Oleh :
b. Sistematika :
c. Isi :
Total : ( RAGIL )
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
PERCOBAAN IV
SPEKTROMETER NMR
A. TUJUAN
Praktikan mampu menjelaskan tahapan penyiapan sampel, bahan, dan alat
yang digunakan dan tahapan pengukuran pada spektrometer NMR.
B. DASAR TEORI
Spektroskopi NMR atau Nuclear Magnetic Resonance merupakan teknik
analisis yang didasarkan pada sifat kemagnetan inti tertentu yang mempunyai nomor
massa ganjil atau nomor massa genap tetapi nomor atom ganjil. Inti-inti ini
mempunyai putaran inti “S,” yang merupakan suatu bentuk momentum sudut yang
tidak mempunyai analogi makroskopis (yakni, inti-inti tersebut tidak benar-benar
berputar mengelilingi dirinya sendiri) dan dicirikan oleh bilangan kuantum putaran
inti, “I” (Levitt, 2005). Untuk inti atom yang nomor massanya ganjil, I mengambil
nilai setengah bilangan bulat, sedangkan untuk inti atom yang nomor massanya genap
tetapi nomor atomnya ganjil, saya mengambil nilai bilangan bulat. Semua inti dengan
I ≠ 0 dikaitkan dengan momen magnet nuklir, μ, dan dengan demikian menghasilkan
medan magnet yang sangat kecil. Besarnya μ sebanding dengan “S,” serta rasio
gyromagnetic γ , yang merupakan sifat intrinsik inti dan menentukan kekuatan
magnetnya (μ = γ S). Momen magnet nuklir, μ, berinteraksi dengan medan luar B0
yang dihasilkan oleh instrumen NMR dan dengan demikian inti atom dapat dipelajari
dengan NMR. Inti spin I = ½ mempunyai sifat NMR yang sesuai, berbeda dengan inti
kuadru polar (I > ½) yang mempunyai distribusi muatan nonsferis dan menghasilkan
spektrum dengan garis lebar (Levitt, 2005). Untuk studi kimia, 1H, 13C, 15N, dan 19F
NMR adalah yang paling banyak nuklida yang umum digunakan, sedangkan untuk
studi biokimia, 1H, 13
C, dan 31
P mungkin yang paling umum. Untuk studi kimia
anorganik, sebagian besar inti atom dalam tabel periodik mempunyai setidaknya satu
isotop yang dapat menimbulkan spektrum NMR, meskipun sering kali sifat-sifatnya
tidak menguntungkan, memberikan garis yang sangat lebar, memiliki kelimpahan
alami yang rendah, memiliki sensitivitas bawaan yang rendah, atau termasuk
ketiganya (Lindon, 2010)
Sistem NMR umumnya terdiri dari dari :
1. Magnet yang menghasilkan medan magnet statis. Magnet merupakan wadah
berbentuk silinder yang terdiri dari berbagai tangki konsentris. Di bagian
dalam terdapat kumparan superkonduktor yang menghasilkan medan magnet
utama, B0, sepanjang sumbu z. Super konduktivitas sangat penting untuk
menghasilkan medan magnet kuat yang sesuai untuk penelitian yang
memerlukan resolusi dan sensitivitas spektral tinggi. Untuk mencapai
superkonduktivitas, kumparan solenoid, terbuat dari niobium-titanium,
disimpan dalam penangas helium cair di tangki bagian dalam. Pada suhu ini
(4K) resistansi kumparan praktis mendekati nol dan dengan demikian
kumparan berada dalam keadaan superkonduktif. Untuk mengurangi
pendidihan helium, wadah bagian dalam dikelilingi oleh tangki lain, yang
hanya berupa ruang hampa dan dikelilingi oleh dewar bagian luar yang berisi
nitrogen cair. Gambar 4B menggambarkan magnet terbuka, dimana berbagai
bagian ditampilkan. Medan magnet tidak sepenuhnya konstan dan
menyimpang beberapa Hz per hari. Besarnya penyimpangan sebanding dengan
lebar garis sinyal NMR dan oleh karena itu koreksi harus diterapkan. Sistem
yang disebut “kunci” digunakan untuk memperbaiki penyimpangan ini. Sistem
