Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Teknologi banyak dimanfaatkan bagi pengguna yang sangat berpengaruh


terhadap jalannya suatu organisasi atau dalam perusahaan. Teknologi dalam
organisasi bisnis menjadi penting artinya berkaitan dengan ketepatan waktu dan
kebenaran penyediaan informasi yang dibutuhkan pemakai. Era “Globalisasi”
yang ditandai dengan semakin meningkatnya jalur interkoneksi dan
interdependensi dunia, berperan memfasilitasi pertumbuhan perdagangan,
investasi dan keuangan yang lebih cepat dari pendapatan nasional berbagai
negara. Ekonomi nasional suatu negara akan semakin terintegrasi menjadi
ekonomi global. Globalisasi memfasilitasi bergeraknya “4i” (informasi, investasi,
infrastruktur dan individu) untuk melintasi batas-batas negara. Akselerasi proses
globalisasi yang dramatis difasilitasi oleh revolusi di bidang teknologi, yang
mentransformasikan masyarakat dunia memasuki era yang kita kenal dengan “era
informasi”. Dalam era informasi, informasi telah berkembang menjadi komoditas
yang penting dan strategis, serta semakin luas memasuki berbagai sisi dalam
kehidupan masyarakat. Pengelolaan informasi pun semakin canggih dan
berkembang menjadi bisnis yang semakin menguntungkan, sehingga
menampakkan wajah yang industrial-komersial. Proses produksi, pengolahan, dan
penyebarluasan informasi semakin dipermudah dan dipercepat karena dukungan
teknologi yang semakin canggih.

Definisi teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin,


material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Menurut
Miarso (2007) teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses
tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk , produk yang dihasilkan
tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian
integral dari suatu sistem.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan hubungan teknologi dengan organisasi bisnis
2. Menjelaskan mengelola system informasi dalam organisasi bisnis
3. Menjelaskan melindungi kekayaan intelektual dalam organisasi bisnis
4. Menjelaskan hak para stakeholder dan mengelolah keanekaragaman
tenaga kerja dalam organisasi bisnis

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui hubungan teknologi dengan organisasi bisnis
2. Untuk mengetahui mengelola system informasi dalam organisasi bisnis
3. Untuk mengetahui melindungi kekayaan intelektual dalam organisasi
bisnis
4. Untuk mengetahui hak para stakeholder dan mengelolah keanekaragaman
tenaga kerja dalam organisasi bisnis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Teknologi dengan Organisasi Bisnis


Teknologi dewasa ini berkembang begitu pesat dan beragam.
Keberadaannya pun kini telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Teknologi
menawarkan kehidupan yang lebih mudah, efisien, dan nyaman. Kini hampir
tidak ada satupun area kehidupan yang tak mamanfaatkan teknologi mulai dari
yang sederhana sampai yang kompleks. Teknologi memiliki area yang amat luas
sehingga tidak mudah untuk dikategorikan secara spesifik. Sukanto
Reksohadiprodjo (2000) menjelaskan pada hakikatnya, perubahan teknologi dapat
dikelompokkan dalam 4 bidang, meliputi:
1. Bidang komputer;
2. Bidang transportasi dan Komunikasi;
3. Bidang energi dan sumber daya alam;
4. Bidang proses produksi baru.
Perkembangan teknologi di bidang komputer turut mempengaruhi kinerja
intern sebuah organisasi atau perusahaan, terutama di bidang administrasi. Sistem
database dapat dengan mudah mengklasifikasi data perusahaan secara detail dan
akurat. Bahkan sistem ini juga dapat dimanfaatkan untuk absensi pegawai. Pada
umumnya, sistem database mengambil peran penting dalam pendataan inventaris
perusahaan.
Kecanggihan komputer yang semula dikhawatirkan akan menambah jumlah
pengangguran kini malah berlaku sebaliknya, yakni menambah kesempatan kerja.
Hampir semua perusahaan besar kini butuh ahli komputer di bidang pendataan,
informatika (pemrograman), serta tentunya teknisi komputer. Ini dikarenakan
pentingnya keberadaan sumber daya teknologi yang menopang aktivitas
perusahaan.
Kemampuan komputer mangatasi soal-soal kompleks saat ini tidak bisa
disangkal lagi amat membantu kinerja pegawai perusahaan. Pengolahan berbagai
variabel yang akan mamakan waktu lama jika diselesaikan secara manual kini

