Anda di halaman 1dari 4

TUGAS Ia

MATA KULIAH PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN

Review Jurnal : “The Land Administration Domain Model”


Lemmen, C., van Oosterom, P., & Bennett, R. (2015)

Dibuat oleh:
HAWA’ QURROTA A’YUN (20/456150/TK/50280)
Kelas A

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI


DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2023
Judul : The Land Administration Domain Model
Penulis : Lemmen, C., van Oosterom, P., & Bennett, R.
Tahun Pembuatan : 2015
Kata Kunci : Land policy, land management, land administration, land registration and
cadaster, Land Administration Domain Model (LADM), Social Tenure Domain Model (STDM).
Review
Saat ini, kegiatan seperti pengurangan kemiskinan, kesetaraan gender, pengakuan hak
adat, kepemilikan rumah yang layak, pertanian berkelanjutan, ketahanan pangan,
penindaklanjutan perubahan iklim, dan kegiatan untuk menunjang good governance, dapat
memengaruhi desain pendaftaran tanah kontemporer, dimana hal – hal tersebut dapat
memengaruhi kebijakan dalam pemanfaatan tanah. Hal tersebut akhirnya juga memengaruhi
bagaimana pemerintah mengatasi permasalahan terkait pemanfaatan dan penggunaan tanah, atau
yang bisa disebut dengan kebijakan pertanahan (UN/ECE, 1996). Oleh karena itu, pemerintah
membutuhkan suatu instrumen baru, seperti regulasi dan administrasi, untuk membantu dalam
memberi jaminan kepemilikan tanah, pasar tanah, perencaan dan pengelolaan tanah, perpajakan
tanah, dan manajemen sumber daya. Instrumen inilah yang disebut dengan sistem administrasi
pertanahan. Sistem administrasi pertanahan adalah sebuah instrumen yang membantu atau
memfasilitasi dalam pengimplementasian dari suatu kebijakan pertanahan dalam lingkup yang
luas.
Mayoritas negara di seluruh dunia memiliki sistem administrasi pertanahannya
masingmasing. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan adanya perbedaan pengimplementasian
kebijakan pertanahan antar sistem administrasi pertanahan negara lain, sehingga terjadi
kerumitan atau kekurangan dalam hal interoperabilitas. Hal ini juga dapat terjadi dalam skala
nasional, dimana tiap perusahaan atau instansi memiliki sistemnya masing-masing, sehingga
menyebabkan hal yang sama, yaitu sulitnya dalam menunjang interoperabilitas data. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu desain standarisasi yang mampu mendukung pengembangan administrasian
pertanahan dalam rangka menjaga kualitas data dan menunjang aspek interoperabilitas. Salah
satu bentuk standarisasi administrasi pertanahan adalah berupa model yang disebut dengan Land
Administration Domain Model (LADM).
LADM adalah suatu model administrasi pertanahan yang berfokus dalam pengaturan hak,
kewajiban, dan batasan terkait pertanahan (atau perairan) dan suatu komponen geometris di
atasnya. LADM merupakan suatu model konseptual untuk memberikan standarisasi administrasi
pertanahan pada aspek geometri data, temporal, metadata, dan pengamatan serta pengukuran data
di lapangan, guna menunjang pengembangan yang berkelanjutan. Secara umum, LADM
memiliki tujuan sebagai berikut. a) LADM bertujuan sebagai model pembentukan shared-
ontology, sehingga suatu pengguna dapat berinteraksi dengan pengguna lain dalam satu negara
atau dengan negara lain b) LADM bertujuan agar mampu mendukung pengembangan perangkat
lunak untuk administrasi pertanahan c) LADM bertujuan sebagai fasilitas untuk tukar data
kadaster antar sistem administrasi pertanahan d) LADM bertujuan untuk membantu dalam
mengatur kualitas data dalam administrasi pertanahan Pengembangan standar LADM ini
ditentukan berdasarkan kebutuhan dari pengguna. Pembentukan ini diatur dan dipublikasikan di
International Organisation for Stardardisation (ISO) pada Desember tahun 2012. Pengembangan
standar LADM, sesuai ISO terkait, wajib memenuhi beberapa aspek yaitu pengaturan hak atas
tanah, pengaturan pengguanaan lahan, pengaturan unit spasial, unit administrasi dasar, metode
akuisisi data, transparansi data, metadata, sistem referensi, dan kualitas data.

Gambar 1. Model Diagram dari LADM

Isi dari LADM terdiri dari tiga intisari utama dan satu sub-intisari yaitu Party,
Administrative, Spatial Unit, dan sub-intisari Representation and Survey. Hubungan antar intisari
dan sub-intisari disajikan pada Gambar 1. Intisari Party berisi orang atau organisasi yang berhak
untuk melakukan akusisi dan tukar guna data. Organisasi bisa termasuk perusahaan, komunitas
masyarakat, dan lain sebagainya. Intisari Administrative berfokus pada konsep right, restriction,
dan responsibility (RRR). Konsep right adalah tentang pengaturan terhadap hak aktivitas
pengguna dalam menggunakan sumber daya atau data yang ada. Konsep restriction adalah
tentang pembatasan dalam penggunaan data. Konsep responsibility adalah tentang pengaturan
kewajiban pengguna dalam pengambilan dan pemakaian data. Intisari Spatial Unit berisi tentang
bagaimana data administasi pertanahan disimpan baik dalam bentuk teks, titik, garis, area,
maupun volume. Sub-intisari Surveying and Representation adalah tentang pengaturan prosedur
akuisisi data.
Berdasarkan model konseptual yang dimuat dalam LADM, maka LADM mampu untuk
membantu dalam meningkatkan kualitas bidang kadaster, baik pada aspek geografis dan elemen
lain untuk mendukung penyesuaian kriteria fit-for-purpose dimana seluruh data pada LADM
terintegrasi dengan organisasi lain dan dapat dilakukan tukar guna data secara mudah antar
organisasi. Selain itu, LADM mampu mengurangi jumlah memori penyimpanan data dengan
menghilangkan data yang bersifat redundan. LADM juga mampu menyimpan data informasi
dasar yang saling berhubungan baik di atas permukaan dan di bawah permukaan tanah. Untuk
mengembangkan LADM, maka terdapat beberapa hal yang perlu diketahui untuk mencapai
tujuan pengembangan yang baik. Pertama, LADM perlu untuk dilakukan pemeliharaan
penggunaan secara rutin. Kedua, pengembangan bisa ditujukan agar LADM dapat terintegrasi
dengan standar geo-information yang lain, sehingga dapat dilakukan penyesuaian pengaturan
model LADM yang universal terhadap standar data lain. Ketiga, pengkodean data LADM dapat
dikembangkan agar kode bersifat lebih universal. Keempat, pemerintahan wajib halnya untuk
selalu melakukan pemeliharaan dan penggunaan LADM dengan struktur yang sama dengan
LADM global agar didapatkan pengembangan yang lain. Kelima, komunitas masyarakat lain
dalam penggunaan LADM wajib halnya untuk selalu berinteraksi dengan model dan memberi
saran pengembangan. Keenam, masih perlunya penelitian lebih lanjut untuk pengembangan
LADM yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai