Anda di halaman 1dari 18

Isi presentasi (pada saat praktikuIsi presentasi (pada saat praktikum):

- Pendahuluan/latar belakang taman atau


lanskap (al:keunikan/keistimewaan, kapan dibangun, oleh siapa,
latar belakang budaya/filosofi/peradaban, alasan pembangunan)
- Pola taman/lanskap, tata ruang, orientasi
- Elemen2 penting, arsitektur, desain, ragam
hias
- Kesimpulan 
contoh: Taman/lanskap ….termasuk hasil peradaban/budaya…. (periode
kapan) dengan karakteristik……
• Penjelasan lebih lanjut dan koordinasi

silakan dengan dosen dan asisten praktikumm ):


Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook dan Twitter [tutup]

Moai
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Moai di daerah Rano Raraku

Moai adalah patung-patung yang terdapat di Pulau Paskah yang dipahat dari batu . Sebagian
besar patung tersebut berjenis monolitis, atau dipahat dari satu batu saja, walaupun ada juga
yang mempunyai batu Pukau tambahan terpisah yang diletakkan di bagian kepala. Terdapat
lebih dari 600 Moai yang tersebar di seluruh pulau. Sebagian besar moai dipahat dari batu
karang vulkanik lunak yang terdapat di daerah Rano Raraku, di mana tersisa sekitar 400 moai
lainnya yang belum jadi. Tambang tersebut sepertinya ditinggalkan tiba-tiba. Hampir seluruh
moai yang telah selesai dipahat kemudian dihancurkan oleh penduduk pribumi setempat pada
masa setelah berakhirnya konstruksi.
Peta Pulau Paskah yang menunjukkan lokasi Moai

Walaupun biasanya teridentifikasi melalui "kepala", banyak moai yang mempunyai bahu,
lengan dan batang tubuh yang telah tertimbun selama bertahun-tahun. Makna "moai" masih
belum diketahui walaupun banyak teori mengenai asal usul patung-patung ini.

Sang "penjaga" pulau

Teori yang paling dikenali ialah moai tersebut dipahat oleh penghuni asal Polinesia lebih dari
seribu tahun lalu. Moai diyakini mewakili arwah leluhur (sebagai penanda kuburan), atau
mungkin mewakili tokoh terkemuka serta sebagai simbol status keluarga. Moai sangatlah
mahal untuk dipahat dan membutuhkan waktu yang lama. Moai juga harus diangkut untuk
mencapai lokasi terakhir di sepanjang pulau. Tidak diketahui secara pasti bagaimana moai
diangkut, tetapi proses tersebut pasti memerlukan kerekan atau/dan kayu gelondongan.

Legenda kuno setempat menceritakan kisah seorang kepala suku yang mencari rumah baru.
Lokasi yang dia pilih sekarang dikenal sebagai Pulau Paskah. Ketika dia meninggal, pulau
tersebut dibagi-bagikan untuk anak-anak lelakinya. Setiap kali kepala dari suku ini
meninggal, sebuah moai diletakkan di makam si kepala suku. Penduduk setempat percaya
patung itu akan menangkap "mana" (kekuatan gaib) kepala suku. Menurut mereka, dengan
menjaga "mana" di pulau itu, keberuntungan akan terjadi, hujan akan turun dan tanaman akan
tumbuh. Legenda ini barangkali sudah berbeda dari yang aslinya karena ia diturunkan dari
berbagai generasi. Mungkin saja legenda ini ditambahi "sensasi" agar lebih menarik.

Ada yang berspekulasi bahwa moai dibangun oleh masyarakat kelas bawah untuk
memuliakan kelas atas. Orang kelas bawah dipaksa bekerja pada bidang ini. Setelah
bertahun-tahun bekerja, kelas bawah memberontak dengan keras. Akibatnya, banyak patung
yang hancur, jumlah penduduk berkurang hingga ratusan orang dan menimbun sejarah Pulau
Paskah selama-lamanya.
Stonehenge
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Melayu.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.

Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.


Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari sumber yang
terpercaya.

Stonehenge, Avebury dan Situs Terkait

Situs Warisan Dunia UNESCO

Negara Britania Raya

Tipe Budaya

Kriteria i, ii, iii

Nomor identifikasi 373

Kawasan UNESCO Amerika Utara dan Eropa

Tahun pengukuhan 1986 (sesi ke-15)


Letak Stonehenge.

Stonehenge merupakan suatu bangunan yang dibangun pada zaman Perunggu, dan
Neolitikum. Ia terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, sekitar 13
kilometer barat laut Salisbury. Sebagai salah satu situs yang paling terkenal di dunia,
Stonehenge merupakan lingkaran batu tegak yang berada di dalam lingkup tembok tanah.

Terdapat pertikaian mengenai usia sebenarnya lingkaran batu tersebut, tetapi kebanyakan
arkeolog memperkirakan bahwa bangunan tersebut didirikan antara 3.000 SM hingga 2.000
SM. Pada tahun 2008, penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa batu pertama didirikan
antara 2400 hingga 2200 SM. [1] Sedangkan teori lain mengindikasikan bahwa batu biru
(bluestone) didirikan sekitar 3.000 SM.

Gundukan tanah dan parit berbentuk melingkar yang ada di sekitarnya, merupakan penanda
mengenai tahapan awal pembangunan monumen tersebut. Penanggalan yang didapat dari
fitur tersebut adalah sekitar 3.100 SM. Situs Stonehenge dan lingkungan di sekitarnya
ditambahkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986 bersamaan
dengan Avebury Henge.[2][3]

Stonehenge berasal dari kata Stone dan Henge. Stone berarti batu, sedangkan Henge berarti
lingkaran. Arkeolog mendefinisikan henge sebagai tembok tanah yang berbentuk melingkar
dan terdapat parit di dalamnya.[4]

Pada awal abad ke-20, kebanyakan dari batu-batu itu tidak lagi berdiri tegak. Hal ini
kemungkinan disebabkan banyaknya wisatawan yang menaiki Stonehenge pada sekitar abad
ke-19 karena keingintahuan mereka yang besar. Semenjak itu, telah dilakukan tiga tahap
renovasi untuk menegakkan kembali batu yang miring atau terbalik, dan untuk
mengembalikan batu-batu tersebut ke tempat semula dengan teliti.

Daftar isi

 1 Sejarah awal
o 1.1 Sebelum monumen didirikan (8.000 S.M.)
 2 Tahap Pembangunan Stonehenge
o 2.1 Stonehenge I
o 2.2 Stonehenge II
o 2.3 Stonehenge IIIa
o 2.4 Stonehenge IIIb
o 2.5 Stonehenge IIIc
o 2.6 Setelah Stonehenge berdiri
 3 Fungsi dan Konstruksi Stonehenge
 4 Sejarah baru
 5 Mitos dan legenda
 6 Lihat juga
 7 Referensi
 8 Rujukan
 9 Pranala luar

Sejarah awal

Kompleks Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama setidaknya 1.500
tahun dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Terdapat beberapa bukti adanya
pembangunan konstruksi secara besar-besaran di dan di sekitar monumen, membuat
penanggalan mengenai pembangunan monumen ini dapat berkisar hingga 6.500 tahun.
Penanggalan mengenai aktivitas pembangunan monumen ini sulit diketahui karena beberapa
hal seperti lapisan kapur alam karena periglasial dan hewan yang menggali tanah, catatan
penggalian yang buruk beserta kurang akuratnya data yang ada.

Sebelum monumen didirikan (8.000 S.M.)

Arkeolog telah menemukan empat (kemungkinan lima) lubang tiang patokan (postholes)
dengan penanggalan 8.000 S.M., di tempat yang sekarang menjadi lahan parkir. Tiga dari
tiang tersebut (kemungkinan empat), terletak dalam deretan timur ke barat yang mungkin ada
hubungannya dengan kegiatan ritual.
Tahap Pembangunan Stonehenge
Stonehenge I

Stonehenge 1

Monumen pertama terdiri dari gundukan tanah melingkar dan parit dengan diameter
berukuran 115 meter (320 kaki) dan dengan satu pintu masuk di bagian timur laut. Fase ini
terjadi sekitar 3.100 SM. Di bagian luar kawasan lingkaran terdapat 59 lubang yang dikenal
sebagai lubang Aubrey untuk memperingati John Aubrey, seorang arkeolog abad ketujuh
belas yang pertama kali mengidentifikasi lubang-lubang tersebut.

