PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan hubungan teknologi dengan organisasi bisnis
2. Menjelaskan mengelola system informasi dalam organisasi bisnis
3. Menjelaskan melindungi kekayaan intelektual dalam organisasi bisnis
4. Menjelaskan hak para stakeholder dan mengelolah keanekaragaman tenaga
kerja dalam organisasi bisnis
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akan menjadi amat mudah dan cepat dengan komputer. Apalagi ditunjang
kemajuan berbagai aplikasi analisa yang amat beragam. Banyak pilihan bagi
perusahaan untuk menggunakan aplikasi mana yang cocok untuk kebutuhan
perusahaan. Penyimpanan dan back up yang mudah juga menjadi nilai plus
komputer. Kini tidak perlu lagi khawatir data hilang asal komputer tidak error.
Kemajuan teknologi di bidang transportasi turut memudahkan perpindahan
arus barang bagi sebuah perusahaan. Berbagai pelayanan kini tersedia baik dari
jalur darat, laut, dan yang paling express yakni jalur udara. Anggaran transportasi
kini menjadi salah satu hal yang paling diperhitungkan mengingat konsekuensi
antara dana dan kecepatan yang kini semakin setara. Transportasi darat memiliki
kelebihan berupa dana yang lebih murah. Transportasi laut memungkinkan
pelayanan antarpulau dan kapasitas dalam jumlah besar. Transportasi udara yang
kini menjadi primadona memiliki banyak kelabihan, antara lain fleksibilitas dan
kecepatan, tapi tidak untuk besarnya kapasitas angkut dan biaya.
Komunikasi menjadi bidang yang paling banyak diperbincangkan.
Kemudahan akses akibat meluasnya jaringan internet telah menggeser keberadaan
alat-alat seperti faksimile, telegram, atau pos. Fasilitas e-mail yang mudah, murah,
dan menyenangkan dengan berbagai fitur menarik kini menjadi pilihan utama.
Internet juga menjadi senjata ampuh untuk pemasaran, mengingat konsumsi
publik yang semakin lama terus meningkat terhadap internet. Adanya jejaring-
jejaring juga membantu mempermudah komunikasi baik antarkaryawan maupun
jajaran direksi. Hubungan-hubungan informal kini dirasa lebih dibutuhkan karena
dinilai lebih mempunyai efek untuk mempererat hubungan.
Selain internet, TV dan radio tetap menjadi fokus konsumsi publik terbesar
yang dimanfaatkan perusahaan terutama dan beriklan. Program TV yang makin
beragam dan bermutu kini juga bisa disisipi kepentingan-kepentingan oleh pihak
tertentu. Misalnya, acara otomotif yang digagas oleh perusahaan transportasi kini
telah banyak menghiasi layar kaca.
Menurut Sukanto Reksohadiprodjo (2000), usaha-usaha untuk
mempertahankan keseimbangan anara penggunaan serta tersedianya sumber daya
dalam menghadapi berbagai persoalan yang sifatnya teknis dan ekonomis.
Kemungkinan saling mengganti antara sumber-sumber yang satu dengan yang
4
lain sejatinya amat terbatas, namun perkembangan teknologi memungkin hal itu,
walau terkadang dibutuhkan biaya yang amat tinggi.
Satu hal yang dikhawatirkan dari pemanfaatan teknologi yang berlebihan
adalah pencemaran lingkungan. Tak bisa dipungkiri, alat-alat teknologi lebih
banyak berbahan anorganik (kimia) daripada bahan alami (organik). Emisi karbon
juga amat besar, terutama pada alat-alat canggih seperti komputer, kendaraan
bermotor, dan Pendingin Ruangan. Sehingga kini para ilmuan mulai mencari
solusi untuk penggunaan teknologi ramah lingkungan yang digagas perusahaan-
perusahaan maju, terutama dari jepang.
5
usahanya, karena mampu membantu dalam pengembangan bisnis dan mengelola
keunggulan kompetitif. Sistem dan teknologi informasi juga diandalkan untuk
meningkatkan efiektivitas dan efisiensi proses-proses bisnis yang ada di
organisasi, sehingga menjadi proses bisnis unggulan (best practice), juga mampu
memfasilitasi jajaran manajer dalam pengambilan putusan dan kolaborasi antar
bagian.
Sistem informasi mengintegrasikan sumber daya manusia, teknologi
(hardware, software dan jaringan komunikasi), sumber data serta kebijakan dan
prosedur kerja, untuk mengelola (menyimpan, mengakses kembali, mengubah dan
menyebarluaskan) informasi dalam sebuah organisasi.Sistem Informasi pada
sebuah organisasi, dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sistem pendukung
operasional (misalnya untuk mengefisienkan taransaksi bisnis, mengendalikan
proses industri, mendukung komunikasi dan kolaborasi) dan sistem pendukung
manajemen (misalnya untuk menyediakan laporan dan tampilan, dukungan
langsung pada proses pengambilan putusan).
Perusahaan melakukan aktivitas kerja menggunakan informasi untuk
beroperasi secara efisien dan meningkatkan kinerja keseluruhan perusahaan.
Sistem informasi digunakan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih
baik dan meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Sistem informasi adalah
proses meningkatkan bisnis yang terletak pada inti bisnis, sistem informasi
digunakan dalam proses bisnis yang mana mengacu kepada metode dimana
pekerjaan dikelola, dikoordinasikan, dan difokuskan untuk memproduksi produk
atau jasa yang bernilai. Proses bisnis adalah arus kerja, informasi, dan
pengetahuan untuk serangkaian aktivitas.
6
Mengubah proses yang ada dengan proses yang baru yang dapat merubah
bisnis.
7
Sistem Keuangan dan Akuntansi
8
atau harta intelek (di Malaysia) merupakan padanan bahasa Inggris intellectual
property right.
9
D. Hak para Stakeholder dan Mengelola Keanekaragaman Tenaga Kerja
dalam Organisasi Bisnis
Stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu
dan permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya isu perikanan, maka
stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan isu perikanan,
seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang
ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang
perikanan, dan sebagainya. Stakeholder dalam hal ini dapat juga dinamakan
pemangku kepentingan.
Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas
pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isu atau suatu rencana.
Beberapa defenisi stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat
memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
Sedangkan secara singkat stekeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan
atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan
suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi
kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap isu.
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap
suatu issu stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok ODA
(1995) mengelompokkan stakeholder kedalam stakeholder primer, sekunder dan
stakeholder kunci . Sebagai gambaran pengelompokan tersebut pada berbagai
kebijakan, program, dan proyek pemerintah (publik) dapat kemukakan kelompok
stakeholder seperti berikut :
1. Stakeholder Utama (Primer) Stakeholder utama merupakan stakeholder
yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan,
program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama
dalam proses pengambilan keputusan. Contohnya :
a. Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait dengan
proyek, yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat
dan yang akan terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan
10
kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat :
Anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu
sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat.
b. Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab
dalampengambilan dan implementasi suatu keputusan.
2. Stakeholder Pendukung (Sekunder) Stakeholder pendukung (sekunder)
adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung
terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian
(consern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh
terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah. Contohnya :
a. Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
b. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
c. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di
bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul
yang memiliki concern (termasuk organisasi massa yang terkait).
d. Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting
dalam pengambilan keputusan pemerintah.
e. Pengusaha(Badan usaha) yang terkait.
3. Stakeholder Kunci. Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang
memiliki kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan.
Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya,
legisltif, dan instansi. Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan
untuk suatu proyek level daerah kabupaten. Contohnya :
a. Pemerintah Kabupaten.
b. DPR Kabupaten.
c. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
11
SIAPA STAKEHOLDER PERUSAHAAN ANDA?
Hak Stakeholder
Pemegang Saham
a. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan
satu saham memberi hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu
suara
b. Memperoleh informasi material mengenai perusahaan secara tepat waktu
dan teratur, agar memungkinkan seorang Pemegang Saham untuk
membuat keputusan penanaman modal berdasarkan informasi yang
dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan
c. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan bagi
Pemegang Saham, dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan
lainnya.
Pelanggan dan Konsumen
12
f. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila
barang dan/atau jasayang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak sebagaimana mestinya.
Pesaing
a. Hak mendapat perlakuan dalam persaingan sesuai dengan aturan dan cara
kompetisi yang baik dan adil.
b. Tidak mencari informasi rahasia pesaing dengan metode penipuan, tidak
jujur, atau tidakpantas atau melanggar hukum.
c. Tidak sengaja merusak reputasi pesaing dengan fitnah tak berdasar.
d. Tidak melakukan tindakan apapun yang melanggar kekayaan intelektual
dan hak cipta dari pesaing
Mitra Dagang
a. Hak mendapat perlakuan yang merata, adil, dan berdasarkan hasil yang
adil dapat diterima kedua belah pihak.
b. Hak untuk dipenuhinya perjanjian kerja sama yang sudah disepakati dan
secara bersama-sama mencari solusi atas masalah yang terjadi dikemudian
hari.
c. Tidak meminta atau menerima aset atau keuntungan lainnya yang tidak
jujur untukperdagangan dengan mitra dagang.
d. Tidak memberikan kerjasama atau mendukung setiap orang atau
organisasi yang melakukan bisnis ilegal atau merupakan ancaman bagi
masyarakat dan keamanan nasional.
e. Berkomitmen untuk mempertahankan hubungan yang berkelanjutan
dengan mitra dagang dan mitra kontrak atas dasar saling percaya.
13
untuk mengurangi adanya konflik kepentingan antara pihak manajemen
perusahaan dengan pihak pemilik perusahaan.
Besarnya kompensasi yang diberikan kepada pihak manajemen dan kepada
pemilik perusahaan adalah berbeda antar perusahaan. Secara umum kompensasi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu berbentuk finansial maupun non-finansial.
Dalam bentuk finansial kompensasi dapat berupa gaji, bonus tahunan, opsi saham
dan insentif jangka panjang dalam berbagai bentuk, baik stock plans maupun
bonus. Sedangkan dalam bentuk non-finansial kompensasi dapat berbentuk tugas-
tugas yang menarik, fasilitas kerja yang mewah dan memadai, posisi kerja,
pengakuan, pencapaian tujuan, serta lingkungan kerja yang mendukung.
kompensasi dapat digunakan untuk:
a. Menarik orang-orang yang potensial atau berkualitas untuk bergabung
dengan perusahaan. Dalam hubungannya dengan upaya rekrutmen,
program kompensasi yang baik dapat membantu untuk mendapatkan orang
yang potensial atau berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan karena orang-orang dengan kualitas yang
baik akan merasa tertantang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu,
dengan kompensasi yang dianggap layak dan cukup baik.
b. Mempertahankan karyawan yang baik. Jika program kompensasi
dirasakan adil secara internal dan kompetitif secara eksternal, maka
karyawan yang baik (yang ingin dipertahankan oleh perusahaan) akan
merasa puas.
c. Meraih keunggulan kompetitif. Adanya program kompensasi yang baik
memudahkan perusahaan untuk mengetahui apakah besamya kompensasi
masih merupakan biaya yang signifikan untuk menjalankan bisnis dan
meraih keunggulan kompetitif. Apabila sudah tidak signifikan lagi, maka
perusahaan mungkin akan beralih dengan menggunakan sistem komputer
dan mengurangi jumlah tenaga kerjanya atau berpindah ke daerah yang
tenaga kerjanya lebih murah.
d. Memotivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau mencapai
tingkat kinerja yang tinggi. Dengan adanya program kompensasi yang
14
dirasakan adil, maka karyawan akan merasa puas dan sebagai dampaknya
tentunya akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
e. Melakukan pembayaran sesuai aturan hukum. Dalam hal ini kompensasi
yang diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan aturan hukum yang
berlaku. Contoh, sesuai peraturan pemerintah patokan minimal pemberian
upah yang berlaku saat ini adalah sebesar UMR (upah minimum regional),
maka perusahaan harus memberikan kompensasi kepada karyawannya
minimum sebesar UMR tersebut.
f. Memudahkan sasaran strategis. Suatu perusahaan mungkin ingin menjadi
tempat kerja yang menarik, sehingga dapat menarik pelamar-pelamar
terbaik. Kompensasi dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
sasaran ini dan dapat juga dipakai untuk mencapai sasaran strategis
lainnya, seperti pertumbuhan yang pesat, kelangsungan hidup dan inovasi.
g. Mengokohkan dan menentukan struktur. Sistem kompensasi dapat
membantu menentukan struktur organisasi, sehingga berdasarkan hierarki
statusnya, maka orang-orang dalam suatu posisi tertentu dapat
mempengaruhi orang-orang yang ada di posisi lainnya.
Dengan demikian, kompensasi manajemen bagi para eksekutif perusahaan
bertujuan untuk memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja, mempertahankan
eksekutif perusahaan dan untuk mengurangi adanya konflik kepentingan antara
pihak manajemen perusahaan dengan pihak pemilik perusahaan.
15
2. Kompensasi variabel merupakan kompensasi yang jumlahnya
bervariasi dan/atau waktu pembayarannya tidak pasti. Kompensasi
variabel ini dirancang sebagai penghargaan pada karyawan yang
berprestasi baik. Termasuk kompensasi variabel adalah
pembayaran insentif pada individu maupun kelompok,
gainsharing, bonus, pembagian keuntungan (profit sharing),
rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock-ownership
plans) dan stock-option plans.
3. Kompensasi total adalah benefit atau seringlcali juga disebut
indirect compensation (kompensasi tidak langsung). Termasuk
dalam komponen ini adalah (1) perlindungan umum, seperti
jaminan sosial, pengangguran dan cacat; (2) perlindungan pribadi
dalam bentuk pensiun, tabungan, pesangon tambahan dan asuransi;
(3) pembayaran saat tidak bekerja seperti pada waktu mengikuti
pelatihan, cuti kerja, sakit, saat liburan, dan acara pribadi; (4)
tunjangan siklus hidup dalam bentuk bantuan hukum, perawatan
orang tua, perawatan anak, program kesehatan, dan konseling.
Beberapa bentuk kompensasi yang diberikan oleh perusahaan tersebut
antara lain adalah:
1. Kompensasi Total. Terdiri dari gaji, insentif jangka pendek tahunan,
insentif jangka panjang, bonus dan penghasilan tambahan. Tingkat
kompensasi total ditentukan untuk merefleksikan posisi pasar
(marketplace) untuk memastikan daya saing, maupun tanggung jawab
masing-masing posisi atau jabatan, untuk memastikan ekuitas internal.
Kompensasi total terdiri dari:
(a) Gaji (salary), yang meliputi gaji target yang ditetapkan pada level
menengah dalam kelompok pembanding yang mencerminkan posisi
yang serupa dalam perusahaan, dan gaji dasar, yang merupakan gaji
yang ditentukan oleh kebijakan perusahaan.
(b) Pemberian Insentif Jangka Pendek Tahunan (Annual Short-Term
Incentive Award) yang meliputi kineija perusahaan atas dasar tujuan
bisnis strategi dan target keuangan yang dapat dikuatifikasikan dan
16
konstribusi individual yang dievaluasi pada dasar kriteria yang
mempengaruhi kinerja perusahaan.
2. Kompensasi Jangka Panjang. Kompensasi ini terdiri dari opsi saham dan
unit saham. Dimana penjelasannya yaitu:
(a) Opsi Saham (stock options), dimana pemberian opsi saham berbeda-
beda tergantung pada tingkat gaji dan tidak mengambil opsi saham
yang masih beredar sebagai bahan pertimbangan. Tingkat pemberian
target tergantung pada posisi pemegang jabatan dan total kompensasi
relatif terhadap pasar.
(b) Unit Saham (share unit), yaitu pemberian bagi eksekutif senior dan
karyawan kunci dimana satu unit saham itu ekuivalen atau setara
dengan satu saham biasa yang mungkin diberikan pada pegawai atau
karyawan tertentu yang memilik jabatan pcnting di cabang lain.
17
2. Mengelola keberagaman secara efektif dapat memperbaiki efektifitas
organisasi.Ketika para manager mengelola keberagaman secara efektif,
mereka tidak hanya mendorong manager lainnya untuk memperlakukan
anggota organisasi secara pantas dan adil namun juga menyadari bahwa
keberagaman merupakan sumber daya organisasi yang penting yang dapat
membantu sebuah organisasi meraih keuntungan kompetitif (competitive
advantage).
3. Ada bukti kuat bahwa individu yang berbeda terus mengalami perlakuan
tidak adil ditempat kerja sebagai akibat adanya prasangka, stereotip, dan
diskriminasi buruk.Misalnya, perempuan sering dirugikan di tempat kerja
karena dinomor duakan daripada pria. Pria menerima gaji lebih baik dari
perempuan walaupun memiliki posisi yang sama. Di Amerika muncul
istilah Glass Ceiling untuk menggambarkan sebuah metapora
yangmenyinggung hambatan-hambatan tak tampak yang menghambat
kelompok minoritas dan perempuan dari promosi menuju posisi puncak di
perusahaan.
Ada beberapa sumber keberagaman yang sering menjadi hambatan dalam
perlakuan di tempat kerja, yaitu :
1. Usia (age). Usia para pekerja atau karyawan sering menjadi sumber
perlakuan diskriminatif. Para manager mestinya menjamin bahwa
kebijakan dan prosedur di tempat kerja berlaku untuk semua pekerja
dengan adil, tanpa memperhatikan usia mereka. Mengelola keberagaman
secara efektif, dengan demikian, berarti bahwa semua karyawan dari usia
yang berbeda-beda mampu saling belajar , bekerja bersama-sama dengan
baik,dan saling mengambil keuntungan dari perspektif berbeda yang
mereka miliki.
2. Jenis Kelamin (gender). Sumber diskriminasi lainnya adalah jenis kelamin,
laki-laki atau perempuan.Perempuan sering memperoleh perlakuan
diskriminatif di tempat kerja, baik dari aspek penggajian yang lebih rendah
atau potensi untuk memasuki jabatan yang lebih tinggi. Padahal mestinya
mereka memperoleh hak yang sama jika mereka melakukan pekerjaan
yang sama.
18
3. Ras dan Kesukuan (race and ethnicity ). Ras terkait dengan bangsa
seseorang misalnya, ras Asia, Afrika, atau Amerika.Sedangkan Kesukuan
atau etnisitas sering merujuk pada kelompok orang berdasarkan bahasa
atau budaya. Semakin meningkatnya keberagaman ras dan etnis di tempat
kerja atau dalam organisasi membutuhkan pengelolaan yang efektif
sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber kekuatan organisasi bukan
sebagai kelemahan.
4. Agama (religion). Agama bisa menjadi sumber perlakuan tidak adil dan
diskriminasi di tempat kerja.Oleh karena itu para manager atau perusahaan
harus mengenali, menyadari, dan memahami perbedaan agama dan
keyakinan ini untuk dijadikan sebagai sumber peningkatan loyalitas
karyawan. Hal-hal yang bisa dilakukan para manager misalnya ,menjadwal
pertemuan berdasarkan hari libur agama dan memberi kesempatan
karyawan untuk beribadah pada jam-jam ibadah. Ketika para manager
memahami dan menghormati perbedaan agama ini maka loyalitas
karyawan terhadap perusahaan akan meningkat .
5. Kemampuan/ ketidakmampuan (capabilities / disabilities)
Ketidakmampuan fisik (cacat) sering menjadi sumber diskriminasi.
Perusahaan ataupara manager harus akomodatif terhadap karyawan yang
menyandang ketidakmampuan semacam ini. Hal yang bisa dilakukan para
manager terkait dengan ketidakmampuan karyawan ini diantaranya
memberikan bantuan yang layak terhadap mereka, mengembangkan
lingkungan kerja yang non diskriminatif, dan mendidik organisasi tentang
masalah disability dan bentuk ketidakmampuan lainnya, misalnya cacat
fisik atau penyakit tertentu seperti HIV/AIDS.
6. Latar Belakang Sosial Ekonomi (social economic background ) Istilah
social economic background berhubungan dengan kombinasi antara faktor
kelas social dan faktor pendapatan. Dari perspektif managemen, manager
harus sensitif dan responsif terhadap keragaman tingkat sosial ekonomi
karyawannya, terutama kepada mereka yang kurang beruntung atau
mereka yang berpenghasilan rendah. Bentuk sensitifitas manager itu bisa
berbentuk perhatian terhadap kebutuhan karyawan berpenghasilan rendah
19
dalam hal perumahan, pendidikan anaknya, dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan kerja serta pelatihan-pelatihan yang
mendukung kontribusi mereka terhadap perusahaan.
7. Orientasi Seksual (sexual orientation) Di Amerika Serikat 2% dari 10 %
penduduknya adalah kelompok guy dan lesbian. Kelompok guy dan
lesbian ini sering memperoleh perlakuan diskriminatif terkait dengan
kesempatan kerja dan di dalam lingkungan pekerjaan mereka, termasuk
diIndonesia.
8. Jenis keberagaman lainnya. Jenis keberagaman lain yang sering menjadi
sumber perlakuan diskriminatif adalah aspek pendidikan, pengalaman, dan
penampilan fisik seseorang (kurus atau gemuk,cantik , tampan, dll).
20
adalah sebuah prinsip moral yang menghendaki adanya penggunaan
prosedur yang adil untuk menentukan cara mendistribusikan hasil kepada para
anggota organisasi. Keadilan prosedural akan eksis apabila para manager :
1. Melakukan penilaian secara cermat kinerja bawahannya.
2. Memperhatikan hambatan-hambatan lingkungan bagi kinerja di luar
kendali bawahannya, misalnya kurangnya persediaan, kerusakan mesin,
dan berkurangnya permintaan dari konsumen.
3. Mengabaikan karakteristik personal yang tidak relevan misalnya usia dan
etnisitas bawahan. Seperti keadilan distributif, keadilan procedural
diperlukan tidak hanya untuk menjamin perilaku etik tetapi juga untuk
menghindari terjadinya pelanggaran hukum yang merugikan.
21
1. Adanya komitmen managemen puncak (top management). Komitmen
managemen puncak terhadap keberagaman sangat penting bagi kesuksesan
institusi yang terkait dengan kebijakan tentang keberagaman.
2. Berusaha meningkatkan keakuratan persepsi.
3. Meningkatkan kesadaran tentang keberagaman.
4. Meningkatkan keterampilan keberagaman, yaitu dengan cara memperbaiki
cara para manager dan bawahan saling berinteraksi dan memperbaiki
kemampuan mereka bekerjasama dengan orang yang berbeda.
5. Mendorong fleksibilitas. Manager dan bawahannya harus belajar
bagaimana bersikap terbuka kepada pendekatan dan cara yang berbeda
dalam mengerjakan pekerjaan mereka.
6. Memberikan perhatian yang melekat terhadap bagaimana anggota
organisasi dievaluasi. Evaluasi harus didasarkan pada indikator-indikator
yang obyektif dan jauhdari indikator yang tidak jelas atau bias.
7. Pertimbangkan jumlah. Manager harus memperhatikan perimbangan yang
ada dalam organisasinya, misalnya perimbangan antara pria-wanita di
berbagai lini organisasi.
8. Memberdayakan karyawan guna menghadapi tindakan dan perkataan
diskriminatif. Ketika para manager dan karyawan menyaksikan rekan
sekerjanya atau anggota lainnya melakukan tindakan diskriminatif , maka
mereka harus berani bicara dan mereaksi perilaku tersebut.
9. Memberikan penghargaan kepada mereka yang mampu mengelola
keberagaman secara efektif dalam organisasinya.
10. Memberikan pelatihan yang menggunakan pendekatan multi cabang secara
berkesinambungan. Misalnya, pelatihan peningkatan kesadaran
keberagaman dengan memanfaatkan film, diskusi, role-play, sharing
pengalaman, dll.
11. Mendorong terjadinya mentoring diantara karyawan yang beragam.
Mentoring yaitu proses saling menasehati dan membimbing antara anggota
organisasi yang lebih banyak dan baik pengalamannya kepada mereka
yang masih kurang pengalamannya, dan proses saling membantu untuk
meningkatkan karier mereka dalam organisasi.
22
KESIMPULAN
23
Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional
organisasi akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari
efisiensi kerja tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit,
maupun keseluruhan institusi. Pengelolaan administrasi kerja berbasis teknologi
informasi juga harus mempertimbangkan pengembangan sumber daya manusia
(SDM) serta memperhatikan keberagaman tenaga kerja untuk mendukung
optimalisasi pada pemanfaatan atau implementasi teknologi informasi yang
bertahap yang dimulai dengan perencanaan, pengembangan, ahli kelola,
operasional sampai dengan tahap pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA
24
Lawrence, A.T dan Weber, J, 2008, Business and Society : Stakeholders, Ethics
and Public Policy, 12th ed, USA :McGraw Hill.
25