kunci secara konstan mengukur resonansi deuterium dalam pelarut NMR (inti
lain juga dapat digunakan) yang muncul dalam sampel dan ketika medan
menyimpang, arus listrik ditambahkan atau dikurangi untuk
mengembalikannya ke resonansi. Homogenitas lapangan dicapai dengan
menggunakan kumpulan kumparan lain, yang disebut kumparan shim, yang
mengelilingi sampel. Hal ini penting untuk memperoleh spektrum dengan
puncak yang tajam dan resolusi tinggi (Hatzakis, 2019)
2. Probe NMR yang menampung sampel dan digunakan untuk mengirimkan RF
(radiofrequency) pulsa (bidang B1). Kumparan RF (radiofrequency) yang
digunakan untuk mengeksitasi sampel (pemancar) dan menerima sinyal
(penerima) terletak di dalam probe NMR . Probe diposisikan di tengah magnet
melalui lubang. Ada beberapa jenis probe NMR dan salah satu cara paling
umum untuk mengkategorikannya adalah sebagai probe “invers” dan
“observasi”. Dalam probe terbalik, kumparan yang lebih dekat dengan sampel
(kumparan dalam) digunakan untuk mengeksitasi frekuensi proton, sedangkan
kumparan luar digunakan untuk heteronuklei. Probe obserasi memiliki struktur
yang berlawanan. Ketika inti proton terdeteksi, seperti dalam kasus 1D 1H
NMR atau eksperimen 2D NMR yang paling umum (misalnya COSY, TOCSY,
HMBC, HSQC, dan sebagainya), disarankan untuk menggunakan probe
terbalik. Probe observasi dioptimalkan untuk mendeteksi heteronuklei seperti
13 31
C dan P di kumparan dalam, sedangkan proton yang jauh lebih banyak
dapat dengan mudah dideteksi di kumparan luar yang kurang sensitif. Probe
observasi mungkin merupakan pilihan yang menarik untuk analisis makanan
(Williamson & Hatzakis, 2017) karena heteronuklei dicirikan oleh resolusi
spektral yang tinggi. Cara lain untuk mengklasifikasikan probe adalah sebagai
probe suhu ruangan dan probe kriogenik. Dalam probe kriogenik, kumparan
RF dan elektronik (pra amplifier), bukan sampel, didinginkan menggunakan
helium atau nitrogen sehingga kebisingan berkurang sehingga rasio S/N lebih
tinggi (sensitivitas lebih baik) tercapai. Probe NMR yang digunakan untuk
analisis keadaan padat memiliki struktur dan pengoperasian yang berbeda dari
probe keadaan cair. Perbedaan yang paling mendasar adalah bahwa sampel
memerlukan daya yang lebih tinggi, sampel dimasukkan ke dalam rotor, bukan
tabung, dan sering kali Magic Angle Spinning (sampel berputar pada sudut
ajaib, 54,74°, untuk meningkatkan resolusi) diterapkan (Apperley, 2012).
Dalam kebanyakan kasus, eksperimen keadaan padat dilakukan dengan
menggunakan polarisasi silang (Yannoni, 1982) untuk meningkatkan
sensitivitas, dengan mentransfer polarisasi dari inti yang lebih sensitif
(misalnya, 1H) ke inti yang kurang sensitif (misalnya, 13C) melalui
penggandengan dipolar. Namun, teknik polarisasi lain, seperti INEPT, yang
mengandalkan kopling skalar untuk transfer polarisasi dan sebagian besar
digunakan dalam NMR cair juga dapat digunakan. CP dan INEPT dapat
digunakan dalam analisis NMR keadaan padat untuk mempelajari masing-
masing bagian kaku dan bagian bergerak suatu makanan sehingga memberikan
berbagai jenis informasi. Misalnya, pendekatan ini diterapkan untuk
mempelajari komponen bergerak kopi granul, seperti trigliserida dan domain
kaku, seperti karbohidrat (Nogueira, Boffo, Tavares, & et.al, 2011)
3. Konsol yang berisi semua peralatan elektronik diperlukan untuk pembangkitan
pulsa RF, deteksi sinyal, dan sampel pengatur suhu. (Hatzakis, 2019).
