Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang proses merobohkan bangunan ini dapat memberi
pemahaman serta manfaatnya untuk masyarakat.
LATAR BELAKANG
Menara Flobamora yang berada di area Markas Korem 161 Wira Sakti Kupang, Nusa Tenggara Timur
(NTT) dirobohkan sejak Sabtu (27/5/2023).
Menara setinggi 30 meter ini, awalnya bernama Monumen Menara Manunggal Flobamora (M3F) dibangun
di masa Kolonel Inf Arief Rachman menjabat Komandan Korem 161 Wira Sakti pada 2006-2008. Hingga
dirobohkan, menara ini telah berusia 17 tahun.
Menara dibangun berbentuk kerucut, bersegi delapan dengan desain menyerupai rumah adat Kabupaten
Manggarai. Pada 31 Mei 2007, Kolonel Arief Rachman menandatangai nota kesepahaman bersama PT
Telkomsel penempatan antena PT Telkomsel di menara tersebut.
Menara dibagi tujuh lantai. Lantai pertama berfungsi sebagai sarana umum, ruang pameran, tempat prmosi
produk budaya, dan penjualan suvenir.
Lantai dua adalah ruang pertemuan, seminar, dan akan ditempatkan simbol-simbok kebersamaan rakyat
NTT, dan lantai tiga berfungsi sebagai restoran dan kafe.
Selanjutnya, di lantai empat terdapat anjungan yang dihubungkan dengan lift dari lantai satu. Di anjungan
ini ditempatkan lukisan dan berbagai motif seni, lintasan sejarah, harapan serta cita-cita masyarakat,
termasuk di lantai enam.
Di lantai enam, baru ditemukan informasi mengenai berdirinya menara. ruang promosi produk dari sponsor
yang turut mendanai berdirinya menara, kemudian antena PT Telkomsel ditempatkan di lantai tujuh.
Menara ditopang delapan pilar, sedangkan bangunan material bangunannya terdiri dari beton, kayu, besi,
dan kaca. Saat dibangun, menara ini diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp3 miliar yang berasal dari
sponsor dan donatur.
Ketika itu, mendiang Gubernur NTT Piet Alexander Tallo yang meletakan batu pertama pembangunan
menara, menyebutkan Menara M3F sebagai wujud kemanunggalan TNI di NTT.
Faktor Keamanan
Pgs Kapenrem 161/Wira Sakti Mayor Inf Arwan Minarta perobohan menara karena faktor keamanan. “Saat
ini konstruksi bangunan Menara Flobamora ini sudah sangat tidak layak dan sangat rentan apabila terjadi
gempa bumi, atau angin kencang seperti angin Seroja beberapa tahun yang lalu, gedung ini sangat
membahayakan keamanan anggota Makorem 161/Wira Sakti,” ujarnya.
Selain itu, selama lima tahun terakhir, Menara Flobamora tersebut tidak difungsikan lagi sebagai kantor staf
Makorem. “Sudah 5 tahun terakhir tidak difungsikan sebagai kantor, sehingga staf bintal, hukum,
penerangan, infolahta, setum, pada 2018 pindah ke lantai dasar manara,” ujarnya.
Beberapa minggu jelang dirobohkannya menara, staf ops dari lantai satu menara pindah ke gedung yang
baru, sedangkan setum, bintal, infolahta, dan penrem pindah ke Aula Ahmad Yani.
Dia menyebutkan perobohan menara telah melalui prosedur perizinan ke Kodam IX/Udayana. “Pangdam
IX/Udayana melalui Surat Pangdam IX/Udayana Nomor : B/387/II/2023 tgl 17 Pebruari
2023 tentang persetujuan pembongkaran bangunan Menara Flobamora Korem 161/Wira Sakti dengan
pertimbangan bangunan dalam kondisi rusak berat, sudah tidak layak pakai dan tidak masuk dalam Simak
BMN serta tidak terdaftar dalam buku inventaris tanah atau bangunan Kodam IX/Udayana,” jelasnya
Karena itu, tambahnya, setelah dicek oleh Zidam IX/Udayana, direkomendasikan Zidam IX/Udayana,
dilaksanakan pembongkaran.
Selanjutnya, persetujuan pembongkaran disampaikan melalui Surat Kazidam IX/Udayana Nomor:
B/216/II/2023 tertanggal 28 Pebruari 2023 tentang persetujuan pembongkaran bangunan Menara Flobamora
Korem 161/Wira Sakti dengan pertimbangan bangunan dalam kondisi rusak berat dan sudah tidak layak,”
jelasnya. (*)
PROSES MEROBOHKAN MONUMEN MENARA MANUNGGAL FLOBAMORA
Kesimpulan
Merubuhkan gedung adalah proses yang kompleks yang melibatkan pemahaman mendalam tentang
mekanika tanah. Dalam memilih metode merubuhkan gedung dan menentukan titik-titik pemasangan bahan
peledak, penting untuk mempertimbangkan dampaknya pada tanah dan lingkungan sekitarnya. Kajian
mekanika tanah yang komprehensif dapat membantu dalam mengurangi risiko terjadinya kerusakan pada
tanah dan lingkungan. Selain itu, tindakan pengendalian polusi juga harus diterapkan untuk meminimalkan
dampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Dengan pemahaman yang baik tentang mekanika tanah dan
perhatian yang cermat terhadap dampaknya, proses merubuhkan gedung dapat dilakukan dengan aman dan
bertanggung jawab.