Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KEGIATAN / TERM OF REFERENCES

RENOVASI POS PGA DUKONO


(6346.PBS.201)

Kementerian : (020.FE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Negara/Lembaga

Unit Eselon I/II : (579170) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana


Geologi

Program : (6346) Renovasi Pos PGA Dukono

Hasil : Kondisi, Fasilitas, dan Pelayanan Publik Pos


Pengamatan Gunung Api Dukono yang lebih
baik

Kegiatan : (201) Pos PGA Dukono dikembangkan

Indikator Kinerja Kegiatan : Perbaikan Pos PGA Dukono baik skala kecil
maupun menyuluruh

Jenis Keluaran (Output) : (051.F) Pembangunan Pos PGA Dukono – Maluku


Utara

Satuan Ukur Keluaran : Bangunan (m2)


(Output)

1
DOKUMEN KAK RENOVASI POS PGA DUKONO PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI
BENCANA
GEOLOGI BADAN GEOLOGI

I. PENDAHULUAN

1. Data Proyek

Kegiatan : Renovasi Pos PGA Dukono Maluku Utara


Lokasi : Provinsi Maluku Utara
Tahun Anggaran : 2023
Waktu Pelaksanaan : 150 hari kalender

2. Latar Belakang

a. Wilayah Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yang
menyebabkan terjadinya struktur patahan, pembentukan cekungan,
pembentukan busur kepulauan dan busur gunungapi. Untuk memberikan jaminan
rasa aman pada penduduk yang bermukim di sekitar gunungapi, maka
pemantauan aktivitas gunungapi di Indonesia dilakukan secara intensif dan
representatif.

b. Karena fungsinya yang sangat penting dalam penyelamatan jiwa, banyak Pos
Pengamatan Gunungapi yang kondisinya masih memprihatinkan. Di beberapa
wilayah bahkan untuk kebutuhan mendasar seperti listrik, air dan jaringan
komunikasi masih belum tersedia.

c. Pos PGA bukan hanya menitikberatkan pada fungsi pemantauan gunungapi


yang harus beroperasi 24 jam, tetapi juga berkembang dengan fungsi-fungsi
lainnya, yaitu sebagai :
1. Sumber informasi mitigasi bencana gunungapi, dimana Pos PGA mempunyai
fungsi menginformasikan aktivitas gunungapi kepada masyarakat dan
pemerintah daerah.
2. Sarana peningkatan pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang
mitigasi bencana gunungapi.
3. Koordinasi mitigasi bencana gunungapi.

2
4. Portofolio atau representasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di
daerah dan merupakan garda terdepan pelayanan publik.

Berdasarkan Permen PUPR Nomor 45/PRT/M/2007 dan Nomor 22/PRT/M/2018, maka:


a ) Setiap bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan
peningkatan Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal
fungsi bangunannya, dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta
memberi kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur.

b) Setiap Bangunan Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-


baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan negara.

c) Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan disiapkan secara matang,


sehingga mampu mendorong perwujudan karya yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.

d) Agar Pembangunan Kantor terlaksana dengan baik dalam memenuhi unsur


kekuatan (struktur), kenyamanan pengguna (estetika) dan ekonomis, maka
harus diawali dengan kegiatan perencanaan oleh penyedia jasa Konsultansi
Perencana.

Foto. Kondisi saat ini Pos Pengamatan Gunungapi Dukono – Maluku Utara

3
3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan Gedung Kantor sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat serta estetika bangunan yang ada.
Sedangkan Tujuan adalah untuk mendapatkan hasil pembangunan Gedung Pos PGA
Dukono – Maluku Utara. Secara khusus Renovasi Pos PGA Dukono – Maluku Utara:
Dimaksudkan untuk menyediakan sarana dan prasarana bagi pemantauan aktivitas
vulkanik G. Dukono – Maluku Utara secara lebih efektif dan efisien, serta menyediakan
ruang sebagai sarana pelayanan informasi publik.
Sedangkan Tujuannya melakukan pemantauan aktivitas gunungapi di Indonesia
dilakukan secara intensif, nyaman, terpadu dan representatif.
• Mewujudkan Pos Pengamatan Gunungapi sebagai representasi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral yang baik di daerah.
• Melakukan pengembangan Pos Pengamatan Gunungapi dengan tujuan untuk
melakukan optimalisasi fungsi Pos sebagai :
1) Pusat Pengamatan dan Penelitian Gunungapi yang representatif dan nyaman.
2) Pusat Pelayanan Informasi Publik dan Koordinasi Mitigasi Bencana
Gunungapi
3) Pusat Edukasi Kegunungapian dan Wisata bagi masyarakat di daerah.
• Pos Pengamatan Gunungapi dibangun senyaman mungkin bagi penghuni maupun
pengunjungnya dan memperhatikan Kearifan Lokal (seni dan budaya daerah
setempat)

