Anda di halaman 1dari 17

HASIL PENINGGALAN MEGALITIKUM

Pendahuluan

Proses kehidupan manusia memiliki perjalanan yang panjang, dari dimulainya pergerakan zaman prasejarah. Hingga zaman sejarah yang muncul dengan berbagai peradaban manusia yang kompleks. Zaman prasejarah merupakan zaman di mana peradaban manusia masih sangat rendah. Ketika itu, peradaban yang mulai dibangun terus berproses. Manusia mulai mengeksplorasi, dan mempelajari. Perkembangan intelegensi mereka menjadi salah satu faktor proses tumbuhnya peradapan mereka sendiri. Mereka mendapatkan pengalaman baru di luar kebudayaan lama sehingga melunturkan beberapa kebiasaan kebudayaan sebelumnya. Bentuk perkembangan kebudayaan mereka, terekam lewat benda-benda yang mereka tinggalkan. Awal kehidupan mereka baru dapat terlacak sekitar 600.000 tahun kemudian. Bukti kehidupan mereka saat itu terlihat dari sisa peralatan keseharian mereka yang ditemukan saat ini. Ketika manusia menuangkan pemikiran abstarknya lewat objek visual, dalam proses tersebut ada penghormatan yang mengarah pada tujuan kepercayaan di sana. Lukisan dinding yang dibuat pada zaman Berakhirnya jaman pra-sejarah setiap bangsa tidak selalu sama kurun waktunya karena dipengaruhi oleh cepat lambatnya atau perkembangan bangsa yang bersangkutan dalam mengenal tulisan.

Pengertian Zaman megalitikum merupakan zaman dimana manusia mulai membangun struktur atau monument yang terbuat dari batu besar. Megalit berasal dari kata dalam bahasa Yunani megas berarti besar, dan lithos berarti batu. Zaman ini muncul sebelum zaman Neolithikum dan berkembang antara zaman Neolitikum dan zaman logam. Dalam kehidupan sosial pada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan yang menyangkut kehidupannya. Mereka sudah mepunyai aktifitas seperti berbaur dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam. Ketika itu manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Hal ini menunjukkan peningkatan pengetahuan manusia ketika itu. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan.

Tumulus adalah sebuah gundukan tanah pemakaman besar. Cairn adalah tumpukan batu. Dan batu besar berdiri sendiri disebut menhir. Ketika batu-batu disusun menjadi sebuah lingkaran besar ini disebut Cromlech a.

Contohnya hasil kebudayaan zaman megalitikum: kapak persegi, kapak lonjong, Menhir, Dolmen, Kubur batu, Waruga, Sarkofagus, Punden Berundak. Menhir Menhir merupakan bangunan berupa tugu batu yang berdiri tegak vertikal di atas tanah. Berasal dari periode Neolitikum (6000/4000 SM-2000 SM) Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik dari kata men (batu) dan hir (panjang).Batu-batu ini dinamakan juga megalith (batu besar) dikarenakan ukurannya yang besar. Letak menhir ada yang berdiri tunggal (monolith) dan ada yang berkelompok sejajar di atas tanah. Serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundakundak. Ukuran mereka dapat bervariasi dengan bentuk umumnya tidak rata dan kotak seringkali meruncing ke atas.

Menhir adalah batu yang serupa dengan dolmen dan cromlech, merupakan batuan dari periode Neolitikum yang umum ditemukan di Perancis, Inggris, Irlandia, Spanyol dan Italia. Sekitar 50 Menhir dapat ditemukan secara luas di seluruh Eropa. Sementara di Afrika dan Asia megalitikum di wilayah ini terdapat hasil kebudayaan megalit sekitar 200 menhir atau lebih. Di dalam kehidupan prasejarah di masa itu. Menhir melambangkan phallus atau simbol kesuburan untuk bumi dan memiliki berbagai fungsi sesuai dengan penyembahan yang akan dilakukan. Pada dasarnya menhir memiliki fungsi dasar yang sama yakni sebagai sarana pemujaan, peringatan dan lambang arwah nenek moyang mereka, yang kala itu menganut paham animisme. Menhir pun memiliki fungsi lain seperti: Menhir yang besar digunakan untuk mengenang orang-orang hebat. Le Geant menhir digunakan oleh penyihir untuk pengorbanan manusia. Di Skandinavia. menhir disebut bautasteiner atau bautastenar menjadi penanda kubur yang dibuat dengan menyerupai figur manusia mengenakan pakaian atau senjata. Corsica digunakan sebagai penanda wilayah atau elemen dari sistem ideologis yang kompleks. Le Grand Menhir Brise yang terbagi menjadi 4 bagian yang paling sering ditemukan di selatan dan barat Perancis berfungsi sebagai kalender awal. Fungsi Menhir telah menjadi perdebatan di Eropa. Sedangkan di Amerika Selatan menhir dianggap sebagai leluhur yang berubah menjadi batu besar. Situs Carnac Batu-batu Carnac merupakan kompleks megalitik yang sangat padat dan terbesar di dunia. Terletak disekitar Perancis desa Carnac , di Brittany , yang terdiri dari Dolmen , tumuli dan menhir . Lebih dari 3.000 batu berdiri yang dipahat dari sumber batu setempat dan didirikan oleh orang-orang pra- Celtic/orang Brittany. Sebagian besar batu berada dalam desa Breton dari Carnac , tetapi beberapa ke timur berada dalam La Trinit-sur-Mer . Pada tahap tertentu batubatu tersebut dibuat selama periode Neolitik, mungkin sekitar 3300 SM, tetapi beberapa mungkin dibuat pada periode yang lebih tua, sekitar 4500 SM. Ada tiga kelompok utama baris batu - Menec, Kermario dan Kerlescan - yang mungkin pernah membentuk satu kelompok, tetapi telah berpisah karena dihapus untuk tujuan lain.

Menec Sebelas baris urutan menhir berjarak 100 meter untuk 1.165 batu. Diperkirakan terdapat sisasisa bentuk lingkaran batu di kedua ujung baris. Terdapat Cromlech yang mengandung 71 blok batu di ujung barat namun di ujung timur sudah sangathancur. Batu-batu terbesar, sekitar 4 meter (13 kaki) kemudian terkikis menjadi sekecil 0,6 meter.

Kermario Komposisi letak seperti kipas berulang ke arah timur sepanjang baris Kermario (House of the Dead). Kompleks ini terdiri dari 1.029 batu dalam sepuluh kolom, sekitar 1.300 m. Sebuah lingkaran batu ke ujung timur, dengan batu-batu yang lebih pendek.

Kerlescan Kerlescan merupakan kelompok batu yang lebih kecil dengan jumlah 555 batu, lebih jauh ke timur dari kedua situs lain. Kompleks ini terdiri dari 13 baris dengan panjang total sekitar 800 meter,dengan ukuran batu yang bermacam-macam mulai di ketinggian dari 80 cm sampai 4 m hingga ukuran yang paling tinggi yang ada di ujung barat. Di sini terdapat pula lingkaran batu yang berjumlah 39 batu.

Petit-Menec Merupakan kelompok yang lebih kecil, yang terletak ke arah timur Kerlescan, jatuh dalam komune La Trinit-sur-Mer . Sehingga sebagian besar tertutup oleh hutan dan ditutupi dengan lumut. Tumulus Tumulus merupakan gundukan tanah yang dibangun di atas kuburan yang mengarah pada pusat artefak neolitik di daerahnya.
Sebuah kapel dibangun di atas tumulus tersebut tahun 1663 namun dibangun kembali pada tahun 1813, sebelum dihancurkan pada tahun 1923. Bangunan saat ini merupakan rekonstruksi identik kapel 1663, dibangun pada tahun 1926.

Tumulus ini dibangun antara 5000 SM dan 3400 SM. Berjumlah 125 gundukan dengan lebar 60 m, dan tinggi 12 m. Untuk itu diperlukan 35.000 meter kubik batu dan tanah untuk membuatnya. Fungsinya tidak jauh berbeda dengan piramida Mesir yakni sebuah makam bagi anggota penguasa. Berisi benda bekal kubur, seperti 15 peti batu, tembikar, perhiasan, yang sebagian besar yang saat ini dipegang oleh Museum Prasejarah Carnac.

Perancis)http:// www.dinosoria.com / dolmen_menhir.htm</ ref>

2.Punden Berundak-undak

Punden berundak merupakan bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci. Di Indonesia bangunan ini merupakan contoh struktur tertua buatan manusia yang tersisa, beberapa dari struktur yang

ada berusia lebih dari 2000 tahun yang lalu. Secara struktur punden berundak merupakan pengubahan dari sebuah bukit yang diberi undak-undakan memotong lereng, seperti tangga raksasa. Bahan utamanya tanah, bahan pembantunya batu;menghadap ke anak tangga tegak, lorong melapisi jalan setapak, tangga, dan monolit tegak.

Contoh situs yang ada di Indonesia beberapa adalah di Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur dan Situs Gunung Padang di Jawa Barat. Situs Gunung padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m, terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar diAsia Tenggara. Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam. Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun S.M.

Dolmen
Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan sekaligus sebagai media atau peralatan yang dipergunakan untuk mengadakan upacara pemujaan

terhadap roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu. Agar mayat tidak dimakan oleh binatang buas, maka kaki penyangga diperbanyak hingga mayat tertutup rapat oleh batu. Benda ini merupakan hasil kebudayaan megalitik, dimana kepercayaan akan adanya hubungan antara kehidupan dan kematian bila berjalan dengan selaras maka keterikatan dengan kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman akan terus terjaga. Dolmen-dolmen yang ada hingga sekarang, memiliki bentuk dan ukuran luar biasa besarnya sehingga sulit dibayangkan bagaimana proses pengangkutan batu besar tersebut dapat dikakukan. Pengangkutan ini dilakukan dengan tehnik menyesuaikan ukuran tiang penyangga batu dengan besarnya batu yang ingin dipindahkan. Di Indonesia salah satu dolmen yang ditemukan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat. Dolmen dengan panjang 325 cm, lebar 145 cm, tinggi 115 cm ini disangga oleh beberapa batu besar dan kecil. Hasil penggalian tidak menunjukkan adanya sisa-sisa penguburan. Namun ditemukan benda-benda di antaranya manik-manik dan gerabah. Kemudian dolmen yang digali di Tegurwangi diduga berisi tulang-tulang manusia. Tetapi benda-benda lain yang dianggap sebagai bekal kubur tidak ditemukan. Selain dolmen, di daerah ini banyak ditemukan patung-patung batu, yang diduga merupakan patung nenek moyang. Di antara dolmen-dolmen tersebut terdapat juga dolmen yang papan batunya ditunjang oleh enam batu tegak. Tradisi setempat menyatakan bahwa tempat ini merupakan pusat kegiatan upacara pemujaan nenek moyang dan tempat tempat untuk penguburan. Di daerah ini ditemukan pula domen bersama-sama menhir. Dolmen tidak hanya ditemukan di Indonesia, namun Dolmen telah ditemukan di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai. Mereka berasal dari periode Neolithikum awal, sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi. 4. Sarkofagus Sarkofagus merupakan keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk,

kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi. Masyarakat Bali meyakini bahwa sarkofagus memiliki kekuatan gaib.

3. Peti kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Peti tersebut dibuat dari lempengan atau papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu. Fungsi dari peti kubur adalah sebagai tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya.

Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alatalat perunggu dan besi, serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu

dapat ketahui persamaan antara peti kubur dan sarkofagus, yang keduanya merupakan tempat menyimpan mayat disertai bekal kuburnya.

Penemuan yang paling menarik adalah megalitik yang dinamakan Batugajah, yakni sebongkah batu berbentuk telur, berukuran panjang 2,17 m, dan dipahat pada seluruh permukaannya. Bentuk batunya yang asli hampir tidak diubah, sedangkan pemahatan obyek yang dimaksud disesuaikan dengan bentuk batunya. Namun, plastisitas pahatannya tampak indah sekali.