3
akan menjadi amat mudah dan cepat dengan komputer. Apalagi ditunjang
kemajuan berbagai aplikasi analisa yang amat beragam. Banyak pilihan bagi
perusahaan untuk menggunakan aplikasi mana yang cocok untuk kebutuhan
perusahaan. Penyimpanan dan back up yang mudah juga menjadi nilai plus
komputer. Kini tidak perlu lagi khawatir data hilang asal komputer tidak error.
Kemajuan teknologi di bidang transportasi turut memudahkan perpindahan
arus barang bagi sebuah perusahaan. Berbagai pelayanan kini tersedia baik dari
jalur darat, laut, dan yang paling express yakni jalur udara. Anggaran transportasi
kini menjadi salah satu hal yang paling diperhitungkan mengingat konsekuensi
antara dana dan kecepatan yang kini semakin setara. Transportasi darat memiliki
kelebihan berupa dana yang lebih murah. Transportasi laut memungkinkan
pelayanan antarpulau dan kapasitas dalam jumlah besar. Transportasi udara yang
kini menjadi primadona memiliki banyak kelabihan, antara lain fleksibilitas dan
kecepatan, tapi tidak untuk besarnya kapasitas angkut dan biaya.
Komunikasi menjadi bidang yang paling banyak diperbincangkan.
Kemudahan akses akibat meluasnya jaringan internet telah menggeser keberadaan
alat-alat seperti faksimile, telegram, atau pos. Fasilitas e-mail yang mudah, murah,
dan menyenangkan dengan berbagai fitur menarik kini menjadi pilihan utama.
Internet juga menjadi senjata ampuh untuk pemasaran, mengingat konsumsi
publik yang semakin lama terus meningkat terhadap internet. Adanya jejaring-
jejaring juga membantu mempermudah komunikasi baik antarkaryawan maupun
jajaran direksi. Hubungan-hubungan informal kini dirasa lebih dibutuhkan karena
dinilai lebih mempunyai efek untuk mempererat hubungan.
Selain internet, TV dan radio tetap menjadi fokus konsumsi publik terbesar
yang dimanfaatkan perusahaan terutama dan beriklan. Program TV yang makin
beragam dan bermutu kini juga bisa disisipi kepentingan-kepentingan oleh pihak
tertentu. Misalnya, acara otomotif yang digagas oleh perusahaan transportasi kini
telah banyak menghiasi layar kaca.
Menurut Sukanto Reksohadiprodjo (2000), usaha-usaha untuk
mempertahankan keseimbangan antara penggunaan serta tersedianya sumber daya
dalam menghadapi berbagai persoalan yang sifatnya teknis dan ekonomis.
Kemungkinan saling mengganti antara sumber-sumber yang satu dengan yang

4
lain sejatinya amat terbatas, namun perkembangan teknologi memungkin hal itu,
walau terkadang dibutuhkan biaya yang amat tinggi.
Satu hal yang dikhawatirkan dari pemanfaatan teknologi yang berlebihan
adalah pencemaran lingkungan. Tak bisa dipungkiri, alat-alat teknologi lebih
banyak berbahan anorganik (kimia) daripada bahan alami (organik). Emisi karbon
juga amat besar, terutama pada alat-alat canggih seperti komputer, kendaraan
bermotor, dan Pendingin Ruangan. Sehingga kini para ilmuan mulai mencari
solusi untuk penggunaan teknologi ramah lingkungan yang digagas perusahaan-
perusahaan maju, terutama dari jepang.

B. Mengelola Sistem Informasi dalam Organisasi Bisnis


Persaingan di bidang bisnis pada masa sekarang meningkatkan kebutuhan
manajemen akan informasi. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan
cepat yang disajikan dalam bentuk yang informatif sebagai dasar pengambilan
keputusan. Informasi yang dibutuhkan berasal dari lingkungan eksternal dan
lingkungan internal. Penguasaan terhadap informasi yang berasal dari kedua
lingkungan tersebut sangat penting dalam menentukan strategi yang tepat dalam
persaingan bisnis yang sedang terjadi.
Informasi yang berasal dari lingkungan internal didapat dengan melakukan
pemrosesan terhadap dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pencatatan dan
bukti transaksi yang terjadi. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari
informasi yang berasal dari lingkungan internal dibutuhkan suatu mekanisme
pemrosesan yang memenuhi komponen tersebut. Solusi yang tepat untuk masalah
ini adalah dengan menggunakan sistem informasi yang tepat.
Selain untuk kebutuhan manajemen, sistem informasi yang tepat dibutuhkan
juga untuk memperlancar proses bisnis yang ada di dalam perusahaan. Sistem
informasi yang terpusat dan digunakan oleh setiap bagian yang ada di perusahaan
akan mempercepat pertukaran informasi yang akurat dari dan ke setiap bagian.
Dengan demikian, proses bisnis yang terjadi di dalam perusahaan menjadi lebih
efektif dan efisien.
Sistem Informasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah menjadi
komponen penting dalam organisasi bisnis modern yang sukses menjalankan

5
usahanya, karena mampu membantu dalam pengembangan bisnis dan mengelola
keunggulan kompetitif. Sistem dan teknologi informasi juga diandalkan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses-proses bisnis yang ada di organisasi,
sehingga menjadi proses bisnis unggulan (best practice), juga mampu
memfasilitasi jajaran manajer dalam pengambilan putusan dan kolaborasi antar
bagian.
Sistem informasi mengintegrasikan sumber daya manusia, teknologi
(hardware, software dan jaringan komunikasi), sumber data serta kebijakan dan
prosedur kerja, untuk mengelola (menyimpan, mengakses kembali, mengubah dan
menyebarluaskan) informasi dalam sebuah organisasi.Sistem Informasi pada
sebuah organisasi, dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sistem pendukung
operasional (misalnya untuk mengefisienkan taransaksi bisnis, mengendalikan
proses industri, mendukung komunikasi dan kolaborasi) dan sistem pendukung
manajemen (misalnya untuk menyediakan laporan dan tampilan, dukungan
langsung pada proses pengambilan putusan).
Perusahaan melakukan aktivitas kerja menggunakan informasi untuk
beroperasi secara efisien dan meningkatkan kinerja keseluruhan perusahaan.
Sistem informasi digunakan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih
baik dan meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Sistem informasi adalah
proses meningkatkan bisnis yang terletak pada inti bisnis, sistem informasi
digunakan dalam proses bisnis yang mana mengacu kepada metode dimana
pekerjaan dikelola, dikoordinasikan, dan difokuskan untuk memproduksi produk
atau jasa yang bernilai. Proses bisnis adalah arus kerja, informasi, dan
pengetahuan untuk serangkaian aktivitas.

Sebagai contoh, hampir semua bisnis memiliki cara untuk memperkerjakan


karyawan dalam hal ini proses memperkerjakan karyawan adalah proses bisnis
dalam pengertian serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
memperkerjakan karyawan baru. Dan salah satu tujuan sistem informasi adalah
untuk membuat proses bisnis dengan seefisien mungkin. Terdapat dua cara sistem
informasi meningkatakan proses bisnis dengan efisien yaitu :

6
 Meningkatkan efisiensi proses yang ada.

 Mengubah proses yang ada dengan proses yang baru yang dapat merubah
bisnis.

Sistim Informasi pada proses bisnis sebelumnya dilakukan secara manual,


seperti pengecekan kredit klien atau memeperoleh tagihan, dan pengiriman
pemesanan. Teknologi baru dapat mengubah arus informasi untuk menghentikan
langkah berurutan dengan tugas yang dapat dilakukan secara paralel dan
menghilangkan penundaan pada pembuatan keputusan dengan kata lain informasi
dapat mengubah keseluruhan proses bisnis yang ada menjadi proses bisnis yang
baru.

Perusahaan yang berukuran besar dan menengah memiliki ribuan program


komputer dan ratusan sistem yang berbeda, bahkan perusahaan kecil memiliki
sekumpulan sistem yang berbeda seperti, e-mail untuk pelanggan,google untuk
sarana periklanan, sistem untuk menjaga catatan transaksi penjualan dan menjaga
catatan pemasok.

 Sistem Penjualan Dan Pemasaran

Fungsi penjualan dan pemasaran bertanggung jawab dalam menjual produk


atau jasa organisasi. Dalam pemasaran yang harus diperhatikan adalah mengenali
pelanggan produk atau jasa perusahaan, menentukan kebutuhan dan permintaan
pelanggan, merenacanakan dan mengembangkan produk atau jasa. Sistem
penjualan dan pemasaran membantu manajemen untuk mengawasi pergerakan
yang mempengaruhi produk baru dan kesempatan penjualan, dan mengawasi
kinerja pesaing.

 Sistem Manufaktur dan Produksi

Fungsi manufaktur dan produksi untuk memproduksi barang dan jasa


perusahaan. Sistem manufaktur dan produksi meliputi perencanaan,
pengembangan, dan pemeliharaan fasilitas produksi. Untuk sistem bagian
produksi menetapkan sasaran, pengadaan, penyimpanan, dan bahan produksi

7
untuk membuat produk menggunakan penjadwalan peralatan, fasilitas, bahan
baku, dan tenaga kerja.

 Sistem Keuangan dan Akuntansi

Fungsi keuangan untuk mengelola aset keuangan perusahaan seperti : uang


tunai, saham, obligasi, dan investasi lainnya yang digunakan untuk
memaksimalkan pengembalian atas aset keuangan.

Fungsi Akuntansi bertanggung jawab menjaga dan mengelola catatan


keuangan perusahaan dalam hal penerimaan, pembayaran, depresiasi, penggajian,
yang digunakan untuk menghitung arus dana perusahaan.

 Sistem Sumber Daya Manusia

Fungsi sumber daya manusia untuk menarik, mengembangkan, dan


mempertahan kan tenaga kerja perusahaan dan digunakan untuk mendukung
aktivitas seperti, mengenali karyawan yang potensial.

 Sistem Pemrosesan Transaksi

Manajer operasional membutuhkan sistem yang menyimpan catatan


aktivitas dasar dan transaksi organisasi, seperti penjualan, penerimaan kas,
penggajian, keputusan kredit dan arus bahan baku dipabrik dan sebuah sistem
pemrosesan transaksi adalah sistem terkomputerisasi yang menjalankan dan
mencatat transaksi rutin harian yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.

 Sistem Informasi Manajemen Dan Sistem Pendukung Keputusan

SIM merangkum dan melaporkan operasi dasar perusahaan menggunakan


data yang disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi.

C. Melindungi Kekayaan Intelektual dalam Organisasi Bisnis


Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan
intelektual manusia yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu
pengetahuan, seni dan sastra. Karya ini dihasilkan atas kemampuan intelektual
melalui pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu

8
dan biaya untuk memperoleh “produk” baru dengan landasan kegiatan penelitian
atau yang sejenis. Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI)
atau harta intelek (di Malaysia) merupakan padanan bahasa Inggris intellectual
property right.

Secara substantif pengertian HaKI dapat dideskripsikan sebagai hak atas


kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Karya-
karya intelektual tersebut di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra ataupun
teknologi, dilahirkan dengan pengorbanan tenaga, waktu dan bahkan biaya.
Adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya yang dihasilkan menjadi
memiliki nilai. Apabila ditambah dengan manfaat ekonomi yang dapat dinikmati,
maka nilai ekonomi yang melekat menumbuhkan konsepsi kekayaan (Property)
terhadap karya-karya intelektual. Bagi dunia usaha, karya-karya itu dikatakan
sebagai aset perusahaan.

