Anda di halaman 1dari 8

Nama: Salwa Nururrahma

NIM: 050397068

Teknologi dalam Bisnis


Sebagaimana kita ketahui, teknologi merupakan salah satu faktor pendorong globalisasi bisnis. S
istem rantai pasokan (supply chain) yang diterapkan oleh banyak perusahaan multinasional, sepe
rti Walmart, Nestlé, Johnson & Johnson, PepsiCo, Coca-Cola, Microsoft, BMW, dan Alibaba, m
enunjukkan implikasi teknologi terhadap globalisasi. Sistem yang sarat akan teknologi maju me
ngintegrasikan fungsi-fungsi internal perusahaan dan juga fungsi-fungsi tersebut dengan lingkun
gan eksternal perusahaan, seperti pasar atau pelanggan, yang menciptakan jaringan bisnis global.
Bisnis masa kini banyak mengandalkan teknologi yang memungkinkan operasi, termasuk persedi
aan barang, dan marketing dengan nilai tambah buat pelanggan.
Namun, penggunaan teknologi yang meluas dapat menimbulkan anggapan bahwa teknologi lebih
penting, jika tidak terpenting, daripada segala sesuatu dalam organisasi bisnis. Padahal, prinsip b
isnis, manajemen, moralitas, etika bisnis, dan nilai kemanusiaan di antaranya, sangat penting dan
patut diperhitungkan para eksekutif karena menentukan pertumbuhan dan kelangsungan perusah
aan. Memang teknologi penting dan tak terelakkan, tetapi anggapan atau perlakuan yang berlebi
han terhadap teknologi bisa mengurangi peran manusia dalam perusahaan dan layanan pelanggan.
Teknologi sebagai Kekuatan Eksternal dalam Bisnis
Teknologi tidak diragukan menjadi kebutuhan bisnis. Keduanya bahkan berdampak satu sama lai
n. Inilah kesan yang bisa ditangkap dari pandangan Peter Drucker dalam bukunya Toward the N
ext Economics and Other Essays. Drucker menekankan bahwa teknologi memunculkan bisnis m
odern. Perluasan organisasi perusahaan adalah hasil dari kemajuan teknologi. Laboratorium ind
ustri menghasilkan inovasi teknologi, yang biasanya diterapkan di perusahaan bisnis, sehingga ia
berpandangan bahwa bisnis kian berkembang menjadi pencipta teknologi (Drucker 2010, 37).
Pertumbuhan industri dan perdagangan telah secara signifikan didorong oleh kemajuan teknologi
Kondratieff’s Wave menunjukkan perkembangan teknologi yang memicu ekspansi industri. Di
mulai pada abad ke-18 dengan penemuan mesin uap dan berlanjut hingga abad ke-20 dengan ber
kembangnya industri petrokimia, kereta api, tenaga listrik, produksi tekstil, industri baja, industri
kimia, dan lain-lain. Kemudian, berkembang teknologi informasi (TI) berbasis komputer pada 1
970-an yang mentransformasi masyarakat industri ke masyarakat informasi (CFI Team 2019). P
enemuan-penemuan teknologi ini makin membuka jalan bagi bisnis global, dengan ciri dunia dat
ar, ekonomi pengetahuan, dunia tanpa batas (borderless), masyarakat pasca kapitalis, dan lain seb
againya.
Jadi, teknologi relevan dengan bisnis terlebih dengan berkembangnya industri dan bisnis yang m
akin sarat informasi dan pengetahuan sebagaimana sering dibahas Drucker dan banyak pakar bis
nis lain. Relevan teknologi sendiri tersirat pada definisi teknologi sebagai “jumlah total pengetah
uan yang kita miliki tentang cara melakukan sesuatu” (Weihrich and Koontz 2005, 40). Kemudi
an, pakar The Liang Gie (1982, 90) menguraikan bahwa engineering, pemrosesan, manufakturin
g, dan pengorganisasian merupakan rangkaian kegiatan yang menjadi bagian-bagian penting dari
teknologi sebagai sistem seni praktis bersama dengan output masing-masing. Jadi jelas rangkaia
n kegiatan tersebut adalah rangkaian kegiatan bisnis dan industri. Oleh sebab itu, pemikiran Druc
ker (2010, 38) akan pentingnya eksekutif memahami dinamika teknologi untuk memahami kemu
ngkinan perkembangannya dengan dampak ekonomi signifikan dan cara mengkonversi perubah
an teknologi menjadi hasil ekonomi amat beralasan.
Manfaat yang dapat diberikan oleh teknologi mutakhir membuatnya penting untuk operasi perus
ahaan. Berbagai literatur bisnis dan marketing menunjukkan bahwa bisnis dapat menciptakan nil
ai tambah melalui operasi, produksi, dan distribusi yang efektif dan efisien dalam sistem terinteg
rasi dengan dukungan teknologi yang makin “smart.” Secara ekonomi, perusahaan memperoleh
keuntungan akibat efisiensi biaya sehubungan dengan penggunaan sarana teknologi yang mempe
rbesar biaya tetap dalam operasi. Kemudian, teknologi digital memungkinkan bisnis meningkatk
an komunikasi internal dan eksternal, yang menjamin perusahaan untuk menangkap (capture) nil
ai dari pelanggan sehingga ikut meningkatkan penghasilan perusahaan.
Globalisasi Bisnis
Jelas pertumbuhan perdagangan internasional, investasi asing, dan transportasi atau logistik men
dorong globalisasi, yang mengintegrasikan manusia, barang, modal, bahkan teknologi. Meluasn
ya penggunaan teknologi informasi (TI) dan komunikasi, seperti smart phone, personal compute
r, internet, dan teknologi digital, makin mempercepat globalisasi dan integrasi bisnis. Melalui in
tegrasi individu dan bisnis dari negara lain dan perluasan ide dan arus informasi, TI ikut mencipt
akan dunia tanpa batas (borderless) karena dalam beroperasi TI memang tidak mengenal batas ne
gara. Namun, TI sebenarnya berfungsi sebagai pelengkap koneksi fisik antar individu dan bisnis
dari berbagai negara.
Teknologi modern memungkinkan bisnis beroperasi lebih atau kurang melalui jaringan global ta
npa dibatasi oleh wilayah geografis tertentu. Menurut Donald Ball et al (2012, 16), internet dan
jaringan komputer memungkinkan perusahaan berskala kecil bersaing secara global, karena mem
ungkinkan arus informasi yang cepat terlepas dari lokasi fisik jaringan pembeli dan penjual. Tida
k seperti di masa lalu, perkembangan teknologi kini memungkinkan usaha kecil dan menengah d
an perusahaan-perusahaan dari the newly-emerging economies memiliki peluang untuk memperl
uas bisnis ke pasar internasional. Perkembangan jelas menunjukkan bahwa bisnis global kini ber
ciri multi-polarisasi dan tidak lagi didominasi oleh ekonomi Barat.
Namun, harga teknologi perlu menjadi perhatian. Pada tingkat mikro bisnis, teknologi dikhawati
rkan membuat pekerjaan menjadi kurang manusiawi dan menciptakan pengangguran. Meluasny
a penggunaan otomasi dan robot menjadi tantangan bagi para pekerja, yang khawatir perangkat t
eknologi akan menggantikan mereka. Selain itu, berbagai isu disrupsi dan obsolensi teknologi m
encuat akibat kemajuan teknologi baru. Kita mungkin mengamati kemajuan di sekitar kita bagai
mana publikasi elektronik menjadi ancaman bagi model media-massa tradisional.
Bahkan pada tingkat makro, pandangan bahwa globalisasi menghapus batas-batas negara mempr
ihatinkan karena menyangkut kedaulatan nasional dan nilai-nilai lokal. Sembari mengakui bahw
a, dengan globalisasi, orang-orang dari semua bangsa dapat berpartisipasi proaktif dalam kemaju
an teknologi baru, Daoed Joesoef menulis dalam bukunya "Studi Strategi: Logika Ketahanan da
n Pembangunan Nasional" (2014, 181): “Hal ini menurut naturnya menjurus ke pertumbuhan "te
chno-nationalism" yang berpotensi melemahkan "geo-nationalism" tradisional yang sarat dengan
asas-asas moral, spiritual dan kultural setempat.” Pandangan ini kiranya berkaitan dengan isu ke
daulatan nasional negara. Dan bukankah ada pandangan bahwa teknologi dapat memperlemah ni
lai-nilai budaya daerah, kepercayaan, dan tradisi dengan penyebaran rasionalisme, materialisme,
dan individualisme, meski ini dapat diperdebatkan?