6.Arca batu
Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah. Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu di Pasemah (Sumatera Selatan. Arca Batu

7.Waruga

Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum. Terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang. Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

2. Budaya Megalitik di Indonesia Pasemah Pasemah merupakan wilayah dari Propinsi Sumatera Selatan, berada di kaki Gunung Dempo. Tinggalan-tinggalan megalitik di wilayah ini tersebar sebanyak 19 situs, berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Budi Wiyana (1996), dari Balai Arkeologi Palembang. Tinggalan megalitik Pasemah muncul dalam bentuk yang begitu unik,

patung-patung dipahat dengan begitu dinamis dan monumental, yang mencirikan kebebasan sang seniman dalam memahat sehingga tinggalan [megalitik pasemah], disebut oleh ahli arkeologi sebagai Budaya Megalitik Pasemah.

Nias

Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati kematian seorang penting di Nias (awal abad ke-20). Foto koleksi Tropenmuseum, Amsterdam.

Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya. Lompat batu dan kubur batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik. Demikian pula ditemukan batu besar sebagai tempat untuk memecahkan perselisihan. Sumba Etnik Sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di sejumlah perkampungan. Meja batu juga dipakai sebagai tempat pertemuan adat.

Budaya Megalitik di Dunia Gobekli Tepe Kuil Tertua di Turki

Gbekli Tepe merupakan tempat yang bisa kita sebut sebagai kuil atau monumen tiga lingkaran batu megalitik. Kuil ini terkubur selama ribuan tahun di puncak bukit yang disebut Gbekli Tepe. Terletak 15 km sebelah timur laut kota anlurfa (Urfa) di Turki tenggara. Dan Kuil ini dianggap sebagai kuil tertua yang pernah ada di dunia. Terdapat perdebatan tentang usia kuil ini. Namun menurut para arkeolog, usia dari Kuil Gobekli Tepe memiliki usia beberapa ribu tahun lebih tua dari lingkaran batu pertama yang ada di Stonehenge (3.500 SM). Pilar batu kuil ini memiliki tinggi 9m dengan jarak paling jauh adalah 500 m . Batu berbentuk T memiliki tinggi 3m, walaupun beberapa batu di pusat lingkaran ada yang lebih tinggi Pembangunan Gbekli Tepe Situs ini, didirikan oleh kelompok pemburu nomaden, sehingga tempat ini dianggap sebagai tempat peribatan buatan manusia tertua yang pernah ditemukan sebelum pertanian. Sebelum ditemukan Area bukit ini telah lama digunakan untuk pertanian oleh petani lokal. Pilar monolitik berbentuk T dihubungkan dengan dinding kasar dan dibangun dengan membentuk struktur oval. Seperti sebuah bangku rendah di sekitar dinding dengan diameter antara 10m dan 20m dan diperkirakan adalah struktur tertua yang dibangun pada 9.000 SM.

Tahap pembangunan periode kedua diperkirakan sekitar 7500-6000 SM yang menempatkan itu dalam era Pra-Tembikar. Beberapa kamar atau ruangan berbentuk persegi panjang dengan lantai kapur telah membantu para arkeolog untuk memecahkan usia pembangunan Kuil ini. Lingkaran batu yang sama dan berbentuk T monolit ditemukan di Karahan Tepe yang terletak dekat Sogmatar di Dataran, Harran C. 9 000 SM dan pada Neval Cori yang diperkirakan berusia 500 tahun lebih muda lagi dari Gbekli Tepe. Struktur dari Gbekli Tepe di puncak bukit tampaknya menjadi pusat kultus yang bisa menampung banyak orang. Hasil penelitian yang didapat saat ini oleh para akeolog, Kuil Gbekli Tepe menjadi tempat untuk ritual kegiatan keagamaan berkaitan dengan kekuatan spiritual orang mati bagi para leluhur.

Ilustrasi Kuil Gbekli Tepe

Stonehenge
Stonehenge merupakan sebuah monumen batu peninggalan manusia purba pada zaman zaman Perunggu, dan Neolitikum yang terletak di Salisbury

