By : Sukamto,MM,M.Pd
Ka.SMP Yasporbi II Jakarta
Hp 081297497519
Ancaman putus sekolah Penurunan capaian belajar Kekerasan pada anak dan risiko
eksternal
Anak harus bekerja Kesenjangan capaian belajar Kekerasan yang tidak terdeteksi
● Risiko putus sekolah dikarenakan ● Perbedaan akses dan kualitas ● Tanpa sekolah, banyak anak yang
anak “terpaksa” bekerja untuk selama pembelajaran jarak jauh terjebak di kekerasan rumah
membantu keuangan keluarga di dapat mengakibatkan kesenjangan tanpa terdeteksi oleh guru.
tengah krisis pandemi COVID-19. capaian belajar, terutama untuk
anak dari sosio-ekonomi berbeda.
Risiko eksternal
Persepsi orang tua
Risiko “learning loss”
● Banyak orang tua yang tidak bisa ● Ketika anak tidak lagi datang ke
melihat peranan sekolah dalam ● Studi menemukan bahwa sekolah, terdapat peningkatan resiko
proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran di kelas untuk pernikahan dini, eksploitasi
pembelajaran tidak dilakukan secara menghasilkan pencapaian anak terutama perempuan, dan
tatap muka. akademik yang lebih baik saat kehamilan remaja.
dibandingkan dengan PJJ.
PTM TERBATAS
Pemerintah senantiasa mengkaji kebijakan pembelajaran pada masa pandemi
sesuai dengan konteks perkembangan pandemi dan kebutuhan pembelajaran
Prinsip penyelenggaraan pendidikan selama pandemi COVID -19 adalah
• Kesehatan dan keselamatan prioritas utama dalam penetapan kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan
• Mempertimbangkan tumbuh kembang dan hak anak selama pandemi
COVID-19
24 maret – 15 Juli – 7 7 Agustus – Januari 2021
15Juli Agustus Desember 2020 - sekarang
2020 2020
SE Mendikbud 4 Implementasi Penyesuaian Penyesuaian
2020 SKB 4 SKB 4 SKB 4
Menteri Menteri Menteri
Mulai 24 Maret 2020: Dapat membuka Dapat membuka Mulai Januari 2021:
- Belajar dari Rumah PTM dengan syarat PTM dengan syarat Apabila pemda sudah
- Ujian Nasional Belajar dari Rumah Dapat membuka memberikan izin dan satuan
ditiadakan pendidikan memenuhi
- PPDB Online dan PTM dengan syarat semua syarat
dilarang Belajar dari Rumah Belajar dari Rumah berjenjangnya, maka PTM
kerumunan diperbolehkan, namun
tidak diwajibkan.
Belajar dari Rumah Belajar dari Rumah
Satuan pendidikan wajib memenuhi daftar periksa sebelum memulai layanan pembelajaran tatap
muka terbatas.
Pembelajaran tatap muka terbatas dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh untuk
memenuhi protokol kesehatan.
Orang tua/wali dapat memutuskan bagi anaknya untuk tetap melakukan pembelajaran jarak jauh
walaupun satuan pendidikan sudah memulai pembelajaran tatap muka terbatas.
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil, dan kantor Kemenag wajib melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan.
Berdasarkan hasil pengawasan dan/atau jika terdapat kasus konfirmasi COVID-19, pemerintah
pusat, pemerintah daerah, kanwil, kantor Kemenag, dan kepala satuan pendidikan wajib
melakukan penanganan kasus dan dapat memberhentikan sementara pembelajaran tatap muka
terbatas di satuan pendidikan.
Dalam hal terdapat kebijakan pemerintah pusat untuk mencegah dan mengendalikan
penyebaran COVID-19, maka pembelajaran tatap muka terbatas dapat diberhentikan
sementara sesuai jangka waktu kebijakan.
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi 9
Pembelajaran tatap muka terbatas tetap mewajibkan seluruh warga satuan
pendidikan untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat (1/2)
Perihal Masa Transisi ( 2 bulan pertama) Masa Kebiasaan Baru
● SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, SD, MI, dan program kesetaraan: jaga jarak minimal 1,5 (satu
Kondisi Kelas
koma lima) meter dan maksimal 18(delapan belas) peserta didik per kelas.
● SDLB, MILB, SMPLB, MTsLB dan SMLB, MALB: jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan
maksimal 5 (lima) peserta didik per kelas.
● PAUD: jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan maksimal 5 (lima) peserta didik per kelas.
