Anda di halaman 1dari 24

BAB 11

PENERAPAN GIS DALAM PERENCANAAN


JARINGAN REKLAMASI RAWA

11.1 TINJAUAN UMUM GEOGRAFIS INFORMASI SISTEM

11.1.1 PENGERTIAN DASAR GIS

Sebelum menguraikan Sistem Informasi Geografis lebih lanjut, perlu kita tinjau bersama
pemahaman tentang konsep-konsep sistem, dan sistem informasi.

SISTEM adalah kumpulan elemen dinamis yang saling berhubungan satu sama lain dan
saling tergantung dalam menghasilkan keluaran, serta berjalan sesuai dengan hukum atau
aturan tertentu.

Suatu sistem menerima suatu masukan, melakukan pengolahan atasnya, melakukan


penambahan nilai sehingga akhirnya menghasilkan keluaran tertentu dalam suatu sinergi
interaksi sebagai suatu kesatuan antara elemen-elemennya. Lingkup sistem yang dibahas
dalam laporan ini adalah sistem pemetaan komoditas unggulan pertanian.

Data adalah fakta yang menggambarkan wujud dan kejadian. Sedangkan informasi adalah
data yang sudah diproses sehingga menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti bagi
penerima dan memiliki nilai untuk proses analis dan pengambilan keputusan.

SISTEM INFORMASI adalah suatu sistem terpadu untuk menghasilkan informasi mengenai
organisasi, lingkungan organisasi, dan aktivitas organisasi, untuk mendukung proses
analisis pengambilan keputusan aspek operasional dan manajerial, dengan memanfaatkan
prosedur standar, sistem pengarsipan dan sistem komputer (Gambar 11-1).

Empat elemen kunci dalam suatu sistem informasi adalah: (1) kumpulan data, (2) prosedur
pengelolaan data untuk mendaftarkan dan memutakhirkan data, (3) prosedur pengolahan
data menjadi informasi siap pakai, (4) dan prosedur penyajian informasi. Sistem informasi
memerlukan institusi sebagai basis operasionalisasinya. Institusi inilah yang bertugas

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-1


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

melakukan pendefinisian dan pembangunan sistem, pengelolaan sistem dan pemanfaatan


sistem.

Pengguna Pengguna
Pengelola
Informasi Informasi
Sistem
Internal Eksternal

Prosedur, Peraturan dan Hak Akses

Proses Proses Proses


Pengelolaan Pengolahan Penyajian
Data Data Informasi

Data Data
A Data C
B

Gambar 11-1 : Sistem Informasi

Suatu sistem informasi tidak lepas dari keterkaitannya dengan lingkungan dimana sistem
ini digunakan. Suatu sistem informasi biasanya dipakai oleh suatu organisasi, sebagai
sarana yang penting untuk melakukan penyebaran informasi yang tepat sasaran, baik
untuk pihak internal organisasi, maupun untuk pihak eksternal di luar organisasi.
Kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kini sudah menjadi kebutuhan
yang sangat urgen, hal ini dapat diwujudkan dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi yang ada saat ini. Hal ini di implementasikan dengan semakin berkembangnya
perancangan manajemen sistem informasi di berbagai bidang.

Aplikasi ini merupakan sistem yang terintegrasi. Mampu mendefinisikan setiap data yang
terlibat serta kewenangan setiap level manajemen terhadap data tersebut karena aplikasi
berjalan secatra on-line (berbasis jaringan), setap level manajemen dapat mengakses data
sesuai dengan kewenangan secara mudah dan cepat

Berdasarkan kebutuhan di atas maka diperlukan penerapan dan pengembangan teknologi


informasi di berbagai bidang secara optimal berdasarkan kecukupan solusi serta
pembiayaan yang ada. Pemenuhan kebutuhan teknologi informasi ini berkaitan dengan

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-2


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kebijakan, sumber daya manusia, masyarakat
serta ketersediaan teknologi

Untuk membangun perangkat lunak dengan memanfaatkan teknologi infomasi secara


optimal serta sumber daya yang ada guna mendukung kinerja lembaga terkait dengan
pengembangan sebagai berikut:
1. Sistem mampu memberikan informasi secara akurat, tepat waktu dan
representatif.
2. Sistem bersifat user-friendly dan fleksibel serta mudah dikembangkan.