Plain, Inggris yang didirikan sekitar tahun 2.500 SM sampai 1.600 SM. Ia mencakup bangunan tambak tanah yang mengelilingi batu besar berdiri tegak dalam bulatan, yang dikenal sebagai megalitikum. Dan terdiri dari batu besar alami yang disusun berdiri secara melingkar. Monumen ini dibuat oleh kebudayaan yang tidak meninggalkan catatan tertulis sehingga sulit memastikan tujuan stonehenge didirikan, tetapi banyak ilmuwan yang percaya bahwa monumen ini digunakan sebagai pusat seremonial atau agama. Batu-batu raksasa di situs ini kemungkinan berasal dari tambang batu, yang terletak sekitar 40 kilometer utara lokasi Stonehenge di Marlborough Downs. Stonehenge merupakan nama yang diberikan kepada tugu peringatan yang dikenal sebagai henge yang terdiri dari kurungan atau lingkaran tambak dengan parit di dalam. Sebagaimana yang sering terjadi dalam istilah arkeologi ini merupakan istilah warisan dari penguasa zaman kuno Stonehenge mungkin memiliki keterkaitan dengan bulatan batu lain yang terdapat di British Isle seperti Cincin Brodgar

http://www.aneh-unik.com/2012/08/10-kuil-tertua-di-dunia.html

Periode Pembangunan

Kompleks Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama 2.000 tahun dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya sesosok mayat seorang Saxon yang dipancung dan dikebumikan di tugu peringatan tersebut, dan kemungkinan mayat tersebut berasal dari abad ke-7 M. Stonehenge I Stonehenge pertama terdiri dari lingkaran batu dengan parit berukuran 115 meter (320 kaki) diameter dan dengan satu pintu masuk di bagian timur laut. Lapisan lingkaran ini dibuat sekitar 3100 SM. Di bagian luar kawasan lingkaran terdapat 59 lubang, dikenal sebagai lubang Aubrey. Dua puluh lima dari lubang Aubrey tersimpan abu pemakaman yang diletakkan dua abad setelah pembangunan Stonehenge. Kemudian ditemukan kembali 30 abu lain yang diletakkan di dalam parit kawasan lingkaran. Begitu pula dibagian lain dalam kawasan Stonehenge. Ditemukannya tembikar Neolitikum Akhir memberikan gamban kehidupan manusia pada masa itu. Stonehenge II = Bukti lapisan fase kedua tidak lagi terlihat. Namun beberapa lubang tiang yang tersisa membuktikan terdapatnya beberapa bangunan kayu yang dibangun dalam kawasan lingkaran sekitar awal 3000 SM. Beberapa kesan papan yang didapati diletakkan pada pintu masuk. Memiliki kesamaan dengan tempat Woodhenge yang terletak tidak jauh dari situs tersebut. Stonehenge IIIa Ekskavasi arkeologi menunjukkan sekitar 2600 SM, dua lengkungan bulan sabit telah dibuat. dari lubang tersebut dikenal dengan sebutan lubang Q dan R yang digali di tengah-tengan lokasi. Lubang tersebut mengandung 80 batu biru tegak yang dibawa dari bukit Preseli, 250 batu di Wales. Batu-batu tersebut dibentuk menjadi tiang dengan teliti, kebanyakan terdiri dari batu jenis dolerite bertanda tetapi turut termasuk contoh batu rhyolite, gunung berapi tufa, dan myolite dan seberat 4 ton.

Pintu masuk yang lebar menjadikannya selaras dengan arah matahari ketika naik pada pertengahan musim panas hingga matahari terbenam pertengahan musim sejuk masa tersebut. Monumen tersebut ditinggalkan sebelum diselesaikan, sementara batu biru terlihat telah dipindah dan kemudian menutup lubang Q dan R. Diperkirakan hal ini dilakukan pada fase Stonehenge IIIb. Stonehenge IIIa diduga dibangun oleh orang Beaker. Stonehenge IIIb Pada aktivitas fase berikutnya pada akhir millennium ketiga 74 SM mendapati dibawanya 20 batu Sarsen dari kueri di lokasi Marlborough Downs. Batu-batu tersebut dikemaskan dan dibentuk dengan sambungan pasak dan ruas. Membentuk lingkaran batu berdiameter 30 meter dengan atap batu (lintel) di atas. Setiap bongkah batu memiliki berat 25 ton. Batu orthostat lebar hanya sedikit gunakan dibagian atas agar memberi kesan lurus dari bawah ke atas sementara batu alang melengkung sedikit digunakan untuk memberi kesan bundar pada monumen. Di dalam ini ini terletak lima trilithon batu sarsen diproses dan disusun dalam bentuk ladam. Dengan posisi batu tegak dan lima batu alang, yang disambungkan dengan sambungan rumit. Ukiran pisau belati dan kepala kapak terdapat di sarsen. Diperkirakan terdapat struktur pendukung bangunan tersebut yakni, jalan sepanjang 500 meter dibangun, menuju ke arah timur laut dari pintu masuk yang terdiri dari dua pasang tambak selaras yang berparit di tengahnya. Dan penyelesaiannya dibuatlah dua batu portal besar yang dipasangkan di pintu masuk yang kini hanya tinggal satu, Batu Penyembelihan ( Slaughter Stone) 4,9 meter (16 kaki) panjang. Proses stonehenge pada masa itu diperkirakan hasil kerja kebudayaan Wessex pada Zaman Perunggu awal, sekitar 2000 SM. Stonehenge IIIc Selepasnya Zaman Perunggu, dalam proses Stonehenge IIIc pembangunan yang dilakukan tidak seteliti masa sebelumnya, batu biru yang dibangun terlihat mempunyai pondasi yang tidak kokoh dan mulai tumbang. Salah satu dari batu yang tumbang diberi nama kurang sesuai dengan fungsi sebelumnya yakni Batu Penyembahan (Altar Stone). Terdapat dua lubang bulatan yang dikenal sebagai lubang Y dan Z. Lubang-lubang ini tidak pernah diisi dengan batu dan pembangunan lokasi ini terbiarkan sekitar 1500 SM. Stonehenge IV Sekitar 1100 SM, jalan raya (Avenue) disambung sejauh lebih dari dua batu sampai ke Sungai Avon walaupun tidak jelas siapakah yang terlibat dalam kerja pembangunannya.

Teori mengenai Stonehenge


Banyak arkeolog percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan pembuatan bangunan permanen dalam bentuk batu. Alexander Thom berpendapat bahawa lokasi tersebut digunakan sebagai penanda titik balik matahari yang diatur menurut ukuran megalitikum., sebagian berpendapat bahwa Stonehenge melambangkan tempat observatorium kuno.

Banyak pendapat mengenai tehnik yang digunakan untuk membangun Stonehenge. Seperti ketika batu biru dibawa dari Wales dengan tenaga manusia Dalam suatu percobaan memindahkan satu batu besar sepanjang jalan darat dan laut. Namun pada replikanya batu tersebut tenggelam di laut bergelora di Selat Bristol. Selanjutnya dalam proses mendirikan batu diperkirakan penggunaan kayu dan tali sebagai alat bantu. Dan untuk batu alang pengangkatan dilakukan secara berangsur-angsur dengan menggunakan bangku panjang kayu Ukiran senjata pada sarsen adalah keunikan seni megalitikum di Kepulauan Britania (British Isles) di mana desain lebih abstrak digemari, begitu juga dengan aturan bentuk ladam kuda dan mengatur batu dalam bentuk bundar merupakan hasil kebudayaan yang luar biasa

Batu Tumit atau Heelstone.


Sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dilicinkan dikenal sebagai 'Batu Tumit' ( Heel Stone) terletak di luar pintu masuk Stonehenge. Batu Tumit (The Heel Stone) pada suatu masa dikenal sebagai Friar's Heel. Cerita rakyat, yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ke tujuh belas, menceritakan asal nama batu ini. Seekor jembalang telah membawa batu ini dari wanita di Irlandia, membalutnya, dan membawanya ke dataran Salisbury. Salah satu dari batu tersebut jatuh ke dalam Sungai Avon, bakinya dibawa ke dataran. Jembalang tersebut kemudian menjerit, "Tak seorang pun akan tahu bagaimana batu ini di bawa ke sini." Seorang pendeta menjawab, "Itu yang kaupikirkan!" Dengan itu jembalang tersebut melontarkan batu kepadanya dan mengenai tumitnya. Batu tersebut tersebut melekat di tanah dan tetap di situ. Sebagian pendapat mengklaim Tumit Friar ( "Friar's Heel" ) adalah perubahan nama "Freya's He-ol" atau "Freya Sul", dari nama Dewa Jerman Freya

Anda mungkin juga menyukai