Kekayaan intelektual membutuhkan perlindungan dari pesaing bagi


perusahaan untuk tetap menguntungkan. Ini membutuhkan paten, hak cipta, merek
dagang atau pelestarian rahasia dagang. Kebanyakan bisnis memiliki nama, logo
dan teknik branding yang serupa yang dapat manfaat dari trademarking. Paten dan
hak cipta di Amerika Serikat sebagian besar diatur oleh hukum federal, sementara
perdagangan rahasia dan trademarking sebagian besar masalah hukum negara.
Karena sifat kekayaan intelektual, bisnis membutuhkan perlindungan dalam setiap
yurisdiksi di mana mereka prihatin tentang pesaing. Banyak negara
penandatangan perjanjian internasional mengenai kekayaan intelektual, dan
dengan demikian perusahaan yang terdaftar di negara-negara tunduk kepada
hukum nasional yang terikat oleh perjanjian ini. Dalam rangka untuk melindungi
rahasia perdagangan, perusahaan mungkin membutuhkan karyawan untuk
menandatangani klausul non-bersaing yang akan memberlakukan pembatasan
pada interaksi karyawan dengan pemangku kepentingan, dan pesaing.

9
D. Hak para Stakeholder dan Mengelola Keanekaragaman Tenaga Kerja
dalam Organisasi Bisnis

1. Hak Para Stakeholder

Stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu
dan permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya isu perikanan, maka
stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan isu perikanan,
seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang
ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di bidang
perikanan, dan sebagainya. Stakeholder dalam hal ini dapat juga dinamakan
pemangku kepentingan.
Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas
pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isu atau suatu rencana.
Beberapa defenisi stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat
memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
Sedangkan secara singkat stekeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan
atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan
suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi
kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap isu.
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap
suatu issu stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok ODA
(1995) mengelompokkan stakeholder kedalam stakeholder primer, sekunder dan
stakeholder kunci . Sebagai gambaran pengelompokan tersebut pada berbagai
kebijakan, program, dan proyek pemerintah (publik) dapat kemukakan kelompok
stakeholder seperti berikut :
1. Stakeholder Utama (Primer) Stakeholder utama merupakan stakeholder
yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan,
program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama
dalam proses pengambilan keputusan. Contohnya :
a. Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait dengan
proyek, yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat

10
dan yang akan terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan
kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat :
Anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu
sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat.
b. Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab
dalampengambilan dan implementasi suatu keputusan.
2. Stakeholder Pendukung (Sekunder) Stakeholder pendukung (sekunder)
adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan secara langsung
terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian
(consern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh
terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah. Contohnya :
a. Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung.
b. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki
kewenangan secara langsung dalam pengambilan keputusan.
c. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di
bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul
yang memiliki concern (termasuk organisasi massa yang terkait).
d. Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting
dalam pengambilan keputusan pemerintah.
e. Pengusaha(Badan usaha) yang terkait.
3. Stakeholder Kunci. Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang
memiliki kewenangan secara legal dalam hal pengambilan keputusan.
Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya,
legisltif, dan instansi. Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan
untuk suatu proyek level daerah kabupaten. Contohnya :
a. Pemerintah Kabupaten.
b. DPR Kabupaten.
c. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.

11
SIAPA STAKEHOLDER PERUSAHAAN ANDA?

Hak Stakeholder
Pemegang Saham
a. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS berdasarkan ketentuan
satu saham memberi hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu
suara
b. Memperoleh informasi material mengenai perusahaan secara tepat waktu
dan teratur, agar memungkinkan seorang Pemegang Saham untuk
membuat keputusan penanaman modal berdasarkan informasi yang
dimilikinya mengenai sahamnya dalam perusahaan
c. Menerima sebagian dari keuntungan perusahaan yang diperuntukkan bagi
Pemegang Saham, dalam bentuk dividen dan pembagian keuntungan
lainnya.
Pelanggan dan Konsumen

a. Hak untuk memilih barang serta mendapatkan barang tersebut sesuai


dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
b. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang.
c. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang yang digunakan.
d. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
e. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.

12
f. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila
barang dan/atau jasayang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak sebagaimana mestinya.
Pesaing
a. Hak mendapat perlakuan dalam persaingan sesuai dengan aturan dan cara
kompetisi yang baik dan adil.
b. Tidak mencari informasi rahasia pesaing dengan metode penipuan, tidak
jujur, atau tidakpantas atau melanggar hukum.
c. Tidak sengaja merusak reputasi pesaing dengan fitnah tak berdasar.
d. Tidak melakukan tindakan apapun yang melanggar kekayaan intelektual
dan hak cipta dari pesaing
Mitra Dagang
a. Hak mendapat perlakuan yang merata, adil, dan berdasarkan hasil yang
adil dapat diterima kedua belah pihak.
b. Hak untuk dipenuhinya perjanjian kerja sama yang sudah disepakati dan
secara bersama-sama mencari solusi atas masalah yang terjadi dikemudian
hari.
c. Tidak meminta atau menerima aset atau keuntungan lainnya yang tidak
jujur untukperdagangan dengan mitra dagang.
d. Tidak memberikan kerjasama atau mendukung setiap orang atau
organisasi yang melakukan bisnis ilegal atau merupakan ancaman bagi
masyarakat dan keamanan nasional.
e. Berkomitmen untuk mempertahankan hubungan yang berkelanjutan
dengan mitra dagang dan mitra kontrak atas dasar saling percaya.