4. Sasaran Kegiatan.

a. Sasaran Kegiatan adalah


1. Pembangunan Gedung Pos PGA Dukono – Maluku Utara Penerima manfaat
dari kegiatan ini adalah instansi PVMBG sendiri (internal) berupa bangunan
permanen yang digunakan sebagai sarana pemantauan aktivitas G. Dukono
– Maluku Utara secara visual dan instrumental sedangkan manfaat eksternal
Kementerian negara/lembaga/pemangku kepentingan dan masyarakat
sebagai pusat pelayanan informasi aktivitas G. Dukono – Maluku Utara

b. Lingkup Pekerjaan Renovasi,yang terdiri dari komponen kegiatan :


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah

4
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Pasangan
5. Pekerjaan Beton
6. Pekerjaan Plesteran Dan Acian
7. Pekerjaan Plafond
8. Pekerjaan Atap
9. Pekerjaan Lantai
10. Pekerjaan Pintu Dan Jendela
11. Pekerjaan Pengecatan
12. Pekerjaan Listrik
13. Pekerjaan Sanitasi

II. TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

1. Dengan penugasan ini diharapkan Kontraktor dapat melaksanakan tanggung


jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
Dan penyedia membuat surat pernyataan kesanggupan yang disampaikan dalam 1
surat pernyataan yang berisi :
- Kesanggupan untuk mengasuransikan tenaga kerja.
- Kesanggupan untuk menaati K3.
- Kesanggupan melakukan uji mutu/teknis/fungsi untuk : Beton K-250 dan Besi
beton.

1. Kontraktor bertanggung jawab secara profesional atas jasa pelaksanaan yang


dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.

2. Secara umum tanggung jawab Kontraktor adalah sebagai berikut :


a. Hasil karya yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan- batasan yang
telah diberikan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA),
termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian
pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

5
III. BIAYA

1. Biaya Pekerjaan Pembangunan dan tata cara pembayaran akan diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses tender.

2. Sumber Dana
Sumber dana pekerjaan renovasi Pos PGA Dukono – Maluku Utara dibebankan APBN
Tahun Anggaran 2023 dengan HPS Sebesar Rp. 1.800.000.000,- (Satu Milyar
Delapan Ratus Juta Rupiah)

IV. KRITERIA

1. Kriteria Umum.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan yaitu:
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas
1) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.
1) Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
2) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan
baik tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan.
1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau
luka yang disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan.
3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.
4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran
1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.

6
2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa, secara struktur stabil selama kebakaran sehingga:
a. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
b. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi
untuk memadamkan api.
c. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.
1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi
penggunanya maupun pemeliharaannya.
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya akibat petir.
3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya
f. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang
udara secara baik

g. Persyaratan Pencahayaan
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik
alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang
udara secara baik.

2. Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan yang akan dikerjakan, baik dari segi fungsi khusus
bangunan tersebut dan segi teknis lainnya, misalnya:
a. Kesatuan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti dalam rangka
implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain

7
c. Model bangunan permanen 2 lantai, (Lantai 1 Pelayanan Publik dan Lantai 2
Kegitan pemantauan)
d. Jenis ruangan dan fungsi:
- Ruang monitoring; ruangan ini berfungsi sebagai tempat untuk pekerjaan
monitoring gunungapi yang akan terpisah dari jangkauan publik sehingga akan
ditempatkan di lantai 2.
- Ruang tamu
- Ruang Informasi Publik; sebagai sarana informasi kepada masyarakat mengenai
mitigasi bencana geologi, khususnya mitigasi bencana gunungapi.
- Ruang rapat; keberadaan ruangan ini untuk menfasilitasi kegiatan pelayanan
informasi dan koordinasi.
- Ruang kerja staf; sebagai ruang kerja Pengamat Gunungapi dan juga staf
PVMBG yang datang dalam rangka penelitian/penyelidikan atau tanggap darurat.
- Ruang arsip; dengan banyaknya data-data yang dimiliki oleh Pos PGA sejak
berdiri, perlu adanya ruangan khusus arsip yang layak dan standar dalam
pengarsipan.
- Bengkel; kegiatan perbaikan peralatan semestinya dilakukan dalam ruangan
khsusus tidak bercampur dengan kegiatan lain. Di dalam bengkel ini nantinya
akan ditempatkan peralatan-peralatan pendukung perbaikan dan kegiatan
persiapan instalasi.
- Gudang; perlu adanya satu ruangan khusus untuk menyimpan peralatan baik
yang masih dalam keadaan baik maupun rusak.
- Kamar Tidur; yang berfungsi sebagai tempat istirahat Pengamat Gunungapi, staf
PVMBG yang datang dalam rangka penelitian atau tanggap darurat, dan tamu
dari Instansi lain.
- Ruang Makan
- Dapur
- Kamar mandi/toilet
e. Unsur tambahan : Taman/Landscape dan Papan Nama POS serta Papan Petunjuk
arah ke POS (opsional/jika belum ada).
f. Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan bangunan yang tersedia di lokasi
Kabupaten/Kota setempat atau bila memungkinkan didatangkan dari provinsi
terdekat.

8
V. REFERENSI HUKUM DAN AZAS – AZAS.

Referensi Hukum:
• Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
• Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
• Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Gedung
Negara (Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1433);
Kriteria dan azas dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2. Kreatifitas disain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan
fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya, biaya investasi
dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang tepat dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

VI. PENDEKATAN METODOLOGI

1. Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan di


lingkungan sekitarnya.
2. Harus menyediakan fasilitas pengolah limbah dan antisipasi terhadap bahaya kebakaran
serta bencana.
3. Teknis konstruksi yang disaratkan oleh perencana hendaknya meggunakan teknologi
sederhana dan bila diperlukan menggunakan teknologi tinggi atau Hightech, karena
merupakan bangunan untuk kepentingan umum dan waktu pelaksanaan sangat
terbatas, dari pekerjaan pondasi sampai dengan finishing.

9
4. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga Pelaksana wajib
menjelaskan pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar lokasi.
5. Lokasi pekerjaan berada di area Gunung Dukono – Maluku Utara, sehingga untuk
pengadaan material ke lokasi proyek harus ada peraturan yang khusus supaya tidak
terganggu akses lalu lintas.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Dalam proses pembangunan untuk menghasilkan bangunan yang direncanakan,


Kontraktor harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengguna Anggaran /
Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, Pelaksana harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai serah terima pertama yaitu 150 (Seratus
lima puluh) hari Kalender atau 5 (lima) bulan sejak dikeluarkannya Kontrak/Surat
Perintah Mulai Kerja.

VIII. K3

Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 konstruksi (Keselamatan dan kesehatan kerja)


Lingkup Pekerjaan Bagian Ini Mengatur Mengenai Pelaksanaan Program Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) dalam Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material
dan peralatan teknis serta konstruksi.
2. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi
dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain - lain.
3. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan
ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
4. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap

10
digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi
semua petugas dari pekerja lapangan.
5. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di
lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety belt, safety
helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-
kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
6. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
7. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan dan
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan itu.

Jenis bahaya dan resiko yang mungkin dialami pekerja dalam bekerja :
Pengendalian Terhadap Resiko K3
JENIS BAHAYA & RESIKO K3 PENGENDALIAN RESIKO K3
• Kaki terkena ujung besi → Luka • Penggunaan sepatu untuk
berat; melakukan pekerjaan pembesian;
• Tangan terkena gergaji saat • Penggunaan slop tangan untuk
memotong kayu → Luka ringan/ melakukan pemotongan kayu untuk
berat; begesting;
• Terkena Mesin Pencampur Spesi • Pastikan mesin molen layak pakai.
(Molen) → Luka berat.