4. Komputer yang digunakan untuk mengendalikan konsol, probe, dan magnet,
serta untuk pemrosesan dari data NMR (Hatzakis, 2019).
Diagram skema NMR yang disederhanakan sistem ditunjukkan pada gambar 1
2. Bahan
No. Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Qiunidine - Secukupnya
2. Pelarut CHCl3 - 0,6 – 0,7 ml
3. Pelarut NMR - 0,7 – 0,9 ml
4. Sampel Proton - 10 ml
5. Sampel Karbon - 50 l
b. Skema Kerja
Quinidin
Diambil quinidine secukupnya ke dalam
botol kecil menggunakan spatula
Serbuk putih quinidin berada
dalam botol kecil
Sampel
Dimasukkan sampel kedalam
tabung reaksi
Pelarut NMR
Diambil pelarut NMR sebanyak 0,7-
0,9 mili menggunakan pipet tetes
Dilakukan atma
Sinyal terhubung
Dikunci NMR
Sampel terpindai
E. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini berjudul penyiapan sampel dan pengoperasian
instrumentasi spectrometer NMR dengan tujuan praktikan mampu menjelaskan
tahapan penyiapan sampel, bahan, dan alat yang digunakan dan tahapan pengukuran
pada spektrometer NMR. Adapun prinsip dasar spektroskopi NMR adalah bahwa
semua inti atom bermuatan listrik dan mempunyai banyak putaran. Dalam situasi ini,
medan magnet luar menciptakan kemungkinan terjadinya transfer energy. Umumnya,
perpindahan energi ini terjadi dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi
yang lebih tinggi, biasanya dalam satu langkah. Perpindahan atau penyerapan energi
ini menjadi mungkin pada frekuensi radio. Frekuensi radio, yang penting untuk
penyerapan energi, bergantung pada tiga faktor. Ini adalah karakteristik khas dari tipe
inti (misalnya, 1H atau 13C). Frekuensi radio serapan bergantung pada lingkungan
kimia inti ( Singh & Singh, 2022)
Pada percobaan ini terdapat 4 vidio yaitu pengambilan sampel NMR,
penyiapan sampel, cara persiapan dan menjalan kan sampel NMR dan penggunaan
mesin NMR. Pada pengambilan sampel NMR, diambil quinidine secukupnya ke
dalam botol kecil menggunakan spatula. Quinidin berfungsi sebagai sampel yang akan
dianalisis dan botol kecil berfungsi sebagai wadah pengenceran dan diperoleh quinidin
berada dalam botol kecil. Diambil sekitar 0,6 – 0,7 ml pelarut CHCl 3 dengan pipet
tetes, CHCl3 berfungsi sebagai pelarut dari quinidin dan pipet tetes berfungsi untuk
mengambl sampel dalam jumlah sedikit dan diperoleh larutan CHCl 3 tidak berwarna.
Dimasukkan ke dalam botol vial kecil berisi quinidin berfungsi untuk melarutkan
quinidin dan diperoleh larutan tidak berwarna. Dikocok botol kecil berisi larutan
quinidine dengan alat pusaran air (spinner) berfungsi untuk melarutkan secara
sempurna sampel quinidine dan spinner berfungsi sebagai alat untuk memutas botol
kecil berisi sampel serta diperoleh larutan tidak berwarna dan tak berwarna.
Dipindahkan larutan quinidine ke dalam tabung NMR fungsiny agar larutan dapat
diletakkan pada posisinya, NMR berfungsi sebagai alat analsisis sampel organic
dengan menghasilkan spectrum yang dapat diterjemahkan untuk menentukan struktur
molekul organik dalam larutan dan mempelajari fisika molekuler dan kristal serta
bahan non-kristal. Diperoleh larutan quinidine tak berwarna dalam tabung NMR.
Terakhir, ditutup tabung NMR menggunakan penutup tabung NMR berfungsi agar
tabung vakum terhadap gangguan dari luar. Penutup tabung NMR berfungsi sebagai
tutup dan tabung NMR tertutup rapat bertujuan agar sampel vakum dari gannguan
lain.
