Anda di halaman 1dari 13

TAHAP PRA KONSTRUKSI, KONSTRUKSI, DAN PASCA

KONSTRUKSI PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT DIMUARA


BUNGO

“BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH B3”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar


AMDAL

Dosen Mata Kuliah : Puspita Rahmawati, S.KM.,M.Kes

Disusun Oleh :

Neneng Rina Heryani CMR0160018

Robby Ridwan Ramdan CMR0160024

Sarah Putri Utami CMR0160025

Kelas Reguler A

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

2019
Bidang Pengelolaan Limbah B3
Jenis Kegiatan : Pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan dan/ atau penimbunan
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sebagai kegiatan
utama.
(c) Setiap kegiatan pengolahan limbah B3 sebagai kegiatan
utama.

A. Komponen Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan


1. Tahap Pra Kontruksi
Pada tahap pra konstruksi pembangunan Rumah Saki Muara bungo pihak
pemrakarsa melakukan kegiatan-kegiatan yang diharapkan mampu mendukung
rencana tersebut baik selama pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi. Hal
ini penting dilakukan mengingat banyak pihak yang akan terpengaruh oleh
adanya aktivitas Rumah Sakit Muara Bungo baik lingkungan, sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap
pra konstruksi yaitu sosialisasi ke masyarakat untuk pengurusan perizinan dan
pembuatan dokumen kajian lingkungan yang berupa UKL-UPL.
a. Kegiatan Sosialisasi dan Kesepakatan dengan Mayarakat sekitar
Informasi tentang rencana kegiatan Rumah Saki Muara Bungo kepada
warga masyarakat dilakukan melalui sosialisasi. Maksud diadakan
sosialisasi diharapkan mampu mengkomunikasikan segala perencanaan,
pembangunan dan operasionalnya. Selama sosialisasi pemrakarsa
menyampaikan rencana pembangunan dan operasional Rumah Sakit
Muara Bungo kepada warga, tokoh masyarakat dan pihak aparat
pemerintah. Hasil kesepakatan antara pemrakarsa dengan warga
masyarakat selama masa konstruksi: warga dilibatkan sebagai tenaga,
pembangunan dilaksanakan dalam jam kerja, mengutamakan
keselamatan dan kebersihan, menggunakan tiang pancang, membangun
tembok keliling sesuai kualitas SNI. Kesepakatan pada masa operasional
(pasca konstruksi) yaitu limbah selama hasil operasional jangan
mengganggu lingkungan, melibatkan warga sekitar untuk menjadi
karyawan Rumah sakit Muara Bungo sepanjang sesuai persyaratan
terpenuhi .
b. Perencanaan Pembangunan
Kegiatan perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Muara Bungo antara
lain:
1) Perizinan
Pengurusan perijinan kepada Pemerintah Kota Kabupaten Muara
Bungo meliputi Izin Mendirikan Bangunan serta jenis perizinan lain
untuk mendukung operasionalnya Pembangunan Rumah Sakit Muara
Bungol .
2) Penyusunan Dokumen UKL-UPL
Untuk mendukung kelayakan lingkungan maka dilakukan kajian
pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup yang
diwujudkan dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Rumah Sakit Muara
Bungo
3) Perencanaan Pembangunan
Lahan untuk kegiatan Rumah Sakit Muara Bungo m² dengan status
tanah Hak Milik Rumah Sakit Muara Bungo Bangunan Rumah Sakit
Muara Bungo terdiri dari lantai 1-2, dengan dan sarana pendukung.
Agar kawasanRumah Sakit Muara Bungo mendukung program ramah
lingkungan maka dilengkapi dengan area parkir, kawasan hijau, dan
sarana sanitasi lingkungan. Pada perencanaan pembangunan Ruko
agar dihasilkan sebuah bangunan yang mendukung fasilitas
kenyamanan pelanggan maka beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain konsep perencanaan tapak kegiatan (tata massa, sirkulasi
udara, tata landscape), konsep perencanaan bangunan (koefisien dasar
bangunan, garis sempadan bangunan, kepadatan lahan, orientasi
bangunan, bentuk dan arsitektur bangunan, struktur bangunan) dan
konsep perencanaan sarana dan prasarana (penyediaan air bersih,
pengelolaan limbah cair, drainase, pengelolaan sampah, kebutuhan
energi, penanggulangan bahaya kebakaran, sistem telekomunikasi dan
penerangan.
4) Rekrutmen Tenaga Kerja dan Peluang Rumah Sakit Muara Bungo
Tenaga kerja yang digunakan jumlahnya kurang lebih orang untuk
menyelesaikan pekerjaan selama masa konstruksi. Pemenuhan tenaga
kerja diutamakan berasal dari wilayah tapak kegiatan dan sekitarnya
diperlukan minimal 20% (5 orang) dari total yang dibutuhkan sesuai
dengan ketrampilan dalam bidang pembangunan.
2. Tahap Konstruksi
Tahap pelaksanaan pembangunan/tahap konstruksi Rumah Sakit Muara
Bungo direncanakan selama 12 bulan. Pelaksanaan konstruksi menggunakan
standar pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat. Operasionalnya
menggunakan alat sedang, untuk material yang dipakai sesuai standar yang
berlaku untuk pembangunan.
a. Jam Kerja Konstruksi
Untuk operasional pekerjaan fisik dari pkl 08.00 – 16.00 WIB (waktu
istirahat 1 jam) sedangkan khusus pekerjaan pengecoran harus diselesaikan
dalam kurun waktu tertentu sehingga rentang waktunya cukup panjang
(17-20 jam). Khusus waktu pengecoran dak maka harus ada kesepakatan
bersama dengan warga masyarakat sekitar. Kemudian mengingat selama
bekerja melebihi jam kerja sesuai ketentuan dari peraturan ketenagakerjaan
maka kelebihan jam kerja diperhitungkan sebagai jam lembur. Para
pekerja akan diikutkan program BPJS Ketenagakerjaan berupa Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Sosial.
b. Penggunaan Sumber Air
Pada tahap pelaksanaan fisik/pekerjaan pembangunan untuk penggunaan
air dipenuhi dari air sumur dangkal (sumur gali) yang telah ada. Sumur
dangkal tersebut akan digunakan pula pada tahap operasional Rumah Sakit
Muara Bungo.
c. Mobilisasi Pengangkutan Material
Kegiatan pengangkutan material dan peralatan adalah kegiatan
pembuangan sisa-sisa bongkaran dan galian tanah, pengakutan alat/
material, persiapan bahan-bahan bangunan, transportasi keluar masuk di
lokasi proyek. Kebutuhan bahan bangunan antara lain: batu, pasir, batu-
bata, kayu, besi, semen, kapur, keramik, dll. Untuk jalur pengangkutan
kendaraan masuk melalui Jl. Menteri Supeno
d. Sumber Energi
Sumber energi pada tahap konstruksi dipasok dari PLN yang telah ada
dengan daya 2200 VA. Penggunaan rutin selama pembangunan untuk
penerangan malam hari. Khusus alat pertukangan digunakan Genset
dengan kapasitas sesuai kebutuhan (disediakan kontraktor pelaksana).
e. Aktivitas Barak (Base Camp)
Sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan konstruksi yang melibatkan
sumber daya manusia maka diperlukan barak (base camp) yang berfungsi
sebagai penyimpanan material/alat-alat pertukangan, perkantoran proyek,
pos keamanan, tempat istirahat pekerja. Untuk keperluan aktivitas base
camp maka menggunakan ruang pada bangunan lama yang dilengkapi
fasilitas pendukung sanitasi lingkungan berupa kamar mandi dan WC yang
dapat digunakan oleh pekerja selama masa konstruksi.
f. Pembangunan Fisik
Merupakan tahapan pelaksanaan konstruksi mulai penggalian tanah untuk
pondasi sampai dengan konstruksi selesai/finishing dan siap dioperasikan.
Bahan penunjang saat pelaksanaan konstruksi antara lain: semen, pasir,
kapur, plamir, cat kayu, cat meni, cat tembok, kaca bening 7 mm, paving
block/grass block, buis beton, besi tukang, kloset duduk, stainless steel,
alumunium, kabel listrik, lampu pijar/TL, air bersih, dan lain sebagainya.
Selama pelaksanaan konstruksi bahan baku dan penunjang yang akan
digunakan, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Bahan Baku dan Bahan Penunjang
No Konstruksi Bahan Baku Bahan Penunjang
1 Pondasi Batu, pasir, besi Semen, split, pasir
2 Sloof Beton bertulang Besi tulang, semen, pasir
3 Kolom Beton bertulang Besi tulang, semen, pasir
4 Balok ring Beton bertulang Besi tulang, semen, klem, baut,
mur
5 Dinding Pasangan bata Semen, pasir, kapur, plamir, cat
merah/ silicon + tembok, partisi
Aci
6 Kusen Kayu kamper Kaca bening/rayben 7 mm
7 Plafon Calsium board 9 Paku, lem, semen putih
mm
8 Penutup lantai Keramik 50 cm x Paving block/grass block
50 cm dan
20cm x 20cm,
paving block dll

g. Pemasangan Instalasi Proteksi Kebakaran berdasar Rekomendasi


BPBD Kabupaten Muara Bungo
1) APAR lantai 1 = 1 tabung 3,5 kg isi DCP
2) APAR lantai 2 = 2 tabung 3,5 kg isi DCP
3) Hidran Kebakaran Halaman (HP) = - titik
4) Hidran Halaman Gedung (IHP) = - titik
5) Smoke Detector (pengindera asap) = - titik
6) Fire Alarm = - titik
7) Siamesse Conection = - titik
8) Sarana Jalan Keluar = 1 titik / dilengkapi penunjuk arah
9) Jalur Evakuasi = dibuat rambu jelas menuju titik kumpul.
h. Penyediaan Fasilitas Sanitasi Lingkungan:
1) Sumur dangkal 1 buah dan PDAM (air dimasukkan ke water torn 2
buah @ 1.000 lt).
2) Air hujan dari atap melalui pipa PVC diameter masuk ke bak kontrol
kemudian saluran limpasan air hujan yang terhubung ke SAL
3) Limbah cair dari kamar mandi, wastafel, dialirkan menuju bak kontrol
dan dimasukan Instalasi Pengolahan Air Limbah
4) Limbah cair dari dapur dimasukkan ke bak pemisah lemak dan
padatan selanjutnya bak kontrol kemudian ke Mesin Instalasi
Pengolahan Limbah.
5) Saluran air limbah dari WC ke STP outlet menuju bak kontrol/dan
dimasukan dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal ( khusus
Instalasi Pengolahan Limbah Tinja ) baru masuk Mesin Instalasi
Pengolahan Air Limbah .tempat sampah tertutup di masing-masing
ruang minimal 3 buah (plastic/plastik, sampah logam/kaca, dan
sampah organik) dan Tempat Penampungan Sementara (TPS portabel)
sebelum dikirim ke TPA .............bekerja sama dengan BLH
Kabupaten Muara Bungo
6) Penyediaan/Pembuatan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS
Limbah B3) seperti lampu TL bekas, batre bekas, kaca, kaleng
bekas/botol bekas, dimasukkan ke TPS Limbah B3 kemudian
dilakukan pemilahan. Khusus lampu TL pengelolaan diserahkan ke
pabrik/distributor.
3. Tahap Operasional (Pasca Konstruksi)
a. Daftar Peralatan
Tabel Daftar Peralatan Rumah Sakit Muara Bungo
No Konstruksi Peralatan/Perlengkapan
1 Ruang Komputer, printer, alat tulis, filling cabinet, dan
Administrasi dispenser, APAR, tempat sampah
b. Tenaga Kerja Para Medis dan Dokter
1) Jumlah tenaga kerja Para Medis untuk operasional Rumah Sakit Muara
Bungo
2). Waktu Kerja
Bagian Administrasi:
Hari kerja 6 hari (Senin – Sabtu), khusus hari Jum’at 08.00-14.00
(istirahat 1 jam), Pkl. 08.00 – 16.00 (istirahat 1 jam pkl. 12.00 – 13.00)
Di luar ketentuan tersebut diperhitungkan sebagai jam lembur. Tenaga
kerja dimaksudkan Program BPJS Ketenagakerjaan (Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jasmani Hari Tua) dan BPJS
kesehatan. Upah sesuai UMK disediakan kotak P3K dan isinya.
c. Aktivitas kegiatan Rumah Sakit
d. Penanganan Limbah Padat (Sampah)
1) Sampah anorganik yang dihasilkan seperti keras pembungkus, plastic,
karet dilakukan sortasi untuk memilah yang digunakan lagi dan
dibuang. Dalam rangka perlindungan terhadap kelestarian lingkungan
hidup program Rumah Sakit Muara Bungo meminimalkan sampah:
2) Perlakukan sampah organik sebagai berikut:
a. Sisa-sisa bahan segar sayuran dan buah-buahan dicacah (dipotong-
potong) kemudian dikemas dan ditempatkan pada ruang khusus
diambil oleh pengepul.
b. Sisa-sisa kotoran dari ikan air tawar/laut (seafood) di kemas khusus
dimasukkan sampah tertutup kemudian tiap hari diambil oleh
pengepul untuk dibuat pupuk organik.
c. Untuk sampah yang berasal dari aktivitas pengunjung, dan
karyawan dimasukkan tempat sampah tertutup kemudian
ditampung di TPS Rumah Sakit Muara Bungo selanjutnya tiap hari
diambil oleh Petugas dari armada Truck Sampah milik Badan
Lingkungan Hidup Kota Kabupaten Muara Bungo dikirim ke TPA .
e. Penggunaan Air
Kebutuhan air dipenuhi dari air tanah (sumur dangkal) dan PDAM Kota
Kabupaten Muara Bungo jumlah kebutuhan perhari relatif sedikit. Air
yang berasal dari sumur dangkal ditampung dalam tendon air kemudian
didistribusikan ke seluruh unit-unit yang memerlukan. Prediksi
penggunaan air pada masa operasional Rumah Sakit Muara Bungo
seperti pada tabel di bawah.
1 Limbah cair dari aktivitas dari Kamar Mandi/WC, dialirkan ke
Instalasi Pengolahan Air Limbah
2 Limbah cair dari tempat wudhu, wastafel dialirkan ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah
3 Limbah cair yang berasal dari Instalasi Giazi (pencucian peralatan dan
bahan-bahan segar) dialirkan menuju bak kontrol kemudian ke bak
pemisah lemak/grease traap selanjutnya dialirkan menunju Instalasi
Pengolahan Air Limbah
4 Limbah cair dari seluruh kegiatan rumah sakit semua dialirkan secara
gravitasi menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah.
tiap minggu sampai maksimum sekali tiap bulan.
f. Pengelolaan Limbah B3
Limbah padat B3 terutama adalah bekas lampu listrik (TL, bola lampu)
dimasukkan TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) B3 kemudian
dikembalikan ke distributor/penjual lampu untuk dimusnahkan di pabrik
asalnya. Jumlah limbah padat dengan asumsi paling besar lampu
LED/TL. Prediksi berdasarkan kebutuhan/penggunaan jumlah limbah
B3 pada Limbah cair B3 berupa Oli bekas Genset dengan membutuhkan
Oli 40 liter. Penggantian dilakukan setiap 3 (tiga) bulan dengan sisa oli
bekas kurang lebih 30 liter.
Untuk Limbah padat infesius dibakar dengan menggunakan alat
Incenerator.
Kebutuhan ruang untuk TPS B3 diprediksi 4,5 m² dilakukan penyekatan
dan rak-rak untuk menempatkan sesuai dengan sifat-sifat limbah B3.
Tabel Jenis-jenis Limbah B3 dari Operasional Rumah Sakit Muara Bungo
No Nama Limbah Spesifikasi Jumlah/bulan Keterangan
1 Lampu TL, Bolam Padat 0,1 kg Mudah meledak
2 Batre bekas Padat 0,3 Kg Beracun
3 Kaleng Pengharum Padat 0,2 Kg Mudah meledak,
ruang, obat nyamuk volume besar
4 Kemasan cairan Padat 0,5 Kg Volume besar
lantai/ plastic
5 Oli bekas Cair 10 Lt
6 Limbah medis padat Padat 30 kg Dibakar di Mesin
infesius Incenerator
Jumlah Padat = 1,1 Kg; Cair = 10 Lt

g. Instalasi Proteksi Pemadaman Kebakaran


Tindakan yang paling utama untuk kegiatan Rumah Sakit Muara Bungo
bangunan bertingkat dalam mengantisipasi bahaya kebakaran adalah
“TINDAKAN PREVENTIF”. Pencegahan kebakaran adalah usaha
menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya
atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk
mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan
kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan
beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat
dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya. Inspeksi/pemeriksaan,
penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran
termasuk memeliharanya baik segi siap pakainya maupun dari segi mudah
dicapainya. Beberapa sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mencegah adanya kebakaran adalah: Lantai galian tanah sampai lantai
atap, penyediaan alat pemadam kebakaran ringan (APAR Portable isi DCP
dan Gas) kapasitas 3,0 kg pada lantai 1 1 bh lantai 2 2 tabung peta jalur
evakuasi masing-masing lantai menuju titik kumpul. Semua mengacu pada
standard ketentuan gedung untuk 2 lantai diperuntukan Rumah Sakit dan
rekomendasi dari instansi terkait.
h. Pencegahan Kebisingan dan Polutan Udara dari Genset
Penggunaan genset agar tidak meminimalkan kebisingan, getaran dan
polutan udara maka menggunakan model silent. Rencana peletakan berada
di lantai dasar dibuat khusus untuk ruang genset, dengan dinding dilapisi
isolasi sehingga kedap suara. Cerobong asap dibuat minimal 1,5 m di atas
ketinggian bangunan sekitar atau sampai lantai atap Rumah Sakit Muara
Bungoatau diolah dengan menggunakan peralatan Smokles Sistem dengan
dilengkapi peralatan pendukung pemeliharaannya (tangga, pembersih,
cerobong, ventilasi pengambilan sampling asap dll).
i. Penanganan Dampak Lalulintas
Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.
72/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas
Parkir dan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung maka pemrakarsa
menyediakan lahan parkir yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
pengunjung.
Ketentuan persyaratan kebutuhan parkir 3,5x SRPx luas ruangan efektif/
100= 3,5 x SRP mobil x 329,9/100 = 11 SRP mobil pihak pemrakarsa
menyediakan lahan parkir dan sirkulasi seluas = 40,41 m², yang
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan parkir pengunjung. Penanganan
secara rinci pada Analisis Dampak Lalulintas (terlampir) untuk melakukan
rekayasa dan manajemen lalulintas yang telah mendapatkan persetujuan
dari Tim Pembahasan Analisis Dampak Lalulintas dan Rekomendasi dari
Dinas Perhubungan Kota Kabupaten Muara Bungo
A. Ringkasan Sumber Dampak dan Jenis Dampak Yang diperkirakan akan
terjadi.
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak
Tahap Pra  Perencanaan  Persepsi masyarakat (positif
Konstruksi Pembangunan dan negatif)
 Rekruitmen Tenaga Kerja  Peluang kerja dan usaha
 Pembongkaran bangunan  Penurunan kualitas udara
lama dll
 Penggunaan Alat-alat  Kebisingan
pertukangan
Tahap  Limbah cair aktivitas  Penurunan Kualitas Air
Konstruksi domestik pekerja (Kamar Tanah
(Pembangunan) mandi/WC)
 Penggunaan air untuk  Penurunan Kualitas Air
pekerja dan pembangunan Tanah
 Pengangkutan material  Gangguan lalulintas
bangunan
 Pembangunan gedung  Gangguan K3 (Keselamatan
bertingkat dan dan Kesehatan Kerja)
penggunaan alat kecelakaan kerja pekerja
pertukangan
 Sampah aktivitas  Penurunan Sanitasi
domestik tukang dan sisa- Lingkungan
sisa bahan bangunan
 Mobilitas Kendaraan  Penurunan Kualitas Udara
Bermotor dari emisi gas buang dan debu
 Limbah Cair Aktivitas  Penurunan kualitas air tanah
domestik pengunjung dan
karyawan Rumah Sakit
Muara Bungo
 Penggunaan air untuk  Penurunan kualitas air tanah
aktivitas domestic
Tahap Pasca operasional, pengunjung
Kostruksi dan karyawan Rumah
(Operasional) Sakit Muara Bungo
 Rekruitmen karyawan  Peluang kerja warga sekitar
Rumah Sakit Muara
Bungo
 Penjualan bahan  Persepsi negatif masyarakat
kebutuhan sehari-hari sekitar
 Mobilitas kendaraan  Gangguan lalu lintas dan
bermotor tamu Rumah rawan kecelakaan lalu lintas
Sakit Muara Bungo
 Limbah padat/sampah  Penurunan sanitas
aktivitas domestic lingkungan dan vektor
operasional penyakit
 Operasional Genset dan  Gangguan kebisingan dan
Blower getaran
 Penggunaan gas, listrik  Rawan bahaya kebakaran
tegangan tinggi dan
bangunan bertingkat
 Lampu penerangan,  Limbah B3 (Bahan Beracun
pengepelan lantai, dan Berbahaya) limbah
pencucian dll. apadat Infesius

Anda mungkin juga menyukai