Anda di halaman 1dari 35

PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

3.1. Sistem
Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide,
berikut saling keterkaitannya (inter-relasi) di dalam (usaha) mencapai suatu
tujuan (atau sasaran bersama tertentu). Atau dengan kata lain, sistem dapat
disebutkan sebagai kumpulan komponen (subsistem fisik maupun non-
fisik/logika) yang saling berhubungan satu sama lainnya dan bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai suatu tujuan. (Eddy Prahasta, 2009)

3.2. Data dan informasi


Data adalah hal yang merujuk pada fakta-fakta baik berupa angka-angka,
teks, dokumen, gambar, bagan, suara yang mewakili deskriptif verbal atau kode
tertentu dan semacamnya. Jadi data merupakan bentuk yang masih mentah yang
belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Oleh karenanya
data tersebut disaring dan diolah melalui suatu sistem pengolahan sehingga
mempunyai arti dan nilai bagi seseorang atau organisasi sehingga baru bisa
dikatakan sebagai sebuah informasi. Secara rinci informasi diartikan sebagai
kumpulan data yang telah diolah dan disusun secara sistematik untuk tujuan
informatif, penarikan kesimpulan, argumentasi dan sebagai dasar peramalan
serta pengambilan keputusan. (Jogiyanto, 1999)
Informasi dapat berguna bagi pemakainya atau bisa juga tidak berguna
sama sekali. Hal ini tergantung kepada kualitas informasi yang dihasilkan,
informasi akan berguna apabila kualitasnya baik. Baik buruknya kualitas
informasi dipengaruhi oleh tiga faktor penentu, yaitu isi informasi, waktu
penyajian dan bentuk informasi.
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi
harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan. (Danu Wira Pangestu, 2008)

13 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak


bisa meyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat.Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai
lagi.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakaiannya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang
lainnya berbeda.

3.3. Sistem Informasi


Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem terintegrasi
yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Atau
sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan
informasi untukmendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi.Sistem
ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur
manual, model manajemen dan basis data. (Unitomo, 2012)
Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan
mensistematikkan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan
yang diperlukan untuk mengendalikan operasi suatu organisasi [Budihar95].
Sedangkan kegiatan yang dimaksud adalah mengambil, mengolah, menyimpan,
dan menyampaikan informasi (komunikasi) yang diperlukan di dalam
mengoperasikan seluruh aktifitas organisasi yang bersangkutan. (Eddy Prahasta,
2009)

3.4. Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasiskan
komputer (CBIS) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi
informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan,
dan menganalisis objek-objek dan fenomena di mana lokasi geografis merupakan

14 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG
merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam
menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, dan (d)
keluaran [Aronoff89]. (Eddy Prahasta, 2009)
Kemampuan dasar dari SIG adalah mengintegrasikan berbagai operasi
basis data seperti query, menganalisisnya serta menampilkannya dalam bentuk
pemetaan berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang membedakan SIG dengan
sistem informasi lain. (I Wayan Eka S, 2011)
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut (Eddy
Prahasta, 2009):
1. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Subsistem ini pula
yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau mentransformasikan
format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh
perangkat SIG yang bersangkutan.
2. Data Output
Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran
seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam
bentuk hardcopy seperti halnya tabel, grafik, peta, dan lain sebagainya.
3. Data Manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel
atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah
dipanggil, di-update dan di-edit.
4. Analisis dan Manipulasi Data
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan
oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

15 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

3.4.1. Cara Kerja SIG


SIG dapat menyajikan real world (dunia nyata) pada monitor sebagaimana
lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata diatas kertas. Tetapi, SIG
memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran pada kertas. Peta
merupakan representasi grafis dari dunia nyata, obyek-obyek yang
dipresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau map features (contohnya
adalah sungai, taman, kebun, jalan dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan
unsur-unsur berdasarkan lokasi-lokasinya. SIG menyimpan semua informasi
deksriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut didalam basis data. Kemudian,
SIG membentuk dan menyimpannya didalam tabel-tabel (relasional) dengan
demikian, atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur
peta dan sebaliknya, unsur-unsur peta juga dapat diakses melaluiatribut-
atributnya (I Wayan Eka S, 2011).

3.4.2. Kemampuan SIG


Sistem informasi geografis mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisis dan akhirnya memetakan hasilnya (I Wayan
Eka S, 2011):
1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis (spasial dan atribut)
2. Mengintegrasikan data geografis.
3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis.
4. Menyimpan atau memanggil kembali data geografis.
5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografis.
6. Mengelola, memanipulasi dan menganalisis data geografis.
7. Menghasilkan output data geografis dalam bentuk peta tematik (view dan
layout),tabel,grafik (chart) laporan, dan lainnya baik dalam bentuk
hardcopy maupun softcopy.

16 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

3.4.3. Karakteristik SIG


Beberapa karakteristik SIG, yaitu (Cita Ikhtiara, 2008):
1. Merupakan suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan
perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat
disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.
2. Melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta aplikasi terkait.
3. Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar
data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan
etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta
penerapannya.
4. Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan dengan
letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik.
5. Bukan hanya sekedar merupakan pengubahan peta konvensional
(tradisional) ke bentuk peta digital untuk kemudian disajikan
(dicetak/diperbanyak) kembali.
6. Mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan,
memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena
geografis suatu wilayah.
7. Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu
masalah. Contoh: penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan
informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan.