Penyiapan sampel yaitu disiapkan sampel sebanyak 10 mg berfungsi
mendapatkan sampel. Sampel berfungsi sebagai bahan yang akan dianalisis dan
digunakan jumlahnya sedikit karena memang inilah kelebihan NMR., diperoleh
sampel berbentuk serbuk berwarna putih. Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
berfungsi menempatkan sampel dalam wadah agar mudah untuk pelarutan. Tabung
reasksi berfungsi sebagai wadah pereaksian berbahan kaca, diperoleh sampel berda
dalam tabung reaksi berbentuk serbuk berwarna putih. Kemudian ditambahkan pelarut
sebanyak 0,7 – 0,9 ml ke dalam sampel berfungsi untuk melarutkan sampel. Pelarut
berfungsi untuk melarutkan sampel bahan padatan, diperoleh pelarut dan sampel
bercampur. Digoyangkan tabung reaksi berfungsi untuk menghomogenkan sampel
larutan, diperoleh sampel larut. Disaring sampel jika sampel terdapat kotoran
berfungsi untuk menghilankan zat padat yang tidak larut, diperoleh sampel tersaring
tidak berwarna. Dipindahkan sampel ke tabung NMR berfungsi nempatkan sampel
pada posisinya, diperoleh Sampel berada dalam tabung NMR. Dibandingkan tinggi
pelarut sampel dengan panduan tinggi pelarut agar tinggi sampel dapat sesuai dengan
tinggi standar sampel untuk analisis NMR, diperoleh tinggi pelarut sampel belum
sama dengan tinggi pelarut. Ditambahkan sedikit pelarut sampai sesuai garis panduan
ketinggian pelarut berfungsi agar tinggi sampel standar dengan tinggi garis panduan,
diperoleh tinggi pelarut sampel sama dengan garis panduang tinggi pelarut karena
apabila sampel tidak sesuai dengan tinggi standar tabung maka sampel tidak akan
dapat dianalisis. Terakhir, ditutup tabung NMR menggunakan penutupnya berfungsi
agar sampel vakum dengan ganguan lingkungan di luar NMR dan diperoleh tabung
NMR tertutup rapat agar sampel tidak terganggu oleh lingkungan luar NMR.
Penyiapan dan menjalankan sampel NMR, diambil kloroform sebanyak 0,7 ml
menggunakan pipet tetes berfungsi untuk mengambil kloroform yang dibutuhkan
sebanyak 0,7 ml. Kloroform berfungsi sebagai pelarut sampel, pipet tetes berfungsi
sebagai alat mengambil sampel, diperoleh klorofrom tidak berwarna sebanyak 0,7 ml
tidak berwarna. Dimasukkan sampel kedalam botol bening (kecil) berfungsi
menempatkan sampel dalam wadah, diperoleh kloroform tidak berwarna dalam botol
bening. Botol bening berfungsi sebagai wadah dari sampel. Dimasukkan kapas
kedalam pipet tetes hingga dasar berfungsi agar pupet tetes dapat menjadi penyaring.
Kapas berfungsi sebagai penyaring yang berada dalam pipet tetes, diperoleh kapas
berada di dasar pipet tetes. Diletakkan pipet tetes yang diberi kapas pada mulut tabung
NMR berfungsi agar saat memasukkan sampel dapat tersaring dan diperoleh pipet
tetes diatas tabung NMR. Tabung NMR berfungsi sebagai wadah sampel khusus untuk
NMR. Dimasukkan sampel kedalam pipet tetes berfungsi untuk menyaring sampel.
Sampel harus disaring untuk menghindarkan zat tidak larut masuk yang akan
berperangaruh pada analisis alat NMR dan diperoleh sampel tidak berwarna.
Ditambahkan sampel jika tidak ada larutan yang keluar dengan pipet tetes baru
befungsi menambahkan sampel karena sampel akan tertahan pada kapas sehingga
perlu ditambahkan sampel baru dengan pipet tetes baru, diperoleh sampel tidak
berwarna dalam tabung NMR. Dikocok sampel yang berada pada tabung NMR
berfungsi untuk melarutkan sampel hingga homogen dan diperoleh sampel tidak
berwarna. Dimasukkan sampel dalam penahan sampel berfungsi agar sampel tepat
pada posisinya dan diperoleh sampel berada pada penahan sampel. Dimasukkan
tabung NMR yang telah bersih kedalam mesin NMR berfungsi agar tabung NMR
berada pada posisisnya. Mesin NMR berfungsi sebagai alat analsisis sampel organik
dengan menghasilkan spektrum yang dapat diterjemahkan untuk menentukan struktur
molekul organik dalam larutan dan mempelajari fisika molekuler dan kristal serta
bahan non-kristal dan diperoleh tabung NMR berisi sampel tak bewarna berada dalam
mesin NMR. Terakhir, diamati hasilnya pada system komputer berfungsi untuk
menentukan struktur senyawa yang muncul dari spektrum yang tercatat dan diperoleh
spektrum NMR.
Penggunaan mesin NMR, dibuka aplikasi topsin 2,3 berfungsi untuk
mengoperasin microsoft untuk akuisisi dan analisis NMR, dipeorleh aplikasi topsin
terbuka. Diketik kata sandi pada aplikasi topspin 3.2 berfungsi utuk membuak aplikasi
dieproleh kata sandi terinput. Diberikan nama baru pada file berfungsi untuk
memudahkan pengidentifikasian file dengan file lainnya diperoleh file sudah bernama.
Dipilih pelarut merah, perbaharui data dan centang kotak item berfungsi untuk
memilih pelarut yang sesuai dan proso selesai. Dilakukan atma berfungsi untuk
mengubah orientasi inti atom dalam sampel terhadap medan magnet eksternal dan
memungkinkan pengamatan sinyal resonansi nuklir dari inti-inti tersebut dan diperoleh
sinyal terhubung. Dilakukan rsh space shims dot best berfungsi untuk menghilangkan
homogenitas magnet dan diperoleh homogenitas magnet hilang. Dikunci NMR
berfungsi agar mengkalibrasi sinyal dan diperoleh pergeseran sinyal terkalibrasi dan
terdapat daftar pelarut. Dipilih salah satu pelarut yang digunakan berfungsi
menentukan jenis pelarut yang digunakan dan diperoleh pelarut yang digunakan
terpilih. Diklik topshin untuk melakukan shiming berfungsi untuk menyesuaikan
medan magnet untuk mencapai lingkungan magnetik yang homogen di sekitar sampel
sehingga proses shiming berjalan dan diperoleh proses shiming berjalan. Diklik rga
dan tunggu beberapa detik berfungsi untuk memindai sampel mencapai lingkungan
magnetik yang homogen di sekitar sampel sehingga proses shiming berjalandan
diperoleh sampel terpindai. Diklik zg untuk melihat akusisi dan didapatkan akusisi
berjalan, sampel encer menggunakan akusisi panjang. Dilakukan TR untuk mentrasfer
data dengan perintah efp diperoleh data spektrum terinput pada hard disk.
Penjelasan diatas adalah penjelasan yang teramati dengan menggunakan media
video. Persiapan sampel secara teori dapat dijelaskan untuk sebagian besar senyawa
organik bermolekul kecil. Prosedur persiapan tambahan untuk molekul besar, polimer,
biomolekul, molekul anorganik, dll. dapat ditemukan dalam literatur.
1. Gunakan bahan dalam jumlah yang tepat.
A. Untuk molekul kecil (kurang dari 1000 g/mol), spektrum 1H NMR
memerlukan 5-25 mg bahan. Spektrum 13C tipikal membutuhkan 50-100 mg
bahan. Jumlah material ini akan memungkinkan memperoleh spektrum 1H
13
dalam beberapa menit atau spektrum C dalam 20-60 menit. Ketika jumlah
material digandakan, sinyal yang dihasilkan akan menjadi dua kali lipat.
13
Ingatlah bahwa sampel yang sangat pekat akan menghasilkan spektrum C
dengan cepat, namun dapat menghasilkan bentuk garis 1H yang lebih luas.
Sampel yang terlalu pekat juga sulit untuk dihilangkan.
2. Gunakan pelarut dan jumlah pelarut yang tepat.
a. Pelarut deuterasi, dimana atom 1H diganti dengan atom 2H, biasanya
digunakan dalam larutan NMR karena berbagai alasan. Alasan-alasan ini
termasuk kunci deuterium, shimming, dan menyediakan materi latar belakang
“tak terlihat” yang tidak akan dapat diamati dalam spektrum 1H.
b. Pelarut umum termasuk kloroform-D, aseton-D6, benzena-D6, deuterium
oksida (D2O), DMSO-D6, etanol-D6, dan metanol-D4.
c. Sampel NMR tipikal mengandung 0,6-0,7 mL pelarut deuterasi. Jangan
mengisi tabung NMR sampai penuh dengan pelarut. Ini akan mengencerkan
sampel, membuang pelarut, dan mempersulit proses shiming.
3. Pertimbangkan untuk menyiapkan sampel dalam botol sekunder
a. Mungkin ingin menggunakan botol kecil untuk melarutkan sampel padat dan
memindahkannya ke tabung NMR dengan pipet kaca Pasteur, terutama jika
sampel tidak mudah larut. Setelah sampel berada dalam tabung NMR,
pencampuran yang efektif mungkin sulit dilakukan. Ini juga memberi
kesempatan untuk mengolah sampel dengan panas atau pusaran untuk
mendapatkan pembubaran sempurna.
b. Jika sampel mengandung padatan yang signifikan, yang terbaik adalah
menyaring setiap partikulat dari sampel sebelum dipindahkan ke tabung.
Partikel padat tidak akan muncul dalam spektrum larutan NMR, dan dapat
mengganggu penggeseran yang tepat.
4. Gunakan tabung NMR yang bersih dan tidak tergores serta tutupnya yang bersih
a. Partikulat yang menempel pada bagian dalam tabung NMR atau goresan/cacat
pada tabung dapat mengganggu penggeseran yang benar
b. Tabung NMR sekali pakai tidak sesuai untuk digunakan pada instrumen NMR
medan tinggi yang tersedia di CIF – kualitas kaca yang rendah tidak
memungkinkan shim yang cukup bagus
5. Gunakan standar internal.
a. Residu 1H dalam pelarut deuterasi seringkali dapat digunakan untuk kalibrasi
spektral (tabel kalibrasi). Namun, dalam situasi di mana pergeseran kimia yang
tepat diinginkan, atau tidak ada pelarut yang tersedia sebagai referensi
13 31
(misalnya untuk C yang dilakukan dalam D2O atau P), standar internal
tambahan harus digunakan untuk kalibrasi pergeseran kimia.
b. Standar internal seperti TMS (untuk pelarut organik) atau DSS dan TSP (untuk
31
sampel air) akan memberi referensi NMR yang tepat. Untuk inti selain C
atau 1H, standar tambahan dapat digunakan seperti asam fosfat untuk 31P.
c. Standar internal dapat ditambahkan langsung ke sampel jika diinginkan. Dalam
situasi ini, setetes TMS seringkali terlalu banyak untuk satu tabung NMR.
Tambahkan setetes TMS ke dalam 5-10 mL pelarut deuterasi yang dapat
digunakan untuk beberapa sampel.
6. Beri label pada sampel
a. Spidol permanen dapat digunakan untuk memberi label pada sampel untuk
memastikan tidak mencampurkan tabung NMR satu dengan pengguna NMR
lain, atau dapat diambil di lain waktu. Jika menggunakan stiker atau selotip
untuk memberi label pada tabung, stiker tersebut harus rata dengan tabung agar
tidak mengganggu proses memasukkan, mengeluarkan, atau memutar bagian
dalam magnet.
7. Sampel yang sensitif terhadap udara.
a. Beberapa sampel harus dihilangkan gasnya untuk menghilangkan oksigen.
Oksigen dapat bersifat paramagnetik dan melebar kalibrasi pergeseran kimia.
bentuk garis atau mengganggu pengukuran relaksasi T1
b. Untuk degassing sampel yang sensitif terhadap udara, Tabung J-Young dapat
langsung dipasang ke saluran vakum.
Berdasarkan teori dan video dapat terdaapat kesamaan untuk preparasi sampel dan
untuk sampel yang sesnsitif udara itu tidak ada dalam video. Setelah membuat
preparasi sampel, selanjutnya menganalaisis sampel. namun sebelum menganalisis
kita harus mengetahui komponen dan fungsi setiap komponen dari NMR. Sistem
NMR umumnya terdiri dari dari :
Biasanya pilih eksperimen proton, atau eksperimen inti lainnya. Jika tidak
yakin dengan set parameter, sorot nama parameter dan klik “help”Untuk
mencari di panduan NMR.
4. Masukkan sampel
Ketik “ej” di baris perintah, atau pilih LIFT di bawah PROCEDURE untuk
mengangkat sampel yang ada. Ketik “ij” atau klik INJECT untuk memasukkan
sampel
Di bawah BSMS Suite akan melihat sampelnya ada di dalam magnet. Jika
BSMS tidak tersedia, Ketik “bsmsdisp” untuk membuka jendela BSMS.
5. Kunci sampel
Ketik “lock” di baris perintah atau pilih LOCK di PROCEDURE. Kemudian
7. SHIM magnetnya
Ketik "topshim" di baris perintah atau pilih shim dalam PROCEDURE.
Perintah “topshim” melakukan gradient Shimming pada magnet, Anda akan
9. Mulai akuisisi
Ketik “zg” atau klik tombol hijau di tab untuk memulai akuisisi.
Klik ikon jam untuk melihat berapa banyak waktu yang tersisa untuk setiap
percobaan.
10. Hentikan, hentikan akuisisi
Untuk menghentikan akuisisi sebelum mencapai jumlah pemindaian yang
ditentukan, masukkan "halt", yang akan menulis data Anda ke disk di akhir
pemindaian saat ini dan izinkan pemrosesan.
Ada dua jenis spektroskopi NMR, yaitu 1H-NMR Salah satu informasi
penting yang ditunjukkan oleh spektrum 1H-NMR adalah pergeseran kimia dari
berbagai jenis proton dalam sampel, sedangkan 13C-NMR dapat memberikan
informasi struktural yang terkait dengan senyawa berdasarkan shifts kimia dari
berbagai jenis karbon. Selain digunakan untuk menentukan struktur senyawa kimia,
spektroskopi NMR juga dapat digunakan dalam teknik pencitraan medis tingkat
lanjut, seperti MRI. NMR kini telah menjadi teknologi analitik yang dapat
diterapkan in banyak disiplin ilmu penelitian, kedokteran, dan berbagai industri
1. Tentukan jumlah sinyal: Hitung jumlah sinyal dalam spektrum untuk menentukan
jumlah berbagai jenis atom hidrogen dalam molekul.
2. Tentukan pergeseran kimia: Pergeseran kimia adalah posisi sinyal dalam spektrum
relatif terhadap senyawa referensi. Pergeseran kimia setiap sinyal dapat
memberikan informasi tentang lingkungan kimia atom hidrogen yang
bersangkutan.
3. Tentukan integrasi: Integrasi adalah area di bawah setiap sinyal dalam spektrum.
Nilai integrasi sebanding dengan jumlah atom hidrogen yang menimbulkan sinyal.
4. Tentukan pembelahannya: Pemisahan adalah pola sinyal yang disebabkan oleh
penggandengan atom hidrogen dengan atom hidrogen tetangganya. Pola
pembelahan tersebut dapat memberikan informasi mengenai jumlah atom hidrogen
yang berdekatan dengan atom hidrogen sehingga menimbulkan sinyal.
5. Tetapkan sinyal: Berdasarkan pergeseran kimia, integrasi, dan pola pemisahan,
tetapkan setiap sinyal ke jenis atom hidrogen tertentu dalam molekul.
Elusidasi strukturC-NMR:
1. Tentukan jumlah sinyal: Hitung jumlah sinyal dalam spektrum untuk menentukan
jumlah berbagai jenis atom karbon dalam molekul.
2. Tentukan pergeseran kimia: Pergeseran kimia adalah posisi sinyal dalam spektrum
relatif terhadap senyawa referensi. Pergeseran kimia setiap sinyal dapat
memberikan informasi tentang lingkungan kimia atom karbon yang bersangkutan.
3. Tentukan pemisahannya: Berbeda dengan H-NMR, C-NMR tidak menunjukkan
pola pemisahan.
4. Menetapkan sinyal: Berdasarkan pergeseran kimia, tetapkan setiap sinyal ke jenis
atom karbon tertentu dalam molekul.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis video dapat disimpulkan bahwa :
1. Mengguanakn pelarut yang dideuturasi yang higroskopis sekitar 0,6 mililiter
2. Menggunakn tabung berkualitas baik yaitu tabung NMR lima millimeter.
3. Disaring sampel dengan filter kaca wol saat akan masuk ke dalam tabung NMR
apabila sampel memiliki senyawa yang tidak larut.
4. Ketinggian sampel terlalu pendek maka spektrumnya akan buruk
5. Ketinggian sampel terlalu dekat denagn koil akan mempengaruhi spectrum sampel
6. Sampel mengandung partikulat padat sehingga tidak homogeny sehingga
melayang-layang dan bila masuk ke dalam tabung NMR saat analysis akan
menggu spectrum NMR
7. Sidik jari pada tabung NMR akan mempengaruhi spectrum NMR
8. Sampel dengan endapan yang terlalu banyak dapat merusak hasil spektrum
9. Sampel dengan konsentrasi terlalu tinggi dapat merusak hasil spektrum
DAFTAR PUSTAKA
Singh, M. K., & Singh, A. (2022). Characterization of Polymers and Fibers. India:
ELSEVIER.
Apperley, D. (2012). Solid State NMR. New York: Momentum Press.
Hatzakis, E. (2019). Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Spectroscopy in Food Science: A
Comprehensive Review. Compreensive Reviews In Food Science and Food Safety,
18(1), 189-220.
Ismail, I. A., Riga, R., Suryani, O., Insani, M., Pernadi, N. L., & Febriyanti, A. (2022).
Analisis Spektrum 1H-NMR: Penjelasan Sederhana. International Journal of
Academic Multidisciplinary Research (IJAMR), 6(12), 336-342.
Kwan, E. E., & Huang, S. G. (2008). Structural Elucidation with NMR Spectroscopy:
Practical Strategies for Organic Chemists. European Journal Of Organic Chemistry,
2008(16), 2671-2688.
Levitt, M. (2005). Spin Dynamic. Chichester: John Wiley & Sons.
Lindon, J. C. (2010). NMR Spectrometers. Encyclopedia Of Spectroscopy And Spectrometry
(second edition). London: Academy Press.
Nogueira, R. F., Boffo, E. F., Tavares, M. B., & et.al. (2011). The Use of Solid State NMR to
Evaluate the Carbohydrates in Commercial Coffee Granules. Food and Nutrition
Sciences, 2, 350-355.
Pesek, M., Juvan, A., Jakoš, J., Košmrlj, J., Marolt, M., & Gazvoda, M. (2021). Database
Independent Automated Structure Elucidation of Organic Molecules Based on IR, 1H
NMR, 13C NMR, and MS Data. Journal Of Chemical Information and Modeling,
61(2), 756-763.
Rusilowicz, M., O’Keefe, S., Wilson, J., & Charlton, A. (2014). Chemometrics applied to
NMR analysis. In R. A. Meyers (Ed.) Encyclopedia of analytical chemistry. USA: John
Wiley & Sons.
Spyros, A., & Daisy, P. (2013). NMR spectroscopy in food analysis. Camridge: Royal Society
of Chemistry.
Williamson, K., & Hatzakis, E. (2017). NMR Spectroscopy as a Robust Tool For the Rapid
Evaluation of The Lipid Profile of Fish Oil Supplements. Journal of Visualized
Experiments, 123(e55547), 1-14.
Yannoni, C. S. (1982). High-resolution NMR in Solids: The CPMAS. Accounts of Chemical
Research, 15(1), 201-208.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
a. Video 1
b. Video 2
Dimasukkan
Dimasukkan sampel Dibersihkan tabung tabung NMR Ditunggu
dalam penahan NMR berisi sampel ke hasilnya pada
sampel menggunakan tisu dalam mesin sistem komputer
NMR
d. Video 4