukan dengan lebih seksama Keberadaan objek ini
dan terbuka. Oleh karena bangunan diketahui berdasarkan peta lama
ini masih berdiri (meskipun beberapa sekitar awal abad 20. Dewasa ini
bagian telah runtuh), bentuk dan bangunan tersebut tersisa fondasi
arsitekturnya masih bisa diketahui. saja. Berdasarkan keletakannya,
Sementara tinggalan yang ada di fondasi ini terletak di luar benteng
bawah permukaan tanah, sebagai sebelah timur dan mendekati
pendukung utama tinggalan yang pertemuan dua sungai, yaitu Sungai
ada di permukaan tanah perlu Bengawan Solo dan Sungai Madiun.
diungkap. Sehubungan dengan hal
tersebut maka penelitian ini 2. Gorong-gorong Air
berusaha untuk menjawab Objek ini terletak di luar
pertanyaan: seperti apa tinggalan benteng sebelah timur, persisnya
ada di sebelah barat bangunan

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Temuan Artefaktual 197


Sebagai Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-Hari (Muhammad Chawari)
societeit. Dengan demikian jarak
dengan benteng lebih dekat.
Dewasa ini gorong-gorong tersebut
sudah tidak berfungsi lagi
sebagaimana mestinya. Bagian atas
gorong-gorong dahulu berfungsi
sebagai jalan.

Gambar 3. Foto saluran pembuangan air ke


luar benteng
Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta

4. Kompleks Makam Belanda


Kompleks makam ini diberi
Gambar 2. Foto gorong-gorong air yang batas berupa pagar keliling dan di
terletak antara benteng dan societeit bagian depan terdapat gapura. Pada
Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta ambang atas gapura terdapat tulisan
MEMENTOMORI dan angka tahun
3. Saluran Pembuangan Air 1885. Mementomori berarti
Saluran ini terletak di peringatan. Kompleks makam
sebelah timur benteng. Letaknya Belanda ini berada di sebelah barat
persis di sisi timur parit keliling daya benteng dan sekarang menjadi
benteng. Objek ini dibuat dengan kompleks makam umum dan berada
menggunakan bata merah yang di bawah pengelolaan Dinas
disusun dengan memakai lepa. Kebersihan Kabupaten Ngawi.
Pada bagian atas berbentuk Sebagai kompleks makam Belanda,
lengkung dan sekarang sebagian situs tersebut dewasa ini sering
batanya telah hilang (jatuh ke didatangi orang-orang Belanda.
bawah). Kondisi ini disebabkan pada Pemakaman ini difungsikan antara
bagian samping objek tumbuh pohon tahun 1878 – tahun 1929
yang cukup besar. Akar pohon ini berdasarkan angka tahun yang
merupakan salah satu penyebab tertera pada makam-makam di situs
rusaknya saluran ini. Saluran ini tersebut.
pada kedua sisinya (luar dan dalam)
penuh dengan tanaman liar.
Sementara pada sisi luar (sebelah
timur) tanahnya lebih tinggi,
sehingga air tidak bisa keluar. Inilah
yang menyebabkan saluran ini tidak
dapat berfungsi dengan baik.

Gambar 4. Foto salah satu sudut Kompleks


Makam Belanda
Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta

198 Berkala Arkeologi Vol.36 Edisi No.2 November 2016: 195-210


5. Bangunan Rumah Tinggal
Bangunan rumah bergaya
indis dapat ditemukan di bagian
depan benteng, yaitu di sekitar pintu
gerbang penjagaan. Bangunan
tersebut dewasa ini masih
dimanfaatkan, namun ada beberapa
yang tidak dihuni, bahkan ada satu
bangunan yang akan dijual. Hal ini
diketahui karena adanya tulisan
yang ditempel di bagian depan
bangunan. Beberapa bangunan Gambar 5. Foto salah satu bangunan milik
yang sekarang masih berfungsi YON ARMED 12 KOSTRAD
antara lain untuk mess milik YON Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta
ARMED 12 KOSTRAD, rumah dinas
komandan ARMED 12, rumah dinas b. Ekskavasi
anggota ARMED 12, dan ada pula Selain survei dilakukan pula
yang dimiliki perseorangan. Secara ekskavasi. Telah dibuka kotak gali
umum kondisi seluruh bangunan sebanyak 13, yaitu:
dalam keadaan utuh.
1. Kotak P1
Kotak P1 terletak di sebelah
barat pintu gerbang benteng, untuk

Gambar 6. Peta keletakan beberapa tinggalan hasil survei


Sumber: Peta asli dengan modifikasi oleh Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Temuan Artefaktual 199


Sebagai Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-Hari (Muhammad Chawari)
mengetahui bentuk dan denah 3. Kotak P3
struktur bata yang masih kelihatan di Letak kotak P3 di sebelah
permukaan tanah. Secara khusus barat dinding pintu gerbang. Kotak
kotak ini digali untuk mengetahui P3 dibuka dengan tujuan untuk
posisi jembatan angkat yang ada di mengetahui struktur landasan
depan pintu masuk benteng. Mulai jembatan angkat. Mulai kedalaman
kedalaman 30 cm terlihat struktur sekitar 50 cm terlihat adanya struktur
bata. Struktur tersebut membagi bata yang memanjang sepanjang
kotak P1 dalam dua bagian yaitu kotak. Secara nyata terlihat bahwa
bagian selatan dan utara. Hingga struktur bata bagian timur tersusun
kedalaman 60 cm struktur bata rapi sedangkan pada bagian barat
tersebut berjumlah 8 lapis bata. dalam kondisi tidak teratur. Struktur
Susunan bata tersebut ke bawah bata ini terdiri atas satu lapis bata.
semakin melebar. Temuan lainnya Temuan lain adalah fragmen
adalah fragmen keramik (baik Cina keramik, fragmen botol, fragmen
maupun Eropa), fragmen kaca, gerabah, fragmen logam, serta
fragmen gerabah, fragmen logam, fragmen tulang binatang.
fragmen genteng, dan satu benda
(berbahan besi serta cangkang 4. Kotak P4
kerang) yang tidak bisa diidentifikasi Kotak P4 terletak di sebelah
jenisnya. barat dan berhimpit dengan kotak
P3. Kotak P4 dibuka dengan tujuan
untuk mencari struktur landasan
jembatan angkat, juga untuk
merunut struktur bata yang telah
nampak pada kotak P3. Struktur
bata mulai ditemukan pada
kedalaman 54 cm dan berjumlah
satu lapis bata. Di bawahnya
terdapat lapisan bata lain dengan
susunan tidak beraturan. Adapun
temuan lepas terdiri atas fragmen
kaca, fragmen gerabah, dan
Gambar 6. Foto akhir penggalian Kotak P1 fragmen logam.
Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta

2. Kotak P2
Kotak P2 berada di sebelah
selatan kotak P1 dalam posisi
berhimpit. Kotak ini dibuka untuk
merunut struktur bata yang telah
ditemukan di kotak P1. Kotak ini
secara khusus diarahkan pula untuk
mengetahui keletakan jembatan
angkat. Struktur bata yang ada di
kotak ini berada di sisi selatan dan Gambar 7. Foto akhir penggalian Kotak P4
berjumlah 9 lapis bata. Temuan Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta
serta yang lain adalah fragmen
keramik, fragmen kaca, fragmen 5. Kotak P5
gerabah, fragmen logam, dan Kotak P5 berada di sebelah
fragmen genteng. barat kotak P4 dan bertujuan untuk

200 Berkala Arkeologi Vol.36 Edisi No.2 November 2016: 195-210


mencari struktur landasan jembatan bagian bawah dilepa. Kemudian
angkat, juga untuk merunut struktur pada kedalaman antara 80 s.d. 100
bata yang telah nampak pada kotak cm ditemukan gorong-gorong air
P3 dan P4. Kotak ini temuannya dengan ketebalan 10 cm dan
sama dengan temuan di kotak P4 diameter 90 cm. Selanjutnya temuan
yaitu berupa struktur bata satu lapis. artefaktual berupa fragmen keramik,
Sementara temuan artefaktualnya fragmen gerabah, fragmen logam
berupa fragmen kaca dan fragmen (paku, pengait, tutup kaleng, besi,
logam. dan beberapa benda logam yang
tidak jelas bentuknya).
6. Kotak P6
Posisi kotak P6 berada
persis di sebelah barat dan berimpit
dengan kotak P5 serta dengan
dinding pintu gerbang benteng.
Kotak P6 dibuka dengan tujuan
untuk mencari struktur landasan
jembatan angkat, dan sekaligus
untuk merunut struktur bata yang
telah kelihatan pada kotak P3, P4,
dan P5. Temuannya berupa struktur
bata sebanyak satu lapis dan
Gambar 9. Foto landasan jembatan angkat
temuan artefaktual berupa fragmen sisi barat pada kotak P7
logam. Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta

8. Kotak T1
Kotak T1 terletak pada
tanggul sisi timur atau bagian
belakang benteng. Pembukaan
kotak T1 bertujuan untuk
mengetahui bentuk sesungguhnya
salah satu struktur bata yang berada
di tanggul ini. Struktur bata yang
dimaksud diduga merupakan fondasi
Gambar 8. Foto akhir penggalian Kotak P6 dari sebuah bangunan (pagar?).
Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta Informasi ini didasarkan atas peta
Belanda yang ada. Disampaikan
7. Kotak P7 pula bahwa di sepanjang tanggul
Kotak P7 berada di sebelah terdapat 10 fondasi sejenis. Salah
barat dinding gerbang. Kotak P7 satu dari fondasi tersebut dibuka dan
dibuka dengan tujuan untuk mencari diberi nama dengan kotak T1. Dalam
struktur landasan jembatan angkat penggalian, fondasi bata
dan melihat lebih jauh profil struktur ditempatkan pada bagian tengah
bata yang terdapat di permukaan. kotak. Setelah menggali hingga
Pada permukaan kotak sudah kedalaman antara 40 – 50 cm
terlihat struktur bata yang terdapat diketahui bahwa struktur ini
pada sisi barat kotak. Struktur berukuran 45 x 46 cm dengan
tersebut berlanjut terus ke bawah. Di ketebalan 32 cm. Artefak yang
bagian atas struktur tersebut tidak ditemukan berupa fragmen keramik,
menggunakan lepa, akan tetapi di fragmen gerabah, beberapa artefak

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Temuan Artefaktual 201


Sebagai Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-Hari (Muhammad Chawari)
berjenis logam seperti paku, mur 10. Kotak D2
baut, kawat, dan selongsong peluru. Kotak D2 ini juga terletak di
dalam benteng, tepatnya di depan
gedung sisi timur. Kotak ini digali
untuk mencari artefak yang ada di
depan gedung, sebab gedung ini
diperkirakan sebagai tempat makan.
Pada permukaan tanah sebelum
digali ditemukan 2 tegel polos
berwarna kuning. Secara umum
temuannya berupa fragmen
gerabah, fragmen keramik, fragmen
Gambar 10. Foto akhir penggalian kotak T1 kaca, paku, dan fragmen tulang.
Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta
11. Kotak L1
9. Kotak D1 Kotak L1 terletak di depan
Kotak D.1 terletak di dalam pintu gerbang sisi timur benteng,
benteng yaitu di depan gudang tepatnya di sisi kiri gerbang.
amunisi dan penjara yang terletak di Alasannya untuk mencari artefak di
pojok barat daya benteng. sekitar luar benteng. Sampai
Pembukaan kotak ini adalah untuk kedalaman 20 cm temuan yang ada
mencari artefak yang terkait dengan berupa fragmen keramik, fragmen
gudang amunisi khususnya dan kaca, fragmen gerabah, logam
artefak benteng pada umumnya. (berupa selongsong peluru, slot
Temuan monumentalnya berupa pintu, mur baut, paku, dan pengait),
struktur bata satu deret yang serta fragmen tulang binatang.
membujur dengan arah barat–timur. Kemudian pada kedalaman 60 cm
Sedangkan temuan artefaktualnya menemukan tegel polos berwarna
berupa fragmen gerabah, fragmen kuning dan bertuliskan “ALFRED
keramik, fragmen kaca, fragmen REGOUT 80 MAASTRICHT
logam, fragmen genteng, fragmen HOLLAND”
tulang, dan fragmen besi (paku),
selongsong peluru, dan 1 temuan
yang belum diketahui bentuknya.

Gambar 12. Foto akhir penggalian kotak L1


Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta

12. Kotak JP1


Gambar 11. Foto akhir penggalian kotak D1 Kotak JP1 terletak pada
Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta tanggul parit sisi luar sebelah timur.
Kotak ini dibuka dengan tujuan untuk
melihat dan mengetahui gejala jalan
patroli serta sejauhmana

202 Berkala Arkeologi Vol.36 Edisi No.2 November 2016: 195-210


perubahannya hingga saat ini. bertujuan untuk mendapatkan data
Secara umum temuan di dalam monumental. Di samping data
kotak ini berupa fragmen gerabah, monumental juga tidak
fragmen keramik, dan fragmen dikesampingkan data non-
tulang. monumental atau data artefaktual.
Ke-10 kotak gali tersebut adalah
kotak P1 s.d. kotak P7, kotak T1,
kotak JP1, dan kotak JP2. Di bawah
ini adalah hasil yang diperoleh dari
ke-10 kotak gali yaitu:

