Anda di halaman 1dari 3

Zaman megalitikum

Zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, di mana masyarakatnya menggunakan
peralatan dari batu yang berukuran besar. Benda peninggalan Zaman Megalitikum tersebar luas di
berbagai belahan dunia, menunjukkan bagaimana manusia di masa lampau bisa hidup dan
menjalankan kegiatan keseharian mereka. Beberapa di antaranya juga menjadi cikal bakal benda
modern yang biasa kita temukan di era sekarang.

Peninggalan-peninggalan dari zaman megalitikum mempunyai bentuk beraneka ragam. Begitu pula
dengan ukurannya, ada yang pendek dan ada pula yang tingginya mencapai delapan meter.
Bangunan-bangunan megalitik pada dasarnya menggunakan bahan dasar batu. Di Indonesia,
peninggalan zaman megalitikum dapat dijumpai di berbagai daerah, dari ujung Sumatera hingga
Timor-Timur.

Berikut ini beberapa peninggalan seni rupa pada zaman megalitikum:

Menhir

Menhir merupakan batu pahatan berukuran besar yang dipahat oleh manusia pada masa lampau.
Menhir menjadi salah satu peninggalan Zaman Megalitikum yang paling banyak ditemukan di
berbagai macam belahan dunia, mulai dari Eropa, Asia, hingga Afrika. Umumnya, menhir didirikan
secara tunggal atau berkelompok di atas tanah, tetapi pada beberapa tradisi juga ada yang
diletakkan terlentang di tanah. fungsi menhir adalah sebagai sarana pemujaan terhadap arwah
nenek moyang.
Dolmen

Dolmen merupakan meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek
moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu. Tidak hanya itu, dolmen
terkadang dijadikan sebagai tempat untuk meletakkan roh atau tempat duduk ketua suku agar
mendapat berkah magis dari para leluhurnya.

Sarkofagus

Sarkofagus merupakan keranda atau sebuah peti jenazah yang berbentuk palung atau lesung
memanjang dengan tutup di atasnya, yang sama-sama terbuat dari batu. Peti ini biasanya diberi
hiasan seperti ukiran yang dibuat dengan cermat dan teliti. Sarkofagus digunakan sebagai keranda
atau peti mati untuk menyimpan jenazah.
Waruga

Waruga adalah kubur batu yang bentuknya seperti rumah dan biasanya ditemukan di daerah
Minahasa. Pada awalnya, waruga digunakan sebagai makam dan ritual kepercayaan animisme atau
dinamisme. Waruga juga menjadi simbol seni dari masyarakat Minahasa yang kini digunakan sebagai
wisata edukasi dan kebudayaan.

Punden Berundak

Punden berundak merupakan suatu bangunan yang terbuat dari batu-batu besar berbentuk struktur
yang berundak-undak. Bangunan ini berupa bangunan terbuka berstruktur tingkat yang tidak
memiliki ruang dan tidak memiliki atap. Berfungsi sebagai pemujaan arwah nenek moyang dan
dianggap suci.

Anda mungkin juga menyukai