Kompensasi untuk Para Eksekutif


Kompensasi eksekutif merupakan fasilitas yang diberikan bagi eksekutif
dan jajaran pengambil keputusan sebagai insentif atas segala upaya kerja yang
telah dilakukannya. Hal ini dikarenakan para eksekutif tersebut harus bekerja
hanya pada satu perusahaan dan bukan pada perusahaan lain. Secara umum tujuan
dari disusunnya sebuah rencana kompensasi eksekutif adalah untuk memotivasi
karyawan untuk lebih giat bekerja, mempertahankan eksekutif perusahaan dan

13
untuk mengurangi adanya konflik kepentingan antara pihak manajemen
perusahaan dengan pihak pemilik perusahaan.
Besarnya kompensasi yang diberikan kepada pihak manajemen dan kepada
pemilik perusahaan adalah berbeda antar perusahaan. Secara umum kompensasi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu berbentuk finansial maupun non-finansial.
Dalam bentuk finansial kompensasi dapat berupa gaji, bonus tahunan, opsi saham
dan insentif jangka panjang dalam berbagai bentuk, baik stock plans maupun
bonus. Sedangkan dalam bentuk non-finansial kompensasi dapat berbentuk tugas-
tugas yang menarik, fasilitas kerja yang mewah dan memadai, posisi kerja,
pengakuan, pencapaian tujuan, serta lingkungan kerja yang mendukung.
kompensasi dapat digunakan untuk:
a. Menarik orang-orang yang potensial atau berkualitas untuk bergabung
dengan perusahaan. Dalam hubungannya dengan upaya rekrutmen,
program kompensasi yang baik dapat membantu untuk mendapatkan orang
yang potensial atau berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan karena orang-orang dengan kualitas yang
baik akan merasa tertantang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu,
dengan kompensasi yang dianggap layak dan cukup baik.
b. Mempertahankan karyawan yang baik. Jika program kompensasi
dirasakan adil secara internal dan kompetitif secara eksternal, maka
karyawan yang baik (yang ingin dipertahankan oleh perusahaan) akan
merasa puas.
c. Meraih keunggulan kompetitif. Adanya program kompensasi yang baik
memudahkan perusahaan untuk mengetahui apakah besamya kompensasi
masih merupakan biaya yang signifikan untuk menjalankan bisnis dan
meraih keunggulan kompetitif. Apabila sudah tidak signifikan lagi, maka
perusahaan mungkin akan beralih dengan menggunakan sistem komputer
dan mengurangi jumlah tenaga kerjanya atau berpindah ke daerah yang
tenaga kerjanya lebih murah.
d. Memotivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau mencapai
tingkat kinerja yang tinggi. Dengan adanya program kompensasi yang

14
dirasakan adil, maka karyawan akan merasa puas dan sebagai dampaknya
tentunya akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
e. Melakukan pembayaran sesuai aturan hukum. Dalam hal ini kompensasi
yang diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan aturan hukum yang
berlaku. Contoh, sesuai peraturan pemerintah patokan minimal pemberian
upah yang berlaku saat ini adalah sebesar UMR (upah minimum regional),
maka perusahaan harus memberikan kompensasi kepada karyawannya
minimum sebesar UMR tersebut.
f. Memudahkan sasaran strategis. Suatu perusahaan mungkin ingin menjadi
tempat kerja yang menarik, sehingga dapat menarik pelamar-pelamar
terbaik. Kompensasi dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
sasaran ini dan dapat juga dipakai untuk mencapai sasaran strategis
lainnya, seperti pertumbuhan yang pesat, kelangsungan hidup dan inovasi.
g. Mengokohkan dan menentukan struktur. Sistem kompensasi dapat
membantu menentukan struktur organisasi, sehingga berdasarkan hierarki
statusnya, maka orang-orang dalam suatu posisi tertentu dapat
mempengaruhi orang-orang yang ada di posisi lainnya.
Dengan demikian, kompensasi manajemen bagi para eksekutif perusahaan
bertujuan untuk memotivasi karyawan untuk lebih giat bekerja, mempertahankan
eksekutif perusahaan dan untuk mengurangi adanya konflik kepentingan antara
pihak manajemen perusahaan dengan pihak pemilik perusahaan.

Bentuk-bentuk Kompensasi Eksekutif


Selain itu bentuk kompensasi juga dapat berbentuk finansial maupun non-
finansial. Dalam bentuk finansial kompensasi dapat berupa gaji, upah, komisi,
asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan dan sebagainya.
Sedangkan dalam bentuk non-finansial kompensasi dapat berbentuk tugas-tugas
yang menarik, fasilitas kerja yang mewah dan memadai, posisi kcrja, pengakuan,
pencapaian tujuan, serta lingkungan kerja yang mendukung.
Kompensasi total dapat diklasifikasikan dalam tiga komponen utama, yaitu:
1. Kompensasi dasar yaitu kompensasi yang jumlahnya dan waktu
pembayarannya tetap, seperti upah dan gaji.

15
2. Kompensasi variabel merupakan kompensasi yang jumlahnya
bervariasi dan/atau waktu pembayarannya tidak pasti. Kompensasi
variabel ini dirancang sebagai penghargaan pada karyawan yang
berprestasi baik. Termasuk kompensasi variabel adalah
pembayaran insentif pada individu maupun kelompok,
gainsharing, bonus, pembagian keuntungan (profit sharing),
rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock-ownership
plans) dan stock-option plans.
3. Kompensasi total adalah benefit atau seringlcali juga disebut
indirect compensation (kompensasi tidak langsung). Termasuk
dalam komponen ini adalah (1) perlindungan umum, seperti
jaminan sosial, pengangguran dan cacat; (2) perlindungan pribadi
dalam bentuk pensiun, tabungan, pesangon tambahan dan asuransi;
(3) pembayaran saat tidak bekerja seperti pada waktu mengikuti
pelatihan, cuti kerja, sakit, saat liburan, dan acara pribadi; (4)
tunjangan siklus hidup dalam bentuk bantuan hukum, perawatan
orang tua, perawatan anak, program kesehatan, dan konseling.
Beberapa bentuk kompensasi yang diberikan oleh perusahaan tersebut
antara lain adalah:
1. Kompensasi Total. Terdiri dari gaji, insentif jangka pendek tahunan,
insentif jangka panjang, bonus dan penghasilan tambahan. Tingkat
kompensasi total ditentukan untuk merefleksikan posisi pasar
(marketplace) untuk memastikan daya saing, maupun tanggung jawab
masing-masing posisi atau jabatan, untuk memastikan ekuitas internal.
Kompensasi total terdiri dari:
(a) Gaji (salary), yang meliputi gaji target yang ditetapkan pada level
menengah dalam kelompok pembanding yang mencerminkan posisi
yang serupa dalam perusahaan, dan gaji dasar, yang merupakan gaji
yang ditentukan oleh kebijakan perusahaan.
(b) Pemberian Insentif Jangka Pendek Tahunan (Annual Short-Term
Incentive Award) yang meliputi kineija perusahaan atas dasar tujuan
bisnis strategi dan target keuangan yang dapat dikuatifikasikan dan

16
konstribusi individual yang dievaluasi pada dasar kriteria yang
mempengaruhi kinerja perusahaan.
2. Kompensasi Jangka Panjang. Kompensasi ini terdiri dari opsi saham dan
unit saham. Dimana penjelasannya yaitu:
(a) Opsi Saham (stock options), dimana pemberian opsi saham berbeda-
beda tergantung pada tingkat gaji dan tidak mengambil opsi saham
yang masih beredar sebagai bahan pertimbangan. Tingkat pemberian
target tergantung pada posisi pemegang jabatan dan total kompensasi
relatif terhadap pasar.
(b) Unit Saham (share unit), yaitu pemberian bagi eksekutif senior dan
karyawan kunci dimana satu unit saham itu ekuivalen atau setara
dengan satu saham biasa yang mungkin diberikan pada pegawai atau
karyawan tertentu yang memilik jabatan pcnting di cabang lain.

2. Mengelola Keanekaragaman Tenaga Kerja dalam Organisasi Bisnis

Dilihat dari berbagai aspek, keberagaman tenaga kerja semakin bertambah.


Ketikakeberagaman ini dikelola secara efektif, organisasi akan mendapatkan
keuntungan dari beragam perspektif, pendapat, pengalaman, dan pengetahuan
yang berbeda dari para anggotanya untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih baik dan lebih responsif terhadap konsumennya yang semakin beragam pula.
Keberagaman (diversity) adalah ketidaksamaan dan perbedaan diantara
orang yang disebabkan oleh usia, jenis kelamin, ras, etnisitas, agama, latar
belakang social ekonomi, pendidikan, pengalaman, penampilan fisik,
kemampuan/ketidakmampuan, dan ciri-ciri lainnya yang digunakan untuk
membedakan antara orang satu dengan lainnya. Keberagaman memunculkan isu
etik dan tanggungjawab sosial. Demikian juga dalam sebuah organisasi. Jika isu
keberagaman ini tidak dikelola dengan baik organisasi bisa mengalami
keruntuhan, khususnya di lingkungan global. Ada beberapa alasan mengapa
keberagaman menjadi isu penting bagi para manager dan perusahaan :
1. Ada kewajiban etis yang kuat dalam masyarakat untuk memperlakukan
orang secara pantas dan adil.

17
2. Mengelola keberagaman secara efektif dapat memperbaiki efektifitas
organisasi.Ketika para manager mengelola keberagaman secara efektif,
mereka tidak hanya mendorong manager lainnya untuk memperlakukan
anggota organisasi secara pantas dan adil namun juga menyadari bahwa
keberagaman merupakan sumber daya organisasi yang penting yang dapat
membantu sebuah organisasi meraih keuntungan kompetitif (competitive
advantage).
3. Ada bukti kuat bahwa individu yang berbeda terus mengalami perlakuan
tidak adil ditempat kerja sebagai akibat adanya prasangka, stereotip, dan
diskriminasi buruk.Misalnya, perempuan sering dirugikan di tempat kerja
karena dinomor duakan daripada pria. Pria menerima gaji lebih baik dari
perempuan walaupun memiliki posisi yang sama. Di Amerika muncul
istilah Glass Ceiling untuk menggambarkan sebuah metapora
yangmenyinggung hambatan-hambatan tak tampak yang menghambat
kelompok minoritas dan perempuan dari promosi menuju posisi puncak di
perusahaan.
Ada beberapa sumber keberagaman yang sering menjadi hambatan dalam
perlakuan di tempat kerja, yaitu :
1. Usia (age). Usia para pekerja atau karyawan sering menjadi sumber
perlakuan diskriminatif. Para manager mestinya menjamin bahwa
kebijakan dan prosedur di tempat kerja berlaku untuk semua pekerja
dengan adil, tanpa memperhatikan usia mereka. Mengelola keberagaman
secara efektif, dengan demikian, berarti bahwa semua karyawan dari usia
yang berbeda-beda mampu saling belajar , bekerja bersama-sama dengan
baik,dan saling mengambil keuntungan dari perspektif berbeda yang
mereka miliki.
2. Jenis Kelamin (gender). Sumber diskriminasi lainnya adalah jenis kelamin,
laki-laki atau perempuan.Perempuan sering memperoleh perlakuan
diskriminatif di tempat kerja, baik dari aspek penggajian yang lebih rendah
atau potensi untuk memasuki jabatan yang lebih tinggi. Padahal mestinya
mereka memperoleh hak yang sama jika mereka melakukan pekerjaan
yang sama.

