Anda di halaman 1dari 41

Strategi Dan Penyesuaian

Pembelajaran Tatap Muka di


Masa Pandemi COVID-19
SMP Yasporbi II

By : Sukamto,MM,M.Pd
Ka.SMP Yasporbi II Jakarta
Hp 081297497519

Disampaikan pada Webinar


Nasional Bimbel Online Ruang Guru
15 Juni 2021
APA YANG HARUS DILAKUKAN SEKOLAH DALAM PTM
TERBATAS?
1. MEMAHAMI ISI SK 4 MENTERI
2. MEMBENTUK TIM SATGAS COVID
3. PERSIAPAN SDM
3. KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
4. HYBRID KURIKULUM
5. SOP PROTOKOL KESEHATAN
6. UJI COBA PTM TERBATAS
7. TUTORIAL PTM
8. MEMBUAT SURVEY
9. BIROKRASI DAN ADMINISTRASI
10. MEMPERSIAPKAN SURAT PERNTAAN ORTU
Banyak kendala yang dihadapi guru, orang tua, dan anak selama pembelajaran
jarak jauh

Kendala Guru Orang Tua Siswa


● Guru kesulitan mengelola PJJ ● Tidak semua orang tua mampu ● Siswa kesulitan konsentrasi
dan cenderung fokus pada mendampingi anak belajar di belajar dari rumah dan
penuntasan kurikulum. rumah karena ada tanggung mengeluhkan beratnya
● Waktu pembelajaran berkurang jawab lainnya (kerja, urusan penugasan soal dari guru.
sehingga guru tidak mungkin rumah, dsb).
memenuhi beban jam ● Peningkatan rasa stress dan
● Kesulitan orang tua dalam jenuh akibat isolasi
mengajar. memahami pelajaran dan
berkelanjutan berpotensi
● Guru kesulitan komunikasi memotivasi anak saat
menimbulkan rasa cemas dan
dengan orang tua sebagai mitra mendampingi belajar di rumah
depresi bagi anak.
di rumah.
Akses ke sumber belajar (baik karena masalah jangkauan listrik / internet), maupun dana untuk aksesnya.

Inisiatif / ● Program Guru Berbagi


● Seri Bimtek Daring ● “Belajar Dari Rumah” di TVRI
Solusi
● Seri Webinar ● Belajar di Radio RRI
● Penyediaan kuota gratis
● Relaksasi BOS & BOP ● Rumah Belajar
● Ruang Guru PAUD & Sahabat ● Kerja sama dengan penyedia platform pembelajaran daring
Keluarga

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 3


Kelangsungan belajar mengajar yang tidak dilakukan di sekolah berpotensi
menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan

Ancaman putus sekolah Penurunan capaian belajar Kekerasan pada anak dan risiko
eksternal
Anak harus bekerja Kesenjangan capaian belajar Kekerasan yang tidak terdeteksi
● Risiko putus sekolah dikarenakan ● Perbedaan akses dan kualitas ● Tanpa sekolah, banyak anak yang
anak “terpaksa” bekerja untuk selama pembelajaran jarak jauh terjebak di kekerasan rumah
membantu keuangan keluarga di dapat mengakibatkan kesenjangan tanpa terdeteksi oleh guru.
tengah krisis pandemi COVID-19. capaian belajar, terutama untuk
anak dari sosio-ekonomi berbeda.
Risiko eksternal
Persepsi orang tua
Risiko “learning loss”
● Banyak orang tua yang tidak bisa ● Ketika anak tidak lagi datang ke
melihat peranan sekolah dalam ● Studi menemukan bahwa sekolah, terdapat peningkatan resiko
proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran di kelas untuk pernikahan dini, eksploitasi
pembelajaran tidak dilakukan secara menghasilkan pencapaian anak terutama perempuan, dan
tatap muka. akademik yang lebih baik saat kehamilan remaja.
dibandingkan dengan PJJ.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 4


DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PTM

NOMOR 01/KB/2020, NOMOR 516 TAHUN 2020, NOMOR HK.03.01/Menkes/363/2020,


NOMOR 440-882 TAHUN 2020
TENTANG
PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN PADA TAHUN AJARAN 2020/2021 DAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021 DI MASA PANDEMI CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

