Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2 MANAJEMEN EKMA4116.

194
NAMA : SITI NIRMALA
NIM : 051088398
Teknologi dalam Bisnis
Sebagaimana kita ketahui, teknologi merupakan salah satu faktor pendorong globalisasi bisnis.
Sistem rantai pasokan (supply chain) yang diterapkan oleh banyak perusahaan multinasional,
seperti Walmart, Nestlé, Johnson & Johnson, PepsiCo, Coca-Cola, Microsoft, BMW, dan Alibaba,
menunjukkan implikasi teknologi terhadap globalisasi. Sistem yang sarat akan teknologi maju
mengintegrasikan fungsi-fungsi internal perusahaan dan juga fungsi-fungsi tersebut dengan
lingkungan eksternal perusahaan, seperti pasar atau pelanggan, yang menciptakan jaringan bisnis
global. Bisnis masa kini banyak mengandalkan teknologi yang memungkinkan operasi, termasuk
persediaan barang, dan marketing dengan nilai tambah buat pelanggan.
Namun, penggunaan teknologi yang meluas dapat menimbulkan anggapan bahwa teknologi lebih
penting, jika tidak terpenting, daripada segala sesuatu dalam organisasi bisnis. Padahal, prinsip
bisnis, manajemen, moralitas, etika bisnis, dan nilai kemanusiaan di antaranya, sangat penting dan
patut diperhitungkan para eksekutif karena menentukan pertumbuhan dan kelangsungan
perusahaan. Memang teknologi penting dan tak terelakkan, tetapi anggapan atau perlakuan yang
berlebihan terhadap teknologi bisa mengurangi peran manusia dalam perusahaan dan layanan
pelanggan.

Teknologi sebagai Kekuatan Eksternal dalam Bisnis


Teknologi tidak diragukan menjadi kebutuhan bisnis. Keduanya bahkan berdampak satu sama lain.
Inilah kesan yang bisa ditangkap dari pandangan Peter Drucker dalam bukunya Toward the Next
Economics and Other Essays. Drucker menekankan bahwa teknologi memunculkan bisnis
modern. Perluasan organisasi perusahaan adalah hasil dari kemajuan teknologi. Laboratorium
industri menghasilkan inovasi teknologi, yang biasanya diterapkan di perusahaan bisnis, sehingga
ia berpandangan bahwa bisnis kian berkembang menjadi pencipta teknologi (Drucker 2010, 37).
Pertumbuhan industri dan perdagangan telah secara signifikan didorong oleh kemajuan teknologi.
Kondratieff’s Wave menunjukkan perkembangan teknologi yang memicu ekspansi industri.
Dimulai pada abad ke-18 dengan penemuan mesin uap dan berlanjut hingga abad ke-20 dengan
berkembangnya industri petrokimia, kereta api, tenaga listrik, produksi tekstil, industri baja,
industri kimia, dan lain-lain. Kemudian, berkembang teknologi informasi (TI) berbasis komputer
pada 1970-an yang mentransformasi masyarakat industri ke masyarakat informasi (CFI Team
2019). Penemuan-penemuan teknologi ini makin membuka jalan bagi bisnis global, dengan ciri
dunia datar, ekonomi pengetahuan, dunia tanpa batas (borderless), masyarakat pasca kapitalis, dan
lain sebagainya.
Jadi, teknologi relevan dengan bisnis terlebih dengan berkembangnya industri dan bisnis yang
makin sarat informasi dan pengetahuan sebagaimana sering dibahas Drucker dan banyak pakar
bisnis lain. Relevan teknologi sendiri tersirat pada definisi teknologi sebagai “jumlah total
pengetahuan yang kita miliki tentang cara melakukan sesuatu” (Weihrich and Koontz 2005, 40).
Kemudian, pakar The Liang Gie (1982, 90) menguraikan bahwa engineering, pemrosesan,
manufakturing, dan pengorganisasian merupakan rangkaian kegiatan yang menjadi bagian-bagian
penting dari teknologi sebagai sistem seni praktis bersama dengan output masing-masing. Jadi
jelas rangkaian kegiatan tersebut adalah rangkaian kegiatan bisnis dan industri. Oleh sebab itu,
pemikiran Drucker (2010, 38) akan pentingnya eksekutif memahami dinamika teknologi untuk
memahami kemungkinan perkembangannya dengan dampak ekonomi signifikan dan cara
mengkonversi perubahan teknologi menjadi hasil ekonomi amat beralasan.
Manfaat yang dapat diberikan oleh teknologi mutakhir membuatnya penting untuk operasi
perusahaan. Berbagai literatur bisnis dan marketing menunjukkan bahwa bisnis dapat menciptakan
nilai tambah melalui operasi, produksi, dan distribusi yang efektif dan efisien dalam sistem
terintegrasi dengan dukungan teknologi yang makin “smart.” Secara ekonomi, perusahaan
memperoleh keuntungan akibat efisiensi biaya sehubungan dengan penggunaan sarana teknologi
yang memperbesar biaya tetap dalam operasi. Kemudian, teknologi digital memungkinkan bisnis
meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, yang menjamin perusahaan untuk menangkap
(capture) nilai dari pelanggan sehingga ikut meningkatkan penghasilan perusahaan.

