Anda di halaman 1dari 21

Desember 2013

Rizki Indra Permadi 351200057


Muammar Khadafi A. 351100018
Rachmat Hartono 351100032

Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
LAPORAN MATA KULIAH
SISTEM INFORMASI
PERTANAHAN
"Pembuatan Sistem Informasi Pertanahan (SIP) Zona Nilai
Tanah (Studi Kasus : Perumahan Semolowaru Selatan,
Surabaya)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat dalam memenuhi peningkatan kebutuhan semakin
meningkat, terutama untuk kebutuhan mengenai penyediaan informasi terkait dengan
permasalahan nilai tanah untuk kebutuhan masa depan. Perlunya media untuk
mewadahi informasi tersebut dalam suatu sistem informasi juga semakin berkembang.
Salah satunya dalam bentuk Sistem Informasi Pertanahan (SIP). Media Sistem
Informasi Pertanahan (SIP) ini dapat diakses secara mudah oleh pengguna karena
media tersebut berbasiskan pada media Sistem Informasi Geografis (SIG), dimana
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu Sistem Informasi yang berdasarkan
pada kerja komputer yang mampu memasukkan, mengelola (memberi dan mengambil
kembali), memanipulasi, dan analisis data dan memberikan uraian (Prahasta 2001).
Namun untuk mewujudkan suatu media sistem informasi mengenai pertanahan
yang mudah didapatkan oleh masyarakat, perlu adanya pembuatan media sistem
informasi pertanahan (SIP) yang dapat secara gratis diakses oleh masyarakat dalam
suatu Sistem Informasi Online (WebGIS). Sehingga masyarakat dapat langsung
mendapatkan informasi secara cepat, tepat, dan gratis.
Aplikasi layanan pertanahan berbasis web ini diharapkan mampu membantu
untuk melayani masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai zona nilai tanah
secara online.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari final project Sistem Informasi Pertanahan ini adalah
sebagai berikut:
1. Membuat Sistem Informasi Pertanahan tentang Zona Nilai Tanah secara real dengan
menggunakan program ArcGIS Explorer dan Wix.com.
2. Menampilkan data spasial dan non spasial pertanahan yang telah terintegrasi dalam
bentuk Sistem Informasi Pertanahan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Basis Data
2.1.1 Data, Informasi dan Basis Data
Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis
di dalam komputer dan dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak
(program aplikasi) untuk menghasilkan informasi. Pendefinisian basis data meliputi
spesifikasi berupa tipe data, struktur, dan juga batasan-batasan data yang akan
disimpan. Basis data merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi
dimana basis data merupakan gudang penyimpanan data yang akan diolah lebih lanjut.
Basis data menjadi penting karena dapat menghidari duplikasi data, hubungan antar
data yang tidak jelas, organisasi data, dan juga update yang rumit.
Proses memasukkan dan mengambil data ke dan dari media penyimpanan data
memerlukan perangkat lunak yang disebut dengan sistem manajemen basis data
(database management system | DBMS). DBMS merupakan sistem perangkat lunak
yang memungkinkan user untuk memelihara, mengontrol, dan mengakses data secara
praktis dan efisien. Dengan kata lain semua akses ke basis data akan ditangani oleh
DBMS. Ada beberapa fungsi yang harus ditangani DBMS yaitu mengolah
pendefinisian data, dapat menangani permintaan pemakai untuk mengakses data,
memeriksa sekuriti dan integriti data yang didefinisikan oleh DBA (Database
Administrator), menangani kegagalan dalam pengaksesan data yang disebabkan oleh
kerusakan sistem maupun disk, dan menangani unjuk kerja semua fungsi secara efisien.
Tujuan utama dari DBMS adalah untuk memberikan tinjauan abstrak data kepada
user (pengguna). Jadi sistem menyembunyikan informasi tentang bagaimana data
disimpan, dipelihara, dan tetap dapat diambil (akses) secara efisien. Pertimbangan
efisien di sini adalah bagaimana merancang struktur data yang kompleks tetapi masih
tetap bisa digunakan oleh pengguna awam tanpa mengetahui kompleksitas strukturnya.

2.1.2 Sistem Basis Data
[Waliyanto2000] Gabungan antara basis data dan perangkat lunak SMBD (Sistem
Manajemen Basis Data) termasuk di dalamnya program aplikasi yang dibuat dan
bekerja dalam satu sistem disebut dengan Sistem Basis Data.

Gambar 1. Konsep Sistem Basis Data (kompilasi Ramez Elmasri. Dkk 1994)

C. J. Date menyatakan bahwa sistem basis data dapatdianggap sebagai tempat
untuk sekumpulan berkas data yang terkomputerisasi dengan tujuan untuk memelihara
informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan.

2.2 Basis Data Pertanahan
Basis data merupakan kumpulan data dalam suatu organisasi, skala kecil , sedang
maupun skala besar dalam konteks kelembagaan maupun kenegaraan. Basis data
kepegawaian merupakan himpunan data manusia-manusia yang bekerja dan terhimpun
dalam suatu organisasi yang meliputi data entitas (masuk dalam divisi yang mana),
atribut (nama, nomor kepegawaian, alamat dst) dan nilai/value data (masing-masing
nama pegawai, berapa umurnya dan seterusnya).
Merujuk pada Peraturan Kepala BPN nomor 3 tahun 2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, terdapat perubahan yang
cukup monumental menyangkut tugas-tugas pertanahan. Selain tugas dan fungsi utama
yang tertuang dalam regulasi sebelumnya (Keputusan Kepala BPN tahun 1988)
terdapat perluasan kewenangan yang cukup signifikan yaitu adanya kebijakan dalam
penilaian tanah, pengelolaan tanah terlantar dan pemberdayaan masyarakat di bidang
pertanahan. Hal ini bertujuan untuk lebih mengoptimalkan tugas-tugas yang diemban
oleh BPN dalam mengelola sumber daya alam, khususnya bidang-bidang tanah dan
masalah-masalah pertanahan, seperti yang yang dimanatkan dalam UUD 45, yaitu
untuk sebesar-sebarnya kemakmuran masyarakat Indonesia.
Dengan adanya penambahan tugas dan fungsi tersebut maka data pertanahan
mencakup beberapa hal yang berkaitan dengan :
a. survei, pengukuran dan pemetaan,
b. pelayanan administrasi pertanahan,
c. pendaftaran tanah,
d. penetapan hak-hak atas tanah,
e. penatagunaan tanah, reformasi agraria, penataan wilayah-wilayah khusus,
f. pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah,
g. pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan,
h. penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.
Basis data pertanahan secara operasional banyak dikelola oleh Kantor Pertanahan
sebagai perwakilan Pemerintah dalam tingkat Kabupaten/Kota dan sebagian dihasilkan
oleh Kantor Wilayah pada tingkat Propinsi dan pada tingkat Pusat oleh BPN RI.
Beberapa produk Kantor Pertanahan yang merupakan data utama pertanahan yaitu :
Buku Tanah, yaitu dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis
dan data fisik suatu obyek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya.
Surat Ukur, yaitu dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
bentuk peta dan uraian
Gambar Ukur, yaitu dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang
tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik
berupa jarak, sudut, azimuth ataupun sudut jurusan
Peta Pendaftaran Tanah, yaitu peta yang menggambarkan bidang atau bidang-
bidang tanah untuk keperluan pembukuan tanah
Peta Tematik Pertanahan, yaitu gambaran permukaan bumi pada bidang datar
yang menyajikan tema tertentu
Warkah, yaitu dokumen yang merupakan alat pembuktian data fisik dan data
yuridis bidang tanah yang telah dipergunakan sebagai dasar pendaftaran bidang tanah
tersebut
Surat Keputusan Pemberian Hak, yaitu penetapan Pemerintah yang
memberikan suatu hak atas tanah Negara, perpanjangan jangka waktu hak,
pembaharuan hak, perubahan hak, termasuk pemberian hak diatas Hak Pengelolaan.
Data pertanahan di simpan dalam bentuk daftar, berkas, buku dan peta-peta
(paper base). Sertipikat merupakan bukti kepemilikan atas sebidang tanah yang
disimpan pemilik. Sesuai dengan prinsip pendaftaran, mirror principle, pemilik tanah
memiliki copy bukti yang aslinya tersimpan di Kantor Pertanahan. Dalam skala
nasional obyek pendaftaran di tanah air adalah semua wilayah darat di luar wilayah
kehutanan. Target jumlah bidang tanah yang harus disersertipikatkan adalah 85 juta
bidang tanah/persil atau setara dengan 67,5 juta hektar. Jumlah ini mengacu pada
jumlah data obyek pajak PBB. Sejak berlakunya sistem pendaftaran nasional yaitu
dengan berlakunya UU nomor 5 tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok Agraris,
bidang tanah yang sudah bersertipikat sejumlah 38 juta ( 44,7%). Dengan program
percepatan pendaftaran tanah sejumlah 3,5 juta bidang/ tahun, dalam jangka waktu 15
tahun kedepan semua bidang-bidang yang merupakan obyek pendaftaran tanah sudah
bersertipikat.
Konsep basis data bermula dari semakin banyak volume yang terhimpun dalam
pengelolaan data. Keterbatasan manusia untuk mengolah data-data tersebut secara
konvensional memicu kreatifitas dalam pemanfaatan teknologi informasi yang dapat
membantu dalam mengelola data tersebut. Biasanya salah satu ciri nya adalah datanya
terstruktur. Sistem basis data mengacu pada sistem pengumpulan, penyusunan, dan
pencatatan (record) serta menyimpan dengan memanfaatkan komputer sebagai mesin
mengolah dengan tujuan dapat menyediakan informasi setiap saat untuk berbagai
kepentingan. Dengan mengacu pada konsep di atas, komponen basis data meliputi
unsur-unsur yang berperan dalam membangun suatu sistem yang terdiri dari perangkat
keras, perangkat lunak (sistem operasi, aplikasi, database/DBMS) dan pengguna (user).
2.3 Nilai Tanah
Pengertian nilai tanah dibedakan antara tanah yang diusahakan (improved land)
dan tanah yang tidak diusahakan (unimproved land). Nilai tanah yang tidak diusahakan
adalah harga tanah tanpa bangunan diatasnya. Sedang nilai tanah yang diusahakan
adalah harga tanah ditambah dengan harga bangunan yang terdapat di atasnya (Sukanto
1985, dalam Ernawati 2005).
Nilai tanah langsung adalah suatu ukuran nilai kemampuan tanah yang secara
langsung memberikan nilai produktifitas dan kemampuan ekonomisnya, seperti
misalnya lahan atau tanah yang secara langsung dapat berproduksi, contohnya tanah
pertanian. Nilai tanah tidak langsung adalah suatu ukuran nilai kemampuan tanah
dilihat dari segi letak strategis sehingga dapat memberikan nilai produktifitas dan
kemampuan ekonomis, seperti misalnya tanah yang letaknya berada di pusat
perdagangan, industri, perkantoran dan tempat rekreasi.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa suatu tanah
mungkin saja nilainya secara langsung rendah karena tingkat kesuburunnya rendah,
tetapi berdasarkan letak strategisnya sangat ekonomis. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai adalah suatu kesatuan moneter yang melekat pada suatu properti yang
dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, politik dan faktor fisik yang dinyatakan dalam
harga dimana harga ini mencerminkan nilai dari properti tersebut (Presylia, 2002).
Sebidang tanah akan memiliki nilai atau harga yang tinggi bila terletak pada
lokasi yang strategis (aktifitas ekonomi yang tinggi, lokasi mudah dijangkau dan
tersedia infrastruktur yang lengkap). Harga tanah bergerak turun seiring jarak dari pusat
kota (produktif) ke arah pedesaan9 (konsumtif). Pada daerah sub - sub pusat kota, harga
tanah tersebut naik kemudian turun mengikuti jarak dan tingkat aktifitas diatasnya
(Cholis 1995, dalam Luky 1997).

2.4 Analisa Zona Nilai Tanah
Berikut Petunjuk melakukan analisa zona nilai tanah (ZNT) :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan :
i. Menyiapkan peta yang diperlukan dalam penentuan NIR dan Pembuatan ZNT,
meliputi Peta Wilayah, Peta Desa/Kelurahan, Peta Zona Nilai Tanah dan Peta
Blok
ii. Menyiapkan data-data dari Kantor Pelayanan PBB yang diperlukan, seperti data
dari laporan Notaris/PPAT, data NIR/ZNT lama, SK Kakanwil tentang
klasifikasi
dan Penggolongan NJOP Bumi, dan sebagainya
iii. Menyiapkan data-data yang berhubungan dengan teknik penentuan nilai tanah,
seperti data Jenis Penggunaan Tanah dari BAPPEDA, data potensi
pengembangan wilayah berdasarkan Rencana Kota (RUTRK/RDTRK), data-
data
spesifik dari BPN, dan sebagainya
iv. Pembuatan Rencana Pelaksanaan (meliputi personil, biaya serta jadwal kegiatan
dengan mengacu pada KEP-04/PJ.6/1998)
b. Pengumpulan Data Harga Jual
i. Data harga jual sebagai informasi mengenai harga transaksi dan/atau harga
penawaran tanah dan/atau tanah dan bangunan.
ii. Sumber data dapat berasal dari :
- Himpunan laporan PPAT/notaris
- Data Jual Beli maupun informasi dari lurah/kepala desa
- Data dari kunjungan ke agen properti
- Data penawaran/penjualan properti melalui majalah, brosur, direktori,
pameran dan sebagainya.
iii. Data Lapangan :
Data harga jual yang diperoleh di lapangan merupakan data yang dianggap
paling
dipercaya akurasinya. Oleh karena itu pencarian data langsung ke lapangan
harus dilakukan baik untuk :
- memperoleh data-data baru maupun
- mengecek data-data yang diperoleh di atas meja.
iv. Semua data harga jual yang diperoleh harus ditulis dalam Formulir 1 : Data
Harga Jual.
c. Kompilasi Data
i. Data yang terkumpul dalam masing-masing kelurahan/desa dikelompokkan
menurut jenis penggunaan tanah dan bangunan, seperti tanah kosong,
perumahan, industri, perkantoran, pusat perdagangan dan lain-lain.
Pengelompokan ini sangat penting karena jenis penggunaan tanah/bangunan
merupakan variabel yang signifikan dalam menentukan nilai tanah. Jenis
penggunaan yang berbeda akan memberikan indikasi nilai yang berbeda.
ii. Kompilasi juga diperlukan berdasarkan lokasi data untuk memudahkan tahap
analisa data
d. Rekapitulasi Data dan Memplot Data Transaksi pada Peta Kerja ZNT
i. Semua data yang diperoleh harus dimasukkan dalam Formulir 2.
ii. NOMOR DATA yang tertulis pada Formulir 1 harus sama persis dengan nomor
yang tertulis pada Formulir 2. Selanjutnya nomor ini akan berfungsi lebih lanjut
sebagai alat untuk mengindentifikasi lokasi data pada Peta Taburan Data dan
Identifikasi data-data mana yang dipergunakan untuk analisis ZNT tertentu.
Karena tidak menutup kemungkinan untuk ZNT yang tidak terdapat data
pendukungnya akan mempergunakan data dari lokasi yang berdekatan. Hal ini
lebih lanjut akan diuraikan dalam bagian berikutnya
iii. Penyesuaian terhadap waktu dan jenis data.
- Penyesuaian terhadap waktu dilakukan dengan membandingkan waktu
transaksi data dengan keadaan per 1 Januari;
- Penyesuaian terhadap faktor waktu dilakukan dengan mengacu pada
faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi nilai properti dalam kurun
waktu yang dianalisis. Seperti keadaan pasaran properti, keadaan
ekonomi global, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain.
- Secara matematis dapat merujuk pada Contoh Penyesuaian Waktu
sebagaimana tertuang dalam KEP-04/PJ.6/1998. Cara yang
dipergunakan adalah dengan membandingkan 2 (dua) atau lebih data
transaksi properti yang serupa karakteristiknya di wilayah penelitian.
Dari waktu transaksi yang berbeda di antara keduanya kemudian
di analisis tingkat pertambahan harganya per tahun.
Contoh :
Terdapat 2 (dua) transaksi atas properti yang seruap karakteristiknya.
Properti A dijual pada tanggal 2-5-1994 dengan harga Rp. 250.000.000,-
sedangkan properti B dijual pada tanggal 17-6-1998 dengan harga
Rp. 400.000.000,-
Berarti kenaikan harga selama 4 (empat) tahun adalah 60% atau 15%
per tahun.
- Penyesuaian terhadap jenis data diperlukan untuk memenuhi
persyaratan Nilai Pasar Wajar sebagaimana prinsip-prinsip penilaian
yang berlaku. Oleh karena itu data-data transaksi/penawaran yang bukan
merupakan data transaksi jual beli yang wajar harus disesuaikan
terlebih dahulu untuk memperoleh nilai kewajarannya. Misalnya data
hipotik/agunan bank, data penawaran, data sewa, data PPAT/Notaris
yang keakuratannya diragukan, dan lain-lain.
- Jenis data yang diperoleh biasanya berupa data transaksi jual beli, data
penawaran atau data hipotik. Data yang perlu disesuaikan adalah data
penawaran yang biasanya lebih tinggi dan data hipotik yang biasanya
lebih rendah dari transaksi jual beli.
- Besar penyesuaiannya sangat tergantung pada tingkat akurasi data
dan keadaan di lapangan. Variasi prosentase penyesuaian tidak dapat
dipungkiri pasti terjadi, hal ini tetap dibenarkan asalkan tidak
menimbulkan penyimpangan yang terlalu jauh dari kewajaran nilainya.
iv. Menentukan harga jual tanah per meter persegi
- Tanah kosong
Harga jual dibagi luas tanah dalam meter persegi
- Tanah dan bangunan
Menentukan nilai bangunan dengan bantuan DBKB setempat;
- kurangi harga jual tanah dan bangunan dengan nilai bangunan;
- bagi harga jual tanah dengan luas tanah dalam meter persegi
v. Memplot harga jual tanah pada peta kerja ZNT.
vi. Membuat batas imajiner ZNT.
Batas imajiner dituangkan dalam konsep peta ZNT yang telah terisi taburan data
transaksi. Prinsip pembuatan batas imajiner ZNT adalah :
a) Mengacu pada peta ZNT lama bagi wilayah yang telah ada peta ZNT-nya.
b) Mempertimbangkan data harga jual tanah yang telah diplot pada peta
kerja ZNT.
c) Pengelompokan tanah dalam satu ZNT dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut :
- penggunaan tanah yang hampir sama;
- memperoleh fasilitas sosial dan umum yang sama;
- aksesibilitas yang tidak jauh berbeda;
- mempunyai potensi nilai yang sama.
e. Analisa Data
i. Analisa Data dilakukan dengan mengacu pada Formulir 3.
ii. Analisa dilakukan berdasarkan Zona Nilai Tanah, sehingga untuk ZNT yang
berbeda harus menggunakan halaman baru Formulir 3. Data-data yang dianalisa
untuk memperoleh NIR (Nilai Indikasi Rata-rata) dalam satu ZNT (Zona Nilai
Tanah) harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Data relatif baru
- Data transaksi atau penawaran yang wajar
- Lokasi yang relatif berdekatan
- Jenis penggunaan tanah/bangunan yang relatif sama
iii. Penyesuaian harga jual tanah dan penentuan NIR
Sebelum menentukan NIR pada masing-masing ZNT, harga jual tanah yang telah
ada disesuaikan dengan beberapa faktor penyesuaian.
- Untuk ZNT yang memiliki data harga jual tanah dan bila data harga jual
yang terkumpul lebih dari satu, NIR diambil dari nilai rata-rata setelah
dilakukan penyesuaian dengan faktor-faktor penyesuaian lokasi dan
faktor lain
- Untuk ZNT yang tidak memiliki data harga jual tanah, penentuan NIR
dapat mengacu pada NIR di ZNT lain yang terdekat dengan
mempertimbangkan penggunaan tanah yang hampir sama. Penyesuaian
yang diperlukan adalah faktor lokasi.
Penyesuaian Faktor Lokasi
Acuan penyesuaian faktor lokasi didasarkan pada prinsip-prinsip penilaian
dimana lokasi adalah variabel utama yang mempengaruhi nilai tanah.
Pertimbangan yang diambil antara lain :
i. Lokasi secara umum sebagai kedudukan kawasan tersebut diantara
kawasan lain yang memberikan kesan lingkungan yang berbeda
ii. Aksesibilitas yang ditinjau dari kondisi jalan menuju kawasan tersebut,
jarak menuju jalur utama dan pusat aktivitas masyarakat
Penyesuaian Faktor lain
Acuan penyesuaian faktor lain didasarkan pada prinsip-prinsip penilaian yang
mengacu pada pertimbangan lain yang dianggap mempengaruhi nilai tanah
dan/atau secara umum membedakan kondisi antara lokasi yang berbeda.
Variabel yang dipertimbangkan dalam penyesuaian faktor lain dapat merujuk
pada faktor-faktor antara lain :
- Zoning/peruntukan tanah
- Kondisi pada umumnya (Kawasan kumuh/Slum Area, kawasan tertata,
dan sebagainya)
- Infrastruktur/Utilitas pada kawasan bersangkutan (jaringan air, telepon,
listrik, dan sebagainya)
- Fasilitas yang ada (Pasar, Sekolah, pos polisi, dan sebagainya)
- Faktor fisik seperti elevasi, topografi, kedudukan tanah (tanah sudut,
tusuk sate) dan sebagainya.
- Variabel lain yang relevan dengan zona yang dinilai.
f. Pembuatan Peta ZNT Akhir
i. Tahap ini dilaksanakan setelah selesai pengukuran bidang milik dalam satu
kelurahan/desa.
ii. Garis batas ZNT dibuat mengikuti garis bidang milik dan tidak boleh memotong
bidang milik.
iii. Cantumkan NIR dan kode ZNT sesuai dengan NIR dan ZNT pada peta kerja.
iv. Peta ZNT akhir diberi warna pada setiap garis batas ZNT.
g. Buku Analisa ZNT dan NIR

2.5 ArcGIS
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment
Science &Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam
software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini
mulai dirilis oleh ESRI pada tahun 2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop,
dimana arcGIS desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan
dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang focus ke penggunaan
data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih focus kea rah editing data
spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk
keperluan analisis geoprosesing).














BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan final project Sistem Informasi
Pertanahan adalah sebagai berikut.
1) Perangkat keras (hardware) berupa laptop
2) Perangkat lunak (software) yang terdiri dari :
AutoCAD Map 3D 2012
ArcMap 10
ArcGIS Online Map Viewer
Microsoft Office 2010 (Microsoft Excel, Microsoft Access, Microsoft Word,
Microsoft Visio 2010
3) Data Zona Nilai Tanah wilayah Perumahan Semolowaru Selatan adalah sebagai
berikut.
Data spasial hasil digitasi jalan dan persil di AutoCAD yang kemudian
dieksport dalam format .*shp (shape file).
Data tabular informasi persil Perumahan Semolowaru Selatan, Surabaya.

3.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Adapun diagram alir pembuatan final project tentang Sistem Inforamasi
Pertanahan Zona Nilai Tanah (Studi kasus : Perumahan Semolowaru Selatan,
Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya) dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Sistem Informasi Pertanahan

3.3 TahapanPelaksanaan Pekerjaan
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan dalam pembuatan Sistem Informasi
Pertanahan ini adalah sebagai berikut.
Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data-data yang dibutuhkan yang
terdiri dari data spasial jalan dan persil, data tabular informasi persil.
Import data hasil digitasi jalan dan persil dalam format *.shp
Data hasil digitasi jalan dan persil dalam format *.dwg kemudian di-eksport
ke dalam format .*shp. Kemudian data dalam bentuk *.shp dibuka dengan
menggunakan ArcGIS 10.
Import data tabular dalam format .*xlsx ke dalam ArcGIS 10
Data tabular informasi persil dalam format excel 2010 kemudian di-import ke
dalam ArcGIS 10. Data tabular ini digunakan sebagai data atribut dari data spasial
(jalan dan persil).Selanjutnya dilakukan pengecekan antara data spasial (jalan dan
persil) dengan data tabular. Setelah dicek, lalu save as data spasial dan data tabular
dalam format .*shp.
Pembuatan Sistem Informasi Pertanahan
Dalam pembuatan Sistem Informasi Pertanahan tentang Zona Nilai Tanah
(Studi Kasus : Perumahan Semolowaru Selatan, Surabaya) digunakan ArcGIS
Online Map Viewer dengan memasukan data *.shp yang telah dijadikan archive
dengan format *.zip ke dalam ArcGIS Online Map Viewer tersebut. Untuk dapat
memasukkan data tersebut, perlu memiliki akun dan login ke ArcGIS Online Map
Viewer, kemudian masukkan data zip yang telah dibuat. Lakukan langkah yang
sama untuk memasukkan data layer jalan. Data layer shp persil dan jalan tersebut
sudah harus memiliki atribut masing-masing sesuai kebutuhan dan tema Sistem
Informasi Pertanahan yang akan dibuat.
Lakukan perubahan tampilan peta sesuai keinginan dengan tema yang ingin
ditonjolkan melalui menu change symbol pada ArcGIS Online Map Viewer. Dalam
SI Pertanahan ini yaitu status pemakaian tanah, sehingga field yang ditonjolkan
dan diperbagus yaitu status pemakaian tanah tersebut. Untuk status pemakaian
yang berbeda, akan memiliki warna yang berbeda pula, sehingga pengguna dapat
dengan mudah mengetahui dan mengenali status pemakaian tanah yang
berbeda.Pengguna dapat menampilkan atribut persil dan jalan dengan melakukan
klik pada objek yang ingin ditampilkan atributnya.Pembuatan Sistem Informasi
Pertanahan ini juga dilakukan dalam web wix.com.





BAB IV
HASIL

4.1 Hasil
Berikut adalah tampilan Sistem Informasi Pertanahan (SIP) Zona Nilai Tanah
Perumahan Semolowaru Selatan, Surabaya yang telah dibuat dalam bentuk WebGIS
menggunakan ArcGIS Online Map Viewer. Di bawah ini adalah hasil dari import data dari
format .SHP (ArcGIS) yang telah dikonversikan ke dalam format .ZIP dan diupload ke
ArcGIS Online Map Viewer.

Gambar 3. Tampilan Worksheet pada ArcGIS Online Map Viewer

Di bawah ini adalah tampilan dari Sistem Informasi Pertanahan yang telah di save di
ArcGIS Online Map Viewer lalu dibuat Template Web Applicationnya.



Gambar 4. Tampilan SIP dengan template web application dalam ArcGIS Online Map
Viewer.
Lalu untuk mempercantik tampilan, dikoneksikan pula SIP zona nilai tanah
perumahan semolowaru selatan, Surabaya yang telah diupload ke ArcGIS Online Map
Viewer dengan Web wix.com.

Gambar 5. Tampilan Home SIP zona nilai tanah yang dikoneksikan dalam Web Wix.com



Dalam Page MAP, pengguna di mudahkan untuk mengetahui informasi mengenai
zona nilai tanah dengan cara klik persil yang diinginkan, lalu akan muncul informasi-
informasi mengenai zona nilai tanah di Perumahan Semolowaru Selatan, Surabaya.

Gambar 6. Tampilan page MAP SIP zona nilai tanah yang dikoneksikan dalam Web Wix.com

Selain aplikasi Sistem Informasi Pertanahan Zona Nilai Tanah Perumahan
Semolowaru Selatan, dalam Interface dibawah di tampilkan juga Galeri gambar dan
informasi mengenai berita terkait pertanahan yang terjadi di surabaya. Ditambahkan
pula musik untuk membuat pengguna merasa nyaman dalam menggunakan aplikasi
ini.


Gambar 7. Tampilan page INFO SIP zona nilai tanah yang dikoneksikan dalam Web
Wix.com




















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disampaikan dalam praktikum pembuatan Sistem Informasi
Pertanahan Zona Nilai Tanah Perumahan Semolowaru Selatan, Surabaya menggunakan
aplikasi ArcGIS Online Map Viewer adalah sebagai berikut :
Pembuatan Sistem Informasi Pertanahan mengenai Zona Nilai Tanah harus dilakukan
analisa terlebih dahulu tentang harga tanah standar dan hubungannya dengan faktor
faktor seperti letak tanah, luas tanah, kondisi lingkungan, dan sebagainya sehingga
mampu menentukan nilai tanah.
Pembuatan Data Base Management System dan pembuatan Sistem Informasi yang
baik, dapat menentukan hasil yang baik pula terkait informasi informasi yang akan
disampaikan ke pengguna.
Mendesain Interface tentang Sistem Informasi Pertanahan Zona Nilai Tanah
Perumahan Semolowaru Selatan dengan baik, sehingga pengguna tidak kesulitan
dalam mencari informasi mengenai zona nilai tanah di perumahan semolowaru
selatan, surabaya.

5.2 Saran
Pengumpulan data dan membuat tampilan terkait pembuatan Sistem Informasi
Pertanahan Zona Nilai Tanah untuk selanjutnya lebih dikembangkan, sehingga ke depannya
pengguna juga dapat mendapatkan informasi informasi yang diinginkan lebih mudah, cepat,
dan gratis.









Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Basis_data, diakses pada tanggal 27 Desember 2013
pukul 13.10
http://www.termasmedia.com/65-pengertian/69-pengertian-database.html, diakses
pada tanggal 27 Desember 2013 pukul 14.10
http://kumpulanmateripenting.blogspot.com/2013/04/pengertian-dan-konsep-sistem-
basis-data.html, diakses pada tanggal 27 Desember 2013 pukul 14.15
http://id.wikipedia.org/wiki/ArcGIS, diakses pada tanggal 27 Desember 2013 pukul
14.55
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-6817-3504100025-bab2.pdf, diakses
pada tanggal 27 Desember 2013 pukul 14.55
http://christiantoo.blogspot.com/2012/09/analisa-zona-nilai-tanah.html, diakses pada
tanggal 27 Desember 2013 pukul 14.55
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/SMARTEK/article/viewFile/645/561,
diakses pada tanggal 27 Desember 2013 pukul 14.55

Anda mungkin juga menyukai