PTM TERBATAS
Pemerintah senantiasa mengkaji kebijakan pembelajaran pada masa pandemi
sesuai dengan konteks perkembangan pandemi dan kebutuhan pembelajaran
Prinsip penyelenggaraan pendidikan selama pandemi COVID -19 adalah
• Kesehatan dan keselamatan prioritas utama dalam penetapan kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan
• Mempertimbangkan tumbuh kembang dan hak anak selama pandemi
COVID-19
24 maret – 15 Juli – 7 7 Agustus – Januari 2021
15Juli Agustus Desember 2020 - sekarang
2020 2020
SE Mendikbud 4 Implementasi Penyesuaian Penyesuaian
2020 SKB 4 SKB 4 SKB 4
Menteri Menteri Menteri
Mulai 24 Maret 2020: Dapat membuka Dapat membuka Mulai Januari 2021:

- Belajar dari Rumah PTM dengan syarat PTM dengan syarat Apabila pemda sudah
- Ujian Nasional Belajar dari Rumah Dapat membuka memberikan izin dan satuan
ditiadakan pendidikan memenuhi
- PPDB Online dan PTM dengan syarat semua syarat
dilarang Belajar dari Rumah Belajar dari Rumah berjenjangnya, maka PTM
kerumunan diperbolehkan, namun
tidak diwajibkan.
Belajar dari Rumah Belajar dari Rumah

Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi 6


Sudah satu tahun pandemi COVID-19 terjadi dan
berpotensi
menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan

Putus sekolah Penurunan capaian belajar Kekerasan pada anak dan


risiko eksternal
Anak harus bekerja Kesenjangan capaian belajar Kekerasan yang tidak terdeteksi
● Risiko putus sekolah ● Perbedaan akses dan kualitas ● Tanpa sekolah, banyak
dikarenakan anak “terpaksa” selama pembelajaran jarak jauh anak yang terjebak di
bekerja untuk membantu dapat mengakibatkan kekerasan rumah tanpa
keuangan keluarga di tengah kesenjangan capaian belajar, terdeteksi oleh guru.
krisis pandemi COVID-19. terutama untuk anak dari
sosio-ekonomi berbeda.
Persepsi orang tua Learning loss Risiko eksternal
● Banyak orang tua yang tidak ● Studi menemukan bahwa ● Ketika anak tidak lagi datang
bisa melihat peranan sekolah pembelajaran tatap muka ke sekolah, terdapat
dalam proses belajar mengajar menghasilkan pencapaian peningkatan risiko untuk
apabila proses pembelajaran akademik yang lebih pernikahan dini, eksploitasi
tidak dilakukan secara tatap baiksaat dibandingkan anak terutama perempuan,
muka. dengan PJJ. dan kehamilan remaja.

Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi 7


Riset dan data menunjukkan, bahwa pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki kerentanan tertinggi terhadap COVID-19 (1/2)
1 Kelompok usia 3-18 tahun memiliki
tingkat kematian yang lebih rendah
3
dibandingkan dengan kelompok
usia lainnya - peserta didik
pendidikan anak usia dini, dasar,
dan menengah ada di rentang
kelompok usiaini.
2
Kelompok usia 19-30 tahun
memiliki tingkat kematian yang
lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok usia
>30 tahun - peserta didik
pendidikan tinggi dan pendidik dan
1 2 tenaga kependidikan dewasa muda
3 ada di rentang kelompok usia ini.

Kelompok usia 31-59 tahun dan


>=60 tahun memiliki tingkat
*Sumber data mentah: data.covid19.go.id per 22 Maret2021 kematian yang secara signifikan
Tingkat kematian dihitung dari jumlah kasus meninggal terhadap total closed case per
kelompok usia (jumlah kasus aktif tidakdiperhitungkan)
lebih tinggi terhadap COVID-19 -
pendidik dan tenaga kependidikan
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi dewasa ada di rentang kelompok 8
usia ini.
Setelah pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan divaksin COVID-19 secara
lengkap, satuan pendidikan wajib menyediakan layanan pembelajaran tatap muka terbatas
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan pembelajaran jarak jauh

Satuan pendidikan wajib memenuhi daftar periksa sebelum memulai layanan pembelajaran tatap
muka terbatas.

Pembelajaran tatap muka terbatas dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh untuk
memenuhi protokol kesehatan.

Orang tua/wali dapat memutuskan bagi anaknya untuk tetap melakukan pembelajaran jarak jauh
walaupun satuan pendidikan sudah memulai pembelajaran tatap muka terbatas.

Pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil, dan kantor Kemenag wajib melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan.

Berdasarkan hasil pengawasan dan/atau jika terdapat kasus konfirmasi COVID-19, pemerintah
pusat, pemerintah daerah, kanwil, kantor Kemenag, dan kepala satuan pendidikan wajib
melakukan penanganan kasus dan dapat memberhentikan sementara pembelajaran tatap muka
terbatas di satuan pendidikan.

Dalam hal terdapat kebijakan pemerintah pusat untuk mencegah dan mengendalikan
penyebaran COVID-19, maka pembelajaran tatap muka terbatas dapat diberhentikan
sementara sesuai jangka waktu kebijakan.
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi 9
Pembelajaran tatap muka terbatas tetap mewajibkan seluruh warga satuan
pendidikan untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat (1/2)
Perihal Masa Transisi ( 2 bulan pertama) Masa Kebiasaan Baru
● SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, SD, MI, dan program kesetaraan: jaga jarak minimal 1,5 (satu
Kondisi Kelas
koma lima) meter dan maksimal 18(delapan belas) peserta didik per kelas.

● SDLB, MILB, SMPLB, MTsLB dan SMLB, MALB: jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan
maksimal 5 (lima) peserta didik per kelas.

● PAUD: jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan maksimal 5 (lima) peserta didik per kelas.

Satuan pendidikan juga dapat memanfaatkan ruang-ruang terbuka sebagai tempat


pembelajaran tatap muka terbatas.

Jumlah hari dan jam pembelajaran tatap


muka terbatas dengan pembagian Ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan
rombongan belajar (shift) warga satuan pendidikan.

Perilaku wajib di seluruh lingkungan ● Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai/masker bedah yang menutupi
satuan pendidikan hidung dan mulut sampai dagu. Masker kain digunakan setiap 4 jam atau sebelum 4 jam saat sudah
lembap/basah.
● Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer).
● Menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan tidak melakukan kontak fisik seperti
bersalaman dan cium tangan.
● Menerapkan etika batuk/bersin.

Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi 10


Pembelajaran tatap muka terbatas tetap mewajibkan seluruh warga
satuan pendidikan untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat ( 2 / 2 )

Perihal Masa Transisi ( 2 bulan pertama) Masa Kebiasaan Baru

Kondisi medis warga satuan ● Sehat dan jika mengidap penyakit penyerta (comorbid) harus dalam kondisi terkontrol.
Pendidikan ● Tidak memiliki gejala COVID-19, termasuk orang yang serumah dengan warga satuan pendidikan.

Kantin Tidak diperbolehkan.


Warga satuan pendidikan disarankan membawa Boleh beroperasi dengan tetap
makanan/minuman dengan menu gizi seimbang. menjaga protokol kesehatan.

Kegiatan Olahraga dan


Tidak diperbolehkan di satuan pendidikan, namun disarankan Diperbolehkan dengan tetap menjaga
Ekstrakurikuler tetap melakukan aktivitas fisik dirumah. protokol kesehatan.

Kegiatan Selain Pembelajaran di Tidak diperbolehkan ada kegiatan selain pembelajaran,


Lingkungan Satuan Pendidikan seperti orang tua menunggu peserta didik di satuan
pendidikan, istirahat di luar kelas, pertemuan orang Diperbolehkan dengan tetap menjaga
tua-peserta didik, pengenalan lingkungan satuan pendidikan, protokol kesehatan.
dan sebagainya.

Kegiatan Pembelajaran di Luar


lingkungan Satuan Pendidikan
Diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
(contoh: guru kunjung)

Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi 11


DAFTAR ISIAN MONITORING PELAKSANAAN PILOTING TERBATAS
PEMBELAJARAN TATAP MUKA

No Indikator Ya Tidak Penjelasan **)

Jarak duduk antar siswa dalam kelas


1 diatur dengan jarak minimal 1,5 m √

Jumlah maksimal siswa dalam kelas ( TK


2 : 5, SD : 16 siswa, SMP : 18, √
SMA/SMK : 18 siswa)
Kelas yang digunakan pembelajaran
3 memiiki sirkulasi udara yang baik √