Dalam hal ini mudahkan dalam mendapatkan data-data akurat mengenai asset dan
infrastruktur dalam rangka pemetaan komoditas unggulan serta inventarisasi dan
pengelolaan basis data yang baik. Diimplementasikan dalam suatu perangkat lunak yang
fleksibel serta mudah di operasikan (user-friendly) secara terstruktur, terencana dan
sistematis.

Perangkat yang digunakan dalam bentuk sarana komunikasi antara manusia dengan mesin
(perangkat lunak) yang diklasifikasikan sesuai fungsinya.

Dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pengertian dasar GIS:

1. Sistem yang berbasis data dan informasi yang bereferensi geografis atau keruangan
(spasial)

2. Sistem berbasis teknologi komputer digital pada bidang pemetaan, dengan


menggabungkan informasi geografis (spasial) dan informasi tematik (atribut) secara
bersama-sama dalam satu sistem

3. Sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan (input), menyimpan


(save/record), memangggil kembali (retrieval), mengolah (process), menganalisis
(analysis) dan menghasilkan (output) data bereferensi geografis atau data geospasial,
untuk mendukung pengambilan keputusan (decision making) dalam perencanaan
(planning), pengelolaan (managing), dan pengendalian (monitoring)

4. Bank data, sistem modeling, dan analisis data geospasial

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-3


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

11.1.2 KOMPONEN GIS

Menurut Dulbahri (1993) dalam Febriono P, 2003, GIS terdiri dari beberapa sub-sistem
yang dapat digunakan untuk memasukkan data, menyimpan dan mengeluarkan informasi
yang diperlukan. Secara garis besar komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Masukan Data

Subsistem masukan data adalah fasilitas dalam GIS yang dapat digunakan untuk
memasukkan data dan merubah bentuk data asli ke bentuk yang dapat diterima dan
dapat dipakai dalam GIS. Masukan data yang bereferensi geografis dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Subsistem masukan data merupakan subsistem yang rumit
karena pada subsistem ini harus dapat menjamin bahwa data yang dimasukkan dan
digunakan agar hasilnya benar dan dapat dimanfaatkan.

2. Pengelolaan Data

Subsistem pengelolaan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk menimbun dan
menarik kembali dari arsip data dasar. Berbagai cara yang dapat digunakan dalam
mengelola data dan pengelolaan data ini akan sejalan dengan struktur data yang
digunakan. Pengorganisasian data dalam bentuk arsip dapat dimanfaatkan dalam
subsistem pengelolaan data. Pengorganisasian data keruangan, diambil dan dianalisis
hal ini merupakan fungsi dari subsistem tersebut. Perbaikan data dasar dengan
menambah, mengurangi, atau memperbarui dilakukan pada subsistem ini.

3. Manipulasi dan Analisis data

Subsistem ini berfungsi untuk membedakan data yang akan diproses dalam GIS.
Subsistem ini digunakan untuk merubah format data dan mengklasifikasi parameter
yang digunakan dalam analisa GIS.

4. Keluaran data ( Data Output)

Subsistem keluaran berfungsi untuk menayangkan informasi maupun hasil analisis


data geografis secara kualitatif maupun kuantitatif. Keluaran ini dapat berupa peta,
tabel, ataupun arsip elektronik (electronik file). Melalui keluaran ini pengguna dapat
melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan
kebijakan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun pengendalian
pembangunan secara keseluruhan.

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-4


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

11.1.3 DATA GEOSPASIAL GIS

Data geospasial GIS dapat berupa:

1. Data grafik/spasial (peta garis digital, foto udara, citra satelit, dll)

2. Data non grafik/atribut/non spasial (tabel statistik, keterangan, dan dokumen lainnya)

11.1.4 KOMPONEN DASAR GIS

Hubungan spasial (topologi) objek di dunia nyata (real world) terbagi menjadi 3 (tiga)
golongan : Titik (point), Garis (line), Luasan (polygon).

Unsur Titik
(Point)

Unsur Garis
(Line)

Unsur Luasan
(Polygon)

Realitas di
Permukaan Bumi

Konsep Dasar GIS dalam Model Dunia Nyata

Gambar 11-2 : Konsep Dasar dalam Model Dunia Nyata

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-5


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Penampakan
Sebenarnya

Obyek Spasial

Vektor Raster

Titik, Garis, Piksel pada Raster


Luasan/Area

Atribut Pada Tabel

No_Persil Pemilik No_Rumah ID Pemilik No_jalan Lebar Kelas

01 Bambang H 022 1 Bambang H 1011 5 2

023 2 Raharjo

Konsep Dasar Geospasial

Gambar 11-3 : Konsep dasar Geospasial

11.1.5 PEMBANGUNAN INFORMASI GIS

Proses pembangunan informasi GIS dapat diuraikan seperti pada diagram alir dibawah.

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-6


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

PROSEDUR TEKNIS SYSTEM INFORMASI

BASIS PERUMUSAN
DATA GIS MASALAH / KRITERIA

SORTING DATA

ANALISIS
S P A S I AL

MODEL

VALIDASI

QUERY

INFORMASI

INFORMASI INFORMASI INFORMASI INFORMASI INFORMASI LAIN


WILAYAH / BATAS TATA GUNA DETAIL SESUAI
KAWASAN KEPEMILIKAN LAHAN INFRASTRUKTUR KEBUTUHAN

END USER
MANAGEMENT WEB SITE SESUAI
KEBUTUHAN

Gambar 11-4 : Proses Pembangunan Informasi GIS

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-7


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

11.2 ANALISIS SPASIAL GIS

11.2.1 TINJAUAN UMUM ANALISIS SPASIAL GIS

Analisis spasial digunakan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari suatu
database GIS melalui suatu perumusan masalah atau penetapan kriteria informasi sesuai
kebutuhan.

Analisis spasial adalah suatu fungsi dasar dalam GIS dan merupakan proses operasional
spasial (geoprocessing) dengan teknik-teknik tertentu untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan pengguna (user) melalui manipulasi-manipulasi database GIS terkait.

Konsep geoprocessing berbasis terhadap transformasi data, dengan berbagai jenis data
dan metode proses yang berbeda-beda. Hal ini akan sangat membantu mulai dari
penyiapan atau penyajian data seperti mengekstrak informasi dan konversi format sampai
ke pekerjaan analisis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan
ketelitian dan kecepatan tinggi, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.

Terkait dengan komponen dasar GIS, proses penentuan informasi yang terkait dengan
dunia nyata (real world) dapat digambarkan di bawah ini:

Gambar 11-5 : Proses Penentuan Informasi yang Terkait dengan Dunia Nyata

Komponen yang terkait dalam analisis spasial untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan meliputi:
1. Database GIS sebagai input untuk proses analisis
2. Pemilihan metode analisis yang sesuai, misalnya overlaying, seleksi objek, proses
topologi, ataupun konversi data.
3. Informasi yang didapatkan sesuai kriteria merupakan output proses analisis

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-8


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Beberapa contoh pekerjaan yang umumnya menerapkan proses analisis antara lain:
a. Konversi data (seperti mengkonversi data dari shapefile ke geodatabase)
b. Overlay data (seperti penggabungan/union atau interseksi/intersection)
c. Ekstrak data (seperti pemotongan/clipping)
d. Penyanggaan data (seperti mengetahui informasi sekeliling menggunakan
buffering)
e. Pengelolaan data (seperti penggabungan field, mengkopi data, atau membuat
data baru)
f. Mencari kecocokan lokasi (menggunakan analisis overlay lanjut dan analisis biaya)
g. Dan lain-lain

Pertimbangan pemilihan metode analisis tergantung kepada kecocokan metode analisis


terhadap jenis pekerjaan, data, dan informasi yang diinginkan atau tergantung kepada
selera atau kebiasaan analis dengan memperhatikan kelengkapan database GIS, standar
ketelitian, dan kapasitas daya dukung perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) yang digunakan sebagai alat (tool) dalam proses analisis.

Model analisis yang digunakan untuk mendapatkan informasi sesuai keinginan disamping
pertimbangan-pertimbangan tersebut juga dipengaruhi oleh metode query yang dipakai
sebagai media penghubung antara database GIS dengan user atau analis (user interface).

11.2.2 TOOL ANALISIS SPASIAL GIS

Geoprocessing merupakan komponen GIS yang sangat berguna untuk mendefinisikan,


mengelola, dan menganalisis informasi yang digunakan sebagai variabel pengambilan
keputusan.

Banyak sekali alat (tool) analisis spasial GIS yang bisa digunakan, tetapi yang umum
digunakan sebagai dasar analisis ada 18 tool (di luar tool konversi). Tool tersebut sangat
berguna dalam analisis data vektor terutama dalam memecahkan masalah-masalah spasial
dan statistik.

Dasar analisis spasial adalah hubungan topologi objek yang ada di lapangan. Hubungan
topologi tersebut merupakan presentasi objek di lapangan dalam gambar/peta, dan dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Titik (point)
2. Garis (line/arc)
3. Luasan/area (polygon)

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-9


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Unsur titik (point) mempunyai posisi (koordinat) planimetris dan elevasi (x,y,z). Contoh
unsur titik adalah bangunan, tiang listrik, titik kontrol tanah, dll.

Unsur garis (line/arc) minimal terbentuk dari 2 titik, sehingga disamping mempunyai unsur
posisi (x,y,z) juga mempunyai dimensi panjang. Contohnya adalah jalan, sungai, pipa, dll.

Unsur luasan/area (polygon) dibentuk oleh beberapa garis, sehingga disamping


mempunyai posisi (x,y,z) dan panjang (perimeter), juga mempunyai luas. Contohnya
adalah batas persil, batas administrasi, batas kepemilikan, dll.

Secara garis besar ke-18 tool analisis yang umum digunakan tersebut dapat dibagi menjadi
4 (empat) golongan, yaitu:
1. Ekstrak
2. Overlay
3. Proximity
4. Statistik

Deskripsi detail keempat jenis analisis tersebut adalah sebagai berikut:

11.2.2.1 TOOL ANALISIS EKSTRAK

Analisis Ekstrak digunakan untuk mengektrak informasi dari grafik/peta maupun tabel
atribut berdasarkan query atribut atau ekstraksi spasial dan kemudian disimpan dalam
bentuk grafik dan tabel atribut lain.

Analisis Ekstrak dibagi menjadi:


1. Analisis Clip
2. Analisis Split
3. Analisis Select
4. Analisis Table Select

1. ANALISIS CLIP
a. Deskripsi

Analisis clip digunakan untuk mengekstrak informasi peta dan tabel atribut dari
sumber (input) yang berada hanya dalam batas yang diinginkan (batas clip/ clip
feature) melalui metode pemotongan database.

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-10


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Referensi spasial output sama dengan input
o Struktur tabel atribut output sama dengan input
o Bentuk geometri clip feature harus poligon
o Toleransi ketelitian grafik output bisa diatur

2. ANALISIS SPLIT
a. Deskripsi

Analisis split digunakan untuk mengekstrak informasi peta dan tabel atribut dari
sumber (input) melalui pemotongan objek peta dan atribut menjadi beberapa
bagian melalui field dalam database yang dijadikan pemotong (split feature).
b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Nama dan jumlah tiap bagian output sesuai dengan nama tiap field split
feature dengan jumlah output sesuai cakupan input
o Split feature harus berbentuk poligon
o Field dalam split feature harus bertipe karakter (teks)

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-11


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

o Tabel atribut dalam output mempunyai item yang sama dengan input
o Toleransi ketelitian output bisa diatur

3. ANALISIS SELECT
a. Deskripsi

Analisis select digunakan untuk mengekstrak informasi peta dan tabel atribut dari
sumber (input) melalui seleksi objek (feature) dalam input berdasarkan query
atribut (SQL=Structured Query Language) dan kemudian hasilnya disimpan dalam
bentuk baru.
b. Karakteristik
o Output tergantung dari pemilihan melalui SQL
o Maksimal grafik dan atribut dalam output sama dengan pemilihan seluruh
objek dalam input

4. ANALISIS TABLE SELECT


a. Deskripsi

Analisis table select digunakan untuk mengekstrak informasi tabel atribut dari
tabel sumber (input) melalui seleksi tabel atribut input berdasarkan query dan
kemudian hasilnya disimpan dalam bentuk tabel atribut baru.
b. Karakteristik
o Input berupa tabel, baik tabel INFO, dBASE, geodatabase, VPF, dll
o Tabel atribut output tergantung pemilihan melalui SQL

11.2.2.2 TOOL ANALISI OVERLAY

Analisis overlay merupakan operasioal spasial yang dilakukan dengan cara


menumpangtindihkan (superimpose) suatu layer tematik dengan layer tematik lainnya
untuk mendapatkan informasi baru yang berbasis informasi-informasi tiap layer yang
diproses.

Tool analisis overlay digunakan untuk mengkombinasikan, menghapus, memodifikasi atau


membaharui objek-objek spasial dari suatu input menjadi informasi baru yang dibutuhkan.

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-12


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Ada 6 (enam) jenis analisis overlay yang digunakan dalam mengidentifikasi hubungan
spasial dalam suatu feature, yaitu:
1. Analisis Erase
2. Analisis Identity
3. Analisis Intersection
4. Analisis Symmetrical Difference
5. Analisis Union
6. Analisis Update

1. ANALISIS ERASE
a. Deskripsi

Analisis erase dilakukan dengan cara superimpose/overlay antara feature input


dengan feature erase dimana informasi output feature baru yang diperoleh
merupakan informasi feature di luar feature erase.
b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Feature input dan erase harus berbentuk poligon
o Poligon feature input yang berada dalam feature erase akan dibuang
o Poligon feature input yang berada diluar feature erase akan dibuat feature
baru
o Toleransi ketelitian output bisa diatur

2. ANALISIS IDENTITY
a. Deskripsi

Analisis identity dilakukan dengan cara superimpose/overlay antara feature input


dengan feature identity dimana informasi output feature baru yang diperoleh
merupakan informasi yang overlap antara feature input dengan feature identity,
sedangkan feature di luar daerah overlap akan dibuang.

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-13


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Feature input dapat berbentuk titik (point), multipoint, garis (line), maupun
poligon
o Feature identity harus berbentuk poligon
o Hubungan parameter antara feature input dan identity bisa tetap terjaga di
feature output. Jika input berbentuk garis dan identity poligon, maka di output
ada dua field tambahan (poligon kiri/LEFT_poly dan poligon kanan
RIGHT_poly)
o Toleransi ketelitian output bisa diatur

3. ANALISIS INTERSECTION
a. Deskripsi

Analisis intersection dilakukan dengan cara superimpose/overlay antara feature


input dengan feature intersect dimana informasi output feature baru yang
diperoleh merupakan semua informasi yang overlap dengan feature terkecil.
b. Ilustrasi

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-14


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

a. Karakteristik
o Feature input harus feature yang sederhana baik point, multipoint, line atau
poligon. Input tidak bisa dalam bentuk feature anotasi (teks), dimensi, ataupun
jaringan (network)
o Jika kedua input berbeda tipe geometrinya (seperti line dengan poligon, point
dengan line, dst), maka tipe geometri output akan sama dengan dimensi
geometri terendah
o Toleransi ketelitian output bisa diatur

4. ANALISIS SIMMETRICAL DIFFERENCE


a. Deskripsi

Analisis simmetrical difference dilakukan dengan cara superimpose/ overlay antara


feature input dengan feature difference dimana informasi output feature baru
yang diperoleh merupakan informasi di luar daerah overlap.
b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Feature input dan difference harus berbentuk poligon
o Toleransi ketelitian output bisa diatur

5. ANALISIS UNION
a. Deskripsi

Analisis union dilakukan dengan cara superimpose/overlay feature input dimana


informasi output feature baru yang diperoleh merupakan informasi gabungan dari
feature input yang dioverlapkan.

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-15


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Semua feature input harus berbentuk poligon
o Toleransi ketelitian output bisa diatur

6. ANALISIS UPDATE
a. Deskripsi

Analisis union dilakukan dengan cara superimpose/overlay feature input dengan


feature update dimana atribut dan geometri dari feature input di-update oleh
feature update, dan hasilnya disimpan dalam feature output.
b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Feature input dan update harus berbentuk poligon
o Feature input tidak dimodifikasi, tetapi hasilnya disimpan dalam feature baru
o Nama field antara feature input dengan update harus sama (match)
o Toleransi ketelitian output bisa diatur

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-16


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

11.2.2.3 TOOL ANALISI PROXIMITY

Analisis proximity merupakan analisis keterdekatan antara feature spasial dalam suatu
kelas fature atau antara dua kelas feature.

Fungsi analisis proximity terutama dalam identifikasi hubungan keterdekatan (closest)


antara suatu feature dengan yang lainnya, menghitung jarak di sekelilingnya, dan jarak
antara keduanya. Oleh karena itu maka dapat dilakukan monitoring atau dapat
menemukan area pelayanan atau yang dipengaruhi oleh suatu aktivitas.

Ada 4 (empat) jenis analisis proximity yang umum digunakan dalam, yaitu:
1. Analisis Buffer
2. Analisis Multiple Ring Buffer
3. Analisis Near
4. Analisis Point Distance

1. ANALISIS BUFFER
a. Deskripsi

Analisis buffer dilakukan dengan cara penentuan suatu area feature yang berada
dalam jarak tertentu yang diinginkan, sehingga akan didapatkan informasi output
dalam jarak tersebut. Basis analisis buffering bisa dari suatu point, garis maupun
poligon.
b. Ilustrasi

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-17


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

c. Karakteristik
o Feature output tidak akan mempunyai informasi jika jarak buffer nol
o Jika jarak buffer negatif maka informasi output yang diperoleh berada dalam
feature input.
o Informasi kanan kiri feature input yang diinginkan direfresentasikan oleh LEFT
dan RIGHT buffer
o Sistem proyeksi dalam feature input akan dikopi ke feature output
o Dapat dilakukan penyeragaman jenis feature untuk area yang di buffer

2. ANALISIS MULTIPLE RING BUFFER


a. Deskripsi

Analisis multiple ring buffer dilakukan dengan cara menggunakan satu set jarak
buffer. penentuan suatu area feature yang berada dalam jarak tertentu yang
diinginkan, sehingga akan didapatkan informasi output dalam jarak tersebut.
Basis analisis buffering bisa dari suatu point, garis maupun poligon.
b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Input feature bisa berupa point, line, maupun poligon
o Jika input tidak mempunyai referensi spasial, maka buffer unit tidak bisa
digunakan

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-18


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

3. ANALISIS NEAR
a. Deskripsi

Analisis near digunakan untuk menghitung jarak antara masing-masing titik dalam
suatu kelas feature terhadap titik atau garis terdekat feature lain dalam radius
yang diinginkan.
b. Ilustrasi

c. Karakteristik
o Perhitungan jarak dari suatu titik ke suatu garis adalah jarak dari titik tersebut
ke lokasi terdekat sepanjang garis tersebut
o Jarak yang dihitung ditentukan oleh unit feature input sesuai yang
dispesifikasikan.
o Analisis near berguna untuk menandai atribut titik atau garis terdekat,
misalnya untuk mencari posisi sungai terdekat dalam suatu area jaringan
sewer.

4. ANALISIS POINT DISTANCE


a. Deskripsi

Analisis point distance digunakan untuk menghitung jarak antara suatu titik dalam
suatu kelas feature terhadap titik lain yang berada di kelas feature yang lain yang
berada dalam radius yang diinginkan.

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-19


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

b. Ilustrasi

c. Karakteristik

Jarak yang dihitung ditentukan oleh unit feature input sesuai yang
dispesifikasikan.

11.3 PEMODELAN GIS PADA PERENCANAAN JARINGAN REKLAMASI


RAWA

11.3.1 GIS DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM

GIS memberikan suatu fasilitas untuk menganalisis dan mengevaluasi suatu masalah yang
tersebar secara ruang dengan suatu metode yang baik dan sangat menarik. Pada saat ini
GIS dipengaruhi oleh dua kekuatan pengendali utama yaitu:
1. Perkembangan komputer digital yang mengarah kepada pengembangan GIS bagi
penanganan tingkat integrasi aspek - aspek yang berbeda.
2. Meningkatnya kebutuhan bagi manajemen distribusi data mengenai ruang dan
kebutuhan pemecahan masalah sumber daya alam yang sangat komplek dengan
melalui teknik pemodelan ruang.

Metode manajemen sumber daya alam menggunakan GIS dengan teknis penginderaan
jarak jauh merupakan hal baru dan telah dikembangkan (Valenzuela, 1991; Mulder,1994).
Sebelum itu digunakan penginderaan jarak jauh menggunakan satelit dan teknik
penginderaan tanah digital (Ringrose, 1986; Kloosterman, 1994). GIS telah diterapkan
dengan baik dalam bidang perencanaan dan manajemen pemanfaatan lahan (Geertman
dan Toppen, 1990; Radermacher, 1990) dan juga dalam bidang non rekayasa misalnya
pertumbuhan ekonomi (Despotakis, 1991; Mather, 1994).

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-20


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Pernodelan GIS dalam penelitian ini akan digunakan terutama untuk mendukung aktifitas
perencanaan sehubungan dengan kesesuaian lahan dan pengaturan air pada daerah rawa
pasang surut. Seperti dinyatakan oleh Plate (1993), perencanaan bagi proyek
pengembangan sumber daya air meliputi persiapan untuk menghadapi perubahan yang
dapat disebabkan oleh perubahan pemanfaatan lahan dan kondisi fisik yang lain, ataupun
oleh perubahan iklim (Huising, 1993). Perubahan ini dapat dilihat dengan jelas
menggunakan GIS. Saat ini dengan cepat, GIS menjadi perlengkapan standar bagi
manajemen sumber daya alam.

GIS digunakan untuk membantu mengambil keputusan dengan menampilkan variasi


alternatif rencana pengembangan dalam situasi yang nyata dan cara yang sederhana, dan
memiliki kemampuan dalam menggambarkan ataupun dampak hasil yang potensial dan
perencanaan pengembangan yang direncanakan (Meijerink, 1985 dan Brouwer, 1993).
Pada pembahasan ini, diperlukan perhatian khusus terhadap pengembangan lahan dan air
di rawa pasang surut. Prinsip pemodelan dalam proses perencanaan pengembangan
sumber daya alam dengan GIS disajikan dalam Error! Reference source not found..

Sumber Daya Alam Air dan Tanah Pengumpulan Data Pengelolaan Data

Analisis
Pengambil Data Dan
GIS Dan Model
Evaluasi

Gambar 11-6 : Prinsip Pemodelan Perencanaan PSDA dengan GIS

Dari gambar tersebut, jelas bahwa GIS harus didukung dengan data base yang sesuai dan
memadai. Pada saat ini perencanaan sumber daya alam secara berkesinambungan sulit
dilakukan tanpa GIS.

11.3.2 GIS PADA LAHAN RAWA

Dengan menggunakan SIG yang memiliki sifat distribusi spesial, identifikasi terhadap suatu
areal yang memiliki potensi yang sangat berarti bagi pengembangan, tentang
keterbatasannya dan hambatannya, dapat dievaluasi dengan baik dan akurat dalam yang

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-21


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

waktu singkat. Aspek-aspek utama yang khusus dalam fasilitas SIG adalah kemampuannya
memodifikasi dalam kombinasi data yang komplek dengan cara yang sistematis pada saat
pemakai memodifikasi sekumpulan data (Cardarrelli, 1991; Jemma, 1993). Pada analisis
kesesuaian lahan rawa pasang surut informasi-informasi penting yang dibutuhkan adalah:

1. Topografi Daerah

2. Karakteristik pasang surut yang berhubungan dengan potensi irigasi pasang surut
maupun potensi untuk drainasi, dalam hal ini pengaruh musim juga hendaknya
dipertimbangkan.

3. Distribsi intrusi salinitas air laut.

4. Kedalaman lapisan pirit.

5. Ketebalan lapisan gambut.

Sistem ini pada hakekatnya adalah semacam sistem expert dimana sejumlah besar data
disimpan di bagian inti dari model dan digunakan sebagai kriteria dalam mengevaluasi.
Nyatanya, sistem SIG adalah suatu sistem canggih yang menyimpan sejumlah data di
bagian sentral model dan yang digunakan untuk melakukan penilaian yang didasarkan
pada proses penggambaran digital. Suatu gambar dapat dinyatakan sebagai suatu hal yang
mewakilkan hal lain (Marion,1991). Jika digunakan suatu objek untuk menyatakan sesuatu
yang mengandung material ataupun unsur-unsur non material, baik itu Benda atau konsep
gambar tersebut merupakan gambar bentuk objek.

Dalam hal ini, berdasarkan informasi dasar dapat dibuat sejumlah gambar ( image ) baru
untuk tujuan perencanaan, antara lain:
1. Klasifikasi rawa pasang surut yang didasarkan pada kondisi hidro- topografi.
2. Kecocokan tanah untuk pertanian yang didasarkan pada kondisi lapisan tanah dan
klimatologi.
3. Sistem manajemen air yang didasarkan pada kondisi hidro¬topografi,
kemampuan drainasi, jenis lapisan tanah, kecocokan tanah, intrusi salinitas dan
keasaman.

11.3.3 KESESUAIAN LAHAN DAN ZONA MANAGEMEN AIR DENGAN GIS

Kesesuaian lahan dan zona manajemen air merupakan salah satu informasi penting
sehubungan dengan potensi pengembangan pertanian atau agrikultur (Kucera, 1993,
Suryadi,1996). Hal itu didasarkan pada banyaknya informasi dengan sifat-sifat distribusi

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-22


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

spesial yang harus dipertimbangkan yaitu topografi ( elevasi digita l), hidraulik, lapisan
tanah, intrusi salinitas, dan jenis tanaman. Dengan memanfaatkan semua informasi
tersebut, resiko penyalahgunaan pemanfaatan lahan dapat diminimumkan, dan pencapaian
pengembangan area optimal dapat diharapkan. Bila kesesuaian lahan dan zona
manajemen air sudah terlaksana dengan baik, hal ini akan bermanfaat bagi pertimbangan
rencana pengembangan area. Informasi ini sifatnya dinamis sesuai dengan ruang dan
waktu, dan terlihat dalam pengembangan itu sendiri (Despotakis, 1991). Pemodelan
kesesuaian lahan dan zona manajemen air dengan SIG digambarkan dalam Gambar
11-7.

Gambar 11-7 : Pemodelan Kesesuaian Lahan dan WMZ dengan GIS

Parameter utama untuk aplikasi ini adalah:


1. Topografi (elevasi lahan)
2. Potensi pemanfaatan air (kemampuan irigasi dan drainasi)
3. Tipe lapisan tanah (gambut dan keasaman yang membahayakan)
4. Penyebaran intrusi salinitas

Dalam hubungannya dengan kemungkinan terjadinya galat pada aplikasi SIG, jelas bahwa
akurasi data harus diperhitungkan dengan hati-hati menurut variasi rinciannya, karena itu,
modul utama yang harus diperhitungkan adalah:

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-23


Penyusunan Manual Perencanaan Teknis
Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

1. Membuat gambaran bagi tiap-tiap parameter tertentu yang akan mempengaruhi


kesesuaian lahan dan zona manajemen air, yaitu potensi irigasi pasang surut,
kemampuan drainase serta peta lapisan tanah (gambut dan tingkat keasaman) dan
intrusi salinitas.

Operasi yang diklasifikasi ulang yang meliputi penetapan kembali nilai-nilai dasar
terhadap definisi yang telah ada bagi kategori, seperti pembuatan peta hidro-topografi
berdasarkan peta topografi dan kondisi hidraulik potensial dari lahan.

Teknik penumpukan (Overlaying Technique) yang didasarkan pada hubungan antara


tiap-tiap parameter (penjumlahan, perkalian, pembagian, maksimalisasi, minimalisasi)
yang berdasarkan hubungan analitisnya;

Kombinasi kalkulasi tabel silang yang didagarkan pada hasil dari teknik penumpukan
peta.

Volume II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11-24

Anda mungkin juga menyukai