3.4.4. Komponen Utama SIG


Dalam merancang SIG dibutuhkan 3 komponen utama yaitu sistem
komputer, data geospatial serta pengguna. Ketiganya saling berhubungan seperti
pada gambar berikut (Cita Ikhtiara, 2008):

17 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Sistem Komputer

Data Geospatial Pengguna

Gambar 3.1. Komponen utama SIG

Sistem komputer terdiri dari hardware dan software, komponen pada


software terdiri dari program, database, dan Graphical User Interface (GUI).
Dimana perlu diketahui bahwa bagian GUI merupakan tampilan dari program
yang berinteraksi langsung dengan pengguna.Dalam berkomunikasi dan
mendapatkan informasi, GUI menjembatani program kompleks dan kumpulan
informasi dalam database yang ingin diakses dengan kemampuan seorang
pengguna yang awam.
Sedangkan hardware merupakan perangkat elektronik atau juga dapat
disebut dengan platform dimana program dan database berjalan. Hardware
dapat berupa komputer atau perangkat-perangkat elektronik bersifat mobile
seperti smartphone.
Data geospatial mengandung rujukan geografi secara langsung seperti
latitude (garis lintang), longitude (garis bujur). Kumpulan dari data geospatial
dihubungkan pada suatu sistem komputer. Sistem ini dapat mengenal informasi
yang terkandung pada data geospatial dan mengidentifikasi informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Lalu kebutuhan pengguna dapat disesuaikan dengan
data yang tersedia. Maka dapat dimunculkan data geospatial yang berhubungan.
Apabila kita melihat secara perspektif global maka ketiga data tersebut
berinteraksi pada suatu sistem yang memiliki aturan atau prosedur tertentu
dalam berhubungan satu sama lain.

18 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

3.4.5. Data SIG


Data dalam Sistem Informasi Geografis, yaitu (Muhammad Lukman,
2013):
1. Data Raster
Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/
sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Foto digital seperti areal
fotografi atau foto satelit merupakan bagian dari data raster pada peta. Pada data
raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut
sebagai pixel (picture element). Resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran
pixel-nya, semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh
sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster dihasilkan dari sistem penginderaan
jauh dan sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara
gradual seperti jenis tanah, kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster
adalah peta yang diperoleh dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto
permukaan bumi yang diperoleh dari komputer. Contoh peta raster yang diambil
dari satelit cuaca.
2. Data Vektor
Pada model data vektor, unsur geografik disajikan secara digital seperti
bentuk visualisasi/penyajian dalam peta hardcopy. Model data vektor
menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan :
a) Titik-titik.
Entity titik meliputi semua objek grafis atau geografis yang dikaitkan
dengan koordinat. Di samping koordinat-koordinat, data atau informasi yang
diasosiasikan dengan ‘titik’ tersebut juga harus disimpan untuk menunjukkan
jenis titik yang bersangkutan.
b) Garis-garis atau kurva.
Entity garis dapat didefinisikan sebagai semua unsur-unsur linier yang
dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh
dua titik koordinat atau lebih.

19 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

c) Poligon/luasan beserta atribut-atributnya.


Cara yang paling sederhana untuk merepresentasikan suatu poligon adalah
pengembangan dari cara yang digunakan untuk merepresentasikan arc yang
sederhana yaitu merepresentasikan setiap poligon sebagai sekumpulan
koordinat (x,y) yang membentuk segmen garis, dimana mempunyai titik awal
dan titik akhir segmen garis yang sama (memiliki nilai koordinat yang sama).
Data SIG pada umumnya dibagi menjadi empat kelompok, yaitu peta
umum (mengenai jalan, jalan raya, batas wilayah, sungai danau, nama-nama
tempat); data dan peta urusan perniagaan (mengenai demografi, layanan,
telekomunikasi, iklan); data dan peta lingkungan (mengenai cuaca, lingkungan
topografi, sumber daya alam); serta peta rujukan umum (rujukan peta-peta yang
bersifat umum seperti peta dunia dan negara).
Pada tiap-tiap kelompok data di atas, terdapat sumber yang beragam
tempat data didapatkan. Menurut Dhani Gumelar dalam artikelnya mengenai
data spasial, data pada peta dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber,
diantaranya adalah (Cita Ikhtiara, 2008):
1) Citra Satelit; satelit dapat merekam kondisi atau gambaran dari permukaan
bumi dengan menggunakan sensor/ kamera.
2) Peta Analog; merupakan bentuk tradisional dari data spasial, dimana data
ditampilkan dalam bentuk kertas atau film. Seiring dengan perkembangan
teknologi, peta analog dapat disimpan dalam format digital dengan
menggunakan alat scanner.
3) Foto Udara (Aerial Photographs); serupa dengan citra satelit, namun
pengambilan gambar dilakukan dari pesawat udara.
4) Data Tabular; berfungsi sebagai atribut bagi data spasial seperti data sensus
penduduk, data sosial, dan data ekonomi.
5) Data Statistik; metode pengumpulan data periodik pada tempat
pengamatan geografis. Misal data curah hujan.

20 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

6) Data Tracking; cara pengumpulan data dalam periode tertentu untuk tujuan
pemantauan atau pengamatan perubahan, contoh: kebakaran hutan,
gunung meletus, debit air sungai.

3.4.6. Perangkat dan Aplikasi SIG


SIG dapat diterapkan pada berbagai macam peralatan atau
perangkat.Contohnya adalah menggunakan perangkat mobile, seperti Global
Positioning System (GPS), yang merupakan suatu teknologi yang menggabungkan
sistem informasi geografis dengan sistem navigasi yang menggunakan
komunikasi satelit.Contoh aplikasi lainnya yang menggunakan perangkat mobile
adalah smart phone. Pada perangkat ini, implementasi SIG dapat berupa program
aplikasi GPS atau program aplikasi web based yang akan dijelaskan lebih lanjut.
Untuk aplikasi SIG yang berbasis komputer program-program yang ada
cukup beragam, yaitu Map info dan map server. Sedangkan untuk aplikasi
database terdapat beberapa aplikasi yang dapat digunakan sebagai database
seperti PostgreSQL dan MySQL (Cita Ikhitara, 2009).