Jumlah kelas yang memiliki ventilasi


4 sesuai dengan jumlah rombongan √
belajar
5 Jumlah toilet siswa sesuai dengan standar √
kebutuhan sekolah sehat
Jumah toliet guru sesuai dengan standar
6 kebutuhan sekolah sehat √
Sekolah memiliki wastafel dengan jumlah yang cukup
7 dengan air yang mengalir ( minimal 1 : 18) √
Sekolah memiliki wastafel di gerbang masuk sekolah
8 dengan air yang mengalir √
Sekolah menyiapkan wastafel/ tempat cuci tangan Sekolah juga menyediakan hand sanitizer di setiap
9 dengan air bersih sudah menyebar di depan kelas √ ruangan
atau mendekati kelas
Sekolah telah menyediakan ruang isolasi sementara
untuk siswa/gutu yang memiliki gejala awal virus
10 covid-19 √
Sekolah sanggup membersihkan ruang kelas minimal 2
kali per hari saat sebelum dan sesudah pembelajaran
secara rutin dibuktikan dengan tersedianya jadwal dan
11 petugas kebersihan √
Sekolah telah menyediakan masker cadangan untuk
peserta didik minimal 10% dari siswa yang hadir
12 disekolah √
Sekolah memiliki thermal gun
13 sedikitnya di setiap pintu masuk area sekolah √
Sekolah memilik ipetugas khusus untuk mengatur
14 kedatangan dan kepulangan peserta didik √
Sekolah telah berkoordinasi dengan unsur
pemerintahan setempat seperti RT, RW, Kelurahan dan
15 tokoh masyarakat setempat √
Sekolah telah memastikan tidak ada pedagang
16 makanan di lingkugan sekolah √
Sekolah tekah melakukan sosialisasi kepada orangtua
dan masyarakat sekitar tentang pembelajaran tatap
17 muka dibuktikan dengan daftar hadir dan foto √
kegiatan
Sekolah telah berkoordinasi dengan fasilitas layanan
kesehatan terdekat dibuktikan dengan adanya surat
pemberitahuan kepada pengelola fasilitas kesehatan
18 √
(Puskesmas/Rumah Sakit)
Tim Satgas Pembukaan Sekolah telah bekerja sesuai
19 dengan SOP √
(dibuktikan dengan adanya SK Tim Satgas dan SOP)
Sekolah telah menugaskan petugas khusus untuk
20 mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan √
Sekolah memiliki daftar siswa yang diijinkan dan tidak
21 diizinkan mengikuti pembelajaran tatap muka √
Sekolah telah menyiapkan mekanisme penyampaian
laporan pelaksanaan uji coba ke pengawas dan Suku
22 Dinas Pendidikan setempat √
Seolah telah memiliki data dan nomor kontak
orangtua/wali/orang tersdekat siswa untuk
23 memudahkan melakukan tracing/pelacakan jika terjadi √
kasus positif covd-19
Sekolah telah menyediakan sabun pencuci tangan di
setiap wastafel yang tersedia yang mencukupi untuk
24 seluruh siswa yang hadir √

Sekolah telah menugaskan petugas khusus untuk


memantau ketersediaan sabun pencuci tangan di
25 setiap wastafel, toilet dan cairan disinfektan √
Sekolah menyediakan alat kebersihan yang cukup
Jumlah disinfektan/ cairan pembersih kuman
27 tersedia memadai √
28 Sekolah menyediakan tempat sampah yang √
memadai dan tertutup
Sekolah memiliki jadwal pengangkutan sampah Pengangkutan sampah di sekolah
29 ke tempat penampungan sampah akhir √ dilakukan 1 minggu 2 kali
bekerjasama dengan kecamatan
Sekolah mengiapkan ruang isolasi sementara yang
30 memadai √
31 Sekolah memiliki Alat Pelidugn Diri (APD)

Sekoah telah melakukan pengaturan peserta didik
32 agar tetap berada dalam kelas √
Sekolah memiliki jadwal/pembagian tugas guru
33 yang melaksanakan tugas pembelajaran tatap √
muka dan pembelajaran dari rumah
Sekoah telah menyusun program/jadwal keterlibatan
oranagtua dalam membatu siswa
34 mekaksaakan pembelajaan campuran √
Pembelajaran di kelas berlangsung menyenangkan,
35 dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam belajar √
Sisa dan guru melakukan aktivitas belajar di ruangan kelas
36 dengan √
tetap disiplin menerapakan protokol kesehatan
Guru menerapkan strategi pembelajaran yang
37 bervariasi √
Tidak terjadi pinjam menimjam buku, alat tulis, masker,
38 topi dan sebagainya dinatar siswa √
Untuk mencegah kebosanan di kalangan siswa guru
39 menyiapkan √
aktivitas yang menyenangkan di dalam kelas
Sekolah mengatur jam belajar, jam pulang dan jam
40 masuk untuk √
menghindar kerumunan peserta didik
SOP Protokol Kesehatan Pembelajaran
Tatap Muka di Sekolah pada Masa
Pandemi COVID-19
A. Satuan Pendidikan atau Sekolah
1. Sebelum Pembelajaran
∙ a. Melakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan;
∙ b. Memastikan kecukupan cairan disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih di
setiap fasilitas CTPS, dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
∙ c. Memastikan ketersediaan masker, dan/atau masker tembus pandang cadangan;
∙ d. Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik;
dan
∙ e. Melakukan pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan: suhu tubuh dan
menanyakan adanya gejala umum seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan,
sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemampuan
indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa).
2. Setelah Pembelajaran
∙ a. Melakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan;
∙ b. Memeriksa ketersediaan sisa cairan disinfektan, sabun cuci tangan, dan cairan
pembersih tangan (hand sanitizer),
∙ c. Memeriksa ketersediaan sisa masker dan/atau masker tembus pandang
cadangan;
∙ d. Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik;
dan
∙ e. Melaporkan hasil pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan harian
kepada dinas pendidikan, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi, dan kantor
Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
B. Warga Satuan Pendidikan
Warga satuan pendidikan yang terdiri dari pendidik (guru), tenaga kependidikan, dan peserta didik
(siswa), termasuk pengantar/penjemput (wali murid).
1. Sebelum Berangkat Sekolah
∙ a. Sarapan/konsumsi gizi seimbang;
∙ b. Memastikan diri dalam kondisi sehat dan tidak memiliki adanya gejala umum seperti demam, batuk,
pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemampuan
indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa;
∙ c. Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai/masker bedah yang menutupi hidung
dan mulut sampai dagu. Masker kain digunakan setiap 4 jam atau sebelum 4 jam saat sudah
lembab/basah.;
∙ d. Sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
∙ e. Membawa makanan beserta alat makan dan air minum sesuai kebutuhan;
∙ f.  Wajib membawa perlengkapan pribadi, meliputi: alat belajar, ibadah, alat olahraga dan alat lain
sehingga tidak perlu pinjam meminjam.
2. Selama Perjalanan
∙ a. Menggunakan masker dan tetap menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
∙ b. Mindari menyentuh permukaan benda- benda, tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut, dan
menerapkan etika batuk dan bersin setiap waktu;
∙ c. Membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan transportasi publik/antar-jemput.
3. Sebelum Masuk Gerbang Sekolah
∙ a. Pengantaran dilakukan di lokasi yang telah ditentukan;
∙ b. Mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi: pengukuran suhu tubuh dan adanya gejala umum
seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare,
anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra
perasa; 
∙ c. Melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang satuan pendidikan dan ruang kelas;

∙ d. Untuk tamu, mengikuti protokol kesehatan di satuan pendidikan.


4. Selama Kegiatan Belajar Mengajar

∙ a. Menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
∙ b. Menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum pribadi;
∙ c. Dilarang pinjam-meminjam peralatan;
∙ d. Memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan secara berulang dan intensif terkait
penggunaaan masker, CTPS dengan air mengalir, dan jaga jarak;
∙ e. Melakukan pengamatan visual kesehatan warga satuan pendidikan, jika ada yang memiliki gejala
gangguan kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan satuan pendidikan.
5. Selesai Kegiatan Belajar Mengajar
∙ a. Tetap menggunakan masker dan melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum meninggalkan
ruang kelas;
∙ b. Keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sambil menerapkan jaga jarak;
∙ c. Penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah disediakan dan melakukan jaga jarak
sesuai dengan tempat duduk dan/atau jarak antri yang sudah ditandai.
6. Perjalanan pulang dari Sekolah

