Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KETERLAKSANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5 HARI KERJA

SMP KABUPATEN MALANG

NAMA SEKOLAH : SMP DIPONEGORO KEDUNGBANTENG


ALAMAT : Desa Kedungbanteng Rt. 06 Rw.02, Kedungbanteng, Kec. Sumbermanjing Wetan, Kab. Malang
NAMA KS : PITOYO, S.Pd

A. Faktor yang mendukung untuk dapat dilaksanakannya Pembelajaran 5 hari kerja

No Kondisi riil Sekolah Kondisi Riil Siswa Kondisi Riil Orang Tua Latar belakang Masyarakat
Pendukung
1. Jumlah guru ada 14 semuanya Jumlah siswa kelas 7 = 40 siswa Sebagian besar petani dan Berpendidikan rendah
swasta Kelas 8 = 60 siswa penggarap (kuli)
Kelas 9 = 45 siswa
Total 145 siswa
2. Memiliki 6 ruang belajar , tidak Sebagian besar siswa sulit untuk Tingkat ekonomi menengah ke petani
ada lab ipa, tidak punya lapangan konsentrasi dalam belajar di kelas, bawah
upacara yang memadai karena motivasi belajar yang
kurang
3. Terletak di pedesaan jauh dari Sebagian besar siswa juga masih Pendidikan rendah Ekonomi rendah
jangkauan perkotaan membantu pekerjaan orang
tuanya. Juga siswa banyak yang
orang tuanya bercerai

B. Faktor yang menghambat/kendala untuk dapat dilaksanakannya Pembelajaran 5 hari kerja

No Kondisi riil Sekolah Kondisi Riil Siswa Kondisi Riil Orang Tua Latar belakang Masyarakat
Pendukung
Waktu untuk pelaksanakan Membebani anak secara fisik dan Penambahan jam belajar sekolah Kebanyak Masyarakat Bertani
kegiatan P5 yang biasa psikologis, siswa dihadapi pada praktiknya juga berhubungan sehingga terkadang banyak yang
dilaksanakan hari sabtu menjadi tantangan ketahanan fisik karena dengan penambahan uang saku anak – anaknya diajak Bertani
tidak ada. perubahan jam Pelajaran yang anak di sekolah, dan ini tentu saja untuk membantu kegiatan di
semakin panjang, penambahan menambah beban finansial orang kebun.
Waktu untuk melaksanakan jam belajar juga akan berpengaruh tua.
kegiatan ekstra kurikuler menjadi terhadap tingkat stres anak.
terlalu sore ini menggerus
kegiatan lainnya.

Menggerus eksistensi pendidikan


nonformal keagamaan maupun
kursus belajar lainnya. Di luar jam
sekolah seperti Mardasah Diniyah
(Madin) yang telah inheren dalam
praktik pendidikan bagi anak-anak
usia sekolah.
Kebijakan Sekolah 5 hari kerja
sama sekali tidak memberikan
alokasi penambahan materi
pendidikan keagamaan kepada
anak didik.
Anak akan mengalami stres jika
memang terlalu lama belajar
akademik di dalam ruang kelas di
sekolah. Terutama dalam hal sikaf
dan emosi.
Membatasi anak untuk bisa
menempuh pendidikan
nonformal.
Siswa mungkin merasa bahwa Kondisi siswa yang banyak Siswa yang berasal dari keluarga
jadwal lima hari kerja memberi mengikuti kegiatan spiritual di tak mampu, biasanya usai pulang
mereka sedikit waktu luang di luar lingkungan Masyarakat yang bisa sekolah selalu membantu
sekolah. Ini dapat mengurangi membentuk karakter dan spiritual orangtua, jika anak-anak ini harus
waktu mereka untuk mengejar anak. bersekolah hingga sore hari maka
hobi, berpartisipasi dalam dua hal sekaligus membebani
kegiatan ekstrakurikuler, atau orang tua.
hanya bersantai.
Bapak atau ibu guru yang tidak Akan mengurangi kreatifitas siswa Dari sisi keamanan akan sangat
hanya bekerja di sekolah akan dalam bidang Non-Akademik yang rawan kalau anak setiap hari
kesulitan untuk menambah biasa dilakukan anak diluar harus pulang sekolah kelewat
penghasilan di luar sekolah sekolah petang, sehingga orang tua siswa
merasa khawatir
Kondisi sarana dan prasarana Terkait hak atas dunia sosial anak,
disekolah yang kurang memadai penambahan jam belajar
mengajar selain mengambil jam
belajar di luar sekolah, pada saat
yang sama juga merampas jam
bermain anak.

C. Berdasarkan kondisi tersebut Sekolah kami mengusulkan, pelaksanaan pembelajaran dengan 6 hari kerja.

Sumbermanjing , 25 Oktober 2023


Kepala Sekolah,

PITOYO, S.Pd
NIP.

Anda mungkin juga menyukai