Perilaku wajib di seluruh lingkungan ● Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai/masker bedah yang menutupi
satuan pendidikan hidung dan mulut sampai dagu. Masker kain digunakan setiap 4 jam atau sebelum 4 jam saat sudah
lembap/basah.
● Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer).
● Menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan tidak melakukan kontak fisik seperti
bersalaman dan cium tangan.
● Menerapkan etika batuk/bersin.
Kondisi medis warga satuan ● Sehat dan jika mengidap penyakit penyerta (comorbid) harus dalam kondisi terkontrol.
Pendidikan ● Tidak memiliki gejala COVID-19, termasuk orang yang serumah dengan warga satuan pendidikan.
∙ a. Menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
∙ b. Menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum pribadi;
∙ c. Dilarang pinjam-meminjam peralatan;
∙ d. Memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan secara berulang dan intensif terkait
penggunaaan masker, CTPS dengan air mengalir, dan jaga jarak;
∙ e. Melakukan pengamatan visual kesehatan warga satuan pendidikan, jika ada yang memiliki gejala
gangguan kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan satuan pendidikan.
5. Selesai Kegiatan Belajar Mengajar
∙ a. Tetap menggunakan masker dan melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum meninggalkan
ruang kelas;
∙ b. Keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sambil menerapkan jaga jarak;
∙ c. Penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah disediakan dan melakukan jaga jarak
sesuai dengan tempat duduk dan/atau jarak antri yang sudah ditandai.
6. Perjalanan pulang dari Sekolah
∙ a. Menggunakan masker dan tetap jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
∙ b. Hindari menyentuh permukaan benda- benda, tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut, serta
menerapkan etika batuk dan bersin;
∙ c. Membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan transportasi publik/antar-jemput.
7. Setelah Sampai di Rumah
∙ a. Melepas alas kaki, meletakan barang- barang yang dibawa di luar ruangan dan melakukan disinfeksi
terhadap barang- barang tersebut, misalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya;
∙ b. Membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian sebelum berinteraksi fisik dengan orang lain di
dalam rumah;
∙ c. Tetap melakukan PHBS khususnya CTPS dengan air mengalir secara rutin;
∙ d. Jika warga satuan pendidikan mengalami adanya gejala umum seperti demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) setelah kembali
dari satuan pendidikan, warga satuanpendidikan tersebut diminta untuk segera melaporkan pada
tim kesehatan satuan pendidikan.
C. SOP Lokasi Tempat / Ruang di Sekolah
1. Perpustakaan, ruang praktikum, ruang keterampilan, dan/atau ruang sejenisnya
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum masuk dan keluar dari ruangan;
∙ b. Meletakkan buku/alat praktikum pada tempat yang telah disediakan;
∙ c. Selalu menggunakan masker dan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter.
2. Kantin Sekolah
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah makan;
∙ b. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
∙ c. Masker hanya boleh dilepaskan sejenak saat makan dan minum;
∙ d. Memastikan seluruh karyawan menggunakan masker selama berada di kantin;
∙ e. Memastikan peralatan memasak dan makan dibersihkan dengan baik;
∙ f. Menggunakan alat makan pribadi.
3. Toilet
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir setelah menggunakan kamar mandi dan toilet;
∙ b. Selalu menggunakan masker dan menjaga jarak jika harus mengantri
4. Tempat Ibadah
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah beribadah;
∙ b. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak;
∙ c. Menggunakan peralatan ibadah milik pribadi;
∙ d. Hindari menggunakan peralatan ibadah bersama, misalnya sajadah, sarung, mukena, kitab suci,
dan lain- lain;
∙ e. Hindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman, bercium pipi, dan cium tangan.
5. Tangga dan Lorong Sekolah
∙ a. Berjalan sendiri-sendiri mengikuti arah jalur yang ditentukan;
∙ b. Dilarang berkerumun di tangga dan lorong satuan pendidikan.
6. Lapangan Sekolah
Selalu menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dalam
kegiatan kebersamaan yang dilakukan di lapangan, misalnya upacara, olah raga, pramuka,
aktivitas pembelajaran, dan lain-lain.
7. Ruang Serba Guna dan Ruang Olah Raga
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah menggunakan ruangan atau
berolah raga;
∙ b. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
meter;
∙ c. Olah raga dengan menggunakan masker hanya dilakukan dengan intensitas ringan
sampai dengan sedang dengan indikator saat berolahraga masih dapat berbicara;
∙ d. Gunakan perlengkapan olah raga pribadi, misalnya baju olah raga, raket, dan lain-lain;
∙ e. Dilarang pinjam meminjam perlengkapan olah raga.