∙ a. Menggunakan masker dan tetap jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
∙ b. Hindari menyentuh permukaan benda- benda, tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut, serta
menerapkan etika batuk dan bersin;
∙ c. Membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan transportasi publik/antar-jemput.
7. Setelah Sampai di Rumah
∙ a. Melepas alas kaki, meletakan barang- barang yang dibawa di luar ruangan dan melakukan disinfeksi
terhadap barang- barang tersebut, misalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya;
∙ b. Membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian sebelum berinteraksi fisik dengan orang lain di
dalam rumah;
∙ c. Tetap melakukan PHBS khususnya CTPS dengan air mengalir secara rutin;
∙ d. Jika warga satuan pendidikan mengalami adanya gejala umum seperti demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) setelah kembali
dari   satuan   pendidikan,   warga    satuanpendidikan tersebut diminta untuk  segera melaporkan pada
tim kesehatan satuan pendidikan.
C. SOP Lokasi Tempat / Ruang di Sekolah
1. Perpustakaan, ruang praktikum, ruang keterampilan, dan/atau ruang sejenisnya
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum masuk dan keluar dari ruangan;
∙ b. Meletakkan buku/alat praktikum pada tempat yang telah disediakan;
∙ c. Selalu menggunakan masker dan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter.
2. Kantin Sekolah
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah makan;
∙ b. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter;
∙ c. Masker hanya boleh dilepaskan sejenak saat makan dan minum;
∙ d. Memastikan seluruh karyawan menggunakan masker selama berada di kantin;
∙ e. Memastikan peralatan memasak dan makan dibersihkan dengan baik;
∙ f. Menggunakan alat makan pribadi.
3. Toilet
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir setelah menggunakan kamar mandi dan toilet;
∙ b. Selalu menggunakan masker dan menjaga jarak jika harus mengantri
4. Tempat Ibadah
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah beribadah;
∙ b. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak;
∙ c. Menggunakan peralatan ibadah milik pribadi;
∙ d. Hindari menggunakan peralatan ibadah bersama, misalnya sajadah, sarung, mukena, kitab suci,
dan lain- lain;
∙ e. Hindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman, bercium pipi, dan cium tangan.
5. Tangga dan Lorong Sekolah
∙ a. Berjalan sendiri-sendiri mengikuti arah jalur yang ditentukan;
∙ b. Dilarang berkerumun di tangga dan lorong satuan pendidikan.
6. Lapangan Sekolah
Selalu menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dalam
kegiatan kebersamaan yang dilakukan di lapangan, misalnya upacara, olah raga, pramuka,
aktivitas pembelajaran, dan lain-lain.
7. Ruang Serba Guna dan Ruang Olah Raga
∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah menggunakan ruangan atau
berolah raga;
∙ b. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
meter;
∙ c. Olah raga dengan menggunakan masker hanya dilakukan dengan intensitas ringan
sampai dengan sedang dengan indikator saat berolahraga masih dapat berbicara;
∙ d. Gunakan perlengkapan olah raga pribadi, misalnya baju olah raga, raket, dan lain-lain;
∙ e. Dilarang pinjam meminjam perlengkapan olah raga.
8. Asrama (kamar, ruang makan, kamar mandi, tempat ibadah, ruang belajar, perpustakaan, dan lain-lain)

∙ a. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah memasuki asrama;
∙ b. Menggunakan masker dan tetap menjaga jarak jarak minimal 1,5  (satu koma lima) meter;
∙ c. Membersihkan kamar dan lingkunganya;
∙ d. Melakukan pembersihan dan disinfeksi ruangan dan lingkungan asrama sebelum digunakan;
∙ e. Membersihkan dan disinfeksi pada gagang pintu, tombol/saklar lampu, dan permukaan benda yang
sering disentuh;
∙ f. Memastikan sirkulasi udara di asrama baik;
∙ g. Membersihkan kamar mandi setiap hari;
∙ h. Dilarang pinjam meminjam perlengkapan pribadi, misalnya alat mandi, pakaian, selimut, peralatan
ibadah, alat makan, dan peralatan lainnya.
∙ i. Membatasi aktivitas yang memungkinkan interaksi dengan pihak luar termasuk penyelenggaraan
kegiatan di luar lingkungan asrama, kecuali untuk keperluan mendesak dan dilaksanakan secara terbatas
serta dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Pada saat jam belajar tidak ada
41 orangtua/wali yang menunggu x
dihalaman sekolah

Di awal dan di akhir pembelajaran


42 guru mengingatkan siswa untuk
disiplin dalam menerapkan protokol *
kesehatan

Sekolah memiliki data siswa yang


43 diantar jemput dengan kendaraan
pribadi dan menggunakan *
kendaraan umum

Sekolah memiliki standar


44 operasional prosedur antar jemput siswa
SYARAT PENYELENGGARAAN PTM
Vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi salah satu
prioritas negara dalam upaya akselerasi pembelajaran tatap muka
TAHAPAN DALAM PENYELENGGARAAN PTM
A. Tahap Persiapan wajib memenuhi aspek:
1. Lembaga Pendidikan membentuk satgas covid dan melakukan survey kepada ortu
2. Lembaga Pendidikan menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran campuran (hybrid
learning) bagi siswa yang belajar secara daring serta guru yang mengajar secara daring.
3. Lembaga Pendidikan telah siap menerapkan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Bersama 4 Menteri dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19).
4. Satuan tugas penanganan Covid-19 di Lembaga Pendidikan menyusun dan menerapkan
standar operasional prosedur protokol kesehatan.
5. Pemimpin sekolah menerbitkan pedoman pembelajaran, maupun kegiatan lainnya bagi warga
sekolah dan tenaga kependidikan di lingkungan Lembaga Pendidikan.
6. Satgas Covid 19 Lembaga Pendidikan melakukan sosialisasi PTM kepada Guru, Siswa Dan Ortu
B. Tahap Pelaksanaan

1. Melaporkan penyelenggaraan pembelajaran kepada Satgas Covid-19 secara


rutin.
2. Memenuhi protokol kesehatan
3. Melakukan tindakan pencegahan penyebaran Covid-19
4. Warga sekolah diharapkan dapat menjadi duta perubahan perilaku di
lingkungan masing-masing.
5. Bila ada kasus konfirmasi positif Covid-19 pembelajaran tatap muka dihentikan
sementara sampai kondisi aman.
6. Apabila ada perubahan status zonasi resiko daerah harus berkoordinasi dengan
Satgas Covid-19.
7. Apabila terdapat kondisi khusus atau permintaan dari Pemda, Kemdikbud
dapat memberhentikan pembelajaran tatap muka.
C. Tahap Pemantauan Pelaksanaan PTM
1. Lembaga Pendidikan menegakkan
standar operasional prosedur
protokol kesehatan serta
melakukan pemantauan dan
evaluasi secara berkala terhadap
pelaksanaan standar operasional
prosedur penegakan protokol
kesehatan.
2. Lembaga Pendidikan diharapkan
dapat saling berbagi pengalaman
dan praktik baik dalam
penyelenggaraan pembelajaran
campuran selama masa pandemi
Covid-19.
Implementasi dan evaluasi pembelajaran tatap muka adalah tanggung jawab
pemerintah daerah yang didukung oleh pemerintah pusat

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota, bersama dengan


Kepala Satuan Pendidikan agar terus berkoordinasi dengan satuan tugas
percepatan penanganan COVID-19 untuk memantau tingkat risiko COVID-19 di
daerah.

Apabila terindikasi dalam kondisi tidak aman atau tingkat risiko daerah berubah,
satuan pendidikan wajib ditutup kembali.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 32


Untuk meringankan kesulitan pembelajaran di masa COVID-19, kurikulum
darurat & modul pembelajaran dapat digunakan

PAUD SD SMP SMA, SMK

1
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus)
● Untuk mengurangi beban guru dalam melaksanakan kurikulum nasional
dan siswa dalam keterkaitannya dengan penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan.
● Disiapkan untuk jenjang dasar menengah (termasuk pendidikan khusus).

2 Modul pembelajaran

● Khusus untuk PAUD dan SD, di mana


pembelajaran jarak jauh dinilai sangat
sulit dilakukan.
● Berisi panduan untuk guru, pendamping
(orang tua/wali), dan siswa.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 33


1Kurikulum darurat merupakan penyederhanaan kompetensi dasar
yang pada kurikulum 2013
mengacu

Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus)

Penjelasan akan ● Penyederhanaan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga berfokus pada
kurikulum kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat
darurat selanjutnya.

Ketentuan ● Pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran (tetap berlaku walaupun kondisi
kurikulum khusus sudah berakhir).
darurat

Satuan pendidikan dapat memilih dari 3 opsi pelaksanaan kurikulum

Menggunakan kurikulum
Tetap menggunakan kurikulum Melakukan penyederhanaan
1 nasional 2013
2
darurat (dalam kondisi
khusus)
3 kurikulum secara mandiri

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 34


1Kurikulum darurat diharapkan akan memudahkan proses pembelajaran
di pandemi
masa

Dampak bagi Guru Dampak bagi Siswa Dampak bagi Orang Tua

● Tersedianya acuan kurikulum ● Siswa tidak dibebani tuntutan ● Mempermudah pendampingan


yang sederhana. menuntaskan seluruh capaian pembelajaran di rumah.
● Berkurangnya beban mengajar. kurikulum dan dapat berfokus
● Guru dapat berfokus pada pada pendidikan dan ● Kesejahteraan psikososial orang
pendidikan dan pembelajaran pembelajaran yang esensial dan tua meningkat.
yang esensial dan kontekstual. kontekstual.
● Kesejahteraan psikososial guru
meningkat. ● Kesejahteraan psikososial siswa
meningkat.

Kurikulum darurat diharapkan dapat membantu mengurangi kendala yang dihadapi guru, orang tua, dan anak
selama masa pandemi.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 35


2 Modul pembelajaran mencakup uraian pembelajaran berbasis aktivitas
untuk
guru, orangtua, dan siswa

PAUD SD

● Modul belajar ● Modul berorientasi


dijalankan dengan pada kompetensi
prinsip “Bermain literasi, numerasi,
adalah Belajar”. pendidikan
● Proses pembelajaran karakter, dan
terjadi saat anak kecakapan hidup.
bermain serta ● Kompetensi dasar
melakukan kegiatan mencakup berbagai
sehari-hari. mata pelajaran.