Gambar 13. Foto akhir penggalian kotak JP1


Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta

13. Kotak JP2


Kotak JP2 berada di
sebelah utara kotak JP1 berjarak 15
meter. Kotak ini dibuka dengan
tujuan untuk melihat dan mengetahui
gejala jalan patroli. Sampai
kedalaman 60 cm gejala pemadatan
tanah untuk jalan patroli seperti yang
diperkirakan sebelumnya tidak ada.
Dengan keadaan yang demikian
diartikan bahwa gejala jalan patroli Gambar 14. Denah struktur bata bekas pos
tidak ada, kecuali hanya tanah yang penjagaan
ditinggikan yang kemudian Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta
difungsikan sebagai jalan untuk
mengelilingi benteng. Temuan yang Hasil dari kotak P1 berupa
ada di kotak ini bersifat fragmentaris struktur bata yang merupakan
yaitu fragmen keramik, fragmen sebuah fondasi bangunan dan
gerabah, dan fragmen kaca. memiliki bentuk persegi panjang
yang berorientasi barat–timur
RAGAM DAN JENIS TEMUAN berukuran 250 cm x 500 cm.
Struktur tersebut memiliki bentuk
Untuk melihat dan seperti piramida terpenggal, pada
mengetahui temuan hasil ekskavasi bagian atas dengan penampang
di Benteng Van den Bosch dan lebih kecil dari pada penampang
sekitarnya dapat dipilah menjadi 2 bagian bawah. Bentuk struktur yang
kelompok. demikian dimungkinkan merupakan
sebuah pondasi bangunan.
a. Temuan Monumental Berdasarkan informasi dari Sertu
Berdasarkan atas alasan Bambang Suwito (salah satu
pembukaan kotak gali dapat anggota ARMED 12) dikatakan
diketahui bahwa dari 13 kotak gali bahwa struktur tersebut dahulu
yang dibuka, 10 di antaranya merupakan bangunan pos

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Temuan Artefaktual 203


Sebagai Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-Hari (Muhammad Chawari)
penjagaan. Umur bangunan tersebut struktur bata yang memiliki dan
kemungkinan lebih muda dari pada menggunakan “takikan”. Temuan
umur benteng. Hal ini berdasarkan lain pada kotak P7 adalah tanah
ukuran bata yang digunakan dalam urug yang digunakan untuk
struktur bangunan tersebut yang menimbun gorong-gorong. Tanah
lebih kecil dibandingkan dengan urug ini ditemukan di sebelah timur
bata yang menjadi isian dalam tanah struktur. Hal tersebut menimbulkan
urug. dugaan bahwa gorong-gorong
Hasil yang diperoleh dari tersebut merupakan tambahan baru.
kotak P2 adalah struktur bata yang Hal ini dibuktikan ditemukannya
merupakan kelanjutan dari kotak P1. berbagai macam pecahan material
Hasil dari kotak P3 adalah struktur yang terdiri dari batu berukuran kecil
bata satu lapis yang berorientasi hingga sedang, pecahan tegel,
barat–timur. Struktur tersebut pecahan batu putih, dan pecahan
kemungkinan merupakan lapisan bata di sekitar gorong-gorong
yang digunakan sebagai pengerasan tersebut.
jalan seperti struktur bata yang
masih kelihatan di permukaan tanah.
Struktur ini juga berorientasi barat–
timur yang menjadi akses jalan
masuk ke benteng.
Hasil dari kotak P4 sama
dengan hasil kotak P3 yaitu struktur
bata satu lapis yang di bawahnya
dipadatkan dengan pecahan bata.
Lapisan ini merupakan jalan masuk
ke benteng. Hasil dari kotak P5
sama dengan kotak P3 dan P4, Gambar 15. Posisi gorong-gorong terhadap
berupa struktur bata satu lapis yang keletakan bekas jembatan angkat yang
di bawahnya dipadatkan dengan berada di bagian atas gorong-gorong
pecahan bata. Lapisan ini Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta
merupakan jalan sebagai akses dari
dan ke benteng. Kotak selanjutnya adalah T1.
Berikutnya adalah hasil yang Kotak ini menghasilkan temuan
diperoleh dari kotak P6. Hasil dari berupa struktur bata yang terletak di
kotak ini tidak sesuai dengan tujuan atas tanggul dan berorientasi utara–
awal yaitu mencari struktur landasan selatan dengan posisi berderet satu
jembatan angkat. Penggalian pada baris. Dengan kondisi yang demikian
kotak P6 ini menemukan struktur diperkirakan bahwa temuan ini
bata dan batu sebagai perkerasan diduga merupakan fondasi pagar
tanah. Kotak P7 memberikan hasil pembatas benteng.
yang sesuai dengan harapan. Kotak Berikutnya adalah kotak JP1
P7 menunjukkan adanya struktur dan JP2. Kedua kotak tersebut
bata yang sudah terlihat sejak awal dibuka dengan tujuan untuk mencari
tetapi tidak menggunakan lepa, dan jejak jalan patroli. Tujuan tersebut
berlanjut terus ke bawah dan tidak seluruhnya tercapai karena
berlepa. Temuan ini diduga kuat jalan patroli yang dimaksud “hanya”
merupakan struktur landasan berupa tanah yang ditinggikan.
jembatan angkat benteng. Hal Dengan demikian dapat diartikan
tersebut didukung dengan profil bahwa yang dimaksud dengan jalan

204 Berkala Arkeologi Vol.36 Edisi No.2 November 2016: 195-210


patroli adalah tanah yang lebih tinggi IN HOLLAND”. ALFRED REGOUT
dari permukaan tanah sekitarnya, 80 MAASTRICHT adalah pabrik
dan kemudian difungsikan sebagai porselin dan gerabah yang terletak
jalan untuk patroli para penjaga di kota Maastricht (Belanda) dan
keamanan dalam mengelilingi berproduksi pada sekitar tahun
benteng. 1835. Pabrik ini memproduksi
barang-barang peralatan rumah
b. Temuan Non-Monumental tangga yang di dalamnya termasuk
Kotak D1 dibuka dengan bahan bangunan yang berupa ubin
tujuan untuk mencari artefak yang (https://nl.wikipedia.org/wiki/Maastric
terkait dengan keberadaan gudang hts).
amunisi. Tujuan dari penggalian Penelitian ini berhasil
kotak ini belum sepenuhnya menemukan temuan artefaktual
tercapai, sebab temuan peluru sejumlah 722 fragmen. Temuan
ataupun bahan amunisi tidak terlalu tersebut dapat dikelompokkan
banyak. Artefak yang ditemukan dari menjadi 2 yaitu unsur bangunan
kotak ini berupa fragmen genteng, monumental dan non-monumental.
fragmen gerabah, fragmen keramik, Unsur bangunan terdiri atas fragmen
fragmen kaca, fragmen logam genteng (14 fragmen), tegel (1), dan
(selongsong peluru, paku, engsel gorong-gorong (1). Jenis-jenis
pintu, mur-baut, kancing, tutup artefak terdiri atas (diurutkan sesuai
kaleng), dan tulang. dengan jumlah): gerabah (233
Kotak D2 memperlihatkan fragmen), logam (189 fragmen),
temuan artefaktual berupa keramik (129 fragmen), kaca (65
kebutuhan sehari-hari yang terdiri fragmen), tulang (56 fragmen), un-
atas fragmen gerabah, fragmen identified (UI) (33 fragmen), dan
keramik (sekring), fragmen kaca, kerang (1 fragmen).
fragmen logam (paku dan pengait), Di bawah ini akan dipaparkan
dan tulang. tentang masing-masing jenis temuan
sesuai dengan jumlah. Temuan
terbanyak adalah fragmen gerabah
sebanyak 233 fragmen. Secara
umum fragmen gerabah yang
ditemukan merupakan gerabah
polos, namun ada beberapa fragmen
yang berhias. Secara kualitas dapat
dikatakan bahwa seluruh temuan
gerabah yang ada merupakan
gerabah yang dapat digolongkan
sebagai “biasa”, bukan gerabah
Gambar 16. Foto beberapa bentuk gerabah halus. Berdasarkan atas hasil dari
Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta analisis tersebut diketahui bahwa
fragmen gerabah dengan jumlah 233
Demikian pula dengan kotak L1, keping dapat dikelompokkan
artefak yang ditemukan berupa menjadi 2, yaitu wadah dan non-
kebutuhan sehari-hari. Hal menarik wadah. Kelompok wadah terdiri atas
pada kotak ini adalah dengan 12 jenis, yaitu: kendil, pengaron,
ditemukannya unsur bangunan yang kuali, genuk, padasan, kelenting,
berupa tegel. Tegel ini berwarna jun, kekep, kendi, gentong, keren,
kuning dan bertuliskan “ALFRED dan mangkuk. Adapun kelompok
REGOUT 80 MAASTRICHT- MADE

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Temuan Artefaktual 205


Sebagai Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-Hari (Muhammad Chawari)
non-wadah terdiri atas 4 jenis, yaitu: kurun waktu yang cukup panjang
figurin, gacuk, alat upam (?) atau yaitu sekitar 4 abad (1644 s.d. 1912
gacuk besar, dan manik-manik. M), yaitu abad 17 - 20 (Eriawati,
Khusus untuk figurin diperkirakan 2010: 7).
merupakan bagian dari hiasan yg Selanjutnya berdasarkan
berukuran tinggi 3,5 cm, panjang 5,2 analisis diketahui bahwa fragmen
cm, dan lebar 4 cm. Selain itu keramik yang ditemukan terdiri atas
terdapat fragmen gerabah berhias (3 piring, mangkuk, sendok makan,
keping), yaitu fr. genuk berhias motif botol, buli-buli, cangkir kecil untuk
sisik ikan; fr. padasan berhias motif minuman beralkohol. Keramik dari
kelopak mata; dan fr. pengaron dinasti ini pada umumnya dibuat
berhias motif rantai. oleh seniman dengan dekorasi yang
Urutan kedua adalah logam diambil dari lingkungan alam
sebanyak 189 fragmen. Temuan sekitarnya, antara lain manusia,
logam terdiri atas beberapa jenis, binatang, air terjun, pemandangan
yaitu paku (106 fragmen), mur-baut alam, atau desain tekstil seperti
(17 fragmen), fragmen besi (13 brokat dan bordir kuno. Motif-motif
fragmen), fragmen lempeng (10 tersebut dibuat dalam dua warna
fragmen), pengait (8 fragmen), yaitu biru dan putih. Piring biru dan
fragmen kawat berduri (8 fragmen), putih dengan dasar ganda dari
selongsong peluru (6 fragmen), periode dinasti ini banyak ditemukan
peniti dan kancing (6 fragmen), di Indonesia. Selain itu terdapat
fragmen engsel pintu (3 fragmen), keramik lain (masih dari Dinasti
fragmen slot pintu, fragmen jeruji, Qing) yang banyak ditemukan di
tutup kaleng, dan kunci (masing- Indonesia adalah buatan dari pusat
masing 2 fgamen), mata uang, keramik di Yixing dekat Shanghai
timang ikat pinggang, emblem, dan (Provinsi Jiangxu) dan yang ada di
ring (masing-masing 1 fragmen). dekat Guangzhou (Provinsi
Temuan paku, mur-baut, dan Guangdong). Keramik dari dua
fragmen besi terlihat sangat provinsi ini pada umumnya dalam
dominan. bentuk batuan merah (Adhyatman,
Berikutnya adalah temuan 1990: 69 – 70).
keramik sebanyak 129 fragmen.
Fragmen keramik asing yang
ditemukan di benteng ini
kebanyakan fragmen keramik Eropa
(Belanda?) dan sisanya merupakan
fragmen keramik Cina. Khusus untuk
fragmen keramik Eropa salah
satunya diketahui karena adanya
tulisan latin dan Jawa Baru. Tulisan
latinnya berbunyi .....trus
Regout.....MAASTRICHT MADE IN
HOLLAND. Sedangkan tulisan Jawa Gambar 17. Foto beberapa contoh keramik
Baru kurang lebih terbaca asing
Pe.....lu…..ké…..prik. Sementara itu Sumber: Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta
fragmen keramik Cina yang
ditemukan pada umumnya berasal Urutan berikutnya adalah
dari Dinasti Qing. Secara fragmen kaca yang berjumlah 65
keseluruhan Dinasti Qing ini meliputi fragmen. Diketahui bahwa fragmen

206 Berkala Arkeologi Vol.36 Edisi No.2 November 2016: 195-210


tersebut menunjukkan bentuk wadah (mollusca) ini secara fisik berbentuk
yang terdiri atas botol dan gelas. oval (lonjong) terdiri atas dua yang
Khusus untuk botol terdapat dua ditelangkupkan menjadi satu
bentuk yaitu botol dengan (bivalvia). Jenis ini banyak
penampang persegi (bujur sangkar) ditemukan dalam siput darat
dan botol dengan penampang bulat. (Dharma, 1992: 36 dan 88). Dengan
Kedua jenis botol tersebut dibuat jenis yang demikian ini sesuai antara
dalam beberapa warna yaitu hijau jenis temuan dengan lokasi
tua, hijau muda, putih, putih kebiru- ditemukannya mollusca tersebut.
biruan (biru muda), dan putih Selanjutnya terdapat temuan
kekuning-kuningan (kuning muda). yang berupa unsur bangunan yang
Warna dominan pada fragmen kaca terdiri atas fragmen genteng,
yang ditemukan adalah warna hijau gorong-gorong air, dan temuan
muda dan hijau tua. Warna untuk tegel. Khusus untuk temuan gorong-
wadah yang berupa gelas adalah gorong atau bis beton secara
transparan. Temuan yang demikian kronologis dapat diperkirakan
ini mirip dengan yang ada di Kota keberadaannya pasca Benteng Van
Lama Semarang. Dalam penelitian den Bosch. Lebih khusus lagi
di kawasan tersebut banyak sekali keberadaan gorong-gorong atau bis
ditemukan fragmen kaca. Pada beton ini setelah jembatan angkat
umumnya fragmen kaca yang tidak berfungsi lagi. Dengan tidak
ditemukan merupakan bentuk wadah berfungsinya jembatan angkat, maka
dengan mayoritas berupa botol yang parit yang ada di bawah jembatan
berdasar bulat dan persegi dengan angkat diurug dengan tanah.
leher panjang atau pendek. Selanjutnya agar parit yang ada di
Sementara dari variasi warna adalah kanan dan kiri bekas jembatan
putih transparan, hijau daun, hijau angkat airnya dapat dialirkan maka
terang, dan coklat tua (Abbas, 2013: dipasanglah gorong-gorong yang
32). terbuat dari bis beton.
Urutan selanjutnya adalah
temuan fragmen tulang sebanyak PENUTUP
56. Berdasarkan atas analisis
temuan diketahui bahwa terdapat 2 Pada bagian akhir ini akan
jenis hewan yaitu bovidae dan gallus diuraikan berdasarkan dua hal, yaitu
sp (ayam). Dari kedua jenis hewan kesimpulan dan rekomendasi, yaitu:
tersebut mayoritas temuan
merupakan fragmen tulang bovidae. 1. Kesimpulan
Melihat jenis tulang yang ditemukan a. Survei
kemungkinan bahwa kedua jenis Hasil survei menunjukkan
hewan tersebut yang sering bahwa Benteng Van den Bosch di
dikonsumsi para penghuni Benteng Ngawi dan lingkungannya
Van den Bosch pada waktu itu. merupakan tinggalan masa lalu yang
Terakhir temuan fragmen penting. Benteng ini tidak berdiri
kerang sejumlah 1 dan ditemukan di sendiri, tetapi menyatu dengan
kotak P1. Kotak P1 terletak di bagian tinggalan monumental yang berupa
depan benteng yaitu pada bagian bangunan rumah tinggal, kompleks
parit. Kerang sebagai binatang air makam, dan bangunan tempat
dan di Benteng Van den Bosch bersenang-senang.
ditemukan pada parit atau kolam.
Dapat diketahui bahwa kerang

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Temuan Artefaktual 207


Sebagai Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-Hari (Muhammad Chawari)
b. Ekskavasi muda), dan putih kekuning-kuningan
Secara umum temuan (kuning muda) dengan dominasi
fragmen gerabah yang ada warna hijau muda dan hijau tua.
merupakan gerabah polos ditambah Sedangkan warna untuk gelas
sedikit yang berhias. Terdapat dua adalah transparan. Temuan tulang
kelompok yaitu wadah dan non- binatang merupakan hewan bovidae
wadah. Jenis kendil, pengaron, kuali, dan gallus sp (ayam) dengan
genuk, padasan, kelenting, jun, mayoritas berupa fragmen tulang
kekep, kendi, gentong, keren, dan bovidae. Dimungkinkan bahwa
mangkuk merupakan kelompok kedua jenis hewan tersebut yang
wadah. Sedangkan figurin, gacuk, sering dikonsumsi para penghuni
alat upam (?) atau gacuk besar, dan Benteng Van den Bosch pada waktu
manik-manik merupakan kelompok itu. Data yang berupa fragmen
non-wadah. Sementara itu terdapat kerang (mollusca) ditemukan di
3 fragmen gerabah berhias yaitu kotak yang terletak di parit atau
motif sisik ikan pada fragmen genuk; kolam. Jenis yang demikian ini
motif kelopak mata pada fragmen ditemukan pada siput darat dan
padasan; dan motif rantai pada sesuai dengan lokasi ditemukannya
fragmen pengaron. Temuan logam mollusca tersebut.
terdiri atas beberapa jenis, yaitu Selanjutnya terdapat temuan
paku, mur-baut, fragmen besi, yang berupa unsur bangunan yang
fragmen lempeng, pengait, fragmen terdiri atas fragmen genteng,
kawat berduri, selongsong peluru, gorong-gorong air, dan temuan
peniti dan kancing, fragmen engsel tegel. Khusus untuk temuan gorong-
pintu, fragmen slot pintu, fragmen gorong secara kronologis dapat
jeruji, tutup kaleng, dan kunci, mata diperkirakan keberadaannya pasca
uang, timang ikat pinggang, emblem, Benteng Van den Bosch. Lebih
peniti, dan kancing, serta ring. khusus lagi keberadaan gorong-
Temuan paku, mur-baut, dan gorong ini setelah jembatan angkat
fragmen besi terlihat sangat tidak berfungsi lagi. Dengan tidak
dominan. Temuan fragmen keramik berfungsinya jembatan angkat, maka
asing berasal dari Eropa (Belanda?) parit yang ada di bawah jembatan
dan Cina. Khusus untuk fragmen angkat diurug dengan tanah.
keramik Eropa diketahui karena Selanjutnya agar parit yang ada di
adanya tulisan “MADE IN kanan dan kiri bekas jembatan
HOLLAND”. Sementara fragmen angkat airnya dapat dialirkan maka
keramik Cina pada umumnya dipasanglah gorong-gorong yang
berasal dari Dinasti Qing tahun 1644 terbuat dari bis beton. Sementara
s.d. 1912 M atau abad 17 - 20. tegel yang ada di benteng ini dibuat
Berdasarkan bentuknya fragmen oleh pabrik porselin dan gerabah
keramik asing tersebut berupa yang terletak di kota Maastricht
piring, mangkuk, sendok makan, (Belanda) dan berproduksi pada
botol, buli-buli, dan cangkir kecil. sekitar tahun 1835.
Temuan fragmen kaca berupa
wadah yang terdiri atas botol dan 2. Rekomendasi
gelas. Khusus temuan botol dengan Mencermati objek yang
penampang persegi dan bulat. Botol berkaitan erat dengan temuan yang
tersebut dibuat dalam beberapa bersifat monumental perlu dilakukan
warna yaitu hijau tua, hijau muda, berbagai upaya. Salah satu upaya
putih, putih kebiru-biruan (biru nyata yaitu berkaitan dengan masa