Pada tahun 2013, sekelompok Arkeolog yang dipimpin oleh Professor Mike Parker Pearson,
mengekskavasi lebih dari 50.000 tulang yang dikremasi dari 63 individu yang dikubur di
lubang Aubrey, Stonehenge. Ada kemungkinan bahwa beberapa di antaranya merupakan
kaum bangsawan.[5][6] Pada fase ini, sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dihaluskan
dikenal sebagai 'Batu Tumit' (Heel Stone) diletakkan di luar pintu masuk.

Stonehenge II

Bukti fase kedua sudah tidak terlihat lagi. Dari jumlah lubang tiang patokan yang
berpenanggalan awal 300 S.M., mengindikasikan bahwa beberapa struktur kayu dibentuk di
dalam kawasan pada masa ini. Pada masa ini setidaknya, 25 fungsi lubang Aubrey telah
berubah menjadi tempat penguburan abu pemakaman. Pada masa ini, Stonehenge
diinterpretasikan sebagai kuburan kremasi yang tertutup. Ini merupakan kuburan kremasi
yang pertama diketahui di daerah Inggris.

Stonehenge IIIa

Ekskavasi arkeologi menunjukkan bahwa sekitar 2600 SM, para pembangun Stonehenge
telah meninggalkan penggunaan kayu sebagai patokan. Mereka beralih dengan menggunakan
batu dan membuat dua buah lubang lengkungan bulan sabit (yang dikenal dengan nama
lubang Q dan R), di tengah-tengah lokasi Stonehenge. Kekurangan dari bukti pembangunan
ini adalah bukti penanggalan yang tidak kuat. Pada lubang-lubang ini setidaknya terdapat 80
batu yang berdiri, dan hanya 43 buah yang dapat ditemukan pada saat ini. Batu ini disebut
batu biru atau bluestone, diperkirakan berasal dari bukit Preseli, sekitar 240 kilometer
jauhnya dari Stonehenge, di tempat yang sekarang bernama Pembrokeshire, Wales dengan
tenaga manusia. Teori lainnya yang banyak didukung saat ini adalah batu itu dibawa
memanfaatkan gletser laut Irlandia. [7]

Pintu masuk Stonehenge di sebelah timur laut dilebarkan pada masa ini dan menjadikannya
selaras dengan arah matahari yang naik pada pertengahan musim panas dan matahari
terbenam pada pertengahan musim dingin saat itu. Walaupun demikian, fase pembangunan
monumen ini tidak diteruskan dan ditinggalkan begitu saja. Beberapa batu berdiri yang kecil
dipindahkan dan lubang Q dan R ditutup kembali. Dari keberadaan bukti-bukti ini, dapat
dibayangkan pentingnya situs ini pada masa itu.

Heelstone atau batu tumit merupakan batu pasir dari masa tersier yang didirikan di luar pintu
masuk timur-laut pada masa ini. Penanggalan peletakan batu tumit ini tidak dapat dipastikan
dengan akurat dan bahkan dapat diletakkan kapan saja pada masa pembangunan ketiga.
Pertama kali, batu ini ditemani dengan batu kedua, yang sudah tidak tampak lagi. Dua atau
bahkan tiga batu portal besar diletakkan di dalam pintu masuk timur-laut, yang pada saat ini
hanya tersisa satu buah.

Stonehenge IIIb

Denah Stonehenge pada tahun 2004.

Pada fase berikutnya 30 batu Sarsen yang besar didatangkan dari tambang berjarak 40
kilometer di utara monumen, di daerah bernama Marlborough Downs. Terdapat kemungkinan
pula, batu-batu ini didatangkan dari sisa-sisa tambang kapur yang lebih dekat. Batu-batu
tersebut dipahat untuk membuat sambungan pasak dan ruas sebelum didirikan dan
membentuk lingkaran tiang batu berukuran diameter 33 meter dengan 30 atap batu (lintel) di
atasnya. Setiap bongkah batu tersebut memiliki berat sekitar 25 ton.