3.4.7. Berbasis Web


Sistem Informasi Geografis telah berkembang dari segi keragaman
aplikasi dan juga media.Pengembangan aplikasi SIG kedepannya mengarah
kepada aplikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web SIG. Hal ini disebabkan
karena pengembangan aplikasi di lingkungan jaringan telah menunjukkan
potensi yang besar dalam kaitannya dengan informasi geografis. Sebagai contoh
adalah adanya peta online interaktif sebuah kota, yang memudahkan pengguna
dalam mencari informasi geografis terkini yang terdapat pada kota tersebut,
tanpa mengenal batas lokasi geografis pengguna.
Pada aplikasi SIG berbasis web, terdapat beberapa komponen yang saling
berinteraksi. Komponen-komponen tersebut bisa saja terdapat pada beberapa
lokasi pada jaringan. Oleh karena itu pada SIG berbasis web, diperlukan adanya

21 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

server. Arsitektur dari web SIG dapat dilihat pada gambar berikut (Denny
Charter, 2008).

Gambar 3.2. Arsitektur Global SIG Berbasis Web

Gambar diatas menunjukan arsitektur minimum sebuah sistem web SIG.


Aplikasi berada disisi client yang berkomunikasi dengan server sebagai penyedia
data yang tersedia (pada database) melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper
Text Transfer Protocol). Aplikasi seperti ini bisa dikembangkan dengan web
browser.
Komponen yang berhubungan dengan SIG yang tidak terdapat pada sisi
klien dinamakan server side GIS component. Pada sisi lain, terdapat web server
yang bertugas untuk merespon proses permintaan dari klien. Respon tersebut
dapat berupa meneruskan permintaan klien ke komponen server side SIG lainnya.
Untuk selanjutnya melakukan koneksi ke spatial database dan mengabulkan
permintaan query dari klien. Hasil query tersebut dapat dikembalikan ke
komponen server side SIG, untuk diteruskan ke web browser yang terdapat pada
sisi klien.
Dewasa ini terdapat banyak aplikasi web SIG pada jaringan internet.Hal ini
dipengaruhi oleh makin berkembangnya web programming, dan adanya peluang-
peluang komersial yang dapat dimanfaatkan. Berikut adalah beberapa contoh
web SIG atau peta online.
1. Yahoo Maps
2. Live Search Maps
3. Map Quest

22 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

4. Google Maps
5. Microsoft Virtual Earth

3.4.8. Manfaat Sistem Informasi Geografis


Fungsi SIG adalah meningkatkan kemampuan menganalisis informasi
spasial secara terpadu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. SIG
dapat memberikan informasi kepada pengambil keputusan untuk analisis dan
penerapan database keruangan.
SIG mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan.
Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan
perspektif yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan,
pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang
beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. SIG juga
mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data yang akan menjadi lebih
mudah (I Wayan Eka S, 2011).

3.5. Unified Modeling Language (UML)


Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin Unified Modeling Language (UML)
adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk
mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta
menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. UML
merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam
memodelkan system yang besar dan kompleks. UML tidak hanya digunakan
dalam proses pemodelan perangkat lunak, namun hampir dalam semua bidang
yang membutuhkan pemodelan.
Menurut Miftakhul Huda dan Bunafit Nugroho Pemodelan (modeling)
adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan pengkodean
(coding), yang diwujudkan dalam bentuk bahasa model. Model ini mampu
menggambarkan persoalan dalam beberapa sudut pandang (jenis diagram).

23 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Adapun diagram dalam UML adalah (Rosa A.S dan M. Shalahuddin, 2011):
1. Use Case Diagram
Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan
(behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah
interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat.
Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di
dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-
fungsi itu.
2. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu
diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas
sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh
sistem.
3. Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima
antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar sequence diagram maka harus
diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-
metode yang dimiliki
kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu.
4. Class Diagram
Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian
kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang
disebut atribut dan metode atau operasi.
a) Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
b) Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Dengan adanya class diagram dapat memberikan pandangan global atas
sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class-class yang ada dan relasinya satu
dengan yang lainnya. Sebuah sistem biasanya mempunyai beberapa class

24 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

diagram. Class diagram sangat membantu dalam visualisasi struktur kelas dari
suatu sistem.

3.6. Entity Relationship Diagram (ERD)


Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin pemodelan awal basis data yang
paling banyak digunakan adalah menggunakan Entity Relationshiop Diagram
(ERD). ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang
matematika. ERD adalah bentuk paling awal dalam melakukan perancangan basis
data relasional.
Berikut adalah komponen dalam ERD (Rosa A.S dan M. Shalahuddin,
2011):
a. Entitas (Entity)
Entitas (Entity) merupakan data inti yang akan disimpan. Entitas ini
merupakan tabel dalam basis data.
b. Atribut (Attribute)
Atribut (Attribute) adalah field atau kolom data yang butuh disimpan dalam
suatu entitas.
c. Relasi (Relationship)
Relasi (Relationship) merupakan penghubung antar entitas. Biasanya relasi
ini diawali dengan kata kerja.

3.7. Basis Data


Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin Sistem basis data adalah sistem
terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah
diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Pada
intinya basis data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses
dengan mudah dan cepat.
Basis data sendiri dapat diartikan dalam sejumlah sudut pandang, yaitu
(Eko Sasmito, 2010) :

25 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang


diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulanagan (redundansi) yang tidak perlu,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Kumpulan file/tabel/arsip saling berhubungan yang disimpan dalam media
penyimpanan elektronis.
Basis data memiliki prinsip utama yaitu Pengaturan data/ arsip, untuk
mendukung kemudahan dan kecepatan dalam pengolahan data. Hal penting yang
harus diperhatikan, bahwa basis data bukan hanya sekedar penyimpanan data
secara elektronik maupun non elektronik.
Tujuan utama dari pengelolaan data dalam sebuah basis data, adalah agar
kita dapat dengan mudah dan cepat. Disamping itu pula terdapat beberapa
pemanfaatan basis data untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) sebagai
berikut (Eko Sasmito, 2010):
1. Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Ini memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan
perubahan/ manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data
tersebut dengan lebih cepat dan mudah.
2. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Keterikatan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data, maka
redundansi (pengulangan) data pasti akan terjadi, ini akan mengakibatkan
bertambahnya ruang penyimpanan (space). Dengan sistem basis data hal ini
dapat diatasi dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan
membuat relasi-relasi antar kelompok data.
3. Keakuratan (Accuracy)
Pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama selain efisiensi
space, jika hal ini dilakukan dengan ketat, akan sangat berguna dalam

26 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

menekan ketidakakuratan pemasukan/ penyimpanan data dalam sebuah


basis data.
4. Ketersediaan (Availability)
Seiring dengan bertambahnya waktu, data akan mengalami penambahan
(baik jumlah maupun jenisnya), hal ini akan memerlukan ruang
penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data kita perlukan, dengan
demikian data yang sudah tidak kita perlukan dapat dilepaskan dari sistem
data utama (Off-line), baik secara penghapusan maupun memindahkannya
ke dalam sebuah media penyimpanan.
Dengan demikian apabila data kita perlukan, dapat diakses kembali.Atau
dengan pemanfaan sistem teknologi jaringan komputer (untuk kendala
geografis), data pada suatu daerah dapat kita akses (menjadi tersedia/
available) ditempat lain.
5. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat
relatif.Untuk mengakomodasi kelengkapan data yang semakin berkembang,
kita dapat menambahkan record data baik dalam bentuk penambahan objek
baru atau dengan penambahan field baru pada suatu tabel.
6. Keamanan (Security)
Aspek keamanan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam dunia
basis data. Dengan begitu kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai)
yang boleh menggunakan basis data serta objek di dalamnya dan
menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan.
7. Kebersamaan Pemakaian (Sharability)
Dalam basis data, pemakai sering kali tidak terbatas pada satu pemakai saja
atau satu lokasi saja, melainkan banyak pemakai. Basis data yang dikelola
oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan yang multiuser, akan
dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan tetap menghindari terhadap
munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi (data diubah oleh banyak

27 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

pemakai dalam saat yang bersamaan) data atau kondisi deadlock (banyak
pemakai yang saling menunggu).

3.8. MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL
(database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user,dengan
sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL sebenarnya merupakan turunan
salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query
Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk
pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian
data dikerjakan dengan mudah secara otomastis.

3.8.1. Kelebihan MySQL


MySQL memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti windows,
Linux, FreeBSD, Solaris dan lain-lain.
2. Open Source
MySQL didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi GPL
sehingga dapat digunakan cuma-cuma.
3. Multi User
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan
tanpa mengalami masalah atau konflik.
4. Performance Tuning
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam
menangani query sederhana.
5. Coloumn Types
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti integer, double,
char, text, datedan lain-lain.

28 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

6. Command and Function


MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung
perintah select dan where dalam query.
7. Security
MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask,
nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail
serta password terenkripsi.
8. Scability and Limits
MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan
jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris.
9. Connectivity
MySQL dapat melakukan koneksi dengan clients menggunakan protokol
TCP/IP, Unix socket (UNIX) atau Named Pipes (NT).
10. Localisation
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada client dengan
menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, Bahasa
Indonesia belum termasuk didalamnya.
11. Interface
MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan
bahasa pemograman dengan menggunakan fungsi API (Aplication Programming
Interface).
12. Clients and Tools
MySQL dilengkapi dengan berbagai tools yang dapat digunakan untuk
administrasi database dan pada setiap tool yang ada disertakan petunjuk online.
13. Struktur Tabel
MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER
TABLE, dibandingkan database lainnya semacam PosgreeSQL ataupun
Oracle.

29 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

3.8.2. Kelemahan MySQL


Kelemahan MySQL adalah:
1. Kelemahan MySQL adalah ‘Feature Creep’. Artinya MySQL berusaha
kompatibel dengan beberapa standard serta berusaha memenuhinya.
2. Data yang ditangani belum besar.
3. Untuk konesi ke bahasa pemrograman visual seperti VB, Delphi dan foxpro,
MySQL kurang suport. Karena koneksi ini menyebabkan field yang dibaca
harus sesuai dengan koneksi dari program visual tersebut, dan ini
menyebabkan MySQL jarang dipakai dalam program visual.

3.9. Pemetaan
Istilah pemetaan seringkali digunakan pada ilmu matematika untuk
menunjukkan proses pemindahan informasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Proses tersebut serupa dengan yang dilakukan oleh kartografer, yaitu
memindahkan informasi dari permukaan bumi ke dalam kertas. Hasil dari
pemindahan informasi tersebut dinamakan peta atau map.
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang
terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar
pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala
dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi),
karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan
ditampilkan pada peta (Cita Ikhtiara, 2008).

3.10. Citra Satelit


Produk teknologi penginderaan jauh yang sangat luar biasa adalah berupa
citra satelit dengan resolusi spasial yang tinggi, memberikan visual permukaan
bumi sangat detail. Citra Satelit merupakan suatu gambaran permukaan
bumi yang direkam oleh sensor (kamera) pada satelit penginderaan jauh yang
mengorbit bumi, dalam bentuk image (gambar) secara digital.

30 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Pemanfaatan citra satelit saat ini sudah sangat luas jangkauannya,


terutama dalam hal yang berkaitan dengan ruang spasial permukaan bumi. Di
Indonesia penerapan teknologi penginderaan jauh ini telah dilakukan masih pada
sebagian besar untuk keperluan inventarisasi potensi sumber daya alam dan
lingkungan hidup, namun intensitasnya masih sangat sedikit dan belum merata
di seluruh wilayah (MT. Nugraha).

3.11. SIG Berbasis Web dengan Google Maps


3.11.1. Pengenalan Kerja Google Maps

Google Maps adalah layanan mapping online yang disediakan oleh


google.Layanan ini dapat diakses melalui situs http://maps.google.com.Pada situs
tersebut kita dapat melihat informasi geografis pada hampir semua wilayah di
bumi. Layanan ini interaktif, karena di dalamnya peta dapat digeser sesuai
keinginan pengguna, mengubah tingkat zoom, serta mengubah tampilan peta.
Tampilan yang akan muncul pada situs Google Maps adalah sebagai berikut.

Gambar 3.3. Tampilan Google Maps

31 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Fasilitas yang terdapat pada Google Maps antara lain adalah menjelajah
peta; mencari lokasi tertentu, seperti hotel, tempat hiburan, lokasi bisnis; dan
menghitung rute dalam berkendara. Pada huruf A yang ditunjukkan pada gambar
3.3 merupakan menu yang tersedia pada Google Maps untuk menampilkan
sesuatu pada peta, misalnya jalur dan webcam. Untuk menjelajah peta secara
interaktif, gambar peta dapat digeser dengan caradrag, atau menekan tombol pan
yang ditunjukkan oleh huruf B.
Notasi huruf C menampilkan zoom yang berfungsi untuk mengubah fokus.
Terdapat 18 tingkatan zoom yang dapat dipilih dengan caramenekan tombol
plus/minus, atau dengan menggeser tombol yang terdapat di antara tanda
plus/minus. Tampilan zoom pada Google Maps dari yang paling rendah hingga
yang paling tinggi dapat dilihat pada gambar 3.4 (tertinggi) dan 3.5 (terendah).

Gambar 3.4. Zoom level tertinggi Gambar 3.5. Zoom level terendah

Google Maps menyediakan beberapa mode pada tampilan petanya. Pada


gambar berikut, dapat dilihat tampilan dengan mode map.

32 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Gambar 3.6. Map View Google Maps

Mode map merupakan bentuk peta dasar, yang didalamnya terdapat


informasi mengenai nama jalanan, sungai, danau, dan lain-lain. Salah satu menu
yang tersedia dalam Google Maps yaitu sebagai berikut.
1. Label; pada menu label akan menampilkan nama jalan, kota dan perbatasan.

Gambar 3.7. Menu Label pada Google Maps

3.11.2. Cara Kerja Google Maps


Google Maps dibuat dengan menggunakan kombinasi dari gambar peta,
database, serta obyek-obyek yang interaktif yang dibuat dengan bahasa
pemrograman HTML, Javascript dan AJAX, dan beberapa bahasa pemrograman
lainnya.

33 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Gambar-gambar peta yang muncul pada layar merupakan hasil


komunikasi dari pengguna dengan database pada web server google untuk
menampilkan gabungan dari potongan-potongan gambar yang diminta.
Keseluruhan citra yang ada diintegrasikan ke dalam suatu database pada Google
Server, yang nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan permintaan (Cita
Ikhtiara, 2008).

3.11.3. Google Maps Application Programming Interface (API)


Bahasa pemrograman dari Google Maps yang hanya terdiri dari HTML dan
Javascript, memungkinkan untuk menampilkan Google Maps di website lain.
Kostumisasi dari aplikasi ini dimungkinkan dengan disediakannya client-side
scripts dan server-side hooks.
Google Maps Application Programming Interface (API) merupakan suatu
fitur aplikasi yang dikeluarkan oleh google untuk memfasilitasi pengguna yang
ingin mengintegrasikan Google Maps ke dalam website masing-masing dengan
menampilkan data point milik sendiri. Dengan menggunakan Google Maps API,
Google Maps dapat di-embed pada website eksternal. Agar aplikasi Google Maps
dapat muncul di website tertentu, diperlukan adanya API key.API key merupakan
kode unik yang digenerasikan oleh google untuk suatu website tertentu, agar
server Google Maps dapat mengenali.Google Maps API telah menyediakan
template dasar yang dapat digunakan oleh pengguna untuk pengembangan lebih
lanjut (Cita Ikhtiara, 2008).

3.12. PHP
PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk
penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah web dan bisa digunakan
pada HTML. PHP merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor
yangmerupakan bahasa berbentuk script yang ditempatkan dalam server dan
diproses di server. Hasilnyalah yang dikirimkan di client, tempat pemakai
menggunakan browser.

34 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

PHP dirancang untuk dapat bekerja sama dengan database server dan
dibuat sedemikian rupa sehingga pembuatan dokumen HTML yang dapat
mengakses database menjadi lebih mudah. Tujuan dari bahasa scripting ini
adalah untuk membuat aplikasi dimana aplikasi tersebut yang dibangun oleh
PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya
secara keseluruhan dijalankan di server (Abdul Kadir, 2008).
Pada saat ini PHP cukup populer sebagai peranti pemrograman Web,
terutama dilingkungan linux. Walaupun demikian, PHP sebenarnya juga dapat
berfungsi pada server- server yang berbasis UNIX, Windows, dan Machintos
(Rosa A.S dan M. Shalahuddin).

3.13. Inventarisasi Data Irigasi


3.13.1. Dasar Hukum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2006 tentang Irigasi yang menyatakan bahwa pengelolaan irigasi mencakup
inventarisasi, perencanaan pengelolaan, pelaksanaan pengelolaan dan evaluasi
pelaksanaan pengelolaan data irigasi serta pemutahkiran hasil inventarisasi data
irigasi. Inventarisasi jaringan irigasi bertujuan untuk mendapatkan data jumlah,
dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh data irigasi serta data ketersediaan air,
nilai data, dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi dalam rangka
keberlanjutan sistem irigasi. Inventarisasi pendukung pengelolaan irigasi
bertujuan untuk mendapatkan data jumlah, spesifikasi, kondisi dan fungsi
pendukung pengelolaan irigasi.