8. Asrama (kamar, ruang makan, kamar mandi, tempat ibadah, ruang belajar, perpustakaan, dan lain-lain)
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah memasuki asrama;
∙ b. Menggunakan masker dan tetap menjaga jarak jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
∙ c. Membersihkan kamar dan lingkunganya;
∙ d. Melakukan pembersihan dan disinfeksi ruangan dan lingkungan asrama sebelum digunakan;
∙ e. Membersihkan dan disinfeksi pada gagang pintu, tombol/saklar lampu, dan permukaan benda yang
sering disentuh;
∙ f. Memastikan sirkulasi udara di asrama baik;
∙ g. Membersihkan kamar mandi setiap hari;
∙ h. Dilarang pinjam meminjam perlengkapan pribadi, misalnya alat mandi, pakaian, selimut, peralatan
ibadah, alat makan, dan peralatan lainnya.
∙ i. Membatasi aktivitas yang memungkinkan interaksi dengan pihak luar termasuk penyelenggaraan
kegiatan di luar lingkungan asrama, kecuali untuk keperluan mendesak dan dilaksanakan secara terbatas
serta dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Pada saat jam belajar tidak ada
41 orangtua/wali yang menunggu x
dihalaman sekolah
Apabila terindikasi dalam kondisi tidak aman atau tingkat risiko daerah berubah,
satuan pendidikan wajib ditutup kembali.
1
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus)
● Untuk mengurangi beban guru dalam melaksanakan kurikulum nasional
dan siswa dalam keterkaitannya dengan penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan.
● Disiapkan untuk jenjang dasar menengah (termasuk pendidikan khusus).
2 Modul pembelajaran
Penjelasan akan ● Penyederhanaan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga berfokus pada
kurikulum kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat
darurat selanjutnya.
Ketentuan ● Pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran (tetap berlaku walaupun kondisi
kurikulum khusus sudah berakhir).
darurat
Menggunakan kurikulum
Tetap menggunakan kurikulum Melakukan penyederhanaan
1 nasional 2013
2
darurat (dalam kondisi
khusus)
3 kurikulum secara mandiri
Dampak bagi Guru Dampak bagi Siswa Dampak bagi Orang Tua
Kurikulum darurat diharapkan dapat membantu mengurangi kendala yang dihadapi guru, orang tua, dan anak
selama masa pandemi.
PAUD SD
Modul diharapkan akan (1) mempermudah guru untuk memfasilitasi dan memantau pembelajaran siswa di
rumah dan (2) membantu orang tua dalam mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar
dari rumah.
Modul belajar mencakup rencana pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping (baik orang
tua maupun wali)
Modul Pendamping Guru Modul Pendamping Orang Tua Modul Untuk Siswa
Petunjuk untuk Petunjuk untuk Modul siswa
berkoordinasi mendampingi dilengkapi dengan
dengan orang tua anak belajar dari penjelasan
sebagai mitra, rumah. Terdapat aktivitas
serta penjelasan rangkuman aktivitas pembelajaran yang
mengenai pembelajaran terperinci bagi
aktivitas mingguan untuk siswa dan orang tua
pembelajaran membantu orang serta alokasi waktu
siswa sehingga tua menyiapkan hal sehingga
guru bisa tetap yang dibutuhkan memudahkan para
memberikan anak dalam siswa terlibat aktif
pendampingan. pembelajaran. dalam pembelajaran.
Sabtu Proyek literasi: poster untuk menjaga ketertiban lalu lintas Proyek numerasi: replika kubus dan balok beserta jaringnya
Kegiatan harian bisa dikerjakan dalam 3 sesi: pagi, siang, dan sore hari
Guru dapat fokus untuk memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar pemenuhan jam
Tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
Orang Pemerintah
Tua Siswa
Orang tua untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama menyusun
proses belajar mengajar di rumah. dan menerapkan kebijakan yang berpihak pada anak.
Guru terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan Layanan kesehatan memantau dan mengevaluasi risiko
pembelajaran interaktif. di daerah demi mengutamakan kesehatan anak.
Sekolah memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan Lembaga sosial dan masyarakat bersama-sama
metode yang paling tepat. membantu mendukung kegiatan anak.
Mari kita bekerja sama untuk memastikan anak dapat terus belajar dengan sehat dan selamat!