Di dalam lingkaran monumen terdapat lima trilithon batu sarsen yang diproses dan disusun
dalam bentuk setengah lingkaran. Pada lingkaran monumen ini terdapat sepuluh batu yang
berdiri tegak dan lima batu mendatar lintel, dengan berat sehingga 50 ton setiap batunya.
Seluruh batu disambungkan dengan menggunakan sambungan rumit.
Pada salah satu batu Sarsen terdapat ukiran pisau belati dan kepala kapak. Pada masa ini,
dibangun jalan sepanjang 500 meter dibangun, menuju ke arah timur laut dari pintu masuk
dan mengandung dua pasang tambak sejajar yang berparit di tengahnya. Pada bagian akhir,
dua batu portal besar dipasangkan di pintu masuk yang pada masa kini hanya tersisa satu
pintu. Batu Pengorbanan (Slaughter Stone) berukuran panjang 4,9 meter. Fase yang
menggunakan teknologi tinggi ini dipercaya merupakan hasil kerja kebudayaan Wessex pada
Zaman Perunggu awal, sekitar 2000 SM.

Stonehenge IIIc

Setelah Zaman Perunggu, ada kemungkinan batu biru telah ditegakkan seperti semula, dalam
lingkaran di antara dua tiang sarsen dan juga dalam bentuk setengah lingkaran di tengah,
mengikuti pola batu sarsen. Walaupun fase ini tampak menakjubkan, pembangunan
Stonehenge tahap IIIc tampak kurang rapi jika dibandingkan dengan fase IIIb. Sebagai
contoh, batu biru yang ditegakkan memiliki fondasi yang tidak kokoh dan mulai tumbang.
Terdapat dua lubang berbentuk melingkar yang terletak di luar monumen yang dikenal
dengan nama lubang Y dan Z. Lubang ini tidak pernah diisi dengan batu yang berkaitan
dengan monumen.

Setelah Stonehenge berdiri

Lubang Y dan Z yang melingkar di luar monumen, merupakan konstruksi terakhir yang
diketahui mengenai Stonehenge. Kedua lingkaran lubang ini dibangun pada 1.600 S.M., dan
pemakaian terakhirnya kemungkinan pada masa besi. Koin Romawi dan artefak abad
pertengahan telah ditemukan di dalam dan di sekitar monumen, tetapi tidak ada bukti bahwa
monumen ini dipergunakan setelah masa prasejarah Inggris, hingga saat ini. Beberapa lokasi
dan kejadian bersejarah berada di sekitar monumen ini. Sebuah benteng Vespasian dibangun
di jalan menuju Avon. Pada tahun 1923 dari ekskavasi yang dilakukan di Stonehengen
ditemukan orang Saxon dari abad 7 Masehi yang dipenggal kepalanya. [8] Situs ini diketahui
oleh orang yang terpelajar pada abad pertengahan dan sejak saat itu telah dipelajari oleh
berbagai macam kelompok.

Fungsi dan Konstruksi Stonehenge

Stonehenge dari jarak dekat.


Usaha serius pertama untuk memahami monumen ini dilakukan sekitar tahun 1740 oleh
William Stukeley. Stukeley menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh kaum Druid, tetapi
sumbangannya yang paling penting adalah mengambil gambar yang terukur mengenai lokasi
Stonehenge sehingga dapat mendukung analisis yang lebih tepat tentang bentuk dan
kepentingan situs tersebut. Dari hasil kerja ini dia menunjukkan bahwa henge dan batunya
disusun dalam bentuk tertentu untuk kepentingan astronomi.

Cara bagaimana batu biru diangkut dari Wales telah banyak didiskusikan dan batu itu
mungkin berasal dari Pembrokeshire dan dibawa ke Dataran Salisbury (Salisbury Plain).
Banyak arkeolog percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan pengabadian bangunan
yang terbuat dari kayu ke dalam bentuk batu. Hal ini karena banyaknya bangunan yang
terbuat dari kayu di Dataran Salisbury seperti Tembok Durrington.

Monumen ini diselaraskan timur laut - barat daya dan sering difokuskan bahwa pembangun
monumen ini membangunnya pada titik balik matahari dan equinox. Sebagai contohnya, pada
pertengahan pagi musim panas, matahari akan muncul tepat di puncak batu tumit (heel
stone), dan cahaya pertama matahari akan menuju ke bagian tengah Stonehenge di antara dua
susunan batu berbentuk setengah lingkaran. Banyak yang menyangsikan bahwa hal tersebut
merupakan suatu kebetulan. Matahari muncul pada derajat yang berganti-ganti dan pada
horison lansekap yang berlainan. Untuk penyelarasan itu agar tepat, pembangun Stonehenge
harus menyelaraskan garis lintang Stonehenge pada 51° 11'. Penyelarasan ini merupakan
dasar untuk menentukan bentuk dan tempat peletakan batu Stonehenge.

Beberapa peneliti lain berpendapat bahwa Stonehenge merupakan observatorium kuno. Apa
pun religinya, Stonehenge didesain untuk memprediksi gerhana, titik balik matahari, waktu
untuk matahari melewati khatulistiwa dan kejadian penting lainnya yang berkaitan dengan
penanggalan dan matahari dan religi kontemporer. [9]

Banyak yang memperkirakan bahwa mesin diperlukan dalam pembangunan Stonehenge.


Proses membawa batu biru dari Wales dengan tenaga manusia membutuhkan banyak tali,
kayu, dan tenaga manusia. Dalam suatu percobaan arkeologi, arkeologi experimental atau
experimental archaeology pada tahun 2001, sebuah batu dipindah dari Wales menuju
Stonehenge melalui jalan darat dan laut yang paling memungkinkan. Sukarelawan
menariknya di atas papan seluncur ketika di darat. Tetapi ketika dipindahkan ke atas replika
kapal masa prasejarah, kapal tersebut tenggelam di Selat Bristol.

Proses menegakkan batu tersebut di lokasi Stonehenge juga merupakan sebuah perdebatan.
Batu penyokong diletakkan untuk membuat batu tersebut bertahan, dan sekelompok orang
menarik batu besar tersebut menggunakan tali. Untuk batu penutup, ada kemungkinan dengan
menggunakan tiang kayu yang ditumpuk dan diangkat secara perlahan-lahan, sehingga
tumpukan tiang tersebut memiliki ketinggian yang sama dengan batu tegak, dan dapat dengan
mudah dipindahkan ke atas batu tegak. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat yang
membangun Stonehenge merupakan masyarakat yang memiliki kepandaian dan pengetahuan
terhadap ilmu konstruksi menggunakan kayu dan batu dengan mahir.

Pada tahun 2012, sebuah teori memperkirakan bahwa monumen ini memang ditujukan untuk
menyatukan orang-orang yang berbeda di Kepulauan Inggris. Teori ini memperkirakan
bahwa monumen ini didirikan dengan menggunakan tenaga manusia yang sangat banyak dan
perkakas yang sangat sederhana. Perlu adanya organisasi yang mampu mengatur masyarakat
dengan jumlah banyak tersebut, dan bahkan adanya kemungkinan kerja sama antardaerah.[10]
Sejarah baru

Stonehenge tetap menjadi tempat mengunjung bagi Neo-druid dan kepercayaan pagan baru
atau neo-pagan, dan merupakan lokasi festival musik gratis yang diadakan di antara tahun
1972 sampai 1984. Bagaimanapun, pada tahun 1985 festival tersebut dilarang oleh
pemerintah Inggris. Hal ini disebabkan karena terjadi persengketaan ganas antara polisi
dengan pelancong dan dikenal sebagai Perkelahian Beanfield.

Pada tahun-tahun terkini, kedudukan henge di Dataran Salisbury telah terpengaruh oleh jalan
A303 yang menghubungkan antara Amesbury dan Winterbourne Stoke, dan A344. Pada
masa lalu beberapa proyek, termasuk terowongan telah direncanakan untuk situs tersebut.
English Heritage dan National Trust telah lama berjuang untuk memindahkan jalan dari
lokasi tersebut. Pada awal 2003 Departemen Perhubungan mengumumkan beberapa
perluasan jalan utama, termasuk A303. Pada 5 Juni Highway Agency menerbitkan rencana
pemindahan jalan sepanjang 13 kilometer di Stonehenge, termasuk terowongan sepanjang 2
kilometer, membuat jalan A303 di bawah jalan yang dipergunakan sekarang. Banyak
organisasi merencanakan terowongan yang lebih panjang, yang akan melindungi kawasan
arkeologi dan desa sekelilingnya yang lebih luas. Rencana untuk tempat tersebut termasuk di
antaranya pusat warisan baru, yang akan dibuka pada tahun 2006. Pada tahun 2008, skema
jalan baru akan siap dilaksanakan dan jalan yang lama akan ditutup.

Mitos dan legenda

Batu Tumit atau Heelstone.

Batu Tumit (The Heel Stone) oleh masyarakat sekitar dikenal pula dengan nama Friar's
Heel. Terdapat cerita rakyat yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ketujuh
belas, menceritakan asal nama batu ini.

Setan membawa batu ini dari seorang wanita di Irlandia, membungkusnya, dan
membawanya ke dataran Salisbury. Salah satu dari batu tersebut jatuh ke dalam Sungai
Avon, dan batu yang tersisa dibawa ke dataran tersebut. Setan tersebut kemudian berteriak,
"Tidak seorang pun akan tahu bagaimana batu ini dibawa ke sini!" Seorang pendeta
menjawab, "Itu yang kaupikirkan!" Setan kemudian melemparkan salah satu batu kepadanya
dan mengenai tumitnya. Batu tersebut kemudian menancap di tanah dan berada di tempat
tersebut hingga saat ini.

Sebagian pendapat mengklaim Tumit Friar ( "Friar's Heel" ) adalah perubahan nama "Freya's
He-ol" , dari nama Dewa Jerman Freya kata dari bahasa Wales untuk lintasan. Penjelasan
yang lebih sederhana adalah karena batu tersebut heel atau condong.

Stonehenge dikaitkan pula dengan legenda Raja Arthur. Geoffrey dari Monmouth berkata
bahwa tukang sihir Merlin telah mengurus pemindahan Stonehenge dari Irlandia, di mana ia
telah dibangun di Gunung Killaraus oleh raksasa yang membawa batu-batu tersebut dari
Afrika. Setelah dia mendirikan batu tersebut berdekatan Amesbury, Geoffrey menceritakan
dengan lebih lanjut bagaimana Uther Pendragon, kemudian Konstantinus III, dikebumikan di
dalam lingkaran batu tersebut. Dalam karangannya, Historia Regum Britanniae, Geoffrey
mencampurkan legenda Inggris dan khayalannya pada banyak tempat; sangat menarik bahwa
dia mengaitkan Ambrosius Aurelianus dengan monumen prasejarah ini, berdasarkan bukti
nama yang mirip antara Ambrosius dengan Amesbury.

Petra
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Petra

Situs Warisan Dunia UNESCO

Negara Yordania
Tipe Budaya

Kriteria i, iii, iv

Nomor identifikasi 326

Kawasan UNESCO Timur Tengah

Tahun pengukuhan 1985 (sesi ke-9)

Artikel ini tentang situs Petra di Yordania. Untuk arti lainnya lihat Petra (disambiguasi)

Petra (dari πέτρα petra, "batu" dalam bahasa Yunani; bahasa Arab: ‫البتراء‬, al-Bitrā) adalah
sebuah situs arkeologikal di Ma'an, Yordania. Tempat ini terkenal dengan bangunan
arsitektur yang dipahat pada bebatuan serta sistem pengairannya.

Diperkirakan dibangun pada awal tahun 312 sebelum masehi, sebagai ibu kota dari Nabath,[1]
yang sekarang menjadi simbol dari Yordania, dan juga menjadi tempat kunjungan favorit
para turis.[2] Tempat ini terletak pada yang terletak di dataran rendah di antara gunung-
gunung Gunung Hor[3] yang membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar yang
berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba.

Situs ini tidak pernah diketemukan oleh dunia barat hingga 1812, ketika pengelana dari
Swiss, Johann Ludwig Burckhardt menemukannya untuk pertama kalinya. Situs ini
digambarkan seperti "sebuah kota mawar merah yang antik" dalam salah satu puisi yang
menang dalam lomba Newdigate Prize, karya dari John William Burgon. Sedangkan
UNESCO menyatakannya sebagai "salah satu peninggalan kultural yang paling penting
dalam peradaban manusia" dan masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 6
Desember 1985.[4] Petra dipilih oleh majalah "Smithsonian" sebagai salah satu dari "28
tempat yang harus dikunjungi sebelum meninggal dunia".[5]

Daftar isi

 1 Geografi
 2 Kota di Dinding Batu
 3 Kotanya Suku Nabatean
 4 Dikelilingi Gunung
 5 Rujukan
 6 Lihat juga
 7 Pranala luar

Geografi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Arabah, Yordania, Teluk Aqaba, dan Laut Mati
Peta dari area tersebut

Petra terletak ditengah-tengah antara Teluk Aqaba dan Laut Mati pada ketinggian kurang
lebih 800 hingga 1.396 meter diatas permukaan laut, di sebuah lembah dari sebuah
pegunungan Edom, sebelah timur dari lembah Arabah. Saat ini ia terletak kurang lebih 200
km arah selatan dari ibu kota Yordania, Amman yang dapat ditempuh dalam waktu 3 jam
dengan berkendaraan mobil.

Lokasi dari Petra, tersembunyi di antara bebatuan dan tebing bertingkat dengan pasokan air
yang sangat baik, menjadikannya tempat ideal untuk sebuah kota mandiri. Tempat tersebut
hanya bisa dikunjungi melalui celah sempit di pegunungan dari arah barat daya atau timur
melalui sebuah canyon dengan panjang kurang lebih 1,5 kilometer dan kedalaman 200 meter,
yang disebut dengan Siq, sebagai akses utama, yang merupakan celah sangat sempit, dengan
lebar hanya 2 meter.

Plinius yang Tua dan para penulis lainnya, menyatakan bahwa Petra adalah ibu kota dari
Nabath, dan pusat dari perdagangan dengan mempergunakan karavan. Terdiri dari dinding
batu dengan sistem pengairan yang baik, Petra tidak hanya memiliki banyak keuntungan
sebagai benteng, tetapi ia juga mengontrol rute perdagangan utama yang melewati Gaza di
Barat, ke Bushra dan Damaskus di Utara, ke Aqaba di Laut Merah, dan sepanjang gurun
hingga ke Teluk Persia.
Peta dari Petra

Reruntuhan kota Romawi dan benteng batu Petra


Kota di Dinding Batu

Al-Khazneh

Salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru adalah Petra. Penetapan tujuh keajaiban dunia itu
merupakan pilihan dari 100 juta orang di seluruh dunia lewat situs internet dan pesan singkat
(SMS) telepon seluler, yang diadakan oleh Swiss Foundation, serta diumumkan di Lisbon,
Portugal, pada 07-07-07 alias 7 Juli 2007.

Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Yordania. Petra
berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'batu'. Petra merupakan simbol teknik dan
perlindungan.

Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah
lembah bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas
setinggi 40 meter.

Petra merupakan ibu kota kerajaan Nabatean. Didirikan sembilan tahun sebelum Masehi
sampai dengan tahun ke-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus
musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir.

Suku Nabatean membangun Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat
terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga mencegah banjir
mendadak. Mereka juga memiliki teknologi hidraulik untuk mengangkat air.
Terdapat juga sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Kini, Istana Makam
Hellenistis yang memiliki tinggi 42 meter masih berdiri impresif di sana.

Kotanya Suku Nabatean

Petra yang bisa ditempuh sekitar 3-5 jam perjalanan darat dari kota Amman, Yordania, dulu
adalah ibu kota suku Nabatean, salah satu rumpun bangsa Arab yang hidup sebelum
masuknya bangsa Romawi.

Sebenarnya, asal usul suku Nabatean tak diketahui pasti. Mereka dikenal sebagai suku
pengembara yang berkelana ke berbagai penjuru dengan kawanan unta dan domba.

Warga Petra awal adalah penyembah berhala. Dewa utama mereka adalah Dushara (Dzu as-
Shara/Dusares}, yang disembah dalam bentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak
beraturan. Dushara disembah berdampingan dengan Allat, dewi Bangsa Arab kuno.

Mereka sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih
yang bisa digunakan saat mereka bepergian jauh. Sehingga, di mana pun mereka berada,
mereka bisa membuat galian untuk saluran air guna memenuhi kebutuhan mereka akan air
bersih.

