Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh Akuntansi

Terhadap Perkembangan
Ilmu Teknologi

Nama:
Ingrid Suchiana Putri
Komputer Akuntansi
DAFTAR ISI

I. Bab I

I.1 Pendahuluan……………………………………………………………........ 2

I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………2

II. Bab II

II.1 Pembahasan………………………………………………………………….4

II.1.1 Teknologi Informasi dan Perkembangannya………………………4

II.1.2 Teknologi Informasi terhadap bidang Akuntansi Managemen……7

II.1.3 Perkembangan Teknologi Informasi………………………………13

III. Bab III

Kesimpulan………………………………………………………………………18

Daftar Pusaka…………………………………………………………………….19
BAB I

PENDAHULUAN

Pada masa kini, sebagian besar masyarakat semakin merasakan informasi

sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan

dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu

komoditi yang dapat diperdagangkan. Keadaan ini terbukti dengan semakin

berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti stasiun televisi, surat kabar,

radio dan internet yang telah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia. Perubahan

lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut didukung oleh kemajuan teknologi

informasi disegala bidang. Hal ini telah mendorong transformasi masyarakat

tradisional menjadi masyarakat informasi.

Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak dalam kehidupan

masyarakat. Sejak diketemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia

telah memasuki era informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor

penggeraknya telah mengubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis komputer

mulai dikenal orang dan hingga saat ini sudah banyak software yang dapat

digunakan orang sebagai alat pengolah data untuk menghasilkan informasi.

Dibidang akuntansi, sistem pemrosesan informasi akuntansi berbasis komputer

banyak ditawarkan dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi para

akuntan untuk menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu,

lengkap, dapat dipahami, dan teruji.

Dalam era bisnis global, pengaruh kemajuan teknologi informasi tidak dapat

dihindarkan lagi, seperti penggunaan telepon, faksimili, komputer, dan satelit dalam

berbagai aktivitas sarana berkomunikasi perusahaan. Teknologi informasi

memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi dari tempat yang berjauhan

dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang murah.

Manajemen organisasi harus tanggap pada perubahan lingkungan ini jika ingin

organisasinya tetap dapat bertahan dan meningkat kinerjanya. Manajemen

organisasi juga harus sensitif terhadap pengaruh perkembangan teknologi yang


mencakup informasi, peralatan teknik dan proses dalam mengubah input menjadi

output. Selain itu, manajemen harus dapat memahami dengan baik peran sistem

informasi dalam organisasi (Eliot, 1992).

Perubahan lingkungan ini juga menuntut akuntansi manajemen sebagai suatu

sistem informasi untuk menyediakan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat

waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka pengambilan keputusan

manajemen.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan Teknologi Informasi di Era Globalisasi?


2. Bagaimana pengaruh perkembangan Teknologi Informasi terhadap
bidang Akuntansi Managemen?
3. Apa saja masalah yang timbul akibat perkembangan Teknologi
Informasi dan bagaimana cara mengatasinya?
BAB II

PEMBAHASAN

1. TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERKEMBANGAN

Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi

dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin

singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya

tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk

mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan baru dengan

memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan

interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada pemrosesan

data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua

aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi

informasi.

Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi

komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras,

perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi

lainnya. Selanjutnya, teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi

untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan

keputusan.

Ada berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi

informasi yang muncul, antara lain Electronic Data Processing Systems, Data

Processing Systems (DPS), Decision Support System (DSS), Management


Information

System (MIS), Executive Information Systems (EIS), Expert System (ES) dan

Accounting Information System (AIS) (Bodnar, 1998). Saluran komunikasi yang

dapat digunakan untuk berkomunikasi adalah standard telephone lines, coaxial

cable, fiber optics, microwave systems, communications satellites, cellular radio and

telephone. Sedangkan konfigurasi jaringan yang dapat dipakai untuk berkomunikasi

adalah Wide Area Network (WAN), Local Area Network (LAN), dan Client/Server
Configurations (Romney, 2000).

EDP adalah penggunaan teknologi komputer untuk menyelenggarakan

pemrosesan data yang berorientasi pada transaksi organisasi. Sistem ini digunakan

untuk mengolah data transaksi yang sifatnya rutin (sehari-hari). Sistem ini tidak

dapat membantu pekerjaan pihak manajemen yang berkaitan dengan pengambilan

keputusan. Sistem ini hanya bermanfaat untuk meningkatkan ketepatan waktu dan

frekuensi penyajian laporan. Secara fundamental, EDP merupakan aplikasi sistem

informasi akuntansi dalam setiap organisasi. Istilah data processing (DP)

sebenarnya sama dengan EDP.

MIS merupakan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi

yang berorientasi pada manajemen level menengah. MIS mengakui adanya

kenyataan bahwa para manajer dalam suatu organisasi membutuhkan informasi

dalam rangka pengambilan keputusan dan bahwa sistem informasi berbasis

komputer dapat membantu penyediaan informasi bagi para manajer.

DSS adalah suatu sistem informasi yang datanya diproses dalam bentuk

pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. Karena berorientasi pada pemakai akhir,

maka DSS membutuhkan penggunaan model-model keputusan dan database khusus

yang berbeda dengan sistem DP. DSS diarahkan pada penyediaan data yang nyata,

khusus, dan informasi yang tidak rutin yang diminta oleh manajemen. DSS dapat

digunakan untuk menganalisis kondisi pasar sekarang atau pasar potensial. DSS

juga dapat membantu mengubah proses bisnis, dimana umumnya manajer membuat

semua keputusan, namun dengan adanya teknologi informasi seperti decision

support tools, access database, dan modelling software, pengambilan keputusan

menjadi bagian setiap orang.

ES merupakan sistem informasi yang berbasis pada pengetahuan yang

menggunakan pengetahuan tentang bidang aplikasi khusus untuk menjalankan

kegiatan sebagai konsultan ahli bagi pemakai akhir. Seperti DSS, ES membutuhkan

penggunaan model-model keputusan manajemen dan database khusus. Tidak seperti


DSS, ES juga membutuhkan pengembangan basis pengetahuan dan inference engine.

Jika DSS membantu manajemen dalam rangka pengambilan keputusan, maka ES

membuat keputusan tersebut.

EIS merupakan suatu sistem informasi yang berkaitan dengan kebutuhan

manajemen puncak mengenai informasi strategik dalam proses pengambilan

keputusan strategik. Sedangkan AIS merupakan sebuah sistem yang menyediakan

informasi bersifat keuangan dan non keuangan bagi para pengambil keputusan.

Penggunaan teknologi informasi pada aktivitas perusahaan seperti pada value

chain dapat menghasilkan beberapa keuntungan, seperti penghematan biaya,

percepatan waktu operasi, peningkatan produktivitas, percepatan waktu pengiriman

barang dan jasa kepada pelanggan, serta peningkatan nilai barang dan jasa yang

tinggi pada pelanggan.

Salah satu teknologi informasi yang tidak kalah pentingnya adalah pemakaian

Electronic Data Interchange (EDI). EDI adalah komunikasi antar komputer dengan

tujuan meningkatkan efektivitas dan mengurangi pekerjaan yang sifatnya klerikal.

Hansen dan Hill (1989) mendefinisikan EDI sebagai pergerakan dokumen bisnis

dalam format terstruktur antara berbagai patner bisnis dalam suatu organisasi.

Dengan EDI, dokumen yang diterima dapat memerintahkan komputer secara

otomatis. EDI yang terintegrasi memberikan peluang pada manajer untuk

berkonsentrasi penuh pada pengambilan keputusan strategik dan meningkatkan

kemampuan dalam pengendalian beberapa aktivitas.

Teknologi akan terus berkembang. Teknologi informasi yang kuat akan menjadi

competitive edge bagi perusahaan dan sekaligus menjadi entry barrier (Fasio, 1994).

Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang, tidak ada alasan untuk tidak

menggunakan teknologi sepanjang hal itu dapat mempermudah perusahaan

menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Hanscombe, 1989).


2. PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN

Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang

memproses input sehingga menghasilkan output untuk mencapai tujuan khusus

manajemen. Proses adalah inti dari sistem informasi akuntansi manajemen. Proses

dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan, (collecting), pengukuran

(measuring), penyimpanan (storing), analisis (analysis), pelaporan (reporting), dan

pengelolaan (managing) informasi. Output yang dihasilkan dapat berupa laporan

khusus, biaya produksi, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan

komunikasi personal. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen

diilustrasikan pada Gambar 1.

Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama, yaitu (1)

untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa,

produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, (2) untuk menyediakan

informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan

perbaikan yang berkesinambungan, serta (3) untuk menyediakan informasi yang

berguna dalam pengambilan keputusan (Hansen, 2000). Ketiga tujuan ini

mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainnya membutuhkan informasi

akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana cara menggunakannya.

Informasi akuntansi manajemen dapat membantu manajemen mengidentifikasikan

suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Informasi

akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup manajemen,

meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Lebih jauh lagi,

kebutuhan akan informasi tidak terbatas pada organisasi manufaktur, tetapi juga

mencakup organisasi dagang dan jasa.

Lingkungan ekonomi yang dihadapi banyak perusahaan dewasa ini telah

menuntut adanya pengembangan terhadap praktek-praktek akuntansi manajemen

yang inovatif dan relevan. Tekanan persaingan global telah mengubah lingkungan

ekonomi. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan baru pada bidang


akuntansi manajemen, setidak-tidaknya untuk sejumlah besar organisasi. Karena

lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen tradisional tidak digunakan lagi.

Faktor-faktor kunci perubahan ini adalah

(1) orientasi kepada pelanggan,

(2) perspektif lintas fungsional,

(3) persaingan global),

(4) manajemen mutu total (TQM),

(5) waktu sebagai unsur kompetitif,

(6) kemajuan dalam teknologi informasi,

(7) kemajuan lingkungan manufaktur,

(8) pertumbuhan dan deregulasi dalam industri jasa, dan

(9) manajemen berdasarkan aktivitas (ABM).

Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan dengan teknologi informasi.

Yang pertama erat kaitannya dengan manufaktur yang terintegrasi dengan

komputer (Computer-Integrated Manufacturing = CIM). Dengan proses produksi

terotomatisasi, komputer digunakan untuk memonitor dan mengendalikan berbagai

operasi. Dengan penggunaan komputer, sejumlah besar informasi yang berguna

dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera. Apa yang sedang

terjadi di bagian produksi dapat diketahui dengan segera pula. Sekarang sudah

dimungkinkan untuk memantau produk secara terus menerus ketika mereka

bergerak menuju pabrik dan mencatat berbagai hal pada saat yang sama, seperti

biaya unit yang diproduksi, bahan yang digunakan, sisa, dan biaya produksi.

Hasilnya adalah suatu sistem informasi yang secara terpadu mengintegrasikan data

proses produksi dengan pemasaran dan akuntansi.

Otomatisasi tersebut dapat meningkatkan kuantitas dan kecepatan informasi.

Karena manajer memanfaatkan nilai sistem informasi yang lebih kompleks, maka

mereka harus memiliki akses data dari sistem dan mampu memilah serta

menganalisisnya secara cepat dan efisien. Di lain pihak, ini mengimplikasikan

bahwa alat-alat untuk analisis harus andal.

Kemajuan kedua adalah ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan, seperti


ketersediaan komputer personal (PC), software, dan paket-paket grafis yang

memudahkan pengguna (user friendly). Komputer personal berfungsi sebagai

penghubung komunikasi ke sistem informasi perusahaan, sedangkan software dan

paket grafis memberikan manajer kemampuan analitis untuk menggunakan

informasi tersebut. Alat bantu PC dan software tersedia bagi manajer dari semua

jenis organisasi. PC dan software yang mudah pengoperasiannya memungkinkan

manajer melakukan lebih banyak analisis dan mengurangi ketergantungannya pada

departemen sistem informasi yang tersentralisasi. Jika sebuah PC juga bertindak

sebagai suatu terminal dan dihubungkan ke database organisasi, maka manajer

dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak laporannya.

Akuntan manajemen sekarang lebih fleksibel merespon kebutuhan manajerial untuk

aktivitas kalkulasi biaya produksi yang lebih kompleks. Selain itu, kemampuan

perhitungan yang cepat dewasa ini telah memungkinkan penyusunan laporan pada

saat dibutuhkan. Banyak perusahaan menemukan bahwa peningkatan daya respon

dari sistem informasi akuntansi manajemen kontemporer memungkinkan mereka

merealisasikan penghematan biaya secara berarti melalui penghapusan sejumlah

besar laporan bulanan internal.

Hansen dan Mowen (2000) menyatakan bahwa akuntansi manajemen tidak

hanya dipengaruhi oleh lingkungannya, namun akuntansi manajemen itu sendiri

dapat mempengaruhi perkembangan dalam organisasi, masyarakat, dan lingkungan

lainnya.

Beberapa trend yang berpengaruh pada bidang akuntansi manajemen antara

lain adalah increasing requirement, advance informations technology, dan just in time

divercity. Perkembangan yang terjadi dalam akuntansi manajemen akibat kemajuan

teknologi informasi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu customer orientation, total

quality management, time as competitive element, advances in the information

technology, advances in the manufacturing environment, service industry growth dan

global competition.

Akuntansi manajemen harus mampu menghadapi tantangan perubahan


lingkungan sehingga dapat menghasilkan informasi yang sesuai dengan perubahan

teknologi manufaktur, teknologi sistem informasi dan persaingan global. Sistem

akuntansi manajemen harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

Selain itu, kemajuan teknologi membawa dampak terhadap perkembangan dunia

industri yang menuntut adanya kriteria penilaian kinerja perusahaan untuk

mencapai tujuan secara optimal. Kriteria tersebut menyebabkan bidang akuntansi

manajemen untuk dapat menyajikan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat

waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka pengambilan keputusan

manajemen, baik strategik maupun taktis.

Kemajuan teknologi informasi juga membawa dampak besar pada

perkembangan dalam paradigma maupun pada teknologi manufaktur. Beberapa

faktor akuntansi manajemen yang mendasar mengalami perubahan akibat

penggunaan teknologi informasi. Perubahan tersebut antara lain mencakup proses

perencanaan, pengendalian aktivitas rutin, struktur organisasi dan situasi kerja.

Dalam situasi dimana lingkungan berubah, maka rencana organisasi juga harus

berubah agar tetap bertahan dan keadaan organisasi tetap stabil. Organisasi yang

dihadapkan dengan perubahan lingkungan harus responsif jika tidak ingin

mengalami penurunan aktivitas yang tidak dapat dihindarkan. Kondisi ini

mengharuskan manajemen untuk selalu melakukan peningkatan yang inovatif

secara kontinu disegala aspek agar perusahaan dapat tetap bertahan dalam

persaingan yang sangat ketat, bahkan dapat memungkinkan perusahaan dapat

menjadi leading company.

Akuntansi manajemen hendaknya memperhatikan aplikasi konsep-konsep

manajemen dan akuntansi yang tepat, serta teknik untuk menyajikan informasi

keuangan yang berguna bagi manajemen dalam melakukan perencanaan,

pengawasan, pengambilan keputusan, dan alokasi sumber daya yang paling

ekonomis. Dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, penerapan

teknologi informasi merupakan suatu tantangan bagi akuntansi manajemen dalam

menghadapi teknologi yang ada. Akuntan manajemenlah yang menentukan


keputusan untuk menyesuaikan kemampuan teknologi informasi dengan

kemampuan atau kapasitas perusahaan. Akuntan manajemen bertanggung jawab

menciptakan iklim yang positif untuk melakukan perubahan didalam suatu

organisasi. Jelasnya, terdapat keuntungan bagi manajemen untuk mengaplikasikan

teknologi informasi. Teknologi informasi juga dapat memberikan kesempatan dan

mendukung perusahaan untuk mampu lebih berkompetisi dalam era globalisasi.

Pengertian kemampuan yang lebih kompetitif mengacu pada penyediaan fasilitas

untuk dapat bersaing melalui perbaikan mutu pelayanan.

Berikut ini adalah beberapa contoh implementasi teknologi informasi dalam

akuntansi manajemen. Penerapan EDI dalam Just In Time (JIT) menawarkan

pengendalian persediaan, mengarahkan orientasi pada kualitas dan efisiensi tenaga

kerja. EDI juga memberikan peluang pada akuntan manajemen dalam

meningkatkan kualitas yang berkaitan dengan production, shedulling, sales

forecasting, mempercepat internal response time, berhubungan secara lebih dekat

dengan pelanggan, dan membantu manajemen dalam meningkatkan pengendalian

aktivitas bisnis. Dalam Activity Based Costing (ABC), teknologi informasi dapat

diterapkan untuk mengolah informasi biaya sehingga dapat memberi kejelasan

mengenai sumber atau penyebab dari pos-pos biaya secara cepat dan terorganisasi.

Sedangkan dalam Total Quality Control (TQC), teknologi informasi dapat diterapkan

untuk melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga memungkinkan menghasilkan

produk yang sempurna (zero-defect) dan mutu produk merupakan tanggung jawab

dari semua bagian. Perkembangan teknologi informasi dalam akuntansi manajemen

juga dapat menyediakan informasi tentang korelasi antara biaya dan waktu dengan

cepat dan relevan. Hal ini menjadikan manajer mampu merespon perubahan kondisi

pasar secara cepat dan tepat. Selain itu, penerapan manufacturing cell dapat

mempercepat waktu yang digunakan untuk produksi dan menurunkan biaya

produksi.

Munculnya Computer–Integrated Manufacturing (CIM) juga merupakan salah

satu bentuk penerapan teknologi informasi. CIM mengaplikasikan beberapa

kemampuan. Yang pertama, produk dirancang melalui pemanfaatan sistem


rancangan komputer (Computer-Assisted Design (CAD)). Yang kedua, rancangan

diuji dengan menggunakan sistem rekayasa komputer (Computer-Assisted

Engineering (CAE)). Yang ketiga, produk dibuat dengan menggunakan sistem

(Computer-Assisted Manufacture (CAM)). CAM menggunakan mesin dan robot


yang

dikendalikan oleh komputer. Yang keempat, sistem informasi yang menghubungkan

berbagai macam komponen terotomatisasi. Salah satu ciri CAM adalah sistem

manufaktur yang fleksibel, yaitu sistem yang mampu membuat produk yang dimulai

dan diakhiri dengan menggunakan robot serta alat-alat otomatis yang dikendalikan

oleh komputer mainframe. Kemampuan menghasilkan berbagai produk yang sama

ini merupakan suatu keunggulan.

Tantangan bagi akuntan manajemen lainnya adalah berupa tekanan luar yang

berasal dari partner dagang (internal pressure). Banyak perusahaan dan organisasi

yang menyadari bahwa mereka tidak dapat melanjutkan aktivitas usahanya bila

tidak bergabung dengan Information Technology Network. Perusahaan yang

ketinggalan dalam menerapkan teknologi informasi akan sulit berkomunikasi

dengan yang lain disamping tidak dapat bersaing. Sedangkan perusahaan yang

telah mengimplementasikan teknologi informasi merasa enggan untuk berhubungan

dengan perusahaan yang belum mengimplementasikan teknologi informasi.

Akuntan manajemen juga harus mempertimbangkan pesatnya perkembangan

teknologi informasi. Mereka harus mampu menyesuaikan tingkat perkembangan

perusahaan dengan tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang ada.

Implementasi teknologi informasi harus mempertimbangkan bukan hanya biaya

investasi saja, melainkan juga biaya perawatan dan biaya operasi, termasuk biaya

tenaga ahli dan pemakaian jaringan pada pihak ketiga.

Akhirnya, dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi informasi

harus juga disesuaikan dengan kultur atau budaya manusia secara umum. Jangan

sampai dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi informasi tersebut

hanya melihat dari sisi teknologinya saja tanpa mempertimbangkan konteks sosial

dan kultur di negara asal yang kondisinya jauh berbeda. Dari gambaran diatas,
terdapat suatu fenomena yang menarik, yaitu sistem informasi dan teknologi yang

canggih akan memberikan peluang untuk membuat organisasi lebih hidup.

3. BERBAGAI MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN CARA MENGATASINYA

Perkembangan teknologi informasi disatu sisi menguntungkan akuntansi

manajemen. Tetapi disisi lain dapat menimbulkan beberapa masalah. Bahkan

teknologi informasi merupakan salah satu penyebab adanya tekanan bisnis pada

organisasi. Permasalahan yang timbul akibat perkembangan teknologi informasi

adalah sebagai berikut:

a. Untuk menerapkan teknologi informasi dalam perusahaan memerlukan biaya

yang besar.

b. Pengembangan teknologi informasi tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan

kemampuan teknis di bidang akuntansi saja, tetapi pengetahuan tentang

teknologi informasi juga harus dikembangkan. Hal ini berkaitan dengan masalah

information literacy yang perlu ditingkatkan agar pemanfaatan teknologi

informasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan mengenai teknologi informasi bukan

sekedar pengetahuan secara teknis, akan tetapi lebih pada kekuatannya secara

strategis.

c. Teknologi informasi yang diterapkan tersebut harus acceptable, artinya dapat

diterima oleh semua orang yang akan menggunakannya. Jika perkembangan

teknologi tidak acceptable, maka dapat menimbulkan perilaku yang tidak

diharapkan seperti resistance to change (penolakan terhadap perubahan).

Resistance to change muncul karena tidak semua orang mudah menerima

perubahan dan menganggap bahwa adanya perubahan berarti hambatan, bahkan

dapat merupakan ancaman. Resistance to change juga dapat timbul karena

kurangnya pengetahuan atau ketidakmampuan dalam mengoperasikan teknologi

informasi yang baru. Sebaliknya, bagi orang-orang yang dinamis, perkembangan

teknologi informasi merupakan dorongan untuk semakin mengembangkan diri.

Beberapa contoh anggapan bahwa perkembangan teknologi informasi merupakan


ancaman, yaitu seorang mandor yang merasa kedudukannya terancam jika pihak

manajemen memutuskan untuk menggunakan sistem pengawasan terpusat

dengan monitor kamera. Atau seorang manajer menganggap perubahan sebagai

ancaman bila wewenang dan kekuasaan yang dimilikinya menjadi berkurang

akibat penerapan teknologi informasi.

d. Perkembangan teknologi informasi menuntut semakin banyaknya keahlian yang

dimiliki oleh karyawan atau pekerja dalam organisasi. Oleh karena itu

pendidikan tambahan dan pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan dari karyawan atau pekerja.

e. Perkembangan teknologi informasi juga memungkinkan hilangnya kesempatan

kerja khususnya bagi karyawan tingkat bawah, karena teknologi informasi

tersebut dapat menjalankan tugas mereka. Teknologi informasi hanya

menciptakan kesempatan kerja baru bagi tenaga ahli atau individu yang benarbenar

memenuhi kualifikasi.

f. Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa perkembangan teknologi informasi

dapat menimbulkan pemborosan, karena diperlukan biaya yang besar untuk

pengadaan peralatan-peralatan yang canggih yang diperlukan serta pengadaan

pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang

dimiliki.

g. Ada juga pihak yang tidak senang dengan kehadiran komputer yang dianggap

menjadikan mereka malas bekerja dan membosankan. Keadaan ini disebut

dengan functional fixaction (tidak bersedia menerima sesuatu yang baru

walaupun sesuatu yang baru itu lebih bermanfaat).

h. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi maka memungkinkan

munculnya kejahatan-kejahatan teknologi informasi.

Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat perkembangan teknologi

informasi, maka diusahakan beberapa tindakan. Masalah resistance to change harus

dihilangkan karena hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas,

meningkatkan angka absensi, dan mengurangi motivasi atau pemogokan kerja

(Gordon, 1993). Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, Gordon

menyarankan agar anggota organisasi atau pekerja dilibatkan dalam pelaksanaan


tugas tertentu dan menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas anggota

organisasi. Selain itu perlu memberikan kesadaran pada karyawan bahwa

penggunaan teknologi informasi dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang

dan menunjukkan kelemahan sistem lama. Selanjutnya Gordon mengajukan

beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi resistance to change terhadap

perubahan implementasi teknologi informasi, antara lain communication,

educational program, evolusional change, employee involment, new policies and

procedures, staff change, temporary structure dan steering committee.

Untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang teknologi informasi,

maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan pendidikan dan pelatihan

serta pemberian ketrampilan-ketrampilan yang relevan.

Selain itu, sebelum pihak manajemen organisasi mengimplementasikan

teknologi informasi yang baru, mereka harus mempertimbangkan besarnya biaya

yang diperlukan dan manfaat yang akan diperoleh (cost – benefit analysis).

Teknologi informasi akan diterapkan apabila manfaat yang diperoleh dengan

menggunakan teknologi informasi lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan

untuk mengimplementasikan teknologi informasi. Hal ini disebut juga sebagai value

of information technology. Oleh karena itu, akuntan manajemen perlu

mempertimbangkannya dengan baik sebelum mengambil keputusan. Keamanan

harus senantiasa ditingkatkan, untuk menghindari penyalahgunaan teknologi

informasi. Misalnya dengan menyimpan komputer pada tempat yang aman, hanya

boleh digunakan oleh orang-orang tertentu yang berkepentingan, penggunaan

password, dan pembuatan access control matrix.


BAB III

KESIMPULAN

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisasi, harus disadari

bahwa lingkungan usaha akan selalu berubah, termasuk teknologi informasi yang

juga mengalami perkembangan. Dengan berkembangnya teknologi informasi

mengakibatkan perubahan-perubahan dalam bidang akuntansi manajemen.

Akuntansi manajemen akan menyesuaikan dengan perkembangan kegiatan

perusahaan.

Kehadiran teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan,

seperti mampu meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan

informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan

teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan

manajemen. Selain itu efisiensi operasi perusahaan dan kinerja perusahaan juga

dapat ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap bertahan dalam era

informasi serta mampu menghadapi persaingan pasar global.

Selain menghasilkan manfaat, perkembangan teknologi informasi juga dapat

menimbulkan beberapa dampak negatif bagi perusahaan, seperti tertutupnya

kesempatan kerja, timbulnya resistance to change serta timbulnya kejahatankejahatan

teknologi informasi yang dapat merugikan perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. and William S. Hopwood, (1998). Accounting Information


System.

7th edition. Upper Saddle River-New Jersey:Prentice-Hall International, Inc.

Elliot, Robbet K. (June 1992). ”The Third Wave Break on the Shore of Accounting”.

Accounting Horizon, vol. VI/2, page:61.

Fazio, Regina (March-April 1994). “The Right Way to go Global:an Interview with

Whirpool CEO, Davit Whitman”. Harvard Business Review, page:135-145.

Gordon, Judit R. (1993). Organizational Behavior. 4th edition. Needham Height-

Mampu: Allyn and Bacon.

Hanscombe, Richard and Philiph Norman (1989). Strategic Leadership: The Missing

Link. International edition, Singapore: Mc Grawhill Book Co.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen (2000). Managemen Accounting. 5th

edition. Cincinnati-Ohio: South-Western College Publishing.

Hansens, JV. And NC. Hill (December 1989). “Control and Audit of Electronic Data

Interchange”. MIS Quarterly. page:402-403.

Romney, Marshall B. and Paul John Steinbart (2000). Accounting Information

System. 8th edition. Upper Saddle River-New Jersey: Prentice-Hall International,

Inc.

Simamora, Henry (1999). Akuntansi Manajemen. Jakarta:Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai