Sebelum menguraikan Sistem Informasi Geografis lebih lanjut, perlu kita tinjau bersama
pemahaman tentang konsep-konsep sistem, dan sistem informasi.
SISTEM adalah kumpulan elemen dinamis yang saling berhubungan satu sama lain dan
saling tergantung dalam menghasilkan keluaran, serta berjalan sesuai dengan hukum atau
aturan tertentu.
Data adalah fakta yang menggambarkan wujud dan kejadian. Sedangkan informasi adalah
data yang sudah diproses sehingga menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti bagi
penerima dan memiliki nilai untuk proses analis dan pengambilan keputusan.
SISTEM INFORMASI adalah suatu sistem terpadu untuk menghasilkan informasi mengenai
organisasi, lingkungan organisasi, dan aktivitas organisasi, untuk mendukung proses
analisis pengambilan keputusan aspek operasional dan manajerial, dengan memanfaatkan
prosedur standar, sistem pengarsipan dan sistem komputer (Gambar 11-1).
Empat elemen kunci dalam suatu sistem informasi adalah: (1) kumpulan data, (2) prosedur
pengelolaan data untuk mendaftarkan dan memutakhirkan data, (3) prosedur pengolahan
data menjadi informasi siap pakai, (4) dan prosedur penyajian informasi. Sistem informasi
memerlukan institusi sebagai basis operasionalisasinya. Institusi inilah yang bertugas
Pengguna Pengguna
Pengelola
Informasi Informasi
Sistem
Internal Eksternal
Data Data
A Data C
B
Suatu sistem informasi tidak lepas dari keterkaitannya dengan lingkungan dimana sistem
ini digunakan. Suatu sistem informasi biasanya dipakai oleh suatu organisasi, sebagai
sarana yang penting untuk melakukan penyebaran informasi yang tepat sasaran, baik
untuk pihak internal organisasi, maupun untuk pihak eksternal di luar organisasi.
Kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kini sudah menjadi kebutuhan
yang sangat urgen, hal ini dapat diwujudkan dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi yang ada saat ini. Hal ini di implementasikan dengan semakin berkembangnya
perancangan manajemen sistem informasi di berbagai bidang.
Aplikasi ini merupakan sistem yang terintegrasi. Mampu mendefinisikan setiap data yang
terlibat serta kewenangan setiap level manajemen terhadap data tersebut karena aplikasi
berjalan secatra on-line (berbasis jaringan), setap level manajemen dapat mengakses data
sesuai dengan kewenangan secara mudah dan cepat
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kebijakan, sumber daya manusia, masyarakat
serta ketersediaan teknologi
Dalam hal ini mudahkan dalam mendapatkan data-data akurat mengenai asset dan
infrastruktur dalam rangka pemetaan komoditas unggulan serta inventarisasi dan
pengelolaan basis data yang baik. Diimplementasikan dalam suatu perangkat lunak yang
fleksibel serta mudah di operasikan (user-friendly) secara terstruktur, terencana dan
sistematis.
Perangkat yang digunakan dalam bentuk sarana komunikasi antara manusia dengan mesin
(perangkat lunak) yang diklasifikasikan sesuai fungsinya.
1. Sistem yang berbasis data dan informasi yang bereferensi geografis atau keruangan
(spasial)
Menurut Dulbahri (1993) dalam Febriono P, 2003, GIS terdiri dari beberapa sub-sistem
yang dapat digunakan untuk memasukkan data, menyimpan dan mengeluarkan informasi
yang diperlukan. Secara garis besar komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masukan Data
Subsistem masukan data adalah fasilitas dalam GIS yang dapat digunakan untuk
memasukkan data dan merubah bentuk data asli ke bentuk yang dapat diterima dan
dapat dipakai dalam GIS. Masukan data yang bereferensi geografis dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Subsistem masukan data merupakan subsistem yang rumit
karena pada subsistem ini harus dapat menjamin bahwa data yang dimasukkan dan
digunakan agar hasilnya benar dan dapat dimanfaatkan.
2. Pengelolaan Data
Subsistem pengelolaan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk menimbun dan
menarik kembali dari arsip data dasar. Berbagai cara yang dapat digunakan dalam
mengelola data dan pengelolaan data ini akan sejalan dengan struktur data yang
digunakan. Pengorganisasian data dalam bentuk arsip dapat dimanfaatkan dalam
subsistem pengelolaan data. Pengorganisasian data keruangan, diambil dan dianalisis
hal ini merupakan fungsi dari subsistem tersebut. Perbaikan data dasar dengan
menambah, mengurangi, atau memperbarui dilakukan pada subsistem ini.
Subsistem ini berfungsi untuk membedakan data yang akan diproses dalam GIS.
Subsistem ini digunakan untuk merubah format data dan mengklasifikasi parameter
yang digunakan dalam analisa GIS.
1. Data grafik/spasial (peta garis digital, foto udara, citra satelit, dll)
2. Data non grafik/atribut/non spasial (tabel statistik, keterangan, dan dokumen lainnya)
Hubungan spasial (topologi) objek di dunia nyata (real world) terbagi menjadi 3 (tiga)
golongan : Titik (point), Garis (line), Luasan (polygon).
Unsur Titik
(Point)
Unsur Garis
(Line)
Unsur Luasan
(Polygon)
Realitas di
Permukaan Bumi
Penampakan
Sebenarnya
Obyek Spasial
Vektor Raster
023 2 Raharjo
Proses pembangunan informasi GIS dapat diuraikan seperti pada diagram alir dibawah.
BASIS PERUMUSAN
DATA GIS MASALAH / KRITERIA
SORTING DATA
ANALISIS
S P A S I AL
MODEL
VALIDASI
QUERY
INFORMASI
END USER
MANAGEMENT WEB SITE SESUAI
KEBUTUHAN
Analisis spasial digunakan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari suatu
database GIS melalui suatu perumusan masalah atau penetapan kriteria informasi sesuai
kebutuhan.
Analisis spasial adalah suatu fungsi dasar dalam GIS dan merupakan proses operasional
spasial (geoprocessing) dengan teknik-teknik tertentu untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan pengguna (user) melalui manipulasi-manipulasi database GIS terkait.
Konsep geoprocessing berbasis terhadap transformasi data, dengan berbagai jenis data
dan metode proses yang berbeda-beda. Hal ini akan sangat membantu mulai dari
penyiapan atau penyajian data seperti mengekstrak informasi dan konversi format sampai
ke pekerjaan analisis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan
ketelitian dan kecepatan tinggi, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
Terkait dengan komponen dasar GIS, proses penentuan informasi yang terkait dengan
dunia nyata (real world) dapat digambarkan di bawah ini:
Gambar 11-5 : Proses Penentuan Informasi yang Terkait dengan Dunia Nyata
Komponen yang terkait dalam analisis spasial untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan meliputi:
1. Database GIS sebagai input untuk proses analisis
2. Pemilihan metode analisis yang sesuai, misalnya overlaying, seleksi objek, proses
topologi, ataupun konversi data.
3. Informasi yang didapatkan sesuai kriteria merupakan output proses analisis
Beberapa contoh pekerjaan yang umumnya menerapkan proses analisis antara lain:
a. Konversi data (seperti mengkonversi data dari shapefile ke geodatabase)
b. Overlay data (seperti penggabungan/union atau interseksi/intersection)
c. Ekstrak data (seperti pemotongan/clipping)
d. Penyanggaan data (seperti mengetahui informasi sekeliling menggunakan
buffering)
e. Pengelolaan data (seperti penggabungan field, mengkopi data, atau membuat
data baru)
f. Mencari kecocokan lokasi (menggunakan analisis overlay lanjut dan analisis biaya)
g. Dan lain-lain
Model analisis yang digunakan untuk mendapatkan informasi sesuai keinginan disamping
pertimbangan-pertimbangan tersebut juga dipengaruhi oleh metode query yang dipakai
sebagai media penghubung antara database GIS dengan user atau analis (user interface).
Banyak sekali alat (tool) analisis spasial GIS yang bisa digunakan, tetapi yang umum
digunakan sebagai dasar analisis ada 18 tool (di luar tool konversi). Tool tersebut sangat
berguna dalam analisis data vektor terutama dalam memecahkan masalah-masalah spasial
dan statistik.
Dasar analisis spasial adalah hubungan topologi objek yang ada di lapangan. Hubungan
topologi tersebut merupakan presentasi objek di lapangan dalam gambar/peta, dan dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Titik (point)
2. Garis (line/arc)
3. Luasan/area (polygon)
Unsur titik (point) mempunyai posisi (koordinat) planimetris dan elevasi (x,y,z). Contoh
unsur titik adalah bangunan, tiang listrik, titik kontrol tanah, dll.
Unsur garis (line/arc) minimal terbentuk dari 2 titik, sehingga disamping mempunyai unsur
posisi (x,y,z) juga mempunyai dimensi panjang. Contohnya adalah jalan, sungai, pipa, dll.
Secara garis besar ke-18 tool analisis yang umum digunakan tersebut dapat dibagi menjadi
4 (empat) golongan, yaitu:
1. Ekstrak
2. Overlay
3. Proximity
4. Statistik
Analisis Ekstrak digunakan untuk mengektrak informasi dari grafik/peta maupun tabel
atribut berdasarkan query atribut atau ekstraksi spasial dan kemudian disimpan dalam
bentuk grafik dan tabel atribut lain.
1. ANALISIS CLIP
a. Deskripsi
Analisis clip digunakan untuk mengekstrak informasi peta dan tabel atribut dari
sumber (input) yang berada hanya dalam batas yang diinginkan (batas clip/ clip
feature) melalui metode pemotongan database.
b. Ilustrasi
c. Karakteristik
o Referensi spasial output sama dengan input
o Struktur tabel atribut output sama dengan input
o Bentuk geometri clip feature harus poligon
o Toleransi ketelitian grafik output bisa diatur
2. ANALISIS SPLIT
a. Deskripsi
Analisis split digunakan untuk mengekstrak informasi peta dan tabel atribut dari
sumber (input) melalui pemotongan objek peta dan atribut menjadi beberapa
bagian melalui field dalam database yang dijadikan pemotong (split feature).
b. Ilustrasi
c. Karakteristik
o Nama dan jumlah tiap bagian output sesuai dengan nama tiap field split
feature dengan jumlah output sesuai cakupan input
o Split feature harus berbentuk poligon
o Field dalam split feature harus bertipe karakter (teks)
o Tabel atribut dalam output mempunyai item yang sama dengan input
o Toleransi ketelitian output bisa diatur
3. ANALISIS SELECT
a. Deskripsi
Analisis select digunakan untuk mengekstrak informasi peta dan tabel atribut dari
sumber (input) melalui seleksi objek (feature) dalam input berdasarkan query
atribut (SQL=Structured Query Language) dan kemudian hasilnya disimpan dalam
bentuk baru.
b. Karakteristik
o Output tergantung dari pemilihan melalui SQL
o Maksimal grafik dan atribut dalam output sama dengan pemilihan seluruh
objek dalam input
Analisis table select digunakan untuk mengekstrak informasi tabel atribut dari
tabel sumber (input) melalui seleksi tabel atribut input berdasarkan query dan
kemudian hasilnya disimpan dalam bentuk tabel atribut baru.
b. Karakteristik
o Input berupa tabel, baik tabel INFO, dBASE, geodatabase, VPF, dll
o Tabel atribut output tergantung pemilihan melalui SQL
Ada 6 (enam) jenis analisis overlay yang digunakan dalam mengidentifikasi hubungan
spasial dalam suatu feature, yaitu:
1. Analisis Erase
2. Analisis Identity
3. Analisis Intersection
4. Analisis Symmetrical Difference
5. Analisis Union
6. Analisis Update
1. ANALISIS ERASE
a. Deskripsi
c. Karakteristik
o Feature input dan erase harus berbentuk poligon
o Poligon feature input yang berada dalam feature erase akan dibuang
o Poligon feature input yang berada diluar feature erase akan dibuat feature
baru
o Toleransi ketelitian output bisa diatur
2. ANALISIS IDENTITY
a. Deskripsi
b. Ilustrasi
c. Karakteristik
o Feature input dapat berbentuk titik (point), multipoint, garis (line), maupun
poligon
o Feature identity harus berbentuk poligon
o Hubungan parameter antara feature input dan identity bisa tetap terjaga di
feature output. Jika input berbentuk garis dan identity poligon, maka di output
ada dua field tambahan (poligon kiri/LEFT_poly dan poligon kanan
RIGHT_poly)
o Toleransi ketelitian output bisa diatur
3. ANALISIS INTERSECTION
a. Deskripsi
a. Karakteristik
o Feature input harus feature yang sederhana baik point, multipoint, line atau
poligon. Input tidak bisa dalam bentuk feature anotasi (teks), dimensi, ataupun
jaringan (network)
o Jika kedua input berbeda tipe geometrinya (seperti line dengan poligon, point
dengan line, dst), maka tipe geometri output akan sama dengan dimensi
geometri terendah
o Toleransi ketelitian output bisa diatur
c. Karakteristik
o Feature input dan difference harus berbentuk poligon
o Toleransi ketelitian output bisa diatur
5. ANALISIS UNION
a. Deskripsi
b. Ilustrasi
c. Karakteristik
o Semua feature input harus berbentuk poligon
o Toleransi ketelitian output bisa diatur
6. ANALISIS UPDATE
a. Deskripsi
c. Karakteristik
o Feature input dan update harus berbentuk poligon
o Feature input tidak dimodifikasi, tetapi hasilnya disimpan dalam feature baru
o Nama field antara feature input dengan update harus sama (match)
o Toleransi ketelitian output bisa diatur
Analisis proximity merupakan analisis keterdekatan antara feature spasial dalam suatu
kelas fature atau antara dua kelas feature.
Ada 4 (empat) jenis analisis proximity yang umum digunakan dalam, yaitu:
1. Analisis Buffer
2. Analisis Multiple Ring Buffer
3. Analisis Near
4. Analisis Point Distance
1. ANALISIS BUFFER
a. Deskripsi
Analisis buffer dilakukan dengan cara penentuan suatu area feature yang berada
dalam jarak tertentu yang diinginkan, sehingga akan didapatkan informasi output
dalam jarak tersebut. Basis analisis buffering bisa dari suatu point, garis maupun
poligon.
b. Ilustrasi
c. Karakteristik
o Feature output tidak akan mempunyai informasi jika jarak buffer nol
o Jika jarak buffer negatif maka informasi output yang diperoleh berada dalam
feature input.
o Informasi kanan kiri feature input yang diinginkan direfresentasikan oleh LEFT
dan RIGHT buffer
o Sistem proyeksi dalam feature input akan dikopi ke feature output
o Dapat dilakukan penyeragaman jenis feature untuk area yang di buffer
Analisis multiple ring buffer dilakukan dengan cara menggunakan satu set jarak
buffer. penentuan suatu area feature yang berada dalam jarak tertentu yang
diinginkan, sehingga akan didapatkan informasi output dalam jarak tersebut.
Basis analisis buffering bisa dari suatu point, garis maupun poligon.
b. Ilustrasi
c. Karakteristik
o Input feature bisa berupa point, line, maupun poligon
o Jika input tidak mempunyai referensi spasial, maka buffer unit tidak bisa
digunakan
3. ANALISIS NEAR
a. Deskripsi
Analisis near digunakan untuk menghitung jarak antara masing-masing titik dalam
suatu kelas feature terhadap titik atau garis terdekat feature lain dalam radius
yang diinginkan.
b. Ilustrasi
c. Karakteristik
o Perhitungan jarak dari suatu titik ke suatu garis adalah jarak dari titik tersebut
ke lokasi terdekat sepanjang garis tersebut
o Jarak yang dihitung ditentukan oleh unit feature input sesuai yang
dispesifikasikan.
o Analisis near berguna untuk menandai atribut titik atau garis terdekat,
misalnya untuk mencari posisi sungai terdekat dalam suatu area jaringan
sewer.
Analisis point distance digunakan untuk menghitung jarak antara suatu titik dalam
suatu kelas feature terhadap titik lain yang berada di kelas feature yang lain yang
berada dalam radius yang diinginkan.
b. Ilustrasi
c. Karakteristik
Jarak yang dihitung ditentukan oleh unit feature input sesuai yang
dispesifikasikan.
GIS memberikan suatu fasilitas untuk menganalisis dan mengevaluasi suatu masalah yang
tersebar secara ruang dengan suatu metode yang baik dan sangat menarik. Pada saat ini
GIS dipengaruhi oleh dua kekuatan pengendali utama yaitu:
1. Perkembangan komputer digital yang mengarah kepada pengembangan GIS bagi
penanganan tingkat integrasi aspek - aspek yang berbeda.
2. Meningkatnya kebutuhan bagi manajemen distribusi data mengenai ruang dan
kebutuhan pemecahan masalah sumber daya alam yang sangat komplek dengan
melalui teknik pemodelan ruang.
Metode manajemen sumber daya alam menggunakan GIS dengan teknis penginderaan
jarak jauh merupakan hal baru dan telah dikembangkan (Valenzuela, 1991; Mulder,1994).
Sebelum itu digunakan penginderaan jarak jauh menggunakan satelit dan teknik
penginderaan tanah digital (Ringrose, 1986; Kloosterman, 1994). GIS telah diterapkan
dengan baik dalam bidang perencanaan dan manajemen pemanfaatan lahan (Geertman
dan Toppen, 1990; Radermacher, 1990) dan juga dalam bidang non rekayasa misalnya
pertumbuhan ekonomi (Despotakis, 1991; Mather, 1994).
Pernodelan GIS dalam penelitian ini akan digunakan terutama untuk mendukung aktifitas
perencanaan sehubungan dengan kesesuaian lahan dan pengaturan air pada daerah rawa
pasang surut. Seperti dinyatakan oleh Plate (1993), perencanaan bagi proyek
pengembangan sumber daya air meliputi persiapan untuk menghadapi perubahan yang
dapat disebabkan oleh perubahan pemanfaatan lahan dan kondisi fisik yang lain, ataupun
oleh perubahan iklim (Huising, 1993). Perubahan ini dapat dilihat dengan jelas
menggunakan GIS. Saat ini dengan cepat, GIS menjadi perlengkapan standar bagi
manajemen sumber daya alam.
Sumber Daya Alam Air dan Tanah Pengumpulan Data Pengelolaan Data
Analisis
Pengambil Data Dan
GIS Dan Model
Evaluasi
Dari gambar tersebut, jelas bahwa GIS harus didukung dengan data base yang sesuai dan
memadai. Pada saat ini perencanaan sumber daya alam secara berkesinambungan sulit
dilakukan tanpa GIS.
Dengan menggunakan SIG yang memiliki sifat distribusi spesial, identifikasi terhadap suatu
areal yang memiliki potensi yang sangat berarti bagi pengembangan, tentang
keterbatasannya dan hambatannya, dapat dievaluasi dengan baik dan akurat dalam yang
waktu singkat. Aspek-aspek utama yang khusus dalam fasilitas SIG adalah kemampuannya
memodifikasi dalam kombinasi data yang komplek dengan cara yang sistematis pada saat
pemakai memodifikasi sekumpulan data (Cardarrelli, 1991; Jemma, 1993). Pada analisis
kesesuaian lahan rawa pasang surut informasi-informasi penting yang dibutuhkan adalah:
1. Topografi Daerah
2. Karakteristik pasang surut yang berhubungan dengan potensi irigasi pasang surut
maupun potensi untuk drainasi, dalam hal ini pengaruh musim juga hendaknya
dipertimbangkan.
Sistem ini pada hakekatnya adalah semacam sistem expert dimana sejumlah besar data
disimpan di bagian inti dari model dan digunakan sebagai kriteria dalam mengevaluasi.
Nyatanya, sistem SIG adalah suatu sistem canggih yang menyimpan sejumlah data di
bagian sentral model dan yang digunakan untuk melakukan penilaian yang didasarkan
pada proses penggambaran digital. Suatu gambar dapat dinyatakan sebagai suatu hal yang
mewakilkan hal lain (Marion,1991). Jika digunakan suatu objek untuk menyatakan sesuatu
yang mengandung material ataupun unsur-unsur non material, baik itu Benda atau konsep
gambar tersebut merupakan gambar bentuk objek.
Dalam hal ini, berdasarkan informasi dasar dapat dibuat sejumlah gambar ( image ) baru
untuk tujuan perencanaan, antara lain:
1. Klasifikasi rawa pasang surut yang didasarkan pada kondisi hidro- topografi.
2. Kecocokan tanah untuk pertanian yang didasarkan pada kondisi lapisan tanah dan
klimatologi.
3. Sistem manajemen air yang didasarkan pada kondisi hidro¬topografi,
kemampuan drainasi, jenis lapisan tanah, kecocokan tanah, intrusi salinitas dan
keasaman.
Kesesuaian lahan dan zona manajemen air merupakan salah satu informasi penting
sehubungan dengan potensi pengembangan pertanian atau agrikultur (Kucera, 1993,
Suryadi,1996). Hal itu didasarkan pada banyaknya informasi dengan sifat-sifat distribusi
spesial yang harus dipertimbangkan yaitu topografi ( elevasi digita l), hidraulik, lapisan
tanah, intrusi salinitas, dan jenis tanaman. Dengan memanfaatkan semua informasi
tersebut, resiko penyalahgunaan pemanfaatan lahan dapat diminimumkan, dan pencapaian
pengembangan area optimal dapat diharapkan. Bila kesesuaian lahan dan zona
manajemen air sudah terlaksana dengan baik, hal ini akan bermanfaat bagi pertimbangan
rencana pengembangan area. Informasi ini sifatnya dinamis sesuai dengan ruang dan
waktu, dan terlihat dalam pengembangan itu sendiri (Despotakis, 1991). Pemodelan
kesesuaian lahan dan zona manajemen air dengan SIG digambarkan dalam Gambar
11-7.
Dalam hubungannya dengan kemungkinan terjadinya galat pada aplikasi SIG, jelas bahwa
akurasi data harus diperhitungkan dengan hati-hati menurut variasi rinciannya, karena itu,
modul utama yang harus diperhitungkan adalah:
Operasi yang diklasifikasi ulang yang meliputi penetapan kembali nilai-nilai dasar
terhadap definisi yang telah ada bagi kategori, seperti pembuatan peta hidro-topografi
berdasarkan peta topografi dan kondisi hidraulik potensial dari lahan.
Kombinasi kalkulasi tabel silang yang didagarkan pada hasil dari teknik penumpukan
peta.