18
3. Ras dan Kesukuan (race and ethnicity ). Ras terkait dengan bangsa
seseorang misalnya, ras Asia, Afrika, atau Amerika.Sedangkan Kesukuan
atau etnisitas sering merujuk pada kelompok orang berdasarkan bahasa
atau budaya. Semakin meningkatnya keberagaman ras dan etnis di tempat
kerja atau dalam organisasi membutuhkan pengelolaan yang efektif
sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber kekuatan organisasi bukan
sebagai kelemahan.
4. Agama (religion). Agama bisa menjadi sumber perlakuan tidak adil dan
diskriminasi di tempat kerja.Oleh karena itu para manager atau perusahaan
harus mengenali, menyadari, dan memahami perbedaan agama dan
keyakinan ini untuk dijadikan sebagai sumber peningkatan loyalitas
karyawan. Hal-hal yang bisa dilakukan para manager misalnya ,menjadwal
pertemuan berdasarkan hari libur agama dan memberi kesempatan
karyawan untuk beribadah pada jam-jam ibadah. Ketika para manager
memahami dan menghormati perbedaan agama ini maka loyalitas
karyawan terhadap perusahaan akan meningkat .
5. Kemampuan/ ketidakmampuan (capabilities / disabilities)
Ketidakmampuan fisik (cacat) sering menjadi sumber diskriminasi.
Perusahaan ataupara manager harus akomodatif terhadap karyawan yang
menyandang ketidakmampuan semacam ini. Hal yang bisa dilakukan para
manager terkait dengan ketidakmampuan karyawan ini diantaranya
memberikan bantuan yang layak terhadap mereka, mengembangkan
lingkungan kerja yang non diskriminatif, dan mendidik organisasi tentang
masalah disability dan bentuk ketidakmampuan lainnya, misalnya cacat
fisik atau penyakit tertentu seperti HIV/AIDS.
6. Latar Belakang Sosial Ekonomi (social economic background ) Istilah
social economic background berhubungan dengan kombinasi antara faktor
kelas social dan faktor pendapatan. Dari perspektif managemen, manager
harus sensitif dan responsif terhadap keragaman tingkat sosial ekonomi
karyawannya, terutama kepada mereka yang kurang beruntung atau
mereka yang berpenghasilan rendah. Bentuk sensitifitas manager itu bisa
berbentuk perhatian terhadap kebutuhan karyawan berpenghasilan rendah

19
dalam hal perumahan, pendidikan anaknya, dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan kerja serta pelatihan-pelatihan yang
mendukung kontribusi mereka terhadap perusahaan.
7. Orientasi Seksual (sexual orientation) Di Amerika Serikat 2% dari 10 %
penduduknya adalah kelompok guy dan lesbian. Kelompok guy dan
lesbian ini sering memperoleh perlakuan diskriminatif terkait dengan
kesempatan kerja dan di dalam lingkungan pekerjaan mereka, termasuk
diIndonesia.
8. Jenis keberagaman lainnya. Jenis keberagaman lain yang sering menjadi
sumber perlakuan diskriminatif adalah aspek pendidikan, pengalaman, dan
penampilan fisik seseorang (kurus atau gemuk,cantik , tampan, dll).

Mengelola keberagaman secara efektif tidak hanya memperbaiki bisnis


namun juga merupakan kewajiban etik. Dua prinsip moral yang memberi arahan
pada para manager dalam upaya mereka untuk memenuhi kewajiban ini adalah :
keadilan distributif ( distributitive justice) dan keadilan procedural (procedural
justice).

Distributive Justice
adalah sebuah prinsip moral yang membutuhkan adanya distribusi kenaikan
gaji, promosi, dan sumber daya organisasi lainnya berdasarkan pada kontribusi
yang berarti dari setiap individu dan bukan didasarkan pada karakteristik personal
lainnya yang tidak bisa dikontrol. Prinsip keadilan distributif menjelaskan bahwa
distribusi kenaikan gaji, promosi,tugas-tugas menarik, ruang kantor, dan sumber
daya organisasinya lainnya diantara anggota organisasi harus adil. Distribusi dari
hasil (outcome) ini harus didasarkan pada kontribusi yang berarti dari setiap
individu terhadap organisasi (misalnya, kontribusi waktu, usaha,
pendidikan,keterampilan, kemampuan, dan tingkat kinerja mereka) dan bukan
didasarkan pada hal-hal atau karakteristik individual yang tidak terkait dengan
kinerja dan tidak dapat dinilai (misalnya, jenis kelamin, ras, atau usia).

20
Procedural Justice
adalah sebuah prinsip moral yang menghendaki adanya penggunaan
prosedur yang adil untuk menentukan cara mendistribusikan hasil kepada para
anggota organisasi. Keadilan prosedural akan eksis apabila para manager :
1. Melakukan penilaian secara cermat kinerja bawahannya.
2. Memperhatikan hambatan-hambatan lingkungan bagi kinerja di luar
kendali bawahannya, misalnya kurangnya persediaan, kerusakan mesin,
dan berkurangnya permintaan dari konsumen.
3. Mengabaikan karakteristik personal yang tidak relevan misalnya usia dan
etnisitas bawahan. Seperti keadilan distributif, keadilan procedural
diperlukan tidak hanya untuk menjamin perilaku etik tetapi juga untuk
menghindari terjadinya pelanggaran hukum yang merugikan.

Pengelolaan keberagaman secara efektif Mampu meningkatkan bisnis.


Diantara keuntungan yang akan diperoleh dari pengelolaan keberagaman secara
afektif adalah :
1. Organisasi atau perusahaan akan memperoleh keuntungan kompetitif,
yaitu membantu organisasi menyediakan barang dan jasa yang jauh lebih
baik kepada konsumen.
2. Organisasi dengan karyawan yang beragam akan menjadi lebih kaya
dalam hal pendapat, pendekatan, dan kesempatan yang dapat memperbaiki
keputusan managerial.
3. Organisasi dengan pengelolaan keberagaman yang efektif akan menjadi
organisasi yang lebih kaya dengan gagasan-gagasan kreatif.
4. Organisasi akan mampu memberi layanan yang lebih baik kepada
konsumen yang beragam karena mereka mampu memahami kebutuhan
mereka dengan baik.

Bagaimana mengelola keberagaman secara efektif , ada beberapa langkah


yang bisa dilakukan untuk merubah sikap dan nilai serta mendorong management
keberagaman yang efektif, diantaranya yaitu :

21
1. Adanya komitmen managemen puncak (top management). Komitmen
managemen puncak terhadap keberagaman sangat penting bagi kesuksesan
institusi yang terkait dengan kebijakan tentang keberagaman.
2. Berusaha meningkatkan keakuratan persepsi.
3. Meningkatkan kesadaran tentang keberagaman.
4. Meningkatkan keterampilan keberagaman, yaitu dengan cara memperbaiki
cara para manager dan bawahan saling berinteraksi dan memperbaiki
kemampuan mereka bekerjasama dengan orang yang berbeda.
5. Mendorong fleksibilitas. Manager dan bawahannya harus belajar
bagaimana bersikap terbuka kepada pendekatan dan cara yang berbeda
dalam mengerjakan pekerjaan mereka.
6. Memberikan perhatian yang melekat terhadap bagaimana anggota
organisasi dievaluasi. Evaluasi harus didasarkan pada indikator-indikator
yang obyektif dan jauhdari indikator yang tidak jelas atau bias.
7. Pertimbangkan jumlah. Manager harus memperhatikan perimbangan yang
ada dalam organisasinya, misalnya perimbangan antara pria-wanita di
berbagai lini organisasi.
8. Memberdayakan karyawan guna menghadapi tindakan dan perkataan
diskriminatif. Ketika para manager dan karyawan menyaksikan rekan
sekerjanya atau anggota lainnya melakukan tindakan diskriminatif , maka
mereka harus berani bicara dan mereaksi perilaku tersebut.
9. Memberikan penghargaan kepada mereka yang mampu mengelola
keberagaman secara efektif dalam organisasinya.
10. Memberikan pelatihan yang menggunakan pendekatan multi cabang
secara berkesinambungan. Misalnya, pelatihan peningkatan kesadaran
keberagaman dengan memanfaatkan film, diskusi, role-play, sharing
pengalaman, dll.
11. Mendorong terjadinya mentoring diantara karyawan yang beragam.
Mentoring yaitu proses saling menasehati dan membimbing antara anggota
organisasi yang lebih banyak dan baik pengalamannya kepada mereka
yang masih kurang pengalamannya, dan proses saling membantu untuk
meningkatkan karier mereka dalam organisasi.

22
BAB III
KESIMPULAN

Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional


organisasi akan memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari
efisiensi kerja tetapi juga terhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit,
maupun keseluruhan institusi. Pengelolaan administrasi kerja berbasis teknologi
informasi juga harus mempertimbangkan pengembangan sumber daya manusia
(SDM) serta memperhatikan keberagaman tenaga kerja untuk mendukung
optimalisasi pada pemanfaatan atau implementasi teknologi informasi yang
bertahap yang dimulai dengan perencanaan, pengembangan, ahli kelola,
operasional sampai dengan tahap pemeliharaan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Lawrence, A.T dan Weber, J, 2008, Business and Society : Stakeholders, Ethics
and Public Policy, 12th ed, USA :McGraw Hill.

Miarso, Yusufhadi , 2007, Teknologi , Penerbit Kencana & UNJ: Jakarta.

Reksohadiprodjo, Sukanto dan Gito Sudarmo, Indriyo, 2000, Manajemen


Produksi, Edisi Keempat, BEFE, Yogyakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai