Anda di halaman 1dari 15

Perkembangan teknologi Informasi

 Admin disperkimta |  10 Juli 2018 |  96937 kali

 Perkembangan teknologi menjadi hal yang sudah tidak asing lagi perkembangan


teknologi informasi saat ini memang jauh lebih pesat dari tahun tahun sebelumnya
transformasi dari teknologi masalalalu menjadi teknologi yang lebih cangggih mudah
dan cepat.

► Evolusi Perkembangan Teknologi Informasi

    Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi
yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan
pesat teknologi informasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data
interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos
batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan
telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Data atau
informasi yang pada jaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah
sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik.
Tidak berlebihan jika salah satu pakar IBM menganalogikannya dengan perkembangan
otomotif sebagai berikut: “seandainya dunia otomotif mengalami kemajuan sepesat
teknologi informasi, saat ini telah dapat diproduksi sebuah mobil berbahan bakar solar,
yang dapat dipacu hingga kecepatan maximum 10,000 km/jam, dengan harga beli
hanya sekitar 1 dolar Amerika !”. Secara mikro, ada hal cukup menarik untuk dipelajari,
yaitu bagaimana evolusi perkembangan teknologi informasi yang ada secara signifikan
mempengaruhi persaingan antara perusahaan-perusahaan di dunia, khususnya yang
bergerak di bidang jasa.

    Secara garis besar, ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi, yang
dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini. Keempat era
tersebut (Cash et.al., 1992) terjadi tidak hanya karena dipicu oleh perkembangan
teknologi komputer yang sedemikian pesat, namun didukung pula oleh teori-teori baru
mengenai manajemen perusahaan modern. Ahli-ahli manajemen dan organisasi seperti
Peter Drucker, Michael Hammer, Porter, sangat mewarnai pandangan manajemen
terhadap teknologi informasi di era modern.

    Oleh karena itu dapat dimengerti, bahwa masih banyak perusahaan terutama di
negara berkembang (dunia ketiga), yang masih sulit mengadaptasikan teori-teori baru
mengenai manajemen, organisasi, maupun teknologi informasi karena masih
melekatnya faktor-faktor budaya lokal atau setempat yang mempengaruhi behavior
sumber daya manusianya. Sehingga tidaklah heran jika masih sering ditemui perusahaan
dengan peralatan komputer yang tercanggih, namun masih dipergunakan sebagai alat-
alat administratif yang notabene merupakan era penggunaan komputer pertama di
dunia pada awal tahun 1960-an.

►Perkembangan Teknologi Era Komputerisasi


    Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika mini computer dan mainframe
diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia industri. Kemampuan menghitung yang
sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya
untuk keperluan pengolahan data (data processing). Pemakaian komputer di masa ini
ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan
tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan biaya)
dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa.

    Pada era tersebut, belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah
perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan dari perusahaan perusahaan besar
secara tidak langsung “memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada pesaing
yang berarti. Hampir semua perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang
infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu membeli
perangkat komputer untuk membantu kegiatan administrasinya sehari-hari.

    Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu komputer pada saat itu
adalah untuk administrasi back office, terutama yang berhubungan dengan akuntansi
dan keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe untuk melakukan perhitungan
rumit juga dimanfaatkan perusahaan untuk membantu menyelesaikan problem-problem
teknis operasional, seperti simulasi-simulasi perhitungan pada industri pertambangan
dan manufaktur.

► Era Kemajuan Teknologi Informasi

  Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa


komputer memasuki masa-masa “revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC
atau Personal Computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini
computer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop),
seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah
oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan mini computer,
bahkan mainframe). Kegunaan komputer di perusahaan tidak hanya untuk
meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh untuk mendukung terjadinya proses kerja
yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya
menjadi “milik pribadi” Divisi EDP (Electronic Data Processing) pada suatu perusahaan,
di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan
komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing
(end-user computing). Pemakaian komputer di kalangan perusahaan semakin marak,
terutama didukung dengan alam kompetisi yang telah berubah dari monompoli
menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung, perusahaan yang telah memanfaatkan
teknologi komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan perusahaan yang sebagian
prosesnya masih dikelola secara manual.
    Pada era inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang
dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak di
bidang pelayanan atau jasa. Teori-teori manajemen organisasi modern secara intensif
mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Salah satu teori yang paling banyak
dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change
management). Hampir di semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan
pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus
diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Tidak seperti
pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era
manajemen perubahan ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, dimana
komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut.

    Kunci dari keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah penciptaan dan
penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan
dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu mengalir
dengan teratur, cepat, terus-menerus, ke tempat-tempat yang membutuhkannya
(strategis). Ditekankan oleh beberapa ahli manajemen, bahwa perusahaan yang
menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan
makro “regulated free market”. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari
perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen
melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional melihat struktur perusahaan
sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga semuanya diukur secara hirarkis
berdasarkan divisi-divisi atau departemen.

    Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan bebas telah menyebabkan


customers harus pandai-pandai memilih produk yang beragam di pasaran, proses
penciptaan produk atau pelayanan (pemberian jasa) kepada pelanggan merupakan
kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan istilah-istilah
manajemen seperti “market driven” atau “customer base company” yang pada intinya
sama, yaitu kinerja perusahaan akan dinilai dari kepuasan para pelanggannya. Sangat
jelas dalam format kompetisi yang baru ini, peranan komputer dan teknologi informasi,
yang digabungkan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi,
SDM, budaya perusahaan, manajemen, dan komponen terkait lainnya, dalam
membentuk sistem informasi yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan
perusahaan secara strategis. Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan
terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, seorang pelanggan dalam memilih
produk atau jasa yang dibutuhkannya, akan mencari perusahaan yang menjual produk
atau jasa tersebut: cheaper (lebih murah), better (lebih baik), dan faster (lebih cepat).
Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan
keunggulan kompetitif perusahaan. Oleh karena itu, kunci dari kinerja perusahaan
adalah pada proses yang terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang
langsung bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri
pada penciptaan proses (business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan
baiklah sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal.

    Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 1990-an terlihat
banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR (BusinessProcess Reengineering), re-
strukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, instalasi dan pemakaian
sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN), dan lain sebagainya. Utilisasi teknologi
informasi terlihat sangat mendominasi dalam setiap program manajemen perubahan
yang dilakukan perusahaan-perusahaan

► Perkembangan Teknologi Era Globalisasi Informasi

    Belum banyak buku yang secara eksplisit memasukkan era terakhir ini ke dalam
sejarah evolusi teknologi informasi. Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak
pertengahan tahun 1980-an, perkembangan dibidang teknologi informasi (komputer
dan telekomunikasi) sedemikian pesatnya, sehingga kalau digambarkan secara grafis,
kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial.

    Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San


Fransisco pada tahun 1996, para praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama
dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur
mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi
seperti ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib,
yang tiba-tiba membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk
ditemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal tahun
1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut:

    Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi.


Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of
information. Tidak ada negara yang mampu untuk mencegah mengalirnya informasi
dari atau ke luar negara lain, karena batasan antara negara tidak dikenal dalam virtual
world of computer.Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Intranet, Internet,
Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat
sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk
menangkal segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi.
Perusahaan-perusahaan pun sudah tidak terikat pada batasan fisik lagi. Melalui virtual
world of computer, seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan masyarakat
dunia yang terhubung dengan jaringan internet. Sulit untuk dihitung besarnya uang
atau investasi yang mengalir bebas melalui jaringan internet. Transaksi-transaksi
perdagangan dapat dengan mudah dilakukan di cyberspace melalui electronic
transaction dengan mempergunakan electronic money.

    Tidak jarang perusahaan yang akhirnya harus mendefinisikan kembali visi dan misi
bisnisnya, terutama yang bergelut di bidang pemberian jasa. Kemudahan-kemudahan
yang ditawarkan perangkat canggih teknologi informasi telah merubah mindset
manajemen perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan yang banting stir
menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang,
dilema mengenai pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di suatu sisi banyak
perusahaan yang belum siap karena struktur budaya atau SDM-nya, sementara di pihak
lain investasi besar harus dikeluarkan untuk membeli perangkat teknologi
informasi.Tidak memiliki teknologi informasi, berarti tidak dapat bersaing dengan
perusahaan multi nasional lainnya, alias harus gulung tikar. Hal terakhir yang paling
memusingkan kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang ada
pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak
hanya sebagai dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya faktor-
faktor external lain seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis), sosial budaya
(reformasi), yang secara tidak langsung menghasilkan kebijakan-kebijakan dan
peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan.

  Secara operasional, tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi
informasi dalam menyusun sistemnya. Tidak jarang di tengah-tengah konstruksi sistem
informasi, terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan analisa ulang terhadap
sistem yang akan dibangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan
baru akan teknologi informasi yang cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang
mampu adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini
dengan menghasilkan produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object
Oriented Programming), OODBMS (Object Oriented Database Management System),
Object Technology, Distributed Object, dan lain sebagainya.

► Akibat Kemajuan Teknologi "Perubahan Pola Pikir Sebagai Syarat"

    Dari keempat era di atas, terlihat bagaimana alam kompetisi dan kemajuan teknologi
informasi sejak dipergunakannya komputer dalam industri hingga saat ini terkait erat
satu dan lainnya. Memasuki abad informasi berarti memasuki dunia dengan teknologi
baru, teknologi informasi. Mempergunakan teknologi informasi seoptimum mungkin
berarti harus merubah mindset. Merubah mindset merupakan hal yang teramat sulit
untuk dilakukan, karena pada dasarnya “people do not like to change”. Kalau pada saat
ini dunia maju dan negara-negara tetangga Indonesia sudah memiliki komitmen khusus
untuk mengambil bagian dalam penciptaan komponen-komponen sistem informasi,
bagaimana dengan Indonesia?
Masih ingin menjadi negara konsumen? Atau sudah mampu menjadi negara produsen?

Paling tidak, hal yang harus ada terlebih dahulu di setiap manusia Indonesia adalah
kemauan untuk berubah. Tanpa “willingness to change”, sangat mustahillah bangsa
Indonesia dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk membangun kembali bangsa
yang hancur ditelan krisis saat ini.

Berkenalan dengan Kesehatan Mental


 Event
 

 \ Berita
 

 \
Yogyakarta(15/12) - Kesehatan mental begitu istimewa, hingga WHO menetapkan setiap tanggal 10
Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Ditetapkannya momen ini tentu memiliki
tujuan, yaitu mengkampanyekan kesehatan mental dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
isu-isu yang relevan berkaitan dengan kesehatan mental.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kesehatan mental ? Menurt WHO (2004), kesehatan mental adalah
kondisi sejahtera dimana individu mampu :
1. Menyadari kemampuan yang ia miliki;
2. Mengatasi tekanan dan stres dalam kehidupan sehari-hari;
3. Bekerja produktif;
4. dan mampu berkontribusi aktif di lingkungan atau komunitasnya
Lalu, kondisi seperti apa yang masuk dalam kategori mengalami masalah kesehatan mental? Dan, apakah
kita sehat mental? Terdapat suatu istilah mental distress, yakni perasaan yang dialami oleh seseorang
ketika dihadapkan pada situasi yang menimbulkan ketidaknyamanan, misalnya tidak memiliki pekerjaan
tetap, mengalami PHK, beban kerja yang tinggi, banyaknya tugas sekolah, dikhianati teman, dsb.
Berbagai situasi tersebut akan memicu munculnya perasaan seperti sedih, kecewa, merasa bersalah,
pesimis, marah, benci, atau lainnya. Kondisi-kondisi ini sangatlah wajar, karena bagaimanapun juga, kita
akan selalu dihadapkan pada situasi yang sifatnya dinamis dan tidak terduga. Mental distress ini dapat
menjadi sebuah kesempatan bagi individu untuk berupaya mengatasinya dengan menggunakan
ketrampilan penyelesaian masalah secara tepat. Ketika individu mampu mengatasi kondisi tidak nyaman
tersebut dan berhasil mengembangkan dirinya secara positif, maka yang bersangkutan tidak
membutuhkan penanganan lebih lanjut yang mungkin melibatkan tenaga profesional.
Kemudian, kondisi apa yang dapat memicu masalah kesehatan mental lebih lanjut ? Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa mengalami suatu kejadian yang tidak nyaman dalam keseharian adalah hal
wajar. Otak manusiapun juga akan berusaha untuk menyeimbangkan kembali kondisi fisik dan psikologis
dengan cara adaptif. Namun, bila situasi yang terjadi datangnya terus-menerus (beruntun) dan sifatnya
sangat jarang dibanding keadaan mental distress, seperti kematian anggota keluarga, bullying yang sangat
berat,  hingga dirasa mengganggu fungsi keseharian, maka kondisi ini dapat beresiko memicu munculnya
masalah kesehatan mental. Jika individu tersebut belum mampu mengatasi masalah secara optimal, maka
yang bersangkutan dapat melibatkan peran profesional (misalnya psikolog) untuk membantunya
mengupayakan strategi penyelesaian masalah yang lebih efektif.
Terdapat pula istilah gangguan mental, yakni suatu keadaan dimana otak mengalami permasalahan
sehingga individu tidak dapat menjalankan fungsi kesehariannya, sebagai contoh kesulitan tidur hingga
beberapa waktu, mengurung diri di kamar dan menolak aktivitas, gangguan makan yang ekstrem,
menghindari relasi sosial, bahkan munculnya ide atau pikiran menyakiti diri. Kondisi ini tentu sudah
membutuhkan proses diagnosis dan penanganan lebih lanjut sesuai temuan gejala yang dilakukan oleh
profesional seperti psikiater dan psikolog.
Lantas, hal apa saja yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental dan tetap dapat berfungsi
dalam keseharian?
1. Rawatlah diri secara berkala. Anda dapat melakukan teknik self care, yakni serangkaian tindakan untuk
fisik, emosi, dan spiritual  yang mencerminkan cara kita menjaga diri kita sendiri. Self-care bukanlah
sebuah keegoisan, melainkan bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan fisik serta
mental kita.  Meluangkan waktu untuk melakukan self-care dapat membantu kita dalam  mengatasi
stres, kecemasan, bahkan mengontrol kemarahan.  Melakukan aktivitas sederhana dan yang disukai
secara rutin dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis kita. Berikut beberapa contoh yang dapat kita
lakukan sebagai bentuk dari self care.
2. Bekali diri dengan kemampuan problem solving yang optimal. Sadari bahwa masalah hadir untuk
diselesaikan, bukan untuk dihindari (flight response). Pahami pula penyelesaian masalah tidak bersifat
instan, melainkan butuh proses dan konsistensi dalam mengupayakannya. Belajar tentang manajemen
stres dan ketrampilan mengelola emosi, dapat kita gunakan sebagai “amunisi” manakala tengah
dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman.
3. Jangan melabel atau mendiagnosa diri. Memberikan cap bahwa “aku ini payah”, “aku memang pantas
mengalami ini”, dsb hanya akan menimbulkan ketidaknyamaan dalam diri karena adanya rasa tidak
berharga. Atau, “dari artikel ini, sepertinya aku depresi” atau “aku sering alami swing mood, berarti aku
mengalami bipolar”. Diagnosa adalah bagian dari proses pemeriksaan yang dilakukan profesional untuk
membantu pemberian penanganan (medis maupun psikologis) yang tepat terhadap pasien. Jika memang
merasakan ada yang tidak nyaman dan dinilai menurunkan kualitas kesehatan, segera akses layanan
kesehatan untuk melakukan konsultasi dengan tenaga medis dan psikolog.
Sama halnya dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga merupakan sebuah kebutuhan dasar yang
akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Pahami kondisi diri, kenali situasi dan efeknya, upayakan
optimalisasi penyelesaian masalah, serta hubungi profesional jika memang sangat dibutuhkan. Selamat
berproses dalam perjalanan kehidupan. Salam sehat jiwa.
 
Aril Halida, M.Psi, Psikolog - Klinik Psikologi RS Jiwa Grhasia DIY
“MEMAKNAI KEHIDUPAN YANG FANA DENGAN
GAYA HIDUP ISLAMI”
DK Amalia Artikel 29/10/2019  6 Komentar

Manusia diciptakan Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah,
manusia tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Allah SWT
menganugerahi manusia suatu kemampuan yang tidak dimiliki makhluk lain, yaitu
kemampuan berpikir dan kemampuan fisik. Hal itu dimaksudkan untuk membantu
manusia dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai khalifah di bumi. Dengan
kemampuan berpikirnya, manusia dapat membedakan hal-hal yang baik dan buruk di
dalam kehidupan yang fana ini. Dengan anugerah tersebut manusia dalam
kesehariannya dapat mengambil yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, serta
mampu mencegah sesuatu yang dapat berakibat buruk bagi dirinya juga orang lain.
Sedangkan kemampuan fisik yang dimiliknya, manusia dapat berusaha dan bekerja
untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.

Dalam kehidupan manusia sehari-hari islam hadir untuk mengatur kehidupan manusia
di dunia fana ini, dengan berlandaskan pada kitab suci Al-Qur’an yang turun sebagai
kitab suci untuk seluruh umat manusia dari awal peradaban manusia hingga kelak pada
hari akhir zaman. Allah adalah satu – satunya Tuhan yang disembah oleh umat
manusia, dan Nabi Muhammad adalah salah satu utusan dari Allah untuk mengarahkan
umat manusia kepada jalan yang benar. Islam menyebar secara luas, baik itu dalam
ilmu pengetahuannya hingga aturan-aturan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad
ke seluruh penjuru dunia.

Saat kita ditanya apa artinya Islam, maka kita jawab “Islam artinya damai”. Saat  kita
ditanya apa itu agama. Maka jawabnya, “Agama adalah ilmu yang mengajarkan sistem
atau metode dalam hidup di dunia”. Saat kita ditanya apa hakikat ajaran agama Islam,
maka kita jawab dalam satu kalimat singkat, yaitu “Ajaran Ke-Esaan Ilahi”, atau “Ajaran
Tauhid”. Dan saat kita ditanya hubungan antara ajaran Islam dan kehidupan, maka
uraiannya akan panjang dan meluas, seluas kehidupan yang tak bertepi.

Ada dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam kehidupan ini. Yang pertama
ialah kebaikan (al-khair) dan yang kedua ialah kebahagiaan (as-sa’adah). Dua hal
tersebut yang harus dipenuhi oleh manusia yang menginginkan kehidupan yang
sempurna dan luar biasa. Walaupun pada kenyataannya tidak ada yang sempurna dan
luar biasa di dunia ini kecuali Allah SWT. Jika dua hal tersebut terpenuhi dalam setiap
perjalanan hidup manusia, jelas akan membuat manusia merasakan ketentraman lahir
dan batin. Hanya saja, untuk mewujudkan kedua hal tersebut memang bukanlah
sesuatu yang mudah. Masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda
ketika memahami hakikat keduanya, perbedaan inilah yang mendasari munculnya
bermacam ragam gaya hidup manusia.
Perbedaan cara pandang yang akhirnya menjadi perbedaan persepsi itu memunculkan
beragam cara hidup atau yang lebih populer disebut sebagai perbedaan gaya hidup.
Bagi umat muslim, gaya hidup setiap individu telah diatur oleh Allah dan Rasul-Nya
melalui Al Qur’an dan As Sunnah. Keduanya adalah penuntun yang paling tepat untuk
menuju ke arah jalan yang lebih lurus. Namun, seiring perkembangan zaman sepertinya
telah mengubah sebagian besar kaum muslim dalam memahami tuntunan dalam
menjalani hidup. Saat ini sebagian orang memang bergaya hedonis, suka berfoya foya
dan hanya memikirkan kepentingan duniawi saja. Sungguh hal tersebut sangat
bertentangan dengan gaya hidup sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya.

Dalam pandangan Islam gaya hidup dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
pertama gaya hidup Islami dan kedua gaya hidup jahili. Gaya hidup Islami mempunyai
landasan yang mutlak dan kuat, yaitu tauhid. Inilah gaya hidup orang beriman. Adapun
gaya hidup jahili, landasannya bersifat relatif dan rapuh penuh dengan nuansa
kesyirikan, inilah gaya hidup orang kafir. Setiap individu muslim sudah menjadi
keharusan baginya untuk memilih gaya hidup Islami dalam menjalani hidup dan
kehidupannya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT berikut ini yang artinya:

َ ‫ير ٍة َأ َن ۠ا َو َم ِن ٱ َّت َب َعن ِۖي َوس ُۡب ٰ َح َن ٱهَّلل ِ َو َمآ َأ َن ۠ا م َِن ۡٱلم ُۡش ِرك‬
‫ِين‬ َ ِ‫قُ ۡل ٰ َه ِذهِۦ َس ِبيل ِٓي َأ ۡدع ُٓو ْا ِإلَى ٱهَّلل ِۚ َعلَ ٰى بَص‬ 

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk
orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)
Berdasarkan arti ayat tersebut, jelaslah bahwa bergaya hidup Islami hukumnya wajib
bagi setiap muslim, dan gaya hidup jahili adalah haram hukumnya. Hanya saja dalam
kenyataan justru membuat kita sangat prihatin, sebab justru gaya hidup jahili yang
diharamkan itulah yang mendominasi sebagian besar gaya hidup umat Islam.
Fenomena ini persis seperti yang pernah disinyalir oleh Rasulullah SAW. Beliau
bersabda:
“Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad sebelumnya,
sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta”. Ditanyakan kepada Rasulullah, “Ya
Rasulullah, mengikuti orang Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan
mereka?”. (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah, shahih)
Berikut ini adalah beberapa Prinsip Gaya Hidup Islami yang Diridhai Allah :

 Berniat Untuk Ibadah.


Dalam menjalankan suatu hal di dunia ini, baik untuk hal yang berbau modern ataupun
konvensional semuanya harus dilandasi dengan niat ibadah kepada Allah.

 Baik dan Pantas


Segala gaya yang dapat dilakukan dalam kehidupan harus berlandaskan pada dasar
baik dan pantas, dalam arti harus sesuai dengan syariat, akal sehat, serta adat istiadat.

 Halal dan Thayib


Segala hal yang dikenakan untuk menunjang gaya hidup harus bersifat halal secara
hukum islam, serta thayib atau tidak akan merugikan atau menyakiti siapa pun.

 Tanpa Kebohongan
Kehidupan dalam Islam sangat dilarang mengandung kebohongan, semua orang harus
memiliki kejujuran sebagai dasar utama dalam menjalani kehidupan duniawi.

 Tidak Berlebihan
Gaya hidup islami juga melarang seseorang untuk bersikap berlebihan, sebab hal
tersebut hanya akan merugikan diri sendiri dan orang orang disekitarnya. Allah tidak
menyukai orang orang yang gemar memubadzirkan sesuatu.

Berpola hidup sederhana harus dibudayakan dan dilakukan untuk umat Islam. Tak
terkecuali di lingkungan terdekat kita dan keluarga kita. Kalau orang tua memberikan
contoh pada anak-anaknya tentang kesederhanaan, maka anak akan terjaga dari
merasa dirinya lebih dari orang lain, tidak senang dengan kemewahan, dan mampu
mengendalikan diri dari hidup bermewah-mewah. Sederhana adalah suatu keindahan.
Mengapa? Karena seseorang yang sederhana akan mudah melepaskan diri dari
kesombongan dan lebih mudah merasakan penderitaan orang lain. Jadi, bagi orang
yang merasa penampilannya kurang indah, perindahlah dengan kesederhanaan.
Sederhana adalah buah dari kekuatan mengendalikan keinginan.

Dalam Islam, kaya itu bukan hal yang dilarang, bahkan dianjurkan. Perintah zakat bisa
dipenuhi kalau kita punya harta, demikian pula perintah haji dan banyak kebaikan
lainnya bergantung pada kekayaan. Yang dilarang itu adalah berlebih-lebihan dan
bermewah-mewahan. Hal tersbut bukan berarti mengajak untuk miskin, tapi mengajak
agar kita berhati-hati dengan keinginan hidup mewah. Satu hal yang penting, ternyata di
negara manapun orang yang bersahaja itu lebih disegani, lebih dihormati daripada
orang yang bergelimang kemewahan.

Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat sederhana. Walaupun harta beliau sangat
banyak, rumah beliau sangatlah sederhana, tidak ada singgasana, tidak ada mahkota
walaupun jika beliau mau hal itu akan sangatlah mudah beliau dapatkan. Lalu, untuk
apa Nabi Muhammad memiliki harta? Beliau menggunakan harta tersebut untuk
menyebarkan risalah Islam, berdakwah, membantu fakir miskin, dan memberdayakan
orang-orang yang lemah. Dari apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, kita harus
kaya dan harus mendistribusikan kekayaan tersebut kepada orang lain sebanyak-
banyaknya, terutama untuk orang terdekat.

Maka, bila kita memiliki uang dan kebutuhan keluarga telah terpenuhi, bersihkan dari
hak orang lain dengan berzakat. Kalau masih ada lebih, maka siapkan untuk kerabat
yang membutuhkan. Kekayaan kita harus dapat dinikmati banyak orang. Sederhana
dan tidak berlebihan akan menjadikan kita memiliki anggaran berlebih untuk ibadah,
untuk meningkatkan kemampuan kita beramal saleh menolong sesama. Bukankah
perilaku hemat dan hidup sederhana akan membantu dan meringankan kita di masa
depan? Pentingnya hidup hemat dan kesederhanaan merupakan langkah terbaik yang
kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita harus ingat bahwa Allah menunjuk kita sebagai khalifah di muka bumi
ٓ
ِ ‫َّك َس ِري ُع ۡٱل ِع َقا‬
ٞ ُ‫ب َوِإ َّنهُۥ َل َغف‬
‫ور‬ َ ‫ض ُكمۡ َف ۡو َق َب ۡع ٖض َد َر ٰ َجتٖ لِّ َي ۡبلُ َو ُكمۡ فِي َمآ َءا َت ٰى ُك ۡۗم ِإنَّ َرب‬
َ ‫ض َو َر َف َع َب ۡع‬ َ َ‫َوه َُو ٱلَّذِي َج َعلَ ُكمۡ َخ ٰل‬
ِ ‫ِئف ٱَأۡل ۡر‬
‫رَّ حِي ۢ ُم‬ 

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-An’am:165]
Setiap Muslim adalah pelayan bagi bumi, dan Islam adalah agama yang adil. Kita harus
berusaha untuk hidup dalam keselarasan dan kesederhaaan agar ketenangan jiwa dan
ketentraman selalu dalam hati kita yang Insyaa Allah akan membawa kita lebih dekat
kepada Allah. Hidup hanya sekali gunakan hidup untuk kebaikan dan kebermanfaatan
untuk orang lain. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung. Wallahu
alam bishawab. (Muhammad Anant Adji)

Kpop, antara Hiburan dan Imperialisme Budaya Kompas.com - 29/03/2021, 09:36 WIB BAGIKAN:
Komentar Lihat Foto Patung di Nami Island, Korea Selatan, dari adegan dan lokasi pembuatan
drama Korea Winter Sonata. Gambar diambil pada 25 Oktober 2015.(SHUTTERSTOCK/GUITAR
PHOTOGRAPHER) Editor Heru Margianto PRODUK hiburan Korea Selatan semakin digandrungi
masyarakat Indonesia, mulai dari film, musik Kpop hingga drama Korea, atau yang sering disebut
sebagai Drakor. The World of the Married, Crash Landing on You, Itaewon Class, serta It’s OK to
Not Be OK adalah beberapa dari sederet judul drama Korea yang paling banyak ditonton sepanjang
tahun 2020 (Kompas, 31/12/2020). Di tahun 2021, sejumlah judul Drakor seperti The Penthouse 2,
Vincenzo, River and the Moon Rises serta beberapa judul lainnya sempat menjadi trending topic di
beberapa platform media sosial, khususnya di twitter. Popularitas Drakor di Indonesia memang
sudah tidak diragukan lagi, terutama di kalangan generasi milenial dan kelompok ibu rumah tangga
dengan demografi penonton rentang usia 20 hingg 49 tahun. Alasannya sederhana, selain suguhan
cerita romantis yang diperankan aktor tampan dan aktris cantik, episode Drakor bisa dibilang tidak
terlalu panjang sehingga membuat penonton tidak merasa bosan dan terpuaskan. Selain itu,
umumnya ceritanya juga sederhana dan dekat dengan keseharian, misalnya kisah seorang pria
tampan yang memperjuangkan cintanya dengan perempuan miskin dibungkus dengan sentuhan
cerita yang romantis, memilukan, dan kebanyakan berakhir bahagia. Selain itu, peran platfom media
sosial serta tayangan digital resmi seperti Netflix, Iflix, Vidio, Viki, juga memudahkan khalayak untuk
mengakses dan menikmati drama Korea. Gelombang Korea (Korean wave) di negara-negara Asia
Yang (2012) dalam The Korean Wave (Hallyu) in East Asia: A Comparison of Chinese, Japanese,
and Taiwanese Audiences Who watch Korean TV Dramas mengatakan bahwa produk budaya
populer Korea menyebar ke beberapa negara-negara Asia seperti China, Hongkong, Taiwan,
Singapura, Vietnam, Malaysia, hingga Indonesia sejak pertengahan 1990an. Ada tiga produk
hiburan unggulan yang menjadi komoditas industri hiburan Korea Selatan yaitu film, drama televisi
(Kdrama), dan musik pop (Kpop). Di antara ketiganya, drama televisi yang paling laris dan banyak
digemari oleh masyarakat di Asia. Dari situ, muncullah istilah Hallyu atau Korean wave (gelombang
Korea) yang merujuk pada popularitas produk budaya populer Korea Selatan sebagai kekuatan
besar di banyak negara Asia, mulai dari film, drama, musik, iklan, makanan, produk kecantikan,
hingga fashion. Di Indonesia, kemunculan Kdrama dapat ditelusuri pada kisaran 2002, Endless Love
(Autumn in My Heart) dan Winter Sonata adalah dua judul yang disiarkan oleh stasiun TV swasta
dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Kedua film tersebut sekaligus mengawali masuknya
fenomena Hallyu di Indonesia yang diikuti dengan munculnya sederet judul Kdrama dan berbagai
produk populer Korea Selatan lainnya hingga sekarang. Ragam produk Korea Selatan lainnya yang
cukup banyak diminati masyarakat kita, khususnya generasi milenial, adalah Kpop yang ditandai
dengan suksesnya pagelaran konser boyband dan girlband di Indonesia seperti Super Junior,
Bigbang, Blackpink, dan lain-lain. Pop culture: Imperalisme budaya di Indonesia? Adalah globalisasi
dan kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan interaksi lintas negara dan meleburkan
batas-batas geografis dan kultural, sehingga berbagai kepentingan ideologi, ekonomi, politik, dan
budaya saling bertukar secara kompleks dan kompetitif. Dalam konteks budaya populer Korea
Selatan, Astuti (2012) menyatakan bahwa popularitas Kpop di kalangan remaja kota terjadi akibat
dari kemudahan mengakses internet. Hal yang sama juga membuat kebudayaan pop dari negara
lain seperti Perancis, Jepang, Arab, Inggris diminati oleh masyarakat kita. Dampak dari dua
fenomena global ini membawa kita pada istilah imperalisme budaya yang merujuk pada proses
pengaruh sosial yang meliputi kepercayaan, nilai-nilai, pengetahuan, dan norma perilaku serta cara
hidup dari suatu negara ke negara lain (Berltran, 1978). Salah satu efek langsung dari imperalisme
budaya adalah terkikisnya identitas dan kearifan lokal seperti adat istiadat, musik, serta cara hidup
masyarakat lokal. Di Indonesia, gejala imperalisme budaya dapat ditarik dari masa kolonial yang
menempatkan kebudayaan Belanda sebagai hegemoni. Sementara itu, Bettina David dalam
tulisannya Bollywood, Dangdut Music, and Globalizing Modernities in Indonesia telah menemukan
bagaimana pengaruh asing dari India, Arab, Turki mempengaruhi musik populer Dangdut. Di era
Orde Lama, gempuran budaya pop Barat seperti musik rock and roll, yang sempat digemari publik
dilarang karena dianggap berpotensi menggeser budaya lokal. Semangat anti-imperalisme
ditunjukkan melalui prinsip Trisaktinya, yaitu berdaulat secara politik, ekonomi, dan kebudayaan
sehingga segala bentuk produk asing dilarang, bahkan kelompok musik, Koes Ploes, pernah
dipenjara karena dianggap terinspirasi dari The Beatles. Kemudian di era Orde Baru, Presiden
Soeharto membuka kembali keran yang sempat menutup imperalisme budaya Barat, artinya segala
produk Barat seperti teknologi dan budaya pop secara masif masuk secara bebas, alhasil kita mulai
sering menikmati produk-produk pop Barat seperti film, musik, fashion hingga makanan seperti McD
dan KFC. Di era reformasi, politik kebudayaan semakin terbuka lebar, namun di era ini imperalisme
budaya bukan hanya datang dari Barat, tetapi juga dari negara-negara non-Barat (Jepang, India,
Cina, Korea, Timur Tengah). Ariel Heryanto (2015) dalam bukunya Identitas dan Kenikmatan: Politik
Budaya Layar Indonesia mengatakan bahwa dalam konteks pop culture, musik populer Amerika dan
film Hollywood memang masih berpengaruh namun tidak lagi secara ekslusif menjadi hegemoni.
Lebih lanjut lagi ia menegaskan bahwa wacana dikotomi Timur versus Barat tidak lagi menonjol di
ranah diskusi publik di era yang dijuluki sebagai “Abad Asia”. Kebudayaan pop dari negara non-
Barat (peripheral) hadir sebagai counter-culture dari dominasi dan hegemoni budaya Barat. Apakah
Indonesia juga melakukan imperalisme budaya? Mungkin kita pernah menonton acara ajang
pencarian bakat musik dangdut D'Academy Asia tahun 2016 lalu yang ditayangkan dan diproduksi
Indosiar. Yang menarik dari reality show tingkat Asia ini adalah bagaimana kontestan yang berasal
dari Asia Tenggara dipaksa menyanyikan lagu dangdut asli Indonesia. Upaya dangdut-isasi ini boleh
jadi merupakan bentuk imperalisme budaya kita kepada negara Asia Tenggara yang masyarakatnya
mungkin tidak begitu akrab dengan musik dangdut. Kebijakan dan strategi kebudayaan 
Konsekunesi globalisasi dan kemajuan teknologi-informasi memang telah mempengaruhi eksistensi
budaya lokal kita dan membawa kita pada kondisi ‘krisis kebudayaan’. Lalu bagaimana kita
memelihara kebudayaan nusantara di tengah gempuran budaya asing? Diperlukan kebijakan dan
strategi kebudayaan yang tepat untuk mengatasi hal ini dengan bersikap terbuka terhadap
modernitas namun tetap memiliki jati diri sebagai bangsa yang berdaulat dan bermatabat. Dirjen
Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menawarkan enam program prioritas untuk menanggulangi
permasalahan kebudayaan, antara lain jalur rempah, desa pemajuan kebudayaan, repatriasi cagar
budaya, media kebudayaan, advokasi masyarakat adat, dan BLU museum. Namun yang terpenting
lagi adalah kita harus membangun branding nation yang positif dan berkarakter di kalangan
masyarakat, khususnya generasi muda, untuk melindungi bangsa dari gempuran arus kebudayaan
global. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari
bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link
https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di
ponsel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kpop, antara Hiburan dan Imperialisme
Budaya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/29/093631665/kpop-antara-
hiburan-dan-imperialisme-budaya?page=all.

Editor : Heru Margianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Anda mungkin juga menyukai