Teknologi dan Manusia


Ditinjau dari manfaatnya, teknologi modern banyak membantu manusia meningkatkan efektivita
s dan produktivitas bisnis. Dengan makin saratnya pengetahuan dan informasi dalam bisnis, Dru
cker bahkan mendorong kalangan bisnis untuk memiliki manajemen teknologi dan inovasi. Man
ajemen secara keseluruhan, bukan semata litbang, memikul tanggung jawab utama atas teknologi.
Ketika pasar global dan konsumen makin berdaya dan “smart” dan menginginkan teknologi sm
art, para eksekutif bisa menemukan peluang ekonomi sebagai hasil dari kemajuan teknologi. Dal
am bukunya Exceeding Customer Experience (2007, 151), pakar bisnis Kirk Kazanjian mengatak
an: “Sebagus apa pun produk atau jasa Anda, tanpa penggunaan teknologi secara cerdas, Anda a
kan kehilangan peluang untuk membuatnya mudah dan biaya-efektif bagi pelanggan untuk berbi
snis dengan Anda.”
Namun mereka tetap perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam pemikiran yang mengabaikan f
ungsi penting sumber daya manusia sebab menganggap teknologi satu-satunya fungsi terpenting
dalam bisnis. Mereka perlu memahami nilai penting manusia dalam pengembangan bisnis dan k
emajuan teknologi. Pertama, teknologi merupakan sarana untuk membantu manusia. Jadi, tekn
ologi bermanfaat untuk mengganti peran manusia terutama dalam melakukan kegiatan manual da
n memberi lebih banyak waktu pada para eksekutif untuk berinteraksi dengan karyawan, pelangg
an dan mitra bisnis. Don Ross, Presiden Enterprise, perusahaan sewa mobil Amerika #1 mengat
akan: “Penggunaan teknologi penting sebagai cara agar interaksi individu dengan Anda lebih me
nyenangkan” (Kazanjian 2007, 151). Tidak bisa diabaikan juga bahwa teknologi sebenarnya dici
ptakan, diinovasi, diterapkan, dan berada di bawah kendali manusia.
Kedua, manusia dengan segala unsur kemanusiaannya menentukan keberhasilan bisnis, termasuk
sistem rantai pasokan. Rantai pasokan merupakan rangkaian tahapan yang memungkinkan intera
ksi antara orang-orang lebih daripada kumpulan teknologi dalam menciptakan nilai pelanggan.
Untuk itu, optimasi rantai pasokan ini memerlukan hubungan dan kerjasama di kalangan manaje
men dan karyawan atas dasar kepercayaan, keterampilan/keahlian tenaga kerja, human judgemen
t, pengetahuan, dan pengalaman manusia (Fung, Fung and Wind 2008, 3, 32, 128).
Kemudian, konsep layanan pelanggan mempersyaratkan unsur-unsur kepemimpinan dan kerja ti
m, selain teknologi. Bahkan dengan mengabaikan unsur-unsur tersebut, perusahaan sulit memb
eri layanan pelanggan yang baik sekalipun menggunakan teknologi baru. Dengan tetap diperluk
annya interaksi antar manusia, virtual marketing yang dipraktik luas oleh pebisnis sebaiknya dii
mbangi dengan offline marketing, termasuk distribusi multi-saluran, produk online dan offline, se
rta promosi virtual dan tradisional. Terlepas dari strategi marketing digital yang digunakan untu
k mengiklankan produk berwujud, pelanggan pada dasarnya tetap membeli barang yang berwuju
d dan jasa secara nyata untuk dikonsumsi.
Nada serupa dapat ditemukan pada terciptanya hubungan harmonis antara teknologi dan manusia
pada perusahaan-perusahaan multinasional, seperti Walmart. Perusahaan ritel terbesar yang beru
sia sekitar 60 tahun terkenal memanfaatkan teknologi canggih namun mengakui bahwa unsur hu
bungan manusia selalu dibutuhkan bisnis. Donna Morris, Chief People Officer Walmart (2023)
menyatakan bahwa karyawan mereka telah dan akan selalu membuat sesuatu yang berbeda–sama
seperti inovasi yang telah dan akan selalu memainkan peran penting dalam setiap bisnis yang suk
ses. Di bagian lain, menurut Morris, bisnis masa depan memprioritaskan interaksi manusia yang
bermanfaat sambil memanfaatkan teknologi untuk mengotomasi tugas sehari-hari, keduanya bek
erja secara harmonis.
Sumber:
https://swa.co.id/swa/my-article/teknologi-dalam-bisnis

Pertanyaan
Berdasarkan kasus di atas, maka analisalah:
1. Berikan analisa Anda mengenai teknologi digital dan berikan contoh dari teknol 30
ogi digital.
2. Terkait teknologi dan manusia, bagaimana nilai penting manusia dalam pengem 30
bangan bisnis dan kemajuan teknologi? Berikan analisa Anda
3. Teknologi itu penting, tanpa harus berarti lebih atau paling penting, dalam kegia 40
tan bisnis. Berikan opini Anda mengenai pernyataan tersebut.
Skor Total 100

Jawab

1. Teknologi digital adalah teknologi yang menggunakan sinyal digital untuk mengolah dan ment
ransmisikan informasi. Sinyal digital adalah sinyal yang memiliki nilai-nilai diskrit, biasanya ber
upa bilangan biner (0 dan 1), yang dapat diwakili oleh kode-kode digital. Teknologi digital melib
atkan penggunaan komputer dan perangkat elektronik lainnya untuk mengubah sinyal analog me
njadi sinyal digital, yang kemudian dapat diproses, disimpan, dan dikirimkan secara elektronik.
Teknologi digital memiliki banyak manfaat bagi bisnis, seperti meningkatkan efisiensi, produktiv
itas, kualitas, dan inovasi, memperluas pasar dan pelanggan, meningkatkan komunikasi dan kola
borasi, dan mengurangi biaya dan risiko. Teknologi digital juga membuka peluang bagi bisnis un
tuk menciptakan produk dan layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsum
en yang berubah-ubah.

Berikut adalah beberapa contoh dari teknologi digital yang digunakan dalam bisnis:

 Komputer dan laptop, yang merupakan perangkat yang dapat melakukan berbagai macam operas
i aritmatika dan logika dengan menggunakan program yang tersimpan dalam memori. Komputer
dan laptop dapat digunakan untuk mengelola data, membuat dokumen, melakukan perhitungan,
membuat desain, dan lain-lain. Komputer dan laptop juga dapat terhubung dengan internet dan ja
ringan lainnya untuk mengakses dan berbagi informasi.
 Smartphone dan tablet, yang merupakan perangkat genggam yang memiliki fungsi-fungsi seperti
telepon, kamera, internet, media sosial, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Smartphone dan tablet dapa
t digunakan untuk berkomunikasi, mengambil foto dan video, mengakses internet, mengunduh d
an menggunakan aplikasi, dan lain-lain. Smartphone dan tablet juga dapat terhubung dengan pera
ngkat lain melalui bluetooth, wifi, atau NFC.
 Internet, yang merupakan jaringan global yang menghubungkan jutaan komputer dan perangkat l
ainnya untuk berbagi informasi dan sumber daya. Internet dapat digunakan untuk mencari dan m
engakses informasi, bertransaksi, berinteraksi, belajar, bermain, dan lain-lain. Internet juga mem
ungkinkan bisnis untuk memiliki kehadiran online melalui website, e-commerce, media sosial, d
an platform digital lainnya.
 Cloud computing, yang merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan
dan mengakses data dan program melalui internet, tanpa harus menginstalnya di perangkat lokal.
Cloud computing dapat digunakan untuk menyimpan data, menjalankan program, menyediakan l
ayanan, dan lain-lain. Cloud computing juga memberikan keuntungan seperti skalabilitas, fleksib
ilitas, keamanan, dan hemat biaya.
 Artificial intelligence, yang merupakan teknologi yang membuat mesin dan perangkat dapat men
iru kemampuan manusia dalam belajar, berpikir, dan berinteraksi. Artificial intelligence dapat dig
unakan untuk melakukan analisis data, pengenalan pola, pengambilan keputusan, otomatisasi, pe
rsonalisasi, dan lain-lain. Artificial intelligence juga dapat membantu bisnis untuk meningkatkan
kinerja, kualitas, dan pengalaman pelanggan.
 Internet of things, yang merupakan teknologi yang membuat perangkat-perangkat yang terhubun
g dengan internet dapat saling berkomunikasi dan bertukar data. Internet of things dapat digunak
an untuk mengumpulkan data, mengontrol perangkat, mengoptimalkan proses, dan lain-lain. Inte
rnet of things juga dapat membantu bisnis untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inova
si.
 Augmented reality dan virtual reality, yang merupakan teknologi yang membuat pengguna dapat
merasakan pengalaman yang lebih realistis dan imersif dengan menggunakan perangkat khusus s
eperti kacamata, headset, atau sarung tangan. Augmented reality dan virtual reality dapat digunak
an untuk menampilkan informasi, simulasi, hiburan, dan lain-lain. Augmented reality dan virtual
reality juga dapat membantu bisnis untuk meningkatkan daya tarik, keterlibatan, dan loyalitas pel
anggan.

2. Manusia adalah makhluk yang memiliki nilai penting dalam pengembangan bisnis dan kemaju
an teknologi. Manusia adalah pencipta, pengguna, dan pengembang teknologi yang dapat membe
rikan manfaat bagi bisnis. Manusia juga adalah pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentinga
n bisnis yang dapat memberikan masukan, umpan balik, dan loyalitas bagi bisnis. Tanpa manusia,
teknologi dan bisnis tidak akan ada dan berkembang.

Beberapa alasan mengapa manusia penting dalam pengembangan bisnis dan kemajuan teknologi
adalah:

 Manusia memiliki kemampuan kreatif, inovatif, dan adaptif yang dapat menciptakan dan menge
mbangkan teknologi baru yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan bisnis. Manusia juga dap
at memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, kualitas, dan i
novasi bisnis. Contohnya, manusia dapat menciptakan aplikasi-aplikasi yang memudahkan transa
ksi, komunikasi, dan pemasaran bisnis, seperti Gojek, Tokopedia, dan Shopee.
 Manusia memiliki kemampuan kognitif, emosional, dan sosial yang dapat memahami dan meme
nuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Manusia juga dapat berkomunikasi dan berkolaborasi de
ngan pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan kepuasan, k
eterlibatan, dan loyalitas bisnis. Contohnya, manusia dapat memberikan layanan pelanggan yang
ramah, cepat, dan profesional, seperti yang dilakukan oleh Grab, Traveloka, dan Bukalapak.
 Manusia memiliki nilai moral, etika, dan kemanusiaan yang dapat menjaga dan meningkatkan re
putasi, tanggung jawab, dan keberlanjutan bisnis. Manusia juga dapat mengantisipasi dan mengat
asi dampak negatif teknologi terhadap lingkungan, masyarakat, dan individu. Contohnya, manusi
a dapat melakukan aksi sosial, lingkungan, dan kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat, sep
erti yang dilakukan oleh Unilever, Danone, dan BNI.

Oleh karena itu, manusia tidak boleh diabaikan atau digantikan oleh teknologi dalam bisnis. Man
usia dan teknologi harus saling melengkapi dan bersinergi untuk mencapai tujuan dan visi bisnis.
Manusia harus tetap menjadi pusat dan tujuan dari pengembangan bisnis dan kemajuan teknologi.

3. Saya setuju dengan pernyataan bahwa teknologi itu penting, tanpa harus berarti lebih atau pali
ng penting, dalam kegiatan bisnis. Menurut saya, teknologi adalah salah satu faktor yang menduk
ung keberhasilan bisnis, tetapi bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Ada faktor-faktor lai
n yang juga penting, seperti visi, misi, strategi, budaya, sumber daya manusia, keuangan, hukum,
etika, dan lingkungan. Teknologi harus digunakan sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujua
n bisnis, bukan sebagai tujuan akhir atau nilai tertinggi bisnis.

Teknologi yang baik adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan kapasitas bisn
is. Teknologi yang terlalu maju atau terlalu ketinggalan dapat menimbulkan masalah atau kerugi
an bagi bisnis. Misalnya, teknologi yang terlalu maju dapat menimbulkan biaya yang tinggi, kesu
litan dalam pengoperasian, ketergantungan yang berlebihan, atau risiko keamanan dan privasi. T
eknologi yang terlalu ketinggalan dapat menimbulkan kinerja yang rendah, kualitas yang buruk, i
novasi yang lambat, atau persaingan yang kalah.

Oleh karena itu, teknologi harus dipilih, diterapkan, dan dikembangkan dengan bijak dan bertang
gung jawab oleh bisnis. Teknologi harus disesuaikan dengan karakter, tujuan, dan nilai bisnis. Te
knologi harus diintegrasikan dengan aspek-aspek lain dalam bisnis, seperti manajemen, organisas
i, dan pemasaran. Teknologi harus diawasi, dievaluasi, dan diperbaiki secara berkala oleh bisnis.
Teknologi harus memberikan manfaat bagi bisnis, pelanggan, dan masyarakat, tanpa mengorban
kan aspek-aspek moral, etika, dan kemanusiaan.

Sumber Referensi :
BMP Manajemen EKMA4116

Anda mungkin juga menyukai