Di akhir abad ke-4 Sebelum Masehi, berkembangnya dunia perdagangan membuat suku
Nabatean memberanikan diri mulai ikut dalam perdaganan dunia. Rute perdagangan dunia
mulai tumbuh subur di bagian selatan Yordania dan selatan Laut Mati. Mereka lalu
memanfaatkan posisi tempat tinggal mereka yang strategis itu sebagai salah satu rute
perdagangan dunia.

Suku Nabatean akhirnya bisa menjadi para saudagar yang sukses, dengan berdagang dupa,
rempah-rempah, dan gading yang antara lain berasal dari Arab bagian selatan dan India
timur.

Letak yang strategis untuk mengembangkan usaha dan hidup, serta aman untuk melindungi
diri dari orang asing itulah alasan suku Nabatean memutuskan untuk menetap di wilayah batu
karang Petra.

Untuk mempertahankan kemakmuran yang telah diraih, mereka memungut bea cukai dan
pajak kepada para pedagang setempat atau dari luar yang masuk ke sana. Suku Nabatean
akhirnya berhasil membuat kota internasional yang unik dan tak biasa.

Pada awalnya Petra dibangun untuk tujuan pertahanan. Namun belakangan, kota ini dipadati
puluhan ribu warga sehingga berkembang menjadi kota perdagangan karena terletak di jalur
distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah.

Pada tahun 106 Masehi, Romawi mencaplok Petra, sehingga peran jalur perdagangannya
melemah. Sekitar tahun 700 M, sistem hidraulik dan beberapa bangunan utamanya hancur
menjadi puing. Petra pun perlahan menghilang dari peta bumi saat itu dan tinggal legenda.

Barulah pada tahun 1812, petualang Swiss, Johann Burckhardt memasuki kota itu dengan
menyamar sebagai seorang muslim. Legenda Petra pun meruak kembali pada zaman modern,
dikenang sebagai simbol teknik dan pertahanan.
Dikelilingi Gunung

Petra di Yordania, adalah situs purbakala. Petra dikelilingi gunung. Di sini ada gunung
setinggi 1.350 meter dari permukaan laut. Inilah kawasan tertinggi di areal ini yang disebut
Gunung Harun (Jabal Harun) atau Gunung Hor atau El-Barra.

Gunung Harun paling sering dikunjungi orang. Para pengunjung percaya, di puncak Jabal
Harun inilah, Nabi Harun meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa.

Di abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangun di sini dengan kubah berwarna putih yang
terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. Harun tiba di wilayah Yordania sekarang ketika
mendampingi Nabi Musa membawa umatnya keluar dari Mesir dari kejaran Raja Fir'aun.

Di abad ke-1 Sebelum Masehi, Kerajaan Nabataea yang kaya dan kuat, menjangkau wilayah
Damaskus di utara dan Laut Mati di selatan. Saat itu, Petra telah didiami sekitar 30 ribu
penduduk. Di masa itulah dibangun kuil agung.

Tahun 100-an Masehi, Romawi pernah menguasai wilayah ini. Arsitektur di Petra pun
terpengaruhi arsitektur Romawi.

Pada 600 Masehi di Petra dibangun gereja. Abad ke-7 Masehi, Islam hadir, dan pada abad ke-
14, makam Nabi Harun di Jabal Harun menjadi tempat keramat dari umat Islam, selain kaum
Yahudi dan Kristiani.

Saat berusia 10 tahun, Nabi Muhammad pernah berkunjung ke gunung ini bersama
pamannya.

Setelah Perang Salib di abad ke-12, Petra sempat menjadi 'kota yang hilang' selama lebih dari
500 tahun (lost city). Hanya penduduk lokal (suku Badui) di wilayah Arab yang
mengenalnya.

- Pendahuluan/latar belakang
taman atau
lanskap (al:keunikan/keistimewaan, kapan
dibangun, oleh siapa,
latar belakang budaya/filosofi/peradaban, alasan
pembangunan)
- Pola taman/lanskap, tata
ruang, orientasi
- Elemen2 penting, arsitektur,
desain, ragam
hias
- Kesimpulan 
contoh: Taman/lanskap ….termasuk hasil
peradaban/budaya…. (periode
kapan) dengan karakteristik……
• Penjelasan lebih lanjut dan
koordinasi
silakan dengan dosen dan
asisten praktikum

Anda mungkin juga menyukai