208 Berkala Arkeologi Vol.36 Edisi No.2 November 2016: 195-210


depan objeknya. Hal ini penting kepada seluruh anggota tim
sebab objek tersebut secara nyata penelitian dari Balai Arkeologi
merupakan benda cagar budaya Yogyakarta; Balai Pelestarian Cagar
yang dilindungi oleh Undang-undang Budaya Provinsi Jawa Timur;
Republik Indonesia No. 11 Tahun Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu
2010 tentang Cagar Budaya (CB). Budaya, Universitas Gadjah Mada;
Terkait dengan hal itu terdapat dan Pemerintah Daerah Kabupaten
beberapa rekomendasi yaitu: Ngawi (Dinas Pariwisata,
Kebudayaan, Pemuda, dan Olah
a. Benteng Van den Bosch perlu Raga) yang tergabung dalam tim
dilestarikan sebagai monumen Penelitian Benteng Van den Bosch
cagar budaya dan perlu Di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa
penataan lingkungan atau Timur. Hal yang sama ditujukan pula
kawasan agar dapat kepada Bataliyon ARMED 12
dimanfaatkan untuk berbagai KOSTRAD Ngawi; Desa Pelem,
kepentingan. Kecamatan Ngawi; serta seluruh
b. Perlu adanya tim yang bertugas masyarakat di sekitar lokasi
untuk menyusun kegiatan dan penelitian.
prosedur agar situs beserta
objeknya segera ditetapkan
sebagai cagar budaya. Selain itu
juga melakukan kegiatan tindak
lanjut guna memutuskan apakah
bangunan Benteng Van den
Bosch akan “dibangun kembali”
seperti bentuk semula, atau
dibiarkan seperti keadaan
sekarang namun dikonservasi
agar objek tetap aman dan
lestari untuk dimanfaatkan.
c. Pemerintah Daerah Kabupaten
Ngawi bersama pemangku
kepentingan dapat menyusun
dan menyiapkan dokumen
perencanaan pengelolaan
kawasan seperti Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) dan Rancangan Induk
(masterplan) Pengelolaan
Benteng Van den Bosch.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih ini
ditujukan kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penelitian
Benteng Pendem Tahun 2013.
Untuk itu sudah sewajarnya apabila
pada kesempatan ini penulis
memberikan ucapan terimakasih

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Temuan Artefaktual 209


Sebagai Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-Hari (Muhammad Chawari)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang


Cagar Budaya (CB).

Abbas, Novida. 1996/1997. “Laporan Hasil Penelitian Arkeologi Survei Sarana


Pertahanan Kolonial Di Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur (Tahap IV)”, Laporan
Penelitian Arkeologi. Yogyakarta: Balai Arkeologi.

----------. 2001. “Dutch Forts of Jawa, A Locational Study”, Master Thesis.


Singapore: National University of Singapore.

----------. 2013. “Laporan Penelitian Arkeologi Identifikasi Potensi Dan


Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi Di Kawasan Kota Lama
Semarang (Tahap VI) Laporan Penelitian Arkeologi. Yogyakarta: Balai
Arkeologi.

Adhyatman, Sumarah. 1990. Antique Ceramics Found in Indonesia, Various


Uses and Origins. Jakarta: Jayakarta Agung Offset. Cetakan Kedua.

Anonim. 1989. Ensiklopedi Nasional Indonesia (Buku 5). Jakarta: PT. Cipta Adi
Pustaka.

Dharma, Benjamin. 1992. Indonesian Shells II: Siput dan Kerang Indonesia.
Grillparzerstr-Wiesbaden: Verlag Christa Hemmen.

Eriawati, Yusmaini. 2010. “Keramik”, (Materi kursus). Yogyakarta: Balai


Arkeologi.

Sumarno, Aris. 1990. “Benteng Pendem Belanda Abad XIX Di Kabupaten Ngawi,
Tinjauan Terhadap Arsitektur dan Pemilihan Lokasi”. Skripsi Sarjana,
Yogyakarta: Jurusan Arkeologi, Fakultas Sastra, Universitas Gadjah
Mada.

Sumijati As. 1998. “Manfaat Kajian Gerabah Masa Lalu Bagi Pengembangan
Kerajinan Tembikar Sebagai Penunjang Industri Pariwisata”, Berkala
Arkeologi Tahun XVIII Edisi No. 2 / November 1998. Yogyakarta: Balai
Arkeologi.

https://nl.wikipedia.org/wiki/Maastrichts_aardewerk

210 Berkala Arkeologi Vol.36 Edisi No.2 November 2016: 195-210

Anda mungkin juga menyukai