Globalisasi Bisnis
Jelas pertumbuhan perdagangan internasional, investasi asing, dan transportasi atau logistik
mendorong globalisasi, yang mengintegrasikan manusia, barang, modal, bahkan teknologi.
Meluasnya penggunaan teknologi informasi (TI) dan komunikasi, seperti smart phone, personal
computer, internet, dan teknologi digital, makin mempercepat globalisasi dan integrasi bisnis.
Melalui integrasi individu dan bisnis dari negara lain dan perluasan ide dan arus informasi, TI ikut
menciptakan dunia tanpa batas (borderless) karena dalam beroperasi TI memang tidak mengenal
batas negara. Namun, TI sebenarnya berfungsi sebagai pelengkap koneksi fisik antar individu dan
bisnis dari berbagai negara.
Teknologi modern memungkinkan bisnis beroperasi lebih atau kurang melalui jaringan global
tanpa dibatasi oleh wilayah geografis tertentu. Menurut Donald Ball et al (2012, 16), internet dan
jaringan komputer memungkinkan perusahaan berskala kecil bersaing secara global, karena
memungkinkan arus informasi yang cepat terlepas dari lokasi fisik jaringan pembeli dan penjual.
Tidak seperti di masa lalu, perkembangan teknologi kini memungkinkan usaha kecil dan
menengah dan perusahaan-perusahaan dari the newly-emerging economies memiliki peluang
untuk memperluas bisnis ke pasar internasional. Perkembangan jelas menunjukkan bahwa bisnis
global kini berciri multi-polarisasi dan tidak lagi didominasi oleh ekonomi Barat.
Namun, harga teknologi perlu menjadi perhatian. Pada tingkat mikro bisnis, teknologi
dikhawatirkan membuat pekerjaan menjadi kurang manusiawi dan menciptakan pengangguran.
Meluasnya penggunaan otomasi dan robot menjadi tantangan bagi para pekerja,
yang khawatir perangkat teknologi akan menggantikan mereka. Selain itu, berbagai isu disrupsi
dan obsolensi teknologi mencuat akibat kemajuan teknologi baru. Kita mungkin mengamati
kemajuan di sekitar kita bagaimana publikasi elektronik menjadi ancaman bagi model media-
massa tradisional.
Bahkan pada tingkat makro, pandangan bahwa globalisasi menghapus batas-batas negara
memprihatinkan karena menyangkut kedaulatan nasional dan nilai-nilai lokal. Sembari mengakui
bahwa, dengan globalisasi, orang-orang dari semua bangsa dapat berpartisipasi proaktif dalam
kemajuan teknologi baru, Daoed Joesoef menulis dalam bukunya "Studi Strategi: Logika
Ketahanan dan Pembangunan Nasional" (2014, 181): “Hal ini menurut naturnya menjurus ke
pertumbuhan "techno-nationalism" yang berpotensi melemahkan "geo-nationalism" tradisional
yang sarat dengan asas-asas moral, spiritual dan kultural setempat.” Pandangan ini kiranya
berkaitan dengan isu kedaulatan nasional negara. Dan bukankah ada pandangan bahwa teknologi
dapat memperlemah nilai-nilai budaya daerah, kepercayaan, dan tradisi dengan penyebaran
rasionalisme, materialisme, dan individualisme, meski ini dapat diperdebatkan?

Teknologi dan Manusia


Ditinjau dari manfaatnya, teknologi modern banyak membantu manusia meningkatkan efektivitas
dan produktivitas bisnis. Dengan makin saratnya pengetahuan dan informasi dalam bisnis, Drucker
bahkan mendorong kalangan bisnis untuk memiliki manajemen teknologi dan inovasi. Manajemen
secara keseluruhan, bukan semata litbang, memikul tanggung jawab utama atas teknologi. Ketika
pasar global dan konsumen makin berdaya dan “smart” dan menginginkan teknologi smart, para
eksekutif bisa menemukan peluang ekonomi sebagai hasil dari kemajuan teknologi. Dalam
bukunya Exceeding Customer Experience (2007, 151), pakar bisnis Kirk Kazanjian mengatakan:
“Sebagus apa pun produk atau jasa Anda, tanpa penggunaan teknologi secara cerdas, Anda akan
kehilangan peluang untuk membuatnya mudah dan biaya-efektif bagi pelanggan untuk berbisnis
dengan Anda.”
Namun mereka tetap perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam pemikiran yang mengabaikan
fungsi penting sumber daya manusia sebab menganggap teknologi satu-satunya fungsi terpenting
dalam bisnis. Mereka perlu memahami nilai penting manusia dalam pengembangan bisnis dan
kemajuan teknologi. Pertama, teknologi merupakan sarana untuk membantu manusia. Jadi,
teknologi bermanfaat untuk mengganti peran manusia terutama dalam melakukan kegiatan manual
dan memberi lebih banyak waktu pada para eksekutif untuk berinteraksi dengan karyawan,
pelanggan dan mitra bisnis. Don Ross, Presiden Enterprise, perusahaan sewa mobil Amerika #1
mengatakan: “Penggunaan teknologi penting sebagai cara agar interaksi individu dengan Anda
lebih menyenangkan” (Kazanjian 2007, 151). Tidak bisa diabaikan juga bahwa teknologi
sebenarnya diciptakan, diinovasi, diterapkan, dan berada di bawah kendali manusia.
Kedua, manusia dengan segala unsur kemanusiaannya menentukan keberhasilan bisnis, termasuk
sistem rantai pasokan. Rantai pasokan merupakan rangkaian tahapan yang memungkinkan
interaksi antara orang-orang lebih daripada kumpulan teknologi dalam menciptakan nilai
pelanggan. Untuk itu, optimasi rantai pasokan ini memerlukan hubungan dan kerjasama di
kalangan manajemen dan karyawan atas dasar kepercayaan, keterampilan/keahlian tenaga kerja,
human judgement, pengetahuan, dan pengalaman manusia (Fung, Fung and Wind 2008, 3, 32,
128).
Kemudian, konsep layanan pelanggan mempersyaratkan unsur-unsur kepemimpinan dan kerja tim,
selain teknologi. Bahkan dengan mengabaikan unsur-unsur tersebut, perusahaan sulit memberi
layanan pelanggan yang baik sekalipun menggunakan teknologi baru. Dengan tetap diperlukannya
interaksi antar manusia, virtual marketing yang dipraktik luas oleh pebisnis sebaiknya diimbangi
dengan offline marketing, termasuk distribusi multi-saluran, produk online dan offline, serta
promosi virtual dan tradisional. Terlepas dari strategi marketing digital yang digunakan untuk
mengiklankan produk berwujud, pelanggan pada dasarnya tetap membeli barang yang berwujud
dan jasa secara nyata untuk dikonsumsi.
Nada serupa dapat ditemukan pada terciptanya hubungan harmonis antara teknologi dan manusia
pada perusahaan-perusahaan multinasional, seperti Walmart. Perusahaan ritel terbesar yang
berusia sekitar 60 tahun terkenal memanfaatkan teknologi canggih namun mengakui bahwa unsur
hubungan manusia selalu dibutuhkan bisnis. Donna Morris, Chief People Officer Walmart (2023)
menyatakan bahwa karyawan mereka telah dan akan selalu membuat sesuatu yang berbeda–sama
seperti inovasi yang telah dan akan selalu memainkan peran penting dalam setiap bisnis yang
sukses. Di bagian lain, menurut Morris, bisnis masa depan memprioritaskan interaksi manusia
yang bermanfaat sambil memanfaatkan teknologi untuk mengotomasi tugas sehari-hari, keduanya
bekerja secara harmonis.
Sumber:
https://swa.co.id/swa/my-article/teknologi-dalam-bisnis

Pertanyaan
Berdasarkan kasus di atas, maka analisalah:
1. Berikan analisa Anda mengenai teknologi digital dan berikan contoh dari teknologi 30
digital.

Jawab :

Dalam pengertiannya Teknologi digital adalah alat dengan sistem komputerisasi dan
pengoperasian yang otomatis (tanpa tenaga manusia). Pada dasarnya, teknologi digital
adalah sistem penghitungan yang super cepat dan dapat memproses semua informasi
dengan akurat.. Selain itu Teknologi digital juga dapat memungkinkan seseorang dapat
mengirimkan informasi atau menerima informasi ke atau dari pihak lain yang letaknya
berjauhan.
Dengan adanya teknologi digital memudahkan segala aktivitas manusia dalam
mengakses informasi dan komunikasi tanpa batas ruang dan waktu, begitu juga dalam
perkembangan ekonomi dan bisnis

Setelah menganalisa kasus di atas ada beberapa poin yang saya temui mengenai
teknologi digital, berikut ini penjelasannya :

● Pengaruh teknologi dalam globalisasi bisnis dan keuntungannya.


→ dari kasus di atas dalam konteks bisnis di era globalisasi yang diiringi dengan
kemajuan teknologi yang membentuk bisnis modern, serta mempengaruhi
perkembangan industri bisnis dan menciptakan ekspansi bisnis, serta menjadi
kekuatan bisnis baik dari segi internal ataupun eksternal.
Teknologi digital memberi beberapa keuntungan bagi perusahaan seperti,
menciptakan jaringan bisnis yang luas secara global, memudahkan efisiensi
pengoperasian bisnis perusahaan, serta meningkatkan komunikasi perusahaan
dengan pelanggan untuk meningkatkan penghasilan perusahaan.

● Dampak buruk dari kemajuan teknologi


→ walaupun teknologi digital memiliki banyak manfaat dalam membantu manusia
meningkatkan efektivitas dan produktivitas bisnis. Ada beberapa dampak buruk
akibat semakin majunya teknologi seperti, ketergantungan kepada teknologi, dan
sumber daya manusia yang terancam tergantikan oleh sumber daya teknologi.

● Peran Manusia dalam teknologi dan bisnis


Agar terciptanya harmonisasi antara teknologi dan manusia, ada beberapa hal yang
harus di ingat akan penting peran manusia dalam bisnis itu sendiri, seperti :
→ walaupun teknologi bermanfaat untuk mengganti peran manusia terutama dalam
melakukan kegiatan manual, perusahaan tetap perlu berhati-hati agar tidak terjebak
dalam pemikiran yang mengabaikan fungsi penting sumber daya manusia sebab
menganggap teknologi satu-satunya fungsi terpenting dalam bisnis.
→ Menjadikan teknologi hanya sebagai sarana tanpa menyingkirkan arti penting
sumber daya manusia itu sendiri, karena pada dasarnya teknologi diciptakan,
diinovasi, diterapkan, dan berada di bawah kendali manusia.
→ Memahami arti penting sumber daya manusia sebagai penerus utama
keberhasilan bisnis itu sendiri, dengan menjalankan hubungan dan kerjasama di
kalangan manajemen dan karyawan atas dasar kepercayaan, keterampilan/keahlian
tenaga kerja, human judgement, pengetahuan, dan pengalaman manusia.
→ Diperlukannya interaksi antar manusia, virtual marketing yang dipraktik luas
oleh pebisnis sebaiknya diimbangi dengan offline marketing, termasuk distribusi
multi-saluran, produk online dan offline, serta promosi virtual dan tradisional.
● Contoh Teknologi Digital
Semakin maju Teknologi digital, teknologi informasi (TI) dan komunikasi juga
semakin canggih dan beragam, contohnya seperti

1. Smart phone
2. E-commerce
3. Internet
4. Televisi Digital
5. E-book
6. Musik Digital
7. Media sosial
8. Komputer
9. Mesin Pindai Mandiri
10. ATM
11. Kamera digital
12. Mobil dan Kendaraan
13. Jam
14. Robotika
15. Perbankan dan Keuangan, seperti ATM, M-bangking, dan lain-lain.

2. Terkait teknologi dan manusia, bagaimana nilai penting manusia dalam pengembangan 30
bisnis dan kemajuan teknologi? Berikan analisa Anda

Jawab :

Menurut analisa saya manusia memiliki nilai penting dalam perkembangan bisnis dan
kemajuan teknologi karena,
1. Pada dasarnya perkembangan bisnis yang didukung oleh kemajuan teknologi
tidak lain adalah berkat manusia itu sendiri yang menciptakan, menginovasi,
dan mengendalikan teknologi itu sendiri.
2. Manusia adalah penentu keberhasilan bisnis itu sendiri melalui hubungan kerja
sama antara kalangan manajemen dan karyawan, melalui keterampilan/keahlian
tenaga kerja, human judgement, pengetahuan, dan pengalaman manusia.
3. Manusia sebagai unsur utama dalam berinteraksi membangun komunikasi
antara manajemen tim, karyawan, pelanggan, dan sebagainya.
3. Teknologi itu penting, tanpa harus berarti lebih atau paling penting, dalam kegiatan 40
bisnis. Berikan opini Anda mengenai pernyataan tersebut.

Jawab :

Menurut pendapat saya pernyataan bahwa Teknologi itu penting tanpa harus berarti
atau paling penting itu sangat tepat. Walaupun dengan adanya teknologi dapat
membantu aktivitas dan produktivitas kita, serta memudahkan kita dalam mengakses
informasi dan komunikasi bukan berarti menganggap teknologi sebagai hal yang paling
penting, sehingga membuat kita menjadi ketergantungan kepada teknologi, dan
membuat pekerja manusia tergantikan oleh teknologi, dan tetap mengutamakan dan
memprioritaskan tenaga, interaksi, keahlian manusia itu sendiri, dengan memanfaatkan
teknologi secara cerdas dan bijak untuk mengotomasi tugas sehari-hari, sehingga
keduanya bekerja secara harmonis.

100
Skor Total

Anda mungkin juga menyukai