3.13.2. Sistem Database untuk Perencanaan Pengelolaan Data Irigasi


Database ini disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam penyusunan rencana jangka panjang atau rencana strategis
pengelolaan data irigasi. Sementara itu, pengelolaan data irigasi itu sendiri
ditujukan untuk menjaga keberlanjutan atau sustainabilitas data-data irigasi
sehingga sistem irigasi tersebut bisa menjalankan fungsinya dalam memberikan

35 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

pelayanan kepada para pengguna irigasi sesuai dengan rancangan awalnya serta
dalam jangka waktu yang lama. Sesuai dengan tujuan tersebut diatas maka
database ini diharapkan bisa menyajikan berbagai informasi tentang data-data
irigasi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Pengguna utama dari database ini seharusnya adalah para pengambil
keputusan tentang pengelolaan data irigasi. Karena peraturan perundang-
undangan tentang irigasi yang berlaku saat ini menyatakan bahwa infrastruktur
fisik (data fisik) irigasi merupakan milik pemerintah maka dengan sendirinya
pemerintah menjadi pengambil keputusan tentang pengelolaan data fisik irigasi
tersebut. Dalam konteks otonomi daerah saat ini peran pemerintah dalam
pengambilan keputusan tentang pengelolaan data irigasi tersebut sebahagian
besar dimainkan oleh pemerintah kabupaten/kota serta sebahagian lainnya atau
dalam kondisi tertentu seperti yang diatur oleh undang-undang peran tersebut
juga dipegang oleh pemerintah provinsi dan pusat. Namun demikian, basis sistem
database yang akan disusun ini adalah kabupaten/kota dengan target pengguna
utamanya adalah pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Disamping itu, data irigasi juga meliputi data kelembagaan dan sumberdaya
manusia yang tidak hanya terdapat pada pihak pemerintah saja tetapi juga pada
tingkat petani pemakai air irigasi itu sendiri. Dengan demikian, pengambilan
keputusan tentang pengembangan kelembagaan dan sumberdaya manusia suatu
sistem irigasi bukan hanya menjadi wewenang pemerintah saja akan tetapi juga
bisa diambil oleh kelembagaan yang ada pada tingkat petani itu sendiri. Hal ini
berarti bahwa informasi tentang data kelembagaan dan sumberdaya manusia
dalam sistem database ini juga bisa dimanfaatkan oleh lembaga pengelola irigasi
pada tingkat petani.
Seperti telah disinggung diatas bahwa secara garis besarnya data irigasi
tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar sebagai berikut:
1. Data fisik, yang meliputi seluruh infrastruktur fisik irigasi mulai dari
bangunan pengambil di sungai atau sumber air sampai pada jaringan yang
mengantarkan air ke petak sawah;

36 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

2. Sumberdaya manusia, dalam hal ini sumberdaya manusia sebagai data


irigasi dibatasi hanya pada orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan
irigasi (baik pada tingkat pemerintah maupun dari tingkat petani) dan
penggunaan air irigasi;
3. Kelembagaan, yang terdiri dari kelembagaan pemerintah dan kelembagaan
petani yang terkait dengan pengelolaan irigasi;
Secara lebih rinci kegunaan database ini dalam penyusunan rencana
strategis pengelolaan data fisik irigasi adalah dalam perencanaan pekerjaan-
pekerjaan seperti berikut ini:
a. Pemeliharaan, yaitu menjaga agar data-data infrastruktur dalam kondisi
baik serta berfungsi teratur untuk memenuhi fungsi seperti yang dirancang;
b. Perbaikan besar, yaitu penggantian atau perbaikan komponen utama dari
suatu data infrastruktur;
c. Rehabilitasi, yaitu renovasi data yang ada yang kinerjanya tidak sesuai
dengan tujuan awalnya;
d. Penggantian, sebuah data yang ada yang kinerjanya tidak sesuai dengan
tujuan awalnya digantikan dengan data baru dengan karakteristik yang
sama;
e. Modernisasi, yaitu proses upgrading data yang ada untuk memenuhi
peningkatan kapasitas teknik guna memenuhi tingkat layanan yang
menjadi tujuan.
Sementara itu, untuk pengelolaan dan pengembangan sumberdaya
manusia dibidang irigasi maka rencana strategis pengelolaan data irigasi harus
pula memuat rencana-rencana yang berkaitan dengan sumberdaya manusia
seperti:
1) Assessment terhadap kapasitas sumberdaya manusia yang ada saat ini yang
merupakan basis bagi perencanaan selanjutnya;
2) Kebutuhan penambahan ataupun pengurangan staf atau petugas untuk
pengelolaan irigasi yang mencakup jumlah maupun kualifikasinya;

37 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

3) Penempatan staf atau petugas dalam upaya meningkatkan efisiensi dan


efektifitas pelaksanaan tugasnya;
4) Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia yang terlibat dalam
pengelolaan irigasi baik pada tingkat pemerintah maupun petani.

3.13.3. Daerah Irigasi


a) Kode Daerah irigasi
Merupakan kode dari daerah irigasi
b) Kode Wilayah
Merupakan kode wilayah dari daerah irigasi
c) Nama Daerah Irigasi
Merupakan nama daerah dari lokasi irigasi
d) Tahun Pembangunan
Merupakan tahun pembangunan irigasi
e) Luas Areal (Ha)
Merupakan luas areal dari daerah irigasi
f) Jenis Irigasi
Merupakan jenis irigasi yang dibangun yakni,
1) Irigasi Permukaan, umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno di
Indonesia. Tekniknya adalah dengan mengambil air dari sumbernya,
biasanya sungai, menggunakan bangunan berupa bendungan atau
pengambilan bebas. Air kemudian disalurkan ke lahan pertanian
menggunakan pipa atau selang memanfaatkan daya gravitasi,
sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih dahulu mendapat
asupan air. Penyaluran air yang demikian terjadi secara teratur dalam
‘jadwal’ dan volume yang telah ditentukan.
2) Irigasi Bawah Permukaan. Seperti namanya, jenis irigasi ini
menerapkan sistem pengairan bawah pada lapisan tanah untuk
meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar menggunakan
pipa bawah tanah atau saluran terbuka. Digerakkan oleh gaya kapiler,

38 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

lengas tanah berpindah menuju daerah akar sehingga dapat


dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan demikian, irigasi jenis ini
menyasar bagian akar dengan memberinya asupan nutrisi sehingga
dapat disalurkan ke bagian lain tumbuhan dan dapat memaksimalkan
fungsi akar menopang tumbuhan.
3) Irigasi dengan Pancaran. Dibanding dua irigasi sebelumnya, irigasi ini
terbilang lebih modern karena memang baru dikembangkan
belakangan. Caranya adalah dengan menyalurkan air dari sumbernya
ke daerah sasaran menggunakan pipa. Di lahan yang menjadi sasaran,
ujung pipa disumbat menggunakan tekanan khusus dari alat pencurah
sehingga muncul pancaran air layaknya hujan yang pertama kali
membasahi bagian atas tumbuhan kemudian bagian bawah dan
barulah bagian di dalam tanah.
4) Irigasi Pompa Air. Irigasi ini menggunakan tenaga mesin untuk
mengalirkan berbagai jenis jenis air dari sumber air, biasanya sumur,
ke lahan pertanian menggunakan pipa atau saluran. Jika sumber air
yang digunakan dalam jenis ini bisa diandalkan, artinya tidak surut
pada musim kemarau, maka kebutuhan air pada musim kemarau bisa
di-backup dengan jenis irigasi ini.
5) Irigasi Lokal, irigasi ini melakukan kerja distribusi air menggunakan
pipanisasi atau pipa yang dipasang di suatu area tertentu sehingga air
hanya akan mengalir di area tersebut saja. Seperti halnya jenis irigasi
permukaan, irigasi lokal menggunakan prinsip gravitasi sehingga
lahan yang lebih tinggi terlebih dahulu mendapat air.
6) Irigasi dengan Ember atau Timba. Irigasi jenis ini dilakukan dengan
tenaga manusia, yakni para petani yang mengairi lahannya dengan
menggunakan ember atau timba. Mereka mengangkut air dari sumber
air dengan ember atau timba kemudian menyiramnya secara manual
pada lahan pertanian yang mereka tanami. Seperti yang bisa
dibayangkan, jenis ini kurang efektif karena memakan banyak tenaga

39 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

serta menghabiskan waktu yang lama. Namun demikian, jenis yang


demikian masih menjadi pilihan sebagian petani utamanya petani di
pedesaan yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli pompa air
atau alat irigasi yang lebih efektif.
7) Irigasi Tetes. Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke
lahan pertanian menggunakan selang atau pipa yang berlubang dan
diatur dengan tekanan tertentu. Dengan pengaturan yang demikian,
air akan muncul dari pipa berbentuk tetesan dan langsung pada
bagian akar tanaman. Teknik yang demikian dimaksudkan agar air
langsung menuju ke akar sehingga tidak perlu membasahi lahan dan
mencegah terbuangnya air karena penguapan yang berlebih.
Kelebihan irigasi jenis ini di antaranya adalah efisiensi dan
penghematan air, menghindari akibat penguapan dan inflitrasi serta
sangat cocok untuk tanaman di masa-masa awal pertumbuhannya
karena dapat memaksimalkan fungsi hara bagi tanaman. Selain itu,
jenis ini juga mempercepat proses penyesuaian bibit dengan tanah
sehingga dapat menyuburkan tanaman dan menunjang keberhasilan
proses penanamannya.
g) Kelas Irigasi
Merupakan kelas air yang digunakan dalam irigasi.
1) Kelas I, dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan
konsumsilainnya
2) Kelas II, dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air,pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan mengairi tanaman
3) Kelas III, dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan dan mengairi tanaman
4) Kelas IV, dapat digunakan untuk mengairi tanaman
h) Sumber air irigasi
Merupakan sumber air yang didapatkan untuk irigasi. Sumber air dalam
irigasi dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :

40 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

1) Mata Air, yaitu air yang terdapat di dalam tanah, seperti sumur, air
artesis, dan air tanah. Air tersebut banyak mengandung zat terlarut
sehingga mineral bahan makan tanaman sangat kurang dan pada
umumnya konstan.
2) Air Sungai, yaitu air yang terdapat di atas permukaan tanah. Air
tersebut banyak mengandung lumpur yang mengandung mineral
sebagai bahan makan makanan, sehingga sangat baik untuk pemupukan
dan juga suhunya lebih rendah daripada suhu atmosfer. Air sungai ini
berasal dari dua macam sungai, yaitu sungai kecil yang debit airnya
berubah-ubah dan sungai besar.
3) Air Waduk, yaitu air yang terdapat di permukaan tanah, seperti pada
sungai. Tetapi air waduk sedikit mengandung lumpur, sedangkan zat
terlarutnya sama banyaknya dengan air sungai. Air waduk di sisni dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu waduk alami dan waduk buatan
manusia. Air waduk juga dibedakan menjadi dua macam menurut
keuntungan yang diperoleh, yaitu waduk multi purpose atau waduk
dengan keuntungan yang diperoleh lebih dari satu. Misalnya air waduk
selain untuk pertanian juga untuk perikanan, penanggulangan banjir,
pembangkit listrik dan pariwisata. Tetapi ada juga waduk yang hanya
digunakan untuk pertanian saja.Lokasi
i) Merupakan letak/ alamat dari suatu daerah irigasi.

3.13.3.1. Formulir Inventarisasi Daerah Irigasi


Untuk memudahkan pendataan daerah irigasi, berikut form survei /
pendataan Daerah Irigasi, berikut adalah formulir inventarisasi daerah irigasi

41 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Gambar 3.8. Formulir Survei Inventarisasi Daerah Irigasi

3.13.4. Bendungan Irigasi


a) Kode Daerah Irigasi
Merupakan kode daerah dari daerah irigasi
b) Kode Bendung
Merupakan kode bendung dari bendungan irigasi
c) Ukuran / Dimensi Bendung
Merupakan ukuran / Dimensi Bendung Irigasi

42 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

d) Tahun dibangun
Merupakan tahun pembangunan irigasi
e) Konstruksi bendung
Merupakan jenis konstruksi bendung. Jenis bendungan berdasarkan
konstruksinya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis.
1) Bendungan urugan adalah bendungan yang dibuat dengan menggali
material tertentu tanpa menambahkan bahan lain yang bersifat
campuran secara kimia. Terdapat tiga tipe bendungan urugan di
antaranya bendungan urugan serbasama, bendungan urugan
berlapis-lapis, serta bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air
di muka.
2) Bendungan beton ialah bendungan yang terbuat dari adukan beton,
baik menggunakan tulangan baja maupun tidak. Bendungan beton
terdiri atas bendungan beton menurut berat sendiri, bendungan
beton dengan penyangga, bendungan beton berbentuk lengkung, dan
bendungan beton kombinasi.
3) Bendungan lainnya yakni bendungan yang terbuat dari material
yang lain seperti kayu, besi, pasangan bata, dan pasangan batu.
f) Umur ekonomis
Merupakan masa manfaat dari bendungan irigasi
g) Kondisi bendung saat ini
Merupakan kondisi bendungan terkini
h) Nilai bendung saat ini
Merupakan nilai / harga bendungan terkini
i) Kinerja bendung saat ini
Merupakan fungsi dan kinerja dari saluran bendungan saat ini
j) Kebutuhan Pengelolaan
Merupakan peruntukan bendungan irigasi untuk kebutuhan pengelolaan

43 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

3.13.4.1. Formulir Inventarisasi Bendungan


Untuk memudahkan pendataan bendungan irigasi, berikut form survei /
pendataan Daerah Irigasi, berikut adalah formulir inventarisasi bendungan
irigasi.

Gambar 3.9. Formulir Survei Inventarisasi Bendungan

3.13.5. Saluran Irigasi


a) Kode Daerah Irigasi
Merupakan kode dari daerah irigasi
b) Kode saluran
Merupakan kode saluran irigasi

44 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

c) Jenis Saluran
Merupakan jenis saluran irigasi yang dibuat
d) Ukuran / dimensi
Merupakan ukuran /dimensi dari saluran irigasi
e) Tahun dibangun
Merupakan tahun saluran irigasi dibangun
f) Konstruksi saluran
Merupakan bahan pembangunan saluran irigasi
g) Umur ekonomis
Merupakan masa mafaat dari saluran irigasi
h) Kondisi saluran saat ini
Merupakan kondisi terkini dari saluran irigasi
i) Nilai saluran saat ini
Merupakan nilai / harga saluran saat ini
j) Kinerja saluran saat ini
Merupakan fungsi dan kinerja dari saluran irigasi saat ini
k) Kebutuhan Pengelolaan
Merupakan peruntukan saluran irigasi untuk kebutuhan pengelolaan

3.13.5.1. Formulir Inventarisasi Saluran Irigasi


Untuk memudahkan pendataan daerah irigasi, berikut form survei /
pendataan Daerah Irigasi, berikut adalah formulir inventarisasi daerah irigasi.

45 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Gambar 3.10. Formulir Survei Inventarisasi Saluran

3.14. Tabel Hasil Survei Data Irigasi


Data form inventarisasi Survei Data Irigasi, yaitu Daerah irigasi, Bendungan
irigasi, dan Saluran irigasi dapat dibuatkan tabel sehingga data tabel tersebut
dapat menjadi acuan dalam penginputan data irigasi. Adapun format tabel data
irigasi yaitu:

46 Laporan Akhir
PENYUSUNAN REVIEW DATABASE IRIGASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BOMBANA

Tabel 3.1. Format Tabel Data Daerah Irigasi

Lokasi Koordinat
Kode Daerah Irigasi

Luas
Kode Wilayah

Nama Areal Kelas Sumber


Jenis Tahun
No Daerah

Langitude
Air Air Irigasi

Latitude
Irigasi Pembangunan
Irigasi Kab. Kec. Desa (Ha)

Tabel 3.2. Format Tabel Bendungan Irigasi

Konstruksi Bendung Koordinat

Kondisi Bendung Saat Ini

Kinerja Bendung Saat Ini

Kebutuhan Pengelolaan
Nilai Bendung Saat Ini
Umur Ekonomis

Ukuran /
Bendungan Lainnya
Bendungan Beton

Bendungan Beton

Tahun
No. Kode Bendung Dimensi

Langitude
Latitude
Dibangun
Bendung

Tabel 3.3. Format Tabel Saluran Irigasi

Koordinat
Kondisi Saluran Saat

Kinerja Saluran Saat


Konstruksi Saluran

Umur Ekonomis

Pengelolaan
Kebutuhan

Kode Daerah Kode Jenis Ukuran / Tahun


No.
Ini

Ini

Langitude

Irigasi Saluran Saluran Dimensi Dibangun


Latitude

47 Laporan Akhir

Anda mungkin juga menyukai