Modul diharapkan akan (1) mempermudah guru untuk memfasilitasi dan memantau pembelajaran siswa di
rumah dan (2) membantu orang tua dalam mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar
dari rumah.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 36


2 Untuk jenjang SD: disiapkan modul pembelajaran untuk guru, orangtua,
dan untuk mempermudah proses BDR
siswa

Modul belajar mencakup rencana pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping (baik orang
tua maupun wali)

Modul Pendamping Guru Modul Pendamping Orang Tua Modul Untuk Siswa
Petunjuk untuk Petunjuk untuk Modul siswa
berkoordinasi mendampingi dilengkapi dengan
dengan orang tua anak belajar dari penjelasan
sebagai mitra, rumah. Terdapat aktivitas
serta penjelasan rangkuman aktivitas pembelajaran yang
mengenai pembelajaran terperinci bagi
aktivitas mingguan untuk siswa dan orang tua
pembelajaran membantu orang serta alokasi waktu
siswa sehingga tua menyiapkan hal sehingga
guru bisa tetap yang dibutuhkan memudahkan para
memberikan anak dalam siswa terlibat aktif
pendampingan. pembelajaran. dalam pembelajaran.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 37


2 Ilustrasi: Jadwal pembelajaran untuk siswa SD yang menggunakan
modul
Contoh jadwal pembelajaran untuk seminggu untuk siswa kelas 5
Literasi (105 menit per hari) Numerasi (90 menit per hari)
Hari
Kegiatan Materi Kegiatan Materi
● Tokoh cerita
1. Pesan Pagi: menjawab ● Alur cerita
Senin pertanyaan harian Jaring-jaring kubus
● Kosakata baru
2. Ayo Membaca: membaca buku ● Persamaan kata
pada modul ● Tata tertib lalu lintas Penyebab 1. Intuisi Bilangan: membilang
Selasa 3. Kata Baruku: makna kata baru dan memperkirakan banyaknya Jaring-jaring kubus
jalan macet Kalimat langsung
4. Ayo Menulis: berlatih menulis benda pada gambar
5. Ayo bercerita: menyajikan tulisan dan tidak langsung
2. Konsep Matematika:
secara lisan ● Mematuhi peraturan lalu lintas
membedakan bentuk dan
Rabu 6. Ayo Berlatih: melatih pemahaman ● Himbauan untuk teman Jaring-jaring balok
ukuran
akan kata baru Melengkapi kalimat 3. Eksplorasi matematika:
7. Jurnal Bacaku: mencatat ● Perubahan sikap tokoh cerita menemukan pola jaring-jaring Jaring-jaring balok
Kamis
informasi dan komentar ● Menyusun huruf menjadi kata
8. Refleksiku: mengisi lembar Membuat kubus dan balok
refleksi ● Perilaku pengemudi yang
Jumat menggunakkan
ceroboh
jaring-jaringnya

Sabtu Proyek literasi: poster untuk menjaga ketertiban lalu lintas Proyek numerasi: replika kubus dan balok beserta jaringnya
Kegiatan harian bisa dikerjakan dalam 3 sesi: pagi, siang, dan sore hari

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 38


Untuk mendukung kesuksesan pembelajaran di masa pandemi COVID-19,
pemerintah juga melakukan relaksasi peraturan untuk guru

Guru tidak lagi diharuskan untuk memenuhi beban


kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu

Guru dapat fokus untuk memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar pemenuhan jam

Tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 39


Diperlukan kerja sama secara menyeluruh dari semua pihak untuk kesuksesan
pembelajaran di masa pandemi COVID-19

Orang Pemerintah
Tua Siswa
Orang tua untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama menyusun
proses belajar mengajar di rumah. dan menerapkan kebijakan yang berpihak pada anak.

Guru Layanan Kesehatan

Guru terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan Layanan kesehatan memantau dan mengevaluasi risiko
pembelajaran interaktif. di daerah demi mengutamakan kesehatan anak.

Sekolah Masyarakat Sipil

Sekolah memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan Lembaga sosial dan masyarakat bersama-sama
metode yang paling tepat. membantu mendukung kegiatan anak.

Mari kita bekerja sama untuk memastikan anak dapat terus belajar dengan sehat dan selamat!

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 40

Anda mungkin juga menyukai