Rincian penerapan SMK3


1. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas :
a. Topi Pelindung (Safety Helmet)
b. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
c. Sepatu Boots Karet
d. Rompi Keselamatan
2. Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas :
a. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja
3. Fasilitas Sarana Kesehatan
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat Luka, Perban)
4. Rambu-Rambu
a. Rambu Informasi (Larangan, Petunjuk, Peringatan)

11
b. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone)
5. Personil K3
a. Ahli K3
b. Petugas K3

IX. INFORMASI DAN TENAGA AHLI

1. Informasi.
Untuk melaksanakan tugasnya Kontraktor harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna
Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Tenaga Ahli.
Personel Manajerial yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
No Jabatan Jumlah Pengalaman SKK
1. Pelaksana 1 Orang Minimal – 2 SKT
Tahun Pelaksana
Bangunan
Gedung /
Pekerjaan
Gedung
2. Petugas K3 1 Orang - Sertifikat
Pelatihan K3
Konstruksi

X. PENYEDIAAN PERALATAN

A. Kontraktor pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta


berfungsi dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-
masing komponen konstruksinya.
Alat-alat minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah :
Alat-alat untuk melaksanakan pekerjaan dilapangan harus disediakan sendiri oleh
kontraktor dalam keadaan baik dan siap dipakai guna kelancaran pekerjaan, untuk alat-
alat mekanis / mesin harus disiapkan tenaga operator yang mampu memperbaiki apabila
mengalami gangguan operasional

12
a. Concrete Mixer / Molen 0.83 m3 (2 unit)
b. Genset 5 kVA, (1 unit)
c. Stemper (1 unit)
d. Mesin las (1 unit)
e. Pick Up 1,44 m3 (1 Unit)
Semua peralatan harus dibuktikan dengan Bukti Kepemilikan Alat atau Surat
Konsultan Pengawas dapat menghentikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi bila secara
teknis peralatan yang dipergunakan Kontraktor pelaksana dinilai tidak memenuhi
persyaratan baik jumlah maupun kelayakan fungsinya.

XI. SYARAT KUALIFIKASI ADMINISTRASI/LEGALITAS PENYEDIA BARANG/JASA


Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Barang/Jasa, meliputi:
a. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundangundangan, antara lain di
bidang pekerjaan konstruksi, perdagangan, jasa lainnya, atau jasa konsultansi sesuai
dengan skala usaha (segmentasi/klasifikasi), kategori / golongan / sub golongan /
kelompok atau kualifikasi lapangan usaha.
b. Untuk usaha perorangan tidak diperlukan izin usaha.
c. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
d. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
tahunan).
e. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar, tetap
dan jelas berupa milik sendiri atau sewa.
f. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak yang
dibuktikan dengan:
1) Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya;
2) Surat Kuasa (apabila dikuasakan); dan
3) Kartu Tanda Penduduk.
g. Surat Pernyataan Pakta Integritas meliputi:
1) Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2) Akan melaporkan kepada PA/KPA jika mengetahui terjadinya praktik Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini.
3) Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional
untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
4) Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam angka 1), 2) dan 3) maka
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

13
h. Surat pernyataan yang ditandatangani Peserta yang berisi:
1) yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
2) yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak sedang dikenakan sanksi
daftar hitam;
3) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana;
4) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan pengurus badan
usaha sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
5) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan; dan
6) data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran yang disampaikan benar,
dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan tidak
benar dan ada pemalsuan maka direktur utama/pimpinan perusahaan/pimpinan
koperasi, atau kepala cabang, dari seluruh anggota konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain bersedia dikenakan sanksi administratif,
sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.
7) Dalam hal Peserta akan melakukan konsorsium/kerja
sama perasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain harus mempunyai perjanjian
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
Evaluasi persyaratan pada huruf h angka 1 sampai dengan angka 5 dilakukan untuk
setiap Badan Usaha yang menjadi bagian dari konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
Untuk Usaha Mikro, bentuk perizinan berupa Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) dan tidak
disyaratkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi
dan Jasa Konsultansi Konstruksi berdasarkan ketentuan peraturan Perundang-
undangan di bidang Jasa Konstruksi beserta pedoman pelaksanaan yang ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi Jasa Konstruksi.
Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Barang/Jasa
Perorangan, meliputi:

14
a. memiliki identitas kewarganegaraan Indonesia seperti Kartu Tanda Penduduk
(KTP)/Paspor/Surat Keterangan Domisili Tinggal;
b. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tahun terakhir;
c. menandatangani Pakta Integritas; dan
d. Surat pernyataan yang ditandatangani berisi:
1) tidak dikenakan Sanksi Daftar Hitam;
2) keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang
terkait;
3) tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalani sanksi
pidana; dan
4) tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil
cuti diluar tanggungan Negara.

XII. LAMPIRAN
Siteplan dan denah pekerjaan ( Gambar detail lebih lengkap terlampir dalam kesatuan
dokumen tender)

15

Anda mungkin juga menyukai